• Tidak ada hasil yang ditemukan

Demokrasi dan demokratisasi docx 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Demokrasi dan demokratisasi docx 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Demokrasi ( A ), Ilmu Politik

UTS Demokrasi -

Demokratisasi

(2)

1. Makna dari transisi demokrasi

Dalam Kamus bahasa Latin, “Transisi” berasal dari kata “trans”dan“cendo”. Trans sendiri berarti di seberang, di sebelah sana, dibalik, menyebrangi, sedangkan cendo berarti melangkah ke sesuatu yang lain, berpindah. Jadi transisi berarti melangkah ke seberang, berpindah ke sebelah sana. Pengertian “Transisi” dalam kamus umum Bahasa Inggris karangan John Nt. Echols dan Hasan Shadily adalah peralihan, dari kata “transition” yang juga bisa diartikan dengan masa peralihan atau pancaroba. Apabila terminology “transition” ini digabungkan, dengan istilah “power”; maka padanan kata itu akan menjadi “power transition”yang berarti “peralihan kekuasaan”. Sedangkan jika dipadukan dengan kata demokrasi menjadi “transition to democratic” yang berarti perubahan ke demokrasi atau peralihan ke demokrasi. apabila kata “transition” itu dipadukan dengan kata “democraticy” akan menjadi “transition to democracy ” yang berarti perubahan ke demokrasi atau peralihan ke demokrasi. Yang berubah dan beralih di sini adalah suatu masa atau periode sebelum terjadinya transisi. Periode itu adalah periode sebelum beralih ke demokrasi. Nama dari periode itu adalah periode nondemokrasi, entah itu periode kekuasaan monarki absolut, kekaiseran sulstanistik, patrimonial, kediktatoran pribadi, kediktatoran militer, kediktatoran partai atau model-model lain dari rezim otoritarian. Jadi jelas bahwa defenisi transisi di sini adalah suatu masa peralihan kekuasaan dari kekuasaan otoriter ke kekuasaan demokratik atau dari sistem otoriter ke sistem demokratik1.

Menurut Samuel Huntington (1991:44), demokratisasi pada tingkatan yang sederhana mencakup (1) sebuah rezim otoriter, (2) dibangunnya sebuah rezim demokrasi, (3) konsolidasi2.

Sedangkan menurut O’Donnell, Schmitte”,dan Whitehead yang memfokuskan studi di Amerika Latin, beranggapan bahwa pembangunan di negara-negara terbelakang dengan kapitalisme barat mensyaratkan adanya stabilitas politik dengan menekan partisipasi massa dalam politik untuk mengamankan pembangunan ekonomi dan modal kapitalis mancanegara. Agen yang paling memungkinkan untuk menciptakan stabilitas politik ini adalah negara. di bawah komando militer. Oleh karena itu demokrasi, di mana peran negara menjadi begitu sentral, sementara massa

(3)

disingkirkan dari proses menurut O’Donnell pembangunan di negara-negara terbelakang bukannya mendorong politik. O’Donnellmenyebut fenomena ini sebagai Bureaucratic autliontarianism3. Sedangkan makna dari Bureaucratic autliontarianism adalah Elit dinilai penting dalam proses transisi ke rezim demokrasi tetapi kapan elit menjadi pro demokrasi dan kapan tidak, ia belum bisa menjelaskan4.

Dari beberapa pengertian diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa transisi demokrasi mengacu kepada suatu kondisi dimana sistem kekuasaan yang awalnya berhaluan otokrasi/otoritarian berproses mengarah pada suatu sistem demokrasi/ bebas dari kekuasaan mutlak yang dictator. Bentuknya bisa bermacam – macam, yang pada intinya membiarkan adanya partisipasi dan konsolidasi kekuatan politik untuk membangun Negara berbasis kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi. Disini o’donnell menyatakan bahwa peranan elit dan perangkatnya ( birokrasi, militer dlsb ) sangat penting untuk membawa Negara kearah kemajuan sistem politik/ kearah sistem politik yang sifatnya lebih terbuka. Namun akan sangat sulit dalam membaca arah sistem demokrasi tersebut apakah benar – benar mewakili kepentingan rakyat ataukah tidak. Karena dalam kenyataannya elit bisa saja tidak pro demokrasi. Adanya pernyataan o’ donnell ini berpijak pada kenyataan Negara amerika latin dan eropa utara ( yang merupakan basis sayap kiri ) yang menganut sistem totalitarian – otoritarian yang mengalami dinamika transisi rezim. Konteks Negara tersebut cenderung homogen dan dominasi elit sangat kuat, dibandingkan dengan indonesia yang menganut neopatrimonial yang cenderung heterogen, walaupun kenyataannya indonesia pernah mengalami masa – masa Bureaucratic authoritarianism pada masa pemerintahan soeharto dengan pseudo demokrasinya.

Samuel P Huntington memberikan pemaparan mengenai ciri – ciri proses transisi demokrasi 5:

a. Penguasa dalam rezim otoriter mempelopori dan memainkan peran yang menentukan dalam mengakhiri rezim tersebut sehingga mengubahnya menjadi suatu sistem yang demokratis.

b. Para pemimpin rezim otoriter memiliki kekuatan untuk menggerakkan demokratisasi di negaranya jika mereka memang ingin melakukannya.

(4)

c. Dengan demikian, transformasi mensyaratkan suatu pemerintahan yang lebih dengan tenang ke barak atau ke kehidupan pribadi mereka secara terhormat.

2. Problematika transisi demokrasi di indonesia dewasa ini dalam hal ; pembentukan sistem presidensial yang efektif, rekayasa pemilu, dan modernisasi parpol.

(5)

juga kemutlakan pemimpin sebagai pengambil keputusan dengan kepastian hukum maka sistem ini akan menjadi ambigu dalam bekerjanya karena juga melibatkan lembaga – lembaga lainnya untuk mengikuti masalah Negara.

Selain itu jika berbicara masalah pemilu dan parpol, parpol menjadi wadah/mesin politik bagi calon pemimpin eksekutif dan legislative, namun karena euphoria demokrasi yang menyebabkan parpol sangat banyak hingga saat ini sudah dipangkas menjadi hanya 14 menjadi lemah dalam hal fungsi control terhadap pemerintahan, apalagi untuk saat ini tidak ada partai yang sejatinya oposisi pemerintahan. Oposisi yang dibangun dahulunya bisa jadi hanya sebagai ‘penamaan politis’ untuk fungsi kritis terhadap kebijakan pemerintah, namun pada akhirnya oposanlah yang saat ini meraih kekuasaan. Disini juga terjadi bias fungsi parpol.

3. Perbandingan indonesia dengan Negara yang telah berhasil melalui proses transisi demokrasi.

Proses demokratisasi pada Negara – Negara seperti eropa utara dan sebagian Negara asia, cara-cara yang dipakai oleh para pemimpin politik dan publik pada tahun 1970-an d1970-an 1980-1970-an untuk mengakhiri sistem otoriter d1970-an menciptak1970-an sistem demokratis. Rezim nondemokratis yang berubah demokratis pada gelombang ketiga adalah sistem satu-partai, rezim militer, dan kediktatoran perorangan. Rezim nondemokratis ini menindas persaingan dan partisipasi. Huntington menjelaskan transisi demokratisasi gelombang ketiga ini menjadi tiga, yakni transformasi, pergantiang (replacement), dan transplacement. Transformasi terjadi ketika elite yang berkuasa mempelopori proses perwujudan demokrasi. Pergantian terjadi ketika kelompok oposisi mempelopori proses permujudan demokrasi, dan rezim otoriter tumbang atau digulingkan. Transplacement terjadi sebagai tindakan bersama kelompok pemerintah dengan kelompok oposisi. Hampir semua transisi melibatkan sejumlah negosiasi antara pemeritah dengan kelompok-kelompok oposisi. Untuk kasus kediktatoran perseorangan, penguasa cenderung kurang bersedia menyerahkan kekuasaan ketimbang rezim militer dan rezim satu-partai. Ia mencoba tetap berkuasa selama mungkin hingga ia kadang digulingkan dengan kekerasan6. Sedangkan di indonesia, relative menggunakan mekanisme procedural, multipartai, namun tetap ada actor/elit untuk memperkuat proses demokrasi. Walaupun pada

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Alkohol dan Rokok. Tayangan yang bersifat supranatural dapat menimbulkan musyrik terhadap penontonnya. Maka menanggapi hal ini ada beberapa strategi yang telah

Berdasarkan latar belakang dan prasurvey yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa kepuasan dan loyalitas pelanggan produk Body Splash Mustika Ratu di Toko Ada

Analisis multi correlation dengan Stepwise adalah salah satu metode untuk menentukan pos hujan yang paling berpengaruh dalam suatu DAS.. Hal ini bertujuan

dilakukan review artikel dengan tujuan penelitian untuk memberikan tinjauan umum terkait pembelajaran online pada masa pandemic COVID-19 di Indonesia.. Ini penting

دادققعا ىققلإ اققهميلعتب حققجتي ةققغللا ميلعت ىف ىفيظولا لخدملا بققجي و ,هققنم ةققبلطتملا ةققيقيقحلا فقققاوملا ةحجاومل ملعتملا فدققهلا هققينيع بصن اعضاو وه و

(3) Dokumen Rencana Kerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c, yang terkait dengan penyusunan dokumen Penetapan Kinerja termuat pada

saat menghadapi suatu masalah, sedangkan siswa dengan gaya kognitif. reflektif akan menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon

◦ Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai statistik pada kelompok mahasiswa ilmu komunikasi (kelompok 1) dan mahasiswa psikologi..