• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Skripsi PERBEDAAN BESAR KAPASITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resume Skripsi PERBEDAAN BESAR KAPASITAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN BESAR KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PESEPAK BOLA DENGAN PEMAIN FUTSAL

RESUME SKRIPSI

Disusun oleh: Aulia Rahma Kuntiyadi

P 27226012 171

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(2)

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pesepak bola AT Farmasi Surakarta dan pemain futsal Teknik UNS Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah pemain yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 21 orang yang terdiri dari 11 pesepak bola dan 10 pemain futsal yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari dan Februari 2016. Setiap pemain mengikuti pemeriksaan dengan menggunakan peak flow meter untuk mengetahui nilai FVC.

Subyek memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan usia, berat badan, tinggi badan dan perokok atau tidak:

1. Karakteristik subyek berdasarkan usia

Tabel 4.1 menunjukkan subyek penelitian dengan usia paling muda adalah 20 tahun dan paling tua adalah 27 tahun. Rerata usia subyek adalah 23 tahun.

(3)

2. Karakteristik subyek berdasarkan berat dan tinggi badan

Tabel 4.2 menunjukkan berat badan subyek yang paling berat adalah 104,7 kg sedangkan yang paling ringan adalah 50,8 kg. Rata-rata berat badan dari seluruh subyek adalah 73.995 kg. Tabel 4.3 menunjukkan tinggi badan subyek yang paling tinggi adalah 180 cm sedangkan yang paling rendah adalah 163 cm. Rata-rata tinggi badan dari seluruh subyek adalah 171,2 cm.

3. Karakteristik subyek berdasarkan merokok atau tidak TABEL 4.4

DISTRIBUSI SUBYEK BERDASARKAN MEROKOK ATAU TIDAK

N Perokok Prosentase Bukan

Perokok Prosentase

Sepak bola 11 5 23.81 % 6 28.57 %

Futsal 10 5 23.81 % 5 23.81 %

(4)

merokok sebanyak 11 orang yaitu 6 orang pesepak bola dan 5 orang pemain futsal.

B. Analisa Data dan Pembahasan

1. Analisis data

Uji pra syarat yaitu uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui uji statistik yang akan digunakan. Subyek pada penelitian ini berjumlah 11 orang pada kelompok pesepak bola dan 10 orang pada kelompok pemain futsal maka menggunakan uji analitik Shapiro-Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak (Dahlan, 2004). Data berdistribusi normal apabila p>0.05.

TABEL 4.5

HASIL UJI NORMALITAS DATA

N Nilai p (Shapiro-Wilk)

Sepak bola 11 0.939

Futsal 10 0.292

(5)

TABEL 4.6

HASIL UJI KOMPARASI

Sig. Sig. (2-tailed) / nilai p

FVC 0.62 0.219

Uji komparasi nilai FVC pesepak bola dengan pemain futsal dengan independent sample t-test menghasilkan nilai sig = 0.62. Karena nilainya lebih

dari 0.05 maka varians data kedua kelompok sama. Independent sample t-test juga menghasilkan nilai p = 0.219. Karena nilai p > 0.05 maka Ho diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kapasitas vital paru antara pesepak bola dengan pemain futsal.

2. Pembahasan

Kapasitas vital paru dapat meningkat dengan latihan atau berolahraga aerobik seperti berlari, berenang, bersepeda, menari dan permainan dengan bola dan/atau raket (basket, sepak bola, bulutangkis dan tenis). Jika latihan dilakukan berulang-ulang dan dengan intensitas yang cukup, maka akan meningkatkan dan mempertahankan kebugaran serta ketahanan kardiorespirasi karena efisiensi penggunaan oksigen dan energi dalam tubuh dan tercapainya fungsi pertukaran oksigen dan karbondioksida yang optimal (Giam & Teh, 1993; Wiarto, 2013).

(6)

Pada penelitian berjudul A Higher Tidal Volume May Be Used for Athletes according to Measured FVC yang dilakukan oleh Myrianthefs & Baltopoulos

(2013), dilakukan pengukuran manuver ekspirasi pada 235 orang non atlet dan 251 atlet profesional, 28 di antaranya adalah pesepak bola, untuk membuktikan hipotesa bahwa fungsi paru pada atlet lebih baik daripada non atlet. Hasil analisa dengan alat ukur spirometri menunjukkan bahwa FVC (forced vital capacity) dan FEV1 (forced expiratory volume dalam 1 detik) atlet profesional secara signifikan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada non atlet (p < 0,01). Alvarez et al (2009) menyelidiki kemampuan aerobik pemain futsal pada level kompetisi yang berbeda dalam penelitian yang berjudul Aerobic Fitness in Futsal Players of Different Competitive Level. Pemeriksaan dan pengukuran Vo2max, ventilatory threshold

dan running economy dilakukan pada pemain-pemain futsal dari tim profesional dan tim semi profesional. Penemuan utama dari penelitian ini adalah tingkat kemampuan aerobik pada pemain dari tim profesional yang telah dilatih dengan sangat baik lebih tinggi daripada pemain yang level kompetisinya lebih rendah yaitu pemain dari tim semi profesional. Masing-masing dari kedua penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kapasitas vital paru secara signifikan baik pada atlet sepak bola maupun futsal yang telah berlatih lebih lama dan intensif.

Erceg et al (2013) pada penelitian yang berjudul Differences in Pulmonary Function among Croatian Premier League Soccer and Futsal Players

(7)

komparatif dengan menggunakan independent sample t-test memperoleh nilai p < 0,01.

Namun penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan pada kapasitas paru (FVC) pemain sepak bola dengan pemain futsal namun rata-rata FVC pemain sepak bola sedikit lebih tinggi daripada pemain futsal. Hasil analisis uji hipotesis komparatif dengan menggunakan independent sample t-test memperoleh nilai p = 0,219 (p > 0,05).

Berikut adalah hasil pengukuran dan pencatatan dari kedua kelompok subyek.

TABEL 4.7

HASIL PENGUKURAN FVC PADA KEDUA KELOMPOK SUBYEK

N FVC

Tabel 4.7 menunjukkan FVC tertinggi pada 11 pesepak bola adalah 690 L/menit, terendah adalah 410 L/menit dan memiliki rata-rata 562.73 L/menit. Sedangkan FVC tertinggi pada 10 pemain futsal adalah 610 L/menit, terendah adalah 460 dan memiliki rata-rata 526 L/menit.

(8)

subyek, karakteristik berat dan tinggi badan subyek, intensitas latihan subyek dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pernapasan subyek.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Erceg et al (2003), subyek berjumlah 108 orang yang terdiri dari 52 pesepak bola dan 56 pemain futsal. Postur badan kedua kelompok subyek hampir sama dengan rerata tinggi badan pesepak bola dan pemain futsal adalah 184,8 cm dan 183,4 cm serta rerata berat badan adalah 78,6 kg dan 79,4 kg. Pemain futsal sedikit lebih tua (rerata 25,5) daripada pesepak bola (rerata 22,8) namun dengan pengalaman latihan yang lebih sedikit dibandingkan pesepak bola. Tidak ada penjelasan apakah subyek merokok atau menderita gangguan pernapasan lain.

Sedangkan pada penelitian ini subyek berjumlah 21 orang yang terdiri dari 11 pesepak bola dan 10 pemain futsal. Postur badan pemain futsal sedikit lebih besar daripada pesepak bola dengan rerata tinggi badan pesepak bola dan pemain futsal adalah 170,3 cm dan 172,4 cm serta rerata berat badan adalah 70,6 kg dan 77,5 kg. Pesepak bola sedikit lebih tua (rerata 24,4) daripada pemain futsal (rerata 21,5). Kedua kelompok subyek memiliki lama pengalaman berlatih yang hampir sama dengan tim masing-masing yaitu kurang lebih 2 tahun. Hampir separuh dari subyek (10 dari 11 orang) adalah perokok aktif tanpa keluhan pernapasan untuk saat ini.

(9)

pendek sehingga volume paru-parunya menjadi lebih besar (Davies & Moores, 2003).

Gaya hidup juga mempengaruhi kemampuan respiratori salah satunya adalah aktivitas merokok. Adanya gangguan hantaran udara pada perokok ternyata bukan merupakan efek langsung dari asap rokok tetapi akibat hiperekskresi mucus yang disebabkan oleh asap rokok (Guyatt, 1970). Proses inflamasi dapat timbul pada jaringan epitel. Epitel yang rusak akan mengalami proses regenerasi namun digantikan dengan jaringan ikat sehingga terjadi proses fibrosis. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya rasa sesak pada perokok (Santosa dkk, 2004).

Sepak bola membutuhkan kebugaran. Selama hampir 1,5 jam pertandingan, para pemain berlari rata-rata sekitar 5 mil (8 km) dengan sebagian lari cepat dan lari-lari kecil cepat (Salim, 2008). Futsal memang amat mirip sepak bola, namun pada futsal pemain harus terus bergerak karena lapangan lebih kecil untuk menyerang lawan dan mempertahankan gawang agar tidak kebobolan (Murhananto, 2008).

C. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian

(10)

tidak mengatur frekuensi dan dosis latihan subyek sehingga pengukuran yang dilakukan adalah hanya kondisi saat ini.

(11)

Álvarez, J. C. B., D'ottavio, S., Vera, J. G., & Castagna, C., 2009; Aerobic Fitness in Futsal Players of Different Competitive Level; Journal of Strength and Conditioning Research, 23(7), hal. 2163-2166

Dahlan, M. Sopiyudin, 2004; Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan; cetakan 1, Arkans, Jakarta

Davies A. & Moores, C., 2003; The Respiratory System Basic Science and Clinical Conditions; First published, Elsevier Science, Philadelphia, hal 66-67, hal. 158-159

Erceg, M., Grgantov, Z., Rada, A., & Milic, M., 2013; Differences in Pulmonary Function among Croatian Premier League Soccer and Futsal Players; Indian Journal of Research, 2, 236-238

Giam, C. K. & Teh, K. C., 1993; Ilmu Kedokteran Olahraga; cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 13

Guyatt, 1970; Relationship of Airway Conductance and Immediate Change on Smoking Habits and Symptoms of Chronic Bronchitis; Am Rev Respir Dis 101, hal 49-50

Murhananto, 2008; Dasar-dasar Permainan Futsal; cetakan keempat, Kawan Pustaka, Jakarta Selatan, hal. 1-4

Myrianthefs, P. & Baltopoulos, G., 2013; A Higher Tidal Volume May Be Used fot Athletes according to Measured FVC; The Scientific World Journal, vol. 2013

Salim, Agus, 2008; Seri Olahraga: Buku Pintar Sepakbola; cetakan pertama, Penerbit Nuansa, Bandung

Santosa, S., Purwito, J., Widjaja, J., 2004; Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Perokok dan Bukan Perokok; Jurnal Kesehatan Maranatha, vol. 3 no. 2, hal. 59-69

Sharkey, B. J., 2003; Kebugaran dan Kesehatan; cetakan pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Gambar

TABEL 4.1
TABEL 4.4
TABEL 4.7HASIL PENGUKURAN FVC PADA KEDUA KELOMPOK SUBYEK

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis narasi berdasarkan teks wawancara adalah kemampuan seseorang yang berusaha menceritakan atau menggambarkan

B “mubeng beteng” khasanah budaya dan pariwisata caos dahar tarik minat

Upacara wiwitan sebenarnya tidak rumit // tinggal siapkan “uborampe” seperti kembang wiwitan / sedekah makanan berupa nasi dengan lauk gereh, telur rebus dan lauk gereh //

This research aim to evaluate territorial water condition in pool of Tanjung Emas Harbour Semarang using polution index method with parameter pH, turbidity, DO, temperature,

Deskripsi Materi, perlatihan, atau contoh yang disajikan melalui wacana, teks, gambar, dan ilustrasi dapat melahirkan kesadaran berpikir peserta didik untuk

a) Bahan hukum primer: bahan hukum yang mengikat dan terdiri atas norma-norma dasar, misalnya: Mahkamah Konstitusi, Ketetapan Majelis Perwakilan Rakyat, peraturan

Suatu daerah yang kulturnya petani, bahasanya akan berbeda dengan bahasa yang kulturnya pengusaha, begitupun orang yang terlibat dalam post tradisional dengan

1) Kompetitif (competitive) : tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial misalnya, memerintah, memintah, menuntut dan memohon.. 2) Menyenangkan (covinvial) : tujuan ilokusi