• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sastra Dan Budaya populer dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sastra Dan Budaya populer dalam "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Mencerna Sastra Dan Budaya

(Muthola’ah Makna Sastra dan Budaya Dalam Kehidupan)

Oleh: Irpan Ilmi (Al Abu Ilmi)

Kata sastra berasal dari bahasa sansekerta ‘sas’ dan ‘tra. ‘Sas’ berarti mengajar, mengarahkan, dan memberi petunjuk. Adapun ‘tra’ berarti sarana atau alat. Jika kita tarik kesimpulan, maka sastra berarti alat untuk memberikan petunjuk, mengajar, dan mengarahkan pada hal-hal yang baik.

Mengolah kata dan tulisan merupakan objek dalam sastra. Didukung oleh kreativitas dan imajinasi, manusia akan mampu menghasilkan sebuah karya sastra. Bahkan dengan daya kreativitas dan imajinasinya yang luar biasa tersebut, manusia mampu mengolah sebatang pohon menjadi ribuan bahkan milyaran kertas, pensil, bahan bangunan, dan lain sebagainya.

Sastra yang berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan ide dan pemikiran, mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Kenapa? Karena hampir seluruh aktivitas manusia tidak lepas dari penggunaan bahasa, baik bahasa tulisan maupun bahasa lisan. Interaksi antar individu dengan individu yang lain pun menggunakan bahasa, khususnya bahasa lisan. Bahasa lisan adalah tahap awal dalam pertumbuhan dan perkembangan kesusastraan, seperti dongeng dan nasihat-nasihat yang terkumpul dalam cerita-cerita rakyat. Kemudian dongeng dan nasihat itu diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut sang kakek hingga kelak suatu hari cerita itu akan hilang menjadi sejarah yang tak terbukukan. Oleh karena itu, lahirlah sastra tulis sebagai saksi sejarah bahwa peradaban kala itu pernah ada, dan estapeta sejarah dari suatu kejadian akan terus menjadi cerita yang manis pada kurun berikutnya tanpa kehilangan subtansi yang pernah ada.

(2)

tetap di bawah aturan dialektika peristiwa dan makna. Lebih dari itu, dialektika dibuat semakin jelas dalam tulisan.

Ir. Soekarno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah bangsanya.” Maksudnya, estapeta sejarah takkan sampai pada generasi selanjutnya tanpa sebuah perantara. Disinilah peran sebuah tulisan dalam menyampaikan sejarah jika diukur dari kapasitas otak manusia untuk mengingat suatu kejadian. Meskipun disadari, satu kejadian itu akan terhapus ketika ada kejadian lain menurut persepsi yang berbeda. Semakin tua manusia, semakin lemah daya ingatnya untuk mengingat suatu kejadian, dan pada akhirnya sejarah itu hilang bersama hilangnya sejarawan yang terlibat dalam kejadian tersebut.

Al-Quran telah menuliskan sejarah peradaban manusia semenjak manusia pertama kali menginjakan kakinya di bumi ini. Hal ini merupakan bukti nyata kalau sastra tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, untuk menghidupkan manusia itu sendiri dengan cara menceritakannya lewat tutur kata sebuah tulisan.

Sastra berfungsi untuk melegitimasi berbagai aspek kultural yang dihasilkan melalui interaksi sesama manusia, manusia dengan Tuhan, hingga manusia dengan alam. Tanpa bahasa kehidupan ini tidak ada. Sehingga pada akhirnya kita mengenal bahasa yang berbeda karena kultur yang berbeda, atau kultur yang berbeda karena bahasa yang berbeda. Bahasa manusia pada Tuhannya dikenal dengan istilah doa, manusia denga manusia dikenal dengan bahasa ajakan, manusia dengan alam dikenal dengan bahasa renungan. Suatu daerah yang kulturnya petani, bahasanya akan berbeda dengan bahasa yang kulturnya pengusaha, begitupun orang yang terlibat dalam post tradisional dengan orang yang asumsinya lebih pada post modern, tentunya obejktifitas dari penggunanaan bahasa dan sastranya jelas berbeda.

(3)

pengetahuan yang keseluruhan digunakan untuk tujuan-tujuan positif. Disini kita akan menemukan titik temu dari kebudayaan dan sastra, yaitu bentuk pararel dalam menciptakan serta mengarahkan suatu peradaban pada tingkat yang lebih baik dengan akal dan budi pekerti yang luhur. Berdasarkan penjelasan di atas kebudayaan dan sastra berkaitan melalui beberapa ciri:

1. Karya sastra adalah puncak-puncak kebudayaan manusia, sebagai peradaban.

2. Sebagai karya seni, baik lisan maupun tulisan, karya sastra adalah hasil kreativitas kebudayaan dengan kualitas imajinatif.

3. Dikaitkan dengan aspek jasmaniah dan rohaniah, karya sastra berfungsi untuk memberikan kepuasan terhadap aspek-aspek rohaniah.

4. Cara-cara yang dilakukan oleh karya sastra secara keseluruhan bersifat tak langsung.

5. Tujuan karya sastra dan karya seni pada umumnya bersifat positif.

Dari Sabang sampai Merauke, bangsa Indonesia membentangkan berjuta budaya dan bahasa. Ini bukan lagi hitungan jari yang kadang tersengkal karena keterbatasannya, atau sebatas kabar burung yang kadang kabur terbawa angin. Melainkan bukti sebuah ungkapan yang bersumber dari bahasa yang tak kenal batasan tempat, ruang, dan waktu. Adakalanya untuk memahami kebudayaan suatu masyarakat perlu memahami karya sastranya. Intinya karya sastra adalah cerminan masyarakat tertentu. Jika kita ingin memahami kebudayaannya kita perlu memahami sastranya, atau sebaliknya jika kita ingin memahami sastranya kita perlu memahami kebudayannya. Dibawah ini kita akan menganalisis sastra dan kebudayaan di pulau Jawa bersama-sama.

“Cing cangkeling, manuk cingkleung cinetren, blos ka kolong bapak satar buleundeng.”

(4)

“lir-ilir, lir ilir// tandure wis sumilir// tak ijo royo-royo tak sungguh temanten anyar// cah angon-cah angon penakno blimbing kuwi// lunyu-lunyu penakno kanggo mbasuh dodotiro// dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir// dondomono jlumotono kanggo sebo mengko sore// mumpung padhang rembulane mumpung kembar kalangane// yo surako… surak hiyo.” Lagu Sunan Kalijaga ini berisi nasihat. Makna ‘hijau’ adalah Islam. Pembawanya, bukan jendral atau panglima, melainkan “cah angon’ alias anak gembala, seseorang yang memperhatikan gembalanya dengan seksama. Cah angon itu harus naik ke atas pohon belimbing--buah berbentuk seperti bintang—yang melambangkan Rukun Islam yang harus dilakukan meski licin dan banyak rintangan. Seperti apapun cobaan yang dilewati tatkala hidup ini, haruslah tetap berpegang teguh pada agama islam, sebagai pedoman diri sendiri, dan sebagai petunjuk untuk diajarkan, dan mengarahkan bagi umat manusia yang lainnya. (Sudarsono, 2010: xi-xii).

Jika kita analisis syair-syair diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan Islam di pulau Jawa sangatlah kental. Ditandai dengan banyaknya artifact, socifact dan menifact seperti pendidikan pesantren yang mengajarkan ilmu keislaman, masjid tempat peribadatan, dan wali songo di pulau Jawa yang melahirkan adat ketimuran yaitu rempuh timpuh (ramah tamah) pada sesama, hirup sa uyunan sa ayunan (hidup bersamaan saling bersanding), dan lain sebagainya. Simpulnya dominasi sastra telah ada mulai jaman dahulu sampai sekarang.

__________________________________________________________________________________________

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT, atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Paparan Karbon Monoksida

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di

Out of total appropriation of US$23.9 million, an amount of US$0.27 million was spent as cash expenditure while an amount of US$9.68 million was committed/obligated making

T ujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara penggunaan metode inkuiri dengan metode konvensional pada siswa kelas III SDN Mlowo

Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan

(Dana ini digunakan untuk LEMBAGA PENELITIAN) 6 Neng Hannah, M.Ag UIN Sunan Gunung Djati - Bandung Peran Mubalighoh Dalam Pemberdayaan Perempuan. Eni Zulaiha, M.Ag Korban

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI BAHASA PERANCIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu