• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMPULAN ABSTRAK HASIL PENELITIAN BPHPS KUOK 2007-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KUMPULAN ABSTRAK HASIL PENELITIAN BPHPS KUOK 2007-2010"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN ABSTRAK

HASIL PENELITIAN BPHPS KUOK

2007-2010

Tim Penyusun :

Meilastiti M Wijaya, S. Hut

Yani Hidayah, S.E

(2)

Penyusun:

Meilastiti M.W, S.Hut Yani Hidayah, S.E

Tri Hastuti Swandayani, M.Si

Design Cover & Tata Letak:

Tri Hastuti Swandayani, M.Si

ISBN : 978-602-19138-1-3

Dipublikasikan

Kementerian Kehutanan

(3)

KATA PENGANTAR

Kumpulan abstrak hasil-hasil penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat (BPHPS) Kuok periode tahun 2007-2010 disusun dengan tujuan memudahkan para peneliti maupun pengguna non peneliti dalam mencari referensi informasi hasil penelitian di bidang tanaman penghasil serat untuk pulp dan kertas.

Artikel lengkap dapat diperoleh di masing-masing publikasi yang memuatnya dan dapat menghubungi kami jika kesulitan untuk mendapatkannya.

Semoga buku kumpulan abstrak ini dapat berguna dalam kegiatan penelitian maupun kegiatan bermanfaat positif lainnya.

Kuok, Mei 2011

(4)
(5)

DAFTAR ISI

NO

JUDUL

HAL

2007

1 PENGARUH UKURAN DIAMETER STEK BATANG

Hopea odorata Roxb DARI KEBUN PANGKAS TERHADAP KEMAMPUAN BERTUNAS, BERAKAR, DAN DAYA HIDUPNYA (Effects of Stem Cutting Size of Diameter Hopea odorata ROXB at Hedge Orchard to their Shooting, Rooting and Survival Rate Ability)

Hidayat, Asep; Henti Hendalastuti dan Edi Nurohman

1

2 ANALISA EKONOMI PENGUSAHAAN SUTERA ALAM PADA SKALA RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI DI SUMATERA BARAT DAN SUMATERA UTARA

Rochmayanto, Yanto dan Soenarno

3

3 EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PEMANFAATAN LIMBAH PAKAN PADA BUDI DAYA SUTERA ALAM SKALA RUMAH TANGGA

Rochmayanto, Yanto; Syofia Rahmayanti dan Tateng Sasmita

4

4 KAJIAN KARAKTERISTIK TANAH PADA TEGAKAN JENIS TANAMAN CEPAT TUMBUH (Study of Soil Characteristic at Fast Growing Species Stand)

Suhartati

(6)

NO

JUDUL

HAL

5 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA WPM DAN BAP PADA PERTUMBUHAN BIBIT JATI (Tectona grandis L.) DENGAN PERBANYAKAN SECARA INVITRO*) (The Effect of Media Composition of Invitro Teak (Tectona grandis L.) Propagation)

Suhartati dan Nursyamsi

8

6 APLIKASI BAHAN ORGANIK SEBAGAI MEDIA PADA PEMBIBITAN EBONI (Diospyros celebica BAkh.) (The Application of Organic Matter as Medium of Cultivation of Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Seedlings)

Suhartati dan Misto

10

7 PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP VIABILITAS BENIH SENGON BUTOH (Enterolobium cyclocarpum Griseb) (The effect of Pre treatment on the Viability of Sengon Butoh (Enterolobium cyclocarpum

Griseb) Seeds)

Suhartati

12

8 PENGARUH BERBAGAI JENIS MATERIAL BOKASHI SEBAGAI MEDIA PEMBIBITAN GMELINA (Gmelina arborea Roxb) (The Effect of Various Material Type of KUALITAS AIR SECARA ALAMI (Study on The Role of Reservoirs as Naturally Water QualityController)

Supangat, Agung B. dan Paimin

(7)

NO

JUDUL

HAL

2008

1 KONTRIBUSI HUTAN SEBAGAI ROSOT KARBONDIOKSIDA (Contribution Of Forest As Carbondioxide Sink)

Junaedi, Ahmad

21

2 BEBERAPA JENIS POHON ALTERNATIF UNTUK DIKEMBANGKAN DI LAHAN GAMBUT HTI-PULP

Junaedi, Ahmad ; Suhartati & Agus Winarsih

22

3 BEBERAPA JENIS HAMA POTENSIAL YANG MENYERANG TANAMAN Acacia spp.

Pribadi, Avry

23

4 BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) SEBAGAI JENIS ALTERNATIF TANAMAN PENGHASIL PULP (Binuang

(Octomeles sumatrana Miq.) as an Alternative Tree Species for Pulp)

Rahmayanti, Syofia

24

5 PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PEMELIHARAAN ULAT SUTERA TERHADAP PRODUKSI DAUN MURBEI (Effect of Silkworm Farming Waste Application on Mulberry Leaf Production)

Rahmayanti, Syofia

26

6 TEKNIK SILVIKULTUR KHUSUS UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS

Rochmayanto, Yanto dan Ahmad Junaedi

(8)

NO

JUDUL

HAL

7 ASPEK EKONOMI SISTEM KOFFCO MENUJU ALIH TEKNOLOGI KE SEKTOR SWASTA KEHUTANAN (Economic Aspect of Koffco system for Supporting Tranfer of Technology to Forestry Private Sector)

Rochmayanto, Yanto

28

8 KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU (The Compatibility of Site Index of Several Tree Species Forest at The Open Peat land To Experimented Plots on Lubuk Sakat, Riau)

Ruby, Kamindar

29

9 ANALISIS EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HTI PULP PADA BERBAGAI ROTASI TEBANG

Sudarmalik

30

10 SILVIKULTUR HUTAN TANAMAN KAYU PULP (Forest Sylviculture of Tree Species for Pulp)

Suhartati, Syofia Rahmayanti, Yanto Rohmayanto, Sudarmalik, Rahayu Supriadi, Yuslinda Adhariyanti, Ahmad Junaedi, Kamindar Ruby, Nina Mindawati, Rina Bogidarmanti, Achmad Syaffari Kosasih, Aris Sudomo

31

11 APLIKASI INOKULUM EM-4 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) (Application of EM-4 Inoculum and Its Effects on Growth of Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen))

(9)

NO

JUDUL

HAL

12 PENGARUH BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN PENDUGAAN LIMPASAN DAN HASIL SEDIMEN PADA SUB DAS KAWASAN HUTAN PINUS DI GOMBONG, JAWA TENGAH: STUDI PENDAHULUAN

(The Application of ANSWERS Model to Predict Sediment Yield and Runoff at Pine Forest Sub Watershed in Gombong, Central Java: The Preliminary Study)

Supangat, Agung B. dan Sukresno

38

2009

1 DIMENSI SERAT DAN NILAI TURUNANNYA DARI TUJUH JENIS KAYU ASAL PROPINSI JAMBI (Fiber Dimension and Their Derived Values of Seven Wood Species from Jambi Province)

Aprianis, Yeni dan Syofia Rahmayanti

43

2 POTENSI, PRODUKTIVITAS DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH A.Crassicarpa DI LAHAN GAMBUT

Aprianis, Yeni; Agung B. Supangat; Afriko don Barata dan Eko Sutrisno

45

3 KETERSEDIAAN UNSUR HARA PADA BAGIAN TEGAKAN

Aprianis, Yeni dan Agung B. Supangat

(10)

NO

JUDUL

HAL

4 STATUS KESUBURAN TANAH GAMBUT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN Acacia crassicarpa: Studi Kasus di HPHTI PT. Arara Abadi, Riau

Aprianis, Yeni dan Agung B. Supangat

47

5 MASYARAKAT YANG TINGGAL DI DAERAH RAWAN LONGSOR: INTERPRETASI DAN STRATEGI ADAPTASI (Studi Kasus: Desa Purwoharjo, Kec. Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo) (People who live on the land slide area: interpretation and adaptation strategy ( A Case Study: Purwoharjo Village, Samigaluh Sub District, Kulonprogo District)

Donie, Syahrul

48

6 PRODUKTIVITAS KEBUN PANGKAS DIPTEROCARPACEAE SEBAGAI SUMBER BAHAN STEK (Productivity of Dipterocarpaceae Hedge Orchard As Cutting Material Resources)

Hidayat, Asep (ARKOBA) DARI LIMBAH PENYULINGAN NILAM

(Manufacturing Bioactive Charcoal-Compost from Patchouli Distillation Wastes)

Junaedi, Ahmad; Ahmad Rojidin dan Eko Sutrisno

52

9 STUDI AWAL PERTUMBUHAN JABON (Anthocephalus cadamba Miq.) DI HTI-PULP LAHAN MINERAL DAN

(11)

NO

JUDUL

HAL

10 POTENSI HUTAN TANAMAN SEBAGAI MEDIA BUDIDAYA LEBAH MADU

Purnomo dan Agus Winarsih

55

11 PRIVATE FOREST MANAGEMENT TO SUPPORT THE PULP INDUSTRIES’S NEED FOR RAW MATERIAL OF WOOD, OPPORTUNITIES AND CHALLENGES (A CASE IN RIAU PROVINCE)

Rahayu, Supriadi dan Syahrul Donie

56

12 JENIS-JENIS TANAMAN LOKAL POTENSIAL SEBAGAI BAHAN BAKU PULP

Rahmayanti, Syofia; Suhartati dan Yeni Aprianis

58

13 PENGURANGAN EMISI KARBON PROVINSI RIAU DALAM MENDUKUNG RENCANA PENYIAPAN REDD INDONESIA

Rohmayanto, Yanto dan Ahmad Rojidin

59

14 TEKNIK SILVIKULTUR PADA ROTASI II DAN SETERUSNYA

Sudarmalik

61

15 PERAN HUTAN TANAMAN Eucalyptus pellita DALAM MENGATUR TATA AIR WILAYAH

Supangat, Agung B. ; Ahmad Junaedi dan Kosasih

62

16 STUDI PENELUSURAN PERJALANAN AIR BANJIR DI SUNGAI BENGAWAN SOLO (Studi on Flood Tracking in Bengawan Solo River)

Supangat, Agung B. dan Sutresno

(12)

NO

JUDUL

HAL

17 KESEIMBANGAN TATA AIR SEBAGAI BASIS PERENCANAAN WILAYAH: STUDI KASUS DI SUBDAS CISAREA (Water Resources Balance as Base

Supangat, Agung B. Dan Ahmad Junaedi

69

2010

1 KUALITAS DUA JENIS MAHANG SEBAGAI BAHAN BAKU PULP ALTERNATIF (Quality of two species mahang as altenative raw material for pulp)

Aprianis, Yeni dan Syofia Rahmayanti

73

Hendalastuti R., Henti; Atok Subiakto; Iskandar Z. Siregar, dan Supriyanto

76

4 PEMANFAATAN LIMBAH PELEPAH SAWIT SEBAGAI BAHAN ARANG UNTUK PEMBUATAN

(13)

NO

JUDUL

HAL

5 KUALITAS FISIK BIBIT MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula Miq.) ASAL STEK PUCUK PADA TIGA TINGKAT UMUR

(The Physical Quality of Shorea leprosula Miq. Seedling from Shoot Cutting at Three Age Different Levels of Age)

Junaedi, Ahmad ; Asep HidayatdanDodi Frianto

79

6 UJI ASAL SUMBER BIBIT NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH.) DI PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT

Junaedi, Ahmad dan Asep Hidayat

81

7 SIFAT KAYU GERONGGANG SEBAGAI JENIS

PULPABLE ALTERNATIVE PADA LAHAN GAMBUT

Junaedi, Ahmad dan Yeni Aprianis

83

8 PERTUMBUHAN DAN MUTU FISIK BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq.) DI POLIBAG DAN POLITUB (Growth and physic Quality of Jabon (Anthocephalus cadamba) Miq. Seedling on polybag and polytube)

Junaedi, Ahmad

84

9 KAJIAN KIMIA GAHARU HASIL INOKULASI Fusarium sp. PADA Aquilaria microcarpa (Study on Agarwood Chemical Yielded from Fusarium sp. Inoculation at Aquilaria microcarpa)

Novriyanti Eka, Erdy Santoso, Irnayuli R. Sitepu dan Maman Turjaman

86

10 PERAN VEGETASI GULMA PADA TEGAKAN Acacia crassicarpa di LAHAN GAMBUT

Pribadi, Avry

(14)

NO

JUDUL

HAL

11 Serangan Hama dan Tingkat Kerusakan Daun Akibat Hama

Defoliator pada Tegakan Jabon ( Anthocephalus cadamba

Miq.)

Pribadi, Avry

89

12 PELUANG PENGEMBANGAN PERLEBAHAN DI AREAL HUTAN TANAMAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI RIAU

Purnomo

91

13 TINGKAT KERENTANAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM (DI DAS KAMPAR)

Rochmayanto, Yanto; Tri Hastuti Swandayani; Ahmad Junaedi; Agus Wahyudi

92

14 DETERMINATION OF BASE PRICE FOR REDD COMPENSATION ON THE PULPWOOD INDUSTRIAL PLANTATION AND PEATSWAMP FOREST

Rochmayanto, Yanto ; Dudung Darusman, Teddy Rusolono 94

15 PENINGKATAN KANDUNGAN KARBON DAN POTENSI EKONOMI REDD+ PADA AGROFORESTRY SAWIT GAHARU

Rochmayanto, Yanto

96

16 PENINGKATAN KANDUNGAN KARBON DAN POTENSI EKONOMI REDD+ PADA AGROFORESTRY SAWIT-MERANTI

Rochmayanto, Yanto

(15)

NO

JUDUL

HAL

17 PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI

PULP (The Change of Carbon Stock and It’s Economic

Value on Peatswamp Forest Conversion towards Pulpwood Industrial Plantation Forest

Rochmayanto, Yanto; Dudung Darusman dan Teddy Rusolono

100

17 PENGARUH DOSIS ARANG DAN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU DI LAHAN KELAPA SAWIT PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU DI AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Suhartati

106

20 KERENTANAN HIDROLOGIS TANAH ULTISOLS UNTUK BUDIDAYA TANAMAN SAWIT DI PROPINSI RIAU

Supangat, Agung B. dan Syofia Rahmayanti

107

21 EVALUASI PEMANFAATAN TATA RUANG SEBAGAI DASAR PENATAAN KAWASAN HUTAN DALAM DAS (Evaluation of Spatial Land Use As a Base for Forest Area Arrangement in a Watershed)

Supangat, Agung B. dan Dewi R. Indrawati

(16)

NO

JUDUL

HAL

22 STUDI INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI KELAS UMUR TEGAKAN JATI (Tectona Grandis L.) DI CEPU (Study of Soil Infiltration at Various Age Classes of Teak (Tectona Grandis L.) Stands in Cepu)

Supangat, Agung B. dan Pamungkas B. Putra

(17)
(18)
(19)

Hidayat, Asep; Henti Hendalastuti dan Edi Nurohman

PENGARUH UKURAN DIAMETER STEK BATANG Hopea odorata Roxb DARI KEBUN PANGKAS TERHADAP KEMAMPUAN BERTUNAS, BERAKAR, DAN DAYA HIDUPNYA (Effects of Stem Cutting Size of Diameter Hopea odorata ROXB at Hedge Orchard to their Shooting, Rooting and Survival Rate Ability)

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV No. 1 Tahun 2007; Halaman 1-12

ABSTRACT

This research was conducted to know the effect of diameter

class of Hopea odorata Roxb.’s cutting source to their

shooting, rooting, and survival rate ability. Cutting source is divided by class diameter and each class diameter was analyzed to know which can produce the most productive and qualified cutting. Research showed that class diameter of cutting source significantly influenced shoot formation, shoot length and number of cutting materials produced. The highest shooting ability was resulted from cutting source on class diameter of IV (0.78-0.94 cm) and V (0.95-1.11 cm) as much 63% and 60%. Rooting ability and survival rate at acclimatization stage could reach up to 90% for all class diameter of cutting source.

Key words : Hopea odorata Roxb., hedge orchard, cutting, rooting ability, survival rate ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya pengaruh kelas diameter sumber bahan

(20)

membentuk tunas, berakar, dan daya hidup stek. Tanaman sumber bahan stek (ortet) dibagi berdasarkan kelas diameter dan masing-masing kelas diameter dianalisis untuk melihat kelas diameter ortet yang paling produktif menghasilkan stek berkualitas. Asil penelitian menunjukkan bahwa kelas diameter ortet berpengaruh sangat nyata terhadap pembentukan jumlah tunas, panjang tunas, dan bahan stek yang dihasilkan. Kemampuan bertunas tertinggi adalah bahan stek asal kelas diameter ortet IV (0,78-0,94 cm) dan V (0,95-1,11 cm) dengan nilai 63% dan 60%. Kemampuan berakar dan daya hidup bahan stek dari semua kelas diameter ortet di atas 90%.

(21)

Rochmayanto, Yanto dan Soenarno

ANALISA EKONOMI PENGUSAHAAN SUTERA ALAM PADA SKALA RUMAH TANGGA DAN INDUSTRI DI SUMATERA BARAT DAN SUMATERA UTARA

Info Sosial Ekonomi Vo. 8 No. 3, September 2007

ABSTRAK

Sutera alam pada skala rumah tangga dan industri di

Sumatera Barat dan Sumatera Utara mengalami

kebangkrutan sejak 4 tahun terakhir. Kondisi ini harus ditelaah faktor penyebabnya untuk memulihkan kembali produktivitasnya. Diduga penyebab utamanya adalah manajemen poduksi yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengevaluasi status kelayakan usaha sutera alam pada skala rumah tangga dan industri, (2) mengetahui skala usaha minimum, dan (3) mengetahui masa pengembalian investasi. Analisis dilakukan dengan BeR,NPV, IRR, BEP dan Pay Back Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusahaan sutera alam pada skala

rumah tangga layak dikembangkan, sedangkan

pengusahaan sutera alam pada skala industri tidak layak untuk dikembangkan. Pada harga dasar benang sutera Rp. 220.000,-/kg BEP rata-rata berada pada jumlah ulat 27 box/tahun, dengan pengembalian investasi akan diperoleh selama 2,01 tahun. Untuk mendukung hal tersebut, maka industri rumah tangga lebih baik dikerjakan melalui pola kemitraan dengan industri garmen dan pengrajin tenun.

(22)

Rochmayanto, Yanto; Syofia Rahmayanti dan Tateng Sasmita

EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PEMANFAATAN LIMBAH PAKAN PADA BUDI DAYA SUTERA ALAM SKALA RUMAH TANGGA

Info Sosial Ekonomi Vo. 8 No. 3, September 2007

ABSTRAK

(23)

pendapatan petani sutera alam disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) pemanfaatan limbah pakan tidak disarankan karena menyebabkan inefisiensi proses produksi, (2) pada tahap awal pemulihan sentra produksi sebaiknya petani melakukan budi daya di atas BEP (27 box per tahun), dan (3) perlu dikaji kemungkinan pola budi daya sutera alam terpadu dengan peternakan dan pertanian agar dapat saling menambah nilai penerimaan dan memberikan peluang siklus pemanfaatan limbah yang lebih luas.

(24)

Suhartati

KAJIAN KARAKTERISTIK TANAH PADA TEGAKAN JENIS TANAMAN CEPAT TUMBUH (Study of Soil Characteristic at Fast Growing Species Stand)

Info Hutan Vol. IV, No. 4, Tahun 2007 ; Halaman 361-369

ABSTRACT

Variety of plantation growths can be triggered by genetic and physiology of plant factors, availability level and compatibility of environmental factors. The most important environmental factor that influence on plantation growth are soil characteristics, especially its soil nutrients. This research was aimed to gather soil characteristics data under several forest stands with the same age, but their growth range varied at the same area of plantation. The results showed that growth rate of fast growing species such as leda (Eucalyptus deglupta Blume), mangium (Acacia mangium Wild), and sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) in HTI Gowa-Maros area were not much influenced by soil physics except soil texture of the area. Growth of those three species were much influenced by soil chemical characteristics, especially soil acidity (pH) and availability of phosphor (P) and Potassium (K). The difference between content of organic matter (OM) and cation exchange capacity (CEC) value was shown on soil profile. Its value was higher on the topsoil profile than subsoil.

(25)

ABSTRAK

Keragaman pertumbuhan tanaman dapat disebabkan oleh faktor genetik dan fisiologis tanaman, tingkat ketersediaan dan kesesuaian faktor-faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan proses pertumbuhan tanaman adalah karakteristik tanah terutama status haranya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik tanah pada beberapa jenis tegakan yang berumur sama, namun laju pertumbuhannya beragam dalam suatu areal penanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tegakan jenis cepat tumbuh seperti leda (Eucalyptus deglupta Blume), mangium (Acacia mangium Willd), dan sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) pada areal HTI Gowa-Maros tidak banyak dipengaruhi oleh sifat fisik tanah kecuali tekstur. Pertumbuhan ketiga jenis tanaman tersebut banyak dipengaruhi oleh sifat kimia tanah, terutama kemasaman tanah (pH) dan ketersediaan unsur phosphor (P) dan Kalium (K), sedangkan kandungan bahan organik (BO) dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) perbedaannya nampak pada lapisan profil tanah, yaitu nilainya lebih tinggi pada lapisan tanah bagian atas dibanding bagian bawah.

(26)

Suhartati dan Nursyamsi

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA WPM DAN BAP PADA PERTUMBUHAN BIBIT JATI (Tectona grandis L.) DENGAN PERBANYAKAN SECARA INVITRO*) (The Effect of Media Composition of Invitro Teak (Tectona grandis L.) Propagation)

Info Hutan Vol. IV, No. 4, Tahun 2007 ; Halaman 379-384

ABSTRACT

This research aims to know effects of various media compositions on propagation of teak by invitro or tissue culture techniques. An expected result of this research was a determined the best media composition for propagation of teak by invitro. This research used Complete Random Design (CRD) consisted of 6 treatments, each treatment had 9 replications. Results of the experiment showed that : the est media composition to growth teak planlet was WPM + 2.50 ppm BAP media. It yielded 6-7 shoots in average,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media WPM (Woody Plant Medium) dan BAP (Benzyl Amino Purin) terhadap pertumbuhan bibit

(27)

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan, setiap perlakuan ada 9 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi media yang terbaik untuk pertunasan pada planlet jati yaitu media WPM +2,50 ppm BAP, yaitu menghasilkan rata-rata 6-7 tunas, tinggi tunas 5,6 cm, dengan waktu bertunas 11 hari.

(28)

Suhartati dan Misto

APLIKASI BAHAN ORGANIK SEBAGAI MEDIA PADA PEMBIBITAN EBONI (Diospyros celebica BAkh.) (The Application of Organic Matter as Medium of Cultivation of Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Seedlings)

Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol.4 No.3, Oktober Tahun 2007 ; Halaman 165-173

ABSTRACT

(29)

ABSTRAK

Kayu eboni tergolong kayu mewah yang sangat dibutuhkan untuk berbagai kegunaan, akibatnya populasinya semakin berkurang, dan termasuk spesies yang dilindungi, dan menjadi salah satu jenis pohon langka. Untuk pelestarian spesies eboni tersebut, perlu pengkajian mengenai aspek teknik pembudidayaan, konservasi, dan sifat ekologinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan organik yaitu serbuk arang dan mikroba simbiotik, terhadap pertumbuhan bibit eboni di persemaian. Penelitian ini dianalisis secara pola petak terpisah dengan Rancangan Acak Kelompok, faktor pertama adalah persentase arang dan faktor kedua adalah inokulasi mikroba simbiotik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa yang menghasilkan

pertumbuhan yang terbaik adalah inokulum dari tanah di bawah pohon induk eboni yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi 21,60% dan jumlah daun 60%. Penggunaan serbuk arang sebagai campuran media pembibitan eboni dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi

sebesar 14,36% dan ditemukan mikroba jenis Gigaspora

dan Glomus.

(30)

Suhartati

PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP VIABILITAS BENIH SENGON BUTOH (Enterolobium cyclocarpum Griseb) (The effect of Pre treatment on the Viability of Sengon Butoh (Enterolobium cyclocarpum Griseb) Seeds

Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol.4 Suplemen No.1, Desember 2007

ABSTRACT

(31)

ABSTRAK

Perlakuan awal pada benih sengon butoh bertujuan untuk mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan nilai viabilitas benih. Nilai viabilitas benih berkaitan dengan banyaknya benih yang berkecambah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, faktor pertama adalah perendaman benih selama 1 jam, 4 jam, dan 8 jam, sedangkan factor kedua adalah suhu air

rendaman : 25º C, 50º C, 75º C, and 100º C.. Hasil

penelitianini menunjukkan bahwa perenadaman selama 4-8

jam pada suhu awal air rendaman 100º C, menghasilkan

viabilitas benih yang lebih baik yaitu sebesar 70-90%. Benih yang diskarifikasi dengan merendam air pada suhu awal 100º C, menghasilkan pertumbuhan tinggi 47,01 cm dan diameter batang 2,80 mm pada umur tiga bulan di persemaian, dan indeks mutu bibit memenuhi standar yang telah ditentukan.

(32)

Suhartati dan Syofia Rahmayanti

PENGARUH BERBAGAI JENIS MATERIAL BOKASHI SEBAGAI MEDIA PEMBIBITAN GMELINA (Gmelina arborea Roxb) (The Effect of Various Material Type conducted in PT. Inhutani I Gowa nursery, Gowa District, South Sulawesi. This research use the Completely Randomized Design ( CRD) with the factorial analysis. First factor is type bokashi: stubble, rice husk, and weeds, and second factor is percentage bokashi: 20 %; 40 %; and 60 bokashi rice husk, that is yield the heigh growth 45,16 cm, diameter 5,40 mm, and leaf number 19 piece for gmelina seedling on three months age in the nursery.

(33)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis material bokashi dan persentase bokashi yang terbaik sebagai campuran media untuk pertumbuhan bibit gmelina di persemaian. Penelitian dilaksanakan di persemaian PT. Inhutani I Gowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan analisis faktorial. Faktor pertama adalah jenis material bokashi: jerami; sekam; kirinyu; dan faktor kedua adalah persentase bokashi: 20 %; 40 %; dan 60 %. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit tanaman, diameter batang, dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis material bokashi yang terbaik adalah bokashi sekam, disusul bokashi kirinyu dan jerami. Persentase bokashi yang lebih efisien digunakan sebagai media pembibitan gmelina adalah 40% bokashi. Interaksi perlakuan yang memberikan hasil pertumbuhan yang optimal adalah penggunaan 40% bokashi sekam, yaitu menghasilkan pertumbuhan tinggi 45,16 cm, diameter 5,40 mm, dan jumlah daun sebanyak 19 helai, pada bibit gmelina umur tiga bulan di persemaian.

(34)

Supangat, Agung B. dan Paimin

KAJIAN PERAN WADUK SEBAGAI PENGENDALI KUALITAS AIR SECARA ALAMI (Study on The Role of Reservoirs as Naturally Water Quality Controller)

Jurnal Geografi Universitas Muhamadiyah Surakarta, Vol.: 21, No. 2, Desember 2007

ABSTRACT

In Indonesia it was identified that there were much of polluted stream flow which cause improper consumed water. One of the rivers which has low of water qualities is Citarum River, West Java. However, along the Citarum river, there were built three reservoir dams (Saguling, Cirata and Jatiluhur) that can control the condition of river water regime. Research was conducted in Citarum watershed to determine the role of those reservoirs on water quality control. Seven stations along the river were selected as observation posts of water samples. Based on the observation results it was indicated that water pollutants within Citarum river was very high. However, those pollutants could be purified or reduced by those reservoirs, hence water discharge from the reservoirs has better quality. In the future, deposition of those pollutants within the dam may has negative environment impact. Therefore, to sustain that function of the dam, comprehensive efforts on reducing pollutants from the catchment area is urgently required.

(35)

ABSTRAK

Di Indonesia telah teridentifikasi banyaknya bahan pencemar yang terkandung dalam aliran air sungai sehingga tidak layak untuk dikonsumsi lagi. Sungai Citarum yang menjadi urat nadi pertanian di beberapa kabupaten di Jawa Barat kondisinya cukup memprihatinkan, karena rendahnya kualitas airnya. Namun, di sepanjang aliran sungai Citarum telah dibangun tiga waduk (Saguling, Cirata, dan Jatiluhur) yang dapat berperan dalam mengendalikan kondisi tata air sungai. Untuk mengetahui fungsi waduk sebagai pengendali kualitas air dilakukan penelitian dengan melakukan pemantauan kualitas air pada tujuh titik di sepanjang sungai Citarum dari hulu sampai hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasokan bahan polutan ke sungai Citarum dari hulu sampai hilir cukup tinggi sehingga melampaui ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Tetapi tiga waduk yang dibangun di sepanjang aliran sungai Citarum mampu mengendalikan kualitas air sungai Citarum sehingga kandungan bahan polutan yang keluar dari waduk mengalami penurunan. Adanya deposisi bahan polutan di dalam waduk perlu diwaspadai kemungkinan di masa mendatang terjadi dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi waduk secara berkelanjutan disarankan upaya pengendalian limbah secara komprehensif dari seluruh sumber bahan pencemar di daerah tangkapan air Citarum.

(36)
(37)
(38)
(39)

Junaedi, Ahmad

KONTRIBUSI HUTAN SEBAGAI ROSOT KARBONDIOKSIDA (CONTRIBUTION OF FOREST AS CARBONDIOXIDE SINK)

Info Hutan Vol.V, No.1, Tahun 2008 ; Halaman 1-7

ABSTRAK

Karbondioksida (CO2) dianggap sebagai gas rumah kaca

(GRK) utama karena memiliki laju pertambahan emisi yang tinggi, waktu tinggal di atmosfer yang lama, dan tingginya emisi yang berasal dari sektor industri.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan pada beberapa jenis hutan tanaman, hutan berperan menyerap

CO2 dalam jumlah yang besar. Potensi CO2 yang mampu

diserap oleh hutan tanaman dari jenis Eucalyptus grandis, Acacia mangium, meranti, dan jati berturut-turut adalah

31,948 ton/CO2/ha; 30,100 ton/CO2/ha; 18,640 ton/CO2/ha;

dan 5,800 ton/CO2/ha.

Dengan peran tersebut, adanya kondisi hutan yang terjaga

akan mampu menjaga konsentrasi CO2 di atmosfer tetap

stabil. Hal ini berarti pula beberapa bencana alm yang sering dihubungkan dengan fenomena gas rumah kaca dan perubahan iklim global akan dapat dicegah.

(40)

Junaedi, Ahmad ; Suhartati & Agus Winarsih

BEBERAPA JENIS POHON ALTERNATIF UNTUK DIKEMBANGKAN DI LAHAN GAMBUT HTI-PULP

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman tanggal 19 Desember 2008 di Bogor

ABSTRAK

Pencarian jenis pohon alternatif merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi dan

mengantisipasi permasalahan menurunnya performa A.

crassicarpa di lahan gambut hutan tanaman industri pulp (HTI-pulp). Berdasarkan kepada sifat pertumbuhan dan kayunya beberapa jenis pohon dapat dijadikan alternative untuk dikembangkan di lahan gambut HTI-pulp. Jenis-jenis

pohon tersebut adalah geronggang (Cratoxylon

arborescens), mahang putih (Macaranga hypoleuca),

terentang (Campnosperma auriculata), sesendok

(Endospermum malaccense), Perupuk (Lophopetalum

javanicum) dan pulai rawa (Alstonia pneumatophora).

Untuk sampai pada tahap pengembangan, kajian silvikultur jenis-jenis tersebut perlu terlebih dahulu dilakukan.

(41)

Pribadi, Avry

BEBERAPA JENIS HAMA POTENSIAL YANG MENYERANG TANAMAN Acacia spp.

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman tanggal 19 Desember 2008 di Bogor ; Halaman 339-350

ABSTRAK

Masalah kerusakan hutan Acacia spp. (A.mangium, A. crassicarpa, dan A. auriculiformis) akibat serangan hama saat ini merupakan salah satu factor pembatas dalam pengembangan hutan tanaman. Hal ini terjadi karena perubahan ekosistem hutan alam yang kompleks menjadi ekosistem hutan tanman yang sederhana (monokultur). Hama Acacia spp. Terdiri dari berbagai jenis binatang antara lain serangga, burung dan mamalia. Selain merupakan kelompok yang dominant, serangga juga mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan mempunyai kemampuan berkembang biak yang tinggi sehingga populasinya cepat meningkat. Untuk mengambil tindakan pengendalian hama secara tepat efektif dan efisien diperlukan pengetahuan tentang jenis hama dan ekobiologinya.

(42)

Rahmayanti, Syofia

BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) SEBAGAI JENIS ALTERNATIF TANAMAN PENGHASIL PULP (Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) as an Alternative Tree Species for Pulp)

Mitra Hutan Tanaman Vol. 3 No. 2., Juli 2008

SUMMARY

Binuang( Octomeles sumatrana Miq.) constituting

Indonesian original tree one is being developed as one of alternative type for producer plant forest fiber who can be bred vegetatively via stek sprout. Raw material that have tall specific gravity (specific gravity>0,70) in a general way need stricter brew condition as compared to wood that have low specific gravity (specific gravity <0,49) or medium (specific gravity 0,50 – 0,70). Binuang has low specific gravity (0,33), elongated fiber, thin walled fiber with broad lumen, containing cellulose (49,1%) and pentosan (14 - 24%) one that tall, meanwhile lignin's content (23 - 32%), ekstraktif (0%) and low ash (1,1 - 1,5%). Binuang's thus comprises on first quality class (I) bases wood chemical component its for pulp's raw material paper and with low

specific gravity binuang needs easier brew condition for it’s

pulp makings. Base on it therefore binuang accomplish quality criterion a timbered type would be convenient as pulp's raw material to paper.

RINGKASAN

(43)

dapat dibiakkan secara vegetatif melalui stek pucuk. Bahan baku yang mempunyai berat jenis tinggi (berat jenis>0,70) pada umumnya membutuhkan kondisi pemasakan yang lebih keras dibandingkan dengan kayu yang mempunyai berat jenis rendah (berat jenis <0,49) atau sedang (berat jenis 0,50-0,70). Binuang mempunyai berat jenis rendah (0,33), serat panjang, serat berdinding tipis dengan lumen lebar, mengandung selulosa (49,1%) dan pentosan (14-24%) yang tinggi, sedangkan kandungan lignin (23-32%), ekstraktif (0%) dan abu rendah (1,1-1,5%). Dengan demikian binuang termasuk pada kelas kualitas I berdasarkan komponen kimia kayunya untuk bahan baku pulp kertas dan dengan berat jenis yang rendah binuang membutuhkan kondisi pemasakan yang lebih mudah untuk pembuatan pulpnya. Berdasarkan hal ini maka binuang memenuhi kriteria kualitas suatu jenis kayu yang cocok sebagai bahan baku pulp untuk kertas.

(44)

Rahmayanti, Syofia

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PEMELIHARAAN ULAT SUTERA TERHADAP PRODUKSI DAUN MURBEI (Effect of Silkworm Farming Waste Application on Mulberry Leaf Production)

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam ; Vol. V No. 5, Tahun 2008 ; Halaman 451-459

ABSTRAK

(45)

Rochmayanto, Yanto dan Ahmad Junaedi

TEKNIK SILVIKULTUR KHUSUS UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman tanggal 19 Desember 2008 di Bogor

ABSTRAK

Dalam rangka memperoleh dan mengembangkan jenis-jenis alternatif untuk menunjang kegiatan pembangunan HTI Pulp serta meningkatkan produktivitas tanaman, maka kegiatan inventarisasi sebaran dan persyaratan tempat tumbuh serta penerapan teknik silvikultur yang tepat sangat diperlukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan penelitian di lapang dengan menggunakan berbagai jarak tanam dan sistem pemulsaan tanah. Kegiatan pemeliharaan dilakukan berupa penyiangan, pemeliharaan dari hama dan penyakit, dan pemupukan (Urea, NPK dan pupuk organik). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jabon (Anthocephalus cadamba) yang ditanam di lapangan dengan menggunakan jarak tanam 2 x 3 m berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 12 (bulan setelah tanam). Sedangkan pemberian mulsa pada saat penanaman ternyata tidak memberikan pengaruh yang efektif terhadap pertumbuhan tinggi tanaman.

(46)

Rochmayanto, Yanto

ASPEK EKONOMI SISTEM KOFFCO MENUJU ALIH TEKNOLOGI KE SEKTOR SWASTA KEHUTANAN (Economic Aspect of Koffco system for Supporting Tranfer of

Technology to Forestry Private Sector)

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam : Vol.V No.3, Tahun 2008 ; Halaman 277-287

ABSTRAK

Kajian aspek ekonomi sistem Koffco relevan untuk mendukung alih teknologi perbanyakan massal ke pengguna lembaga penyedia bibit komersial.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang besarnya harga jual bibit sistem Koffco yang tepat dan mengetahui status kelayakan investasi sistem Koffco sebagai unit usaha pembibitan. Analisis data untuk penetapan harga jual menggunakan metode mark up pricing on cost dan target pricing, sedangkan perhitungan kelayakan

ekonomi menggunakan NPV, BCR, IRR, BEP, dan Pay Back

Period. Hasil kajian menunjukkan harga jual bibit produksi sistem

Koffco dapat dibentuk pada harga Rp. 2.500,- per batang agar memiliki resiliensi tinggi. Pada harga jual Rp. 2.500,- per batang, sistem Koffco layak digunakan untuk pengusahaan pembibitan dalam kapasitas produksi 33.750 batang/ tahun, dengan NPV sebesar Rp. 27.058.705,- dan BCR sebesar 1,10 serta masa pengembalian investasi akan diperoleh selama 1,23 tahun. Sistem Koffco cocok diterapkan untuk usaha pembibitan jenis-jenis yang sulit perbanyakan generatifnya dan ditujukan secara khusus untuk penyediaan bibit unggul.

(47)

Ruby, Kamindar

KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU (The Compatibility of Site Index of Several Tree Species Forest at The Open Peat land To Experimented Plots on Lubuk Sakat, Riau)

Info hutan : Vol.V, No. 2, Tahun 2008 ; Halaman 135-140

ABSTRAK

Kesesuaian tapak suatu jenis tanaman pada lahan gambut terbuka dipengaruhi banyak faktor, salah satu faktor adalah kesuburan tanah. Penelitian ini tujuan adalah untuk mengetahui indeks kesesuaian pertumbuhan beberapa jenis cepat tumbuh seperti Alstonia sp., Calamus sp., dan jenis lambat tumbuh seperti Gonystylus sp.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen tumbuh jenis Calamus sp dan Alstonia sp. satu tahun setelah penanaman masing-masing adalah 85 persen dan 80 persen, sedangkan untuk Gonystylus sp. hanya 44 persen. Pertumbuhan tinggi rata-rata untuk dua jenis pertama adalah 180 cm (Calamus sp.), dan 175 m (Alstonia sp.), sedangkan Gonystylus sp. hanya mencapai 46 cm. Dari ketiga jenis ini, dua jenis yaitu Calamus sp dan Alstonia sp. mempunyai kesesuaian tapak yang lebih baik pada lahan gambut terbuka dibandingkan dengan jenis Gonystylus sp.

(48)

Sudarmalik

ANALISIS EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HTI PULP PADA BERBAGAI ROTASI TEBANG

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman tanggal 19 Desember 2008 di Bogor

ABSTRAK

Makin terbatasnya kemampuan hutan alam menyediakan bahan baku kayu bagi industri dan lambatnya perkembangan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) telah mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan peningkatan percepatan pembangunan HTI pulp. Salah satu jenis tanaman yang memiliki prospek cukup baik adalah Acacia crassicarpa yang berdaur pendek, produktivitasnya cukup besar dan cocok dikembangkan dalam pembangunan HTI. Namun demikian, karakteristik ekonomi jenis ini perlu diketahui mengingat terdapat perbedaan tingkat kesuburan lahan pada berbagai rotasi tebang yang menyebabkan perbedaan biaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan daur ekonomi jenis Acacia crassicarpa pada berbagai rotasi tebang, dan kendala lapangan program Corporate Social Responsibility oleh perusahaan yang melakukan pembangunan HTI pulp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HTI Acacia crassicarpa layak dilaksanakan baik pada rotasi pertama dan kedua tetapi memasuki rotasi kedua dan seterusnya terjadi penurunan tingkat kelayakan. Penurunan tingkat kelayakan tersebut diikuti dengan penurunan daur ekonomis HTI Acacia crassicarpa.

(49)

Suhartati3), Syofia Rahmayanti3), Yanto Rohmayanto3), Sudarmalik3), Rahayu Supriadi3), Yuslinda Adhariyanti3), Ahmad Junaedi3) dan Kamindar Ruby3) Nina Mindawati1),

Rina Bogidarmanti1), Achmad Syaffari Kosasih1), Aris

Sudomo2),

SILVIKULTUR HUTAN TANAMAN KAYU PULP (Forest Sylviculture of Tree Species for Pulp)

Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman, 19 Desember 2008

RINGKASAN

Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) kayu serat atau HTI Pulp memegang peran yang strategis dalam menunjang pengembangan industri pulp dan kertas, karena besarnya ketergantungan industri ini pada kayu. Saat ini bahan baku utama pembuatan pulp dan kertas berasal dari kayu, karena kayu mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan bahan pulp lainnya, yaitu memiliki rendemen yang tinggi, kandungan lignin yang rendah serta kekuatan pulp dan kertas yang tinggi.

Beberapa jenis kayu yang saat ini digunakan sebagai sumber bahan baku pulp yaitu Acacia spp., Eucalyptus spp.,

Gmelina arborea, dan Pinus merkusii. Beberapa

(50)

sebagai bahan baku pulp dan telah dikuasai teknik silvikulturnya.

Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan untuk melengkapi informasi dasar mengenai jenis-jenis alternative tersebut antara lain: inventarisasi sebaran dan potensi

jenis-jenis alternatif, teknik silvikultur (pembibitan,

penanaman dan pemeliharaan), teknik silvikultur khusus untuk manipulasi lingkungan, teknik silvikultur pada rotasi II, pembangunan demplot jenis-jenis alternatif dan kajian ekonomi dan finansial pembangunan HTI Pulp.

Beberapa jenis alternative yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pulp antara lain benuang bini (Octomeles sumatrana), mahang (Macaranga sp.), tisuk (Hibiscus macrophyllus), manglid (Manglieta glauca), jabon (Anthocephalus cadamba), mindi (Melia azedarach), alnus (Alnus nepalensis).

(51)

Suhartati

APLIKASI INOKULUM EM-4 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) (Application of EM-4 Inoculum and Its Effects on Growth of Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen))

Jurnal Penelitian Huatan danKonservasi Alam : Vol. V No. 1, tahun 2008 ; Halaman 55-65

ABSTRAK

Media pembibitan yang diaplikasikan dengan inokulum mikroba diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang lama fermentasi inokulum EM-4 yang terbaik untuk pertumbuhan bibit tanaman sengon di persemaian.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-September 2006, di lokasi persemaian Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima perlakuan lama waktu fermentasi yaitu : F0 = tanpa fermentasi (kontrol); F1 = fermentasi selama 3 hari; F2 = fermentasi selama 6 hari; F3 = fermentasi selama 9 hari; F4 = fermentasi selama 12 hari. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan bibit tanaman, meliputi tinggi, diameter batang, dan jumlah daun.

(52)

yang tidak difermentasi menunjukkan pertumbuhan yang agak lambat dibanding dengan media yang difermentasi.

(53)

Supangat, Agung B.

PENGARUH BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN

(54)

and domestic wastes within the river may have negative impacts to the environment. Therefore, to sustain and maintain the water quality of the river, comprehensive efforts on reducing pollutants from the catchment area are urgently required. They are such as the reforestation around the settlements, improving the recharge area of agricultural wastes and controlling the domestic pollutants.

Key words : River water quality, pine forest area, land uses, pollutants

ABSTRAK

Permasalahan kelangkaan air bersih di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas air yang tersedia. Banyak aliran sungai yang telah tercemar dan tidak layak lagi dikonsumsi untuk berbagai kebutuhan, bahkan air sungai dari dalam kawasan hutan pun disinyalir telah banyak terkontaminasi zat pencemar. Kondisi kualitas air sungai yang berasal dari kawasan hutan sangat erat kaitannya dengan kondisi penggunaan lahan yang ada serta pengaruhnya terhadap kualitas air sungai. Penelitian yang

dilakukan di kawasan hutan Pinus merkusii Jungh. et de

(55)

lahan dalam sub DAS menyebabkan kondisi kualitas air sungai yang semakin buruk, terutama akibat adanya

aktivitas pertanian dan pemukiman. Untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas air sungai secara berkelanjutan disarankan upaya penghijauan terutama di sekitar pemukiman, pengaturan resapan air bekas limbah di areal pertanian serta pengendalian limbah rumah tangga secara komprehensif dari seluruh sumber bahan pencemar di sekitar daerah aliran sungai.

(56)

Supangat, Agung B. dan Sukresno

PENERAPAN MODEL ANSWERS UNTUK PENDUGAAN LIMPASAN DAN HASIL SEDIMEN PADA SUB DAS KAWASAN HUTAN PINUS DI GOMBONG, JAWA TENGAH: STUDI PENDAHULUAN (The Application of ANSWERS Model to Predict Sediment Yield and Runoff at Pine Forest Sub Watershed in Gombong, Central Java: The Preliminary Study)

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. V No.5, Tahun 2008 ; halaman 409-422

ABSTRACT

(57)

erosion was 10.12 ton/ha; and actual soil erosion was 6.09 ton/ha. The result indicates that the ANSWER model is not yet applicable for watershed management planning simulation. Before using the simulation of this model, it is suggested to add more paired data of rainfall event and stream flow. Afterwards, this model could be performed for a second time. Due to high rainfall distribution in the research area, it is essential to add more rain gauge stations in order to increase rainfall data accuracy. Finally, this result is still a preliminary study for further implementation and simulation of the model.

Keywords: ANSWERS model, Pine Forest, Sediment Yield, Direct Runoff, Watershed Management

ABSTRAK

Perencanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia saat ini masih menggunakan pendekatan model USLE (Universal Soil Loss Equation) dalam penilaian kekritisan lahan. Kelemahan model ini adalah hanya mampu

memperkirakan besaran erosi, dan kurang

memperhitungkan kondisi hidrologis secara detail. Oleh karenanya, diperlukan jenis model hidrologi lain yang dapat diterapkan secara lebih tepat dan akurat untuk menutupi kelemahan model yang ada, seperti model ANSWERS (Areal

Nonpoint Source Watershed Environment Response

(58)

berbeda nyata, namun memiliki selisih yang cukup besar. Sub DAS Watujali menunjukkan besarnya nilai Q-prd 576,0 mm; Q-act 494,5 mm; Besarnya erosi tanah perkiraan (E-prd) 1,21 ton/ha; dan erosi tanah aktual (E-act) 2,95 ton/ha. Di Sub DAS Silengkong menunjukkan besarnya Q-prd 938,4 mm; Q-act 845,4 mm; erosi tanah prediksi 10,12 ton/ha; erosi tanah actual sebesar 6,09 ton/ha. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa model ANSWERS belum

dapat memberikan informasi yang akurat dalam

perencanaan pengelolaan DAS. Sebelum dilakukan simulasi, disarankan adanya penambahan pasangan data kejadian hujan dan aliran untuk menjalankan model, sehingga hasil kalibrasi dan verifikasi model lebih sempurna. Dalam rangka mengeliminasi pengaruh distribusi curah hujan, disarankan untuk menambah stasiun curah hujan sehingga dapat meningkatkan akurasi data. Sebagai penutup, studi ini baru merupakan studi awal dalam rangka implementasi model ANSWERS untuk simulasi perencanaan pengelolaan DAS.

(59)
(60)
(61)

Aprianis, Yeni dan Syofia Rahmayanti

DIMENSI SERAT DAN NILAI TURUNANNYA DARI TUJUH JENIS KAYU ASAL PROPINSI JAMBI (Fiber Dimension and Their Derived Values of Seven Wood Species from Jambi Province)

Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research) Vol. 27 No.1, Maret 2009 ; Halaman 11-20

ABSTRACT

This experiment looked into fiber dimensions and their derived values of seven particular Indonesian wood species in their possible uses as alternative woods for pulp and paper industry. Fiber dimensions as observed through maceration on wood sample of those species covered fiber length, fiber diameter, lumen diameter and fiber-wall thickness. Meanwhile, their derived values as scrutinized were Runkell ratio, Muhlsteph ratio, felting power, rigidity coefficient, and flexibility ratio. Those seven wood species were brought in from Pelepat village, Muaro Bungo District, Jambi Province.

sumatrana, Macaranga hypoleuca and M.pruinosa.

(62)

Keywords : Seven Indonesian wood species, Jambi Province, fiber dimensions and their derived values, fiber quality, pulp and paper

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mencermati dimensi serat dan turunannya dari tujuh jenis kayu Indonesia dihubungkan dengan kemungkinan penggunaannya sebagai kayu alternatif untuk industri pulp dan kertas. Dimensi serat diamati melalui maserasi pada sampel kayu jenis-jenis tersebut yang meliputi panjang serat, diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding sel. Sementara itu, nilai

turunannya yang diteliti adalah bilangan Runkell,

perbandingan Muhlsteph, daya tenun, koefisien kekakuan dan perbandingan fleksibilitas. Ketujuh jenis kayu diambil dari Desa Baru Pelepat, Kabupaten Muaro Bungo, Propinsi Jambi.

Data hasil pengamatan dimensi serat dan nilai turunannya dibandingkan dengan standar kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dimensi serat dan nilai turunannya dari ketujuh jenis kayu alternatif tersebut memenuhi kriteria karakteristik serat untuk pulp/ kertas dengan kelas kualitas serat I dan II. Kelas kualitas serat I diperoleh jenis Octomeles sumatrana, Macaranga hypoleuca

dan M. pruinosa. Sementara itu, jenis yang termasuk kelas

II adalah M. gigantea, M. tanarius, M. conifera dan

Anthocephalus cadamba.

(63)

Aprianis, Yeni ; Agung B. Supangat ; Afriko Don Barata dan Eko Sutrisno

POTENSI, PRODUKTIVITAS DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH A.Crassicarpa DI LAHAN GAMBUT

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Dinamika hara dalam pengusahaan Hutan Tanaman Industri menyebabkan adanya kehilangan unsur-unsur hara karena pengkonversian hutan alam menjadi hutan tanaman. Untuk

mempertahankan kesuburan tanah perlu adanya

penambahan hara ke tanah salah satunya adalah melalui dekomposisi serasah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi, produktivitas, laju dekomposisi serasah dan kandungan hara serasah di bawah tegakan A. crassicarpa pada rotasi ke-2 umur 1 dan 2 tahun di PT. Arara Abadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi serasah 17,40 ton/ ha umur 1 tahun, 15,74 ton/ ha umur 2 tahun, produktivitas serasah untuk umur 1 tahun sebesar 7,28 ton/ ha dan umur 2 tahun sebesar 5,84 ton/ ha dengan laju dekomposisi 0,283%/ hari dan 0,267%/ hari umur 2 tahun.

(64)

Aprianis, Yeni dan Agung B. Supangat

KETERSEDIAAN UNSUR HARA PADA BAGIAN TEGAKAN

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan kandungan hara dalam tanah, sehingga hara yang masuk ke dalam tanaman baik secara aktif maupun pasif dari suatu proses siklus hara menjadi sangat penting. Makalah ini menyajikan siklus hara dalam pengertian sederhana (input-output hara) untuk mengetahui berapa hara yang disumbangkan pada lahan dan berapa yang akan dikeluarkan dari lahan. Dari hasil pertelaan input-output, terlihat bahwa unsur hara N mengalami defisit paling besar, diikuti unsur K, Mg, Fe, P dan Ca yang paling kecil. Hal tersebut terjadi hampir sama antara tanaman A.crassicarpa umur 1 dan 2 tahun

(65)

Aprianis, Yeni dan Agung B. Supangat

STATUS KESUBURAN TANAH GAMBUT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN Acacia crassicarpa: Studi Kasus di HPHTI PT. Arara Abadi, Riau

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Salah satu dampak dari kegiatan pembangunan hutan tanaman dalam skala luas adalah adanya isu lingkungan terkait kesuburan tanah yang berkurang akibat penanaman jenis-jenis cepat tumbuh (fast growing species) di lahan marjinal. Pemiskinan hara dikhawatirkan akan semakin besar pada saat tanaman memasuki rotasi kedua dan seterusnya. Penelitian dilakukan di lahan gambut pada jenis A.crassicarpa umur 1 dan 2 tahun pada rotasi kedua, melalui analisis sifat fisik dan kimia tanah. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis tanah gambut di lokasi penelitian adalah jenis gambut ombrogen dengan kedalaman lebih dari 2 m. Sifat tanah gambut oligotropik, dengan tingkat kesuburan tanah rendah sampai sedang. Pemupukan yang tepat serta penambahan amelioran berimbang diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah gambut.

(66)

Donie, Syahrul

MASYARAKAT YANG TINGGAL DI DAERAH RAWAN LONGSOR: INTERPRETASI DAN STRATEGI ADAPTASI (Studi Kasus: Desa Purwoharjo, Kec. Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo) (People who live on the land slide area: interpretation and adaptation strategy ( A Case Study: Purwoharjo Village, Samigaluh Sub District, Kulonprogo District)

Info Sosial dan Ekonomi kehutanan : Vol.9 No.2 Juni, Tahun 2009 ; Halaman 71-83

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi bagaimana interpretasi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor terhadap bencana longsor dan tempat tinggal mereka, sekaligus ingin mengetahui bagaimana strategi adaptasi mereka untuk tetap bertahan tinggal di tempat tersebut.

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan

mewawancarai sebanyak 35 orang responden representatif dan mewakili berbagai kategori umur dan kelamin. Data diolah, dideskripsikan sesuai dengan kategori dan dianalisis dengan menggunakan teori tindakan dan simbolik serta bukti-bukti dan simbol-simbol yang ada.

(67)

mengolah lahan, termasuk melanggar larangan nenek moyang. Kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan menginterpretasikan bahwa tanah longsor merupakan sesuatu yang menakutkan. Bagi kaum tua, tempat tinggal adalah sesuatu harta yang perlu diwariskan ke anak cucu, oleh karena itu perlu dipertahankan. Bagi kaum dewasa, tempat tinggal sulit dipisahkan dengan tempat mencari nafkah, sedangkan bagi kaum muda tempat tinggal adalah tempat hidup sementara, sekedar tempat berteduh dan siap pindah kapan saja. Ada empat strategi yang mereka lakukan sehingga dapat beradaptasi, pertama menjaga hubungan dengan alam sesuai dengan keyakinan mereka; kedua secara perorangan maupun berkelompok setiap memasuki musim hujan mereka melakukan perbaikan dan pembersihan saluran, menimbun tanah yang retak dan tidak melakukan penanaman tanaman semusim pada areal perbukitan; ketiga secara sosial kelembagaan mencoba membangun komunikasi dan saling mengingatkan diantara

masyarakat; keempat melakukan mitigasi dengan

menggunakan kepercayaan yang ada.

(68)

Hidayat, Asep

PRODUKTIVITAS KEBUN PANGKAS DIPTEROCARPACEAE SEBAGAI SUMBER BAHAN STEK (Productivity of Dipterocarpaceae Hedge Orchard As Cutting Material Resources)

Info Hutan : Vol.VI, No.2, Tahun 2009; Halaman 167-175

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh periode dan umur pemanenan ortet di kebun pangkas terhadap jumlah tersedianya bahan stek dan kemampuan berakar sebagai indicator produktivitas kebun pangkas Shorea leprosula, Shorea selanica, dan Hopea odorata. Dalam peenlitian ini jenis pohon sumber stek dipangkas tiap 3-4 bulan. Bahan stek yang dihasilkan dari sistem tersebut diuji kemampuan berakarnya melalui sistem KOFFCO (Komatsu-Forda Fog Cooling System). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan panen pertama (P1), panen kedua (P2), panen ketiga (P3), dan panen keempat (P4).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ortet maksimal

menghasilkan bahan stek sebanyak enam buah.

(69)

Junaedi, Ahmad

MANFAAT INFORMASI NERACA AIR UNTUK MENDUKUNG SILVIKULTUR HUTAN TANAMAN (Water Balnce Information to Support the Silviculture of Plantation Forest)

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru dan Tekno Hutan Tanaman : Vol.2 No.3 Desember 2009 ; Halaman 107-114

ABSTRAK

Neraca air merupakan metode yang sering digunakan untuk mengetahui kuantitas dan waktu ketersediaan air yang mencukupi. Dalam Praktik silvikultur hutan tanaman informasi neraca air penting diantaranya untuk menentukan waktu tanam, penyulaman dan panen/ tebang. Berdasarkan hasil analisis neraca air umum, untuk tipe hutan ekuatorial di Perawang terdapat periode/ bulan dengan curah hujan/ surplus air yang tinggi yaitu bulan Maret (surplus 231 mm), September (194 mm) dan November (surplus 203 mm). Dengan kondisi ini, penebangan/ panen di awal bulan-bulan tersebut dan akhir pada satu bulan sebelumnya tidak disarankan untuk dilakukan.

(70)

Junaedi Ahmad, Ahmad Rojidin dan Eko Sutrisno

PEMBUATAN ARANG KOMPOS BIOAKTIF (ARKOBA) DARI LIMBAH PENYULINGAN NILAM (Manufacturing Bioactive Charcoal-Compost from Patchouli Distillation Wastes)

Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research) Vol. 27 No.2, Juni 2009 ; Halaman 106-114

ABSTRACT

Several orgadec dosages have been examined in producing nilam bioactive charcoal compost and obtaining the best formula. The experiment was accomplished using a completely randomized design with three levels of orgadec as the treatments. The orgadec dosages consisted of 2,5 kg/ 100 kg (A1), 5 kg/ 100kg (A2) and 7,5 kg/ 100 kg of patchouli leaf waste (A3), respectively. Composting duration of each dosages far 33 days showed that there were no different yields among the treatments applied. The nutrition content of each treatment product met the requirement of the compost quality standard. Treatment A1 with lowest orgadec was considered the best composition with nutrition content of N=2,17%; P2O5 = 1,5%; K2O= 0,69%; CaO=

0,84% and C/N ratio = 9,4, respectively.

Keywords : Orgadec, dosages, compost, nutrition content, patchouli

ABSTRAK

(71)

penelitian ini dengan menguji tiga dosis orgadec sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Adapun perlakuannya adalah A1 = dosis orgadec 2,5 kg, A2 = 5 kg dan A3 = 7,5 kg masing-masing untuk 100 kg bobot ampas penyulingan daun nilam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan lama waktu pengomposan akibat perbedaan dosis orgadec. Pada semua perlakuan waktu pengomposan berlangsung selama 33 hari. Untuk keperluan efisiensi bahan bioaktivator, perlakuan A1 merupakan dosis yang

terbaik dengan kandungan unsur hara : N = 2,17%; P2O5 =

1,5%; K2O = 0,69%; CaO = 0,84% dan C/N ratio = 9,4.

(72)

Junaedi, Ahmad dan Yanto Rochmayanto

STUDI AWAL PERTUMBUHAN JABON (Anthocephalus cadamba Miq) DI HTI-PULP LAHAN MINERAL DAN GAMBUT

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Jabon merupakan jenis tanaman hutan dengan sifat pertumbuhan dan kayu yang potensial untuk dikembangkan di Hutan Tanaman Industri Pulp (HTI-pulp). Untuk menghindari resiko kegagalan pada saat akan dikembangkan maka diperlukan kegiatan studi awal pertumbuhan jabon di HTI-pulp. Studi ini

dilakukan untuk mengetahui informasi awal dinamika

pertumbuhan tegakan muda jabon di HTI-pulp. Hasil studi pertumbuhan jabon di lahan mineral bekas tebangan A. mangium dan gambut bekas tebangan A.crassicarpa HTI-pulp PT. RAPP tegakan muda jabon umur satu tahun lebih rendah dibandingkan jenis A. mangium dan A. crassicarpa. Pada umur satu tahun tinggi dan diameter jabon di lahan mineral adalah 2.36 m dan 2.90 cm; sedangkan pada umur yang sama tinggi dan diameter A. mangium adalah 4.12 m dan 4.78 cm. Sementara tinggi jabon umur satu tahun di lahan gambut adalah 1,02 m, sedangkan pada umur yang sama tinggi A. crassicarpa bisa mencapai 5.41 m. Untuk bisa lebih bersaing dengan jenis A. mangium dan A. crassicarpa kegiatan pemuliaan dan kajian teknik silvikultur pada periode permudaan jabon dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan tegakan muda jabon di hutan tanaman industri pupl perlu dilakukan.

(73)

Purnomo dan Agus Winarsih

POTENSI HUTAN TANAMAN SEBAGAI MEDIA BUDIDAYA LEBAH MADU

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal

15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Serangkaian penelitian dengan tujuan untuk mengetahui potensi dan kesesuaian nektar yang diproduksi oleh Hutan

Tanaman khususnya Hutan Tanaman Industri (HTI) Acacia

mangium Willd untuk pengembangan lebah madu telah dilakukan di areal HTI PT. Arara Abadi dan PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), di Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah nektar (ekstra flora) yang

disekresi oleh bagian tanaman (stomata daun) Acacia

mangium Willd ternyata cukup melimpah yaitu rata-rata menghasilkan 83, 25 liter/ha/hari pada tanaman umur 13 bulan dan rata-rata 112, 39 liter/ha/hari pada tanaman umur 22 bulan. Nektar tersebut sangat disukai oleh lebah madu terbukti dari terlihatnya aktifitas lebah yang tinggi dalam mengambil nektar tersebut.

Kata kunci : Acacia mangium Willd, nektar

(74)

Rahayu Supriadi; Syahrul Donie

PRIVATE FOREST MANAGEMENT TO SUPPORT THE

PULP INDUSTRIES’S NEED FOR RAW MATERIAL OF

WOOD, OPPORTUNITIES AND CHALLENGES (A CASE IN RIAU PROVINCE)

International Seminar Research on Plantation Forest Management : Challenges and Opportunities, 5-6 November 2009, Bogor

ABSTRACT

The initiative of private forest development came at a time when the degrade land and critical areas out of the official forest lands are increasingly happened and owing to rehabilitate such lands. However, with the increase in population and demand for lands the needs for raw material of wood is increase either. On the hand, deforestation rate due to illegal logging, illegal trading, community settlement, forest fire as well as other forest crime has resulted in decrease productivity and ability of natural forest to supply

the industries’s raw material of wood including pulp wood

industries. Planted forest, either in blocks HTI areas on as trees on farm will increasingly be the future production to

meet the pulp wood industries’s need for raw material of

(75)

percent of the total need. To meet the total supply, the industries have possibility to develop a mutually partnership with the community adjacent to the forest land or trees on farms. As in Riau province, private forest management or trees on farms managed by villagers have not yet internalized in community daily livelihood; hence, the extention program to encourage people to plant trees both on private forest lands or trees on farm is a kind of government support. The others are financial aid, regulation for right and enhancement of community organization to manage the trees. These all is the agenda of the Forestry Department in the next five years program which should be encouraged by all stake holders involved.

(76)

Rahmayanti, Syofia ; Suhartati dan Yeni Aprianis

JENIS-JENIS TANAMAN LOKAL POTENSIAL SEBAGAI BAHAN BAKU PULP

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

Pencarian jenis-jenis alternatif yang dapat dijadikan sebagai bahan baku industri pulp dan kertas saat ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi ketersediaan bahan baku pulp di masa depan. Tulisan ini menginformasikan 6 (enam) jenis tanaman local yang berpotensi sebagai bahan baku pulp yaitu jabon, binuang, mahang putih, skubung, geronggang dan terentang. Keenam jenis tersebut memenuhi syarat-syarat kayu sebagai bahan baku pulp dengan kelas kualitas I dan II berdasarkan berat jenis, dimensi serat dan turunannya serta komponen kimia. Jabon dan Binuang merupakan jenis alternatif dari tipologi lahan mineral, geronggang dan terentang dari tipologi lahan gambut, sedangkan mahang putih dan skubung ditemukan pada kedua tipologi lahan (mineral dan gambut). Dari segi habitusnya keenam jenis tersebut mempunyai batang lurus dan bebas cabang tinggi. Daerah sebaran alaminya terdapat pada beberapa kabupaten di Proipinsi Riau, Sumatera Barat dan Jambi.

(77)

Rochmayanto, Yanto dan Ahmad Rojidin

PENGURANGAN EMISI KARBON PROVINSI RIAU DALAM MENDUKUNG RENCANA PENYIAPAN REDD INDONESIA

Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPHPS Kuok tanggal 15 Juni 2009 di Hotel Grand Zuri, Pekanbaru

ABSTRAK

(78)

(4) penetapan REL tingkat provinsi dengan tingkat kedetailan yang lebih tinggi dan menyusun program-program penyelamatan hutan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut, penulis telah merancang sebuah sistem untuk pembanding ahli geologi dalam mengklasifikasikan jenis-jenis batuan melihat dari tekstur batuan melalui

Mengolah informasi terkait nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan

19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia ( Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO) yang mewajibkan sertifikasi ISPO

EKSEKUSI.. Tindak pidana korupsi adalah segala macam perbuatan tidak baik, seperti yang dikatakan Andi Hamzah ‘’sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan,

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover

Keadaan ini mendorong untuk melakukan usaha pemanfaatan limbah yang ada sebagai salah satu usaha memaksimalkan penggunaan limbah industri pengergajian sebagai alternatif

Melihat potensi yang dimiliki oleh dataran tinggi Dieng dengan sedikitnya pengunjung yang berwisata ke kawasan Dieng, maka penulis mengembangkan konsep kreatif untuk

lain *ang ! *ang ! onta! dengan onta! dengan penderita secara lan penderita secara lan gsung&amp; atau dengan e!stra! gsung&amp; atau dengan e!stra! !husus *ang dibuat dari