• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fraksi etanol daun bernuk docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fraksi etanol daun bernuk docx"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Kinanti Apriani NPM : 143110029 Bidang : Mikrobiologi

Rancangan judul :Fraksi Etanol dari Ekstrak Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn) Sebagai Antibakteri Terhadap Propionibacterium acne, Staphylococus Epidermidis dan Staphylococus aureus

Latar Belakang

Jerawat merupakan penyakit pada permukaan kulit wajah, leher, dada, dan punggung yang muncul pada saat kelenjar minyak pada kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan lemak yang berlebihan. Jika timbunan itu bercampur dengan keringat, debu dan kotoran lain, maka akan menyebabkan timbunan lemak dengan bintik hitam di atasnya yang disebut komedo. Jika pada komedo itu terdapat infeksi bakteri, maka terjadilah peradangan yang dikenal dengan jerawat yang ukuran nya berfariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar serta berwarna merah, kadang-kadang bernanah

Bakteri umum yang menginfeksi jerawat adalah Staphylococus epidermidis,

Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes. Pengobatan jerawat diklinik biasanya menggunakan antibiotik yang dapat menghambat inflamasi dan membunuh bakteri,

contohnya tetrasiklin, eritromicin, doxycycline, dan clindamycin. Tetapi penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi.

Salah satu bahan alam yang bermanfaat sebagai antibakteri adalah tanaman Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.). Daun bernuk Merupakan tanaman perdu tropis yang berkhasiat sebagai obat berbagai penyakit. Kandungan alkoloid, saponin, tanin, dan polifenol berpotensi sebagai antibakteri.

Rumusan masalah

Apakah fraksi daun Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus

Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari daun Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.) terhadap bakteri Propionibacterium acne, Staphylococus epidermidis dan Staphylococcus aureus

(2)

Memberikan pengetahuan ilmiah kepada masyarakat bahwa Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.) berkhasiat sebagai antibakteri

Hipotesis :

Fraksi Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne, Staphylococus epidermidis dan Staphylococcus aureus

Alasan pemilihan judul :

1. Alasan memilih tanaman daun Bernuk

Tanaman Daun Bernuk (Crescentia cujete Linn.) diketahui mempunyai kandungan alkoloid, fenol, flovanoid,tanin dan saponin .

2. Pemilihan bakteri

Karena masalah jerawat merupakan masalah yang sangat penting bagi sebagian masyarakat, karena tumbuh nya jerawat bisa menimbulkan kurang nya percaya diri. Bakteri umum yang menginfeksi jerawat adalah Staphylococus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes. Pengobatan jerawat

diklinik biasanya menggunakan Antibiotik yang dapat menghambat inflamasi dan membunuh bakteri, contohnya Tetrasiklin, Eritromicin, Doxycycline, dan

Clindamycin. Tetapi penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi

Metode kerja

1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan : Gelas ukur, beaker gelas, gelas erlenmayer, neraca, autoklaf, oven, tabung reaksi, inkubator, hot plate, labu takar, cawan petri, jangka sorong, bbunsen, botol aquadest, pipet volum, jarum ose, pipet tetes, tabung pengaduk, spatula, bola karet, corong, jarum suntik, magnetik stirrer, cotton bud, retory evaporator, vortex, blank dish, blander, kertas cakram, corong pisah .

Bahan yang digunakan : daun Bernuk , biakan Staphylococus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes media muller hinton agar (MHA), media nutrient agar (NA), media nutrient broth(NB),etanol, aquadest, larutan NACL 0,9% etil asetat, kloroform.

2. Sterilisasi alat dan bahan

Alat gelas yang digunakan seperti cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi, erlenmayer, pipet gondok, pipet ukur, gelas ukur, dan labu ukur, dibungkus dengan kertas perekamen, disterilkan menggunakan oven pada suhu 1700 C selama 30 menit.

Untuk jarum ose dan pinset disterilkan dengan pemijaran. Bahan yang tidak tahan panas dikerjakan secara aseptis, sedangkan bahan yang tahan panas seperti aquadest, NA, dan NB masing-masing dimasukkan dalam erlenmayer, ditutup dengan kertas perekamen, disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 1210 C dan tekanan 1 atm

(3)

3. Pengambilan sampel

Sampel diambil di kecamatan rajabasa kabupaten Bandar lampung

4. Determinasi tanaman

Daun mangga bacang terlebih dahulu dideterminasi. Determinasi dilakukan di Laboraturium Universitas Lampung

5. Pembuatan simplisia daun Bernuk(Crescentia cujete Linn.)

Daun bernuk yang telah dilakukan, disortasi basah, kemudian dicuci menggunakan air yang mengalir hingga bersih, dirajang, dikeringkan 5 hari menggunakan kain hitam . selanjutnya simplisia disortasi kering, dihaluskan menggunakan belander hingga diperoleh serbuk simplisia daun mangga bacang, dilakukan pengepakan dan penyimpanan .

6. Pembuatan fraksi etanol daun Bernuk(Crescentia cujete Linn.)

Sebanyak 500 gram serbuk simplisia daun Bernuk dimasukkan kedalam bejana maserasi kemudian dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% sampai serbuk simplisia terendam semua. Kemudian ditutup dan didiamkan sambil sesekali diaduk. Proses maserasi dilakukan dengan mengganti pelarut tiap 1x 24 jam sampai pelarut jernih. Hasil maserasi dikumpulkan dan saring filtrarnya kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak etanol 70% daun mangga bacang. Ekstrak etanol 70% kental yang didapat kemudian difraksinasi dengan etanol 70% ekstraksi cair, yaitu dengan menambahkan pelarut n-heksan, klorofom, etanol, secara sinambung dengan sifat kepolaran pelarut yang berbeda-beda. Fraksinasi dilakukan sebagai berikut : ekstrak etanol dilarutkan dalam etanol. Selanjutnya dimasukkan kedalam corong pisah, ditambahkan n-heksan, dikocok secara perlahan setelah didiamkan terjadi pemisahan antara fraksi n-heksan dan etanol. Fraksi n-heksan dipisahkan, kemudian diulangu beberapa kali sampai larutan berwarna bening. Fraksinasi dilanjutkan menggunakan klorofom dengan proses yang sama dengan n-heksan. Fraksi n-heksan cair, fraksi klorofom cair dan fraksi etanol diuapkan dengan alat vakum putar, sehingga diperoleh fraksi .

7. Pembuatan Media

Sebanyak 2g NA dilarutkan dalam 100ml aquadest . dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk menggunakan batang pengaduk atau magnetic stirrer kemudian didinginkan, dibagi dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 5ml. Ditutup rapat dengankapas. Disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit.

Dibiarkan sampai mrmadat dalam keadaan miring.

8. Penyiapan biakan bakteri

(4)

diinkubasi selama 24 jam pada temperature 370 C. Setelah dibiakan Staphylococus

epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes itu tumbuh, media NA miring tersebut disimpan pada lemari pendingin.

9. Pembuatan suspensi bakteri

Bakteri Staphylococus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes yang telah diperbanyak dalam media agar miring NA yang telah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C. Biakan diambil 1 mata ose kemudian disuspensikan

kedalam meda NB dan diinkubasi selama 18 jam pada suhu 370 C .

10. Uji Daya Antibakteri

Uji daya antibakteri menggunakan metode difusi metode lubang. Disiapkan cawan petri steril kemudian tuangkan 100µL suspensi bakteri lalu tambahkan media NA, homogenkan kemudian biarkan memadat. Beberapa lubang dibuat pada media dengan menggunakan blue tip. Kemudian masukkan larutan uji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%,80%,100%, antibiotik clotmosazole sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif kedalam lubang-lubang tersebut dengan menggunakan mikro pipet. Semua cawan petri diinkubasi selama 18 jam pada suhu 370 C. Pengamatan

dilakukan dengan mengukur zona hambat yang terbentuk disekeliling lubang dengan menggunakan jangka sorong. Konsentrasi terkecil yang menghasilkan zona hambat divariasikan untuk digunakan dalam penentuan konsentrasi hambat minimum.

11. Uji KHM dan KBM

Pengujian daya hambat fraksi daun mangga bacang akan disiapkan dengan beberapa tabung reaksi berisi 4,9 ml NB yang mengandung larutan uji dengan konsentrasi terendah yang membiarkan daya hambat pada uji daya antibakteri dan 0,1 ml suspensi bakteri Escherichia coli dan staphylococcus aureus selain itu siapkan 3 tabung reaksi sebagai :

a. Kontrol media : berisi 5ml media NB

b. Kontrol larutan uji : Berisi media NB 4,8ML+ 0,2 ml Larutan uji c. Kontrol Bakteri : Berisi 4,9 ml media NB+ 0,1ml suspensi bakteri

Referensi

Dokumen terkait

a. Kami menyiapkan lima tabung reaksi dan memasukkan setiap larutan yang akan diuji masing-masing sebanyak 1 ml. Tabung reaksi reaksi I diisi dengan larutan roti, tabung reaksi

Senyawa kimia apa yang terdapat dalam fraksi semipolar ekstrak etanol daun.. benalu mangga ( Dendrophthoe petandra (L.) Miq.) yang

Tepung umbi talas beneng yang telah disiapkan sebanyak 0,06 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan 15 mL akuades dan 0,5 mL larutan I2 1% dan didiamkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dan zona hambat ekstrak etanol, fraksi n -heksana dan etanol daun ceremai ( Phyllanthus acidus L

Asam lemak  dilarutkan dalam etanol dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm  disiapkan tiga tabung reaksi untuk masing-masing konsentrasi  dimasukkan 6,75 ml larutan

Hasil pengukuran diameter daerah hambat uji aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa fraksi etilasetatdaun sijukkot memberikan aktivitas antibakteri yang terkuat

Hasil pengukuran diameter daerah hambat uji aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa fraksi etilasetatdaun sijukkot memberikan aktivitas antibakteri yang terkuat

Perlakuan dengan konsentrasi 2500 mg/ml memiliki zona hambat paling besar di antara perlakuan konsentrasi ekstrak etanol daun mangga bacang ( Mangifera foetida L.