• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi Pembentukkan Bahasa Isyarat da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Morfologi Pembentukkan Bahasa Isyarat da"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Morfologi: Pembentukkan Bahasa Isyarat dan Modifikasi Oleh Mita Miftahul Jannah, 1406538662

Buku Australian Sign Language: An Introduction to Sign Language Linguistic (Chapter 5 “Morphology: Sign Formation and Modification) yang ditulis oleh Trevor Johnston dan Adam Schentri, memaparkan penjelasan morfologi secara umum yang kemudian dikemas ke dalam bahasa isyarat. Pemaran pada bagian ini memberikan pemahaman bahwa morfologi bukan hanya berlaku pada bahasa lisan, namun pada bahasa isyarat pun, morfologi menjadi bagian khusus yang kompleks dan menarik untuk dibahas.

Bahasa isyarat mempunyai cabang ilmu linguistik seperti ilmu bahasa pada umumya, yaitu morfologi. Morfologi dalam bahasa isyarat bekaitan dengan bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan tangan yag dapat dikombinasikan menjadi satu makna leksikal yang dapat diidentifikasi. Oleh karena itu, bentuk dan gerakan tangan dapat membentuk kata dengan makna yang berbeda.

Unit terkecil dalam bahasa adalah morfem. Morfem dapat dibagi menjadi beberapa tipe. Pertama morfem bebas, yaitu morfem yang bermakna leksikal dan independen. Lalu morfem terikat, yaitu morfem yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi bisa dihubungkan dengan morfem lain sehingga membentuk makna baru. Kemudian, akar kata terikat, contoh akar kata terikat dalam bahasa isyarat adalah penunjuk waktu, yaitu dengan mengombinasikan bentuk tangan dengan bentuk tangan angka yang menunjukkan waktu (jam). Di dalam morfologi juga terdapat afiks, yaitu sisipan untuk menambah atau mengubah arti dari akar kata yang dituliskan. Contoh afiks dalam bahasa Inggris yaitu, –ed dan –ing. Afiks dibagi menjadi 2 kategori: prefiks yang terletak sebelum akar kata; dan sufiks yang ditambahkan setelah akar kata (school-s, teach-er, laugh-ed).

Sistem gramatikal bahasa bersifat produktif. Contohnya seperti kata unfair, kata unfaur terdiri dari dua morfem bebas (fair) dan morfem terikat (un). Tetapi, kata un- dapat dipakai pada konteks lain, seperti unhappy, untrue, dll. Proses pembentukan kata dari morfem disebut derivasi, sedangkan penggunaan morfem untuk memodifikasi kata disebut infleksi. Contoh derivasi pada bahasa Inggris terdapat pada sufiks –er. Morfem ini membentuk sebuah kata yang menunjuk kepada orang yang melakukan perbuatan.

(2)

digunakan atau dimodifikasi bentuknya. Seperti dalam isyarat “informasi” yang merupakan gabungan dari isyarat ‘say+rept’ beberapa isyarat di Auslan juga memiliki nama untuk menambah makna, seperti isyarat ASL yang digunakan untuk “Porta Printer” (merek mesin ketik) yang akhirnya menjadi isyarat untuk mesin ketik.

Ted Supalla dan Elisa Newport (1978), adalah orang yang pertama kali melihat sedikit perbedaan gerakan isyarat dalam nomina dan verba yang berkaitan. Mereka mengatakan isyarat “sit” dalam ASL memiliki 1 gerakan menurun dan kata “chair” (yang berkaitan dengan “sit”) meiliki gerakan menurun berulang. Parameter dari 2 isyarat ini (bentuk tangan orientasi dan lokasi) identik tetapi, gerakan terlihat berulang diisyarat “chair”.

Banyak isyarat yang memiliki keterkaitan semantik. Akan tetapi, tetap mengambil bentuk gerakan yang berbeda untuk menciptakan variasi makna. Salah satu modifikasi terpenting adalah reduplikasi. Reduplikasi digunakan untuk menunjukkan pengulangan dari bagian gerakan dalam bahasa isyarat. Hal ini digunakan untuk memodifikasi beberapa aspek makna isyarat atau membuat kata baru. Reduplikasi digunakan untuk membedakan beberapa nomina dan verba di ASL.

Modifikasi dalam bahasa isyarat terbagi menjadi dua, yiatu modifikasi kata benda, dan modifikasi kata kerja. Proses modifikasi bahasa isyarat dilakukan dengan gerakan tangan dan memerhatikan ruang, lokasi, dan orientasi. Penggunaan ruang menyangkut 3 dimensi yang digunakan untuk penunjuk arah. Dalam hal ini penggunaan tangan kanan atau kiri sebagai tangan dominan tidak terlalu memengaruhi arti dari gerakan tersebut. Pemanfaatan modifikasi didasarkan ruang dan gerakan digunakan untuk menyampaikan informasi secara simbolik.

Modifikasi bahasa isyarat yang berkaitan dengan kata benda terbagi menjadi empat orientasi. Pertama, penempatan lokasi isyarat pada ruang yang signifikan, yaitu dengan menunjukkan posisi atau lokasi pada makna tersebut. Pada penempatan lokasi ini, bahasa isyarat menunjukkan deskripsi yang signifikasn dengan kata benda yang akan diujarkan. Pemakaian kata benda dapat dimodifikasi oleh penggunanya sesuai dengan deskripsi kata tersebut. Contohnya kata “jendela” dan kata “pintu” diisyaratkan dengan bentuk yang sama tetapi orientasi tangannya berbeda.

(3)

ketepaptan mempresentasikan. Umumnya, reduplikasi dilambangkan dengan nomer benda tersebut, atau dengan menandakan gerakan berulang-ulang pada isyarat tersebut.

Modifikasi benda untuk mempresentasikan deskriptif. Maksudnya modifikasi berdasarkan bentuk dan ukuran, yaitu menggambarkan atau mengisyaratkan kata benda sesuai dengan bentuk dan ukuran benda itu. Kemudian, modifikasi benda untuk mempresentasikan afiksasi. Dalam contoh kepemilikan bahasa Inggris menggunakan afiks (‘s), sedangkan dalam bahasa Isyarat menggunakan simbol kepemilikan tertentu. Seperti, penggunaan ‘mother her sister’ untuk menunjukkan ‘mother’s sister’ dalam bahasa Lisan.

Bahasa isyarat menunjukkan adanya perbedaan yang dipengaruhi oleh pelaku, yang terdiri dari terdiri dari tunggal dan jamak. Perbedaan jumlah pelaku yang berbicara atau dijadikan objek akan menunjukkan isyarat yang berbeda seperti bahasa lisan. Kemudian dipengaruhi oleh pelau dan lokasi. Dalam hal ini, bahasa isyarat menunjukkan siapa pelaku yang melakukan kegiatan tersebut. Contohnya pada kalimat, “saya membayar” dan “dia membayar”, kata “membayar” mempunyai penempatan isyarat sendiri, hanya penyampaiannya dibedakan pada gerakan yang terlihat dari lokasi tangan tersebut.

Modifikasi cara dalam hal ini terdapat banyak variasi mengenai penyampaiannya, misalnya seperti jogging, lari, sprint, dan sejenisnya mempunyai tipe yang sama namun dalam hal penyampaiannya berbeda. Kemudian, penggunaan aspek menyangkut waktu, hal ini terlihat jelas dalam bahasa Inggris, afiks –ing menunjukkan proses, penambahan kata will berarti akan dilakukan. Aspek dalam hal ini tidak hanya membahas tentang waktu kejadian, tetapi secara tepat membahas durasi dan frekuensi. Contohnya dalam isyarat “menunggu” dapat diintrepretasikan sebagai mondar-mandir dan diartikan sebagai menunggu lama. Kemudian, modifikasi intensifikasi, yaitu menyangkut besaran atau ukuran kata tersebut. Misalnya kata “sangat” dapat diintrepetasikan dengan gerakan kecil yang mendukung perubahan makna, atau dengan menunjukkan ekspresi yang signifikan. Gerakan tersebut disebut juga infleksi.

Referensi

Dokumen terkait

Anak kelompok B telah menunjukkan kemampuan untuk tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan orang lain seperti yang ditunjukkan oleh percakapan yang dilakukan oleh

“KEEFEKTIFAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK ROLE REVERSAL UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA PESERTA DIDIK KELAS X

Berdasarkan masalah yang muncul pada kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah ada pengaruh Infra Red

Berdasarkan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada tabel 1 dengan jumlah siswa 21 orang, terlihat pada aspek menentukan unsur-unsur kalimat terdapat 10 orang siswa atau

Penerapan prinsip non- refoulement terhadap pengungsi di Indonesia sebagai negara yang bukan merupakan peserta dari konvensi genewa 1951 lebih didasarkan pada

Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi (verbal dan non-verbal) yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan hasil

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari persepsi pada kreativitas terhadap kemampuan berpikir kreatif; terdapat pengaruh yang

Predicting functional motor potential 716 in chronic stroke patients using diffusion tensor imaging. Diffusion imaging and transcranial magnetic stimulation assessment of