Sejarah dan Pengertian Hydrant
Hydrant adalah koneksi di atas tanah yang menyediakan akses ke pasokan air untuk tujuan pertempuran pemadam kebakaran. Pasokan air dapat bertekanan, seperti dalam kasus hydrant tersambung ke listrik air dikuburkan di jalan, atau unpressurized, seperti terhubung ke kolam terdekat atau tangki air. Setiap hydrant memiliki satu atau lebih gerai selang kebakaran mungkin terkait. Jika suplai air bertekanan, hydrant juga akan memiliki satu atau lebih katup untuk mengatur aliran
Firehose
Firehose merupakan salah satu alat pemadam kebakaran berupa selang yang digunakan tim pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran pada sebuah bangunan atau gedung. Selang pemadam api ini termasuk fire hydrant equipment yang penting digunakan untuk memaksimalkan sistem fire hydrant untuk
memadamkan kebakaran. Fungsi dari Firehose untuk mendistribukan air dari hydrant pillar yang sebelumnya distribusikan oleh hydrant pump / pompa hydrant dengan tekanan tinggi dari tandon air / tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran
Ukuran Firehose
Pada umumnya untuk semua jenis Firehose / selang pemadam api / selang pemadam kebakaran ini diproduksi oleh produsen dengan bervarian ukuran diameter dan panjangnya. Untuk panjangnya diproduksi oleh produsen dari 20 meter sampai 30 meter. Sedangkan untuk diameternya diproduksi beberapa diameter antara lain 1,5” , 2,5” , dan 3”. Jadi dapat disesuaikan dengan kebutuhaan. Namun jika selang pemadam kebakaran kurang panjang untuk menjangkau titik kebakaran bisa menyambungkan selang pemadam kebakaran yang lain dengan menggunakan hose coupling.
Firehose diproduksi sudah terpasang dengan hose coupling (penghubung selang) di dua ujung selang. Selang pemadam ini dapat di pasang dengan berbagai hose coupling antara lain: machino coupling, storz coupling, dan instantaneous coupling.
Nozzle pemadam kebakaran merupakan sebuah komponen atau perangkat yang memiliki peran besar dalam upaya memadamkan api kebakaran. Pada ujung selang petugas pemadam, dipasang nozzle yang berfungsi sebagai pengarah air bertekanan yang berasal dari instalasi jaringan pipa, maupun yang berasal dari tangki penampungan air di dalam mobil petugas pemadam kebakaran. Pada dasarnya, terdapat beragam macam nozzle dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Jenis nozzle kebakaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis api kebakaran yang timbul serta tingkat kebutuhan pada lokasi kebakaran. Namun, semua jenis nozzle kebakaran tersebut umumnya memiliki kemampuan beroperasi yang sama, yaitu dengan menggunakan sebuah katup penutup atau Shut-Off Valve yang berfungsi sebagai pengontrol air.
. International Ship/Shore Connection
Pada saat ini untuk semua kapal diharuskan mempunyai suatu alat yang dapat dugunakan untuk
menyambung slang-slang air dengan pipa air yang ada di darat/pelabuhan. Alat tersebut lebih dikenal dengan sebutan connection atau selengkapnya international ship connection, yang diperlukan bila terjadi bahaya kebakaran pada saat kapalm di pelabuhan, agar pemadaman dapat dilakukan dari pompa-pompa air yang tersedia di setiap pelabuhan. Dengan adanya suatu connection yang berstandar
internasional, maka di pelabuhan manapun juga terjadinya kebakaran, penyambungan slang-slang air dapat dilakukan dengan cepat.
Diameter dalam : 2,5 inchi (64 mm)
Diameter parit kopling : 0,75 inchi (19 mm)
Parit kopling mempunyai 4 lubang yang letaknya simetris, dengan titik pusat lingkaran tengah. Tebel kopling : minimal 14,5 mm
Mur dan baut : berjumlah 4 buah, masing-masing panjang 50mm dan diameternya 16 mm Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk International Ship Connection adalah :
Dibuat dari material yang mampu menahan tekanan sebesar 10,5kg/cm2 (150 psi)
Salah satu permukaan kopling harus rata, sedangkan sisi yang lain sesuai ukuran kopling kapal. Alat harus disimpan di tempat yang tetap pada lambung kanan dan kiri kapal lengkap dengan
mur dan bautnya, agar sewaktu-waktu diperlukan mudah digunakan. Tempat penyimpanan diberi tulisan cat merah : International Ship/Shore Connection.
Beberapa Nama Alat Alat Pemadam Kebakaran dan Fungsinya Nama Fungsi Alat Pemadam Kebakaran Tabung Pemadam
Api
Berfungsi untuk memadamkan api / kebakaran yang bersumber dari api atau asap kecil
Fire Hydrant
System Berfungsi untuk memadamkan api / kebakaran di gedung atau bangunan besar - Pompa Hdyrant Berfungsi untuk memompa sumber air yang digunakan untuk memadamkan
kebakaran / api
- Selang Hydrant Berfungsi untuk menyalurkan air ke sumber api yang didukung oleh tekanan dari pompa hydrant
- Nozzle Berfungsi sebagai pegangan bagi petugas pemadam kebakaran yang berada di ujung selang dan di ujung keluarnya air
- Coupling Berfungsi sebagai pengikat selang dengan output pompa dan pengikat di ujung selang dengan pegangan nozzle - Hydrant Pillar Berfungsi sebagai output pompa hydrant yang disambungkan dengan selang hydrantuntuk menyalurkan air ke sumber api - Box Hydrant Berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan hydrant seperti selang, nozzle, dansebagai tempat output pompa di dalam gedung maupun di luar gedung Fire Alarm System Berfungsi untuk mendeteksi dan memberikan alarm adanya asap atau api yangmuncul dalam gedung atau di luar gedung - Smoke Detektor Berfungsi sebagai penangkap asap dan pemberi peringatan bila terdeteksi adanyaasap dan mengeluarkan alarm bunyi pada alarm bell - Heat Detector Berfungsi sebagai penangkap api dan memberi sinyal ke panel sehinggamengeluarkan bunyi alarm pada alarm bell - Panel MCFA Berfungsi sebagai pusat kontrol seluruh system jaringan fire alarm
- Push Button Berfungsi sebagai tombol darurat untuk menghidupkan alarm bila ditemui adanya kebakaran atau api ABC POWDER (ABC DRY CHEMICAL POWDER)
WATER (AIR)
CAIRAN KIMIA (WET CHEMICALS)
Alat pemadam kebakaran yang menggunakan air dan garam alkali, yang ideal untuk memadamkan kebakaran perumahan dan tidak berbahaya bagi manusia dan barang rumah tangga.
HALON
Media Halon sangat dikenal karena sangat berguna, cocok untuk di pergunakan pada sebagian besar jenis alat kebakaran, termasuk kebakaran yang melibatkan berbagai macam peralatan listrik dan peralatan komputer.
Alat pemadam portable yang berisi media gas halon tidak di perbolehkan untuk di produksi sejak tahun 2003 sesuai ketetapan Peraturan dari Kementrian Perindustrian No.: 33/M-IND/PER/4/2007, untuk larangan Memproduksi Bahan yang merusak Lapisan Ozon Serta Memproduksi Barang yang Menggunakan Bahan yang dapat Merusak Lapisan Ozon. Karena sifat gasnya yang merusak lapisan ozon, namun masih banyak yang cenderung memakainya di berbagai macam sektor bisnis dan di sektor publik. AdvertisementNational Fire Protection Association
1.Api kelas A : Yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam misalnya,kertas, kayu, plastic, karet, dan lain-lain.\
2.Api kelas B : Yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar, misalnya, bensin, minyak tanah, solar, gas.
3.Api kelas C : Yaitu kebakaran yang disebabkan oleh listrik .
4.Api kelas D : Yaitu kebakaran yang disebabkan dari bahan logam misalnya titanium, almunium magnesil dan lain-lain.
Segitiga api atau segitiga pembakaran adalah sebuah skema sederhana dalam memahami elemen-elemen utama penyebab terjadinya sebuah api / kebakaran. Bentuk segitiga yang mempunyai tiga sisi
menggambarkan bahwa sebuah api / kebakaran dalam proses terjadinya membutuhkan tiga unsur utama, yaitu : panas, bahan bakar dan agen oksidator (biasanya oksigen.
Api / kebakaran dapat dicegah atau dipadamkan dengan menghapus / menghilangkan salah satu unsur dari tiga unsur utama yang ada dalam ilustrasi segitiga api tersebut. Api / kebakaran pasti akan terjadi saat tiga unsur dalam segitiga api bergabung dalam komposisi yang tepat.
1. Simpul hidup
Kegunaan : Untuk mengikat tiang dan mudah dibuka lagi
.Simpul Hidup : gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama-sama besar dan sama-sama kering, namun lebih mudah di buka. Contoh penggunaan : Tali sepatu
DOCK KOLAM (GRAVING DOCK/DRY DOCK)
Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa kolam besar di pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri dari dinding beton dan lantai beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai.
Dan pintu/gate pada umumnya terbuat dari elemen baja dan kontak langsung dengan laut/samudera. DOCK APUNG (FLOATING DOCK)
Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat.
DOCK TARIK (SLIPWAY)
Slipway adalah suatu fasilitas pengedokan kapal dengan cara menarik kapal dari permukaan air laut, kemudian mendudukkan kapal pada (gerobak/craddle). Dengan bantuan mesin derek/tarik, wire rope/tali baja dan sebagai jalan dari kereta dengan sudut kemiringan tertentu yaitu 1:12 s/d 1:16.
DOCK ANGKAT (SYNCRHOLIFT).
Dock angkat adalah salah satu jenis pengedokan yang jarang dijumpai, pada galangan harus ada dan memenuhi daya angkat yang telah ditentukan pada kapal
1. a. Apa yang dimaksud dengan Hammer Slag (mill scale) b. Bagaimana cara menghilangkan Mill Scale, jelaskan ! Jawab :
a. Yang dimaksud dengan Hammer Slag (mill scale)
Suatu lapisan pada plat baja yang baru saja di cetak dimana plat telah dipanasi antara 700 s/dalam 1.0000 C lapisan tersebut berwarna kemerahan
b. Cara menghilangkan mill scale : 1) Pelapukan2) Pengawet3) peledakan 1) Weathering2) Pickling3) Blasting
Alat Keselamatan diatas Kapal dan Fungsinya
1. Sekoci penyelamat (life boat)
Sekoci penyelamat (life boat) : Gunanya terkecuali difungsikan buat menyelamatkan sekian
banyak orang dalam keadaan bahaya serta diperlukan buat memimpin pesawat luput maut.
Sekoci berupa perahu mungil yg berapa di kanan & kiri kapal bidang atas atau tepatnya di deck
sekoci. Terhadap kapal barang rata rata ada dua buah sekoci, sedangkan terhadap kapal
penumpang atau pesiar sebanyak pas dgn gede atau kecilnya kapal tersebut. Sekoci umumnya
berjumlah 12 buah. Sekoci - sekoci tersebut terbuat dari logam, kayu atau serat fiber.
sedia perlengkapan keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, obat - obatan & sarana bantu
utk mencari bantuan ke kapal lain yg sedang berlayar di lebih kurang sekoci. Sekoci pun di
lengkapi minyak peredam ombak biar penumpang diatas sekoci tersebut tak mabuk laut.
Dewi - Dewi (Life Boat Davits) sama dengan sekoci namun Bobot sekoci yg ada dikapal
lumayan berat, maka tak mungki dinaik turunkan bersama cuma memanfaatkan tenaga manusia
saja. Oleh lantaran itu, seluruh sekoci mesti dikasih kelengkapan utk saran penurunan dan
penaikkan yg aman. Fasilitas yg dipakai layanan sekoci tersebut dinamakan bersama davist atau
dewi - dewi.
2. Pelampung Penolong Wujud Cincin (Ring Life Buoys)
Pelampung penolong dan jaket/rompi penolong (Life Jacket) : Gunanya untuk mengapungkan
orang yang menggunakannya diatas air. Life buoys ini berbentuk seperti ban mobil. Pelampung
ini bakal dilempar ke laut apabila ada satu orang penumpang yg jatuh ke laut. Sarana ini rata rata
terbuat dari gabus pejal & tahan kepada minyak. Pelampung ini mesti mempunyai warna yg
mencolong biar gampang dikenali. Kepada pelampung ada tanda hurus balok cocok dgn nama
kapal atau pelabuhan ruangan kapal itu tercatat.
3. Jaket Penolong (Life Jackets)
Life jacket (Jaket penolong) berbentuk seperti pakaian. Jaket penolong ini dimanfaatkan
penumpang biar gampang terapung di laut diwaktu berlangsung kondisi darurat. Jaket penolong
pula mesti mempunyai warna yg mencolok supaya enteng di lihat. Jaket ini mesti di lengkapi
bersama peluit yg dikaitkan bersama tali utk menarik perhatian penolong.
4. Rakit Penolong Kembung (Inflatable Liferaft)
Sampel rakit penolong kembung, Rakit penolong terdiri dari 2 type, adalah rakit kaku & rakit yg
dikembangkan. Ke-2 rakit ini dipakai jikalau tidak berhasil menurunkan sekoci. Rakit penolong
mesti di lengkapi penutup yg serasi bersama ukurannya maka bisa melindungi penumpang.
Warna rakit ini rata-rata mencolok, seperti warna jingga (orange) maka enteng ketahuan
keberadaannya.
Sementara rakit yg dikembangkan berbentuk seperti kapsul dengan kapasitas besar & di lengkapi
bersama tali pembuka yg panjang. Penggunaannya tinggal dilemparkan ke laut & ditarik talinya.
Sesudah tali ditarik, sehingga rakit automatic menggembung & siap buat dipakai. Di dalamnya
pula terdapat perlengkapan keselamatan jiwa seperti makanan, minuman, & obat - obatan.
Kapasitas rakit tepat ukuran, ada yg dapat mengangkut hingga 25 orang.
5. Pelempar Tali Penolong (Line Throwing Apparatus)
Roket pelempar tali (line throwing appliances) : Gunanya yg adalah alat penghubung perdana
antara kapal yang ditolong dgn yang mempermudah yang seterusnya dipakai utk kepentingan
lainnya. Fasilitas ini diciptakan oleh tuan Schermily. Sarana ini dipakai ketika berjalan kondisi
darurat. Sarana pelempar tali ini mesti sanggup melempar tali paling dekat sejauh 230 meter.
6. Survival suit dan Immersion suit
Gunanya juga sebagai pelindung/pencegah suhu tubuh yang hilang akibat dinginnya air laut
7. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid)
8. Isyarat visual (Pyrotechnis)
Gunanya juga sebagai isyarat tanda bahaya bilamana penyelamat menyaksikan ada kapal
penolong, isyarat ini hanya dapat diliihat oleh mata pada siang hari dipakai isyarat asap apung
(bouyant smoke signal). Kepada tengah tengah malam hari dapat digunakan obor tangan (red
hand flare) atau obor parasut (parachute signal)
9. Pesawat luput (survival craft)
Di negara-negara Eropa maupun Asia dimana berlaku sistem metrik panjang tali dalam perdagangan adalah 220 meter. Namun harap diingat bahwa 220 meter adalah sama panjang dengan 120 fathon.
Kekuatan Tali
Untuk mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali
tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN
(Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang
namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus.
(Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg).
Setelah mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe
Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength /
5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15.
Berikut ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Diameter Elongasi 80 kg ( % ) Kekuatan ( kg ) Jumlah JatuhFF1 80 kg,jarak 1m
11 1,25 3000 10+
10 2 2500 8 – 20+
9 3 1800 3 – 10+
8 4 1500 2 – 3
7 4 1000 0 – 2
Webbing solid 25 mm 1500 – 2400
Webbing tubular 25 mm 1800 – 2250
Table Perbandingan Kekuatan Tali
Hal yang harus diperhatikan adalah pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa
mengurangi kekuatan tali yaitu :
- Tali dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang kekuatnnya sampai 35%.
Usia
Kering / Basah
Jumlah Jatuh
FF1 beban 80 kg Jarak 1
m
Baru
Kering
41
Baru
Basah
25
4,5 tahun
Kering
4
4,5 tahun
Basah
4
Perawatan Tali
Adapun perawatan tali yang dilakukan adalah :
a. Tali baru sebaiknya dicuci sebelum digunakan.
b. Setiap pemakaian perlu dicatat :
- Berapa lama pemakaian.
- Penggunaannya untuk apa.
- Dalam keadaan kering atau basah.
- Menggunakan alat apa, dll.
c. Hindari terkena sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
d. Jangan menginjak tali, karena dapat menekan butiran pasir masuk kedalam tali yang dapat
merusak struktur tali.
e. Hindarkan tali dari zat-zat kimia.
f. Setiap habis pemakaian sebaiknya tali dicuci.
g. Mencuci tali sebaiknya menggunakan sikat yang halus atau menggunakan sikat khusus pencuci
tali.
h. Sebaiknya tidak menggunakan detergen pada saat mencuci tali.
i. Keringkan ditempat teduh yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
j. Simpan ditempat yang kering dengan temperature yang sedang dan digantung, usahakan tidak
menempel pada dinding.
1. Jan Materson (komisi HAM PBB), dalam theaching Human Right United Nations, bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM
Faktor internal :
Faktor
Penjelasan
1. Keadaan psikologis para
pelaku
Pelaku dalam keadaan kurang waras,gila,tertekan saat
melakukan pelanggaran HAM
2. Sifat egois
Pelaku hanya memikirkan perasaannya sendiri, tanpa
memikirkan perasaan orang lain terutama orang yang ia
langgar hak asasinya
3. Tidak toleransi pada orang
lain
Pelaku tidak memberikan toleransi atau keringanan
terhadap suatu masalah, maupun itu masalah besar atau
kecil. Atau bersifat berlebihan
4. Tingkat kesadaran pelaku
pelanggaran HAM
Pelaku tidak tau dan tidak mengerti tentang adanya HAM
5. Tidak memiliki rasa empati
dan rasa kemanusiaan
Pelaku seenaknya melakukan pelanggaran HAM, tanpa
memikirkan rasa kemanusiaan
6. Adanya pandangan HAM
bersifat individualistik
Pelaku merasa bebas karna dia tau dia punya hak sebagai
manusia, sehingga ia mementingkan dirinya sendiri tanpa
memikirkan orang lain dan kepentingan umum
7. Sifat individualis
Pelaku tidak ingin bersosalisasi dengan masyarakat
8. Adanya dendam
Pelaku memiliki dendam terhadap orang lain yang
menyebabkan si pelaku melakukan pelanggaran HAM
9. Adanya diskriminasi dari
orang yang ada dalam
kesehariannya
Pelaku sering mendapat perlakuan diskriminasi dari
orang terdekatnya seperti, orang tua, kakak dan teman
sekolah
KEWENANGAN HAM =
A.Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah B.Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negoisasi
D.Menyampaikan rekomindasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada pemerintah dan DPR atau ditindak lanjuti.
1. Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai HAM maupn peraturan hokum pada umumnya.
2. Kegiatan belajar bersama untuk memahami pengertian HAM.
3. Memahami tentang peran lembaga-lembaga perlindungan HAM (baik Komnas HAM, LSM dll).
4. Menghormati hak orang lain baik dalam keluarga, kelas, sekolah maupun masyarakat.
5. Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama menjadi tertib dan sejahtera.
6. Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat pnegak hokum bertindak adil.
7. Mematuhi peraturan dikeluarga, sekolah dan masyarakat. 8. Berbagai kegiatan untk mendorong agar Negara mencegah brbagai tindakan antipluralisme kemajemukan etnis, budaya, daerah dan agama.
a) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman Yunani Kuno. Pada masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan demikian, pemerintah dapat mengetahui – secara langsung pula – aspirasi dan persoalan-persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Tetapi dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat sekaligus dalam membicarakan suatu urusan;tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang semakin rumit dan kompleks;musyawarah tidak akan efektif, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang baik.
b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil mereka untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakil mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakil-wakilan berlainan menurut konstitusi negara masing-masing.Sistem pemilihan ada dua macam, yaitu: pemilihan secara langsung dan pemilihan bertingkat. Pada pemilihan secara langsung, setiap warga negara yang berhak secara langsung memilih orang-orang yang akan duduk di parlemen. Sedangkan pada pemilihan bertingkat, yang dipilih rakyat adalah orang-orang di lingkungan mereka sendiri, kemudian orang-orang-orang-orang yang terpilih itu memilih anggota-anggota parlemen.
c) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
1.Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. 2.Demokrasi dengan Kecerdasan
3.Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat 4.Demokrasi dengan Rule of Low
5.Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara 6.Demokrasi dengan HAM
7.Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka 8.Demokrasi dengan Otonomi Daerah
9.Demokrasi dengan Kemakmuran 10.Demokrasi yang Berkeadilan Sosial (Achmad Sanusi,1993)
1.negara demokrasi memilih anggota legislatif dengan suara rakyat 2.dari rakyat untuk rakyat
3.mengutamakan kepentingan bersama
4. dalam ekonomi pemerintah segala sesuata milik pemerintah namun bebas untuk rakyat 5.masyarakat terlalu bebas berkreasi
otoriter :
1.berlaku keturunan kerajaan menguasai 2.Pemerintah merupakan kepala kebijakan 3.mengutamakan kepentingan negara