• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH STKIP MU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH STKIP MU"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i

PANDUAN

PENULISAN

KARYA TULIS ILMIAH

STKIP MUHAMMADIYAH SORONG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

KETUA STKIP MUHAMMADIYAH SORONG

Assalamu alaikum, wr-wb.

STKIP Muhammadiyah Sorong sebagai salah satu perguruan tinggi secara berkala melakukan evaluasi diri terhadap perkembangan jaman. Perkembangan jaman terus bergulir dari berbagai sisi kehidupan manusia. Perkembangan jaman oleh STKIP Muhammadiyah Sorong dianggap sebagai berkah dari Allah SWT. STKIP Muhammadiyah Sorong melakukan tanggap tindakan dengan melakukan perubahan-perubahan perkembangan dengan penuh dedikasi keilmuan.

Perkembangan disisi akademik telah berjalan secara baik. Perkembangan akademik yakni salah satunya kemajuan keilmuan dan keilmiahan. Kemajuan keilmuan dan keilmiahan didasarkan pada paradigma yang diajukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi. Perkembangan yang dilakukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi yakni salah satunya tentang penulisan karya-karya ilmiah.

Selain itu, kemajuan mahasiswa, pendidik dan staf STKIP Muhammadiyah Sorong yang sangat pesat dan haus dengan keilmuan akan memunculkan karya-karya yang berbentuk tulisan. Hal itu, mendorong STKIP Muhammadiyah Sorong untuk melakukan pembahuruan dan membuat format-format penulisan ilmiah agar selaras dengan penulisan baku yang dilakukan oleh para pakar, ahli, ilmuan dan akademisi secara global.

Buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) STKIP Muhammadiyah Sorong ini diharapkan dapat digunakan oleh semua sivitas akademika STKIP Muhammadiyah Sorong dan khalayak umum.

Wassalamu alaikum, wr-wb.

Aimas, 5 Desember 2013 Ketua STKIP Muhammadiyah Sorong

(4)
(5)

KATA PENGANTAR PERANCANG

Artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah bagi sebuah perguruan tinggi sangat penting keberadaannya sebagai salah satu tolak ukur tri darma perguruan tinggi. Artikel ilmiah atau karya ilmiah juga merupakan salah satu bukti mutu suatu perguruan tinggi. Tulisan karya ilmiah atau artikel ilmiah memilki kaidah-kaidah dan format yang teratur agar pembaca dengan mudah memahami. Hal itu, maka perlu sebuah perguruan tinggi memiliki format baku untuk penulisan karya ilmiah atau artikel ilmiah sebagai eksistensi dalam dunia ilmu pengetahuan. Panduan karya tulis ilmiah ini dibuat untuk menjawab dari permasalahan tersebut.

Buku panduan ini dibuat dengan pendekatan pada format karya ilmiah internasional yang diakui. Selain dari itu, penulisan buku ini juga berpandu dari system penulisan artikel ilmiah yang dikeluarkan oleh LIPI dan beberpa perguruan tinggi negeri terkemuka yang ada di Indonesia. Karya ilmiah internasional yang dimaksud yakni jurnal-jurnal internasiaonal seperti Elsiever, scdiencedirect, scopus dan ACS.

Buku panduan penulisan karya ilmiah ini juga disesuaikan dengan pola aplikasi Microsof office. Penyesuaian dengan aplikasi Microsoft office

dikarenakan aplikasi tersebut yang banyak digunakan dikalangan akademisi di Indonesia. Buku panduan ini juga merujuk pada system aplikasi windows.

Tulisan ini masih memungkinkan adanya kekeliruan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya pada penulisan artikel ilmiah atau kesalahan antara contoh dan petunjuk, maka penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca atau pengguna buku panduan ini.

Aimas, 5 Desember 2013 Perancang

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Ketua Stkip Muhammadiyah Sorong………... iii

Kata Pengantar Perancang………. v

Daftar Isi……… vii

Daftar Lampiran………. ix

BAB. 1. KARYA TULIS ILMIAH……….. 1

1.1. Pengertian KTI………. 1

1.2 Sistematika Penulisan Umum KTI……….. 1

1.3 Sistematika Penulisan……….. 2

1.4 Format Tulisan………. 9

1.5 Bahasa……….. 9

1.6 Literatur Rujukan………. 10

BAB. 2. PANDUAN PENULISAN JURNAL DAN PROSIDING………. 11

2.1 Pendahuluan………. 11

2.2 Sistematika Penulisan……….. 11

2.3 Format Tulisan………. 14

BAB. 3. PANDUAN PENULISAN KOLOKIUM……….. 19

3.1 Pendahuluan………. 19

3.2 Sistematika Penulisan……….. 19

3.3 Format Tulisan……… 20

BAB 4. PANDUAN PENULISAN MAKALAH AKADEMIS DAN ARTIKEL ILMIAH……… 27

4.1 Pendahuluan………. 27

4.2 Sistematika Penulisan……… 28

4.3 Format Tulisan………. 30

BAB. 5. PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN…………. 37

5.1 Pendahuluan………. 37

5.2 Sistematika Penulisan……….. 37

5.3 Format Tulisan………. 40

BAB. 6. PANDUAN PENULISAN LAPORAN………. 47

6.1 Pendahuluan……… 47

6.2 Laporan Praktikum……….. 47

6.2.1 Sistematika penulisan………... 47

6.2.2 Format tulisan………... 48

6.3 Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa 52 6.3.1 Sistematika penulisan………... 52

6.3.2 Format tulisan………... 54

6.4 Laporan (Kuliah Kerja Nyata) KKN……….. 58

(8)

7.2 Bobot TA………. 73

7.3 Sistematika Penulisan……….. 74

7.4 Format Tulisan………. 78

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Bagian Depan Jurnal/Prosiding………. 85

2. Contoh Bagian Isi Jurnal/Prosiding 86 3. Contoh Kaver Makalah Akademis/Artikel Ilmiah……… 87

4. Contoh Kaver Kolokium………. 88

5. Contoh Kaver Proposal Penelitian……… 89

6. Contoh Kaver Laporan Praktikum………... 90

7. Contoh Kaver Laporan PPL Mahasiswa………. 91

8. Contoh Kaver Laporan KKN……….. 92

9. Contoh Kaver Laporan Penelitian Dosen……… 93

10. Contoh Kaver TA (Skripsi)………. 94

11. Contoh Kaver TA (Thesis)……….. 95

12. Format Halaman Sampul Bagian Dalam (Halaman Kedua) Skripsi….. 96

13. Contoh Isi Halaman Sampul Bagian Dalam (Halaman Kedua) Skripsi……… 97

14. Format Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing Untuk Proposal Penelitian Mahasiswa……….. 98

15. Contoh Isi Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing Untuk Proposal Penelitian Mahasiswa……… 99

16. Format Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Untuk Skripsi…….. 100

17. Format Halaman Pengesahan Untuk Skripsi……….. 101

18. Contoh Isi Halaman Halaman Pengesahan Untuk Skripsi……….. 102

19. Format Halaman Pernyataan Untuk TA……….. 103

20. Contoh Isi Halaman Pernyataan Untuk TA………. 104

21. Format Halaman Pengesahan Laporan Penelitian Dosen……… 105

22. Format Kata Pengantar……… 106

23. Format Abstrak Bahasa Indonesia………... 107

24. Format Abstrak Bahasa Inggris……….. 108

25. Contoh Penulisan Referensi Model Model/Style APA………... 109

26. Contoh Penulisan Referensi Model/Style ISO 690………. 112

27. Contoh Format Tabel……….. 114

34. Contoh Penomoran Sub Bab, Anak Sub Bab dan Seterusnya………… 120

35. Contoh Biodata Penulis……….. 121

36. Teknik Penulisan Dengan Sistem Heading………. 122

(10)
(11)

BAB. 1.

KARYA TULIS ILMIAH

1.1 PENGERTIAN KTI

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang berisi gagasan kreatif yang disusun secara komprehensif berdasarkan data akurat, dianalisis secara runtut, tajam dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Oleh sebab itu, materi dan isi dari penulisan karya tulis ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek (1) Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada, (2) Mempunyai pokok permasalahan yang jelas, (3) Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

Pengertian karya ilmiah/Karya Tulis Ilmiah (KTI) menurut Parlindungan Pardede adalah tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

KTI disusun berdasarkan jenisnya, tapi tetap dibuat dalam format yang sama, kecuali untuk KTI jenis tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis dijelaskan secara keseluruhan dan lengkap tentang subjek yang ditinjau/diulas dan dikaji.

Isi dari tulisan: sesuai dengan kedalaman analisis setiap penulis. KTI mengacu pustaka secara komprehensif dan mencerminkan perkembangan menyeluruh di bidang keilmuannya serta memproyeksikan dampak dan menawarkan solusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Jenis-jenis KTI yakni jurnal, review, prosiding, kolokium, makalah, laporan, proposal, buku, tugas akhir (TA), skripsi, thesis, desertasi dan tulisan-tulisan pada artikel ilmiah lain baik berla mau pun tidak berkala.

1.2 SISTEMATIKA PENULISAN UMUM KTI

(12)

informasi sesuai dengan fakta sebenarnya, Andal, berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang, Desain, berarti terencanakan dan memiliki rancangan dan Akumulatif, berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang berkembang.

Perlu juga diperhatikan mengenai sifat dan isi tulisan dari sebuah karya tulis ilmiah sebagai berikut: (1) Kreatif dan objektif, dimaksudkan agar tulisan tetap memperhatikan gagasan yang kreatif untuk mensolusikan suatu permasalahan yang berkembang di masyarakat, (2) Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak menonjolkan permasalahan subjektif, (3) Tulisan didukung oleh data dan atau informasi terpercaya, (4) Materi karya tulis ilmiah disusun secara logis, sistematis, serta merupakan isu mutakhir (current issue) atau aktual . Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian denganmengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau litbang yang konsisten/berkelanjutan;

Selain persyaratan tersebut di atas, dalam penulisan karya tulis ilmiah juga dituntut motivasi dan disiplin yang tinggi, kemampuan berbahasa, peka terhadap perkembangan pengetahuan, serta mengikuti pedoman penulisan yang berlaku.

Jika seorang penulis dapat mengembangkan kemampuannya menulis karya ilmiah, maka manfaat yang dapat diperoleh antara lain: (1) Melatih mengembangkan keterampilan membaca. (2) Melatih menulis dari berbagai sumber dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. (3) Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, dan memperoleh kepuasan intelektual. 1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Secara umum, karya ilmiah disajikan dengan memperhatikan sistematika penulisan sebagai berikut:

1.3.1 Bagian Awal

Bagian ini pada umumnya memuat hal-hal di bawah ini:

1.3.1.1 Judul

(13)

Penulisan judul pada beberapa pengelola KTI memberlakukan batasan jumlah kata.

1.3.1.2 Nama penulis (Outhor)

Nama penulis ditulis secara jelas tanpa penggunaan gelar akademik, gelar jabatan atau gelar social lainnya. Nama yang ditulis merupakan nama asli dan bukan nama samaran. Penulisan nama diupayakan tidak disingkat (bila keadaan mengharuskan menyingkat nama maka harus mengikuti kaidah dan konsistensi) Nama penulis pertama berada pada urutan paling depan dan selanjutnya disusul oleh penulis berikutnya.

1.3.1.3 Lembar pengesahan

Lembar pengesahan disesuaikan dengan jenis KTI dan peruntukan KTI itu sendiri. Lembar Pengesahan tidak digunakan dalam beberapa punilasan KTI seperti jurnal, prosiding, review, makalah umum, buku dan beberapa jenis KTI.

1.3.1.4 Lembar Pernyataan.

Lembar pernyataan biasa ditulis sebagai penguat keberadaan KTI oleh penulis. Lembar pernyataan ditulis guna penegakkan etika penulisan KTI. Format dan isi dari tulisan lembar pernyataan disesuaikan dengan jenis KTI dan peruntukannya. Beberapa jenis KTI tidak menyertakan lembar pernyataan. Jenis KTI yang tidak menyertakan lembar pengesahan yakni makalah, jurnal, review, prosiding dan beberapa KTI lain.

1.3.1.5 Lembar dedikasi.

Lembar dedikasi biasa berisi tentang persembahan, motto atau penghormatan penulis pada pihak tertentu. Penulisan lembar dedikasi pada beberapa KTI tidak disertakan. Pada umumnya, lembar dedikasi ditulis pada Tugas Akhir (TA), skripsi, thesis dan desertasi. Lembar dedikasi tidak disertakan pada penulisan makalah, jurnal, prosiding, kolokium dan beberpa KTI lain.

1.3.1.6 Kata pengantar.

(14)

1.3.1.7 Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, dan Daftar-Daftar Lain.

Daftar isi dibuat guna mempermudah pembaca untuk menemukan halaman dari tulisan yang dicari. Daftar Isi ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar isi yang baku dengan menyertakan nomor penunjuk halaman. Daftar Isi ditulis judul Daftar Isi pada bagian atas dari lembaran daftar isi tersebut. Penulisan daftar isi mengikuti pola margin yang sesuai dengan margin-margin tulisan selanjutnya.

Daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran dibuat guna mempermudah pembaca untuk mencari letak halaman yang memuat tabel, gambar atau lampiran yang dimaksud. Sama halnya dengan daftar isi, penulisan margin (tepi) daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran disesuaikan dengan tulisan-tulisan selanjutnya pada KTI tersebut. Daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar-dartar lain harus ditulis dengan disertai nomor halaman dari keberadaan tabel, gambar dan lampiran serta komponen yang dimaksud pada tulisan KTI.

1.3.1.8 Abstrak

Abstrak berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari penulisan karya tulis dengan maksimal 1 halaman. Abstrak merupakan ringkasan inti dari KTI. Abstrak ditulis secara singkat dan jelas, tanpa ada pengulangan kalimat atau penggunaan istilah. Pengulangan penggunaan kata diupayakan sekecil mungkin. Format penulisan abstrak secara umum berisi tentang latar permaslahan, tujuan, metode dan pembahasan serta kesimpulan dari KTI. Pada beberpa pengelola KTI mempersyaratkan jumlah kata yang ditulis pada abstrak KTI. Abstrak ditulis tanpa footnote/kutipan pustaka dan singkatan/akronim (terkecuali singkatan yang telah dijelaskan pada bagian isi). Abstrak ditulis pada satu paragrap dan tidak menggunakan subheading. penulisan abstrak diikuti dengan penulisan kata kunci pada bagian akhir. Kata kunci merupakan kata/istilah yang paling menentukan, mempengaruhi dan paling inti dalam KTI. Kata kunci mengandung pengertian suatu konsep dan mengandung cukup informasi untuk indexing serta membantu dalam penulusuran. Pada umumnya, kata kunci terdiri dari kata tunggal dan kata majemuk. Jumlah kata kunci yakni tiga samapai lima kata. Penulisan kata kunci lazimnya diurutkan mulai dari kata yang mengandung istilah lebih umum dan hingga lebih spesifik dari KTI tersebut.

(15)

1.3.2 Bagian Inti

Bagian inti memuat hal-hal sebagai berikut:

1.3.2.1 Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi: (1) Perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut menjadi karya tulis dan penjelasan tentang makna penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah. Latar belakang sebaiknya didukung oleh informasi dan / atau data yang terpercaya. (2) Uraian singkat mengenai identifikasi masalah atau perumusan masalah. (3) Tujuan penulisan diuraikan dengan jelas. (4) Batasan masalah yakni cakupan ruang lingkup kajian KTI. (5) Manfaat penulisan bagi pihak lain dan masyarakat.

Penulisan pendahuluan pada beberapa KTI merupakan satu kesatuan utuh tanpa dipisahkan menjadi sub-sub bab, tetapi pada beberapa jenis KTI lain ditulis pada beberapa sub-sub. Jenis KTI yang menulis pendahuluan dalan satu kesatuan yakni jurnal, review, prosiding dan makalah-makalah khusus. Sedangkan, jenis KTI yang biasanya menuliskan pendahuluan dengan menempatkan sub-sub pendahuluan seperti makalah, proposal, laporan, Tugas Akhir (TA), skripsi, thesis dan desertasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan pendahuluan yakni: (1) Latar belakang: Menjelaskan fenomena antara lain: teknis/sosial/kultural actual bermasalah yang penting untuk diteliti, ditinjau dan dikaji serta alasan ilmiah atau merepresentasikan teori yang didukung acuan pustaka. Perlu ada review mengenai penelitian, tinjauan dan kajian terkait yang pernah dilakukan sendiri maupun orang lain dan menjelaskan perbedaan dengan penelitian yang sedang dijalankan. (2) Permasalahan atau Rumusan Masalah: Semua bidang ilmu (dalam penelitian) fenomena yang ada wajib dikaitkan dengan konsep ilmu pengetahuan. Permasalahan yang terjadi diidentifikasikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. (3) Batasan Masalah: hal-hal yang menjadi batasan dari kajian KTI seperti tempat, waktu/periode, jumlah dan lain-lain. (4) Tujuan dan Manfaat: Berisi atau menggambarkan tujuan dan manfaat dari penelitian/tinjauan, ulasan/review, dan kajian yang akan diperoleh dan keterkaitannya dengan apa yang telah dilaporkan/diperoleh sebelumnya. Tujuan disampaikan secara spesifik.

1.3.2.2 Tinjauan Pustaka

(16)

subjek atau pendekatan teoritis yang sama sudah dilakukan orang lain atau penulis sendiri. Penyajian scientific method atau landasan teori memerlukan acuan pustaka yang kuat, tajam dan mutakhir. Cara menyitir/mengutip pernyataan peneliti/penulis harus mengikuti ketentuan yang berlaku, yaitu sistem penomoran atau catatan perut (pengacuan berkurung).

1.3.2.3 Metode

Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data dan / atau informasi, pengolahan data dan / atau informasi, serta analisa sintesis.

Metode ditulis didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris, dan sistematis dengan sasaran hasil penelitian dan yang mutakhir. Perlu acuan pustaka, apabila sudah pernah dipublikasikan sebelumnya yang mencerminkan seberapa valid metode yang digunakan. Mengemukakan cara bagaimana peneliti menangani penelitiannya, mulai dari dimensi “pendekatan”, cara data dikumpulkan, dan cara menganalisis datanya harus jelas sehingga dapat diulang oleh pembaca (resep). Metode yang mengacu pada orang lain tidak perlu ditulis ulang dan sebutkan sumbernya, kecuali kalau ada modifikasi yang perlu dijelaskan modifikasinya.

Metode, pada umumnya mencakup uraian dan penjelasan sebagai berikut: (1) Penjelasan mengenai bahan dan peralatan serta metode yang digunakan (termasuk pisau analisis). (2) Deskripsi/uraian mengenai prosedur yang dilakukan, meliputi: Penentuan/penetapan parameter / variabel; Metode pengumpulan data (sampling method); Metode pengolahan dan analisis data. Hal yang perlu diperhatikan dalan menulis bagian metode yakni mencantumkan rumusan matematisnya sehingga hasil numeriknya bisa dicek. Jelaskan dengan cukup rinci sehingga metode ini dapat diulangi (repeatability).

Format penulisan untuk metode mengikuti jenis KTI dan pengelola (publisher) KTI. Setiap jenis KTI dan publisher menggunakan acuan yang berbeda.

1.3.2.4 Bagian Isi (Pembahasan, Kesimpulan dan Saran)

(17)

1.3.2.4.1 Hasil dan pembahasan

Penampilan/pencantuman/tabulasi data hasil penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan metodologi; (1) Analisis dan evaluasi terhadap data tersebut sesuai dengan formula hasil kajian teoritis yang telah dilakukan; (2) Diskusikan atau kupas hasil analisis dan evaluasi, terapkan metode komparasi, gunakan persamaan, grafik, gambar dan tabel agar lebih jelas; (3) Berikan interpretasi terhadap hasil analisis dan bahasan untuk memperoleh jawaban, nilai tambah, dan kemanfaatan terkait dengan permasalahan dan tujuan penelitian. (4) Merupakan hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang relevan dengan tema sentral kajian, hasil yang diperoleh dapat berupa deskriptif naratif, angka-angka, gambar/tabel, dan suatu alat.

Penulisan pembahasan perlu diperhatikan tentang (1) Penulisan runut diawali dari pemeriksaan data (verifikasi dan/atau validasi), mengulas struktur dan hubungan antar kelompok terhadap analisisnya dan terhadap interpretasi hasil berdasar teori dan tidak bergeser dari alur yang telah ditetapkan oleh hipotesis. (2) Hasil analisis berbentuk interpretasi (jika kualitatif); statistik atau tabulasi epsilon (jika kuantitatif). (3) Hasil harus menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Berisi tentang penjelasan perbandingan hasil dengan hal lain yang memiliki kaitan maupun bagian dari suatu keragaman masalah yang telah dipublikasikan oleh orang lain, atau hasil dari penelitian sebelumnya jika merupakan rangkaian dari suatu kegiatan penelitian. (4) Pembahasan ditulis dengan ringkas dan fokus kepada interpretasi dari hasil yang diperoleh, bukan pengulangan dari bagian hasil. (5) Acuan pustaka dimunculkan bila harus membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi sebelumnya. (6) Hindari penyajian ilustrasi berwarna, kecuali jika warna mengandung arti dan keterangan ilustrasi memakai huruf yang jelas terbaca serta notasi yang lazim dan konsisten, memakai notasi satuan. (7) Ilustrasi: merupakan rangkuman dari hasil aktivitas/kegiatan penelitian yang dapat berupa tabel, gambar, foto, dan sebagainya. (8) Tabel dan gambar: harus memiliki judul dan diikuti detail eksperimen dalam “legend” yang harus dapat dimengerti tanpa harus membaca manuskrip. (9) Pemakaian citra: harus disebutkan tahun dan sumber produknya, gambar dari acuan harus disebutkan sumbernya. (10) Garis pada grafik: harus jelas terlihat berbeda satu dengan yang lain bila lebih dari satu kurva. (11) Foto: tekstur yang jelas, kontras dapat menyajikan informasi selengkapnya (minimal 300 dpi).

1.3.2.4.2 Kesimpulan

(18)

penyampaian butir-butir kesimpulan secara berurutan. Kesimpulan khusus berasal dari analisis, sedangkan kesimpulan umum adalah hasil generalisasi atau keterkaitan dengan fenomena serupa di wilayah lain yang diacu dari publikasi terdahulu. Isi kesimpulan harus menjawab pertanyaan dan permasalahan riset yang diungkapkan pada pendahuluan. Kesimpulan dapat memuat produk peta yang disampaikan pada keterangan (bila memang ada pembahasan sebelumnya). Penulisan kesimpulan perlu diperhatikan Segitiga konsistensi yang penting untuk dipenuhi (masalah-tujuan-kesimpulan harus konsisten), sebagai upaya check dan

recheck.

1.3.3 Bagian Akhir

Bagian akhir memuat hal-hal di bawah ini.

1.3.3.1 Daftar Pustaka

Daftar pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan. Disusun berdasarkan aturan masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah (publisher). Setiap publisher

ada perbedaan istilah dan cara, namun arti sama, penulisan daftar pustaka diupayakan mengacu standar international. Alasan perbedaan cara penyusunan daftar pustaka oleh masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah: untuk mempermudah pencantuman, efisiensi ruangan tulisan, efisiensi dan kemudahan pada penelusuran kembali melalui berbagai cara. Sistem penulisan Daftar Pustaka disarankan merujuk kepada sistem, diantaranya: Modern Language Association

(MLA), American Psychological Association (APA) atau The Chicago Manual of Style (CMS).

1.3.3.2 Lampiran

Lampiran adalah halaman yang memuat sajian data-data yang tidak memungkinkan untuk ditampilkan dalam isi KTI. Selain menampilkan data, lampiran juga memuat data-data pendukung, gambar-gambar pendukung serta perhitungan-perhitungan dari isi KTI, atau riwayat keadaan serta pada saat penelitian. Format lampiran secara umum tidak ada yang baku, tetapi lampiran diurutkan sesuai kronologi dari waktu pembuatan KTI atau diurutkan sesuai pembahasan KTI.

1.3.3.3 Daftar Riwayat Hidup

(19)

1.3.3.4 Index.

Beberapa KTI, seperti buku mencantumkan index atau daftar istilah. Indek difungsikan untuk mempermudah dalam pencarian kata/istilah dalam KTI. Format penulisan index biasa menggunakan pola alphabet yang diikuti penulisan nomor halaman terkecil dari letak istilah tersebut. Format penulisan dengan indeks nama maupun angka/nomor dapat diterima tergantung kelaziman dan batasannya, disarankan: pemberian nomor indeks yang berdampak pada efisiensi ruangan (halaman) dan kemudahan penelusuran tanpa harus terpaku pada urutan alphabetis.

1.4 FORMAT TULISAN

Format tulisan pada KTI biasa disesuaikan dengan permintaan dari

publisher. Jenis tulisan pada KTI yang banyak digunakan adalah Times New Roman, Calibri, Chambria dan lain-lain. Jenis tulisan yang banyak digunakan di KTI Indonesia yakni Times New Roman dan Calibri. Font (besar huruf) yang biasa digunakan adalah 12 untuk Time New Roman dan 11 untuk Calibri. Namun demikian, ada beberapa publisher menggunakan font tulisan khusus. Hal ini, pada umumnya dengan alasan efektivitas ruang halaman. KTI yang berasal dari Negara-negara yang tidak menggunakan abjad alphabet seperti Negara Jepang, China, Negara-negara Arab, dan Thailand serta lain-lainnya menggunakan versi tulisan yang disesuaikan dengan tulisan yang berlaku di Negara tersebut.

Jarak tulisan (spasi) yang biasa digunakan dalam KTI yakni jarak baris 1 atau jarak baris 1,5 dan jarak baris 2. Jarak baris satu biasa digunakan dalam penulisan abstrak, sedangkan jarak baris 2 biasa digunakan dalam isi. Jarak baris dalam satu KTI bisa terdapat gabungan beberapa jenis jarak baris. Jenis KTI yang menggunakan jarak baris yang berbeda seperti skripsi, thesis, desertasi, laporan dan beberapa jenis KTI lain. Perbedaan jarak baris yakni berada pada sub yang berbeda. Jurnal, prosiding, dan review biasa menggunakan jarak baris 1 (ada beberapa jurnal memberlakukan jarak baris 1.15 atau 1.5).

Jarak tepi (margin) KTI disesuaikan dengan jenis KTI. Jarak tepi untuk skripsi, thesis, makalah, laporan dan proposal pada umumnya adalah tepi atas 4 cm, tepi kiri 4 cm, tepi kanan 3 cm, dan tepi bawah 3 cm. Sedangkan untuk jurnal, prosiding, review dan beberpa KTI memberlakukan jarak tepi yang berbeda. Jarak tepi yang umum digunakan dalam jurnal, prosiding dan review adalah 2,5 cm tepi atas, 2,5 cm tepi kanan, 2,5 cm tepi bawah dan 3 cm tepi kiri (beberapa publisher

menggunakan aturan berbeda). 1.5 BAHASA

Bahasa yang digunakan dalam KTI tergantung pada lokasi Negara

(20)

masaukkan bahasa asing atau istilah asing ditulis dengan tulisan miring (Italic). Istilah asing yang dimaksud dalam KTI berbahasa Indonesia yakni istilah-istilah atau kata-kata yang diadopsi dari bahasa asing termasuk bahasa daerah. Beberapa KTI berbahasa Indonesia menyertakan bahsa asing terutama Bahasa Inggris pada penulisan abstrak atau judul. Hal ini, dimaksudkan untuk dapat dibaca secara pintas oleh pembaca yang tidak menggunakan bahasa Indonesia atau pembaca dari Negara asing.

1.6 LITERATUR RUJUKAN

Pustaka yang ditulis adalah pustaka yang dijadikan acuan (hanya yang diacu yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka), sedangkan acuan dari hasil komunikasi langsung tidak dimasukkan di daftar acuan. Kemutakhiran pustaka acuan dilihat dari tahun publikasi pustaka acuan: paling lama dalam kurun lima tahun terakhir (tergantung bidang). Semakin banyak daftar pustaka yang diacu dari jurnal ilmiah terakreditasi/terbaru/internasional maka mutu tulisan semakin bagus. Daftar pustaka yang terlalu banyak mengutip dari tulisan sendiri kurang baik, kecuali untuk bahan orasi ilmiah (minimal 30%). Semakin banyak sumber acuan primer (dibandingkan misalnya dengan textbook) maka semakin tinggi bobot dan mutu suatu tulisan.

Literatur rujukan/pustaka yang berbentuk buku maka harus menuliskan nomor ISBN. Buku yang tidak memiliki nomor ISBN tidak layak dijadikan rujukan KTI. Rujukan elektronik seperti jurnal elektronik, e-book, dan website

(21)

2 BAB. 2.

PANDUAN PENULISAN JURNAL DAN PROSIDING

2.1 PENDAHULUAN

Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).

Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup semua bidang ilmu, juga ilmu sosial dan humaniora. Penerbitan dalam bentuk artikel ilmiah biasanya lebih penting untuk bidang ilmu pengetahuan alam maupun kedokteran dibandingkan dengan bidang akademik lain. Suatu jurnal ilmiah dapat dilakukan peer review.

Peer review / penelaahan sejawat atau penilaian sejawat (bahasa Inggris: peer review) adalah suatu proses pemeriksaan atau penelitian suatu karya atau ide pengarang ilmiah oleh pakar lain di bidang tersebut. Orang yang melakukan penelaahan ini disebut penelaah sejawat atau mitra bestari (peer reviewer). Proses ini dilakukan terutama oleh editor atau penyunting untuk memilih dan menyaring manuskrip yang dikirim, dan juga oleh badan pemberi dana, untuk memutuskan pemberian dana bantuan. Penilaian sejawat bertujuan untuk membuat pengarang memenuhi standar disiplin ilmu mereka, dan standar keilmuan pada umumnya. Publikasi dan penghargaan yang tidak melalui penilaian sejawat kemungkinan akan dicurigai oleh akademisi dan profesional pada berbagai bidang. Bahkan jurnal ilmiah kadang ditemukan mengandung kesalahan, fraud (penipuan), dan berbagai jenis cacat lainnya yang dapat mengurangi reputasi mereka sebagai penerbit ilmiah yang tepercaya.

Jurnal dan prosiding merupakan suatu laporan hasil penelitian atau kajian keilmuan dari suatu permasalahan yang dipublikasikan ke masyarakat umum. Prosiding adalah laporan hasil penelitian atau kajian ilmiah dari suatu permasalahan yang akan dipublikasikan lewat seminar oral.

2.2 SISTEMATIKA PENULISAN 2.2.1 Isi jurnal/prosiding

Jurnal/prosiding hendaknya dibuat secara realistis, komprehensif dan terperinci yang berisi hal-hal berikut ini:

2.2.1.1 Judul jurnal/prosiding

(22)

kata dalam bahasa Inggris. Judul yang terlalu panjang sering kali mengaburkan makna isi artikel, apalagi pada judul tersebut terdapat kata-kata klise seperti penelaahan, studi, pengaruh dan lain-lain. Hindari penggunaan kata-kata yang rendah bobot ilmiahnya. Judul yang terlalu panjang dapat dihindari dengan tetap mempertahankan kejelasan makna judul, maka sebaiknya dibuatkan sub-judul. Judul jurnal/prosiding ilmu-ilmu sosial sedapat mungkin dirumuskan dalam kalimat-kalimat relasional dan menghindari kalimat-kalimat yang mengandung kausalitas. Penulisan judul disarankan untuk menonjolkan kata kunci dan diianjurkan untuk menempatkan kata kunci yang paling penting dan khas di awal judul. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka (literatur scanning service) yang sering kali menggunakan “sistem kata kunci” (key word sistem).

2.2.1.2 Uraian Singkat/Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan keseluruhan penelitian yang meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil dan simpulan dalam bentuk singkat dan jelas. Abstrak adalah uraian singkat berisi tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada pelaksanaan penelitian. Jumlah kata dalam abstrak umumnya antara 100 dan 250 kata. Abstrak diakhiri dengan kata kunci. Abstrak ditempatkan pada bagian awal jurnal/prosiding. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Abstrak dalam bahasa inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada. Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi jurnal/prosiding pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, tujuan, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode) dan ditambahkan tentang hasil yang dicapai dalam penelitian serta simpulan.

(23)

2.2.1.3 Pendahuluan

Pendahuluan berisi hal-hal yang mendorong atau hal-hal yang melatarbelakangi pentingnya dilakukan penelitian tersebut. Perujukan pustaka sangat perlu dalam pendahuluan. Pendahulaun dalam jurnal/prosiding sudah merupakan satu kesatuan dari komponen latar belakang, perumusan masalah batasan masalah, tujuan, dan relevansi atau manfaat yang diharapkan. Penulisan komponen-komponen dalam jurnal/prosiding tidak dipisahkan dalam sub-sub yang berbeda, melainkan gabungan dari semuanya. Penulisan komponen-komponen pendahuluan ditulis secara berurutan dan jelas.

2.2.1.4 Metodologi

Metodologi berisi bahan-bahan, peralatan, dan cara kerja serta teknik/proses pengerjaan. Yang dimaksud dengan bahan adalah: material, data, dan hasil penelitian lain. Yang dimaksud peralatan: alat-alat uji laboratorium dan lapangan, perangkat keras dan lunak, teori dan persamaan, serta variabel. Yang dimaksud dengan proses adalah teknik pengumpulan dan analisis data, model pendekatan yang digunakan, rancangan penelitian, cara penafsiran dan pengumpulan hasil penelitian, ujicoba dan cara evaluasi, serta cara penyimpulan. Metodologi ini perlu dijelaskan tempat/lokasi pelaksanaan penelitian.

Metodologi juga memuat jumlah sampel dari populasi yang digunakan dengan menyebutkan pendekatan metode perhitungan atau perlakuan. Metode perhitungan atau perlakuan yang dimaksud adalah suatu pendekatan metode yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu yang telah dianggap valid, terpercaya dan baik untuk digunakan.

2.2.1.5 Pembahasan.

Pembahasan adalah ungkapan hasil-hasil penelitian atau kajian-kajian ilmiah yang disertai dengan data-data yang valid. Pembahasan juga mengulas tentang hasil-hasil dari pelaksanaan metode. Selain itu, pembahasan mengkaji secara ilmiah dari hasil-hasil penelitian berdasarkan analisis ilmiah berdasarkan bidang ilmu masing-masing. Ulasan pembahasan diupayakan meruncing hingga menjawab dari tujuan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan.

(24)

Penulisan persamaan dalam pembahasan hanya untuk pembahasan yang menuntut pembuktian penurunan rumus atau kajian matematis penuh. Sedangkan, untuk persamaan yang merupakan teknik analisis atau perhitungan diungkap dalam sub metodologi.

2.2.1.6 Kesimpulan

Kesimpulan adalah hasil akhir dari pembahasan dan jawaban dari permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan ditulis secara singkat dan padat serta memuat informasi dari suatu hasil penelitian.

2.2.1.7 Ucapan terima kasih/penghargaan.

Ucapan terima kasih atau penghargaan dapat dituliskan pada akhir jurnal/prosiding sebelum bagian daftar pustaka. Ucapan terima kasih atau penghargaan ditulis sesingkat mungkin dan ditujukan hanya kepada orang/badan yang betul-betul berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan penelitian sampai terbentuknya jurnal. Ucapan terima kasih dan penghargaan pada umumnya hanya ditulis untuk satu atau dua pihak lain yang betul-betul signifikan dalam membantu penelitian.

2.2.1.8 Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sekumpulan literatur pustaka yang telah dirujuk dalam penulisan jurnal/prosiding dan tercantum dalam isi jurnal/prosiding. Sedang, literatur yang tidak tercantum dalam isi jurnal/prosiding walau pun telah dirujuk pada saat melakukan penelitian maka tidak dicantumkan. Penulisan daftar pustaka mengikuti system penulisan ISO 690.

2.3 FORMAT TULISAN

Pengetikan jurnal dan prosiding mengikuti ketentuan sebagai berikut: 2.3.1 Jenis dan ukuran kertas :

Kertas HVS ukuran A4 (210 mm x 297 mm) 80 gr. 2.3.2 Jarak spasi : 1.0 (satu koma nol)

Jarak spasi yang digunakan yakni 1.0 (satu koma nol). 2.3.3 Jarak tepi (margin) :

Tepi atas : 3.0 cm. Tepi bawah : 2.5 cm. Tepi kiri : 3.0 cm. Tepi kanan : 2.5 cm 2.3.4 Print out

(25)

2.3.5 Jenis huruf:

Jenis huruf adalah Times New Roman, Normal, ukuran 10 (khusus untuk judul dan bagian sebelum abstrak dapat dipakai ukuran 12), terkecuali pada penulisan-penulisan yang menggunakan bahasa atau jenis tulisan lain seperti tulisan Arab, China, Jepang, Thailand dan sebagainya. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak diterjemahkan ditulis miring (italic).

Jurnal dan prosiding ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan ilmiah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. (kecuali abstrak bahasa Inggris). Penulisan mengikuti pola SPO (subjek, predikat dan objek) dan diupayakan menggunakan kalimat pasif.

Rumus dan lambang matematika ditulis sesuai kaidah penulisan ilmiah yakni menggunakan fasilitas equation yang ada di Microsoft Office dengan tipe huruf Times New Roman menggunakan normal text. Tabel-tabel dan gambar-gambar, jika ada, sedapat mungkin juga disajikan pada kertas yang sama/halaman yang sama.

2.3.6 Nomor halaman.

Halaman diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan seterusnya hingga pada lembar lampiran. Nomor halaman ditulis di bawah (footer) sebelah tengah (center).

2.3.7 Tabel dan Gambar

Tabel-tabel diberi nomor urut pada setiap sub dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: (1) Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan sub sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor tabel (contoh: Tabel 2.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, dan sebagainya.). (2) Nomor dan Judul Tabel diletakkan di atas tabel dan kata tabel dengan angkanya ditulis tebal serta awal kalimat dimulai dengan huruf besar. (3) Tabel yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah tabel berjarak 1 spasi dari tabel. (4) Cantumkan sd atau se. (5) Cantumkan jumlah pengamatan. (6) Cantumkan superskrip untuk perbedaan statistik. (7) Kalau ada singkatan berikan penjelasan pada catatan kaki. (9) Tabel harus bisa berdiri sendiri tanpa harus membaca teks

(26)

rupa sesuai dengan lebar atau besar gambar (center). (3) Tulisan Gambar dan angka penunjuk gambar ditulis tebal, sedangkan judul ditulus dengan normal teks. (3) Gambar adalah alat bantu penjelasan atau tampilan ungkapan yang dapat berupa gambar foto, gambar grafik, gambar keadaan atau imajinasi dan sejenisnya. (4) Gambar yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah gambar berjarak 1 spasi dari gambar. (5) Keterangan simbol-simbol yang digunakan dalam gambar sebaiknya dijelaskan dalam judul. (6) Gambar data berbentuk grafik dengan satuan yang sama gunakan satu sumbu x dan satu sumbu y. (7) Untuk data dengan satuan yang berbeda gunakan sumbu yang berbeda.

Tabel dan gambar merupakan satu kesatuan dengan teks yang lain maka buatlah kalimat yang mampu menghubungkan antara teks dengan tabel atau gambar.

2.3.8 Berbagai tingkatan judul sub dan penomorannya

Sub dan Judul sub: diketik tebal dengan bentuk huruf kecil (kecuali awal kalimat atau singkatan). Anak sub: ditulis mulai dari tepi sebelah kiri dan

Semua sumber pustaka yang diacu secara langsung harus dicantumkan. Cara menyebutkan sumber ialah dengan menuliskan angka di dalam kurung, contoh [1]. Kutipan yang diambil tidak secara langsung dari aslinya maka yang dituliskan adalah nama penulis asli dan penyunting ditulis dengan angka (contoh: Faqih [2] menyatakan bahwa pendidikan…..). Dalam contoh: Faqih adalah penulis pertama dan [2] adalah penyunting.

Jika sumber diletakkan pada awal kalimat maka penulisan penulis diluar tanda kurung dan diikuti dengan angka dalam kurung sebagai penunjuk literatur . Contoh; Arikunto [3] menyatakan bahwa pendidikan……

(27)

oleh badan-badan resmi. Tulisan ilmiah nasional resmi, contoh: Perundang-undangan, peraturan, himbauan pemerintah dan sebagainya. Tulisan ilmiah internasional, contoh: Laporan PBB, laporan UNICEF, peraturan Bank Asia, dan lain sebagainya. Jurnal Nasional dan internasional terakreditasi, contoh: Elsevier, ACS, International Journal Of Special Education, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP) dan sebagainya. Journal nasional harus memiliki nomor ISSN. Jika journal masih belum memiliki nomor halaman atau tahun terbitan (karena journal yang dimaksud masih baru) maka perlu menuliskan nomor DOI. Situs Negara, pemerintah atau akademik serta badan resmi nasional atau internasional, contoh LIPI, PERTAMINA, PBB, UNICEF, UPI Bandung, UI Jakarta dan sebagainya.

Situs-situs internet resmi, contoh; www………go.id, www……..go.sin,

(28)
(29)

BAB. 3.

3 PANDUAN PENULISAN KOLOKIUM

3.1 PENDAHULUAN

Kolokium adalah Pertemuan keahlian atau seminar. Kolokium dalam dunia pendidikan adalah kegiatan belajar (pada tataran pendidikan sarjana) yg dilakukan dalam bentuk seminar untuk membahas proyek penelitian bertaraf lanjutan. Kolokium dalam tataran pendidikan sarjana yakni membahas dan mengkaji penelitian yang telah dilaporkan atau dipublikasikan oleh peneliti lain. Penelitian yang dikaji dalam kolokium biasanya merupakan penelitian yang bersifat lanjutan dan bukan penelitian dasar. Laporan atau publikasi Penelitian-penelitian yang dikaji dalam kolokium harus dari publisher yang diakui dan terpercaya. Seyogyanya, publikasi atau laporan penelitian yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal internasional yang diakui seperti jurnal ACS, ScienceDirect, Scopus dan sejenisnya. Jurnal-jurnal yang meragukan atau belum diakui secara internasional oleh para ahli akan menimbulkan pembahasan yang tidak tepat sasaran karena sumber yang digunakan tidak valid. Kolokium dalam pendidikan kesarjaanaan digunakan untuk melatih calon sarjana agar mampu membahas dan mengkaji suatu hasil penelitian.

3.2 SISTEMATIKA PENULISAN 3.2.1 Halaman judul

Halaman judul kolokim berisi judul kolokium yakni diawali dengan kata kolokium dan diikuti judul asli laporan/jurnal penelitian yang dirujuk, nama penulis disertai nomor identitas (NIM) dan jika penulis lebih dari satu maka ditulis secara berurutan kebawah dengan mengikuti pola alphabet dan tetap masing-masing disertai nomor identitas (NIM), nama aviliasi/prodi, jurusan, fakultas, perguruan tinggi, kota dan tahun penulisan.

3.2.2 Pendahuluan (BAB. 1)

Pendahulan terdiri dari latar belakang, pertanyaan, tujuan dan kegunaan dari penulisan kolokium tersebut. Penulisan pendahualuan tidak lebih dari tiga halaman.

(30)

3.2.3 Pendekatan Teoretis (BAB II)

3.2.3.1 Tinjauan Pustaka:

Tinjauan pustaka yakni tinjauan teoritis dan hasil-hasil penelitian lain yang relevan atau penelitian-penelitian dan teori-teori pendukung.

3.2.3.2 Kerangka Pemikiran

Deskripsi dan diagram/bagan alur berpikir yang menunjukkan secara jelas hubungan antar variabel. Hipotesis kerja atau hipotesis pengarah. Definisi operasional dari setiap variabel atau daftar definisi istilah/terminologi.

3.2.4 Pendekatan Lapangan (BAB III)

Pembenaran atau alasan pemilihan metode penelitian, Alasan dan cara pemilihan lokasi penelitian, Waktu pelaksanaan penelitian, Penentuan populasi, sampel atau responden dan informan penelitian, Teknik atau metode pengumpulan data, Teknik atau metode pengolahan dan analisis analisis data: unit analisis, Daftar data terpenting, sumber data dan metode pengumpulan data, dan dummy tabels

3.2.5 Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi pustaka yang dikutip pada naskah utama

3.2.6 Lampiran

Lampiran berisi kuesioner atau panduan pertanyaan.

3.3 FORMAT TULISAN

Format tulisan untuk makalah akademis dan artikel ilmiah adalah sebagai berikut:

3.3.1 Jenis dan ukuran kertas:

Kertas HVS ukuran A4 (210 mm x 297 mm) 80 gr.

3.3.2 Jarak spasi

Jarak spasi: 2 (dua) Jarak tepi (margin): Tepi atas : 3.5 cm, Tepi bawah: 3.0 cm, Tepi kiri: 4.0 cm, Tepi kanan: 3.0 cm.

3.3.3 Print out.

Kolokium diprintout tanpa bolak-balik halaman (halaman tunggal).

3.3.4 Jenis huruf :

(31)

diterjemahkan ditulis miring (italic). Kolokiun ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan ilmiah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Penulisan mengikuti pola SPO (subjek, predikat dan objek) dan diupayakan menggunakan kalimat pasif. Rumus dan lambang matematika ditulis sesuai kaidah penulisan ilmiah yakni menggunakan fasilitas equation yang ada di software Microsoft word dengan tipe huruf times new roman menggunakan normal text. Tabel-tabel dan gambar-gambar, jika ada, sedapat mungkin juga disajikan pada kertas yang sama/halaman.

3.3.5 Penomoran Sub Bab dan Anak Sub Bab.

Penomoran sub bab dan anak sub bab dan seterusnya digunakan sistem penomoran yang mengikuti pola Heading yakni nomor sub bab diawali dengan nomor bab. Sistem penomoran ini membentuk baris kalimat tulisan tidak masuk ke bagian dalam. Tulisan selalu berawal dari tepi kiri maksimum (kecuali awal paragraph berada sutu tabs penuh). Contoh penomoran sub bab dan anak bab dan seterusnya dapat dilihat pada lampiran.

3.3.6 Nomor Halaman.

Bagian ‟Awal‟ diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf kecil (i, ii, iii, iv, v, .. dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah halaman. Bagian ‟Inti/Pokok atau Batang Tubuh‟ dan ‟Akhir‟ diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan lampiran. Nomor halaman ditulis di bawah (footer) sebelah tengah (center). Bila suatu bab berakhir pada halaman bernomor gasal, maka ditambahkan satu halaman kosong dengan nomor halaman genap (diberi tulisan ”Halaman ini sengaja dikosongkan”). Antar bab diberi halaman pembatas berwarna ber

-watermark lambang STKIP Muhammadiyah Sorong tanpa diberi nomor halaman.

3.3.7 Tabel dan Gambar

3.3.7.1 Tabel-tabel

(32)

penjelasan pada catatan kaki. Tabel harus bisa berdiri sendiri tanpa harus membaca teks

3.3.8 Gambar-Gambar

Gambar-Gambar Diberi Nomor Urut Pada Setiap Bab dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:

Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan bab sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor gambar. (contoh: Gambar 2.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan sebagainya). Nomor dan Judul Gambar diletakkan di bawah

gambar dan diatur sedemikian rupa sesuai dengan lebar atau besar gambar. Gambar adalah alat bantu penjelasan atau tampilan ungkapan yang dapat berupa gambar foto, gambar grafik, gambar keadaan atau imajinasi dan sejenisnya. Gambar yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah gambar berjarak 1 spasi dari gambar. Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Sertakan ukuran penyebaran sd atau se. Keterangan simbol-simbol yang digunakan dalam gambar sebaiknya dijelaskan dalam judul. Gambar data berbentuk grafik dengan satuan yang sama gunakan satu sumbu x dan satu sumbu

y. Untuk data dengan satuan yang berbeda gunakan sumbu yang berbeda. Tabel dan gambar merupakan satu kesatuan dengan teks yang lain maka buatlah kalimat yang mampu menghubungkan antara teks dengan tabel atau gambar.

3.3.9 Ketebalan kulit muka dan kulit belakang

Ketebalan kulit muka dan kulit belakang tidak lebih dari 1 mm (soft cover). Tulisan pada kulit muka sama dengan lembar Judul.

3.3.10 Berbagai tingkatan judul bab dan penomorannya

Bab dan Judul bab: diketik dengan huruf besar semua pada halaman baru dengan jarak seimbang dari tepi kiri dan kanan (center), dan ditebalkan. Nomor bab ditulis dalam huruf Romawi; judul bab ditulis pada baris berikutnya. Sub-judul: huruf-huruf pertama setiap kata, kecuali kata sambung, ditulis dengan huruf besar yang ditebalkan dan diletakkan mulai dari tepi kiri. Anak sub-judul : ditulis mulai dari tepi sebelah kiri dan ditebalkan. Huruf pertama dari anak sub-judul ditulis dengan huruf besar. Penomoran sub judul dan anak sub judul mengikuti pola penomoran gambar yakni ditulis dengan huruf Arab, di awali nomor bab, sub bab, anak sub bab dan seterusnya (contoh terdapat pada lampiran).

3.3.11 Kutipan

(33)

pada kutipan sama dengan jarak baris tulisan lain. Kutipan ditempatkan pada paragraph tersendiri atau tidak disatukan dengan paragraph sebelumnya atau sesudahnya. Contoh:

Pengertian karya ilmiah/karya tulis ilmiah (KTI) menurut Parlindungan Pardede:

“………tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat

dipertanggungjawabkan……”

3.3.12 Acuan dan Sumber Acuan.

Semua sumber pustaka yang diacu secara langsung harus dicantumkan. Cara menyebutkan sumber ialah dengan menuliskan nama pengarang dan tahun publikasi didalam kurung. Untuk kutipan yang diambil tidak secara langsung dari aslinya maka yang dituliskan adalah nama penulis asli dan nama penyunting (contoh: Faqih dalam Sulistijono, 2006). Jika sumber diletakkan pada awal kalimat maka penulisan penulis diluar tanda kurung dan tahun diletakkan dalam kurung. Contoh; (Arikunto (2011) menyatakan bahwa pendidikan……). Sumber pustaka ditulis nama penulis bagian belakang tanpa gelar atau predikat atau status. Sumber acuan harus dari tulisan ilmiah nasional resmi atau internasional resmi, journal nasional atau internasional terakreditasi, buku (memiliki ISBN), tulisan ilmiah yang dipublikasikan lewat media internet (harus memiliki nomor DOI), situs resmi (situs Negara, pemerintah, akademik, badan resmi nasional atau internasional, perusahaan milik pemerintah, dan sejenisnya), media elektronik dan cetak resmi, tabloid, manual atau brosur yang dikeluarkan oleh badan-badan resmi. Tulisan ilmiah nasional resmi, contoh: Perundang-undangan, peraturan, himbauan pemerintah dan sebagainya. Tulisan ilmiah internasional, contoh: Laporan PBB, laporan UNICEF, peraturan Bank Asia, dan lain sebagainya. Journal Nasional dan internasional terakreditasi, contoh: Elsevier, ACS, International Journal Of Special Education, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP) dan sebagainya. Journal nasional harus memiliki nomor ISSN. Jika journal masih belum memiliki nomor halaman atau tahun terbitan (karena journal yang dimaksud masih baru) maka perlu menuliskan nomor DOI. Situs Negara, pemerintah atau akademik serta badan resmi nasional atau internasional, contoh LIPI, PERTAMINA, PBB, UNICEF, UPI Bandung, UI Jakarta dan sebagainya. Situs-situs internet resmi, contoh; www………go.id, www……..go.sin,

(34)

3.3.13 Halaman Judul.

Halaman judul sama dengan halaman kulit luar, berisi: tulisan judul; lambang STKIP Muhammadiyah, nama penulis dengan nomor pokok/nomor induk mahasiswa (NRP/NIM); nama jurusan/program studi, nama perguruan, dan nama kota, serta tahun pembuatan.

Halaman judul ditulis dalam Indonesia (terkecuali dikehendaki berbahasa Asing). Judul makalah akademis/artikel ilmiah harus diketik seluruhnya dengan huruf-huruf besar dan tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah baku atau suatu istilah yang yang semestinya disingkat. Nama penulis harus ditulis dengan huruf besar dan tidak disingkat, diikuti NIM/NIDN/identitas nomor lainnya di bagian bawah. Tulisan nama penulis yang lebih dari satu penulis maka ditulis sejajar ke bawah dengan tetap mengikutkan NIM/NIDN/penomoran identitas lainnya.

3.3.14 Halaman Daftar Isi

Daftar isi dicantumkan: halaman judul, lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar simbol, bab sampai dengan anak sub-bab, daftar pustaka, lampiran; semuanya lengkap dengan nomor halaman yang sesuai. Tulisan ”DAFTAR ISI” sebagai judul dari halaman ini dituliskan seluruhnya dengan huruf-huruf besar.

3.3.15 Halaman Daftar Gambar

Format penulisan daftar gambar identik dengan format penulisan daftar isi. Tulisan DAFTAR GAMBAR sebagai judul dari daftar gambar dituliskan seluruhnya dengan huruf-huruf besar.

3.3.16 Halaman Daftar Tabel

Format penulisan daftar tabel identik dengan format penulisan daftar isi. Tulisan DAFTAR TABEL sebagai judul dari daftar tabel dituliskan seluruhnya dengan huruf-huruf besar.

3.3.17 Daftar Acuan atau Daftar Pustaka

(35)
(36)
(37)

5 BAB 4.

PANDUAN PENULISAN

MAKALAH AKADEMIS DAN ARTIKEL ILMIAH

5.1 PENDAHULUAN

Makalah merupakan naskah yang sistematik dan utuh yang berupa garis-garis besar (outlines) mengenai suatu masalah, dan ditulis dengan pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan tertentu, baik itu menguraikan pendapat, gagasan maupun pembahasan dalam rangka pemecahan masalah tersebut. Sebuah makalah memang hal yang tidak asing bagi cendikiwan akademik. Makalah dibuat oleh nara sumber lain seperti pejabat pemerintahan, rektor, dosen, kepala sekolah, guru dan lain-lain, sebagai makalah kerja yang dibahas pada seminar, simposium, dan sebagainya. Makalah memang sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Ada dua manfaat makalah yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Makalah sebagai sumbangan kajian teoritis mengenai suatu hal atau topik permasalahan.

Dalam publikasi ilmiah, sebuah makalah adalah sebuah karya akademis yang umumnya diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah. Makalah ini dapat berisi hasil penelitian orisinil atau berupa telaah dari hasil-hasil yang telah ada sebelumnya. Makalah seperti ini baru dapat dianggap valid setelah melalui proses peer review oleh satu atau beberapa pemeriksa (yang juga merupakan akademisi di bidang yang sama) dalam rangka untuk memeriksa isi makalah apakah telah sesuai untuk dipublikasikan di jurnal. Sebuah makalah dapat mengalami beberapa kali pemeriksaan dan revisi, sebelum akhirnya dapat diterima untuk publikasi. Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa tahun, khususnya untuk jurnal penerbitan yang sangat populer.

Artikel ilmiah merupakan suatu hasil pemikiran, studi kepustakaan, hasil eksperimen di laboratorium atau hasil percobaan di lapangan yang dilaporkan dalam bentuk yang lebih singkat dari Laporan Akhir Penelitian namun tetap mengandung isi yang sama. Cara penyajian artikel ilmiah sangat beragam tergantung pada bidang ilmu (sosial atau eksakta) dan macam artikel yang dipublikasikan, apakah hasil eksperimen (original article) ataukah kajian kepustakaan (review article). Namun demikian, meskipun tidak ada format baku yang berlaku universal, suatu artikel ilmiah harus mengandung unsur-unsur utama seperti judul artikel, identitas penulis, batang tubuh dan daftar pustaka. Setiap majalah ilmiah menerbitkan petunjuk redaksi (instruction for authors) yang mutlak harus diikuti oleh penulis. Oleh karenanya, sangat perlu untuk mempelajari format, teknik penulisan, persyaratan administrasi serta ketentuan lainnya dari majalah yang dituju.

(38)

ilmiah dari kelompok ke-dua meliputi artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai media, baik cetak maupun elektronik, seperti majalah ilmiah, prosiding hasil seminar/konferensi, buku teks, handbook dan sebagainya. Pada tulisan ini uraian akan dibatasi pada teknik penulisan artikel untuk dipublikasikan dalam majalah ilmiah nasional terakreditasi.

5.2 SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar, kerangka suatu makalah akademis/artikel ilmiah terdiri atas 3 bagian, yakni bagian awal, batang tubuh dan bagian akhir tulisan.

5.2.1 Bagian awal tulisan

Bagian awal suatu artikel ilmiah dan makalah akademis mencakup halaman judul, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran, halaman judul berisi tentang judul, nama penulis berikut institusi afiliasinya, abstrak dan kata-kata kunci. Artikel ilmiah yang disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah biasanya juga memiliki halaman muka/judul, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Akan tetapi setelah disunting dan dijadikan prosiding pada umumnya format yang dipakai disederhanakan sebagaimana artikel di dalam majalah ilmiah.

Judul hendaknya singkat namun menarik minat untuk membaca isi artikel. Judul yang relatif singkat tersebut hendaknya juga menggambarkan isi atau topik artikel. Oleh sebab itu, judul harus mengandung kata-kata kunci (keywords) sehingga artikel tersebut mudah ditelusuri melalui penelusuran pustaka menggunakan komputer. Dengan demikian, judul harus dapat menggambarkan hal-hal yang spesifik dan menarik sehingga menggugah pembaca untuk menyimak isi artikel. Akan tetapi, judul hendaknya tidak terlalu ambisius sehingga sangat menarik perhatian pembaca namun ternyata tidak didukung oleh isi artikel.

Nama penulis atau para penulis hendaknya dicantumkan secara lengkap. Alamat institusi afiliasi atau alamat untuk korespondensi sangat dianjurkan untuk dicantumkan. Hal ini akan sangat membantu pembaca yang menginginkan informasi lebih lanjut mengenai artikel tersebut atau pun untuk korespondensi langsung dengan penulis mengenai hal-hal yang lain.

(39)

5.2.2 Bagian isi

Bagian ini merupakan inti dari artikel ilmiah dan berisikan bagian-bagian seperti: pendahuluan (BAB I), metoda (BAB II), hasil dan pembahasan (BAB III), dan kesimpulan dan saran (BAB IV).

Pendahuluan umumnya mengandung unsur-unsur latar belakang penulisan makalah akademis/artikel ilmiah, masalah yang dikaji dan tujuan penulisan. Pencapaian tujuan penulisan makalah akademis/artikel ilmiah umumnya dijabarkan dalam bentuk hipotesis yang akan diuji atau gejala alam/sosial yang akan diungkapkan atau bisa juga untuk mengungkapkan gagasan baru. Metoda adalah bagian di mana penulis menguraikan secara singkat namun jelas hal-hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan kajian. Cara-cara pengumpulan data/informasi, pengambilan contoh, rancangan kajian/percobaan serta analisis data/literatur secara statistik/matematis/kaidah-kaidah (jika ada) dikemukakan pada bagian ini. Dengan demikian, susunan Metoda Penelitian dapat mengandung aspek-aspek seperti: metode kajian, bahan dan alat, dan cara pengumpulan data.

Kajian kepustakaan yang benar-benar relevan dengan kajian dan mengarah pada perumusan hipotesis/tujuan penulisan dapat diuraikan dan dibahas di dalam Pendahuluan. Bila dikaitkan dengan langkah-langkah kajian, Pendahuluan merupakan bagian yang menampung identifikasi masalah, perumusan masalah, studi kepustakaan dan perumusan hipotesis/tujuan.

Hasil dan Pembahasan pada umumnya digabung dalam satu bagian sehingga lebih padat dan dapat menghindarkan pengulangan penyampaian hal-hal yang tidak perlu (bila bagian ini dibuat terpisah). Dapat dikatakan bahwa bagian Hasil dan Pembahasan merupakan “jantung” dari suatu makalah akademis dan artikel ilmiah karena di sinilah penulis diuji kemampuan analisisnya terhadap data/informasi yang diperoleh. Mutu kajian pun ditentukan oleh mutu data/informasi dan ketajaman analisis. Data/informasi kuantitatif maupun kualitatif umumnya ditabulasikan dalam tabel atau disajikan dalam bentuk grafik atau bentuk lain sehinga hubungan antar variabel yang diuji menjadi sangat jelas. Bahkan dengan cara ini sering dapat dikembangkan hubungan matematik atau statistik yang dapat dikembangkan menjadi dalil atau teori baru.

Tujuan penulisan, hipotesis dan hasil yang diperoleh dibahas dengan tuntas, baik dengan pendekatan suatu teoritis, kaidah keilmuan atau metoda analisis kuantitatif maupun kualitatif sehingga menjurus untuk diselaraskan sebagai bahan kesimpulan. Dalam hal ini perlu ditelaah kembali keterkaitan dan sinkronisasi judul, hasil dan analisisnya serta kesimpulan yang diperoleh.

(40)

5.2.3 Bagian akhir tulisan

Daftar Pustaka merupakan bagian akhir suatu artikel ilmiah yang selalu harus ada. Perlu diketahui, bahwa salah satu ciri dari tulisan ilmiah adalah di samping melaporkan kegiatan juga mengkaji berbagai artikel yang berisikan ide-ide ataupun hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Artikel-artikel yang dikutip tersebut ditulis ringkas dan disajikan dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis dengan cara yang berlaku pada berbagai majalah ilmiah internasional, serta dapat pula dimodifikasi dan disesuaikan dengan gaya selingkung tertentu, sehingga sangat membantu penyusunan Daftar Pustaka.

Lampiran pada umumnya berisikan kumpulan dari berbagai aspek yang berkaitan dengan artikel yang ditulis yang kalau dibuang dapat mengurangi nilai atau kejelasan artikel yang bersangkutan, namun dapat mengganggu kesinambungan tulisan bila dimasukkan ke dalam batang tubuh tulisan. Lampiran dapat berupa tabel data/informasi, grafik, gambar dan sebagainya.

5.3 FORMAT TULISAN

Format tulisan untuk makalah akademis dan artikel ilmiah adalah sebagai berikut:

5.3.1 Jenis dan ukuran kertas:

Kertas HVS ukuran A4 (210 mm x 297 mm) 80 gr.

5.3.2 Jarak spasi

Jarak spasi: 2 (dua) Jarak tepi (margin): Tepi atas : 3.5 cm, Tepi bawah: 3.0 cm, Tepi kiri: 4.0 cm, Tepi kanan: 3.0 cm.

5.3.3 Print out.

Isi makalah akademis dan artikel ilmiah sampai dengan lampiran (bab. 1, bab 2, bab 3, daftar pustaka dan lampiran) diprintout halaman bolak-balik (seperti buku), kecuali halaman depan (cover, halaman judul, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar istilah, daftar lambang/simbol dan daftar skema).

5.3.4 Jenis huruf :

(41)

sesuai kaidah penulisan ilmiah yakni menggunakan fasilitas equation yang ada di

software Microsoft Office dengan tipe huruf Times New Roman menggunakan

normal text. Tabel-tabel dan gambar-gambar, jika ada, sedapat mungkin juga disajikan pada kertas yang sama/halaman.

5.3.5 Penomoran Sub Bab dan Anak Sub Bab.

Penomoran sub bab dan anak sub bab dan seterusnya digunakan sistem penomoran yang mengikuti pola Heading yakni nomor sub bab diawali dengan nomor bab. Sistem penomoran ini membentuk baris kalimat tulisan tidak masuk ke bagian dalam. Tulisan selalu berawal dari tepi kiri maksimum (kecuali awal paragrap berada sutu tabs penuh). Contoh penomoran sub bab dan anak bab dan seterusnya dapat dilihat pada lampiran.

5.3.6 Nomor Halaman.

Bagian ‟Awal‟ diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf kecil (i, ii, iii, iv, v, .. dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah halaman. Bagian ‟Inti/Pokok atau Batang Tubuh‟ dan ‟Akhir‟ diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan lampiran. Nomor halaman ditulis di bawah (footer) sebelah tengah (center). Bila suatu bab berakhir pada halaman bernomor gasal, maka ditambahkan satu halaman kosong dengan nomor halaman genap (diberi tulisan ”Halaman ini sengaja dikosongkan”). Antar bab diberi halaman pembatas berwarna ber

-watermark lambang STKIP Muhammadiyah Sorong tanpa diberi nomor halaman.

5.3.7 Tabel dan Gambar

5.3.7.1 Tabel-tabel diberi nomor urut pada setiap bab dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:

Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan bab sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor tabel (contoh: Tabel 2.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, dan sebagainya.). Nomor dan Judul Tabel diletakkan di atas tabel serta setiap kata dimulai dengan huruf besar kecuali kata sambung. Tabel yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah tabel berjarak 1 spasi dari gambar. Cantumkan sd atau

(42)

5.3.7.2 Gambar-Gambar

Gambar-Gambar diberi nomor urut pada setiap bab dengan angka Arab dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:

Nomor terdiri dari 2 bagian, bagian pertama menunjukkan bab sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor gambar. (contoh: Gambar 2.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan sebagainya). Nomor dan Judul Gambar diletakkan di bawah

gambar dan diatur sedemikian rupa sesuai dengan lebar atau besar gambar. Gambar adalah alat bantu penjelasan atau tampilan ungkapan yang dapat berupa gambar foto, gambar grafik, gambar keadaan atau imajinasi dan sejenisnya. Gambar yang berasal dari penulis lain atau dari sumber lain maka harus dicantumkan sumber. Tulisan sumber diletakkan tepat dibawah gambar berjarak 1 spasi dari gambar. Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Sertakan ukuran penyebaran sd atau se. Keterangan simbol-simbol yang digunakan dalam gambar sebaiknya dijelaskan dalam judul. Gambar data berbentuk grafik dengan satuan yang sama gunakan satu sumbu x dan satu sumbu

y. Untuk data dengan satuan yang berbeda gunakan sumbu yang berbeda. Tabel dan gambar merupakan satu kesatuan dengan teks yang lain maka buatlah kalimat yang mampu menghubungkan antara teks dengan tabel atau gambar.

5.3.8 Ketebalan kulit muka dan kulit belakang

Ketebalan kulit muka dan kulit belakang tidak lebih dari 1 mm (soft cover). Tulisan pada kulit muka sama dengan lembar Judul.

5.3.9 Berbagai tingkatan judul bab dan penomorannya

Bab dan Judul bab: diketik dengan huruf besar semua pada halaman baru dengan jarak seimbang dari tepi kiri dan kanan (center), dan ditebalkan. Nomor bab ditulis dalam huruf Romawi; judul bab ditulis pada baris berikutnya. Sub-judul : huruf-huruf pertama setiap kata, kecuali kata sambung, ditulis dengan huruf besar yang ditebalkan dan diletakkan mulai dari tepi kiri. Anak sub-judul : ditulis mulai dari tepi sebelah kiri dan ditebalkan. Huruf pertama dari anak sub-judul ditulis dengan huruf besar. Penomoran sub sub-judul dan anak sub sub-judul mengikuti pola penomoran gambar yakni ditulis dengan huruf Arab, di awali nomor bab, sub bab, anak sub bab dan seterusnya (contoh terdapat pada lampiran).

5.3.10 Kutipan

Gambar

Tabel 4.15. Rekapan hasil uji normalitas data pretes dan postes.
Gambar. 2.1. Statistik warga belajar menurut kelompok umur.
gambar di bawah ini: selanjutnya klik pada print (sesuai anak panah)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada data training yang sebelumnya sudah melalui preprocessing sehingga dapat digunakan untuk membangun model Naive Bayes yaitu menyelesaikan masalah

Kalau Anda seorang pemuda yang kebingungan sehingga tidak mampu menentukan jalan hidup ini, meditasi dapat menolong Anda untuk mendapatkan pengertian tentang kehidupan sehingga Anda

Dengan menggunakan metode latihan Standing Jump Over Barrier, mempunyai efek yang positif dalam peningkatan kecepatan dalam permainan sepakbola.. Journal Pendidikan

Selain sebagai media informasi, aplikasi yang dibangun juga dapat memberikan peringatan dini dan rekomendasi dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi daerah hujan

Pada kebanyakan studi itu, model kinetika yang dipilih adalah model Ping Pong dengan inhibisi kompetitif oleh alkohol, sedangkan dalam penelitian ini akan coba

Tujuan dari pembuatan framework Codeigniter ini menurut user manualnya adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek

Merupakan sistem pengelolaan aduan masyarakat , bisa secara manual atau fasilitas yang berbasis IT yang digunakan untuk merespon segala saran ,keluhan &informasi

Sebaliknya, genotipe yang berada di luar area kontur dan jauh dari titik pusat (0,0) dikatakan sebagai genotipe yang tidak stabil atau dapat diidentifikasi sebagai