• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN USUL PENELITIAN, TESIS, DAN ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENULISAN USUL PENELITIAN, TESIS, DAN ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

(2)

Edisi Pertama Cetakan Pertama : Juni 2002

Edisi Pertama Cetakan Kedua

: Agustus 2003

Edisi Kedua Cetakan Pertama : Maret 2008

Edisi Kedua Cetakan Kedua

: April 2009

(3)

Pedoman penulisan usul penelitian, tesis dan artikel ilmiah bagi mahasiswa program Pascasarjana disusun atas dasar kebutuhan yang terkait dengan penyelesaian tugas akhir mahasiswa Program Pascasarjana. Penulisan tesis yang dimulai dengan penulisan usul penelitian sudah merupakan suatu kelaziman pada Program Pascasarjana. Kenyataan, tidak sedikit mahasiswa yang terhambat dalam penyelesaian studinya disebabkan kesulitan dalam penyusunan tugas akhir ini. Penulisan tesis dan artikel ilmiah adalah sarana strategis diseminasi hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Buku pedoman ini disusun dengan dua tujuan. Pertama, sebagai pedoman bagi mahasiswa Program Pascasarjana Unsoed dalam menyusun usul penelitian, tesis dan artikel ilmiah. Kedua, sebagai pedoman bagi para dosen dalam membimbing mahasiswa. Diharapkan buku pedoman ini dapat meningkatkan kualitas penulisan ilmiah yang didasarkan atas prinsip dan kaidah ilmiah.

Buku pedoman ini disusun oleh Tim Penyusun yang anggotanya terdiri atas perwakilan semua program studi yang ada pada Program Pascasarjana Unsoed dan sudah dilokakaryakan. Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah memberi masukan dan saran untuk perbaikan buku ini.

Tanggapan dan saran ke arah penyempurnaan buku pedoman ini sangat diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

Purwokerto, April 2009 Direktur,

Ttd

Prof. Dr. Hj. Triani Hardiyati, SU NIP. 195108241977012 001

(4)

II. USUL PENELITIAN ... 2

III. TESIS ... 4

IV. TATA NASKAH ... 13

V. KEBAHASAAN ... 31

VI. ARTIKEL ILMIAH ... 59

(5)

I. PENDAHULUAN

Dalam sistem pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), tesis merupakan bagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar magister. Penulisan tesis merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa menjelang akhir masa studinya. Penulisan tesis yang dimulai dengan penulisan usul penelitian telah menjadi ciri pokok kegiatan perguruan tinggi khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan program pascasarjana S2. Tesis adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studinya pada jenjang S2. Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau kaidah ilmiah. Penulisan tesis dan artikel ilmiah merupakan salah satu sarana bagi perguruan tinggi dalam mengkomunikasikan dan mendiseminasikan informasi, gagasan, kajian dan atau hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni kepada masyarakat.

Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam penulisan usul penelitian, tesis dan artikel ilmiah. Penulisan buku ini juga dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi pembimbing dalam mengarahkan dan memperbaiki penulisan usul penelitian, tesis, dan artikel ilmiah mahasiswa yang dibimbingnya. Buku pedoman ini juga menjelaskan panduan penulisan karya ilmiah untuk dipublikasikan dalam jurnal. Publikasi artikel ilmiah dalam jurnal ilmu pengetahuan merupakan salah satu bentuk diseminasi hasil penelitian untuk kalangan yang lebih luas.

Penulisan karya ilmiah, termasuk tesis, harus mengacu kepada kode etik penulisan. Secara umum, ada dua hal yang terkait dengan etika dalam penulisan tesis. Pertama, terkait dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, penulisan sumber data yang digunakan. Kedua, terkait dengan kejujuran penulis dalam menampilkan data dan informasi yang ditulis dalam tesis.

Materi dan tingkat kedalaman permasalahan yang dibahas dalam tesis memiliki cakupan yang lebih luas dan mendalam dibandingkan dengan skripsi. Karya ilmiah tersebut dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, kajian pustaka

(6)

maupun hasil kerja pengembangan. Kualitas tesis harus lebih tinggi dibandingkan dengan skripsi untuk bidang kajian yang sama dan tidak berlaku bila dibandingkan dengan bidang kajian yang lain.

Secara sistematis, bab dua buku pedoman ini menjelaskan tentang arti penting usul penelitian, bagaimana menyusun usul penelitian yang baik, dan komponen yang harus ada dalam usul penelitian. Pada bab tiga, dibahas tentang tiga bagian yang harus ditulis dalam sebuah tesis, yaitu: bagian awal yang dimulai dari halaman sampul sampai halaman daftar lampiran; bagian utama yang dimulai dari pendahuluan sampai simpulan dan saran; dan bagian akhir yang berisi informasi yang mendukung atau relevan dengan uraian yang terdapat pada bagian utama tesis. Tata naskah; diantaranya menyangkut format tulisan, jenis kertas dan huruf, jarak dan spasi; dijelaskan dalam bab empat buku pedoman ini. Aspek kebahasaan dan pedoman penulisan artikel ilmiah dijelaskan dalam bab lima dan enam.

(7)

II. USUL PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun usul penelitian. Tujuan penyusunan usul penelitian adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian yang dilakukan dan untuk meyakinkan bahwa mahasiswa telah menguasai metode yang harus digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Sebagai suatu rencana penelitian, isi usul penelitian secara umum terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah dan lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, hipotesis (bila diperlukan), metode penelitian, dan daftar pustaka.

Penulisan usul penelitian tidak menggunakan bab melainkan menggunakan angka maupun huruf abjad. Isi usul penelitian meliputi beberapa hal sebagai berikut.

A. Judul

Judul penelitian ditulis secara singkat dan jelas sehingga menggambarkan penelitian yang akan dilaksanakan. Jumlah kata dalam setiap judul 5 – 20 kata. Judul penelitian memuat kata kunci yang menggambarkan masalah penelitian.

B. Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang dan urgensi penelitian. Latar belakang memuat fakta-fakta atau gagasan-gagasan yang relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak perumusan masalah penelitian. Urgensi penelitian diarahkan untuk menjawab mengapa penelitian penting untuk dilaksanakan.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah memuat pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah dapat memuat asumsi dan lingkup batasan masalah. Rumusan masalah ditulis secara jelas dan bila perlu dalam bentuk kalimat tanya.

D. Tujuan

Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan berisi hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian mengacu pada judul dan rumusan masalah penelitian.

(8)

E. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi hasil penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan atau pengembangan kelembagaan yang mengacu pada simpulan yang diperoleh.

F. Kerangka Teori

Bagian ini menguraikan dasar pemikiran dan landasan teori yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian, yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan. Sumber pustaka dapat berupa buku teks, jurnal, majalah, dokumen, makalah seminar, informasi yang diperoleh melalui internet dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kerangka teori dapat juga menguraikan kesenjangan antara hasil penelitian terdahulu dan kenyataan yang ada di masyarakat sehingga perlu diteliti. Kerangka teori dijadikan dasar untuk merumuskan hipotesis apabila diperlukan. Hipotesis merupakan simpulan sementara/tentatif sebagai jawaban terhadap masalah berdasarkan teori yang digunakan.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan secara rinci mulai dari pendekatan yang digunakan sampai dengan analisisnya. Pokok-pokok bahasan yang terkandung dalam metode penelitian paling tidak mencakup materi dan sasaran penelitian, metode penelitian (rancangan percobaan, metode sampling atau sensus), variabel penelitian/fokus kajian, teknik analisis data, waktu dan lokasi penelitian. Apabila diperlukan di dalam metode penelitian dapat dicantumkan definisi konsep dan definisi operasional variabel penelitian.

H. Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka mengikuti kaidah yang berlaku dalam tata naskah. Informasi penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada Bab IV tentang tata naskah.

(9)

III. TESIS

Tesis secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir tesis.

Bagian awal tesis terdiri atas komponen berikut. 1. Halaman sampul

2. Halaman judul

3. Halaman persetujuan/pengesahan 4. Halaman pernyataan keaslian tesis 5. Halaman persembahan (jika diperlukan) 6. Ringkasan

7. Summary

8. Halaman prakata 9. Halaman daftar isi

10. Halaman daftar tabel (jika diperlukan) 11. Halaman daftar gambar (jika diperlukan) 12. Halaman daftar singkatan (jika diperlukan) 13. Halaman daftar simbol (jika diperlukan) 14. Halaman daftar lampiran (jika diperlukan) Bagian ini terdiri atas komponen berikut.

1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Perumusan Masalah c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan

5. Simpulan dan Saran/Implikasi

Bagian akhir tesis terdiri atas komponen berikut. 1. Daftar Pustaka

(10)

A. Bagian Awal Tesis

1. Halaman Sampul

Halaman sampul terdiri atas dua halaman yaitu halaman sampul luar menggunakan kertas karton (hard cover) berwarna coklat muda dan halaman sampul dalam menggunakan kertas HVS putih. Pada bagian punggung sampul luar ditulis : nama, nomor induk mahasiswa, judul tesis, tulisan: “TESIS”, tahun lulus dan lambang Unsoed. Halaman sampul berisi: judul tesis, lambang Unsoed (orisinal), tulisan: “TESIS” menggunakan huruf kapital, nama lengkap penulis tanpa gelar akademik, nomor induk mahasiswa, tulisan: “Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman”, nama kota dan tahun diajukan menggunakan huruf kapital.

Contoh halaman sampul dapat dilihat pada Lampiran 1a dan 1b.

2. Halaman Judul

Halaman judul tesis berisi hampir sama dengan sampul namun tidak ada lambang Unsoed, hanya ditambahkan dengan tulisan kalimat “sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister pada

Program Studi ... (isi sesuai dengan nama program studi masing-masing)”. Contoh halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Halaman Pengesahan/Persetujuan

Halaman pengesahan/persetujuan memuat judul tesis, nama penulis dan kalimat pengesahan: telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal..., nama dan tandatangan tim penguji dengan urutan Pembimbing I, Pembimbing II, Tim Penguji, serta Pengesahan Direktur Pascasarjana Unsoed dan Ketua Program Studi.

Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada Lampiran 3a dan 3b.

4. Halaman Pernyataan Keaslian Tesis

Halaman pernyataan keaslian tesis berisi tentang pernyataan bahwa karya ilmiah tesis merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiasi. Dengan demikian, apabila ternyata terbukti hasil karya ilmiah tersebut hasil plagiasi atau bukan karya sendiri maka, penulis diminta untuk mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima sanksi.

(11)

5. Halaman Persembahan

Halaman persembahan bukan merupakan halaman wajib untuk diadakan. Halaman ini hanya memuat tulisan yang sifatnya pribadi antara lain untuk siapa tesis tersebut dipersembahkan. Kalimat persembahan disusun maksimal 50 kata.

Contoh halaman persembahan dapat dilihat pada Lampiran 5

6. Ringkasan

Ringkasan ditulis dalam bahasa Indonesia. Alinea pertama pada ringkasan memuat nama mahasiswa, nama program studi, judul tesis dan nama pembimbing. Ringkasan mencakup masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan simpulan. Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan atau acuan dari pustaka. Dengan demikian ringkasan merupakan hasil tulisan atau uraian murni penulis. Ringkasan disusun maksimal 800 kata dan diketik satu spasi.

Contoh ringkasan dapat dilihat pada Lampiran 6.

7. Summary

Summary adalah versi bahasa Inggris dari ringkasan. Summary

disusun maksimal 800 kata.

Contoh Summary dapat dilihat pada Lampiran 7.

8. Halaman Prakata

Prakata memuat uraian singkat proses penulisan tesis, ucapan terima kasih kepada pembimbing, penyandang dana, dan pihak lain yang memberikan kontribusi terhadap penyelesaian tesis. Kalimat ditulis dengan bahasa yang santun (wajar, lugas, dan serius) dan tidak lebih dari satu halaman.

Contoh halaman prakata dapat dilihat pada Lampiran 8.

9. Halaman Daftar Isi

Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, daftar singkatan, daftar simbol, judul bab dan subbab, daftar pustaka dan lampiran. Halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Judul bab diketik dengan huruf

(12)

kapital sedangkan judul subbab diketik dengan huruf biasa kecuali huruf pertama tiap kata dalam subbab diketik dengan huruf kapital. Baik judul bab maupun subbab tidak diakhiri dengan titik. Pengetikan antar judul bab berjarak dua spasi, sedangkan baris antar subbab berjarak satu spasi. Kata “halaman” untuk menunjukkan nomor halaman dari setiap bab atau subbab diketik di pinggir kanan halaman yang berakhir pada batas pinggir kanan, dua spasi di bawah kata “DAFTAR ISI”. Akhir setiap judul dalam daftar isi dihubungkan dengan nomor halaman dari judul yang bersangkutan menggunakan tanda titik (...). Penulisan tanda titik-titik dimulai pada ketukan ketiga setelah huruf terakhir dan diakhiri pada posisi lurus di bawah huruf “a” pertama pada kata “halaman”. Nomor halaman untuk masing-masing bab dan subbab ditulis rata kanan (batas pinggir kanan).

Contoh halaman daftar isi dapat dilihat pada Lampiran 9.

10. Halaman Daftar Tabel (jika diperlukan)

Daftar tabel hanya dicantumkan apabila jumlah tabel di dalam tesis lebih dari dua. Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks. Judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik dengan spasi satu dan jarak antar judul tabel diketik dengan spasi dua. Nomor tabel diketik tepat pada permulaan batas pinggir kiri, dua spasi di bawah kata “DAFTAR TABEL”. Akhir setiap judul dalam daftar isi dihubungkan dengan nomor halaman dari judul yang bersangkutan menggunakan tanda titik-titik (...). Penulisan tanda titik-titik dimulai pada ketukan ketiga setelah huruf terakhir dan diakhiri pada posisi lurus di bawah huruf “a” pertama pada kata “halaman”. Nomor halaman untuk masing-masing judul tabel ditulis rata kanan (batas pinggir kanan).

(13)

11. Halaman Daftar Gambar (jika diperlukan)

Daftar gambar hanya dicantumkan apabila jumlah gambar di dalam tesis lebih dari dua. Cara pengetikan pada halaman daftar gambar seperti pada halaman daftar tabel.

Contoh halaman daftar gambar dapat dilihat pada Lampiran 11.

12. Halaman Daftar Singkatan (jika diperlukan)

Halaman daftar singkatan memuat singkatan istilah/satuan yang digunakan di dalam tesis. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut. a. Pada lajur/kolom pertama memuat singkatan;

b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan singkatan yang disajikan pada lajur pertama;

c. Penulisan diurut berdasarkan abjad latin. Singkatan dengan huruf besar didahulukan.

d. Keterangan pada lajur kedua diketik dengan huruf kecil. Contoh halaman daftar singkatan dapat dilihat pada Lampiran 12.

13. Halaman Daftar Simbol (jika diperlukan)

Halaman daftar simbol memuat simbol-simbol yang digunakan dalam tesis. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut.

a. Pada lajur/kolom pertama memuat simbol.

b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan simbol yang disajikan pada lajur pertama.

c. Bila simbol ditulis dengan huruf Yunani, penulisannya berdasarkan abjad Yunani.

d. Keterangan pada lajur kedua diketik dengan huruf kecil. Contoh halaman daftar simbol dapat dilihat pada Lampiran 13.

14. Halaman Daftar Lampiran (jika diperlukan)

Halaman daftar lampiran diketik pada halaman baru. Judul daftar lampiran diketik di tengah atas halaman dengan huruf kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomor, teks judul lampiran dan halaman. Judul daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran. Lampiran memuat contoh perhitungan, sidik ragam, peta, data pendukung lainnya dan

(14)

Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 14. B. Bagian Utama Tesis

Bagian utama tesis terdiri atas bab pendahuluan, telaah pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran.

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bab pertama tesis yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian dilakukan. Bab pendahuluan memuat latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.

a. Latar Belakang

Bagian ini memuat fakta-fakta atau gagasan-gagasan yang relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik dan penting untuk diteliti.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah memuat pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan masalah. Rumusan masalah ditulis secara jelas dan bila perlu dalam bentuk kalimat tanya. c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan berisi hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian mengacu pada judul dan rumusan masalah penelitian.

d. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi hasil penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan atau pengembangan kelembagaan.

(15)

Selain hal-hal di atas, bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka teoritis dan hipotesis, walaupun hal ini tidak selalu wajib. Hipotesis merupakan pernyataan hasil-hasil penelitian yang mendukung atau menolak teori di sekitar permasalahan penelitian. Hipotesis dapat pula memuat pernyataan tentang kesenjangan antara hasil penelitian terdahulu sehingga perlu diteliti kesenjangan tersebut.

2. Telaah Pustaka

Isi telaah pustaka dapat memberikan landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab masalah penelitian, metode penelitian yang dipilih dan arah penelitian dalam lingkup penelitian yang sejenis, kerangka teori. Bahan-bahan yang disajikan dalam telaah pustaka harus relevan dengan permasalahan penelitian, baru, dan orisinil. Esensi dari telaah pustaka bukan mencari masalah kepustakaan melainkan berfungsi untuk menajamkan masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya dan sekaligus untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh peneliti terdahulu.

Pada bab telaah pustaka dibahas mengenai teori yang mendasar, obyek yang diteliti dan beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian menguraikan secara rinci mulai dari pendekatan yang digunakan sampai dengan analisisnya. Pokok-pokok bahasan yang terkandung dalam metode penelitian paling tidak mencakup materi atau sasaran penelitian, metode (rancangan percobaan, metode pengambilan sampel atau sensus), variabel penelitian/fokus kajian dan cara kerja atau definisi konsep dan definisi operasional, teknik analisis data, waktu dan lokasi penelitian. Ciri metode penelitian yang baik adalah dapat dikerjakan dan diikuti oleh orang lain yang membacanya dan mempertoleh hasil yang sama.

(16)

Penyajian hasil penelitian disatukan dengan pembahasan dalam satu bab. Hasil penelitian memuat data utama, hasil analisis, dan data penunjang yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian. Penyajian hasil penelitian dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik atau foto, dan diletakkan tidak jauh dari teks yang bersangkutan. Pembahasan merupakan interpretasi mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasannya. Argumentasi pembahasan dapat mendukung atau menolak teori maupun hasil penelitian terdahulu. Dalam pembahasan dikemukakan hasil penelitian sendiri dan diuraikan alasanya apabila ada perbedaan atau kesamaan.

5. Simpulan dan Implikasi

Simpulan disajikan secara terpisah dari implikasi hasil penelitian. a. Simpulan harus merupakan pernyataan singkat yang merupakan

jawaban atas permasalahan dan tujuan penelitian. Simpulan bukan sekedar hasil penelitian yang ditulis ulang tetapi merupakan makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian.

b. Implikasi disusun berdasarkan pertimbangan penulis yang diperuntukkan bagi pihak lain yang ingin memanfaatkan hasil penelitian. Implikasi dapat berupa rekomendasi kebijakan, tindakan praktis, penelitian lanjutan dan keterbatasan penelitian.

C. Bagian Akhir Tesis

Bagian ini berisi informasi yang mendukung atau relevan dengan uraian yang terdapat pada bagian utama tesis. Bagian akhir ini terdiri atas Daftar Pustaka, dan Lampiran.

1. Daftar Pustaka

Bahan Pustaka yang dimasukkan dalam bagian ini hanya referensi yang telah digunakan dalam tesis. Pustaka yang digunakan berupa pustaka terbaru, orisinil, dan relevan dengan bidang yang diteliti. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam daftar pustaka, bila diperlukan dapat dinyatakan dalam teks dalam bentuk catatan kaki. Catatan kaki berupa keterangan ringkas atas pernyataan dalam teks yang kurang memadai bila

(17)

dibuat dalam bentuk lampiran. Tata cara penulisan daftar pustaka dibahas dalam Bab IV tentang Tata Naskah.

2. Lampiran

Lampiran dapat terdiri atas data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama tesis dan harus diacu di dalam bagian utama tesis. Lampiran dapat berupa hasil perhitungan dan analisis data, kuesioner, tambahan uraian cara kerja, gambar, foto, data penunjang, curiculum vitae penulis tesis dan lain-lain.

Curiculum vitae penulis sebaiknya disajikan dalam bentuk narasi

dan menggunakan sudut pandang orang ketiga sehingga tidak menggunakan kata saya atau kami. Hal-hal yang perlu dimuat dalam

curiculum vitae adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir,

alamat, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar dan dilengkapi dengan pas foto terbaru ukuran 4x6 cm. Curiculum vitae ditulis tidak lebih dari satu halaman.

Contoh penulisan curiculum vitae Penulis dapat dilihat pada Lampiran 15.

(18)

IV. TATA NASKAH

Dalam penulisan usul penelitian, tesis, dan artikel ilmiah, setiap mahasiswa harus mengikuti tata naskah atau kaidah penulisan ilmiah, di samping tetap memperhatikan substansi atau isi tulisan. Setiap institusi dapat menyusun tata naskah sendiri yang harus digunakan sebagai pedoman penulisan. Secara umum, tata naskah mencakup dua hal, yaitu kaidah penulisan baku yang berlaku universal dalam penulisan ilmiah dan gaya selingkung yang menjadi ciri khas institusi. Bab ini membahas tata naskah penulisan usul penelitian dan tesis.

A. Tata Naskah Usul Penelian 1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk membuat naskah usul penelitian adalah kertas HVS putih, ukuran kuarto (A4) 80 gram.

2. Pias

Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan bawah 3 cm.

3. Halaman Sampul

Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original) dengan ukuran diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata “USUL PENELITIAN” (dengan huruf kapital seluruhnya, Times New Roman, font 16). Di bawahnya ditulis nama lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun usul penelitian dibuat. Semua huruf pada halaman sampul dicetak

(19)

4. Halaman Judul

Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul ditulis kata “USUL PENELITIAN” (dengan huruf kapital seluruhnya, Font 16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Program Studi ... (isi

sesuai dengan nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis

nama lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun usul penelitian dibuat. Semua huruf pada halaman sampul dicetak tebal (Bold).

5. Penomoran

Bagian-bagian usul penelitian yang meliputi bab, sub-bab, sub sub-bab dan seterusnya dan diberi nomor urut dengan huruf romawi. I. PENDAHULUAN

II. PERUMUSAN MASALAH III. TUJUAN

IV. MANFAAT PENELITIAN V. KERANGKA TEORI VI. METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian / Sasaran Penelitian

B. Rancangan Percobaan / Metode Pengambilan Sampel

C. Variabel Penelitian dan Prosedur Pengukuran / Definisi Operasional D. Analisis Data

E. Waktu dan Tempat DAFTAR PUSTAKA

6. Nomor Halaman

Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-halaman bagian awal usul penelitian ditulis pada margin bawah di tengah

(20)

kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka romawi kecil. Setiap pergantian bab tidak perlu berganti halaman.

7. Spasi Ketikan

Jarak bab dengan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan kalimat pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu setengah spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dengan sub-bab berikutnya sebesar dua spasi.

Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.

a. Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented

style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan keenam dari garis

pias kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, dimasukkan pada halaman berikutnya. Dalam satu paragraf tidak boleh hanya satu kalimat.

b. Tabel dan Gambar

Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan mengganggu pembahasan.

Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after

(21)

paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel

dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis dengan font berukuran 9.

Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan. Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai pertemuan antara baris dan kolom. Contoh tabel dengan sistem terbuka adalah:

Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga

Jenis Ternak Populasi* (ekor) Populasi** (LU) Proporsi(%)

Sapi potong 271 271 8,86 Kerbau 65 65 2,13 Kambing 15.317 2.145 70,17 Domba 72 10 0,33 Kuda 1 1 0,03 Babi 27 11 0,36

Ayam dan Itik 55.418 554 18,12

*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)

**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa

Gambar dipakai dalam usul penelitian untuk memperjelas informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar. Gambar diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di atasnya. Judul gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul gambar tidak diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dalam satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya. Kalimat pertama setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.

(22)

Lokasi (Desa) Sa wit Krenc eng Ke jobon g G um iw ang Pand ansa ri Lam uk Kade re pan Soka ne gara Pang em pon Nang kod Tim bang Lang gar Band ing an R at aa n tin gg i p in gg ul ja nt an (c m ) 76 74 72 70 68 66 64 62

Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan. Gambar dibuat dengan sistem terbuka.

B. Tata Naskah Tesis 1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas HVS putih, ukuran kuarto (A4), 80 gram

2. Pias

Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan bawah 3 cm.

3. Halaman Sampul

Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original) dengan ukuran diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata “TESIS” (dengan huruf kapital seluruhnya, Font 16). Di bawahnya ditulis nama

(23)

lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman sampul dicetak tebal (Bold). Halaman sampul dijilid dengan hard copy.

4. Halaman Judul

Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul ditulis kata “TESIS” (dengan huruf kapital seluruhnya, Font 16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi ... (isi sesuai dengan

nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis nama lengkap

penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman sampul dicetak tebal (Bold).

5. Penomoran Bab

Bagian-bagian tesis yang meliputi bab, sub-bab, sub sub-bab dan seterusnya diberi nomor. Judul bab ditulis rata tengah menggunakan huruf kapital, dicetak tebal diberi nomor dengan angka romawi tanpa kata bab. Sub bab ditulis rata kiri menggunakan huruf biasa kecuali huruf pertama pada setiap kata. Sub bab dan sub sub-bab diberi nomor dengan angka arab berupa nomor bab dan diikuti nomor sub bab dan sub-sub bab. Contoh penomoran bab dan sub bab disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat

(24)

II. TELAAH PUSTAKA III. METODE PENELITIAN

6. Nomor Halaman

Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-halaman bagian awal tesis ditulis pada pias bawah di tengah kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah menggunakan angka romawi kecil. Setiap pergantian bab perlu berganti halaman.

7. Spasi Ketikan

Jarak antara bab dan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan kalimat pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu setengah spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dan sub-bab berikutnya sebesar dua spasi.

Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.

a. Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented

style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan kelima dari garis

margin kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut dimasukkan pada halaman berikutnya. Dalam satu paragraf tidak boleh hanya satu kalimat.

b. Tabel dan Gambar

Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak

(25)

sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan mengganggu pembahasan.

Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after

paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel

dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis dengan font berukuran 9.

Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan. Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai pertemuan antara baris dan kolom.

Contoh tabel dengan sistem terbuka adalah:

Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga

Jenis Ternak Populasi* (ekor) Populasi** (LU) Proporsi (%) Sapi potong 271 271 8,86 Kerbau 65 65 2,13 Kambing 15.317 2.145 70,17 Domba 72 10 0,33 Kuda 1 1 0,03 Babi 27 11 0,36

Ayam dan Itik 55.418 554 18,12

*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)

**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa

Gambar dipakai dalam tesis untuk memperjelas informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar. Gambar diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di atasnya. Judul gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan

(26)

nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul gambar tidak diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dalam satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya. Kalimat pertama setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.

Lokasi (Desa) Sa wit Kre ncen g Ke jobon g G um iw ang Pand ansa ri Lam uk Kade re pan Soka ne gara Pang em pon Na ngko d Tim bang Lang gar Band ing an R at aa n tin gg i p in gg ul ja nt an (c m ) 76 74 72 70 68 66 64 62

Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan. Gambar dibuat dengan sistem terbuka. Apabila gambar diambil dari pustaka, sumber pustaka ditulis setelah judul gambar dalam tanda kurung.

C. Teknik Penulisan Kutipan Pustaka

Kutipan yang diambil harus dicantumkan sumbernya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kode etik keilmuan yang berlaku dan untuk menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber kutipan terdiri atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung adalah tahun penerbitan dan nomor halaman sedangkan setelah nama pengarang tidak diberi tanda koma. Apabila pengarang lebih dari dua orang maka yang ditulis adalah nama belakang pengarang pertama diikuti tulisan et al.

(27)

Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa mengubah sedikitpun, baik ide maupun bahasanya sedangkan kutipan tidak langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan dengan bahasa penulis. Kutipan langsung kurang dari empat baris ditulis satu setengah spasi. Jika empat baris atau lebih maka kutipan ditulis satu spasi. Penulisan baris pertama kutipan yang lebih dari empat baris dimulai dari ketukan kelima dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk sedangkan baris berikutnya dimulai dari margin kiri. Penulisan kutipan langsung diberi tanda petik ganda (“...”). Unsur-unsur sumber kutipan yang perlu dicantumkan dalam kutipan langsung dan catatan kaki adalah nama belakang pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman. Unsur-unsur tersebut ditulis dalam tanda kurung (….), antara nama pengarang dan tahun diberi tanda koma (,) dan antara tahun dan nomor halaman diberi tanda titik dua (:). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan kutipan tidak langsung.

Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris.

Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam bahasa ilmiah”.

Contoh kutipan langsung empat baris atau lebih.

Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu :

“The practice of alternately using two languages will be called

bilingualism and the persons involved bilingual. Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of language contact, will be referred to as interference phenomena”.

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh satu orang.

Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma… (Muchtar, 1998)

atau

(28)

atau

Muchtar (1998) mengemukakan bahwa latar belakang masalah... Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh dua orang.

Muchtar dan Jahi (1998) menyatakan bahwa latar belakang masalah...

atau

Muchtar dan Jahi (1998) mengemukakan bahwa latar belakang masalah …

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jahi dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang atau lebih).

Latar belakang masalah… (Muchtar et al., 1998) atau

Muchtar et al. (1998) menyatakan bahwa latar… atau

Muchtar et al. (1997) mengemukakan bahwa latar…

Pedoman tersebut berlaku untuk penulisan sumber kutipan dalam format catatan kaki.

Contoh beberapa teknik penulisan kutipan pustaka: Nama penulis terpadu di dalam naskah:

1. Butler dan Day (2005) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin juga akan menguraikan melanin jamur.

2. Shetty et al. (2004) dan Subbarao et al. (2005) melaporkan bahwa pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam tanah akan … 3. Shetty et al. (2004); Subarno (2007) dan Subbarao et al. (2006)

melaporkan bahwa pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam tanah akan …

4. Semangun (2006) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang luas.

Semangun (2003) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang luas.

(29)

(Apabila ada pernyataan oleh seorang pengarang dengan beberapa edisi, digunakan edisi yang baru)

5. Menurut data dari Biro Pusat Statistik (2000), produksi kacang tanah Indonesia rendah.

Nama penulis dan tahun di dalam kurung:

a) Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi gas-gas beracun (Ko dan Lockwood, 2007).

b) Gas-gas di dalam tanah misalnya karbon disulfida, etilen, metana dan aldehida (Tsutsuki dan Ponnamperuma, 2001 dalam Blok, 2007). c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian tanah

(Katan, 2003; Gamliel dan Stapleton, 2006).

d) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002). e) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 2006).

Sebagaimana disebut di atas, pencantuman sumber referensi juga dapat dilakukan dengan catatan kaki atau dikenal pula dengan sebutan

footnote. Cara pencantuman sumber referensi melalui fotetnote ditulis secara

lengkap apabila sumber referensi baru pertama kali disebut atau dicantumkan. Cara penulisannya: nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan cetak miring atau huruf italic), edisi (bila ada), penerbit, kota penerbit, dan halaman yang diacu. Font: Times New Roman, size: 10, line spacing: single (1 spasi). Angka penulisan fotenote bersambung dari bab 1 hingga bab terakhir.

Contoh:

1

John Harding, 1982. Victims and Offenders: Needs and Responsibilities, Bedford Square Press, NCVO, London, UK. Hal.1.

2 Andrew, Karmen 1984. Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/Cole

Publishing Company Monterey, California. Hal. 3.

3 Sudikno Mertokusumo, 1986. Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta. Hal. 110.

4 Stephen Schafer, 1968, The Victim and his Criminal a Study in Functional Responsibility.

Published by Random House Inc., in New York and simultanneously in Toronto, Canada, by Random House of Canada Limited. Hal. 40.

(30)

Sumber referensi dalam fotenote tidak ditulis lengkap apabila sudah pernah disebutkan secara lengkap. Penulisan selanjutnyadipersingkat dengan mempergunakan singkatan : ibid., op. cit., dan loc. cit.

Ibid, kependekan dari ibidem, = “pada tempat yang sama” dipakai

apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung

mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.

Op. cit., kependekan dari opere citato artinya ”dalam karangan yang

telah disebut”, dipakai untuk menunjuk kepada suatu buku yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain. Dengan demikian yang dicantumkan nama pengarang,

op. cit., dan nomor halaman. Apabila dari seorang penulis atau pengarang

telah disebut dua macam buku atau lebih, maka harus ditambahkan nama buku untuk menghindarkan kekeliruan.

Loc. cit. kependekan dari loco citato artinya “pada tempat yang telah

disebut” dipergunakan untuk menunjuk kepada halaman yang sama dari

suatu sumber yang telah disebut. Dengan demikian yang dicantumkan: nama

akhir pengarang, loc. cit.. Nomor halaman tidak perlu dicantumkan, sebab dengan sendirinya sama dengan halaman dalam buku yang telah disebut sebelumnya.

Contoh pemakaian: ibid., op. cit., dan loc. cit.

Fotenote dapat dipakai juga sebagai komentar atau penjelasan yang

berkaitan dengan kontens atau isi pada suatu tulisan. Penggunanan fotenote ini bertujuan agar komentar atau penjelasannya tidak mengganggu secara keseluruhan isi tulisan utama.

5 Andrew Karmen, Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/Cole Publishing

Company Monterey, California, 1984, hal.9.

6 Ibid., hal. 27 (berarti: dikutip dari buku yang tersebut di atas).

7 John Harding, Victims and and Offenders Needs and Responsibilities, Bedford Square

Press\NCVO, 1982, hal.16.

8 Emilio C. Viano, Victims and Society, Visage Press Inc.\Washington D.C., 1976, hal. 626. 9 Andrew Karmen, op. cit.., hal. 186. (buku yang telah disebut di atas).

10 John Harding, loc.cit. (buku yang telah disebut di atas pada halaman yang sama, yakni hal.

16).

11 Andrew Karmen, loc. cit., menunjuk kepada halaman yang sama dengan yang tersebut

(31)

Contoh:

4.2.1 Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan

Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang terdiri atas buku, makalah, artikel atau bahan lainnya yang dikutip secara tertulis dalam tesis. Pustaka primer yang diacu seyogyanya yang terbaru atau 5 tahun terakhir. Semua tulisan dilakukan dengan aturan baku yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf

Times New Roman dan tidak ditebalkan. Secara garis besar, bagian yang

harus ditulis di dalam daftar pustaka acuan adalah:

 Nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma, singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik, tanpa gelar akademik atau gelar apapun lainnya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisannya adalah penulis pertama ditulis nama belakang diikuti singkatan nama depan dan nama tengah, sedangkan penulis selanjutnya ditulis dengan singkatan nama depan, nama tengah dan ditulis lengkap nama belakangnya. Semua nama penulis suatu tim harus dicantumkan.  Tahun penerbitan,

 Judul, termasuk sub judul yang ditulis dengan huruf miring atau italic  Nama penerbit

 Kota tempat penerbitan

 Halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat beragam bergantung jenis sumber pustakanya. Jika yang diacu berupa buku cukup mencantumkan halaman yang diacu saja, jika yang diacu artikel atau jurnal dicantumkan semua halaman yang memuat artikel tersebut.

12 Herbert L. Packer, 1968. The Limits of the Criminal Sanction, Stanford University Press,

Stanford, California. hal. 17. Lebih lanjtut Packer menyatakan “These three concept

symbolize the three basic problems of substance (as opposes to procedure) in the criminal law: (1) what conduct should be designated as criminal; (2) what determinations must be made before a person can be found to have committed a criminal offense; (3) what should be done with persons who are found to have committed criminal offenses.

13 Pengertian paradigma pada hemat penulis dapat dilihat dari dua perspektif yakni

perspektif keilmuan dan perspektif umum. Dalam perspektif keilmuan paradigma antara lain dapat dimengerti dari pendapat Thomas Kuhn dan Liek Wilarjo. Kuhn mendefinisikan paradigma diantaranya sebagai ". . . recognized scientific achievements that for a time

provide model problems and solutions to a community of practitioners” (Arief Sidarta,

1998. Paradigma Ilmu Hukum Indonesia Dalam Perspektif Positivis. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1) Sedangkan Wilardjo mengartikan paradigma sebagai model yang dipakai ilmuwan dalam kegiatan keilmuannya untuk menentukan jenis-jenis persoalan yang perlu digarap, dan dengan metode apa serta melalui prosedur yang bagaimana penggarapan itu harus dilakukan.(Liek Wilardjo, 1998. Peran Paradigma dalam Perkembangan Ilmu. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1)

14 Dalam perspektif umum sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

paradigma antara lain diartikan sebagai model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka berfikir (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.) Dalam konteks penulisan ini maka pengertian paradigma mengacu pada perspektif keilmuan.

(32)

a. Acuan dari Buku

Cara penulisan pustaka dari buku: nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan huruf italic), edisi (kalau ada), penerbit, kota tempat terbit dan halaman yang diacu.

Contoh:

Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang sama dan ditulis oleh penulis yang sama maka penulisan tahun penerbitannya ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul bukunya. Misalnya:

b. Acuan dari Kumpulan Makalah

Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang berisi lebih dari satu makalah dan ada editor atau penyuntingnya. Nama editor ditulis seperti di atas dengan diberi keterangan (Ed) jika hanya seorang editor atau (Eds) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel tersebut ditulis miring atau italic.

Contoh:

Acuan dari Jurnal atau Makalah c. Acuan dari Jurnal atau Makalah

Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan di Indonesia. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gams, W., E.S. Hoekstra and A. Aptroot, 1998. CBS Course of Mycology

4thed. Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn.

Cornet, L. and K. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta.

_____________________. 1995b. Planning Career Ladders. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta.

Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their medical and veterinary effect. In: J.G. Horsfall and E.B. Coeling (Eds.), Plant Desease: An Advanced Treatis. Vol. 4. pp. 357-380. Academic Press, New York.

Mukhadis, H.A. 2000. Tata Tulis Artikel Ilmiah. Dalam: H.A. Saukah dan M.G. Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Hal. 51-65.Universitas Negeri Malang, Malang

(33)

Judul jurnal dan makalah dicetak miring dengan huruf kapital pada awal kata, secara lengkap, kemudian diikuti penulisan volume (tahun) dan halaman.

Contoh:

d. Acuan Jurnal dari CD-ROM

Penulisannya sama yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis biasa, nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-ROM-nya di dalam tanda kurung.

Contoh:

e. Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak

Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring. Contoh:

Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian f. Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian

Penulisan tesis, disertasi dan laporan penelitian dengan huruf miring dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan diantara tanda kurung.

Contoh:

Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A. Reriew. Canadian

Journal of Microbiology. 44:1115-1136.

Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info

Komputer 4 (4): 46-48

Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in Flooded Soils. Soil Science 93: 413-149 (CD-ROM: Soil

Science-Digital, 1995)

Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene from Xanthonomonas citri Involved in Plant Growth.

Proceedings of the First Asian Conference of Plant Pathology.

August 26-28. Beijing. p10.

Paplomatas, E.J., S. Tzalavaras, and J.E. Devay. 1997. Use of Verticillium

tricorpus As a Biocontrol of Rhizoctania Solani on Cotton

Seedlings. Book of Abstract of 7 th International Verticillium

(34)

g. Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut

Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling awal, diikuti tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga penanggungjawab atas penerbitan tersebut dan nama tempat penerbitan. Contoh:

h. Acuan dari Karya Terjemahan

Cara Penulisannya yaitu: nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata “Terjemahan oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan, nama penerbit dan tempat penerbit terjemahan.

Contoh:

Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres i. Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres

Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan cetak miring dan diikuti tulisan “Makalah disajikan dalam…”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat dan waktu penyelenggaraan seminar atau kongres tersebut.

Haryanto, R. 2002. Uji Pseudomonas sp. Sebagai Agensia Pengendali Hayati Sclerotium rolfsii Pada Kacang Merah. Tesis. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).

Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida Nabati Pada Ulat Grayak. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan)

Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan (Dipertanbun), 1983.

Petunjuk Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan,

Departemen Pertanian, Jakarta.

Biro Pusat Statistik (BPS), 2007. Indonesia dalam Angka.

Ary, D., L.C Jacobs, and A. Razavieh. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 2004. Usaha Nasional, Surabaya.

(35)

Contoh:

j. Acuan Artikel dari Internet

Penulisan Artikel berasal dari jurnal ditulis: nama penulis, diikuti oleh tahun, judul, nama jurnal (cetak miring), keterangan on-line dalam tanda kurung, volume dan nomor dan diakhiri dengan alamat sumber disertai kapan akses dilakukan.

Contoh:

Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan pakar di bidang ilmunya maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat

e-mail diantara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan

ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di antara tanda kurung.

Contoh:

Rahayu, M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian

Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah

disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI, IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001

May, S. 1995. The Origin of Landsberg, Columbia and C24. (On-line), Protocols of NASC, http://nasc. Nott. Ac. Uk/protocols/ler.html diakses 2 September 1999

Garcia, M. (garcia@genome.stanford.edu). 1 September 1999. arabidopis

ecotypes. E-mail kepada L Soetanto (Loekas,soetanto@medew.

(36)

V. KEBAHASAAN

Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah, termasuk tesis, memiliki ciri tertentu berbeda dengan bahasa tulis pada umumnya. Bahasa tulis keilmuan memerlukan kelengkapan unsur kalimat, komunikatif, menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar, jelas, efisien, efektif dan tidak bermakna ganda.

Bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya apabila informasi yang disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Pilihan kata dalam bahasa tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata-kata yang digunakan bersifat denotatif yaitu memiliki makna lugas dan tepat dalam pengungkapannya.

Berdasarkan uraian di atas bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya, mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a. menggunakan bahasa resmi atau baku,

b. mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim, c. menggunakan makna denotatif,

d. menggunakan kata dan istilah yang tepat, e. menggunakan kalimat-kalimat yang efektif, dan f. menghindari penggunaan kata-kata beremosi.

Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan selalu dikaitkan dengan situasi resmi sehingga bahasa tersebut juga disebut sebagai bahasa resmi. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menggambarkan ide atau pikiran yang sesuai dengan ide atau pikiran penulisnya.

A. EJAAN

1. Pemakaian Huruf

Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan.

a. Huruf Kapital

1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat 2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung

(37)

Contoh:

Rusyana (1984:82) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam bahasa ilmiah”

3) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen, Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya, Bimbinglah hamba-Mu ya Tuhan.

4) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, gelar kehormatan, gelar keturunan/kebangsawanan dan keagamaan yang diikuti nama orang dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu memakai huruf kapital.

Contoh:

Sir Alex Ferguson, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kyai Haji Agus Salim.

5) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.

Contoh:

Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas

Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat, tidak perlu memakai huruf kapital.

Contoh: Ia baru saja dilantik menjadi menteri.

6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson makhluk hidup.

(38)

Contoh: Bangsa Indonesia, Suku Dayak, Bahasa Indonesia, Idul Fitri, hari raya Galungan, Perang Diponegoro.

7) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur geografi yang diikuti nama.

Contoh: Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan. Unsur geografi yang tidak diikuti unsur nama tidak menggunakan huruf kapital, misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan raya dan nama geografi sebagai jenis, misalnya garam inggris, gula jawa, pisang ambon.

8) Huruf kapital digunakan unsur pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57, Tahun 1972. 9) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk

kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta dokumen resmi.

Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

10) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan kecuali kata seperti dan, yang, untuk,

di, ke, dari, daripada, dalam, terhadap, sebagai, tetapi, antara yang

tidak terletak pada posisi awal.

Contoh: Pedoman Identifikasi dan Determinasi Tumbuhan Tingkat Tinggi.

11) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan, proses,

(39)

uji atau metode yang tidak diikuti orang ditulis dengan huruf kecil sedangkan singkatannya ditulis dengan huruf kapital.

Contoh: uji morfometri, rancangan acak lengkap (RAL), metode imunodifusi ganda (MIG), proses hierarki analitik (PHA).

12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangka dan sapaan.

Contoh:

Prof. Profesor

Dr. Doktor

Ph.D. phylosophy of doctor M.A. master of arts

M.P. magister pertanian M.M. magister manajemen M.H. magister hukum M.Si. magister sains S.E. sarjana ekonomi S.S. sarjana sastra S.Si. sarjana sains

dr. dokter

Tn. Tuan

Ny. Nyonya

Sdr. saudara

b. Huruf Miring

Huruf miring disebut juga huruf Italic. Huruf tersebut digunakan pada kondisi sebagai berikut:

1) Menuliskan judul buku dan terbitan berkala serta prosiding atau

workshop yang terdapat dalam teks dan dalam daftar pustaka.

2) Menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan maupun ucapannya. Contoh: ad hoc, et al., in vitro, status quo,

(40)

3) Menuliskan nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas dan forma makhluk. Contoh: Garcinia mangostana, Salacca zalacca var.

Amboinense.

Akan tetapi nama ilmiah di atas tingkat genus tidak ditulis dengan huruf miring. Misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales.

c. Huruf Tebal

Huruf tebal digunakan untuk judul atau tajuk (heading). Huruf ini dapat digunakan untuk menulis nama takson yang baru ditemukan atau diusulkan pertamakali, vektor atau matriks dalam matematika. Huruf tebal juga digunakan untuk menulis kata atau kalimat yang mendapat penekanan khusus (highlight).

2. Penulisan Kata

Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim. Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada umumnya tidak banyak menimbulkan persoalan bagi pemakai bahasa. Karena itu kedua hal tersebut tidak dibahas secara tersendiri disini. Yang akan dibahas pada bab ini adalah pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata, penulisan kata depan, partikel dan kata bilangan.

a. Pemenggalan Kata

1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf vokal tersebut kecuali huruf diftong.

Contoh: ma-ut, ku-at, sau-da-ra, san-tai

2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf konsonan tersebut. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu fonem tidak pernah diceraikan.

(41)

3) Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah vokal, pemenggalan kata dilakukan sebelum huruf konsonan.

Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan.

4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dengan huruf konsonan yang kedua.

Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut.

5) Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris. Contoh: mem-butuh-kan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun. 6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur

itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur tersebut atau sesuai dengan kaidah-kaidah di atas.

Contoh:

fotografi --- foto-grafi, fo-to-gra-fi introspeksi--- intro-speksi, in-tro-spek-si pascapanen---pasca-panen, pas-ca-pa-nen

b. Penulisan Kata Ulang

Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata dasar, misalnya:

macam-macam, buku-buku, pengulangan kata berimbuhan, misalnya: berjalan-jalan, berkejar-kejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata,

misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit dan pengulangan yang berubah bunyi, misalnya: ramah-tamah, bolak-balik, sayur-mayur.

c. Penulisan Gabungan Kata

Penulisan gabungan kata sering bervariasi, ada yang menuliskan terpisah dan ada yang menuliskan serangkai. Variasi penulisan ini terjadi karena beberapa hal antara lain, penulis tidak memahami kaidah

(42)

penulisan yang benar atau kesalahan dalam penulisan dianggap tidak menjadi soal, yang penting informasi dapat dipahami oleh pembaca. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan tanpa ada pembenahan di bidang tata tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut:

1) Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.

Contoh: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa marga, kerja

sama, serah terima, tata laksana, terima kasih, uji coba.

2) Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, maknanya tidak dapat dikembalikan kepada makna unsur-unsurnya ditulis serangkai.

Contoh: kata daripada dan barangkali. Maknanya tidak dapat dikembalikan kepada dari dan pada, barang dan kali. Kata

daripada berfungsi untuk mempertentangkan dan kata barangkali merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’.

Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal, matahari,

hulubalang, segitiga.

Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh. Unsur ini hanya muncul dalam kombinasi, misalnya unsur antar, catur, daca, maha,

non, pasca, peri, sub, tuna dan sebagianya. Misalnya: amoral, asusila, antardaerah, caturwatga, mahasiswa, nonfosfat, perilaku, subbagian, tunadaksa, pascapanen, pancausaha tani.

Catatan:

Jika unsur terkait seperti itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-), misalnya: non-RRC, non-Indonesia, antar-SMU.

3) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis seringkali dengan unsur berikutnya yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha dan peri terpisah.

Gambar

Tabel  dibuat  dengan  sistem  terbuka,  tidak  berbentuk  sel-sel  sebagai  pertemuan antara baris dan kolom
Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong
Tabel  dibuat  dengan  sistem  terbuka,  tidak  berbentuk  sel-sel  sebagai  pertemuan antara baris dan kolom
Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong  Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas  nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan

Referensi

Dokumen terkait

BAB VI PEDOMAN UMUM PENULISAN TESIS ... Ukuran Kertas dan Batas-Batas Pengetikan ... Pemakaian Bahasa ... Cara Mengutip Pustaka .... Format Halaman Sampul Proposal Tesis dan

Daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar-dartar lain harus ditulis dengan disertai nomor halaman dari keberadaan tabel, gambar dan lampiran serta komponen yang

Halaman ini berisi penyataan tentang keaslian tesis dan bahwa tesis belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister, baik di IAIN Salatiga maupun

tersebut ditulis di antara dua tanda kurung ( ). Nomor halaman atau nomor bab dalam buku pustaka, jika belum tercantum dalam daftar pustaka, sebaiknya disertakan dan ditulis

Bagian awal memuat halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan dosen pembimbing, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,

xii Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Program Pascasarjana 1 UIN Sunan Kalijaga PEDOMAN PENULISAN TESIS Lampiran 12: Contoh Halaman Daftar Singkatan, 39 Lampiran 13: Contoh

Pedoman Penulisan Tesis Lampiran 9: Contoh Halaman Daftar Tabel jika ada DAFTAR TABEL Tabel 1 Tenaga Pengajar UIN Sunan Kalijaga yang Mengajar pada Program Studi Pendidikan Islam

Pada Bagian Tengah dan Bagian Akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa 1,2,3 dan seterusnya ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang