• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan prosedur keselamatan kesehat pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelaksanaan prosedur keselamatan kesehat pdf"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

KODE MODUL OPKR- 10- 016 C

Milik Negara Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BI DANG TEKNI K MESI N

PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

MENGI KUTI PROSEDUR KESELAMATAN,

KESEHATAN KERJA

DAN

LI NGKUNGAN

D

(2)

KODE MODUL

PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

MENGI KUTI PROSEDUR

KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA

DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan

modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik

instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak

300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga

puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian

Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni

Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik

Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan),

Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi

( Competency Based Training/ CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan

(Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

(4)

berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan

Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai

sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul

dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba

kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan

Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima

masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi

dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal.

Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim

penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas

dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya

modul ini.

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK

atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktur Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM

(5)

DAFTAR I SI MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL.……… vii

A. DI AGRAM PENCAPAI AN KOMPETENSI………... vii

KETERANGAN PENCAPAI AN KOMPETENSI……….. viii

B. KEDUDUKAN MODUL……… ix

PERI STI LAHAN/ GLOSSARI UM ……… X I . PENDAHULUAN ..……… 1

A. DESKRIPSI JUDUL .……….……… 1

B. PRASYARAT.……… 1

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..……… 2

1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat……… 2

2. Peran Guru ……… 2

A. RENCANA BELAJAR SISWA..……… 11

B. KEGIATAN BELAJAR ..……….……… 12

1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 12

a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….……… 13

b. Uraian materi 1……… 13

c. Rangkuman 1……… 25

d. Tugas 1 …..……… 25

e. Tes formatif 1 ..……… 26

f. Kunci jawaban formatif 1 ..……… 26

g. Lembar kerja 1 ..……… 27

2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan Area Kerja... 28

(6)

c. Rangkuman 2………..……….……… 33

d. Tugas 2……….…… 33

e. Tes formatif 2…..……….…… 33

f. Kunci jawaban formatif 2 …….……….… 34

3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...…… 37

a. Tujuan kegiatan belajar 3 ……… 37

b. Uraian materi 3 ………. 37

c. Rangkuman 3…..……… 55

d. Tugas 3……… 55

e. Tes formatif 3 ………. 55

f. Kunci jawaban formatif 3 …….……… 57

4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).…. 60 a. Tujuan kegiatan belajar 4 ……… 60

b. Uraian materi 4 ………. 60

c. Rangkuman 4..……… 79

d. Tugas 4……… 80

e. Tes formatif 4 ………. 80

f. Kunci jawaban formatif 4 .……… 80

5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia………. 82

a. Tujuan kegiatan belajar 5 ……… 82

b. Uraian materi 5 ………. 82

c. Rangkuman 5 ………98

d. Tugas 5……… 98

e. Tes formatif 5 ………. 99

f. Kunci jawaban formatif 5 ………99

BAB.I I I . EVALUASI ………. 101

A. PERTANYAAN ………101

B. SOAL PSIKOMOTOR………. 102

C. KUNCI JAWABAN ………103

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……….. 109

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN……….. 110

LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….……… 111

KRITERIA KELULUSAN ………111

BAB. I V.PENUTUP ………112

(7)

PETA KEDUDUKAN MODUL

A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun

waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan.

(8)

Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi

OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.

OPKR 10- 016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.

OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan

Tempat Kerja.

OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.

OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan.

OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan

dengan panas dan pemanasan.

OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan.

OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang

panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan

perangkat tambahannya.

OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang

OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding,

transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.

OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.

OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan.

OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking.

OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan.

OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan

pengecatan kecil.

OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik.

OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.

OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat.

OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit.

OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit.

OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah

(lead wiping).

OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara.

(9)

OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.

B. Kedudukan Modul

Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur

(10)

MEKANI SME PEMELAJARAN

Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:

Y

T

Y

START

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Lihat Kedudukan Modul

Nilai ≥ 7

Modul berikutnya/ Uji

Kompetensi

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan Evaluasi

Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan

(11)

GLOSSRY

Safe : aman atau selamat

Safety : mutu suatu keadaan aman

Unsafe act : tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri

Unsafe codition : keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

Jack stand : alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman

bekerja dibawah kendaraan

Vacuum cleaner : alat penyedot debu biasa digunakan untu

membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku

dengan alat kebersihan yang lain

Starvation : membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam

Smothering : membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam

Colling : menurunkan panas dari nyala api

Cardio Pulmonary Resusciation ( CPR)

: pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan

kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP)

LEADS AND CABLE

PROTECTI ON

: Perlindungan kabel dan stop kontak.

OBEY “ NO SMOKI NG” SI GN

: mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok

(12)

PUT OI LY WASTE I N BI N

: Buang limbah ditempatnya

TAKE CARE WI TH I NFLAMMABLE LI QUI D

: Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar

CLEAN UP DUSTY AREAS

: Bersihkan tempat yang berdebu

EXTI NGUI SHER : Alat pemadam api

SPI LLED BURNI NG OI L

: Tumapah minyak yang terbakar

MAI NTENANCE WORKER NOTI NG FI RE ESCAPE ROUTE

: Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja ) apabila terjadi kebakaran

CRAWL THROUGH SMOKE FI ELLED ROOM

: Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.

READI NG FI RE DRI LL NOTI CE

(13)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa

selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.

Adapun sub kompetensinya meliputi:

1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya

dan pencegahannya.

2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.

3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,

penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.

4. Pelaksanaan prosedur darurat.

5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.

6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary

Resusciation (CPR).

7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan

pengendalian limbah.

B. PRASYARAT

Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah

memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan

pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk

melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa

Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di

kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat:

(14)

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan

modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:

a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada

pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang

kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur

yang bersangkuatan

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui

seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap

materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek

perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku

2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik

3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan

bahan yang diperlukan dengan cermat.

4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus

meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.

6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat

semula.

d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi

lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada

guru atau instruktur yang bersangkutan.

2. Peran Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:

(15)

b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar

c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan

menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa

d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat

kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. Perlengkapan PBM

Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya

sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Perlengkapan Ruang kelas Perlengkapan w orkshop Bahan

1. Over Head Projector/OHP

6. Alat Pemadam Kebakaran

1. Mobil

2. Engine Stand

E. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam

modul ini siswa diharapkan.

1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

ditempat kerja

2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat

kerja

3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja

(16)

7. Menggunakan pemadam kebakaran

8. Menerapkan prosedur darurat

9. Menjalankan dasar-dasar keamanan

10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan

Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)

11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah

(17)

F. KOMPETENSI

KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan

KODE : OPKR. 10-016.C

DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit

A B C D E F G

LEVEL KOMPETENSI KUNCI

2 1 - 1 - - 1

KONDI SI KERJA

1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:

 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan. 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:

 Spesifikasi pabrik kendaraan.

 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.

 Lembaran data keamanan material.

 Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.

 Kebijakan/prosedur keamanan.

 Prosedur/kebijakan kecelakaan.

 Prosedur/kebijakan tanda bahaya.

 Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).

 Kode praktis industri

3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:

 Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.

(18)

 Pakaian keamanan individual.

 Perlengkapan dan bahan kebersihan.

 Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.

 Bahan pembersih dan pelumas.

 Pakaian yang aman 5. Kegiatan:

Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:

 Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.

 Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.

 Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.

(19)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A KI NERJA LI NGKUP BELAJAR

SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

1. Mengikuti padat, cair, gas dan kebisingan ditempat pada area kerja dan melakukan tindakan

 Peralatan dan area kerja dibersihkan

(20)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A KI NERJA LI NGKUP BELAJAR

SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(21)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(22)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(23)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

kebijakan perusahaan 4. Pelaksanan

prosedur darurat

 Mengikuti prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul

 Mengikuti prosedur alarm atau peringatan atau efakuasi ditempat kerja

 Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat

(24)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(25)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(26)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

(27)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A

KI NERJA LI NGKUP BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

ditempat kerja dilakukan

(28)

G. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah

Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.

No. PERTANYAAN YA TI DAK

1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,

kesehatan kerja dan lingkungan

2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi

ditempat kerja

3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang

mungkin terjadi ditempat kerja

4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja

5. Menempatkan pemadam kebakaran

6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

7. Menggunakan pemadam kebakaran

8. Menerapkan prosedur darurat

9. Menjalankan dasar-dasar keamanan

10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan

Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)

11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian

(29)

II.

BAB. II

PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru

jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.

(30)
(31)

B. Kegiatan Belajar Siswa

III. Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.

2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.

3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.

4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan

secara manual.

b. Uraian Materi 1

UNDANG- UNDANG K3

1) Pengertian Keselamatan Kerja Safe adalah aman atau selamat.

Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau

kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.

Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari

kecelakaan

Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan

kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat

kerja.

Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta

hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat

(32)

2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:

a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

c) Mencegah/ mengurangi kematian.

d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.

e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan

bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain

sebagainya.

f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja

dan menjamin kehidupan produktifnya.

g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan

sumber-sumber produksi lainnya.

h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi

industri serta pembangunan

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:

a) Manusia (pekerja dan masyarakat)

b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)

c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan

tumbuh-tumbuhan).

3) Syarat- syarat keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3

syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan

perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja

untuk:

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

(33)

d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya

e) Memberi pertolongan pada kecelakaan

f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja

g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar

luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,

hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.

h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,

baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.

k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,

binatang, tanaman atau barang.

m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang.

o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah

tinggi.

PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja

diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan

terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan

disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri ( unsafe act)

(34)

c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja ( unsafe condition)

a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi

kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan

rusak.

Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan

itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat

diusahakan untuk dicegah karena:

a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.

b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan

maka kecelakaan dapat dicegah.

Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?

Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk

menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja

serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung

factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).

Sebab- sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman

a) Karena tidak serius/disiplin.

b) Karena tidak mampu/tidak bisa.

(35)

Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?

a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya,

misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.

b) Dieleminir/ diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya,

misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi

tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan

kerja.

c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada

bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol

dsb.

Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan

pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.

3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena

kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau

zat-zat yang merugikan.

b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi

baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di

tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan

paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda,

sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan

benda-benda berat.

c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang

(36)

panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin

bor, beberapa orang terluka karena itu.

d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya

hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada

kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan

pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.

e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai

dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang

tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi

kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan

terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang

pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm

pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung

tangan dan apron.

f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda

atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau

material tidak dapat masuk ke mata.

g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika

bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau

bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan

lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu

yang lama.

PENGGUNAAN PAKAI AN PENGAMAN

1) Syarat- syarat pakaian perlindungan atau pengamanan

a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap

bahaya yang mungkin ada.

b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga

(37)

c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat

diterima.

d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,

misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas

yang sangat mungkin termakan mesin.

e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang

cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang

dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari

partikel-partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau

terselip di lipatan-lipatan pakaian.

g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang

disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang

paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.

h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang

mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya

karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan

menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap

memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah

pada bahan kimia dan panas dengan berhenti

b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari

bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun

baju bawah.

c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p

(38)

d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah

kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau

penyangga dan sebagainya.

PAKAIAN KERJA

1. Pilihlah pakaian kerja yang

kuat dan betul–betul cocok

sehingga merasa senang

dalam pekerjaan. Hindari

pakaian dengan ikat

pinggang, gesper dan

kancing yang menonjol yang

dapat menyebabkan

kerusakan pada kendaraaan

pada waktu bekerja. Kami

anjurkan memakai seragam

Mekanik Toyota (Overall)

yang khusus didisain dengan

memperhatikan hal–hal

diatasi.

2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar,

kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.

3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja,

sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori

kendaraan

SEPATU KERJA

Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya

memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan

karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih

(39)

benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang

(40)

SARUNG TANGAN

Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau

memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya

dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada

suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya

untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu

mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin

dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya

tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar.

Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan

dipakai.

3) Alat- alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus

terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat

pelindung bagian adalah sbb:

a) Alat pelindung mata,

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan

(41)

Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las Listrik

b) Alat pelindung kepala,

Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja

pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu

sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh

putaran bor atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga

Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang

(42)

Gb. Alat Pelindung Telinga

d) Alat pelindung hidung,

Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan

terhisapnya gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan

Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan

dengan kebutuhannya, antara lain:

Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.

Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.

Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat

suatu barang.

Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom

dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya

(43)

Gb. Macam- macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua

jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti

halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi

dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak

permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset

dan jatuh.

g)

h) Alat pelindung badan,

Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian

biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama

pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan Gb. Alat Pelindung Kaki ( Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung

(44)

digulung, sebab lengan baju yang panjang akan

melindungi tangan dari sinar api.

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNI K PENGANGKATAN/ PEMI NDAHAN SECARA MANUAL 1) Cara mengangkat benda

Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak

garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban

seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan

sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan

keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis

(45)

2) Cara mengangkat dan memikiul benda

a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap

tegak

b. Membagi–bagi berat beban sama rata.

c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan

menopang beban.

d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau

(46)

Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk

mengubah pengangkatan yang sederhana; sebelum

mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang

pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja

harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan

adalah tindakan untuk keselamatan tempat.

4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan

Cara yang benar mengangkat dengan tangan.

Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien

dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak

benar.

a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan

sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan

meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang

yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan.

Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya.

Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam

(47)

b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara

ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang

disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang.

c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas

sampai dengan keadaan tegak

5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang

Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa

jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,

tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

6) Penyangga

Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat

guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.

Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau

penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil

(48)

7) Lokasi dongkrak dan penyangga

Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan

penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman

1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan

keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.

(49)

3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja

diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan

terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan

disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri

(unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe

condition)

4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja

dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.

5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya

memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat

pengangkatannya.

d. Tugas

Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja,

cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda

akan dapat menjelaskan materi ini.

1. Jelaskan pengertian K3?

2. Sebutkan tujuan K3?

3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan?

Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci

jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil

latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang

berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal

tersebut kedalam pertemuan tutorial.

e. Test formatif

1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan

tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!

(50)

5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?

f. Kunci jaw aban formatif

1. Penyebab kecelakaan:

a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

e) Keselamatan ditujukan pada

f) Manusia (pekerja dan masyarakat).

g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).

h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan

tumbuh-tumbuhan.

2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:

a) Alat pelindung Kepala.

kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut

mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga

menyebabkan kebakaran.

4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.

g. Lembar Kerja

(51)

b) 1 unit engine stand

c) Dongkrak buaya 2 ton

d) Mesin katrol

a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan

dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat

oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun

diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan

tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan

gunakan cara yang aman

b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah

penempatannya sudah tepat

3) Langkah Kerja

a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan

terang

b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur

c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol

atau dongkrak

d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti

petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi

e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara

ringkas

f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang

telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan

(52)

4) Tugas

a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh

setelah mempelajari materi pada kegiatan 1!

Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan Area Kerja

a. Tujuan

1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan

kebersihan

2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan

3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang

4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat

Kerja.

b. Uraian Materi

ALAT- ALAT KEBERSI HAN

Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel

otomotif terdiri dari:

1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran

sampah kering atau debu

2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari

sampah-sampak kering.

3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.

4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang

tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa,

karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel

ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.

5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli

(53)

Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

Metode Pembersihan

Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk

menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan

fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat

menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat

terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.

Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat

menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari

bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat

mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang

tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter

debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus

dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.

Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun

detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh

para pekerja.

Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak

(54)

Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan

isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/

dianjurkan.

IV. Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak

cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada

beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak

peralatan dan material.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan

barang:

1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.

2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat

yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh

pada ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai

3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan

pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus

lancar/berfungsi baik.

4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.

5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan

6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau

beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan

(55)

7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu

dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang

sesuai.

8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam

lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau

di dalam rak.

9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat

dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.

10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak

boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

V. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang

baik:

1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara

atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau

mesin-mesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk

dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.

3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena

kotoran.

4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan

pembersihan di atas.

5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben

(56)

6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri

anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?

7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan

cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.

8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam

container.

9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau

urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan

asembling/perakitan.

10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh

pergerakan atau jalan masuk.

11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam

lainnya.

12)Gunakan penutup debu jika diperlukan.

13)Gantikan bagian/parts yang rusak.

14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat

kendaraan yang rusak.

15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.

16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

(57)

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan

pisahkan setiap bagiannya.

2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan

simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.

3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap

akhir jam kerja.

4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat

penyimpanannya.

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda

tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.

Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda

kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali

atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu

khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan

bakar.

(58)

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin- mesin ( Mesin pengangkat, mesin bubut dll)

1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan

setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang

sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat

pada ketinggian yang sesuai.

2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai

tiap-tiap pekerjaan atau setiap-tiap akhir jam kerja.

3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik

pembuatnya.

4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.

5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan

hilangkan segera jika timbul karat.

7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk

menhentikan penyebabnya.

8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap

akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan

pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman

1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk

menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.

2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan

terlebih dahulu. Barang-barang yang sering digunakan

diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan

(59)

3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang

akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari

segala sumber listrik.

4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena

kotoran.

5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan

pembersihan di atas.

6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben

kerjanya.

d. Tugas

Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan

dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan

penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran

pada instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif

1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh

digunakan sebagai suatu metode pembersihan!

2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan

suatu sistem penyimpanan!

3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja

yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki

kendaraan/mesin-mesin yang lain!

4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja

yang bekerja di bangku kerja!

5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja

(60)

f. Kunci Jaw aban formatif

1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan sebagai suatu metode pembersihan

Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu,

sehingga dapat terhirup atau mengenai mata.

2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu

sistem penyimpanan adalah:

 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.  Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada

tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih

berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

 Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus

lancar/berfungsi baik.

 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.

 Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan

 Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam

bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS

recommendations.

 Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang

sesuai.

 Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada

ujung-ujungnya atau di dalam rak.

 Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.

(61)

3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang

sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki

kendaraan/mesin-mesin yang lain.

 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.

 Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.

 Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan pembersihan di atas.

 Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.

 Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi

cairan?

 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.

 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam oleh pergerakan atau jalan masuk.

 Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.

 Gunakan penutup debu jika diperlukan.  Gantikan bagian/parts yang rusak.

 Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak

(62)

 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.

4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja

yang bekerja di bangku kerja:

 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering

dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat

dalam ketinggian yang sesuai.

 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.

 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.

 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.

 Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda,

simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai

sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan

produk-produk bahan bakar.

 Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja

yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).

 Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat

yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat

yang berat pada ketinggian yang sesuai.

(63)

 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.

 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.

 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.

 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.

 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.

 Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

 Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana

terjadi.

VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a. Tujuan

1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api

2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api

3) Siswa dapat memahami klasifikasi api

4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran

5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat

pemadam kebakaran

b. Uraian Materi Sifat api

(64)

Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair

maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang

mudah menyala dan terbakar dengan cepat.

Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,

gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.

Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi

kimia.

Mencegah api

Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan

cara:

1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah

dan limbah.

(65)

Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan

cara:

1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.

2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.

Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan

bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

(66)

Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.

Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara

menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan

dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan

menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas.

Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.

1) Berhati-hati dengan listrik.

(67)

Gambar 5.

3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.

4) Jangan membebani kabel berlebihan.

5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6

6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa

perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar

bahan-bahan yang dapat terbakar.

(68)

a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat

menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan

peralatan potong oksigen.

b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak

jatuh pada bahan yang dapat terbakar.

c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.

d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.

e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang

dapat terbakar lainnya.

f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,

bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan

panas lainnya.

g. Patuhi tanda “dilarang merokok”.

h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.

i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat

muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang

tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.

(69)

2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam

locker.

Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua

bahan-bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera

mungkin.

1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.

3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat

sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

(70)

mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan

jauh dari sumber panas.

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap

dalam kondisi baik.

2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan

percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat

terbakar.

3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit

mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah

logam yang tertutup.

4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.

5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada

pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera

informasikan kepada supervisor anda.

6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk

menyalakan api.

Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu

sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan

(71)

1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja

dengan peralatan listrik.

2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.

3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.

4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Gambar 11.

Klasifikasi api Api kelas A.

Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,

(72)

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling

efektif untuk mematikan api kelas A.

Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk

mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan

sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes

jauh ke dalam sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan

api kelas A.

(73)

2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam

kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi

tidak seefektif air.

Catatan:

Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara

bagian.

Api kelas B

Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti

bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent.

Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara

yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 15.

Peringatan:

Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,

air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.

Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon

(74)

Gambar 16.

Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang

terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas

untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.

VII. Api kelas C VIII.

Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,

generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.

Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang

(75)

Gambar 18.

Gambar 19.

IX. Peringatan

Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan

(76)

Alat- alat Pemadam Kebakaran: Alat pemadam api portable

Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.

Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan

pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam

biasanya dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan

rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk

api jenis apa digunakan.

Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Gambar 20.

(77)

Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk

memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang

semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.

Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis

pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan

dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 21.

Gambar 22.

(78)

Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai

tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk

memadamkan api kelas B dan kelas C.

Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran

kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang

berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat

digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah

karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi

gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme

pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar

nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan

plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.

Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran

oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan

area sangat penting.

(79)

a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan

laboratorium.

b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat

terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan

horizontal.

Gambar 24.

Prosedur penggunaan.

a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.

b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.

c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.

d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.

Peringatan:

Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat

menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka

Gambar

Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/ terpakai
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil response time yang didapat dari pengujian dengan LOS dan NLOS memperlihatkan bahwa XBee dapat melakukan pengiriman data dengan kondisi lapangan tanpa

Sesampainya di rumah bertepatan dengan waktu dzuhur (orang tua tinggal di kota Bogor) si Bungsu melaksanakan shalat sekaligus memanjatkan do’a bagi Ayahanda untuk

Lebih lanjut untuk mengetahui keeretan hubungan diketahui melalui koefisien kendall’s tau sebesar 0,163 dikonsultasikan dengan interval koefesien keeratan hubungan masuk

Menurut PRDB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Depok pada sektor tersier sub-sektor restoran terdapat peningkatan persentase menurut harga konstan tahun 2000 untuk tahun

caribbica InaCC Y67 digunakan untuk pertumbuhan sel yang diindikasikan dengan semakin tinggi jumlah sel pada media fermentasi maka semakin cepat konsumsi xilosa

26 Amalinda Savirani, dkk., Demokrasi di Indonesia: Antara Patronase dan Populisme (Jogjakarta: UGM-Universitas Oslo, 2014), 10.. Grafik di atas menunjukkan bahwa pelayanan

Program di atas merupakan program sederhana, yang ditujukan untuk menampilkan nilai mahasiswa yang telah diinputkan dalam array satu dimensi secara berurutan mulai 1-10 dengan

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa