• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR MINUM

DALAM KEMASAN AQUA

VERSI

“SUMBER AIR SU DEKAT” DI MEDIA TELEVISI

Oleh :

OKTO DELFISIANUS TUNGGA NUSA

NIM 153040359

Diajukan

Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta

(2)

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR MINUM

DALAM KEMASAN AQUA

VERSI

“SUMBER AIR SU DEKAT” DI MEDIA TELEVISI

Oleh :

OKTO DELFISIANUS TUNGGA NUSA

NIM 153040359

Diajukan

Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR MINUM DALAM KEMASAN AQUA

VERSI

“SUMBER AIR SU DEKAT” DI MEDIA TELEVISI

Nama : Okto Delfisianus Tungga Nusa Nim : 153040359

Tanggal Disetujui : 25 juli 2011

DISETUJUI OLEH :

Pembimbing I Pembimbing II

Agung Prabowo, SIP., M.Si. Retno Hendariningrum, M.Si NPY 26612 96 013 NPY 2 69 06 96 0064 1

(4)

HALAMAN PENGESAHAAN

Telah di uji dan dinyatakan lulus dihadapan tim penguji skripsi pada :

Hari, tanggal :

Judul Skripsi : ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA PESAN IKLAN AIR

MINUM DALAM KEMASAN AQUA VERSI

“SUMBER AIR SU DEKAT” DI MEDIA TELEVISI

Penyusun : Okto Delfisianus Tungga Nusa Nim : 153040359

Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Dosen Penguji Tanda Tangan

 

 

 

 

 

 

(5)

MOTTO

“ citra baik (

goodwill

), seperti halnya nama baik,

diperoleh dengan berbagai tindakan bijak,

dan dapat hilang karena satu tindakan bodoh saja.”

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya ini kepada

Ayah ku tercinta, Donatus Pambo

Ibu ku tercinta ,Florensia Toja

Kakak ku tersayang, Yanto

Adik ku tersayang, Novi

Kepada Om Dion Seda dan keluarganya

Dan kepada yang tercinta, Iksan

Terima Kasih Atas Kasih Sayang, Cinta, Perhatian, Pengorbanan ,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada Bunda Maria, atas rahmat dan karunia yang telah diberikan.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Skripsi mulai

dari awal proses penulisan hingga akhir penulisan tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bp. Agung Prabowo, SIP., M.Si selaku ketua prodi dan dosen

pembimbing, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Terima kasih untuk waktu, perhatian, ilmu yang diberikan serta kesabaran

bapak dalam membimbing penulis dari awal hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Retno Hendariningrum, M.Si selaku wakil ketua prodi dan dosen

pembimbing Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

3. Ibu Dewi Novianti M.si selaku dosen wali, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta

4. Bapak dan Ibu Dosen Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta. Yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

(8)

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi

6. Semua teman – teman Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta.

7. Seluruh keluarga besar, Bapak Donatus Pambo Mama Florensia Toja,

kakak Yanto N Nusa, adik Novi T Nusa, Om Dion Seda, Tante Pur, fanny,

Retha.

8. Teman – teman kost Santan yang banyak ceritanya.

9. Buat tersayag, Iksan. Terima kasih sudah membantu dengan cinta dan

marah.

10. Seluruh keluarga besar, serta teman – teman dan untuk semua pihka yang

telah membantu dan tidak bisa disebutkan penulis satu – satu. Terima

kasih atas segala hal dan doa.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna,

sehingga apabila terdapat kekurangan serta kekeliruan dalam penulisan ini,

penulis dengan rendah hati membuka pintu bagi kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini.

Semoga rahmat dan karunia Tuhan selalu beserta kita sekarang dan

selama – lamanya. Amin

Yogyakarta, juli 2011

(9)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah………... 2

1.2. Rumusan Masalah………. 12

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian……… 12

1.3.1. Tujuan Penelitian………. 12

1.3.2. Manfaat Penelitian……….. 13

1.4. Kerangka Teori………. 13

2.4. Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi………….. 37

2.5. Realitas Sosial Dalam Iklan………. 40

(10)

BAB III METODE PENELITIAN………. 62

3.1. Jenis Peneleitian………... 62

3.2. Metode Penelitian………. 62

3.3 Objek Penelitian……… 63

3.4. Jenis Sumber Data……… 63

3.5. Teknik Pengumpulan Data………... 64

3.5.1. Analisis Teks media………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 69

4.1. Gambaran Umum………. 69

4.1.1. Sejarah Perusahaan………... 69

4.1.2. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan AQUA ……….. 71

4.2. Iklan Air Minum Dalam Kemasan AQUA Versi “Sumber Air Su Dekat” Di Media Televisi………... 74

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.6.1. Dasar – Dasar Daya Tarik Emosional

Tabel 2.6.2. Teknik pengambilan gambar

Tabel 2.6.3. Pergerakan kamera dan maknanya

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.4.1 Elemen – elemen makna Saussure

Gambar 4.1. Scene Iklan Air Minum Dalam Kemasan AQUA Versi “Sumber Air Su Dekat” Di Media Televisi.

Gambar 4.2. Lima botol air minum AQUA ukuran sedang

Gambar 4.3. Keran air

Gambar 4.4. Bangun tidur

Gambar 4.5. Mengambil air keran

Gambar 4.6. Mencuci Tangan

Gambar 4.7. Ruang Kelas

Gambar 4.8. Menyiram Tanaman

Gambar 4.9. Memetik Buah Sayur

Gambar 4.10. Memasak Sayuran

Gambar 4.11. Masyarakat sedang berkumpul

Gambar 4.12. Monolog Seorang Kepala Desa

Gambar 4.13. Masyarakat Saling Berjabat Tangan

(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui makna – makna apa yang terkandung dalam lambang-lambang komunikasi pada iklan air minum dalam kemasan AQUA versi “sumber air su dekat: di media televisi serta Penulis juga memperoleh penjelasan, bagaimana cara pesan – pesan yang disampaikan melalui iklan air minum dalam kemasan AQUA dan juga apakah ada yang salah dari isi pesan iklan AQUA sehingga sebagian orang salah mengartikan dan mengambil kesimpulan yang keliru? (pandangan Penulis), penulis juga dapat memberikan penjelasan terhadap persepsi – persepsi dari sebagian orang dari pandangan penulis sendiri.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau wacana, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif (data yang bersifat tanpa angka – angka atau bilangan), sehingga data bersifat kategori substansif yang kemudian diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, dan referensi – referensi ilmiah.

Dalam analisis data, penulis menggunakan sistem Signifier (penanda) adalah bunyi atau coretan bermakna, dan signified adalah gambar mental atau konsep sesuatu dari Signifier (penanda) yang dikemukakan oleh Saussure.. Hubungan antara keberadaan fisik tanda atau konsep mental tanda tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain signification ada upaya memberi makna terhadap dunia

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan, makna pesan dari

iklan air minum dalam kemasan AQUA “versi sumber iaur su dekat di media televisi” adalah perusahaan AQUA memberikan kesan kepada masyarakat bahwa

AQUA sangat peduli kepada berupa; kesehatan serta membantu dalam infrastruktur penyaluran air bersih. Kesan yang ditanam ini dari pandangan penulis dinilai sukses karena mampu menyedot simpati dari masyarakat. Namun dalam iklan ini kurang sedikit spesifikasi dalam penyampaian iklan terutama tentang lokasinya. Penyampaian iklan itu memberikan kesan pada satu propinsi besar Nusa Tenggara Timur yang kurang memiliki akses air yang bersih atau memiliki sumber air yang jauh. Karena di akhir dari iklan tersebut tertulis “Nusa

Tenggara Timur can now have access to clean water” (sekarang Nusa Tenggara

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari sekian banyak media yang ada, televisi merupakan media massa

elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi dinilai

sebagai media massa elektronik paling efektif dan banyak menarik simpati

masyarakat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimilki oleh

media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkuan yang

relatif tidak terbatas. Dengan model audio visual yang dimilikinya siaran televisi

sangat komunikatif dalam memberikan pesan – pesannya karena itulah televisi

bermanfaat sebagai pembentukan sikap, perilaku, dan sekaligus pola pikir. Tidak

ada yang menyagkal bahwa iklan televisi adalah salah satu pilihan dalam

mempersuasi pemirsanya kekuatan audio visual-nya terasa amat ampuh dalam

menyajikan pesan yang demonstratif. Kreasi yang dihasilkan merupakan

perpaduan teknik rekayasa dengan realitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu,

terpangaruh tidaknya pemirsa sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi mampu

mengaplikasikan komunikasi persuasif dalam menggugah minat dan keinginan

khalayak sasaran (Sumartono, 2002:61).

Media massa mempunyai kekuatan dan merupakan suatu ”alat kekuasaan”

yang efektif untuk menarik perhatian umum secara langsung, membujuk opini dan

(15)

legitimasi, menjelaskan dan menyusun persepsi serta realitas sosial. Media massa

juga merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh informasi, bertukar

pikiran, dan opini. Oleh sebab itu peran media massa terhitung sangat penting dan

cepat dalam mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.

Media massa, dalam menjalankan fungsinya sebagai pengirim warisan

sosial (transmission of the social heritage) memiliki pengaruh dan kekuatan

strategis dalam menyebarkan pengaruh dan mempengaruhi khalayak. Perubahan

sosial yang terjadi dalam diri masyarakat tidak terbentuk dengan sendirinya

namun ada campur tangan media dalam melakukan percepatan yang memang

membutuhkan waktu panjang dan berdampak pada diri masyarakat. Media

sekarang ini menjadi suatu saluran yang teramat penting bagi individu dan

masyarakat karena telah menyatu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai

agen sosial yang memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat,

media massa memiliki fungsi tak sekedar menyajikan informasi, berita atau

hiburan saja, melainkan juga memiliki kemampuan untuk mengajak dan

mengukuhkan norma – norma tertentu dalam masyarakat seperti dalam hal gaya

hidup, konstruksi identitas, dan gender yang kesemuanya itu adalah bagian dari

ikon – ikon budaya populer. Budaya populer dengan sekian banyak ikon yang

diwakili mencoba masuk ke pasar lewat berbagai media. Media memegang

peranan penting dalam penyebaran gagasan tentang budaya populer karena

budaya populer memerlukan media untuk mendistribusikan ide.

Bidang lain yang mengikuti perkembangan media massa ini adalah media

(16)

melanjutkan kelangsungan hidupnya. Dalam penulisan media, perusahaan

periklanan tentu punya strategi sendiri dimana mereka mengetahui sifat, kelebihan

serta kekurangan dari berbagai media.

Penggunaan media harus diupayakan agar pesan – pesan iklan dapat

dikomunikasikan dengan baik kepada segenap khalayak. Untuk itu diperlukan

gagasan yang cermelang. Gagasan – gagasan tersebut juga sangat diperlukan

dalam pembelian maupun rencana iklan agar potensi – potensi dari setiap media

komunikasi dapat dieksploitasi sacara efektif. Setiap kampanye iklan

direncanakan dan dilaksanakan secara serius. Iklan yang baik merupakan

perpaduan sumber daya yang memadai dan strategi yang tepat.

Dari sekian banyak bentuk komunikasi yang ada dalam televisi, iklan

merupakan salah satunya. Iklan bekerja melalui sebuah tanggapan dari pembeli

potensial terhadap elemen – elemen yang terkandung dalam iklan. Tanggapan atau

reaksi ini dapat terjadi ketika pembeli potensial sedang melihat, mendengar atau

berpikir tentang suatu iklan. Iklan dapat mempengaruhi emosi seseorang,

kreativitas mempunyai jangkuan yang luas atau rangsangan – rangsangan atau

elemen – elemen yang dapat dimasukkan dalam iklan untuk memperoleh berbagai

emosi.

Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Demikian pentingnya peran

iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bonafiditas perusahaan terletak

(17)

iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan. Keberadaannya

menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, khususnya konsumen.

Secara garis besar, iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan

barang atau jasa yang ingin ditawarkan, terutama kepada masyarakat. Melalui

iklan, sebuah produk dapat dikenal, disayang, dan dicari oleh khalayak. Hal ini

disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi, sekaligus

membentuk opini dan persepsi masyarakat. Sebuah iklan diharapkan mampu

menjadi jembatan untuk menananamkan sebuah kepercayaan kepada masyarakat .

Jika hal ini tercapai maka sebuah iklan dapat dikatakan berhasil. Dengan artian,

timbulnya sebuah kepercayaan terhadap suatu produk akan mendorong para

konsumen untuk mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.

 

iklan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan

sosial masyarakat modern. Dewasa ini iklan, sudah berkembang menjadi sistem

komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi

juga bagi konsumen. Kemampuan iklan dan metode promosi lainnya dalam

menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan kedua bidang tersebut

memegang peranan sangat penting bagi keberhasilan perusahaan.

Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message)

dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi,

tipografik, scripwriting dan pembuatan film (Wahyu Wibowo, 2003:xiii).

iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat didefinisikan sebagai

desain komunikasi yang dibiayai untuk menginformasikan dan atau membujuk.

(18)

komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen

untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik,

khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain itu, semua iklan

dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk

para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut,

dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “ any paid form of non

personal communication About an organization, product, service, or idea, by an

identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu

organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).

Adapun maksud “dibayar” pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang

atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata

“nonpersonal” berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah,

Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu

pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada

umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan untuk mendapatkan

umpan balik yang segera dari penerima pesan (Morissan, 2010:17).

Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling

banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauan yang luas.

Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi

perushaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukankepada masyarakat

(19)

penyampaian pesan yang khas dengan penggunaan bahasa (kata – kata yang

kreatif yang mudah diingat), ilustrasi musik (jingle), model iklan yang menarik,

personafikasi produk – produk, simbol – simbol dan format visualisasi yang

harmonis menghasilkan pesan dan citra produk secara keseluruhan yang kemudian

diputar atau ditayangkan beberapa kali sehari pada jam – jam utama (prime time)

supaya konsumen nantinya memperoleh informasi yang lebih.

Iklan (advertisement), sebagai sebuah objek semiotika, mempunyai

perbedaan mendasar dengan desain yang bersifat tiga dimensional, khususnya

desain produk. Iklan, seperti media komunikasi massa pada umumnya,

mempunyai fungsi komunikasi langsung (direct communication function),

sementara sebuah desain produk mempunyai fungsi komunikasi yang tidak

langsung (indirect communication function). Oleh sebab itu, di dalam iklan

aspek – aspek komunikasi seperti pesan (message) merupakan unsur utama iklan,

yang di dalam sebuah desain produk hanya merupakan salah satu aspek saja dari

berbagai aspek utama lainnya (fungsi, manusia, produksi). Sebuah iklan selalu

berisikan unsur – unsur tanda berupa objek (object) yang diiklankan; konteks

(context) berupa lingkungan, orang atau makhluk lainnya yang memberikan

makna pada objek; serta teks (berupa tulisan) yang memperkuat makna

(anchoring), meskipun yang terakhir ini tidak selalu hadir dalam sebuah iklan

(Yasraf, 2003:263).

Apa alasan perusahaan atau pemasang iklan memilih iklan di media massa

(20)

Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai

audiens dalam jumlah besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk

menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau

merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit

dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya.

Tujuan pokok pemasang iklan dengan adanya iklan adalah mempersuasi

khalayak untuk memperhatikan pesan yang mereka sampaikan tentang identitas

pribadi perusahaan. Khalayak dituntut untuk bisa memahami persuasi tersebut,

membedakan dengan identitas perusahaan yang lain, dan memutuskan bahwa

mereka memang memiliki identitas pribadi yang layak dipercaya masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemasang iklan memperkenalkan identitas

pribadinya dengan menggunakan slogan untuk membuat pembedaan karakteristik

serta melalui pemberian pesan dan tampilan iklan yang menarik perhatian

masyarakat. Para pemasang iklan mengikat masyarakat pada janji – janji yang

disertakan dengan membujuk partisipasi masyarakat dalam penciptaan makna

iklan dan menjamin bahwa masyarakat mempertimbangkan kredibilitas

perusahaan.

Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuan

menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat

dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan

penjualan. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan

(21)

juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Sebagian kalangan

praktisi periklanan menilai kretivitas dalam periklanan bukanlah sesuatu yang

muncul secara tiba – tiba, tetapi merupakan suatu proses (Morissan, 2010:19).

Beberapa keunggulan televisi sebagai media iklan adalah kesan realistik,

yaitu sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna – warna, suara dan

gerakan maka iklan – iklan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata.

Masyarakat merespon dengan baik karena iklan televisi disiarkan di

rumah – rumah dalam suasana serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih

siap dalam memberikan perhatian. Iklan di televisi bias ditayangkan hingga

beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang

memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya dan dalam frekuensi

yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.

Jika melihat fungsi dan tujuannya, pada hakikatnya iklan adalah salah satu

bentuk komunikasi. Hal ini bisa dicermati dari definisi iklan yang dikemukakan

oleh Arens, bahwa iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non

personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk – produk

(barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai

macam media (Noviani, 2002:22).

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan objek penelitian adalah iklan air

minum dalam kemasan AQUA versi “sumber air su dekat” yang terdapat dalam

iklan televisi. Kegiatan yang dilakukan oleh Aqua didasarkan pada menjawab

(22)

AQUA, merek air minum dalam kemasan terkemuka mengumumkan peluncuran

program komunitas jangka panjang "1L AQUA untuk 10 L Air Bersih" atau lebih

dikenal dengan nama program lanjutan "Satu untuk Sepuluh". Program "Satu

untuk Sepuluh" merupakan program penjangkauan masyarakat yang bertujuan

untuk mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air yang bersih

serta pendidikan kesehatan. "Untuk setiap liter produk AQUA berlabel khusus

yang dijual, program ini berkomitmen untuk memberikan 10 liter air bersih

kepada masyarakat yang membutuhkan. Satu untuk Sepuluh tahap II ini

merupakan kelanjutan dari program tahap pertama," ujar Brand Director

DANONE AQUA Baskorohadi Sukatmo dalam siaran persnya. Bagian dari Asal

mula penulis melakukan penelitian ini tergerak oleh hasil pandangan dari orang

yang bukan dari daerah tersebut atau dari luar NTT bahkan sebagian orang yang

berasal dari propinsi tersebut yang memiliki persepsi yang sedikit keliru terhadap

iklan yang disampaikan. Penulis juga melihat iklan AQUA yang diteliti Dari

aspek desain visual serta gambar yang dihasilkan dengan melatar belakangi unsur

budaya serta daerah yang masih terlihat primitiv. Dipilihnya iklan AQUA sebagai

objek penelitian ini karena iklan AQUA versi “ sumber air su dekat “ termasuk

salah satu iklan yang menarik, ini dilihat dari aspek bahasanya, maupun cerita

yang di tampilkan dan menonjolkan kesederhanaan di suatu daerah serta bentuk

pendekatan persuasiv mengenai produk itu sendiri kepada masyarakat disana atau

kepada masyarakat NTT (Nusa tenggara Timur) pada umumnya meskipun

ditampilkan dalam bentuk pemberian bantuan sosial atau iklan CSR (Corporate

(23)

menurut the world business council for sustainable development, lembaga

internasional yang berdiri tahun 1995, dalam publikasinya making good business

sense mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk peningkatan

ekonomi. " Dan AQUA dengan salah satu program CSR yang disebut WASH

(Water Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan

lingkungan bagi masyarakat pra-sejahtera. Melalui program WASH, AQUA

berkontribusi secara aktif dan berkelanjutan untuk memberikan solusi atas

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan air bersih di

Indonesia," lanjutnya. Salah satu program WASH adalah program "Satu untuk

Sepuluh". Di mana program ini sejalan dan mendukung program Millenium

Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi

kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia dengan target tahun 2015.

Makna dari tanda – tanda dalam isi pesan iklan ini memiliki keunikan

yang tidak terdapat pada iklan Aqua lainnya, dan apa makna pesan yang

terkandung dalam iklan ini? Dalam memproduksi pesan iklan ini komunikator

pastinya memiliki unsur – unsur penting sehingga dibuat berbeda dengan

mengambil tema yang berbeda pula. Kalimat “sumber air su dekat “ kini menjadi

kalimat yang pas dalam iklan Aqua ini, meskipun sebagian orang yang tidak

meresapi betul pesan iklan ini beranggapan berbeda dan menganggap bahwa

daerah yang dipilih, sebagai daerah yang memiliki kekurangan air. Lalu apakah

ada yang salah dari isi pesan iklan ini? Sehingga sebagian orang salah dalam

menanggapi pesan ini. Sebenarnya iklan tersebut tidaklah menunjukan adanya

(24)

memilki air, meskipun kenyataan bahwa di kampung – kampung sangat minim

infrastruktur. Sederhana saja bahwa iklan AQUA, yang membantu salah satu

kampung di pulau Timor (TTS) NTT dalam memberikan bantuan untuk

menyalurkan pipa – pipa air ke setiap rumah. Sama sekali tidak ada unsur untuk

merendahkan daerah tersebut (TTS). Justru daerah itu dipilih karena memiliki

sumber air yang melimpah tapi tidak dapat tersalurkan ke setiap rumah – rumah

penduduk. Ada yang salah persepsi karena dalam iklan tersebut mengatakan

“sumber air sudah dekat”. Mungkin karena tangkapannya bahwa daerah tersebut

sama sekali tida ada sumber air. Sebenarnyakan sudah Jelas karena sudah adanya

pipa – pipa air yang disalurkan di dekat rumah maka sumber air sudah dekat. Kan

kalimat lain mengatakan “beta sondeh terlambat sekolah lagi” (saya tidak

terlambat sekolah lagi) karena tidak perlu turun jauh – jauh lagi ke kali atau

sungai untuk ambil air.

Menurut pandangan penulis, Konsep yang dibuat dalam iklan AQUA

sudah tepat. Ini merupakan suatu pencitraan dari produk AQUA, serta bentuk dari

pendekatan kepada masyarakat terhadap produk AQUA khususnya di daerah NTT

dengan cara bersosialisasi serta dengan sumbangsih pipa – pipa saluran air ke

rumah di salah satu daerah di pulau timor TTS (Timur Tengah Selatan). Inilah

yang membuat penulis tertarik untuk memberikan pandangan serta meneliti

makna – makna dari pesan iklan Aqua versi “Sumber Air Su Dekat” di media

(25)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, di atas perumusan masalah pada penelitian ini

adalah Bagaimanakah Pemaknaan Pesan Iklan Air Minum Dalam Kemasan

AQUA Versi “Sumber Air Su Dekat” Di Media Televisi ?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah maka Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui makna pesan yang terkandung dalam iklan air minum

dalam kemasan AQUA versi “Sumber Air Su Dekat.

b. Penulis juga memperoleh penjelasan, bagaimana cara pesan-pesan yang

disampaikan melalui iklan air minum dalam kemasan AQUA versi

“Sumber Air Su Dekat”.

c. Apakah ada yang salah dari isi pesan iklan AQUA sehingga sebagian

orang salah mengartikan dan mengambil kesimpulan yang keliru?

(pandangan Penulis)

d. Penulis dapat memberikan penjelasan terhadap persepsi – persepsi dari

(26)

1.3.2. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini dapat bermanfaat :

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dan

masukan bagi semua pihak yang memiliki kepentingan untuk

mengembangkan penelitian dalam ilmu komunikasi khususnya dalam

bidang semiotika.

b. Secara Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan Memperkaya pembendaharaan

penelitian dan kajian komunikasi, khususnya memaknai masalah

pemaknaan

c. Secara Praktis

Memberikan gambaran tentang makna pesan yang terdapat pada

iklan air minum dalam kemasan Aqua versi “Sumber Air Su dekat” kepada

masyarakat umum yang ingin mengetahui dalam hal ini iklan Aqua. Dan

juga penelitian ini dapat digunakan sebagai refensi bagi para peneliti yang

ingin melanjutkan penelitian semiotika.

1.4. Kerangka Teori

Dengan menggunakan metode semiotika maka penulis mencoba untuk

menjelaskan suatu ilmu mengenai tanda atau segala sesuatu yang berhubungan

(27)

1.4.1 Semiotika

iklan sebagai sebuah teks adalah sistem tanda terorganisir menurut

kode – kode yang merefleksikan nilai – nilai tertentu, sikap dan juga keyakinan

tertentu. Setiap pesan dalam iklan dua tingkatan makna yang dinyatakan secara

eksplisit di permukaan dan makna yang dkemukakan secara implisit di balik

permukaan iklan. Dengan demikian, semiotika menjadi metode yang sesuai untuk

mengetahui kontruksi makna yang terjadi dalam iklan dengan menekankan peran

sistem tanda dengan konstruksi realitas, maka melaui semiotika

ideologi – ideologi di balik iklan bisa dibongkar.

Semiotika adalah suatu bentuk strukturalisme, karena ia berpandangan

bahwa manusia tidak bisa mengetahui dunia melalui istilah-istilahnya sendiri,

melainkan hanya melalui struktur-struktur konseptual dan linguistik dalam

kebudayaan. Bagi para strukturalis, tugas ilmuwan adalah menyingkap struktur

konseptual yang berdasarkan struktur tersebut berbagai kebudayaan

mengorganisasikan persepsi dan pemahamannya atas dunia. Upaya strukturalisme

adalah menemukan cara manusia memahami dunia, bukan seperti apakah dunia

itu.

Semiotika sebagai salah satu kajian media massa telah menjadi pendekatan

penting dalam teori media sejak akhir tahun 1960-an, sebagai hasil pengembangan

Roland Barthes. Menurut Roland Barthes, semiotika adalah suatu ilmu atau

metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah seperangkat yang

dipakai dalam rangka upaya berusaha mencapai jalan di dunia ini, di tengah –

(28)

(signification) dari semiotika yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah level

deskriptif dan harafiah makna yang disepakati seluruh anggota budaya. Pada level

konotasi, makna dihasilkan oleh hubungan antara signifier dan budaya secara luas

yang mencakup kepercayaan – kepercayaan, tingkah laku, kerangka kerja dan

ideology dari sebuah formasi sosial. Semiologi, atau dalam istilah Barthes,

semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan

(humanity) memakai hal – hal (things), memaknai (to signify) dalam hal ini tidak

dapat di campur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).

Memaknai berarti bahwa objek – objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga

mengkonstitusi system terstruktur dari tanda. (sobour, 2003:15). Semiotika

Barthes merupakan pengembangan dari semiotika Saussure dengan menyelidiki

hubungan antara tanda (signifier) dan petanda (signified) pada sebuah tanda

(sign). Hubungan penanda dan petanda bukanlah kesamaan tapi ekuivalen.

Bukannya yang kemudian membawa pada yang lain tetapi hubunganlah yang

menyatukan keduanya (Kurniawan, 2001:22).

Semiotika (semiotics) didefinisikan oleh Ferdinand de Saussure di dalam

course in general linguistics, “sebagai ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai

bagian dari kehidupan.” Implisit dalam definisi Saussure adalah prinsip, bahwa

semiotika sangat menyandarkan dirinya pada aturan main (rule) atau kode sosial

(social code) yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga tanda dapat dipahami

maknanyasecara kolektif.

Saussure juga menjelaskan perbedaan antara dua model analisis dalam

(29)

(synchronic). Analisis diakronik adalah analisis tentang perubahan historis bahasa,

yaitu yaitu bahasa dalam dimensi waktu, perkembangan dan perubahannya.

Analisis sinkronik, adalah analisis yang didalamnya kita mengambil irisan sejarah

dan mengakaji struktur bahasa hanya pada satu moment waktu tertentu saja,

bukan dalam konteks perubahan historisnya. Apa yang disebut dengan pendekatan

strukturalisme (structuralism) dalam bahasa, adalah pendekatan yang melihat

hanya struktur bahasa, dan mengabaikan konteks waktu, perubahan, sejarahnya.

Semiotika, sebagaimana dijelaskan oleh Fedinand de saussure adalah

“ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai bagian dari kehidupan sosial”.

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta

relasi-relasi tanda dalam penggunaan ya di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, semiotika

mempelajari relasi diantara komponen-komponen tersebut dengan masyarakat

penggunanya.

Semiotika merupakan sebuah cabang keilmuan yang memperlihatkan

pengaruh semakin penting sejak empat dekade yang lalu, tidak saja sebagai

metode kajian (decoding), akan tetapi sebagai metode penciptaan (encoding).

Semiotika telah berkembang menjadi sebuah model atau paradigma bagi berbagai

keilmuan yang sangat luas yang menciptakan cabang-cabang semiotika khusus.

Di dalam bidang desain khususnya, semiotika digunakan sebagai sebuah

paradigma. Baik dalam pembacaan (reading) maupun penciptaan (creating)

disebabkan adanya kecenderungan akhir-akhir ini dalam wacana desain untuk

melihat objek-objek desain sebagai sebuah fenimena bahasa, yang di dalamnya

(30)

yang mengatur (code), serta orang-orang yang terlibat di dalamnya sebagai subjek

bahasa (audiens, reader, user).

Analisis atas tanda yang memunculkan pertandaan, menghubungkan

penanda dengan realitas sosial. Hubungan penanda dengan pertanda dan satu

tanda dengan tanda – tanda lain dan tanda itu dirumuskan dengan dua cara

pengorganisasian ke dalam kode:

a. Pertama, paradigmatik, merupakan sekumpulan tanda yang dari

dalamnya dipilih satu untuk digunakannya. Suatu misal, kumpulan

bentuk rambu-rambu lalulintas antara lain meliputi persegi,

lingkaran dan segitiga merupakan bentuk-bentuk paradigma,

dengan paradigma sekumpulan simbol dapat bekerja di dalamnya.

b. Kedua, sintagmatik adalah pesan yang dibangun dari paduan

tanda-tanda yang dipilih. Sebagai contoh rambu-rambu lalulintas adalah

sintagama, yaitu paduan dari bentuk-bentuk pilihan dengan simbol

pilihan. Di dalam semiotik, sintagama digunakan untuk

menginterpretasikan teks (tanda) berdasarkan urutan kejadian atau

peristiwa yang memberikan makna atau bagaimana peristiwa

mengeneralisasikan makna.

Penggunaan semiotika sebagai metode pembacaan di dalam berbagai

cabang keilmuan dimungkinkan, oleh karena adanya kecenderungan dewasa ini

untuk memandang berbagai diskursus (di sini khususnya sosial) sebagai fenomena

(31)

(penanda/petanda), aksis tanda (sitagma/sistem) tingkatan tanda

(denotasi/konotasi), serta relasi tanda (metafora/metomini).

Susanne Langer membedakan antara tanda dan simbol. Tanda berkaitan

erat dengan objek yang ditandai; misalnya mendung tandanya hujan, tertawa

tandanya bahagia. Sedangkan simbol tidak mewakili objek tetapi merupakan

kendaraan atau sarana pengkonsepsian objek-objek. Sebuah simbol adalah

seebuah “intrumen pemikiran”. Langer melihat meaning sebagai hubungan

kompleks antar simbol, objek dan individu. Jika minimal tidak terdapat sesuatu

yang dimaknai dan pemikiran seseorang yang memaknainya, maka tidak terdapat

makna yang sempurna. Oleh karena itu terdapat makna logika dan makna

psikologis. Makna logika adalah hubungan antara simbol dan objek (referent),

sedangkan makna psokoligis adalah hubungan antara simbol dan seseorang

(Littlejhon, 1999: 66-67).

Umberto eco melihat bahwa semiotik harus memasukkan teori kode dan

teori produksi tanda. Teori-teori kode harus selalu dikaitkan dengan struktur

bahasa dan tanda lain, sedangkan teori-teori produksi tanda penting untuk

menjelaskan bagaimana tanda digunakan dalam interaksi sosial dan budaya. Eco

menyebut proses representasi sesuatu oleh tanda dengan istilah signification atau

semiosis, yang meliputi empat bagian sistem yaitu :

1. Kondisi-kondisi objek di dunia

2. Tanda-tanda

(32)

4. Seperangkat aturan-aturan persesuaian antara tanda-tanda dan

objek-objek, dan antara tanda-tanda dan respon-respon.

Keempat hal tersebut merupakan sistem kode yang penggunaannya dapat

selalu disesuaikan sesuai dengan tujuan penggunaannya (Littlejhon, 1999:68-69).

Ferdinand Saussure mengatakan bahwa makna diproduksi melalui proses

seleksi dan kombinasi tanda-tanda dalam poros syntagmatic dan paradigmatic.

Poros sintakmatik ditentukan oleh kombinasi linier tanda-tanda yang membentuk

kalimat. Paradigmatik menunjuk pada bidang tanda-tanda (misal sinonim) dimana

banyak tanda-tanda diseleksi. Makna dihimpun melalui sintakmatik. Seleksi dari

bidang paradigmatik akan merubah makna pada titik tertentu dalam kalimat

(Saussure, 1960 ; Barker, 2000 : 67).

Selain dua model analisis semiotika tersebut, C.S. Morris menjelaskan tiga

dimensi dalam analisis semiotika, yaitu dimensi sintatik, semantic, dan pragmatic,

yang ketiganya saling berkaitan satu sama lainnya.

Sintaktik (syntactic) berkaitan dengan studi mengenai tanda itu sendiri

secara individual maupun kombinasinya, khususnya analisis yang bersifat

deskriptif mengenai tanda dan kombinasinya. Sematik (semantics) adalah studi

mengenai relasi antara tanda dan signifikasi atau maknanya. Dalam konteks

semiotika structural, semantic dianggap merupakan bagian dari semiotika.

Pragmatic (pragmatics) adalah studi mengenai relasi antara tanda dan

penggunanya (interpreter), khususnya yang berkaitan dengan penggunaan tanda

secara konkrit dalam berbagai peristiwa (discourse) serta efek atau dampaknya

(33)

Dalam semiotika, penerima dan pembaca, dipandang memainkan peran

yang lebih aktif dibandingkan dalam kebanyakan model proses. Ferdinand de

saussre, hanya benar – benar menaruh perhatian pada simbol, karena kata – kata

adalah simbol. Namun para pengikutnya mengakui bahwa bentuk fisik dari tanda

yang oleh Saussure dinamakan penanda ( signifier ), konsep mental yang terkait

dengannya petanda ( signified ) dapat dikaitkan dengan cara ikonik atau atbitrer.

Saussure sangat tertarik pada relasi signifier dengan signified dan satu

tanda dengan tanda – tanda yang lain. Minat Saussure pada relasi signifier

dengan signified telah berkembang menjadi perhatian utama di dalam tradisi

semiotika Eropa. Saussure sendiri memusatkan perhatiannya untuk

megartikulasikan teori linguistik dan membuatnya semata – mata mendalami

bidang studi yang mungkin dia sebut semiologi. Saussure membagi tanda terdiri

atas signifier dan signified.

Gambar 1.4.1

Sign

Terdiri atas

Signifier dan signified signification (realitas eksternal makna)

(keberadaan fisik dari tanda) (konsep mental mengenai tanda)

(elemen – elemen makna Saussure)

Signifier (penanda) adalah bunyi atau coretan bermakna, sedangkan

(34)

Hubungan antara keberadaan fisik tanda atau konsep mental tanda tersebut

dinamakan signification. Dengan kata lain signification ada upaya memberi

makna terhadap dunia (fiske, 2004:66).

Signifier dan signified adalah produk kultural. Hubungan diantara

keduanya bersifat abriter (manasuka) dan hanya berdasarkan konvensi,

kesepakatan atau peraturan dan kultural pemakai bahasa tersebut. Hubungan

antara Signifier dan signified tidak bias dijelaskan dengan nalar apapun, baik

pilihan bunyi – bunyian maupun pilahan untuk mengkaitkan rangkaian bunyi

tersebut dengan benda atau konsep yang dimaksud, karena hubungan yang terjadi

antara Signifier dan signified bersifat arbiter, maka signifier harus dipelajari, yang

berarti ada struktural yang pasti atau kode yang membantu menafsirkan makna

(Sobur, 2001:126).

Menurut pendekatan semiotik (yang merupakan bagian dari paradigm

kritis), sebuah peristiwa tidak dapat menujukan (signifity) dirinya sendiri. Untuk

dipahami oleh manusia, maka harus dijadikan sebuah simbolis. Komunikator

mempunyai pilihan – pilihan akan kode atau kumpulan simbol dalam

mempresentasikan sebuah peristiwa. Pilihan tersebut akan mempengaruhi makna

peristiwa bagi penerima. Setiap pilihan atas simbol yang digunakan adalah pilihan

atas ideologi. Terdapat tiga hal penting dalam sebuah sistem tanda :

1. Tanda itu sendiri (sign). Hal ini berkaitan dengan bermacam – macam

tanda yang berbeda. Tanda adalah buatan manusia dan hanya dapar

(35)

2. Kode (codes) atau sistem dari lambang – lambang yang disusun. Studi

ini meliputi bagaimana bermacam – macam kode yang berbeda

dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam

sebuah kebudayaan.

3. Kebudayaan dari lambing dan kode itu beroperasi.

Tanda mempunya dua komponen yaitu signifier dan signified. Signifier

adalah aspek dari tanda, sementara signified adalah gambaran mental atau konsep

hubungan antara keadaan fisik tanda dan konsep mental disebut signification.

Dengan kata lain, signification adalah upaya dalam memberikan makna terhadap

tanda (meaning making process).

Hubungan antara signifier dan signified dibagi menjadi tiga bagian :

1. Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang

ditandai misalnya foto dan peta

2. Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukan adanya hubungan

dengan yang ditandainya, misalnya asap adalah indeks dari api.

3. Simbol adalah sebuah tanda dan hubungan antara signifier dan

signified yang semata – mata adalah karena konvensi, kesepakatan

atau peraturan.

Semiotika dapat meneliti berbagai teks. Teks disini adalah pengertian

dalam arti luas. Teks tidak hanya dibatasi pada aspek tulisan atau linguistik saja.

(36)

sistem. Dengan demikian semiotik dapat meneliti bermacam – macam teks,

seperti berita, iklan, drama dan sebagainya.

Roland Barthes yang juga menjadikan semiotika sebagai pendekatan

utama ilmu budaya, ia juga menjelaskan maksud dari semiotika adalah untuk

menerima semua sistem tanda, apapun hakekatnya dan batasnya, baik gambar,

isyarat, suara musik, objek dan semua hal – hal tersebut, yang membentuk

kebiasaan atau hal lain, yang bukan berupa bahasa, paling tidak adalah suatau

sistem signikasi, yaitu adanya hubungan antara signifier dan signified untuk

memberikan makna.

Untuk mendapat kemudahan dalam pemahaman seseorang dalam

mempelajari sebuah media, maka metode semiotik digunakan sebagai pendekatan

untuk menganalisis teks media dengan asumsi bahwa media itu dikomunikasikan

melalui tanda-tanda. Teks media yang tersusun tidak membawa makna pesan

tunggal. Teks media biasanya mempunyai ideologi dominan yang tercipta melalui

tanda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teks media mempunyai

kepentingan-kepentingan tertentu.

Dalam analisis semiotik tersebut secara khusus akan menggunakan dua

jenis alat analisis yaitu : (1) analisis common sense dilakukan dengan cara peneliti

menganalisis pandangan dan kesan penonton iklan yang ditampilkan melalui

berbagai sudut pandang dari penonton, biasanya terkait dengan perasaan penonton

terhadap iklan produk dan kemauan penonton untuk membeli produk setelah

menonton iklan tersebut untuk merasakan dampak produk tersebut dibelinya; dan

(37)

sosial dan makna yang ditangkap penonton terhadap iklan yang ditayangkan

dalam media televisi.

Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah iklan yang ada di dalam

media televisi. Iklan di dalam media sangat kompleks, karena menyangkut

berbagai macam tanda dari yang berupa gambar bergerak, suara, teks, warna dan

isi pesan itu sendiri. Amak analisis yang digunakan adalah merupakan analisis

semiotika iklan.

Analisis semiotika iklan berasumsi bahwa makna – makna iklan terbentuk

oleh pencipta – penciptanya yang disampaikan keluar halaman atau layar di mana

tersebut dibawa. Analisis ini membentuk dan meminjam signifikasi ke

pengalaman kita sendiri, produk atau jasa yang diiklankan dan aspek – aspek dari

dunia sosial kita, dalam kaitannya dengan makna yang digambarkan oleh iklan

dan membantu promosi. Analisis semiotika dari tanda – tanda dan kode – kode

periklanan juga sering digunakan untuk mengkritisi struktur – struktur dari makna

di mana iklan bekerja untuk mengkomunikasikan sesuatu. Dalam bahasan klasik

semiotika periklanan, Judith Wiliamson mengatakan bahwa iklan memiliki sebuah

fungsi yaitu menjual kepada kita. Namun, memiliki fungsi lain juga, yang

dipercaya menggantikan beberapa cara yang secara tradisional terisi oleh seni dan

agama. Ini menciptakan struktur – struktur makna. Iklan meminta untuk

berpartisipasi dengan cara – cara yang ideologis dalam melihat diri sendiri dan

dunia (Kurniawan, 2001:43).

Iklan membantu menciptakan sebuah dunia dimana individu menjadi tidak

(38)

mengalami perubahan secara radikal. Kebutuhan akan iklan menjadi semakin

nyata dalam masyarakat konsumen, dimana iklan menjadi istimewa bagi sirkulasi

pesan dan petunjuk sosial tentang individu dan obyek yang saling mempengaruhi.

Salah satu cara yang digunakan iklan untuk menjual ideology konsumerisme

adalah melalui fokusnya pada bidang konsumsi dan pada bidang produksi. Iklan

kemudian menciptakan makna – makna, citra – citra dan fantasi atas produk atau

komiditi dan menggunakan pendekatan – pendekatan psikologis untuk

menciptakan kebutuhan – kebutuhan artificial (Noviani, 2002: 16-17).

Analisis semiotika yang menjadi dasar penelitian ini memberikan jalan

bagi peneliti untuk mempresentasikan makna sosial yang terkandung di dalam

iklan ke dalam rangakaian kata – kata atau kalimat. Dalam membentuk kalimat

yang digunakan harus memiliki sistem agar bermakna. Sistem inilah yang disebut

representasi. Representasi merupakan pengertian yang berlaku di dalam

masyarakat mengenai berbagi macam fenomena nasional. Begitu juga penelitian

ini, yang berusaha mencari tahu makna sosial iklan sesuai dengan realitas yang

ada di dalam masyarakat dengan persepsi dan cara pandang yang dimiliki oleh

peneliti. Namum untuk mengesahkan interpretasi makna tersebut diperlukan pula

interpretasi sumber lain sebagai data yang reliable (dapat dipercaya).

Reprensentasi makna iklan AQUA versi “Sumber Air Su Dekat” pada

kesempatan kali ini berdasarkan atas cara pandang adan cara berpikir dari penulis

(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 IKLAN 2.1.1 Pengertian Iklan

Otto Kleper, seorang ahli periklanan terkenal merupakan orang yang

berjasa besar dalam mengkaji asal muasal istilah advertising. Dalam bukunya

berjudul Advertising Procedure, dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari

bahasa Latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada

pihak lain. Jadi pengertian seperti ini sebenarnya tidak ada ubahnya dengan

pengertian komunikasi sebagimana halnya dalam ilmu komunikasi.

Kata iklan didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai (1)

berita pesanan (untuk mendorong atau membujuk) kepada khalayak ramai tentang

benda dan jasa yang ditawarkan; (2) pemberitahuan kepada khalayak ramai

mengenai barang atau jasa yang dijual dipasang di dalam media massa seperti

surat kabar, televisi, radio dan lain – lain (KBBI:882).

Jadi, berbeda dengan sebuah informasi tantang suatau benda atau jasa,

jadi, iklan mempunyai sifat “mendorong” dan “membujuk” agar kita mengingat,

menyukai, memilih dan kemudian membelinya. Iklan ada suatu kegiatan

menyampaikan berita tetapi berita itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin

agar produk atau jasa yang dijualnya diingat, disukai, dipilih dan dibeli. Iklan

(40)

Batasan iklan dapat dilihat sebagai “salah satu bentuk komunikasi yang

terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang akan ditujukan pada

khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik. Iklan berusaha untuk

memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan” (Khoemeny, 2002:25).

kegiatan periklanan, sebetulnya sudah dimulai sejak jaman peradaban

Yunani kuno dan Romawi kuno. Pada awalnya, iklan dilakukan dalam bentuk

pesan berantaiatau disebut juga the world of mouth. Pesan berantai ini dilakukan

untuk membantu kelancaran jual beli di dalam masyarakat, yang pada waktu itu

belum mengenal huruf dan hanya mengenal sistem barter dalam kegiatan jual

belinya. Setelah manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat

penyampaian pesan, maka kegiatan periklanan mulai menggunakan

tulisan – tulisan atau gambar yang dipahatkan pada batu, dinding atau papan

(Noviani, 2002:2).

Perkembangan masyarakat terus berlangsung, iklan terus berkembang

seirama sejarah peradaban manusia pada suatu masa. Pada awal abad ke-16 dan

ke-17, iklan yang terbanyak tampil adalah iklan yang berhubungan dengan

berlian, kuda serta produk – produk baru seperti buku dan obat – obatan.

Sedangkan Amerika sendiri baru mulai mengenal iklan pada awal abad ke-18.

Iklan yang berkembang pada masa itu ditujukan bagi masyarakat Eropa yang

ditujukan menjual tanah – tanah garapan di Amerika. Salah satu iklan

menyebutkan tersedianya tanah perkebunan seluas 150 ha di daerah Philadelphia

(41)

Periklanan terus berkembang dari tahun ke tahun dalam percaturan industri

dan ekonomi dunia. Dengan sistem pengendalian yang baik iklan telah

menyumbangkan jasa reproduksi komoditas yang besar bagi perkembangan

industri. Kebutuhan periklanan terus meningkat sampai sekitar $85.000.000 per

tahun. Surat kabarlah yang paling banyak menikmati keuntungan peningkatan ini

sampai mencapai setengah dari keuntungan mereka. Seratus tahun kemudian, pada

awal abad ke-19, surat kabar tetap menikmati keadaan ini sehingga iklan menjadi

sistem yang tak terpisahkan dengan semua percaturan bisnis perusahaan. Dan

ketika dunia mengenal televisi pada tahun 1900-an, peran iklan menjadi lebih

popular lagi. Bersamaan dengan itu pula, iklan televisi mulai mengendalikan

dominasi periklanan hingga sampai saat ini (Khomeiny, 2002:29).

Ketika iklan mulai dikenal masyarakat, dia masih berbentuk relief, iklan

Koran atau iklan papan nama. Hal ini disebabkan karena media informasi pada

saat itu masih sangat terbatas, sebagai keterbatasan masyarakat. Demikian pula

perkembangan iklan mengikuti perkembangan media massa pada saat itu.

Karenanya, iklan pertama berupa relief kemudia menjadi iklan koran dan papan

nama, berkembangan lagi menjadi iklan radio dan sekarang iklan ditayangkan di

televisi, internet, disamping iklan – iklan luar yang muncul dan bertebaran di

mana – mana dengan berbagai bentuk.

Untuk mengkaji iklan dengan perspektif semiotika, bisa dilakukan dengan

mangkaji sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri

(42)

tiruan indeks, terutama dalam iklan radio dan film. Roland Barthes menganalisa

iklan berdasarkan iklan yang dikandungnya berupa :

1. pesan lingustik (semua kata dan kalimat dalam iklan),

2. pesan ikonik yang terkodekan ( konotasi yang muncul dalam foto iklan

yang hanya dapat berfungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih

luas dalam masyarakat)

3. pesan ikonik yang tak terkodekan (denotasi dalam foto iklan)

pada dasarnya lambang dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan

non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal. Lambang non verbal

adalah bentuk dan warna yang ditampilkan di dalam iklan, dan yang secara tidak

khusus meniru rupa atas bentuk realitas.

Di dalam iklan, tanda – tanda digunakan secara aktif dan dinamis,

sehingga orang tidak lagi membeli produk untuk pemenuhan kebutuhan (need),

melainkan membeli makna – makna simbolik (symbolic meaning), yang

menempatkan Konsumer di dalam struktur komunikasi yang dikonstruksi secara

sosial oleh sistem produksi/konsumsi (produser, marketing, iklan) (Piliang,

2003:287).

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk

memenuhi fungsi pemasaran. Iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan

oleh komunikator secara nonpersonal melalui media untuk ditujukan pada

komunikan dengan cara membayar (Rendra Widyatama, 2005:13). Iklan

memberikan informasi dan membujuk khalayak ramai agar membeli

(43)

keputusan pembeli (Jefkins, 1997:15). Iklan harus menarik dan diperlukan

kreatifitas dalam pembuatannya. Untuk menghasilkan iklan yang kreatif

diperlukan strategi kreatif. Strategi kreatif dianggap sebagai hasil terjemahan dari

berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran ke dalam

suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk

merumuskan iklan.

Teori A-T-R menjelaskan pula bahwa jika produk atau jasa yang

diiklankan tersebut tidak menyebutkan atau menonjolkan keistimewaan atau

keunggulan produk yang berbeda dengan produk lain maka orang itu akan

kembali memakai produk yang lama, dengan kata lain isi pesan hanya sekedar

meneguhkan penggunaan produk yang telah lama digunakan.

Teori A-T-R (Awaraness, Trial, Reinforcement), pada intinya teori ini

menerangkan bahwa setiap iklan harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya

dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran (awareness) khalayak bahwa

suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan oleh orang lain.

Adanya kesadaran, apakah orang itu perorangan ataupun umum bahwa kebutuhan

mereka diperhatikan oleh media massa lebih jauh lagi perusahaan produk tersebut.

Teori A-T-R begitu kental dilakukan hampir sebagian besar perusahaan dalam

mengiklankan produknya. Upaya untuk menarik perhatian audiens dengan

berbagai cara mulai dari kemasan produk, teknik presentasi, penggunaan model,

hingga iming-iming hadiah adalah suguhan yang benar-benar atraktif. Hasil yang

(44)

Jika kita melihat fungsi dan tujuannya, pada hakikatnya iklan adalah salah

satu bentuk komunikasi. Hal ini bisa kita cermati dari definisi iklan yang

dikemukakan oleh Arens, bahwa

Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayaidan bersifat persuasif, tentang produk – produk (barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai macam media.

Dari definisi di atas, jelas bahwa iklan memiliki fungsi utama

menyampaikan informasi tentang produk kepada massa (nonpersonal). Ia menjadi

penyampai informasi yang sangat terstruktur, yang menggunakan

elemen – elemen verbal maupun nonverbal. Dalam menjalankan fungsi

komunikasinya ini, iklan memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun

isi iklan itu sendiri. Gaya dan isi iklan tersebut, selalu mengalami perubahan,

selaras dengan perubahan – perubahan yang terjadi dalam organisasi produksi.

Pada awalnya, iklan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada produk

penyajian. Presentasi iklan lebih menekankan pada produk yang yang diiklankan

itu sendiri. Mulai dari segi fungsi, harga maupun kualitasnya. Perubahan yang

terjadi dalam gaya dan isi iklan ini bias dicermati melalui kajian Leiss,Kline dan

Shut Jally yang mengidentifikasi sejumlah tahapan yang berbeda – beda dalam

periklanan Amerika sepanjang abad ke-20 (Noviani, 2002:23).

Pengakajian dalam perspektif semiotika melalui sistem tanda dalam iklan,

iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambing, baik verbal maupun

non-verbal. Dalam memilih sampel iklan agar bisa dianalisis, dapat dipilih

(45)

makna tersendiri yang dapat dianalisis. Sebaiknya iklan yang dipilih adalah iklan

dengan orang, objke, latar belakang menarik, naskah yang menarik dan

sebagainya.

Dalam menganalisis iklan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,

sebagai berikut:

1. Penanda dan petanda

2. Gambar, indeks, simbol

3. Fenomena sosiologi : demografi orang di dalam iklan dan orang – orang

yang menjadi sasaran iklan, merefleksikan kelas sosial ekonomi, gaya

hidup (life style) dan sebagainya

4. Sifat daya tarik yang dibuatuntuk menjual produk, melalui naslah dan

orang – orang yang digunakan dalam iklan.

5. Desain dari iklan tersebut, perwajahan yang digunakan, warna dan unsur

estetik lainnya.

6. Publikasi yang ditemukan di dalam iklan dan khalayak yang diharapkan

oleh publikasi tersebut (berger, 2000 : 199)

Iklan (advertisement), sebagai sebuah objek semiotika, mampu

mempunyai perbedaan mendasar dengan desain yang bersifat tiga dimensional,

khususnya desain produk. Iklan, seperti media komunikasi massa pada umumnya,

mempunya fungsi komunikasi langsung (direct communication function),

sementara sebuah desain produk mempunyai fungsi komunikasi yang tidak

langsung (indirect communication function). Oleh sebab itu, di dalam iklan

(46)

yang didalam sebuah desain produk hanya merupakan salah satu aspek saja dari

berbagai aspek utama lainnya (fungsi, manusia, produksi). (Piliang, 2003:263)

Setiap proses komunikasi akan terjadi aspek yang ditimbulkan. Efek

tersebut muncul dari tanggapan audiens menerima pesan, efek pesan media massa

terdiri dari efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Efek kognitif terjadi

apabila ada perubahan pada apa yang dikethui, dipahami atau diekspresika

khalayak. Efek ini terkait dengan pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan dan

informasi. Efek afektif terjadi bila perubahan pada khalayak menyangkut pada apa

yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek behavioral lebih

mengutamakan pada perilaku khalayak ketika diamati yaitu melalui pola tindakan

atas kegiatan sehari – hari khalayak. Efek yang terjadi di dalam komunikasi

periklanan pada dasarnya lebih mengutamakan terjadinya efek kognitif dengan

tujuan agar khalayak tertarik mengikuti pesan yang disampaikan pihak pengiklan.

Dengan demikian tujuan untuk meningkatkan penjualan akan tercapai

(Rakhmat, 1994:219).

2.2. Sifat Periklanan

1. Presentasi Umum. Periklanan adalah cara berkomunikasi yang sangat

umum, sifat umum itu member semacam

keabsahan produk dan penawaran yang

terstandarisasi

2. Tersebar Luas. Periklanan adalah medium berdaya sebar luas

(47)

pesan berulang kali. Iklan juga memungkinkan

pembeli menerima dan membandingkan pesan

dari berbagai pesaing. Periklanan berskala besar

oleh seorang pemasar menunjukan sesuatu yang

positif memgenai ukuran, kekuatan dan

keberhasilan pasar.

3. Ekspresi Yang Lebih Kuat. Periklanan memberi peluang untuk

mendramatisasi perusahaan dan produknya

melalui penggunaan cetakan, suara, warna penuh

dengan seni.

4. Tidak Bersifat Pribadi. Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa

seperti wiraniaga perusahaan. Audiens tidak

merasa wajib memperhatikan atau menanggapi.

Iklan hanya mampu melakukan tugas yang

bersifat monolog, bukan dialog dengan audiens.

2.3 Fungsi Dan Tujuan Iklan

Menurut Robert W. Pollay fungsi iklan ada 2, yaitu fungsi informasional

dan transformasional. Melalui fungsi informasional, iklan memberitahukan

kepada konsumen tentang karakteristik produk, sedangkan transformasional, iklan

(48)

merek, pola – pola belanja, gaya hidup, teknik – teknik mencapai sukses dan

sebagainya (Noviani, 2002:25).

Fungsi periklanan ditinjau dari segi komunikator dan komunikasi :

1. Menambah frekuensi penggunanya

2. Menambah frekuensi penggantian benda dengan benda yang sama

3. Menambah variasi penggunaan dari benda yang sama

4. Menambah volume pembelian dai barang atau jasa yang dianjurkan

5. Menambah dan memperpanjang musim penggunaan barang dan jasa.

(Liliweri, 1999:52)

Fungsi dan tujuan iklan pada hakikatnya adalah salah satu bentuk

komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh Arens

seperti yang dikutip dalam Rendra Wydyatama (2005:13) bahwa

Iklan adalah stuktur informasi dan susunan komunikasi non-personal yang biasanya dibiayai dan bersifat non-persuasif tentang produk (barang, jasa, gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasikan, melalui berbagai macam media.

Defisini tersebut menjelaskan bahwa iklan memiliki fungsi utama

penyampaian informasi tentang produk kepada massa (non-personal) iklan

menjadi penyampai informasi yang sanagt terstruktur, yang menggunakan elemen

(49)

Ditinjau dari fungsi komunikasi maka fungsi iklan adalah sebagi berikut:

1. Periklanan mempunyai pelayanan yang praktis berupa penyebaran

informasi yang mungkin sedang dicarinya.

2. Sifat non personal dari periklanan lebih mengarahkan perhatian

komunikan pada kebutuhan dan keuntungan baginya, apabila barang dan

jasa ataupun gagasan diterima.

3. Sebagai akibat praktis dari perikalanan (khususnya dari barang atau jasa

yang sejenis oleh berbagai perusahaan) maka terjadilah pembatasan harga

yaitu dalam bentuk batas harga dasar dan tertinggi.

4. Periklanan yang memperkenalkan kepada media oleh beberapa

komunikator akan mengakibatkan bahwa komunikasi sebagai pemakai

(konsumen) menuntut sesuatu sebagai mutu untuk batas harga dan jasa

yang sejenis dari saingan perusahaan, maka komunikan sebagai konsumen

akan mencari produk yang menjadi saingannya.

5. Apabila periklanan sekaligus menyatakan bahwa di mana calon konsumen

pembeli dapat memperoleh suatu produk yang dianjurkannya maka

pelayanan periklanan akan menghemat waktu dan mempermudah

komunikan (Kasali, 1995:67).

Menurut Rhenald Kasali, secara garis besar iklan memiliki beberapa tujuan:

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi informasi. Iklan

mengkomunikasikan informasi produk, cirri – cirri dan iklan

(50)

2. Periklanan menjalankan fungsi persuasif. Iklan mencoba membujuk para

konsumen untuk membeli merek – merek tertentu atau mengubah sikap

mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat. Iklan terus – menerus

mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk, sehingga konsumen

akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan produk

pesaingnya.

Menurut Dendi Sudiana, iklan bertujuan memperkenalkan suatu produk

atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merek

(image awareness), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak

untuk membeli produk yang ditawarkan, membeli informasi (Sudiana, 1986:6)

Sebagai alat marketing, iklan mempunyai tujuan sebagai alat untuk

mengidentifikasi dan membedakan produk satu dengan produk yang lainnya,

untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk, untuk membeli pilihan suatu

produk, kesetiaan pada merek. Selain itu juga untuk memberi informasi mengenai

suatu produk, membentuk kesadaran dan loyalitas konsumen dan akhirnya

membujuk konsumen untuk membeli (Kotler, 1995:25).

2.4. Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

(51)

Proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap yaitu : Proses komunikasi secara

primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang

sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar,

warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan“

pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi

yang kedua adalah proses komunikasi secara sekunder. Proses komunikasi secara

sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua yang sering digunakan

dalam komunikasi. Penting peranan media, yakni media sekunder, dalam proses

komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat

kabar, radio, dan televisi merupakan media efisien dalam mencapai jumlah

komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Strategi pemasaran berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan

salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk

dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam

kegiata periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi

kepada khalayak. Periklanan dalam komunikasi merupakan bagian dari

pemenuhan suatu standar hidup masyarakat dalam memenuhi fungsi dari kegiatan

pemasaran, sedangkan sebagai bagian dari komunikasi pemasaran, periklanan

memiliki definisi sebagai berikut :

“Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai dan mengarahkan konsumen

(52)

diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli”. Segi positif

periklanan juga dapat ditemukan melalui definisi lain yang mengatakan bahwa :

periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi.” (Jeffkins,

1997:15).

Periklanan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya,

tapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna dan bunyi untuk

mengakaji iklan dalam perspektif semiotika, dapat dilakukan lewat sistem tanda

dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang.

Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis,

yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal.

Sedangkan lambing non verbal adalah bentuk warna yang disajikan dalam iklan,

yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon disini digunakan

sebagai lambing. Kajian sistem tanda dalam iklan juga mencakup objek. Objek

iklan adalah hal yang diiklankan. Dalam iklan produk atau jasa, produk dan jasa

itulah yang menjadi objeknya. Hal penting dalam menelaah iklan adalah

penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretasi.

Proses interpretasi yang dilakukan akan memudahkan untuk menafsirkan

suatau iklan. Sebagai contoh, sebuah kata seperti eksekutif, kata ini pada dasarnya

mengacu pada manajer menengah, dapat ditafsirkan sebagai suatau “tingkat

keadaan ekonomi tertentu”, yang kemudian dapat ditafsirkan lagi sebagai

“kemewahan” demikian seterusnya. Penafsiran yang bertahap ini, merupakan segi

Gambar

Tabel 2.6.1.
Tabel 2.6.2.
Tabel 2.6.3.
Gambar 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Malahan nun di barat laut di seberang laut banyak orang sebenarnya anak kita, tapi meninggalkan Lebak untuk mengembara di daerah-daerah asing, membawa keris, kelewang dan senapan,

Halstead, yang setelah menyaksikan permianan ini, menganggap bahwa permainan bola voli lebih sesuai menjadi nama permainan ini mengingat ciri permainannya ini yang di mainkan dengan

Analisa anggaran ; untuk semester 1 tahun 2015 analisa anggaran dilakukan berdasarkan working sheet yang sudah disusun untuk pembuatan anggaran, untuk semester 2 tahun 2015

Perancangan destination branding :green tourism pulau Panjang, selain bertujuan untuk memperkenalkan keberadaan pulau Panjang, juga bertujuan untuk mengajak

Pada tahap ini proses pengujian dilakukan dengan menggunakan metode black box untuk mengetahui fungsionalitas sistem aplikasi pencarian lokasi Rumah sakit bedah

Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai profil tekanan darah sistolik, diastolik, dan tekanan arteri rata-rata pada galur Sprague-Dawley (SD) lebih tinggi

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di latar belakang, maka permasalahan yang sebenarnya ingin dijawab oleh peneliti yaitu aspek- aspek apa yang membuat bunda