• Tidak ada hasil yang ditemukan

kompetensi guru dalam menciptakan proses

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kompetensi guru dalam menciptakan proses"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sering terucap dari mulut siswa komentar tentang guru dengan metode pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Siswa yang merasa bosan akan melakukan aktivitas-aktivitas lain di luar kontrol guru. Karena mereka merasa percuma, dengan mendengarkan ataupun tidak, mereka tetap tidak paham, sehingga mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka tidak bosan. Prihatin sekali melihat siswa-siswa kita! Selama jam pelajaran di sekolah, mereka sibuk mencatat ringkasan materi pelajaran atau mengerjakan LKS berupa lembar tumpukan soal-soal yang diberikan guru. Mereka mencatat ringkasan-ringkasan atau mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS itu tanpa mengerti tujuan dari yang ia kerjakan itu. Di rumah, mereka menghafal ringkasan-ringkasan itu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan. Karena banyaknya ringkasan tersebut, para siswa tiap hari harus menghafal begitu banyak. Siswa giat belajar, siswa gemar membaca, dan siswa yang kreatif merupakan keinginan kita sebagai guru, hari ini dan di masa depan. Karena siswa seperti itulah yang akan menjadi calon manusia unggul yang menguasai zaman di abad era globalisasi. B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana menciptakan suasana belajar di kelas yang menyenangkan? 2. Bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang menarik?

3. Bagaimana membangkitkan semangat belajar siswa? 4. Apa syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang baik? 5. Bagaimana menciptakan belajar menyenangkan di luar kelas?

6. Apa peran guru dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan? 7. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar? C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam memahami: 1. Cara-cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.

2. Cara-cara menciptakan lingkungan kelas yang menarik. 3. Cara membangkitkan semangat siswa dalam belajar.

4. Syarat-syarat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di luar kelas.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Menciptakan Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan

Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:

1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda

Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.

2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda. Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.

3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa

Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.

4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab

(3)

5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai

Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".

6.Controlling

Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas. Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.

B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik

Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?

(4)

secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar responsif.

Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-hiasan dinding.

Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).

Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi ancaman.

Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena merangsang periferal otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori otak walaupun tidak disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali jika dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.

C. Langkah Inovatif untuk Membangkitkan semangat Belajar Siswa

Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi persekolahan kita, khususnya Sekolah Dasar, dikelola apa adanya dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti terlihat pada kondisi ruang kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan apa adanya seperti tampak pada pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan kelas yang kebanyakan dicat dengan warna putih polos, kuning polos, dan warna–warna lain yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya kondisi kelas yang demikian sudah terlihat bersih.

Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari suatu kegiatan dan kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan. Memang kita sadari bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini cukup bervariasi, mulai dari yang tidak layak pakai mungkin karena dinding mau roboh, genteng yang mau berjatuhan, plafon banyak yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan berbagai kondisi lain yang sangat memprihatinkan. Kita berharap kondisi yang sedemikian parah semacam ini segera dibenahi dan ditangani. Karena bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan yang indah kalau kondisinya saja sangat memprihatinkan.

(5)

hal–hal yang inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah, asri dan elok dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang menyenangkan. Bab ini mengacu pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi kelas (classical conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau merupakan bagian yang integral dengan kegiatan pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan hanya menjadi dinding pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu sisi, dengan lingkungan di luar kelas pada sisi lain. Demikian pula dengan lingkungan sekitar sekolah, terutama dinding–dinding sekolah jangan hanya menjadi benda mati yang menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu dengan lokal yang lain, atau menjadi pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan lingkungan luar sekolah.

Demikian juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis , Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar yang sangat menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan berupa lukisan atau gambar yang menarik pada dinding sekolah, materi tersebut pada akhirnya bukan merupakan hal yang asing bagi siswa. Sebab setiap hari dan setiap saat siswa dapat mengamati dan melihatnya. Hal itu dimaksudkan supaya dinding sekolah dan ruang kelas menjadi suatu yang integral dengan kegiatan pembelajaran bernuansa estetis dan menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus menciptakan nuansa dan nilai keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu dapat tercipta suasana batin yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini akan memiliki dampak psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan tersebut khususnya siswa, yaitu dapat memberikan nuansa rekreatif yang dapat menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf yang tegang stress dan semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan penempatan dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima pembelajaran.

(6)

D.Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana belajar yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana proses belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah seperti berikut :

 Murid harus mengalami kemajuan

 Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan

 pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya

Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk proses belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa senang dan akan berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain pihak murid pun akan merasa puas dan mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang diuraikan oleh pengajar.tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak akan memperoleh hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan dapat untuk mempelajarinya.

E. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas

Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi pada siswa atau guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang dilakukan siswa. Misalnya :

 Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan guru yang sedang mengajar).

 Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana belajar yang itu-itu saja.

 SMSan, FB-an, dll.

(7)

siswa saja. Guru pun harus intropeksi diri, sudah tepatkah cara saya dalam menyampaikan pelajaran. Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika rasa bosan sudah melanda.

Salah satu cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat guna. Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan disampaikan bukanlah materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat bagus diajarkan di luar kelas. Menciptakan suasana belajar di luar kelas tidak lah sulit.

 Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.

 Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang tidak mendung.

 Bagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.

 Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.

Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas. Jadi sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi, siswa, dan guru.

F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.

(8)

Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha untuk mengenal mereka satu persatu.

Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan mengancam dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.

Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar. Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau pelajari.

(9)

Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup dan menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas. Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, saat guru menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain sendiri. Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati. Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai guru.

- Pembelajaran yang menonton

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa berusaha melibatkan mental psikologi anak.

Dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa hanya dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode ceramah dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita ketahui siswa adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman terhadap kebutuhan peserta didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya berusaha meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dengan beberapa pendekatan yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.

Siswa usia SD berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usi bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas dengan kondisi tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di meja melihat bapak ibu guru menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan menggunakan metode yang sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.

-Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

(10)

Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.

PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.

Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat siswa aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.

Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru harus mampu membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, sehingga siswa merasa enjoy belajar.

Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar PAIKEM bisa digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkit semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

-Mengajar menggunakan bahasa cinta

Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa. Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak

Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru dapat membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.

1. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan

(11)

2. Pujian untuk meningkatkan motivasi belajar

Jangan pelit memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi belajar dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswanya.

3. Memberi kesempatan berfikir kreatif

Menanyakan dan memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat siswa berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik untuk berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.

4. Mau menghargai orang lain

Kata terimah kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki kepekaan bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata kehebatanya sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu. Dari sinilah siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan hal yang sangat baik untuk di lakukan.

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa :

1. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar siswa. 2. Guru harus menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar siswa tidak

bosan.

3. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.

4. Suasana belajar merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.

5. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar tidak membosankan. B. Saran

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Etika Profesi Guru

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya , Oktober 2014

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Di angket awal ditemukan bahwa minat terhadap materi asing subjek hanya sebatas “cukup sesuai” untuk 5 aspek pertanyaan dan di angket akhir diperoleh peningkatan pada level

 Posisi level di dalam kotak merah  perolehan PNBP masih tumbuh dengan lambat akibat kondisi tiap dimensi yang belum maksimal 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Produk SDM

Dari analisa sidik ragam diatas, diketahui bahwa perbedaan varietas mangga yang digunakan pada pengolahan sirup mangga inferior berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap

Direktorat Bahasa dan Kesusastraan mempunyai tugas (1) mem- bina dan m engembangkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam bidang tata bah asa, peristilahan, perkamusan,

Dari data tabel III, dapat kita lihat persentasi cara pemberian obat antihipertensi yang paling besar di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 2005 pada

Dasar utama adanya perencanaan Perencanaan Jalan Lingkar Luar Bara di Kota Surabaya ini berasal dari perencanaan tata ruang dapat dijadikan dasar dan pedoman bagi

Aspek informatif ini didasarkan pada keinginan untuk merasa benar, sehingga kita lebih merujuk informasi dari orang lain ataupun pendapat kelompok sebagai referensi atau

Selain dapat mengkatalisis reaksi transesterifikasi minyak menjadi biodiesel, katalis asam juga dapat mengkatalisis reaksi esterifikasi asam lemak bebas yang terkandung di