• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Apple iPhone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Apple iPhone"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Apple iPhone

Refi Agus Maulidi

1

, Dra. Ai Lili Yuliati, M.M

2

Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, UniversitasTelkom Email correspondence: 1refiagus@gmail.com, 2ailili1955@gmail.com

A B S T R A C T

This research is motivated by issues related to the level of brand awareness in brand Apple iPhone, that level of brand awareness is not yet fully got good responses from respondents. This was caused by the price of Apple iPhone products relatively more ex-pensive compared to other brands, while features offered by Apple is not much different from other phones. This study aims to determine the effect of brand awareness on consumer purchase intention Apple iPhone in Bandung.

The method used is quantitative method with descriptive and causal research type. Sampling using non probability sampling, the number of respondents as many as 100 people. Data analysis techniques used descriptive analysis and multiple linear regression analysis.

Based on the descriptive analysis, the brand awareness is in very good category, consumer buying interest is in good category. The results of multiple linear regression analysis of brand awareness level consisting of sub variable of unaware of brand, brand recognition, brand recall and tof of mind simultaneously significant influence to Consumer Buy Interest. The amount of influence Brand awareness rate on Consumer Buying Interest simultaneously by 42.6%, the rest influenced other factors not examined in this study. Partially Sub Unaware brand variables have no significant effect to consumer buying interest, sub variable of top of mind has the biggest influence.

Keywords: brand awareness, purchase intention, Apple iPhone

A B S T R A K

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan terkait tingkat brand awareness pada brand Apple iPhone, bahwa tingkat brand awareness belum sepenuhnya mendapat tanggapan baik dari responden. Hal tersebut disebabkan oleh harga produk Apple iPhone yang relative lebih mahal dibandingkan dengan merek lain sedangkan fitur yang ditawarkan Apple tidak jauh berbeda dari ponsel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat brand awareness terhadap minat beli konsumen Apple iPhone di Kota Bandung.

Metode yang digunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan kausal. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan analisis deskriptif tingat brand awareness berada pada kategori sangat baik, minat beli konsumen berada pada kategori baik. Hasil analisis regresi linier berganda tingkat brand awarenes yang terdiri dari sub variabel unaware of brand, brand recognition, brand recall dan tof of mind secara simultan pengaruh signifikan terhadap Minat Beli Konsumen. Besarnya pengaruh Tingkat brand awrenes terhadap Minat Beli Konsumen secara simultan sebesar 42,6%, sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial Sub variabel unawarebrand tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen, sub variabel top of mind memiliki pengaruh yang paling besar.

Kata kunci:

Tingkat brand awareness, Minat beli, Apple iPhone.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin maju salah satunya adalah di bidang komunikasi. Seiring perkembangan teknologi komunikasi tersebut, alat komunikasi dua arah berupa telepon genggam telah berkembang menjadi telepon pintar (smartphone). Hal tersebut dikarenakan fungsi telepon genggam kini tidak hanya untuk telepon dan mengirim pesan singkat (SMS). Akan tetapi dapat digunakan untuk

berbagai kebutuhan lainnya. Setiap tahun bahkan setiap bulannya perusahaan smarphone selalu melakukan inovasi terhadap produknya dengan tujuan menarik minat beli konsumen.

(2)

Tabel 1. Penetrasi Pengguna Smartphone di Indonesia

Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa minat beli masyarakat Indonesia terhadap smarphone dari tahun ke tahun semakin meningkat dan membuat perusahaan-perusahaan smarphone bermunculan untuk meramaikan persaingan pada industri smarphone. Beberapa brand smartphone yang mengisi pasar diantaranya Samsung, iPhone, Asus, Lenovo, Xiaomi, Nokia dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua vendor smartphone saling berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar, pada tabel dibawah ini diketahui banyak vendor pendatang baru yang sukses mengambil pangsa pasar secara global, dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2.Top Ten Smartphone Vendors Based On Percentage Sales in The World

Sumber: id.techinasia.com, (diakses pada 6 April 2017)

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa smartphone Samsung menguasai pangsa pasar secara global disusul Apple dan Lenovo berturut-turut selama 3 tahun. Walaupun Apple masih berada dipuncak akan tetapi Apple mengalami penurunan presentase penjualan dari tahun 2013 sebesar 16,6% menjadi 16,4% di tahun 2014, dan pada tahun 2015 mengalami presentase penjualan yang sama sebesar 16,4% dan tidak adanya peningkatan penjualan Apple iPhone dari tahun ke tahun sedangkan pesaingnya yang terus meningkat dalam penjualannya.

Di Indonesia smartphone Apple juga belum bisa

merebut pangsa pasar dapat dilihat pada Tabel 3 Data Market Share Smarphone di Indonesia berikut ini:

Tabel 3. Data Market Share Smarphone di Indonesia

Sumber: www.idc.com, diakses pada 11 Oktober 2016

Berdasarkan tabel 3 Pertumbuhan penjualan Apple iPhone yang belum bisa mencapai top five market share di Indonesia ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor-faktor yang membuat Apple iPhone tidak masuk dalam kategori top five market share di Indonesia diantaranya adalah Apple iPhone memiliki varian produk yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan smartphone pesaingnya, harga yang ditawarkan eksklusif sehingga market share Apple iPhone tidak terlihat pada data di atas.

Dari sekian banyak produk smartphone yang bersaing, Apple merupakan brand yang dikenal dan menjadi leader brand diseluruh dunia dalam hal teknologi. Brand Apple menduduki peringkat 1 dalam hal teknologi diseluruh dunia dan diikuti dengan pesaingnya yaitu Google pada peringkat ke 2, Microsoft peringkat ke 3, Samsung peringkat ke 4. (sumber: www.interbrand.com, diakses pada 6 April 2017). Sedangkan brand Apple sendiri di Indonesia menduduki peringkat 4 dalam hal smartphone pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4 berikut

Tabel 4. Top Brand Index Smartphone di Indonesia

(3)

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa Samsung menempati urutan pertama dalam kategori top brand index smartphone di Indonesia dengan mendapatkan persentase sebesar 46,4%. Sedangkan brand Apple iPhone menduduki peringkat ke 4 dengan persentase 5,1%. Dapat disimpulkan bahwa Apple iPhone belum bisa mengalahkan pesaingnya yaitu Samsung, Nokia, dan Blackberry yang masuk dalam 3 besar top brand index.

Dengan bermunculannya perusahaan smartphone baru menyebabkan konsumen lebih sadar akan merek yang ada dan mengenalinya sesuai dengan kebutuhan. Merek sudah dianggap sebagai aset (equity) oleh sebuah perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah ekuitas merek (Kotler, 2013). Menurut Aaker dalam Tjiptono (2011:97) aset merek yang berkontribusi pada pencipta brand equity dibagi ke dalam empat dimensi yaitu brand awareness, perceived quality, brand association, dan brand loyalty.

Kesadaran merek (brand awareness) artinya kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Herlina Debby 2016). Kemampuan konsumen mengingat sebuah produk juga memiliki beberapa tingkatan (tingkat brand awrenes) yang menjadi ukuran posisi brand awarenes produk atau perusahaan tersebut. Menurut Keller (2013, 55) tingkat Brand Awareness merupakan cara untuk mengukur efektivitas pemasaran yang diukur oleh kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah brand tertentu. Dalam hal ini bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.

Ketika perusahaan telah mengetahui nilai dari brand awareness, perusahaan juga harus mengetahui pada level yang manakah brand awareness dari merek perusahaan. Beberapa tingkat brand awareness yang diungkapkan oleh Durianto dalam Gita (2014:14) yaitu Unware of brand (Tidak menyadari merek), Brand recognition (Pengenalan merek), Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek), Top of mind (puncak pikiran).

Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. Oleh karena itu untuk mengetahui

kesadaran dan keberadaan suatu merek perlu adanya pengukuran kesadaran merek. Kesadaran merek merupakan salah satu elemen terpenting bagi perusahaan. Konsumen cenderung menggunakan merek yang dikenal karena konsumen berasumsi bahwa merek tersebut aman untuk dikonsumsi.

Dengan semakin tingginya tingkat brand awareness yang dimiliki suatu produk, maka produk tersebut telah mencapai tingkat kesadaran yang tinggi di benak konsumen dan dapat mempengaruhi minat beli terhadap produk tersebut.

Menurut Keller (2012:113), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Menurut Ferdinand dalam Mochamad Iqbal Almanda (2015:19), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator yang meliputi minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian, sehingga membangun minat beli konsumen menjadi hal yang penting karena dapat menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk yang pada akhirnya akan membawa keuntungan bagi perusahaan.

Apple Inc adalah perusahaan teknologi multinasional asal Amerika yang berkantor pusat di Cupertino, California, Amerika Serikat. Perusahaan ini berkutat pada bidang desain, pengembangan, dan menjual produk elektronik, perangkat lunak komputer, dan layanan online. Apple juga membuat produk perangkat keras seperti ponsel pintar iPhone, tablet iPad, komputer Mac, Ipod, serta jam pintar Apple. Hingga saat ini, Apple merupakan satu-satunya perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia dalam hal pendapatan. Mereka juga merupakan perusahaan teknologi terbesar di dunia berdasarkan total aset dan memiliki predikat sebagai produsen ponsel terbesar kedua dunia.

(4)

peneliti mengetahui apakah tingkat brand awareness berpengaruh terhadap minat beli pada produk Apple iPhone.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana tingkat brand awareness Apple iPhone di Kota Bandung?

2. Bagaimana minat beli brand Apple iPhone di Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan terhadap minat beli konsumen?

4. Seberapa besar pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial terhadap minat beli konsumen?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Tingkat Brand awareness produk Apple iPhone di Kota Bandung.

2. Minat beli brand Apple iPhone di Kota Bandung.

3. Besarnya pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan terhadap minat beli konsumen.

4. Besarnya pengaruh tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsialterhadap minat beli konsumen.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Tingkat Brand Awareness

Tingkat kesadaran merek (brand awareness) artinya kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker,2012:90).

Dimensi Tingkat Brand Awareness

Menurut Durianto dalam Gita (2014:14) tingkat brand awareness dapat diukur dari 4 dimensi yaitu: Unware of brand (Tidak menyadari merek), Brand Recognition (pengenalan merek), Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek), dan Top of Mind (puncak pikiran).

Minat Beli

Menurut Keller (2012:113), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen

membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.

Dimensi Minat Beli

Menurut Ferdinand dalam Mochamad Iqbal Almanda (2015:19), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator yang meliputi minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1: Model Kerangka Pemikiran

Keterangan: Secara Simultan Secara Parsial

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya

“Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari

unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen Apple

iPhone”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitiaan deskriptif dan kausal dengan menggunakan metode kuantitaif. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas Tingkat Brand awarenes (X), yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3) dan tof of mind (X4) dan variabel terikat yaitu Minat Beli.

Skala instrumen yang digunakan adalah skala likert. Populasi adalah Masyarakat Kota Bandung yang mengetahui Apple iPhone. Teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probility Sampling dengan Incidental Sampling.

(5)

n =[ ]

=

= ≈ 100

Berdasarkan hasil perhitungan sampel, diperoleh angka 96.04 untuk jumlah sampel minimum, tetapi dibulatkan menjadi 100 responden untuk mengurangi kesalahan pengisian kuesioner.

Keterangan:

α = Tingkat ketelitian n = jumlah sampel

Z^ = Nilai standard distribusi normal p = Probabilitas ditolak

q = Probabilitas diterima (1-p) e = error tolerance maksimum

Sumber data berasal dari data primer dan skunder. Data primer diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data skunder diperoleh dari buku, internet, hasil riset, dan sumber informasi lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

Teknik analisis yang digunakan yaitu Teknik Analisis Deskriptif dan Teknik Analisis Regresi Linier Berganda. Pengujian Hipotesis menggunakan uji F untuk pengujian hipotesis secara Simultan dan uji t untuk pengujian secara Parsial.

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

Tanggapan Responden Mengenai Variabel Tingkat Brand Awarenes (X)

Sub Variabel Unaware Brand (X1)

Gambar 2: Posisi Sub Variabel unaware of brand (X1) pada Garis Kontinum

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan gambar 2 sub variabel unaware of brand (X1) termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mengetahui brand Apple iPhone dan mudah untuk mengingat Apple iPhone sebagai produk ponsel.

Sub Variabel Brand Recognition (X2).

Gambar 3: Posisi Sub Variabel Brand recall (X3) pada Garis Kontinum

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan gambar 3 sub variabel brand recognition (X2) termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 87,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengenali karakteristik brand Apple iPhone (logo atau simbol) dan responden mudah dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya.

Sub Variabel Brand recall (X3)

Gambar 4: Posisi Sub Variabel Brand recall (X3) pada Garis Kontinum

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan gambar 4 sub variabel brand recall (X3) termasuk dalam kategori baik dengan nilai persentase sebesar 84,8%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sering mendengar keberadaan brand Apple iPhone dan mengetahui bahwa Apple iPhone memiliki berbagai macam produk.

Sub Variabel Top of Mind (X4)

Gambar 5: Posisi Sub Variabel Top of Mind (X4) pada Garis Kontinum

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

(6)

Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat brand awareness

Tabel 5. Rekapitulasi Variabel Tingkat brand awareness (X)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 5 secara keseluruhan tingkat brand awareness pada brand Apple iPhone di Kota Bandung menurut tanggapan responden berada pada kategori Sangat Baik dengan nilai persentase sebesar 85,45%. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan tingkat brand awareness yang baik pada produknya, seperti membuat produknya mudah untuk diingat, memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki berbagai macam produk, dan menjadi pilihan utama responden di Kota Bandung.

Tanggapan Responden Mengenai Variabel Minat Beli

Gambar 6: Posisi Minat Beli (Y) pada Garis Kontinum Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan gambar 6 secara keseluruhan minat beli pada brand Apple iPhone di Kota Bandung menurut tanggapan responden berada pada kategori Baik dengan nilai persentase sebesar 74,6%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat minat beli konsumen pada brand Apple iPhone di Kota Bandung seperti, responden memiliki keinginan untuk membeli produk Apple iPhone, berminat membeli kembali ponsel Apple iPhone,menyarankan produk Apple iPhone kepada orang lain, cenderung menyampaikan informasi positif mengenai produk Apple iPhone kepada orang lain, Apple iPhone merupakan pilihan utama responden, responden merasa puas dan tidak akan

beralih ke band lain setelah menggunakan Apple iPhone, ingin mencari informasi tentang produk Apple iPhone, dan mendapatkan informasi positif tentang produk Apple iPhone dari orang lain.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (tingkat brand awareness) yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognation (x2), brand recall (X3) dan Top Of Mind (X4) terhadap variabel terikat (minat beli) yang dilakukan pada 100 responden masyarakat Kota Bandung.

Tabel 6. Hasil Analisi Regresi Berganda

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 6 dapat dirumuskan model regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 Y = 0,786+ (-0,038)X1+ 0,008X2+ 0,146X3+

0,667X4+ e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 0,786. Artinya, jika unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan Top of Mind nilainya adalah 0, maka minat beli konsumen nilainya 0,786.

2. Nilai koefisien regresi variabel unaware of brand (X1) bernilai negatif, yaitu - 0,038. Artinya bahwa setiap peningkatan unaware of brand ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan menurun sebesar 0,038.

3. Nilai koefisien regresi variabel brand recognition (X2) bernilai positif, yaitu 0,008. Artinya bahwa setiap peningkatan brand recognition ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan meningkat sebesar 0,008.

(7)

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan meningkat 0,146.

5. Nilai koefisien regresi variabel top of mind (X4) bernilai positif, yaitu 0,667. Artinya bahwa setiap peningkatan top of mind sebesar satu satuan, maka minat beli konsumen akan meningkat sebesar 0,667. Dapat disimpulkan bahwa variabel Top of Mind memiliki pengaruh yang searah terhadap minat beli konsumen. Artinya apabila Top of Mind meningkat maka minat konsumen akan meningkat.

Uji Hipotesis

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel bebas yaitu Tingkat brand awareness (X) terhadap variabel terikat minat beli (Y) . Dalam penelitian ini hipotesis secara simultan yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya:

H0: Tingkat Brand awareness yang terdiri dari

una-ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan tidak ber-pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli brand Apple iPhone di Kota Bandung. Ha: Tingkat Brand awareness yang terdiri dari

una-ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Kriteria penilaian uji hipotesis secara simultan adalah adalah:

1. Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0ditolak dan H diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli. 2. Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi lebih

dari 0,05, maka H0 diterima dan H ditolak. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

Tabel 7. Hasil Uji F

Pada Tabel 7 dapat diketahui Fhitung > Ftabel (17,601 > 2,47) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H diterima dimana tingkat brand awareness yang

terdiri dari unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian hipotesis secara parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen, yaitu tingkat brand awareness terhadap variabel dependen, yaitu minat beli. Hipotesis secara parsial yang diajukan dan akan dibuktikan kebenarannya adalah:

H0: Tingkat brand awareness yang terdiri dari

una-ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial tidak ber-pengaruh dan signifikan terhadap minat brand Apple iPhone di Kota Bandung

H : Tingkat brand awareness yang terdiri dari una-ware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind secara parsial berpengaruh dan signif-ikan terhadap minat brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Kriteria penilaian uji hipotesis secara parsial adalah :

1. thitung > ttabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli. 2. thitung < ttabel dan nilai signifikansi lebih

dari 0,05, maka H02 diterima dan Ha2 ditolak. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat brand awareness terhadap minat beli.

Tabel 8. Hasil Uji t

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa: 1. Sub variabel unaware of brand (X1)

memiliki nilai thitung (-0,425) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,672 > 0,05, maka H0 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari unaware of brand (X1) terhadap minat beli (Y).

(8)

memiliki nilai thitung (0,083) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,934 > 0,05, maka H0 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari brand recognition (X2) terhadap minat beli (Y).

3. Sub variabel brand recall (X3) memiliki nilai thitung (1,423) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,158 > 0,05, maka H0 diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari brand recall (X3) terhadap minat beli (Y).

4. Sub variabel Top of Mind (X4) memiliki nilai thitung (6,406) > ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari Top of Mind (X4) terhadap minat beli (Y).

Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap Minat Beli Secara Parsial

Tabel 9. Besarnya Pengaruh Secara parsial

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh unaware of brand (X1) terhadap minat beli (Y) secara parsial adalah sebesar -0,8%, besarnya pengaruh brand recognition (X2) terhadap minat beli (Y) secara parsial adalah sebesar 0,4%, besarnya pengaruh brand recall (X3) terhadap minat beli (Y) secara parsial adalah sebesar 5,6%, besarnya pengaruh top of mind (X4) terhadap minat beli (Y) secara parsial adalah sebesar 37,4%. Jadi, total keseluruhan pengaruh unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3), dan Top of Mind (X4) terhadap minat beli (Y) secara bersama-sama adalah sebesar 42,6%. Hal ini pun dapat terlihat dari nilai koefisien determinasinya.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui bersarnya pengaruh variabel terikat yaitu unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recal (X3) dan tof of mind (X4) secara bersama-sama terhadap minat beli.

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Koedisien Determinasi

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,652 dan R square (R2) adalah 0,652. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan Top of Mind terhadap minat beli secara simultan. Cara untuk menghitung R square menggunakan koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2x 100%

= (0,652) 2 x 100% = 42,6%

Angka tersebut menunjukkan koefisien determinasi (KD) sebesar 42,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan top of mind) terhadap variabel dependen yaitu minat beli adalah sebesar 42,6% sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

METODE

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan. Subyek dan objek penelitian adalah Bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi tertentu, seperti ; Badan Pusat Statistik, Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dan PT Angkasa Pura I. Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis deskripsi.

(9)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, tingkat brand awareness brand Apple iPhone di Kota Bandung secara keseluruhan termasuk pada kategori sangat baik dimata konsumen. Dari 8 pernyataan, variabel tingkat brand awareness mendapat skor sebesar 85,45%. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan tingkat brand awareness yang sangat baik pada produknya, seperti membuat produknya mudah untuk diingat, memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki berbagai macam produk, dan menjadi pilihan utama responden di Kota Bandung.

Sub variabel unaware of brand (X1) menurut tanggapan responden secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa responden sangat mengetahui brand Apple iPhone dan mudah untuk mengingat Apple iPhone sebagai produk ponsel.

Dari 2 pernyataan sub variabel unaware of brand berdasarkan tanggapan responden yang mendapat nilai tertinggi terdapat pada pernyataan responden tidak mengetahui brand Apple iPhone sebagai produk ponsel dengan mendapatkan skor sebesar 91% masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa responden sangat mengetahui brand Apple iPhone sebagai produk ponsel dengan baik. Sedangkan pernyataan yang mendapatkan pernyataan terendah walaupun masih dalam kategori sangat baik dengan mendapatkan skor sebesar 86,4% yaitu brand Apple iPhone sulit untuk diingat sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukan bahwa responden dapat mengingat dengan sangat baik logo brand Apple iPhone sebagai produk ponsel

Sub variabel brand recognition (X2) secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 87,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengenali dengan sangat baik karakteristik brand Apple iPhone (logo atau simbol) dan responden mudah dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya.

Berdasarkan tanggapan responden dari 2 pernyataan tentang sub variabel brand recognition yang mendapat nilai tertinggi sebesar 88% terdapat pada pernyataan brand Apple iPhone mudah dibedakan dari brand ponsel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Apple iPhone memiliki produk yang sangat mudah dibedakan dengan brand ponsel lainnya. Pernyataan yang mendapat nilai terendah walaupun masih dalam kategori sangat baik sebesar 86,6%, yaitu responden mengenali karakteristik brand Apple iPhone (logo

atau symbol) sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik (logo atau symbol) Apple iPhone sangat mudah untuk dikenali responden.

Sub variabel brand recall (X3) secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 84,8%. Hal ini menunjukkan responden sering mendengar keberadaan brand Apple iPhone dan mengetahui bahwa Apple iPhone memiliki berbagai macam produk.

Dari 2 pernyataan, yang mendapat nilai tertinggi yaitu sebesar 87,4% terdapat pada pernyataan responden sering mendengar brand Apple iPhone sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone produknya sudah akrab di telinga responden. Pernyataan yang mendapat nilai terendah namun masih dalam kategori baik dengan persentase sebesar 82,2%, yaitu pernyataan mengenai brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk. Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui dengan baik bahwa brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk.

Sub variabel top of mind (X4) secara keseluruhan berada dalam kategori baik dengan mendapatkan nilai keseluruhan sebesar 81,0%. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat brand Apple iPhone dan brand Apple iPhone merupakan produk pilihan utama responden. Dari 2 pernyataan sub variabel top of mind yang mendapat nilai tertinggi dengan persentase sebesar 87,8% terdapat pada pernyataan tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat kembali brand Apple iPhone sebagai produk ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengingat kembali keberadaan brand Apple iPhone Karena merek Apple iPhone merupakan merek yang pertama kali melintas di benak responden. Pernyataan yang mendapat nilai terendah dengan persentase sebesar 74,2% namun masih dalam kategori baik, yaitu brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama. Hal ini menunjukkan bahwa brand Apple iPhone bukan merupakan pilihan utama, disebabkan karena harga dari produk Apple iPhone relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk kompetitor dan fitur yang terdapat pada Apple iPhone tidak jauh berbeda dari brand ponsel lainnya.

(10)

minat beli konsumen pada brand Apple iPhone di Kota Bandung sudah baik seperti, responden memiliki keinginan untuk membeli produk Apple iPhone, berminat membeli kembali ponsel Apple iPhone, menyarankan orang lain untuk membeli produk Apple iPhone, cenderung menyampaikan informasi positif mengenai produk Apple iPhone kepada orang lain, brand Apple iPhone adalah pilihan utama responden, merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone, ingin mengetahui informasi tentang produk Apple iPhone, dan mendapatkan informasi positif tentang produk Apple iPhone dari orang lain.

Dari 8 pernyataan tentang variabel minat beli yang mendapat nilai tertinggi dengan persentase sebesar 79,6% terdapat pada pernyataan responden selalu mendapatkan infromasi positif tentang produk Apple iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa responden selalu mendapatkan informasi yang positif mengenai brand Apple iPhone. Pernyataan yang mendapatkan tanggapan terendah yaitu pernyataan tentang saya merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun konsumen merasa puas terhadap Apple iPhone namun tidak menutup kemungkinan konsumen akan beralih ke brand lain.

Tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3), dan top of mind (X4) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk Brand Apple iPhone di Kota Bandung Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F, yaitu Fhitung> Ftabel (17,601 > 2,47) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Thoriq Anugrah Fatrah Perdana dan Eka Yuliana yang berjudul Pengaruh Tingkat brand awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Jasa Reservasi Hotel Secara Online Pada Situs www.Goindonesia.com. Sedangkan besarnya pengaruh variabel tingkat brand awareness yang terdiri dari unaware of brand (X1), brand recognition (X2), brand recall (X3), dan top of mind (X4) terhadap variabel terikat, yaitu minat beli dapat dilihat dari perhitungan koefisien determinasi (R2), yaitu sebesar 0,426 atau 42,6%. Sedangkan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .

Tingkat brand awareness secara parsial berdasarkan uji t menunjukkan bahwa sub variabel unaware of brand (X1) memiliki nilai thitung (-0,425) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi

0,672 > 0,05, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel unaware of brand (X1) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaru sub variabel unaware of brand adalah sebesar -0,8%. Hal ini menunjukan bahwa minat beli konsumen terhadap brand Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh sub variabel unaware of brand. Artinya, Masyarakat Kota Bamdung sudah sangat kenal (aware) terhadap Brand Apple iPhone.

Sub variabel brand recognition (X2) memiliki nilai thitung (0,083) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,934 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel brand recognition (X2) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaruh sub variabel brand recognition adalah sebesar 0,4%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh sejauh mana responden mengenali karakteristik (logo atau symbol) Apple iPhone, dan kemudahan responden dalam membedakan brand Apple iPhone dengan brand ponsel lainnya. Dikarenakan konsumen sudah mengetahui dan paham bahwa apabila terdapat ponsel berlogo Apel maka ponsel tersebut pasti merek Apple iPhone.

Sub variabel brand recall (X3) memiliki nilai thitung (1,423) < ttabel (1,985) dan tingkat signifikansi 0,158 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari sub variabel brand recall (X3) terhadap minat beli (Y). Besarnya pengaruh sub variabel brand recall terhadap minat beli adalah sebesar 5,6%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen terhadap Brand Apple iPhone di Kota Bandung tidak dipengaruhi oleh pengetahuan konsumen terhadap variasi produk Apple iPhone. Dikarenakan variasi dari ponsel Apple iPhone lebih sedikit dibandingkan ponsel merek lain tetapi iPhone tetapi diminati oleh konsumen.

(11)

PENUTUP Kesimpulan

1. Tingkat Brand Awareness Apple iPhone di Kota Bandung.

Tingkat Brand Awareness di mata responden secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa Brand Apple iPhone telah berhasil menciptakan Tingkat Brand Awareness dengan sangat baik di kalangan masyarakat Kota Bandung, seperti membuat produknya mudah untuk diingat, memiliki karakteristik (logo atau simbol) tersendiri, produknya mudah dibedakan dengan merek lain, memiliki berbagai macam produk. Dari keseluruhan item pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden paling rendah walaupun masih dalam katagori sangat baik dan baik yaitu pernyataan brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama sulit untuk diingat sebagai produk ponsel, responden mengenali karakteristik Brand Apple iPhone (logo atau symbol) sebagai produk ponsel, brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk, dan brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama.

2. Minat Beli Konsumen Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Minat beli masyarakat Kota Bandung pada Brand Apple iPhone secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan Apple telah mampu membuat produk iPhone yang memiliki kualitas produk yang baik, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produkApple iPhone. Dari keseluruhan item pernyataan minat beli yang mendapat respon paling rendah adalah responden merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone.

3. Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness Secara Simultan Terhadap Minat Beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Variabel Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung. Besarnya pengaruh Tingkat Brand Awareness secara simultan terhadap minat beli konsumen terlihat dari perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 42,6%, sedangkan sisanya sebesar 57,4% dipengaruhi oleh factor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Besarnya Pengaruh Tingkat Brand Awareness Secara Parsial Terhadap Minat Beli Brand Apple iPhone di Kota Bandung.

Variabel Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap Brand Apple iPhone di Kota Bandung. Sedangkan sub variabel top of mind memiliki pengaruh yang signifikant terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh yang paling besar terhadap minat beli konsumen adalah sub variabel Top of Mind, sedangkan sub variabel Unaware of brand memiliki pengaruh yang paling kecil terhadap minat beli konsumen.

Saran

Bagi Perusahaan

1. Perusahaan agar lebih meningkatkan Tingkat Brand Awareness yang sudah dinyatakan sangat baik di mata responden seperti Brand Apple iPhone memiliki berbagai macam produk, Brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama sehingga kedepannya bisa berada dalam kategori sangat baik. Untuk pernyataan yang mendapatkan persentase terendah di mata responden yaitu pernyataan Brand Apple iPhone sebagai produk pilihan utama., Brand yang ada di puncak pemikiran konsumen dalam kategori. Disarankan agar Brand Apple iPhone dapat membuat produknya lebih menarik dari segi fitur, desain, dan harga yang kompetitif dibandingkan merek ponsel lainnya.

2. Perusahaan lebih meningkatkan minat beli konsumen yang masih berada dalam kategori baik sehingga kedepannya bisa berada dalam kategori sangat baik dengan cara meningkatkan kualitas produk, menciptakan inovasi yang baru terhadap produknya. Untuk pernyataan yang mendapatkan tanggapan responden paling rendah yaitu, responden merasa puas dan tidak akan beralih ke brand lain setelah menggunakan brand Apple iPhone, disarankan agar lebih meningkatkan kualitas produk, menciptakan produk yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, memperbaiki pelayanan terhadap produk Apple iPhone yang dimilikinya sehingga konsumen tidak akan beralih ke merek lain.

(12)

Tingkat Brand Awareness yang terdiri dari Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind mengingat variabel tersebut memiliki pengaruh cukup besar terhadap minat beli konsumen. Disamping itu perusahaan juga agar memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen seperti faktor kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga.

4. Perusahaan agar mempertahankan dan meningkatkan Top of Mind yang memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli konsumen, yaitu dengan cara memperbaiki kualitas produk, fitur produk, pelayanan produk yang baik agar merek iPhone lebih melekat di ingatan konsumen dan Brand Apple iPhone dapat menjadi produk pilihan utama konsumen dalam kategori pilihan ponsel.

Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Melakukan penelitian pada seluruh Kota yang berada di Indonesia, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan. 2. Meneliti faktor-faktor lain yang nilainya cukup

besar yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen seperti faktor kualitas produk, harga

3. Mengkaitkan variabel Tingkat Brand Awareness dengan keputusan pembelian sehingga hasil penelitian tersebut dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran khususnya yang terkait dengan pengaruh Tingkat Brand Awareness terhadap minat beli ulang konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Almanda, M. I. (2015). Pengaruh Brand Personality Sepatu Nike terhadap Minat Beli (Studi Kasus pa-da Mahasiswa Fakultas Komunikasi pa-dan Bisnis, Universitas Telkom). Skripsi pada Universitas Telkom. Bandung.

Durianto, D. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Me-lalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Mere, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Keller, K. L. (2012). Strategic Brand Management (4th edition). England: Pearson Prentice Hall.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran ¸Jilid 1 (Edisi 13), Jakarta : Er-langga.

Navrina, Gita. (2014). Pengaruh Brand Awareness dan Perceived Quality Terhadap Keputusan Pem-belian pada Travel Cipaganti Rute BandunJakarta Tahun 2014. Skripsi Jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Universitas Telkom.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2011). Ser-vice, Quality and Satisfaction (ed 3). Yogyakarta. Andi.

Thoriq, Anugrah Fatra Pradana (2015). Pengaruh Brand Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Jasa Reservasi Hotel Secara Online Pada Situs www.Goindonesia.Com.

www.bareksa.com, (diakses 11 oktober 2016) id.techinasia.com, (diakses pada 6 April 2017) www.idc.com, diakses pada 11 Oktober 2016 www.interbrand.com, diakses pada 6 April 2017) www.topbrand-award.com, (diakses pada 6 April

Gambar

Tabel 4. Top Brand Index Smartphone di Indonesia
Gambar  1: Model Kerangka Pemikiran
Gambar 3: Posisi Sub Variabel Brand recall (X3) pada
Tabel 5. Rekapitulasi Variabel  Tingkat brand awareness
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Rabu tanggal Tujuh Belas bulan Desember tahun Dua ribu empat belas (17-12- 2014), bertempat di Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, yang bertanda tangan di

Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup.

Pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang mengakibatkan berbagai macam interaksi. Akan tetapi, hampir semua interaksi memerlukan perjalanan, dan oleh sebab

Dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan buku Al-Arabiyyah baina Yadaik ini dibutuhkan waktu sekitar 300 kali pertemuan (setiap pertemuan 45 menit). Untuk setiap level

Untuk lokasi galian yang berdekatan dengan dinding tetangga, sehubungan dengan kondisi lapangan dan rencana bangunan, menggunakan konstruksi penahan tanah dengan system

Melalui pembelajaran online peserta didik mampu menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi dan substitusi dalam

Kondisi sumberdaya perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasir masih tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dan nilai produksi ikan setiap tahun,

Metode penelitian yang diperlukan dalam melakuan penelitian ini adalah dengan metode analisis yakni melakukan survei dan analisa untuk mengidentifikasi masalah yang ada, dan