• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN UNIV LAPORAN AN IBU R UMAH TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JURUSAN UNIV LAPORAN AN IBU R UMAH TA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HALAMAN PENGESAHAN 

LAPORAN HASIL PENELITIAN   

1.   Judul Penelitian  : Pengetahuan  Ibu  Rumah  Tangga  Tentang  Sampah  Rumah   Tangga DanMetode 3‐R (Reuse, Recycle dan Reduce) 

Mengetahui,             Padang, Desember 2010   Dekan FT UNP             Peneliti  

     

(3)

 

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN PENELITIAN

1. a. Judul Penelitian : Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Sampah Rumah Tangga Dan Metode 3-R

b. Bidang Ilmu : Tata Graha 2. Personalia

a. Ketua Penelitian

Nama Lengkap : Dra. Ira Meirina Chair, MPd. Pangkat/Gol./NIP : Penata/IIIc/196205301988032001 Jurusan/Fakultas : Kesejahteraan Keluarga/Teknik b. Anggota Penelitian

Nama Lengkap : Dra. Wirnelis Syarief Pangkat/Gol./NIP : 195903261985032001

Jurusan/Fakultas : Kesejahteraan Keluarga/Teknik

3. Usul Penelitian : Telah direview sesuai dengan saran Pereview

Pembahas I Pembahas II

Dra. Yusmar Emmy Katin, MPd. DR. Juliana, Msi.

(4)

RINGKASAN

Ira Meirina Chair, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010)

          Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam.

Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat . Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan dan gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu.

Permasalahan yang ada di kota Padang adalah jumlah sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida.

Di kota Padang sampah yang dihasilkan 1.432 m³ sampah/hari, dan hanya 800 m³ sampah per hari yang dapat dikelola di TPA. Selain itu kota ini juga masih terkendala dengan jumlah armada untuk mengangkut sampah yang tidak sebanding dengan banyaknya sampah, idealnya kota ini memiliki 150 buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah

(5)

Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3-R yaitu Reuse, Recycle, dan Reduce. Reduce atau mengurangi sampah, artinya turut mengurangi kemungkinan banjir. Reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan.

Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus mempunyai pengetahuan untuk memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse).

Penelitian ini ingin menguak pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan JatiBaru 1421 orang. Dengan jumlah sampel 150 orang yang diambil secara acak bertujuan yaitu ibu-ibu PKK dari 6(enam) Rukun Warga (RW).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Umumnya (96%) ibu rumah tangga sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga, Tapi hanya 43% yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang UU RI No.18 tahun 2008 perlu ditingkatkan.

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak keindahan kota (95,3%)

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui; Sampah organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative terhadap paru-paru (99%), dan sampah berbahaya jenis B3 (54,3%). Jadi pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah berbahaya B3 perlu ditingkatkan.

Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa sampah bila dikelola dengan baik dapat mempunyai nilai ekonomis (96,3%). Oleh sebab itu bagi mereka penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh pemerintah sangat tinggi (94,4%) diperlukan ibu rumah tangga.

Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

(6)

Saran yang diberikan adalah perlu kiranya mensosialisasikan tentang UU RI No 18 tentang sistem pengelolaan sampah, agar masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengetahui dan melaksanakan isi dari undang2 tersebut.

Untuk bisa melaksanakan metode 3R diharapkan pemerintah daerah secara berkala maupun rutin memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah rumah tangga sehingga masyarakat khususnya ibu rumah tangga memahaminya dan akan mekasanakannya secara swadaya.

   

 

(7)

SUMMARY

 

Chair, Meirina Ira, Wirnelis Syarief. PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA DAN METODE 3-R (Jurusan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang, DIPA Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2010 Nomor: 190/H35/Kp/2010Tanggal 1 Maret 2010)

Garbage that is solid is no longer considered useful and is usually discarded. In urban areas, garbage often causes problems especially household waste. Waste generated from households are not only coming from the kitchen but also from the remaining unused materials or packaging used, such as plastic, paper, cans, bottles, and Styrofoam.

Garbage if not handled properly will cause problems which

ultimately harm society. Garbage can be a source of disease, nesting and breeding place of flies, mosquitoes, cockroaches, rats, worms, etc. that can transmit the disease. Trash can clog waterways dapt cause flooding even water. Trash can contaminate and pollute the water sources so that its quality does not meet health requirements. Waste spread bad odor that disrupts the freshness of the surrounding air. Scattered garbage can disrupt the beauty and because of garbage, harmony with the neighbors could be disrupted.

The problems that exist in the city of Padang is the amount of waste produced is not proportional to the number of cleaners available; so more frequent garbage are piling up because the janitor had not taken it. Sometimes people take shortcuts by burning garbage. If the garbage was burned in the combustion temperature of 600 degrees centigrade to produced ioxin and furan compounds that cause cancer if left piles of garbage, but also can produce methane gas that is two times more dangerous than carbon dioxide.

In Padang city trash garbage generated 1432 m³ / day, and only800 m³ of waste per day which can be managed at the landfill. In addition, the city is still plagued by a number of buses to transport the waste that is not proportional to the amount of garbage; ideally, the city has a fleet of 150 garbage that is currently only available as many as 63 pieces.

In the framework of the program saving the environment can be done from now through the closest environment of the household, where the active role of a housewife is to assist the government in waste management. Therefore, a housewife must have knowledge of household waste so that he can manage waste properly. Knowledge can be obtained from media such as newspapers, magazines, electronic media, books, and extension may be granted the government or the competent academic in the Management of household waste field. One of them is by way of utilizing domestic waste generated that is commonly known by the term3-R of term3-Reuse, term3-Recycle, and term3-Reduce. term3-Reduce or reduce waste, meaning that served to reduce the likelihood of flooding. Reuse or re-use items such as re-using grocery bags; it can extend the life of garbage. Next, do the recycling or recycling bins to be used as new items such as recycled paper or plastic, or use plasticpackaging detergent as

a potted plant. When shopping, you should select items that are not wasteful and environmentally

friendly packaging such

(8)

This is the role of housewife she must have the knowledge to separate where the waste can be reduced (reduce), where waste can be recycled (recycle), where waste can be reused (reuse). This research wants to uncover knowledge about the housewife household waste and methods of 3-R in the city of Padang in particular Jatibaru Political Distric. The Population in this study are housewives in Jatibaru Political distric for 1421 people. With a total sample of 150 people taken at random aim of PKK’s housewives from 6 (six) Rukun Warga (RW).

The research concluded that the general (96%) housewives already know what is meant by household waste, but only 43% who had heard or knew of

the RI Act No.18 of 2008 about waste

management. So housewives knowledge about RI Law No.18 year 2008 needs to be improved. Generally housewives already know the impact of loss of waste, which if disposed it will bring the disease (98.5%), flooding (100%), cause harmful (92.5%), and destroy the beauty of the city (95.3%)

Generally housewives already know; easy to decompose organic waste (92.5%), inorganic waste is not biodegradable (92%), dust from burning waste that impact negatively on the

lung (99%), andhazardous waste types B3 (54.3%). So housewives knowledgeabout hazardous w

aste B3 needs to be improved.

Generally housewives already know that the waste if managed properly can have economic value (96.3%). Therefore, for their education about waste management by the government is

very high (94.4%) required housewife.

Generally 76% of housewives have not heard / know about waste management program, called the program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

A very low level (25%) housewives understand about the principles of reduce is done by minimization of goods or materialsused or in other words more and more use of material, the morewaste produced.

In the medium level (67%) housewives knowledge about the principles of reuse is to choose items that can be used again.Avoiding the use of the goods disposable. But in general,housewives do not know that it can longer time consumption of

goods before they become waste.

Low level of knowledge housewives (60%) of the recycle principle that the goods that are no longer useful, can be recycled.

(9)

DAFTAR ISI  

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN ………. i

RINGKASAN ……… .. iii

SUMMARY ……….. vi

PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHLUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Perumusan Masalah ……… 4

C. Pertanyaan Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 5

A. Sampah Rumah Tangga………. 5

B. Pengetahuan ……… 13

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………. 14

A. Tujuan Penelitian ………. 14

B. Manfaat Penelitian ……… 14

BAB IV METODE PENELITIAN ……….. 15

A. Jenis Penelitian ……… 15

B. Subjek Penelitian ………. 15

C. Variable ……… 15

D. Tempat & Waktu Penelitian ……… 15

E. Jenis & Sumber Data ……… 15

F. Populasi ……… 15

G. Instrumen Penelitian & Teknik Pengumpulan Data ……… 16

H. Pengumpulan Data ………. 18

I. Prosedur Penelitian ……… 18

(10)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 20

A. Hasil Penelitian ……….. 20

B. Pembahasan ………... 24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 26

A. Kesimpulan ……… 26

B. Saran ……… 27

DAFTAR PUSTAKA ……… 28

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sampah merupakan hasil samping dari aktivitas manusia dan berasal dari suatu proses alamiah. Sampah adalah buangan yang bersifat padat yang dianggap tidak berguna lagi dan biasanya dibuang. Di daerah perkotaan, sampah sering menimbulkan masalah. Salah satu yang banyak dijumpai adalah sampah rumah tangga. Dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga sampah dihasilkan dari berbagai kegiatan mulai dari sampah aktivitas kegiatan studi, aktivitas hidup sehari-hari yang terkait dengan pangan, sandang dan papan, serta hobi. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga tidak hanya berasal dari dapur akan tetapi juga berasal dari sisa bahan yang tidak terpakai atau bekas kemasan, seperti plastik, kertas, kaleng, botol,dan Styrofoam.

Sampah rumah tangga dapat dibagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Sampah Organik adalah sampah yang bisa diurai seperti daun, kulit buah, dan sisa bahan makanan. Sampah Anorganik adalah limbah yang tak bisa diolah seperti kaleng, kertas plastik, baterai, dan lain-lain. Sering kali, orang-orang di dalam rumah tangga karena kesibukannya menjadi tidak sempat atau mungkin tidak peduli lagi dengan keadaan sampah tersebut sehingga tidak menyadari akibat terhadap lingkungannya. Rata-rata sampah organik menguasai 60%-70% buangan sampah di Indonesia. Sampah plastik saja yang berkisar 8,6%-14,7% menyumbangkan 40.000 ton sampah ke TPA di Indonesia (sumber: litbang DPU) Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya pengolahan sampah dilakukan lebih terdesentralisasi (http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12)

(14)

Sampah bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan masalah yang akhirnya merugikan masyarakat seperti yang dinyatakan di dalam Brosur Penanganan Sampah, (Dept.Permukiman dan Prasarana Wilayah Dit.Jend. Perumahan dan Pemukiman Dit. Bina Teknik, 2008) :

1. Sampah bisa menjadi sumber penyakit, tempat bersarang dan berkembang biaknya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, cacing dll yang dapat menularkan penyakit.

2. Sampah bisa menyumbat saluran air yang dapt menimbulkan gangguan air bahkan banjir 3. Sampah bisa mengotori dan mencemari sumber air bersih sehingga kualitasnya tidak

memenuhi syarat kesehatan

4. Sampah menyebarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu kesegaran udara sekitar.

5. Sampah yang tercecer bisa mengganggu keindahan

6. Gara-gara sampah, keharmonisan dengan tetangga bisa terganggu

Di kota Padang khususnya didaerah Kelurahan Jati Baru biasanya sampah diangkut oleh petugas kebersihan. Permasalahannya yang ada sekarang tampaknya adalah jumlah sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah petugas kebersihan yang ada sehingga sampah lebih sering menumpuk karena petugas kebersihan belum sempat mengambilnya, sampah tersebut sudah datang lagi. Kadang penduduk mengambil jalan pintas dengan membakar sampah tersebut. Menghilangkan sampah dengan membakarnya bukanlah cara yang tepat. ”Jika sampah dibakar di bawah suhu 600 derajat celcius pembakarannya dapat menghasilkan senyawa dioksin dan furan penyebab kanker. Namun tumpukan sampah jika dibiarkan juga dapat menghasilkan gas metana yang dua kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Satu ton tumpukan sampah padat dapat menghasilkan 62 meter kubik gas metana”. (www.koran indonesia 7 December 2009, 11:18 am)

(15)

buah armada pengangkut sampah yang saat ini baru tersedia sebanyak 63 buah (htmlwww.classyfm.co.id Kota Padang Kekurangan Armada Sampah (diakses pada 18 September 2010))

Dari data diatas dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.

Pengelolaan sampah rumah tangga salah satunya adalah dengan jalan memanfaatkan sampah yang dihasilkan rumah tangga yang biasa dikenal dengan istilah 3 R dalam pengolahan sampah yaitu Reuse, Recycle, dan Reduce. Dengan reduce atau mengurangi sampah, kita turut mengurangi kemungkinan banjir. Dengan reuse atau menggunakan kembali barang-barang seperti menggunakan kembali kantong belanjaan, hal itu dapat memperpanjang masa pakai sampah. Selanjutnya, lakukan recycle atau mendaur ulang sampah untuk dijadikan barang baru seperti daur ulang kertas atau plastik, atau memanfaatkan plastik kemasan deterjen sebagai pot tanaman. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton. Ternyata diperlukan pengetahuan dan langkah jitu jika ingin ikut peduli lingkungan dalam hal pengelolaan sampah yang dihasilkan.

Disinilah peran ibu rumah tangga ia harus memulainya yaitu dengan memisahkan mana sampah yang dapat dikurangi (reduce), mana sampah yang dapat di daur ulang (recycle), mana sampah yang dapat digunakan kembali (reuse). Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan seperti barang yang dikemas karton.

(16)

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam rangka program penyelamatan lingkungan dapat dilakukan melalui lingkungan yang paling dekat yaitu di rumah tangga, dimana peran aktif seorang ibu rumah tangga sangat besar dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah . Oleh karena itu seorang ibu rumah tangga harus mempunyai pengetahuan tentang sampah rumah tangga sehingga ia dapat mengelola sampah itu dengan baik dan benar. Pengetahuan itu bisa didapat dari mediamassa seperti koran, majalah media elektronik dan penyuluhan yang diberikan pemerintah maupun pihak akademik yang berkompeten di bidang tsb.

Permasalahan yang akan dipecahkan adalah :

Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya di Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga dan program 3R.?

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimanakah pengetahuan ibu rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru tentang sampah rumah tangga ?

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sampah Rumah Tangga

Definisi sampah menurut UU nomor 18 tahun 2008 Bab 1 Ayat 1 adalah “sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. “Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi (E. Colink, 1996).Sampah merupakan bahan sisa yang tidak terpakai pada rumah tangga dan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik(Urip Santoso,2009). Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak.

Jadi pengertian sampah berdasarkan pendapat-pendapat diatas adalah bahan atau sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang terbuang/dibuang yang belum memiliki nilai ekonomi yang terdiri dari sampah organic dan non organic.

1. Jenis Sampah

a. Menurut Slamet(1994) sampah jika ditinjau dari segi jenisnya diantaranya ialah:

1). Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah (garbage). Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk.

(18)

3). Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan.

4). Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya

b. Sampah jika berdasarkan karakteristiknya: (Hadiwiyono, 1983)

1). Kimia

(a). Organik. Sampah yang mengandung senyawa organik atau sampah yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan pospor. Contoh sampah organic adalah dari dedaunan, sisa-sisa pengolahan bahan makanan dan kulit buah-buahan

(b). Anorganik. Sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, jika bisapun membutuhkan waktu yang sangat lama, seperti kaleng cat, kaleng biscuit botol-botol kaca, plastic, kertas dan lain lain

2). Fisika

(a). Sampah basah (garbage); tersusun dari sisa-sisa bahan-bahan organik yang mudah lapuk dan membusuk

(b). Sampah kering (rubbish); dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu jenis logam seperti besi, seng,aluminium dan jenis non logam seperti kertas dan kayu.

(19)

(d). Sampah besar (bulkywaste), Sampah jenis ini memiliki ukuran yang relatif lebih besar, contohnya sampah bekas mesin kendaraan.

(e). Sampah berbahaya (hazardous waste),Sampah jenis ini terdiri dari :

• Sampah patogen (biasanya sampah jenis ini berasal dari kegiatan medis)

• Sampah beracun (contoh sampah sisa pestisida, insektisida, obat-obatan, styrofom)

• Sampah ledakan, misiu, sisa bom dan lain-lain

• Sampah radioaktif dan bahan-bahan nuklir

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka sampah dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik atau sampah basah dan kering, atau sampah yang berbahaya dan sampah yang tidak berbahaya beserta karakteristiknya,

2. Sumber Sampah

Wibowo Arianto dan Djajawinata. T. Darwin, (2007) membagi sampah berdasarkan sumbernya menjadi dua kelompok yaitu:

a. Sampah domestik

Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara langsung, contohnya sampah rumah tangga, pasar, sekolah dan sebagainya.

b. Sampah non domestik

Adalah sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak langsung, Contoh: sampah pabrik, industri dan pertanian.

3. Sifat Sampah

(20)

a. Degradabel yaitu sampah yang mudah diuraikan oleh jasad hidup atau mikroorganisme.

b. Non degradabel adalah sampah yang secara alami sukar diuraikan

4. Manfaat Sampah

Sampah yang oleh sebagian besar orang dikatakan bahan sisa dan menjadi tampak tidak berguna, sebenarnya masih banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi bila diolah seperti dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.

Menurut Urip (2009)lebih lanjut bahwa “sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan vitamin B12 yang sama jenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan”.. Diperkirakan dari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak(Urip,2009) Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, , kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Dengan demikian pengolahan sampah menjadi bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan, selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya pengangkutan ke pembuangan akhir (TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman).

5.Pengelolaan Sampah

a. Pengumpulan

(21)

Sampah rumah tangga dapat juga dibedakan berdasarkan kering dan basah. Sampah rumah tangga yang basah biasanya banyak berasal dari sisa sayuran, buah-buahan, ikan atau daging serta sisa makanan basi. Sedangkan sampah kering terdiri dari plastik pembungkus, kertas, karton, wadah kaleng, potongan kayu, pakaian usang, logam dan sebagainya.

Khusus sampah organic atau sampah basah yang berasal dari sisa kegiatan dapur dan ruang makan , sebaiknya sampah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah seperti kantong pastik, tidak ditumpuk di dalam tong sampah. Sedangkan an organic atau sampah kering dapat disimpan di dalam tong. Sampah jenis ini sebaiknya digolongkan kembali atas yang mudah terbakar dan tidak mudah terbakar.

2). Sampah pemukiman

Sampah pemukiman berasal dari sampah rumah-rumah tangga di dalam area satu rukun tetangga (RT) atau satu rukun warga (RW). Wadah yang dapat digunakan adalah bak penampungan sementara, yang dapat terbuat dari semen atau besi. Volume bak penampungan ini harus cukup besar untuk dapat menampung sampah dari seluruh warganya.

3). Sampah komersial

Sampah memiliki ragam yang sangat besar, maka pengumpulan sampah sebaiknya harus sudah lebih terklasifikasi lagi. Sampah kertas harus dikumpulkan bersama dengan karton, sedangkan sampah kaca dan gelas dapat menjadi satu. Logam, plastik dan keramik harus ditempatkan pada wadah-wadah yang terpisah. Sampah organik dapat terus diangkut oleh truk sampah ke tempat pembuangan selanjutnya, sedangkan sampah yang dapat didaur ulangkan oleh industri, dipisahkan sendiri-sendiri untuk kemudian dijual ke pedagang pengumpul barang-barang bekas.

(22)

Sampah perkantoran dan sekolahan umumnya berbentuk kertas dan karton, oleh karena itu dapat dikumpulkan dalam karung-karung goni untuk dijual ke pabrik kertas kmbali guna dibuat bubur kertas (PULP).

5). Sampah industri

Biasanya industri memiliki sarana penampungan sampahnya dilokasi industri itu sendiri. Semua industri harus memiliki sarana pengumpulan dan pengolahan sampah. Mengingat sampah industri jumlahnya banyak dan seringkali ada yang bersifat beracun, maka pengawasan dari departemen yang bersangkutan harus dilakukan secara ketat dan konsekuen.

6). Sampah jalanan

Sampah jalanan biasanya terdiri dari kertas, plastik dan dedaunan. Pengumpulannya dilakukan oleh dinas kebersihan kota melalui cara penyapuhan, lalu diangkut oleh gerobak atau truk.

7). Sampah lainnya

Sampah yang dimaksud adalah sampah yang seringkali dihasilkan oleh tempat-tempat rekreasi, baik di gunung pantai dan taman-taman, sampah diterminal bis, stasiun kereta api, Bandar udara atau bahkan di kendaraan-kendaraan untuk transportasi darat, laut dan udara. Untuk kebutuhan ini biasanya tong-tong sampah yang ringan mempunyai kapasitas yang kecil, tetapi terawat dengan baik. Di dalam kendaraan transportasi umum, khususnya bus dan kereta api seyogianya disediakan tong sampah khusus, sehingga para penumpang tidak membuang sampahnya sembarangan ke luar jendela kendaraan.

c. Penanganan Sampah melalui 3-R,

(23)

alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan. Untuk itu prinsip yang dapat digunakan menurut Urip Santoso (2009) adalah “yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R”. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah).

Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

d. Pemilahan Sampah

(24)

sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah. Jadi untuk pemilahan sampah sudah dimulai dari lingkungan yang terkecil di masyarkat yaitu di rumah tangga. Sistem yang dilakukan dapat mengacu pada sistem yang diajukan oleh Urip Santoso (2009) untuk yang lebih luas yaitu pemda. “ Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali”.

Sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas pembuangan melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.

(25)

Masyarakat di Kelurahan JatiBaru saat ini masih belum melaksanakan pemilahan antara sampah kering dan sampah basah, hal ini dimungkinkan masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah pada sampah itu sendiri.

B.Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan

Menurut bahasa pengetahuan adalah hasil tahu diri manusia yang bukan sekedar menjawab pertanyaan what melainkan akan menjawab why dan how (Notoadmodjo, 1993). Menurut istilah, Bloom dalam Subiyanto (1988) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil belajar kognitif yang mencakup hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sedangkan tingkat pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari hasil belajar terhadap suatu hal baik dari buku, alam sekitar, orang lain atau pengalaman pribadi.

(26)

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3-R. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah :

1. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang definisi sampah rumah tangga dan dampaknya di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru

2. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru

3. Mendeskripsikan pengetahuan ibu rumah tangga tentang metode 3-R di kota Padang khususnya Kel. Jati Baru

B. MANFAAT PENELITIAN

1. Mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan Program 3R

2. Membantu pemerintah dalam rangka penyuluhan program penyelamatan lingkungan.

(27)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Bersifat survey. Sunarto,Kamanto (1993,226) menyatakan bahwa” penelitian yang bersifat survey (survey research) adalah suatu jenis penelitian yang di dalamnya hal-hal hendak diketahui peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (questionnaire) baku”.

B. Subjek penelitian

Adalah ibu rumah tangga tentang pengetahuannya mengenai sampah rumah tangga dan tentang metode 3 R (reuse, recycle, dan reduce, ).

C. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang diteliti dan mempunyai variasi nilai. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3 R

D. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan JatiBaru Padang, pada bulan Juni – Juli 2010.

E. Jenis dan sumber data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data diperoleh dari ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan JatiBaru

F. Populasi

(28)

mengemukakan “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan JatiBaru 1421 orang (Sumber data: kel. JatiBaru 2010).Sampel penelitian ini 10 % dari total populasi ibu rumah tangga dikelurahan Jati Baru. Penarikan sampel dengan cara Purposive Random Sampling yaitu diambil kelompok ibu-.ibu PKK ditiap RW yang semuanya berjumlah 6 RW.

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Instrumen

Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2006:114) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket mencerminkan indikator dari variabel yang diukur, gunanya untuk memperoleh data tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah rumah tangga dan metode 3R

2. Penyusunan Konsep Instrumen

Adapun langkah dalam penyusunan konsep instrumen menurut Sugiyono (2006:116) antara lain:

a. Menetapkan variabel penelitian.

b. Memberikan definisi operasional terhadap variabel-variabel. c. Menentukan indikator yang akan diukur.

d. Menjabarkan indikator menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.

e.Menyusun butir-butir pernyataan sesuai indikator.

(29)

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen

Variabel Indikator Sub indikator Instrumen Item Pengetahun I 2. Sampah an organik 3. Sampah debu

1. Pemilahan 1. maksud pemilahan 2. jenis yang dipilah

5. Kesediaan memilahan 6. Retribusi sampah

2. Penyuluhan 1. Petugas penyuluh 2. Bentuk penyuluhan 3. Media penyuluha n

(30)

H. Pengumpulan data

Menurut Sunarto Kamanto (1993:226) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan questionner (daftar pertanyaan) yang hendak diketahui peneliti.

I. Prosedur penelitian

Penelitian survey mengandung persamaan dengan sensus, perbedaannya adalah pada sensus yang menjadi subyek wawancara adalah seluruh populasi, sedangkan pada teknik survey daftar pertanyaan diajukan pada sejumlah subyek penelitian yang dianggap mewakili populasi.

Subyek penelitian survey merupakan contoh (sampel) suatu populasi. Dan sampel diambil secara acak atau dengan teknik penarikan sampel yang lain sesuai dengan tujuan penelitian.

J. Teknik Analisa Data

Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta

menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca (Nazir, Moh.,Metode Penelitian,2005)

Dalam tahap analisa data kuantitatif jawaban-jawaban yang diberikan para subyek suatu penelitian survey dihitung frekuensinya untuk mencari keteraturan sosial. Dengan memakai data kuantitatif, peneliti dapat mempelajari ada tidaknya kecenderungan tertentu dalam masyarakat. Dalam hal ini adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang sampah dan metode 3-R. Analisa ini dinamakan analisa univariat karena hanya mempelajari satu gejala atau variabel ( Sunarto, kamanto:1993).

Data yang diperoleh selanjutnya di analisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah:

(31)

2. Mengklasifikasikan skor yang diperoleh.

3. Menghitung hasil persentase dari setiap indikator dengan rumus P =

N f

x 100 %

Keterangan :

P = Persentase yang dicari f = Frekuensi jumlah skor N = Jumlah responden

Untuk pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi menurut Sudjana (1982:135) yaitu sebagai berikut:

90 – 100% = Sangat Tinggi 80 – 89% = Tinggi

65 – 76% = Sedang 55 – 64% = Rendah

(32)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data hasil pengumpulan informasi melalui angket dari sampel ibu rumah tangga diolah dengan memakai persentasi dari jawaban yang diberikan pada setiap item pertanyaan. Dari data dan hasil pengolahan tersebut didapatkan analisis sbb;

1. Pengetahuan ibu rumah tangga sangat tinggi (96%) mengenai definisi sampah rumah tangga, Tapi sangat rendah (43% ) yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

2. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi (96.6%) dampak kerugian dari sampah, dimana jika dibuang sembarang dapat mendatangkan penyakit (98,5%), banjir (100%), menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak keindahan kota (95,3%)

3. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi (94.5%) mengenai sampah organik yang mudah terurai (92,5%), Sampah anorganik yang tidak dapat terurai (92%), Sampah debu hasil pembakaran yang berdampak negative terhadap paru-paru (99%), dan pengetahuan ibu rumah tangga sangat rendah (54,3%)tentang sampah berbahaya jenis B3.

4. Pengetahuan ibu rumah tangga rata-rata sangat tinggi (96,3%) tentang sampah bila dikelola dengan baik dapat mempunyai nilai ekonomis.

5. Alasan Ibu rumah tangga melakukan pemisahan sampah antara lain:

a. Sampah organik dapat dijadikan pupuk dan sampah anorganik dapat didaur ulang.

b. Supaya tidak ada bau busuk tidak sedap serta bersih dan rapi. c. Agar gampang dibuang ke TPA atau dibakar

d. Agar sampah kaca dan logam tidak melukai petugas sampah

6. Alasan Ibu rumah tangga yang belum melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga antara lain:

a. Tidak ada tempat sampah umum yang terpisah

(33)

c. Tidak ada tempat sampah dirumah

d. Tidak jelas penanganan selanjutnya setelah dipisah e. Tidak ada gerobak/becak tempat sampahnya dipisah

f. Tidak ada penyuluhan tentang pemilahan sampah dan tidak tahu kegunaannya

g. Tidak diwajibkan, tidak ada waktu, tidak terbiasa/jijik, dan malas serta tidak ada panutan

h. Tetangga tidak membuang terpisah

i. Sampah-sampah akan tercampur juga TPA

j. Tidak ada jadwal pengambilan terpisah untuk sampah organic dan unorganik k. Tempat sampah tidak terawat

7. Ibu rumah tangga yang belum melaksanakan pemisahan sampah ; 79,5 % menyatakan telah memiliki lebih dari satu tempat sampah dirumahnya

8. 67,9% ibu rumah tangga menyatakan ada petugas yang mengambil sampah di rumahnya dan petugas tersebut adalah; petugas dinas kebersihan (60,9%), petugas yang dibayar melalui Rt/Rw (17,2%), Pemulung (5,8%), dan Petugas dibayar pribadi (16,1%). 9. Petugas mengambil sampah di rumah ibu rumah tangga adalah : setiap hari (34,48%), tiga kali seminggu (15,5%), Dua kali seminggu (17,2%), seminggu sekali (12,9%), dan tidak diambil (19,8%). Sedangkan Ibu rumah tangga mengeluarkan sampah dari rumahnya adalah; setiap hari (80,76%), Tiga kali seminggu (13,84%), dua kali seminggu (3,07%), seminggu sekali (2,3%).

10.Cara pengambilan sampah saat ini menurut ibu rumah tangga adalah; Kurang memadai (52,71%), cukupmemadai (31,78%), sangat memadai (15,5%). Yang perlu dtingkatkan antara lain ; Sarana disediakan (29,22%), pengambilan sampah perlu lebih sering/setiap hari (24,02%), sistem pengumpulannya dipisah antara sampah oeganik dan unorganik (22,07%), petugas diperbanyak (16,88%), peralatanya (7,79%).

(34)

12.Masih sangat rendahnya( 47,1 % )ibu rumah tangga membayar retribusi sampah wajib ke Pemda. Pembayaran yang dilakukan melalui : Rekening PDAM (76,05%), melalui Rt/Rw (9,85%), rekening listrik (8,45%), dan lainnya (5,63%).

13.Ibu rumah rangga membuang sampah sisa makanan/sampah dapur : di Tempat sampah dirumah (60,29%), di luar rumah/tempat sampah umum (37,5%), diberikan kepemulung (0,73%), disumbangkan (1,47%). Sampah berbahan dasar kertas dibuang : di Tempat sampah dirumah (36,23%), di luar rumah/tempat sampah umum (36,23%), diberikan kepemulung (21,73%), disumbangkan (1,47%). Sampah berupa plastic dibuang dibuang : di Tempat sampah dirumah (5,03%), di luar rumah/tempat sampah umum (39,56%), diberikan kepemulung (7,91%), disumbangkan (2,15%). Sampah berupa barang-barang bekas dibuang : di Tempat sampah dirumah (38,84%), di luar rumah/tempat sampah umum (56,11%), diberikan kepemulung (5,03%), disumbangkan (0%). Sampah berupa kain (pakaian,sprai, korde) dibuang : di Tempat sampah dirumah (16,17%), di luar rumah/tempat sampah umum (16,17%), diberikan kepemulung (20,58%), disumbangkan (40,44%).

14.Ibu-ibu rumah tangga keinginannya tinggi (80,46%) untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangga tapi tidak pernah ada himbauan untuk melakukannya.

15.Ibu rumah tangga rendah pengetahuannya (62,5%) tentang adanya kegiatan kebersihan lingkungan ditempat tinggalnya. Ini dikarenakan kegiatan tersebut dilakukan : tidak menentu (43,18%), satu bulan sekali (22,47%), satu minggu sekali (13,48%), tiga bulan sekali (10,11%). Tapi keinginan ibu rumah tangga tinggi (80,68%) ikut dalam kegiatan tersebut dan 19,3% menyatakan tidak ikut dengan alasan ; tidak ada waktu karena bekerja (41,66%), telah ada yang mengelola (25%), sudah membayar iuran (16,6%). 16.Menurut ibu rumah tangga yang bertanggungjawab atas kebersihan suatu daerah adalah:

seluruh warga walaupun sudah bayar retribusi (50,03%), Masing-masing warga terhadap lingkungan rumahnya sendiri (40%), pemda kota Padang (5,51%), Rt/Rw ((3,44%). 17.Menurut ibu rumah tangga (87,2%) menyatakan tidak pernah ada penyuluh yang datang

(35)

ceramah (20%.). dan sisanya (12.8%) menyatakan ada penyuluhan tsb dilakukan dalam bentuk ceramah (50,09%) dan pelatihan 31,8%.

18.Penyuluhan penanganan/pengelolaan sampah yang baik menurut ibu rumah tangga : tidak pernah melalui selebaran (86,52%), pernah melalui TV (66,1%), tidak pernah melalui radio (82,25%), tidak pernah (57,02%) melalui koran buku/majalah, tidak pernah melalui internet (79,52).

19.Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program pengelolaan sampah yang disebut metode 3-R (Reduce, Reuse, Recycle, )

20.Pengetahuan ibu rumah tangga pada tingkat sedang (65%) bahwa sampah organik dapat diolah, salah satunya dengan pengkomposan.

21.Sangat rendah (37 %) ibu rumah tangga menanamkan kepada setiap anggota keluarga kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian.

22.Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

23.Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu rumah tangga tentang prinsip reuse yaitu memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Tapi pada umumnya ibu rumah tangga belum mengetahui bahwa hal itu dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

24.Rendah tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (60%) tentang prinsip recycle bahwa barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.

B. Pembahasan

(36)

Jatibaru oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi yang rutin sehingga masyarakat dapat melaksanakan isi undang2 tsb. Hampir semua ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa membuang sampah sembarangan memberi dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, dan mereka juga sebagian besar (79,5%) sudah memilah sampah dan memiliki tempat sampah lebih dari satu tempat sampah tapi menurut mereka cara pengambilan sampah kurang memadai (52,71%) oleh sebab itu system pemilahan dan pengambilan sampah perlu diperbaiki seperti dikatakan oleh Urip Santoso (2009)” Jadi untuk pemilahan sampah sudah dimulai dari lingkungan yang terkecil di masyarkat yaitu di rumah tangga. Sistem yang dilakukan dapat mengacu pada sistem yang diajukan oleh untuk yang lebih luas yaitu pemda. Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri”.

Ibu rumah tangga pada umumnya masih sebagian yang mempunyai pengetahuan tentang metode 3R, karena dari hasil penelitian pengetahuan ibu rumah tangga berada pada tingkat sedang (65%) bahwa sampah organik dapat diolah, salah satunya dengan pengkomposan.

(37)

sampah rumah tangga sehingga mereka mendapat pelajaran yang dapt mereka hayati dan terapkan di sekitar kehidupannya. Hal ini memang sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bloom dalam Subiyanto (1988) “pengetahuan adalah hasil belajar kognitif yang mencakup hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sedangkan tingkat pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari hasil belajar terhadap suatu hal baik dari buku, alam sekitar, orang lain atau pengalaman pribadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(38)

BAB VI 

KESIMPULAN DAN SARAN 

A. Kesimpulan 

Dari  hasil  penelitian  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  pengetahuan  Ibu  rumah  di  kelurahan JatiBaru sebagai berikut : 

4. Umumnya  (96%)  ibu  rumah  tangga  sudah  mengetahui  apa  yang  dimaksud  dengan  sampah rumah tangga, Tapi hanya 43% yang mendengar atau mengetahui tentang UU RI  No.18  tahun  2008  tentang  pengelolaan  sampah.  Jadi  pengetahuan  ibu  rumah  tangga  tentang  UU RI No.18 tahun 2008 perlu ditingkatkan. 

5. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui dampak kerugian dari sampah, dimana 

jika  dibuang  sembarang  dapat  mendatangkan  penyakit  (98,5%),  banjir  (100%),  menimbulkan berbahaya (92,5%), dan merusak  keindahan kota (95,3%) 

6. Umumnya  ibu  rumah  tangga  sudah  mengetahui;  Sampah  organik  yang  mudah  terurai  (92,5%),  Sampah  anorganik  yang  tidak  dapat  terurai  (92%),    Sampah  debu  hasil  pembakaran  yang  berdampak  negative  terhadap  paru‐paru  (99%),  dan  sampah  berbahaya    jenis  B3  (54,3%).  Jadi  pengetahuan  ibu  rumah  tangga  tentang  sampah  berbahaya B3 perlu ditingkatkan. 

7. Umumnya ibu rumah tangga sudah mengetahui bahwa sampah bila dikelola dengan baik  dapat  mempunyai  nilai  ekonomis  (96,3%).  Oleh  sebab  itu  bagi  mereka      penyuluhan  tentang  pengelolaan  sampah  oleh    pemerintah  sangat  tinggi  (94,4%)  diperlukan  ibu  rumah tangga.  

        8,  Umumnya 76% ibu rumah tangga belum mendengar/mengetahui tentang program             pengelolaan sampah yang disebut program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).  

9. Masih pada tingkat sangat rendah (25 %) ibu rumah tangga mengerti mengenai prinsip reduce dilakukan dengan cara minimisasi barang atau material yang dipergunakan atau dengan kata lain semakin banyak menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

10. Dalam tingkatan sedang(67%) pengetahuan ibu  rumah tangga  tentang   prinsip reuse 

(39)

11. Rendah  tingkat  pengetahuan  ibu  rumah  tangga  (60%)  tentang  prinsip  recycle  bahwa 

barang‐barang yang  sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.    

B. SARAN 

       Perlu  kiranya  lebih  mensosialisasikan  tentang  UU  RI  No  18  tentang  sistem  pengelolaan  sampah,  agar  masyarakat  khususnya  ibu  rumah  tangga  mengetahui  dan  melaksanakan isi dari undang2 tersebut.   

       Untuk  bisa  melaksanakan  metode  3R  diharapkan  pemerintah  daerah  secara  berkala  maupun  rutin    memberikan  penyuluhan  tentang  pengelolaan  sampah  rumah  tangga  sehingga  masyarakat  khususnya  ibu  rumah  tangga  memahaminya  dan  akan  mekasanakannya secara swadaya. 

 

 

                         

 

 

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Suharsimin. 2001. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Bina Cipta. Yogyakarta.

Bonnot, F.J. 1993. Diagnosa Komunitas dan Program Kesehatan. Yayasan Essensia Medika, Jakarta.

Dept.Permukiman dan Prasarana Wilayah Dit.Jend. Perumahan dan Pemukiman Dit. Bina Teknik, Brosur penanganan Sampah, 2008

Djuharie, Otong Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Yrama Widya, Bandung.

E. Colink. 1996. Istilah Lingkungan Untuk Manajemen.

Gumbira Said. E. 1987. Sampah Masalah Kita Bersama. Mediayatama Sarana Perkasa. Hadiwiyono. 1983. Penerangan dan Pemanfaatan Sampah. Idayu. Jakarta.

htmlwww.classyfm.co.id Kota Padang Kekurangan Armada Sampah (diakses pada 18 September 2010)

Notoatmodjo, S. 1983. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Nazir, Moh.Ph.D,.2005 Metode Penelitian. Ghalia. Indonesia

Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. Subagyo, Joko. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan dan Pengetahuan Alam. DEKDIKBUD

Sugiyono,2006. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.

Tim Penulis. 2000. Pedoman Pembuatan Karya Ilmiah Skripsi/Tugas Akhir dan Proyek Akhir. Fakultas Teknik Universitas Negri Padang, Padang.

(41)

LAMPIRAN

A. ANGKET : PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH  TANGGA DAN METODE 3‐R      

No. Responden       : ……….. (diisi peneliti)  Nama Responden   : ………...  Alamat Responden : ………..  Umur responden    : ……….  Pendidikan terakhir Responden : ………  Pekerjaan Responden : ……….  Jumlah penghuni rumah : ………  No. Telp. Responden yang dapat dihubungi : 

(diperlukan jika peneliti ingin mengklarifikasi yang berhubungan dalam pengisian data  angket) 

   

Isilah SEMUA pertanyaan dalam angket ini. 

Berilah tanda √ pada pilihan jawaban Anda 

 

PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG SAMPAH RUMAH TANGGA 

1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga?  

Ya, sampah rumah tangga adalah _________________________ 

____________________________________________________ 

Tidak 

2. Apakah Ibu pernah mendengar atau mengetahui bahwa pemerintah telah  

mengeluarkan  UU RI No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah? 

Ya 

Tidak 

3. Apakah Ibu tahu jika sampah yang dibuang sembarangan dan berserakan 

akan mendatangkan penyakit? 

Ya 

Tdak 

4. Apakah Ibu tahu bahwa selain mendatangkan penyakit, sampah juga dapat 

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

B. ORGANISASI PELAKSANA PENELITIAN

1. Ketua Peneliti

Nama lengkap dan Gelar : Dra. Ira Meirina Chair, M.Pd

Pangkat/ Golongan/ NIP : Penata/ III c/ 19620530 198803 2 001

Jabatan Fungsional : Lektor

Jabatan Struktural : Kepala Labor Tata Graha

Fakultas/ Program Studi : Teknik/ Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

Bidang Keahlian : Tata Graha

Anggota Peneliti 1

Nama lengkap dan Gelar : Dra. Wirnelis Syarif

Pangkat/ Golongan/ NIP : Penata/ III c/ 19590326 198503 2 001

Jabatan Fungsional : Lektor

Jabatan Struktural : -

Fakultas/ Program Studi : Teknik/ Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai, bahkan dapat mempunyai nilai

Sedangkan Nugroho, dkk (2007) berpendapat bahwa sampah adalah bahan sisa atau produk sampingan dari kegiatan manusia yang sudah tidak berguna dan kemudian dibuang ( waste

Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran manusia.

Digester anaerobik dapat menggunakan bahan organik dalam jumlah yang besar sebagai bahan masukan, seperti kotoran, manusia, sisa sisa tanaman, sisa proses makanan dan sampah

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai

Sementara menurut Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau

Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan adari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau tidak digunakan lagi