• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.1 Ikan Cencen (Mystacoleucus marginatus);(Foto: Bertua, 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 2.1 Ikan Cencen (Mystacoleucus marginatus);(Foto: Bertua, 2013)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi dan Morfologi

Klasifikasi ikan cencen menurut Kottelat (1993) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Mystacoleucus

Spesies : Mystacoleucus marginatus

Gambar 2.1 Ikan Cencen (Mystacoleucus marginatus);(Foto: Bertua, 2013)

(2)

gelap dibagian punggung.Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, dan sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna orange terang (Kottelat et al., 1993).

Sisik dengan struktur beberapa jari-jari sejajar atau melengkung ke ujung, sedikit atau tidak ada proyeksi jari-jari ke samping. Tonjolan sangat kecil, memanjang dari tulang mata sampai ke moncong dan dari dahi ke antara mata.Sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang, 3-3½ sisik antara gurat sisik dan awal sirip perut (Kottelat at al., 1993).

2.2. Habitat dan Distribusi

Di alam ikan cencen ditemukan hidup di sungai dan anak-anak sungai. Distribusi ikan ini tidak terlalu jauh, yakni dari sungai besar ke anak-anak sungai, dan dataran banjir khususnya musim hujan. Penyebaran alami ikan ini tercatat di Sungai Mekong, Chao Phraya, Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa (http//www.fishbase.com).

Ikan cencen merupakan salah satu ikan asli Indonesia. Ikan ini dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai, danau, dan rawa-rawa dengan lokasi yang disukai adalah terdapat aliran air. Ikan ini memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan suhu tropis 22-280C, serta pH 7 (Kottelat et al., 1993).

2.3 Kebiasaan Makanan Ikan

Ikan seperti halnya binatang lainnya membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannnya.Nutrisi yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.Nutrisi yang dibutuhkan tersebut umumnya berasal dari makanan (Tim Ikhtiologi, 1989).

(3)

vertebrata), tumbuhan (phytoplankton dan tumbuhan air) dan organisme mati (detritus).Semua macam makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan.Faktor-faktor yang menentukan suatu jenis ikan akan memakan suatu jenis organisme adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna, rasa, tekstur makanan dan selera ikan terhadap makanan (Beckman, 1962).

Effendie (2002),mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies ikan adalah umur, tempat dan waktu.Keberadaan makanan alami di alam sangat tergantung dari perubahan lingkungan, seperti kandungan bahan organik, fluktuasi suhu, intensitas cahaya matahari, ruang dan luas makanan. Ikan dengan spesies sama dan hidup di habitat yang berbeda, dapat mempunyai kebiasaan makanan yang tidak sama. Hal ini dipengaruhi oleh faktor penyebaran dari organisme makanan ikan, faktor ketersediaan makanan, faktor pilihan dariikan itu sendiri, dan faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan(Sukimin, 2004).

Makanan merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup ikan.Pertumbuhan optimal memerlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan yang cukup serta seimbang sesuai dengan kondisi perairan.Makanan yang dimanfaatkan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara tubuh dan menggantikan organ-organ tubuh yang rusak, sedangkan kelebihannya digunkan untuk pertumbuhan (Effendie, 2002).

Dua faktor yang dapat merangsang ikan untuk makan. Pertama, faktor yang mempengaruhi motivasi internal atau pendorong ikan untuk makan, termasuk waktu, musim, intensitas cahaya, saat dan jenis makanan terakhir, suhu dan ritme internal lainnya. Kedua, adalah rangsangan makanan yang diterima oleh indera seperti bau, rasa, tampilan, dan sebagainya (Lagler et al., 1977).

(4)

Semua jenis makanan yang tersedia di sekitar ikan tidak semua dimakan dan dapat dicerna dengan baik oleh ikan. Faktor-faktor yang menentukan dimakan atau tidaknya suatu jenis organisme makanan oleh ikan antara lain: ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna (terlihatnya) makanan, dan selera ikan terhadap makanan.Jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu spesies ikan tergantung kepada kebiasaan makanan, kelimpahan makanan, nilai konversi makanan, serta suhu air, juga kondisi umum dari spesies ikan tersebut (Beckman, 1962).

Kebiasaan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara lain habitat hidupnya, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, dan umur ikan. Perubahan lingkungan suatu perairan yang menyebabkan perubahan persediaan makanan akan merubah kebiasaan makan ikan (Effendie, 2002). Seiring dengan perkembangan stadia menuju dewasa, sebagian ikan tetap memakan fitoplankton (Rahardjo et al., 2006).

Ikan pada umumnya akan mencari makanan yang jenis dan ukurannya sesuai dengan bentuk dan ukuran mulutnya. Apabila ikan tersebut bertambah besar maka ikan akan mengubah makanannya baik dalam ukuran maupun kualitasnya (Oktaviani, 2006). Berdasarkan variasi tipe makanan yang dikonsumsi, ikan dibedakan menjadi euriphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit, dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam (Nikolsky, 1963).

2.4. Ukuran Makanan

Rahardjo et al. (2011) mengatakan bahwa, berdasarkan ukuran makanannya ikan dikelompokkan sebagai berikut:

a. Mikrofagus adalah ikan yang makanannya terdiri atas organisme yang berukuran kecil, misalnya plankton dan larva serangga air.

(5)

c. Makrofagus adalah ikan yang makanannya terdiri atas organisme yang berukuran besar, misalnya kepiting, ikan dan hewan avertebrata yang berukuran besar.

2.5. Relung Makanan

Relung adalah ruang tempat populasi dalam struktur komunitas yang tidak bermakna apabila komunitas tidak ada.Relung mengandung semua ikatan diantara populasi, komunitas dan ekosistem tempat populasi berada.Ikatan-ikatan yang terdapat dalam relung tersebut termasuk juga faktor-faktor seperti toleransi ruang dan optimalisasi segala perubahan lingkungan abiotik, organisme pakan dan pemakan, sebaran (selang) ruang hidup spesies dan struktur populasi spesies. Setiap spesies ikan mendiami relung dan luas relung ditentukan oleh pakan dan ukurannya atau disebut juga sebagai luas relung makan (Wirakusumah, 2003).

2.6. Faktor Fisik Kimia Perairan 2.6.1. Suhu

Udara bila dibandingkan dengan air mempunyai kapasitas panas yang lebih tinggi. Air sebanyak 1 kg pada suhu 15 oC dipanaskan hingga 16 oC dibutuhkan energi sebesar 1 kkal. Sementara itu, udara hanya membutuhkan energi sebesar seperempatnya. Dalam setiap penelitian pada ekosistem air, pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem air (Barus, 2004).

Air sifatnya bipolar, yaitu air bersifat sebagai stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara. Keadaan seperti ini menyebabkan jarang adanya perbedaan fluktuasi suhu yang mencolok pada perairan. Sungai dengan aliran air yang cukup deras mempunyai suhu air relatif konstan. Kedalaman yang rendah dan aliran air yang konstan akan menyebabkan tidak terjadinya gradien suhu vertikal (Hariyanto, 2008).

(6)

konsumsi oksigen meningkat, sementara dilain pihak dengan naiknya temperatur akan menyebabkan kelarutan oksigen didalam air menjadi berkurang. Setiap organisme air mempunyai kisaran toleransi yang berbeda terhadap nilai temperatur air. Organisme yang mempunyai kisaran toleransi yang luas (euryterm) dan ada jenis yang mempunyai kisaran toleransi yang sempit (stenoterm). Satu hal yang pasti bahwa tidak ada satu jenis pun organisme air yang mampu hidup dalam kisaran temperatur yang sangat luas (Barus, 2004).

2.6.2.Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Di lapisan permukaan laut, konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh suhu,semakin tinggi suhu maka akan berkurang tingkat kelarutan oksigen dan semakin dalam suatu perairan maka suhu semakin menurun yang menyebabkan kadar oksigen berkurang sehinggadi lapisan air laut diperoleh kadar oksigen minimum. Hal ini berarti bahwa konsentrasi tertinggi untuk gas oksigen terdapat pada lapisan epipelagik (Wibisono, 2005).

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting didalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Kadar oksigen diudara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 21%, air hanya mampu menyerap oksigen sebanyak 1%. Pengaruh oksigen terhadap fisiologis organisme air terutama adalah dalam proses respirasi yang terjadi. Berbeda dengan faktor temperatur yang mempunyai pengaruh yang merata terhadap fisiologis semua organisme air, konsentrasi oksigen terlarut dalam air hanya berpengaruh secara nyata terhadap organisme air yang memang mutlak membutuhkan oksigen terlarut untuk respirasinya (Barus, 2004).

(7)

mg/l adalah perairan yang kurang produktif, sedangkan kandungan oksigen terlarut lebih besar dari 7 mg/l adalah perairan yang tergolong produktif.

2.6.3.Biochemical Oxygen Demand (BOD5)

Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob dalam proses penguraian senyawa organik yang diukur pada temperatur 20oC. Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan dengan proses oksidasi secara kimiawi. Pengukuran BOD didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya terhadap senyawa yang mudah diuraikan sudah mencapai kurang lebih 70%, maka pengukuran yang umum dilakukan adalah pengukuran selama 5 hari (BOD5). Disamping itu bisa juga dilakukan pengukuran selama 1 sampai 2 hari, sesuai dengan kebutuhan dan faktor waktu yang tersedia. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersediannya mikroorganisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu (Barus, 2004).

2.6.4.Derajat Keasaman (pH)

(8)

meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme (Barus, 2004).

2.6.5.Penetrasi Cahaya

Faktor cahaya yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan. Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, juga dipengaruhi oleh substrat dan benda-benda lain yang terdapat di dalam air, vegetasi yang ada di sepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam air (Barus, 2004).

Gambar

Gambar 2.1 Ikan Cencen (Mystacoleucus marginatus);(Foto: Bertua, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Makanan merupakan faktor penting pada suatu organisme, karena dapat menentukan luas penyebaran suatu spesies serta mengontrol besarnya suatu populasi (Astuti et

Makanan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan Garing (Tor tambra), ketersediaan pakan

Analisis tentang hubungan panjang bobot ikan dan pendugaan parameter pertumbuhan sangat penting dalam perikanan sebagai informasi dasar untuk biologi perikanan dan dinamika

Tingginya nilai faktor kondisi di bulan Juli kemungkinan disebabkan karena ikan sedang mengalami pertumbuhan, dapat dilihat dari rata-rata berat ikan banban pada

Analisis tentang hubungan panjang bobot ikan dan pendugaan parameter pertumbuhan sangat penting dalam perikanan sebagai informasi dasar untuk biologi perikanan dan dinamika

Hal ini tentu dipengaruhi jenis atau spesies ikan itu sendiri. Pertumbuhan suatu populasi atau individu berhubungan dengan keberadaan makanan di daerah mereka

Makanan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan Garing ( Tor tambra ), ketersediaan pakan

Pakan ikan merupakan nutrient untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dalam proses kehidupannya, untuk tujuan tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya,