• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab Keseimbangan Pendapatan Nasional Equilib

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "bab Keseimbangan Pendapatan Nasional Equilib"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KESEIMBANGAN

PENDAPATAN NASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Makro.Makalah ini berisi tentang “Keseimbangan Pendapatan Nasional” yang terkait dengan Ekonomi Makro . Tujuan kami membuat makalah ini agar seluruh saudara/i dapat memahami dan mengetahui tentang keseimbangan pendapatan nasional. Karena itu, sangat diharapkan bagi saudara/i jurusan Manajemen untuk memahami semua yang berkaitan dengan dalam keseimbangan pendapatan nasional.

Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan teman kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.

Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya masih dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.

Medan, 11 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 RumusanMasalah...1

1.3Tujuan Penulisan...1

1.4MetodePenulisan...1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Model KeseimbanganPendapatanNasionalDuaSektor...2

2.2 Model Keseimbangan Pendapatan NasionalTiga Sektor...7

2.3 KeseimbanganPerekonomian Terbuka...14

BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan...19

3.2 Daftar Isi...20

(4)

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap periode, perusahaan-perusahaan memproduksi beberapa jumlah barangdan jasa agregat yang disebut keluaran agregat. Keluaran mencakup produksi jasa, barang konsumen, dan barang investasi. Pada masing-masing periode,rumah tangga menerima sejumlah pendapatan agregat. Hal-hal tersebut menjadi penyebab berubahnya keseimbangan pendapatan nasional.Pada periode tertentu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan sesuai kondisi perekonomian. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pada saat pengeluaran agregat melebihi besarnya pendapatan nasional, maka ekspansi akan berlaku. Sebaliknya, pada saat pengeluarana gregat lebih sedikit dari besarnya pendapatan nasional akan terjadi kontraksi.

1.2RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan konsumsi dan pendapatan nasional Indonesia? 2. Bagaimana keseimbangan pendapatan nasional?

3. Apa yang menyebabkan perubahan pendapatan nasional?

4. Apa yang dimaksud dengan pasar uang dan tingkat bunga sertapengaruhnya terhadap pendapatan nasional?

5. Apa saja peran pemerintah untuk mendorong tingkat keseimbangan pendapatan nasional? 6. Apa yang dimaksud dengan pajak dan tingkat keseimbangan pendapatan?

1.3TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro (ekonomi makro) semester kedua yang diampu oleh dosen mata kuliah, Dionisius Sihombing, M.Si.

1.4METODE PENULISAN

Makalah ini berisi kata, kalimat, dan atau paragraf yang dikutip dari bukukarangan yang diterbitkan oleh entitas resmi. Dengan demikian, kami harapkan yakin isi makalah ini sesuai dengan materi yang disodorkan meskipun belum selengkap yang diinginkan.

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

2.1 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor

Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri. Aliran pendapat mempuyai sebagai berikut :

a. Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga. Pemilik faktor faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, upah,bunga dan laba usaha.

b. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk membeli barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi institusi keuangan.

d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga dari institusi institusi keuangan.

Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Pendapatan nasional berada pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya bahwa pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan dari sudut penggunaan nya adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S

Dengan demikian : C + I = Y = C + S

(6)

C + I = C + S

Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C, maka I = S

Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S =I. Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).

Contoh : Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.

 HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

(7)

TABEL Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribu rupiah)

Pendapatan Disposebel (Yd) Pengeluaran Konsumsi (C) Tabungan (S)

(1) (2) (3) diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan (atau kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan dalam kolom (3).

Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan gambaran mengenai ciri – ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan pendapatan disposibel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri – ciri yang digambarkan dalam Tabel 4.1 adalah :

I. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Yd

= 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125.000. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan negatif atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp. 500.000. II. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan

(8)

III. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah tangga lebih daripada Rp.500.00, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh, pada pendapatan Rp. 900.000, konsumsi adalah Rp.800.000 dan ini menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp.100.000.

 ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)

Jika suatu ketika besarnya investasi tidak sama dengan besarnya tabungan, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam perekonomian. Pendapatan nasional (Y), pengeluaran konsumsi (C), dan juga besar nya tabungan (S) berada dalam keadaan ketidak seimbangan (disekuilibirium). Besarnya pendapatan nasional akan terus berubah, sehingga tingkat pendapatan nasional ekuilibirium yang baru akan tercapai yaitu pendapatan nasional dimana besarnya tabungan sama dengan investasi (untuk ekonomi sektor). Demikian juga halnya dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan. Sebelum pendapatan nasional mencapai titik ekuilibirium, pengeluaran konsumsi dan tabungan akan terus mengalami perubahan. Hubungan antara perubahan investasi dengan perubahan pendapatan nasional ekuilibirium yang diakibatkan oleh perunbahan investasi tersebut diterangkan oleh konsep angka pengganda.

Analisiis Multiplier (pengganda) bertujuan menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas tingkat keseimbangan dan terutama keatas tingkat pendapatan nasional.

Angka penggandaan adalah bilangan dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin megetahui besarnya perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan perubahan investasi tersebut, jadi kalau K menunjukkan besarnya multiplier maka ∆Y = K∆I dan besarnya

multiplier adalah : K = ∆ Y

∆ I

(9)

oleh karenanya disamping multiplier investasi yang disebut sebagai investment multiplier atau angka pengganda investasi, masih ada angka angka pengganda lain, misalnya angka pengganda pajak, angka pengganda transfer payment dan lain lainnya.

Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar ∆ l yang akan mengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi Y+∆ Y , maka akan diperoleh angka pengganda tersebut dengan:

Y= 1

Jadi karena koefisien multiplier adalah ∆ Y

∆ I , maka

Dit: Berapa Y ekuilibrium periode awal dan periode kedua, serta berapa koefisien multiplier. Besarnya Pendapatan Nasional periode awal adalah:

Y= 1

1−C(a+I).=

1

1−0,75(20+40)=240m

Pendapatan Nasional periode berikutnya setelah perubahan investasi adalah:

Y= 1

1−C(aI+∆ I).=

1

(10)

Koefisien multipliernya adalah 11 −C=

1 1−0,75=4

Jadi besarnya perubahan Pendapatan Nasional karena perubahan investasi sebesar 40m adalah 4×40m=160m .

Jadi Y+∆ Y=240m+160m=400m

2.2 MODEL KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL 3 SEKTOR

Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor sektor rumah tangga perusahaan, dan pemerintah luar negeri. Jadi untuk menganalisis perekonomian tiga sektor adalah pada hakekatnya perlu mempertahankan peranan pemerintah dan pengaruhnya keatas kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu:

1. Pemungutan pajak oleh pemeritah akan mengurangi pengeluaran agregat dengan pengurangan keatas konsumsi rumah tangga.

2. Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan agregat yaitu G.

Sirkulasi perekonomian 3 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

(11)

Menurut Dewi Ratnasari (2015)aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor adalah sebagai berikut:

a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :

 Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran

pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.

 Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan

nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.

 Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai

akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.

b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

 pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor

produksi dan

 pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :

 dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan

 dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.

(12)

pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan keuntungan dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (Y). Dengan demikian berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor berlaku persamaan berikut : Y=C+S+T. Dalam keseimbangan berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan: C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri maupun ruas kanan maka : I+G=S+T Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah merupakan suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah bocoran.dengan demikian dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan= bocoran. Jadi pada perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:

i. Y=C+I+G atau jika ii. I+G=S+T

Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak kepada pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat atau badan tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari pemerintah dengan Cuma Cuma disebut dengan transfer payment. Dengan demikian pendapatan disposibel akan berkurang kalau membayar pajak dan bertambah bila mendapat pembayaran transfer payment dari pemerintah sehingga kita temui persamaan nya adalah :

Ys=Y+Tr=-Tx

Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :

Y= a+bTrbTx+I+G (Ib)

Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan,contohnya :

C =500+0.8Yd I =100

(13)

Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan : Y =C+IG

Y =500+0,8Yd+100+100

Y =500+0,8(Y+75-50)+100+100 Y =500+0,8Y+60-40+100+100 Y-0,8Y=500+60-40+100+100 (1-0,8)Y=500+20+100+100 0,2Y =720

Y = 720 0,2 Y =3600

C =500+0,8Yd =500+0,8Yd

=500+0,8(3600+75-50) =500+2900

=3400

S =-500+0,2Yd

=-500+0,2(3600+75-50) =-500+720+15-10 =-500+725

=225 Y =C+I+G

3600 =3400+100+100

 ANGKA PENGGANDA(MULTIPLIER) PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR

(14)

tersebut menunjukkan angka yang tnggi, maka berarti perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional.sebaliknya apabila angka pengganda rendah berarti perubahan pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional dengan kelipatan yang kecil juga.

Pada perekonomian model dua sektor kita hanya mengenal satu macam angka pengganda yaitu pengganda investasi.akan tetapi pada perekonomian tiga sektor kita kenal ada enam angka pengganda yaitu:

1. Angka pengganda investasi (I) 2. Angka pengganda konsumsi (C)

3. Angka pengganda pengeluaran pemerintah (G) 4. Angka pengganda transfer payment (Tr) 5. Angka pengganda pajak (Tx)

6. Angka pengganda anggaran belanja seimbang

Kita selesaikan angka pengganda pengeluaran pemerintah (G) keseimbangan awal sebelum terjadi perubahan (G) adalah :

(15)

memperbaiki infrastruktur,menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan membiayai anggota polisi dan tentara untuk menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh dielakkan pemerintah.untuuk dapat membiyai pegeluaran tersebut pemerintah perlu mencari dana.Dana tersebut terutama diperoleh dari pungutan pajak keatas rumah tangga dan pemerintah.uraian dibawah ini secara ringkas menerangkan struktur pajak yang menjadi sumber dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

 PAJAK LANGSUNG DAN PAKJAK TIDAK LANGSUNG

1. Pajak Langsung

Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan dari pihak yang berwajib membayar pajak.setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak.pajak yang dipungut dan dikenakan keatas pendapatan mereka dinamakan pajak langsung, yaitu pajak yang secara langsung dipungutan dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak.

2. Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah paak yang beban nya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu pajak tidak langsung yang penting adalah pajak import. Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Yang mula mula membayar pajak adalah perusahaan perusahaan yag mengimpor barang. Akan tetapi, pada waktu mejual barang impor tersebut, pengimpor akan menambahkan pajak impor yang dibayarnya dalam menentukan harga penjualan. Dengan demikian keuntungannya tidak berkurang. Pada akhirnya, para pembeli yang akan membayar pajak, yaitu dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Contoh lain dari pajak tak langsung adaah pajak penjualan. Pajak ini biasanya ditambahkan ke harga penjualan yang ditentukan oleh pedagang pedagang. Oleh sebab itu pajak penjualan berkecenderungan akan menaikkan kenaikan harga.

 BENTUK BENTUK PAJAK PENDAPATAN

1. PAJAK REGRESIF

(16)

besarnya tanpa memperhatikan pendapatan seseorang dapat digolongkan sebagai pajak regresif. Pajak impor dan pajak penjualan dapat digolongkan sebagai pajak regresif, yaitu kepada orangkaya pajak tersebut merupakan sebagian kecil dari pendapatannya tetapi untuk golongan miskin, ia meliputi persentasi yang lebih besar kepada pendapatan.

2. PAJAK PROPORSIONAL

Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi. Dalam sistem ini tidak dibedakan diantara penduduk yang kaya dan miskin dan diantara perusahaan besar da perusahaan kecil. Mereka harus membayar pajak menurut persentasi yang tetap.

3. PAJAK PROGRESIF

Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat. Pendapatan yang dipajak presentasi pajak

1.sampai Rp.500 ribu 2%

2.Rp.501 ribu-Rp.2 juta 4% 3.Rp.2.001 juta-Rp.5 juta 10%

4.Lebih Rp.5 juta 20%

Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh pendapatan orang-orang yang lebih banyak. Di samping itu sistem ini bertujuan untuk lebih memeratakan pendapatan.

 EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN

(17)

i. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanya pajak yang dipungut tersebut. Persamaan nya: Yd=Y-T

ii. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak keatas konsumsi dan tabungan yang berumahtangga. Kedua analisis tersebut :

i. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlah nya sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional) keatas pengeluaraan konsumsi dan tabungan

ii. Pengaruh pajak proporsional keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.

2.3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau bagaimanapun, secara relatif kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.

(18)

Sumber : http://asngari71.blogspot.com

 EKSPOR, IMPOR, DAN PENGELUARAN AGREGAT

Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.

(19)

pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

 PENENTU EKSPOR IMPOR

Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk mengetahui ciri-ciri tersebut perlu dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi ekspor dan impor sesuatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :

- Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor di sesuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di sebagian negara lain peranannya relatif kecil.

Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Faktor yang lebih penting adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan.

Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.

(20)

tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh pendapatan nasional.

- Faktor-Faktor yang Menentukan Impor

Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga yang membeli barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi diasumsikanbahwa impor terutamadilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor.

B. Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila pengeluaran agregat meliputi pula ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik dan dua pendekatan akan digunakan: pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y = AE ) dan pendekatan suntikan-bocoran.

Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga akan menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan pendapatan, dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.

 SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

(21)

- Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). Dalam formula :

Ket :

AS = Agregat Supply Y = Pendapatan Nasional M = Impor

(22)

KESIMPULAN

1. Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan rumah tangga. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika Y=AE. Sehingga syarat keseimbangan pada perekonomian dua sektor adalah Y=C+I. Pada setiap pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S. Sehingga berlaku persamaan

C+I=C+S → S+I (syarat keseimbangan)

Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu: a. Pendekatan keseimbangan Y=C+I

b. Suntikan = bocoran : I = S

Angka pengganda pada perekonomian dua sektor adalah investasi.

2. Perekonomian tiga sektor adalah suatu ekonomi dimana pelaku-pelaku ekonominya dibedakan atas tiga golongan, perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah. Perekonomian tidak melakukan aktivitas ekspor dan impor.

Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian tiga sektor adalah keadaan dimana pengeluaran agregat yang berlaku adalah sama dengan penawaran agregat atau pendapatan nasional.

Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu: a. Pendekatan keseimbangan Y= C+I

b. Suntikan = bocoran : I=S Dimana Yd=Y+TrTx

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Remus Silalahi, Dkk (2014) PengantarEkonomiMakro, Citapustaka Media, Jakarta. Mankiw N, Gregory (2006) PengantarEkonomiMakro, SalembaEmpat, Jakarta. Sukirno, Sadono (2004) TeoriPengantarEkonomiMakro, RajawaliPers, Jakarta.

https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-dan-4-sektor/

Gambar

TABEL Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penurunan pendapatan nasional terjadi karena dampak penurunan pengeluaran konsumsi, investasi, dan ekspor lebih besar dari pada dampak peningkatan oleh

Sedangkan penurunan pendapatan nasional terjadi karena dampak penurunan pengeluaran konsumsi, investasi, dan ekspor lebih besar dari pada dampak peningkatan oleh

 Definisi dari  perekonomian terbuka  adalah suatu  sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan 

T elah ditunjukkan juga bahwa setiap fungsi yang terintegral Henstock-B ochner maka terintegral Henstock-D unford [ 16], akan tetapi sebaliknya belum tentu berlaku

Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang tejadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama

Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk

DALAM EKONOMI TERBUKA Perubahan dapat memengaruhi daya saing ekspor dan impor, berdampak pada ekspor dan keseimbangan -Faktor-faktor global seperti perubahan dalam permintaan global

FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN  Fungsi konsumsi: suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional pendapatan