• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR

N/A
N/A
MTJ 2.6@Muhammad Restu Ash

Academic year: 2024

Membagikan " BAB IV KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KESEIMBANGAN

EKONOMI DUA SEKTOR

BAB IV

KESEIMBANGAN

EKONOMI DUA SEKTOR

(2)

Perekonomian Tertutup Sederhana

 Tertutup: tidak ada hubungan (perdagangan)

ekonomi dengan dunia luar seperti ekspor-impor atau investasi luar negeri.

 Sederhana: tidak mengenal adanya

transaksi/belanja pemerintah, yang ada hanya konsumsi rumah tangga dan swasta.

 Y = C + I -- sisi permintaan (income) Y = C + S - sisi penawaran (spending)

Investasi bersifat eksogen: investasi berdasarkan pada kebijakan pemerintah semata tanpa

memandang besar kecilnya tingkat pendapatan

nasional dan status investasi.

(3)

 Pada pendapatan rendah, rumah tangga akan mengorek tabungan. Yd = 0

 Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi.

Nilai MPC = b yaitu: 0,5 < MPC < 1

MPC < 1 : konsumsi < kenaikan pendapatan (tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi)

MPC > 0,5 : Sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi.

 Pada pendapatan tinggi, rumah tangga akan

menabung

(4)

KECONDONGAN MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

Kecondongan Mengkonsumsi

 Kecondongan Mengkonsumsi Marginal (MPC): Perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) dengan pertambahan pendapatan diposibel (∆Yd). MPC = ∆C/∆Yd

 Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata (APC):

Perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposibel (Yd). APC = C/Yd

Kecondongan Menabung

 Kecondongan Menabung Marginal (MPS): Perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd). MPS = ∆S/∆Yd

 Kecondongan Menabung Rata-rata (APS): Perbandingan antara tabungan (S) dengan pendapatan disposibel (Yd).

APS = S/Yd

(5)

MENGKONSUMSI DAN MENABUNG

 MPC + MPS = 1

 APC + APS = 1 Pembuktian:

- Yd = C + S, jika semua dibagi dengan Yd, maka:

Yd/Yd = C/Yd + S/Yd 1 = APC + APS

- ∆Yd = ∆C + ∆S, jika semua dibagi dengan ∆Yd, maka

∆Yd/∆Yd = ∆C/∆Yd + ∆S/∆Yd

1 = MPC + MPS

(6)

FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

Fungsi konsumsi: suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) dalam perekonomian.

Fungsi tabungan: suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tabungan rumah tangga dalam

perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) dalam perekonomian.

Fungsi konsumsi dapat diperoleh dengan:

Cara sederhana: C = (APCn – MPC)Yn + MPCY

Cara ekonometrika (rumus regresi sederhana):

C = a + bY, dimana

Y = pendapatan b = MPC = ∆C/∆Y a = autonomos consumtion C = konsumsi

(7)

Lanjutan: Fungsi Tabungan

 Tabungan merupakan sisa pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi, dengan demikian

dapat dirumuskan sbb:

S = Y – C, di mana C = a + bY, sehingga S = Y – (a + bY)

S = Y – a – bY S = Y – bY – a

S = (1 – b)Y – a atau

S = – a + (1 – b)Y - 1 – b = 1 – MPC = MPS

S = – a + MPSY

(8)

Contoh Data untuk Menentukan Fungsi Konsumsi & Tabungan

Y C S

0 90 -90

120 180 -60 240 270 -30

360 360 0

480 450 30 600 540 60 720 630 90 840 720 120 960 810 150 1080 900 180 1200 990 210

Dari skedul tersebut dapat diketahui:

∆Y = 120 (misal dari 240 – 120)

∆C = 90 (misal dari 270 – 180) Dengan demikian dapat diketahui MPC = ∆C/∆Y = 90/120 = 0,75 APC = C/Y = 180/120 = 1,5 Maka:

C = (APCn – MPC)Yn + MPCY C = (1,5 – 0,75).120 + 0,75Y C = 90 + 0,75Y

Atau dengan menggunakan cara:

C = a + bY

a = C pada saat Y = 0 yaitu = 90 b = MPC = 0,75, maka

C = 90 + 0,75Y

(9)

Fungsi Tabungan

Dengan telah diperoleh fungsi konsumsi:

C = a + bY

C = 90 + 0,75Y

Maka dapat diperoleh fungsi tabungan, yaitu:

S = – a + (1 – b)Y

S = -90 + (1 – 0,75)Y

S = -90 + 0,25Y

(10)

Kurva Konsumsi

0 120

0 90 180 270 360 450 540 630 720 810

C

Y C

Y = C

A

B

(11)

Kurva Tabungan

Dalam kurva konsumsi,

pergerakan dari titik A ke B menggambarkan:

Y bertambah sebesar 240 sedangkan C sebesar 180.

Perubahan tersebut

menunjukkan MPC = 0,75 (180/240)

Dalam kurva tabungan,

pergerakan dari titik D ke E menggambarkan:

Y bertambah sebesar 240 sedangkan S sebesar 60 menunjukkan MPS = 0,25 (60/240)

0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780

-120 -90 -60 -30 0 30 60 90 120 S

Y S

D

E

(12)

FUNGSI INVESTASI

 Merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat investasi (I) dengan pendapatan nasional (Y).

 Jika investasi bersifat otonom, maka kurvanya akan sejajar dengan sumbu datar.

 Jika fungsi investasi semakin tinggi apabila pendapatan

nasional meningkat (searah) disebut investasi terpengaruh.

(13)

 Dalam perekonomian dua sektor, keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila:

- Y = C + I (sisi penerimaan) Y = Penawaran Agregat

C + I = Pengeluaran Agregat - Y = C + S (sisi pengeluaran)

 Dengan demikian, keseimbangan pendapatan nasional terjadi bila:

C + I = C + S, sehingga diperoleh hasil I = S

(14)

Rumus atau Pendekatan Perhitungan Y

E

Pendekatan AS = AD = AE AE = Y = C + I,

di mana:

C = a + bY

I = investasi otonom, maka Y = a + bY + I

Y – bY = a + I (1 – b)Y = a + I

Pendekatan Suntikan – Bocoran I = S

MPS I a

b I

Y a  

  1

(15)

Pendekatan Aljabar

Contoh Perhitungan:

Berdasarkan contoh data sebelumnya di mana diketahui:

C = 90 + 0,75Y atau S = -90 + 0,25Y

Jika investasi otonom sebesar 120, maka keseimbangan pendapatan nasional:

Pendekatan AS = AD = YE Pendekatan Suntikan-Bocoran Y = C + I I = S

Y = 90 + 0,75Y + 120 120 = -90 + 0,25Y Y = 210 + 0,75Y 120 + 90 = 0,25Y

Y – 0,75Y = 210 210 = 0,25Y 0,25Y = 210 Y = 210 / 0,25 Y = 840 Y = 840

(16)

Pendekatan Tabel/Skedul

Y C S I C + I Keadaan

0 90 -90 120 210

Expansi 120 180 -60 120 300

240 270 -30 120 390 360 360 0 120 480 480 450 30 120 570 600 540 60 120 660 720 630 90 120 750

840 720 120 120 840 Seimbang 960 810 150 120 930

Kontraksi 1080 900 180 120 1020

1200 990 210 120 1110

(17)

Pendekatan Kurva

0 120 240 360 480 600 720 840 960 1080 1200 1320

0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1020 1080 1140 1200

AE = Y = C + I Y = AE = C + S

C

Y E

I = 120 C dan I

(18)

Pendekatan I = S

0 120 240 360 480 600 720 840 960 1080

-120 -90 -60 -30 0 30 60 90 120 150 180

I S

Y E

(19)

 Di sebelah kiri titik E: I > S sehingga AE > Y, menggalakkan pada pertambahan tingkat kegiatan ekonomi dan Y akan semakin besar (Ekspansi)

 Di sebelah kanan titik E : S > I sehingga AE < Y, Pertambahan persediaan barang-barang yang

berlaku akan mendorong pengusaha menurunkan kegiatannya (Kontraksi)

 Pada titik E: I = S, pengusaha tidak melakukan pertambahan maupun pengurangan tingkat

kegiatan

(20)

Dampak Ketidakseimbangan

LOGO

Tabungan dengan Investasi

 Deflationary Gap (DG): Kecenderungan turunnya harga-harga (deplasi) sebagai akibat dari tabungan lebih besar dari pada investasi (S > I).

DG terjadi jika Y

F

> Y

E

dan S

F

> I DG = S

F

– I

 Inflationary Gap (IG): Kecenderungan naiknya harga-harga (inflasi) sebagai akibat investasi lebih besar dari tabungan (I > S).

IG terjadi jika Y

F

< Y

E

dan S

F

< I IG = I – S

F

 Keterangan: F adalah full employment dan E

adalah equilibrium

(21)

Contoh soal

 Berdasarkan data sebelumnya, diketahui:

C = 90 + 0,75Y atau S = -90 + 0,25Y I = 120

 Jika diketahui YF1 = 600 dan YF2 = 1200, apa yang terjadi pada perekonomian? Berapa besarnya?

 Penyelesaian

SF1 = -90 + 0,25YF1 Y = C + I

SF1 = -90 + 0,25(600) Y = 90 + 0,75Y + 120 SF1 = -90 + 150 Y – 0,75Y = 210

SF1 = 60 0,25Y = 210 Y = 840 = YE

YF < YE (600 < 840) Dengan demikian terjadi SF < I (60 < 120) inflationary gap (IG) = I – SF

IG = 120 – 60 = 60

(22)

Lanjutan contoh soal

 YF2 = 1200

SF2 = -90 + 0,25YF2

SF2 = -90 + 0,25(1200) SF2 = -90 + 300

SF2 = 210

 YF > YE (1200 > 840) SF > I (210 > 120)

 Dengan demikian terjadi Deflationary Gap (DG) DG = SF – I

DG = 210 – 120 DG = 90

(23)

0 120 240 360 480 600 720 840 960 1080 1200 1320 0

90 180 270 360 450 540 630 720 810 900 990 1080 1170 1260

C C + I Y = AE

Y C, I

YE1 YF1 YE2 YF2

IG

DG

0 120 240 360 480 600 720 840 960 1080 1200 1320

-120 -90 -60 -30 0 30 60 90 120 150 180 210 240

I S

Y I, S

YE1 YF1 YE2 YF2

E IG

DG

(24)

PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER

Perubahan keseimbangan pendapatan nasional (∆Y) dalam

perekonomian 2 sektor disebabkan oleh perubahan investasi (∆I)

Jika investasi (I) naik maka pengeluaran agregat (AE = C + I) juga akan naik, sebaliknya jika investasi turun maka AE juga turun.

Analisis multiplier bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan (naik/turun) AE terhadap tingkat keseimbangan pendapatan nasional.

Nilai multiplier menunjukkan perbandingan antara jumlah

pertambahan/pengurangan pendapatan nasional (∆Y) dengan jumlah pertambahan/pengurangan pengeluaran agregat (∆AE).

Formula multiplier: ∆Y = [1/(1 – b)] x ∆I atau

∆Y = (1/MPS) x ∆I

Perubahan keseimbangan pendapatan nasional Yn = Yn-1 + ∆Y

(25)

Contoh soal

 Berdasarkan data sebelumnya:

 C = 90 + 0,75Y I = 120

 Jika investasi naik sebesar 20, berapakah pendapatan nasional yang baru?

 Penyelesaian:

Pendekatan AE: Pendekatan Multiplier Y = C + I ∆Y = (1/MPS) x ∆I

Y = 90 + 0,75Y + (120 + 20) ∆Y = (1/0,25) x 20 Y = 90 + 0,75Y + 140 ∆Y = 80

Y = 230 + 0,75Y Yn = Yn-1 + ∆Y Y – 0,75Y = 230 Yn = 840 + 80 0,25 Y = 230 Yn = 920

Y = 920

Referensi

Dokumen terkait

Pengeluaran sektor rumah tangga akan selalu sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi tersebut dalam

Fungsi konsumsi dan tabungan dalam pendekatan ekonomi konvensional Dalam perhitungan pendapatan nasional, pendapatan yang dihasilkan rumah tangga konsumen merupakan sisi

Analisis pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup  Konsep  Fungsi konsumsi  Fungsi Tabungan  Pendapatan Keseimbangan Pembelajaran Kooperatif, Diskusi 75’

Fungsi konsumsi akan selalu terbalik dengan fungsi simpanan, hal ini karena pada perekonomian sederhana, jika pendapatan disposable (Yd) yang dimiliki tidak

Fungsi tabungan adalah fungsi yang menghubungkan tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian

Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-  barang dan jasa-jasa

Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor terjadi ketika pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga sama dengan pengeluaran sektor rumah tangga untuk membeli

 Perekonomian tiga sektor: perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah  Perekonomian tiga sektor termasuk dalam perekonomian tertutup karena tidak