• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemiskinan Tantangan Struktural Dan Kult

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kemiskinan Tantangan Struktural Dan Kult"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Kemiskinan :

Tantangan Struktural Dan Kultural

Oleh : Mustaqim NRP :I353150161

Program Studi Sosiologi Pedesaan Fakultas Ekologi Manusia, Sekolah Pascasarjana IPB

Email: mustaqim_23@apps.ipb.ac.id

Kemiskinan di indonesia merupakan persoalan mendesak yang membutuhkan penanganan segera, tidak hanya di pedesaan tetapi juga diperkotaan. Satu ciri yang paling menonjol masyarakar miskin adalah tidak adanya akses sarana dan prasarana dasar lingkungan yang ditandai dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang yang jauh dibawah standar kelayakan, seperti buruknya sanitasi dan akses kesehatan. kondisi ini selain merupakan implikasi dari ketidakpastian pendapat dari pencaharian, juga diakibatkan oleh minimnya lapangan kerja dan rendahnya tingkat pendidikan. Melihat permasalahan kemiskinan tidak cukup pada gejala gejala fisik yang tempak dari luar dan dari satu faktor saja. Persoalan kemiskinan harus ditinjau secara utuh dan multidimensi baik dimensi politik, sosial, ekonomi, akses dan aset. Menurut Selo Soemardjan (1980 : 5), kemiskinan yang dialami oleh seorang individu oleh karena dia malas bekerja atau oleh karena dia terus-menerus sakit maka kemiskinan yang demikian adalah bersifat individual, sedangkan “kemiskinan struktural” adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Jika persoalan struktur maka struktur masyarakat kita ini dapat diubah sedemikian rupa sehingga tidak terdapat lagi didalamnya “ kemelaratan struktural” dan sebaliknya. Berbekal cara pandang demikian diharapkan kemiskinan tertangani lebih mendalam dan menyeluruh.

Konseptualisasi

Pengkajian mengenai kemiskinan dan pembangunan pedesaan dengan menggunakan pendekatan teori dan konseptualisasi merupakan respon terhadap masalah dan mempengarui bagaimana masalah dikemukakan. Bagaimanapun, menggambarkan hubungan antara kemiskinan dengan pembangunan pedesaan adalah berbeda menurut pandangan dan konseptualisasi. Berbagai konseptualisasi mengenai kemiskinan yang ditawarkan dan perdebatan yang berlangsung memiliki kekuatan dan kelemahannya masing masing. Pendekatan struktural yang lebih dominan kuantifikasi terhadap kemiskinan memiliki kekuatan pada pengangkaan dan kemampuan prediksi terhadap unsur-unsur yang berkaitan dengan gejala kemiskinan dalam kehidupan suatu masyarakat. Tetapi konseptualiasi kemiskinan struktural seperti ini memiliki kelemahan karena mengabaikan proses kehidupan yang dijalani oleh orang yang didefinisikan miskin itu sendiri.

(2)

harus serasi dengan yang lain sehingga menjelaskan apresiasi sosiobudaya dan ekonomi internal masyarakat dan cara cara bagaimana suatu sistem produksi dan tingkah laku berfungsi untuk membatasi pertumbuhan ekonomi

Dalam kajian ilmu sosial juga berlangsung perdebatan sengit konseptualisasi mengenai kemiskinan dan bagaimana mengurangi angka kemiskinan. Berbagai perdebatan itu berlangsung, Namun tetap perlu ada patokan dalam melihat kemiskinan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam hal ini tampaknya pendekatan kemiskinan yang bersifat struktural menjadi pilihan dalam menyelesaikan masalah dan pencapaian tujuan dari proses pembangunan yang berlangsung.

Pandangan struktural sistem yang mengutamakan usaha pengindentifikasi kelompok sosial, kedudukan sosial dan kerukunan intitusi intitusi utama dan menggabarkan bagaimana kesemua ini saling berhubungan secara fungsional dan mungkin berubah pada saat adanya pengaruh internal baru. Pada saat ini, Pemerintah sejatinya memainkan konseptualisasi peranan penting dalam menentukan corak perubahan struktur maupun budaya yang berlaku. Selanjutnya berhubungan dengan mempertanyakan bagaimana dasar pembangunan tertentu akan mengefektifikasi kawasan dan mengindentifikasi kemiskinan. Artinya hubungan proses dan perubahan tingkat lokal pada struktur keluarga, politik, ideologi dan agama dengan perkembangan ekonomi nasional, dan juga peranan negara sebagai suatu keutuhan “bangunan sosial”.

Pendekatan Agama Sebagai Tranformasi Baru

Karena miskin dekat dengan kufur maka kemiskinan adalah musuh berbuyutan umat manusia sepanjang sejarah. Islam berusaha keras mengentasnya melalui beberapa strategi dan jalur khusus. Strategi dan jalur tersebut dikenal dengan zakat. Strategi ini menurut referensi islam dinyatakan bahwa salah satu fungsi zakat yang dominan adalah membantu pengetasan kemiskinan. Kewajiban zakat yang telah ditetapkan oleh syariat islam sebesar 2,5% dari harta kekayaan. Zakat hasil pertanian, zakatnya sebagaimana yang telah ditetapkan Nabi, dengan sabdanya “ yang disiram dengan air hujan zakatnya 10% dan yang disiram dengan qirab ( tenaga dan alat alat ) zakatnya 5%. Itulah sekelumit tentang tatanan islam dan hukumnya dalam usaha mengentaskan kemiskinan.

Bila kita menyaksikan realita di mana penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim dan prosentase kemiskinan tetap tinggi, namun belum memamfaatkan zakat menjadi satu instrument penting dalam program penurunan angka kemiskinan adalah menjadi kewajiban Pemerintah Indonesia melalui stakeholder yang ada untuk mewujudkanya. Realiatas sosial karena miskin masyarakat tidak mampu mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan, makanan bergizi, perumahan yang memadai, dan tidak dapat memasuki pasar tenaga kerja. Bahkan, kemiskinan juga dapat menyebabkan seseorang tidak dapat memasuki jaringan komunikasi sosial karena perbedaan status sosial-ekonomi dari anggota lainnya dalam jaringan sosial.

Daftar Pustaka

Alfian, Mely G. Tan, dan Selo Soemardjan (eds.), 1980, Kemiskinan Struktural; Suatu Bunga Rampai, HIPIS, Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. SK Rektor No. 232/P/2010 ). Status Studi Lanjut : Tidak sedang

Farmasi dapat terletak dimana mana baik itu perusahaan perseorangan maupun didalam rumah sakit, sebagai penyedia obat obatan sebuah farmasi dapat dikategorikan bergerak di

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian hold relax stretching dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk mengurangi nyeri otot

Adapun persiapan yang dilakukan antara lain: (1) melakukan studi pustaka mengenai hypnoteraphy serta bagaimana pelaksanaanya, (2) menentukan tempat yang akan menjadi

Konteks bahasa nonverbal adalah konteks situasional, yaitu interaksi pembelajaran di dalam kelas, penutur sedang memberikan penjelasan materi kepada mitra tutur.. Penutur adalah

serta berkat bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing bisa diambil manfaatnya dan sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman sehingga kedepannya praktikan dalam

PENGEMBANGAN PROTOTYPE BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS INTERTEKSTUAL PAD A MATERI ASAM BASA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR