Definisi dan Tujuan Negara
1a.DEFINISI NEGARA
Harold J. Laski
, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasian karena mempunyai
wewenang yang bersifat mamaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian masyarakat itu.
Rogert H. Soltau
,
Negara
ialah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
Max Weber
, Negara yaitu suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
Robert M. Maclver
, Negara merupakan asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan
memaksa
*
KESIMPULAN PENGERTIAN NEGARA ,Negara
adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya
ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan monopolitis dari kekuasaan
yang sah.
1b.TUJUAN NEGARA
Rogert H. Sultay
, tujuan suatu negara adalah memungkinkan rakyatnya untuk berkembang serta
menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
Harold J. Laski
, tujuan negara ialah menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan secara maksimal.
Tujuan Negara Indonesia
terdapat di dalam pembahasan Undang-undang Dasar 1945,
Tujuan
Negara Indonesia
adalah untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang didasarkan pada kemerdekaan, perdamaan abadi dan keadilan sosial.
2.DEMOKRASI
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara
.
DEFINISI DEMOKRASI MENURUT AHLI :
Abraham Lincoln ,Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Charles Costello ,Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi
hak-hak perorangan warga negara.
John L. Esposito ,Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh
karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi
pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif.
Hans Kelsen ,Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di mana rakyat telah
yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam
melaksanakan kekuasaan Negara.
Sidney Hook ,Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
C.F. Strong ,Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota
dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas
tersebut.
Hannry B. Mayo ,Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil
yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan
politik.
Merriem ,Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh
mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh
mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya
dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat
umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau
privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh
penduduk dewasa dapat memberikan suara.
3.PERBEDAAN S,PARLEMENTER DAN PRESIDENSIL
Sistem presidensial
Sistem presidensial
(presidensial), atau disebut juga dengan
sistem kongresional
, merupakan
sistem
pemerintahan
negara
republik
di mana kekuasan
eksekutif
dipilih melalui
pemilu
dan terpisah dengan
kekuasan
legislatif
.
Menurut
Rod Hague
, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden
yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang
terkait.
Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan.
Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah
subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika
presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi
presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil
presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh
Amerika Serikat
,
Filipina
,
Indonesia
dan sebagian besar negara-negara
Amerika
Latin
dan
Amerika Tengah
.
Ciri-ciri sistem presidensial
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :
Dikepalai oleh seorang presiden sebagai
kepala pemerintahan
sekaligus
kepala negara
.
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan
demokrasi
rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau
melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki
hak prerogratif
(hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri
-menteri
yang memimpin
departemen
dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif).
Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
]Kelebihan dan kelemahan sistem presidensial
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden
Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk
anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif
sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.
Sistem parlementer
Sistem parlementer
adalah sebuah sistem pemerintahan di mana
parlemen
memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri
dan parlemen pun
dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam
mosi tidak percaya
. Berbeda
dengan
sistem presidensiil
, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang
presiden
dan seorang perdana menteri,
yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol
kepala negara
saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh
cabang eksekutif pemerintah
tergantung dari dukungan secara langsung atau
tidak langsung
cabang legislatif
, atau
parlemen
, sering dikemukakan melalui sebuah
veto keyakinan
. Oleh karena
itu, tidak ada
pemisahan kekuasaan
yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari
beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam
sebuah
republik
kepresidenan.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah
Inggris
,
Jepang
,
Belanda
,
Malaysia
,
Singapura
dan
sebagainya.
[
sunting
]Ciri-ciri sistem parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
§ Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan
sedangkan
kepala negara
dikepalai oleh
presiden/raja.
§ Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
§ Perdana menteri memiliki
hak prerogratif
(hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri
-menteri
yang memimpin
departemen
dan non-departemen.
§ Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
§ Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
§ Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
[
sunting
]Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
§ Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan
legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
§ Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
§ Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam
menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:
§ Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu
kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
§ Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya
karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
§ Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan
berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
§ Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya..
TEORI KEKUASAAN
TEORI KEKUATAN TEORI PERJANJIAN TEORI ETIKA TEORI ABSOLUT TEORI PSIKOLOGI
TEORI TEOKRASI
Teori ini beranggapan bahwa tindakan penguasa/negara selalu benar, sebab negara itu hasil ciptaan Tuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsungà penguasa itu berkuasa krn menerima wahyu dari Tuhan. Secara tidak langsungà penguasa berkuasa krn kodrat Tuhan.
Teokrasi Langsung
o Yang berkuasa di dlm negara adalah Tuhan secara langsung.
o Adanya negara atas kehendak Tuhan dan yg memerintah adalah Tuhan.
o Sebelum PD II, rakyat Jepang mengakui rajanya sebagai anak Tuhan.
o Di Mesir Kuno, Firaun mengklaim dirinya sebagai Tuhan.
Teokrasi Tidak Langsung
o Dikatakan tidak langsung krn bukan Tuhan sendiri yg memerintah melainkan raja atas nama atau pemberian Tuhan.
o Raja dipandang sbg simbol yg diberikan tugas suci (mission sacred) sbg perintah Tuhan.
AGUSTINUS “DE CIVITAS DEI ”
Ada dua macam kehidupan yg berasal dari anak Adam (Abel/Habil dan Kain/Kabil)
Civitas Dei à Negara ciptaan Tuhan. Negara yg tunduk pd hukum-hukum dan kepemimpinan gereja.
Civitas Terrana/Diaboli à Negara duniawi atau buatan setan. Negara yg tidak mengikuti hukum-hukum gereja.
THOMAS AQUINAS
Tidak ada negara buatan setan. Semua negara merupakan perwujudan kehendak Tuhan.
Negara lahir dari pergaulan antarmanusia yg ditentukan oleh hukum dan tata alam. Shg, ada negara “Civitas Dei” dan “Civitas Terrana”.
Sebaik-baiknya negara adalah yg tunduk pada hukum-hukum gereja (Civitas Dei).
Tokoh Teori Teokrasi lainnya
n FRIEDRICH JULIUS STAHL:
Negara lahir karena takdir Ilahi, termasuk kekuasaan yg dimiliki negara juga karena kehendak dan kekuasaan Tuhan. n FRIEDRICH HEGEL:
“The march of God in the world” à prilaku Tuhan di dunia.
TEORI KEKUATAN
¢ Kekuatan materi/ekonomi à orang yg memiliki harta atau orang kaya.
¢ Kekuatan politik à orang yg berpengaruh, baik kepandaian maupun karena keturunan bangsawan
Teori Kekuatan Fisik • THOMAS HOBBES • NICCOLO MACHIAVELLI • LEON DUGUIT
• FRANZ OPPENHEIMER
THOMAS HOBBES “Leviathan”
Ø Dua macam status manusia: “status naturalis” yaitu status manusia sebelum ada negara, dan “status civilis” yaitu status manusia setelah ada negara sbg warga negara
Ø Status naturalis à manusia sbg srigala terhadap manusia yg lain(homo homini lupus); perang semua melawan semua (bellum omnium contra omnes).
Ø Raja adalah orang yg kuat fisiknya, yg melebihi kekuatan warga lainnya agar dpt mengatasi segala kekacauan yg timbul dlm masyarakat.
NICCOLO MACHIAVELLI “Il Principle ”
n Raja harus kuat dan tahu cara mengatasi segala kekacauan yg dihadapi negara. Ia dpt mempergunakan segala alat yg menguntungkan baginya. Jika perlu, alat yg digunakan boleh melanggar perikemanusiaan.
n Demi mencapai tujuan (keutuhan negara) segala cara dapat digunakan. à “Tujuan menghalalkan cara”.
Tokoh-Tokoh Penganut Teori Kekuatan
n LEON DUGUIT:
Mereka yg paling kuat (lesplus forts) yg dpt memaksakan kehendaknya kpd pihak lain, baik karena faktor fisik, intelegensia, ekonomi, maupun agama.
n FRANZ OPPENHEIMER:
Negara merupakan susunan masyarakat yg oleh golongan yg menang dipaksakan kpd golongan yg ditaklukkan dgn maksud utk mengatur kekuasaan golongan yg satu atas golongan yg lain dan melindungi terhadap ancaman pihak lain.
Teori Kekuatan Ekonomi KARL MARX:
Negara merupakan alat kekuasaan bagi segolongan manusia dlm masyarakat utk menindas golongan lainnya guna mencapai tujuan.
Dalam negara, masyarakat terbagi dlm dua kelas yg saling bertentangan, yaitu kaum yg ekonominya kuat dan kaum
ekonomi lemah.
Pertentangan antara kedua kelas itu, tidak lain untuk merebut kekuasaan dlm negara, sebab negara adalah alat kekuasaan.
Teori Kekuatan Politik
n Patrimonial à “patrimonium” atau kepemilikan.
aliran-aliran dalam Ilmu Negara :
1. Socrates. Adalah sarjana yang memperkenalkan istilah "theoria" sebagai pengetahuan. Menurut Socrates tugas negara adalah mendidik warga negaranya dalam keutamaan yaitu memajukan kebahagiaan para warga negara dan membuat jiwa mereka sebaik mungkin. Seorang pengasa negara harus mempunyai pengertian tentang "yang baik".
2. Plato. Dalam bukunya yang berjudul "Politieia", Plato menulis tentang bagaimanakah corak negara yang sebainya atau bentuk negara yang bagaimanakah sebagai negara ideal. Ilmu Negara pada masa Plato merupakan cakupan dari seluruh kehidupan yang meliputi Polis (negara kota), akan tetapi tidak diterangkan apa yang dimaksud dengan negara itu dan ia hanya menggambarkan negara-negara dalam bentuk ideal. Plato menyamakan negara dengan manusia yang mempunyai tiga kemampuan jiwa, yaitu Kehendak, Akal pikiran, dan Perasaan. Dan sesuai dengan kemampuan jiwa yang ada pada manusia tersebut, maka dalam negarapun juga terdapat tiga golongan masyarakat yang mempunyai kemampuannya masing-masing. Yang pertama, disebut golongan yang memerintah yang merupakan otaknya di dalam negara dengan menggunakan akal pikirannya. Orang yang mampu memerintah adalah orang yang mempunyai kemampuan, dalam hal ini seorang raja yang berfilsafat tinggi. Yang kedua, disebut golongan ksatria/prajurit yang bertugas menjaga keamanan negara jika diserang dari luar atau kalau keadaaan di dalam negara mengalami kekacauan. Yang ketiga, disebut golongan rakyat biasa yang terdiri dari petani dan pedagang. Pada saat itu orang menganggap bahwa golongan ini termasuk golongan yang terendah dalam masyarakat.
3.
Aristoteles. Dalam bukunya yang berjudul "Politica", Aristoteles menyebutkan bahwa tugas negara adalah menyelenggarakan kepentingan umum. Aristoteles membedakan negara menjadi 3 bentuk, yaitu Monarkhi, Aristokrasi, dan Politeia4.
Thomas Aquino. Seorang tokoh penting pada jaman abad pertengahan, menurut pendapatnya kedudukan negara di dalam masyarakat berpangkal pada manusia sebagai mahkluk masyarakat (animal social), disamping manusia sebagai mahkluk politik (animal politicum).Tugas negara menurut Thomas Aquino adalah menyempurnakan tertib hukum, selain juga harusmenyelenggarakan kesejahteraan umum warga negaranya. Negara harus membebaskan diri untuk mencampuri urusan orang perseorangan, keluarga dan masyarakat dengan hukum-hukum lainnya karena mereka lebih mengenal akan kepentingan mereka sendiri dan lebih tahu bagaimana caranya menyelenggarakan kepentingannya tersebut. Apabila kepentingan umum dirugikan, maka negara harus campur tangan antara masyarakat hukum yang satu terhadap masyarakat hukum yang lainnya. Pada Jaman Thomas Aquino ini berkembang pemikiran untuk mencari suatu peraturan hukum yang lebih sempurna dari hukum positif, yang kemudian disebut Hukum Alam yang sifatnya abadi dan tidak berubah-ubah karena pengaruh waktu dan tempat. Hukum Alam ini adalah hukum yang timbul dari kodrat manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang berbudi luhur. Asas dari hukum alam ini disebut sebagai asas primer
5. Aliran Calvinis. Paham dari aliran Calvinis mendasarkan ajarannya pada kedaulatan Tuhan dan mengembalikan semua kekuasaan kepada Tuhan, hanya saja aliran ini tidak mengakui gereja sebagai perantara dari Tuhan dan juga tidak mengakui kekuasaan dari Paus. Kekuasaan negara adalah langsung berdasarkan kekuasaan Tuhan. Menurut aliran Calvinis kekuasaan negara merupakan pemberian dari Tuhan yang dipegang oleh seorang raja. Kekuasaan negara menurut aliran ini dibatasi, bahwa negara tidak bisa campur tangan terhadap golongan-golongan yang telah ada dalam masyarakat, seperti keluarga perusahaan, kesenian, dan lain-lain. Asas yang terkenal pada aliran ini adalah kedaulatannya di dalam lingkungannya sendiri, yang berarti bahwa mereka bebas dalam menyelenggarakan kepentingannya sendiri tanpa dicampuri oleh negara.
idealisme, yang beranggapan bahwa negara harus didewakan yang akhirnya melahirkan paham tentang kedaulatan negara yaitu menganggap bahwa semua kekuasaan bersumber pada negara.
7. Karl Marx. Dalam bukunya yang berjudul "Das Komunistische Manifest" tahun 1848, Karl Marx menyebutkan bahwa negara akan tetap ada sebagai suatu organisasi akibat dari suatu penjelmaaan dari sejarah dan sebagai hasil dari kehidupan manusia itu sendiri. Negara sebagai alat kekuasaan untuk menindas dan menguasai golongan lain akan lenyap dan berubah menjadi masyarakat yang tidak bernegara dan tidak berkelas, ajaran Marx ini disebut sosialisme ilmiah, suatu sosialisme yang telah memperoleh penilaian sebagai ilmu pengetahuan karena ajarannya mengandung kebenaran bagi kaum komunis. Pendapat Marx selanjutnya adalah suatu keharusan dari perkembangan sejarah manusia bahwa masyarakat akan menuju sosialisme yang dipimpin oleh diktator proletar.
8. Aliran Fascisme. Paham ini mengajarkan bahwa kedaulatan tertinggi terletak pada negara, dan tidak mengakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi dari negara. Paham ini juga menolak adanya negara hukum yang demokratis dimana dalam negara demokratis diakui adanya hak-hak kemerdekaan manusia. Menurut ajaran ini semua kekuasaan dipusatkan pada negara, dalam negara hanya ada satu partai sebagai elit dan partai-partai lain tidak diakui. Negara adalah satu dan sama. Karena sifat-sifatnya itu negara facis mempunyai ciri otoriter, totaliter, dan korporatif. Jadi dalam negara facis orang tidak mengenal negara hukum yang dapat menjamin kebebasan hukum dan kebebasan politik dari warganegaranya.
9.
Aliran National Sosialisme. Paham ini berkembang di Jerman, menurut paham ini bangsa Jerman merupakan bangsa yang paling utama di dunia. Paham national sosialisme ini dihidupkan di atas mytos bahwa bangsa Jerman yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari bangsa-bangsa di dunia, baik mengenai ciri-ciri jasmaniahnya maupun ciri-ciri rohaniahnya10.Aliran Liberalisme
. Paham ini dikenalkan oleh Emmanuel Kant, yang menghendaki kebebasan rakyat dari campur tangan pemerintah dengan mengemukakan unsur-unsur yang penting dalam negara hukum, seperti hak azasi manusia dan pembagian kekuasaan negara. Dari ajaranEmmanuel Kant ini ternyata bahwa negara hukum tidak dapat dipertahankan lagi tanpa campur tangan pemerintah terhadap kemakmuran rakyatnya. Pemerintah tidak bisa tinggal diam