ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA MUTU PROYEK JALAN PERKERASAN LENTUR
DI KABUPATEN PASAMAN BARAT
(STUDI KASUS : PT. X )Nofri Yenri
1, Zaidir
2, Wardi
3 1Program Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, 2Jurusan Teknik Sipil, FT-Universitas Andalas, 3Jurusan Teknik Industri, FTI-Universitas Bung Hatta
Email-ny76_parama@yahoo.co.id
Abstrak
Pembangunan jalan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai pendukung utama dalam aktifitas ekonomi, baik yang terletak pada perkotaan maupun pada daerah, dan pengembangan wilayah. Pada pelaksanaan pekerjaan proyek-proyek jalan perkerasan lentur yang dikerjakan oleh PT X menurut data yang ada rendahnya kinerja mutu. Indikator suksesnya pelaksanaan suatu proyek salah satunya adalah kinerja mutu. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mutu pelaksanaan proyek jalan jenis perkerasan lentur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang dominan penyebab rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur pada kontraktor di Kabupaten Pasaman Barat. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 76 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian hanya terdapat 36 variabel yang berpengaruh pada penyebab rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur, yang tergabung dalam 4 faktor. Didapatkan 3 faktor yang dominan mempengaruhi terhadap rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur yaitu ; Sumber daya manusia dan perencanaan, kualifikasi kontraktor, strategi dan kebijakan, Manajemen keuangan dan kinerja kontraktor.
Kata Kunci : Kinerja Mutu, Proyek Jalan, Manajemen kualitas
Abstract
Road construction is much needed as the main supporter of the economic activity, both located in urban as well as in the area, and regional development. In the implementation of road projects work flexible pavement done by PT X according to the low performance of existing data quality. Indicators of successful implementation of a project one of which is performance quality. Indicators of successful implementation of a project one of which is performance quality. Many factors affect the performance of the quality of project implementation road flexible pavement types. This study aimed to determine the dominant cause of low quality performance of the project during the implementation phase of road projects on the flexible pavement contractors in West Pasaman. The results of this study showed that of the 76 variables were identified at the beginning of the study only contained 36 variables that affect the causes of low quality performance of flexible pavement road projects, which are members of the 4 factors. 3 obtained the dominant factor affecting the low quality performance of flexible pavement road projects namely; Human resources and planning, contractor qualifications, strategies and policies, financial management and performance contracting.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Latar masalah dilihat dari peruntukannya jalan dibagi atas jalan umum untuk lalu lintas umum dan jalan khusus untuk bukan lalu lintas umum. Pengelompokan jalan umum mencakup sistim jaringan jalan primer dan sekunder yang berdasarkan fungsinya di kelompokkan atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Selanjutnya sesuai statusnya di kelompokkan atas jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Sedangkan pengertian jalan itu sendiri menurut undang-undang nomor 38 tahun 2004 adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Jalan sebagai bagian insfrastruktur mempunyai peran yang penting dalam sistim transportasi nasional, menurut Dirjen Binamarga, dengan melayani 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang pada jaringan jalan yang ada. Manfaat strategis jalan juga antara lain adalah menciptakan lapangan pekerjaan berskala besar, peningkatan sumber daya dalam negeri serta meningkatkan sektor riil dengan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Pembangunan jalan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai pendukung utama dalam aktifitas ekonomi, baik yang terletak pada perkotaan maupun pada daerah, dan pengembangan wilayah. Dalam lima tahun terakhir, pembangunan insfrastruktur jalan Indonesia menunjukkan perkembangan sangat berarti. Dalam kurun waktu 2004-2009, jalan-jalan nasional telah bertambah dari 343.000 km pada tahun 2004 menjadi 391.000 pada tahun 2009 (Sekab, 2010), meskipun demikan pembangunan jalan harus terus dilakukan karena pembangunan insfrastruktur jalan tersebut selain sebagai dampak dari pembangunan juga merupakan tujuan pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah maupun investor swasta giat mengadakan proyek pembangunan jalan baru dan juga proyek pengembangan jalan yang sudah ada.
Seperti disebutkan diatas bahwa jalan merupakan pendukung utama didalam pembangunan, maka mutu dari pada jalan tersebut harus baik agar kendaraan yang melintas diatasnya aman dan nyaman. Akan tetapi pada kenyataannya banyak ditemukan mutu hasil pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan apa yang disyaratkan, sehingga kerusakan-kerusakan yang secara umur rencana seharusnya belum waktunya terjadi, dan juga pada saat proses pelaksanaan pekerjaan jalan (termasuk pada masa pemeliharaan) sering ditemukan
ketidaksesuaian mutu sehingga harus dibongkar dan dikerjakan ulang. Kegagalan mutu perkerasan dapat disebabkan oleh beberapa aspek yang berkaitan langsung dengan pengelolaan jalan, antara lain: (1) Kesalahan perencanaan terutama pemilihan mutu material yang kurang tepat dan kesalahan desain struktur perkerasan (Kasi, 1995; Wang, 2004; Aly, 2006); (2) Kesalahan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis (standar mutu) yang diterapkan (Mustazir, 1999; Paterson, 1995 & 2007.b; Bennett, 2000.a & 2007.a; Morgan & Casanova, 2006; Mulyono, 2006.b); (3) Kesalahan penulisan laporan administrasi proyek, terjadi ketidaksesuaian antara fakta lapangan dan laporan tertulis (Smith, 1996; Harris & McCaffer, 2001; Mulyono, 2006.c); dan (4) ketidaktepatan pengendalian mutu, terjadi penyimpangan mutu terhadap standar mutu yang diimplementasikan (Bennett, 2004; Scott et al., 2004; Andriyanto, 2005; Soehartono, 2006.a).
Penyebab rendahnya kinerja mutu jalan perkerasan lentur adalah faktor tenaga kerja (labors), faktor bahan (material), faktor peralatan (equipment), faktor manajerial (managerial), faktor perencanaan.
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur pada kontraktor di Kabupaten Pasaman Barat.
2. Apakah faktor yang dominan mempengaruhi rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur pada kontraktor di Pasaman Barat. 2. Untuk mengetahui faktor yang dominan
penyebab rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur pada kontraktor di Pasaman Barat.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi badan atau perorangan yang berkecimpung didunia konstruksi terutama bagi kontraktor-kontraktor pelaksana jalan konstruksi khususnya PT X pada saat mengerjakan proyek jalan jenis perkerasan lentur.
TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang manajemen pengelolaan proyek, proyek jalan jenis perkerasan lentur, kontrak pelaksanaan pekerjaan dan tahapan pelaksanaan. Pada bab ini juga akan di bahas beberapa landasan teori tentang konsep mutu, manajemen total mutu, manajemen mutu, rework, serta faktor yang mempengaruhi kinerja mutu, yang kemudian akan ditutup dengan kerangka pemikiran serta hipotesa penelitian.
Manajemen Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan yang sementara dan tidak berulang untuk menciptakan suatu produk atau jasa yang unik (PMBOK, @Guide, ibid, hal.5). Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, alat dan teknik untuk memenuhi persyaratan. Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, system, prosedur dan sumberdaya manusia untuk mengendalikan proyek agar memenuhi persyaratan yang ditentukan (PMBOK, @Guide, ibid, hal.8)
Menurut Harold Kerzner, Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Harold kerzner), Konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok sebagai berikut : - Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya perusahaan yang berupa manusia, dana, dan material.
- Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan khusus, terutama aspek perancanaan dan pengendalian.
- Memakai pendekatan system.
- Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal disamping hiirarki vertikal.
Kinerja Mutu
Pengertian tentang kinerja mutu disandarkan pada aspek pengertian mutu itu sendiri. Sehingga sebuah manajemen mutu merujuk kepada standar mutu suatu produk. Pada dasarnya manajemen mutu mengacu kepada suatu kegiatan manajerial yang bertujuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas.
Kinerja Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik produk dalam memenuhi persyaratan, kebutuhan dan harapan pelanggan (Haryono, 2005). Bubshait & Al Atiq (1999) menyatakan kinerja mutu yang baik adalah: (i) sesuai dengan persyaratan spesifikasi, norma, standar, panduan dan manual yang telah ditetapkan; (ii) efektif dan efisien; (iii) memberikan manfaat yang kuat, aman
dan nyaman; dan (iv) selalu hadir pada saat dibutuhkan. Meskipun tidak ada definisi mengenai kinerja mutu yang dapat diterima secara universal, namun dari definisi di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam hal: (i) mutu mencakup sesuatu yang digunakan sebagai dasar perbandingan terhadap kinerja sumber daya (tenaga kerja, alat dan material), proses dan keluaran produksi, serta dampak lingkungan; (ii) mutu mencakup usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pengguna; (iii) mutu juga mencakup sesuatu yang disyaratkan atau distandarkan; (iv) mutu merupakan suatu kondisi yang selalu berubah, artinya apa yang sekarang dianggap merupakan mutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang, sehingga pemberlakuannya perlu dimonitor dan dievaluasi secara berkala untuk penyempurnaan implementasinya di lapangan (Goetsch & Davis, 2002).
Fungsi Kinerja Mutu
Fungsi kinerja mutu dapat dibagi menjadi 2 sudut pandang, yaitu :
1. Subjektif
Fungsi yang berdasarkan pada kepuasan pelanggan sebagai konsumen, tidak dapat diukur dengan standar yang sama.
2. Objektif
Fungsi yang berdasarkan pada segi teknis suatu produk yang dihasilkan, dapat diukur dengan standar yang sama.
Faktor yang berpengaruh pada kinerja mutu proyek
Banyak hal yang mempengaruhi kinerja proyek, dimana ada tiga sasaran utama kinerja yaitu, kinerja waktu, biaya, dan mutu. Yang mempengaruhi kinerja mutu proyek adalah sebagai berikut (Patrick, G. Zhank, JY Wang, 2005) : (a). Jadwal (schedule) proyek yang ketat. (b). Program penjadwalan yang tidak memadai. (c). Perencanaan program konstruksi tidak sesuai. (d). Tidak lengkap atau tidak akurat perkiraan biaya. (e).Kompetensi manajemen rendah dari subkontraktor. (f). Harapan akan kinerja atau kualitas yang tinggi (g). Variasi dari metoda konstruksi. (h). Tidak tersedianya jumlah yang cukup tenaga kerja terampil. (i). Variasi desain. (j). Kurangnya koordinasi antara para peserta proyek
Adapun faktor-faktor rendahnya kinerja mutu yang mempengaruhi periode pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut (Zhenghua Kuang, 2010) : a. Resiko alam ; banjir, cuaca, badai dan lain-lain. b. Inovasi desain ; seperti menggunakan teknik
baru, perubahan metode kerja, kekurangan desain dan sebagainya.
d. Bahan ; Kualitas bahan yang tidak memuaskan, ketidak-pastian pasokan bahan, ketidak-pastian harga bahan konstruksi, kondisi transportasi lokal buruk
e. Situasi tanah, geologi, metode pelaksanaan, dan lain-lain.
Construction Association of Alberta (COAA) menggunakan diagram fishbone untuk klasifikasi potensi atau faktor penyebab kegagalan mutu, adapun faktor tersebut adalah (A.R. Fayek, M. Dissanayake, O. Compero, 2003) :
a. Kapabilitas Sumberdaya Manusia
Instruksi yang tidak jelas kepada pekerja Terlalu banyak lembur
Pengawasan dan perencanaan tugas yang tidak memadai
Tingkat keahlian tidak cukup. b. Kepemimpinan dan komunikasi
Manajemen tim proyek tidak efektif
Kurang komitmen dalam hal keselamatan, QA, dan QC
Komunikasi yang buruk c. Desain dan review
Perubahan lingkup pekerjaan Terlambat perubahaan desain
Pengendalian dokumen yang tidak baik Kesalahan dan kelalaian
d. Perencanaan dan penjadwalan konstruksi Jadwal yang tidak realistis
Input perencana terlambat Permasalahan konstruksi
Kurangnya pergantian dan penilaian sumberdaya
e. Material dan peralatan
Pengiriman yang tidak tepat waktu
Tidak sesuai dengan persyaratan konstruksi Tidak sesuai dengan spesifikasi
Tidak pada tempatnya ketika dibutuhkan
METODOLOGI PENELITAN Pendahuluan
Penelitian dalam Tesis ini termasuk penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data (Singaribun, 1995), Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :
1 Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tetentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Berencana, apabila penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah difikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.
3 Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.
Berkaitan dengan strategi ragam penelitian termasuk penelitian opini, yaitu mencari pendapat atau pandangan dari orang-orang yang berpengalaman dan sangat berperan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuisioner yang diberikan oleh peneliti. Berkaitan dengan apa yang dipaparkan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan dengan bagan alur.
Pendekatan Penelitian
Didalam melaksanakan penelitian harus menggunakan pendekatan penelitian karena merupakan hal yang penting untuk menentukan metode atau teknik yang akan digunakan. Metode pendekan penelitian terdiri dari 2 yaitu :
Pendekatan Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Pernyataan ini sudah menjawab problem saya mengapa uji normalitas dan homogenitas hanya perlu dilakukan pada kelas sampel saja.
Pendekatan Kualitatif
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Didalam penelitian ini akan digunakan kedua pendekatan ini, Kuantitatif dan Kualitatif.
Populasi dan Sampel Penelitian
Sampel Pemilihan :
Cara menetukan pengambilan sampel adalah sebagai berikut dengan rumus Slovin :
𝑛= 𝑁
1 +𝑁𝛼2
n = jumlah sampel minimal N = jumlah populasi
α = Perkiraan tingkat kesalahan
Lokasi Penelitian / Objek Penelitian
Obyek penelitian adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur pada kontraktor di Kabupaten Pasaman Barat
Pengumpulan Data dan Instrumen Yang digunakan
Pengumpulan data ada dua cara pengumpulan data, data primer, data sekunder.
Data Primer
Data primer ini diperoleh melalui kuisioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh responden yang disusun berdasarkan variable yang telah ditentukan dengan menyediakan jawaban alternatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Indrianto dan Supomo, 1999). Dalam penelitian ini data primer bersifat purposive diperoleh melalui kuisioner yang diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah yang terlibat langsung dalam proyek. Untuk penelitian ini akan digunakan, pertama pengumpulan data sekunder dengan menggunakan study literatur. Pada study literatur akan didapat nantinya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur di Kabupaten Pasaman Barat..
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian Instrumen adalah alat bantu dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah (Suharsimi 1998). Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu dapat diwujudkan dalam benda. Contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scale), pedoman wawancara (interview guide
atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Berikut ini adalah instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam rangka memberikan arah yang jelas dalam penyusunan model penelitian ini, maka berikut ini akan dijabarkan tentang variabel penelitian, instrumen penelitian yang akan digunakan , ada 4 macam instrumen :
1. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif. Wawancara yang akan digunakan dalam tahapan sebelum penyusunan form kuisioner dan pada saat proses pengisian kuisioner dilakukan oleh nara sumber. Wawancara pada saat proses penyusunan kuisioner dilakukan untuk mendapatkan validasi dari data-data yang didapatkan dari literatur baik itu jurnal ataupun referensi lain agar dapat diterapkan di wilayah yang akan menjadi lokasi penelitian. Sehingga kuisioner yang akan dibuat dapat sesuai dengan objek yang akan diteliti. Setelah hasil penelitian selesai diolah, dilakukan lagi wawancara dengan para pakar untuk mengetahui apakah hasil temuan dari penelitian sesuai dengan kenyataan dan pengalaman yang dimiliki oleh pakar.
2. Kuisioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Kuisioner dalam penelitian ini berisi mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan pekerjaan yang bersumber dari jurnal internasional dan telah divalidasi oleh beberapa ahli. Fungsi dari kuisioner ini adalah sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh dari kuisioner akan diolah sehingga akan didapatkan urutan faktor penyebab keterlambatan pekerjaan proyek dan seberapa besar pengaruh keterlambatan.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.
4. Fokus Group
8–10 orang yang dipilih untuk mendiskusikan topik tertentu, di bidang SDM misalnya. Beda wawancara dengan fokus group terletak pada proses pelaksanaan dan hasil yang diinginkan. Dalam penelitian akan dipahami :
- Wawancara sebagai study awal - Kuisioner untuk selanjutnya Dalam skala pengukuran Instrumen yang akan digunakan adalah skala literatur dalam menentukan faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur di Kabupaten Pasaman.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel X) dalam penelitian ini adalah faktor penyebab rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur, Variabel dikategorikan menjadi 10 kategori berdasarkan pada tiap sub faktor penyebab rendahnya kinerja mutu.
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini digunakan 76 variabel yang telah mewakili ke 10 kategori tersebut. Penilaian dampak variabel X dinilai berdasarkan bobot dampak terhadap rendahnya kinerja mutu, berikut adalah penjelasan mengenai skala penilaian berdasarkan dampak terhadap keterlambatan :
Untuk Tujuan I
Metode pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan selama proses penelitian berlangsung, yaitu data primer dan data sekunder.
Data Primer, yaitu data yang secara langsung diambil dari objek penelitian, Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Selama penelitian berlangsung, digunakan beberapa instrumen penelitian agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat tersusun secara sistematis. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian berlangsung.
1. Kajian Leteratur
Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti dapat menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku referensi. Referensi berasal dari bahasa inggris reference yang berarti “menunjuk pada”. Buku-buku referensi ini dapat berisi uraian singkat atau penunjukan nama dari bacaan tertentu.
Pada kajian literature ini akan didapat variabel-variabel pemilihan sebagai berikut :
Sumber Daya Manusia
X1 Tingkat keahlian tenaga kerja tidak cukup X2 Pembagian tugas dan wewenang tidak jelas X3 Kedisiplinan tenaga kerja
X4
X5
Pengalaman dan kompetensi manajer proyek.
Kurangnya personil yang berpengalaman dalam dunia konstruksi
X6 Kurangnya personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam kontrak X7 Jumlah personil tim engineering proyek
kurang
X8 Komunikasi antara tenaga kerja dan kepala tukang / mandor.
X9 Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan konstruksi
X10 Salah dalam mengambil keputusan. X11 Tidak dilaksanakannya review design
sebelum pelaksanaan konstruksi. X12 Terlalu banyak lembur
Material
X13 Jumlah material yang dipakai tidak cukup X14 Kualitas bahan yang kurang memadai. X15 Material yang dipakai tidak sesuai dengan
spesifikasi
X16 Kedatangan material terlambat. X17 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal.
X18 Kontrol kualitas bahan yang buruk. X19 Material rusak dan tidak sesuai dengan
persyaratan konstruksi
X20 Ketidaktepatan waktu pemesanan. Peralatan
X21 Ketersediaan peralatan yang memadai X22 Kualitas peralatan
X23 Kemampuan operator atau mandor kurang dalam mengoperasikan peralatan.
X24 Produktifitas peralatan. X25 Kerusakan peralatan
X26 Jumlah peralatan yang digunakan kurang. X27 Penempatan peralatan dilapangan. Sistem Inspeksi,
Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan
X28 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek.
X29 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal.
X30 Proses persetujuan contoh bahan dengan waktu yang lama oleh pemilik.
X31 Keterlambatan proses pemeriksaan dan uji bahan.
X33 Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati.
Manajerial
X36 Kurangnya tim work.
X37 Alur koordinasi antar pihak tidak jelas. X38 Penjadwalan proyek tidak sempurna. X39 Kurang komitmen dalam hal QA dan QC. Keuangan
X40 Kesulitan pendanaan di kontraktor. X41 Estimasi harga yang kurang akurat.
X42 Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi
X43 Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (kontijensi).
X44 Kurangnya kemampuan dalam penanganan keuangan.
Manajemen Lapangan
X45 Tingginya prekwensi perubahan pelaksanaan X46 Tidak efektifnya atau tidak adanya prosedur
manajemen kualitas
X47 Buruknya komunikasi dan koordinasi antar bagian-bagian dalam organisasi kerja. X48 Top Manajemen selalu terlambat
mendapatkan informasi pekerjaan yang disebabkan karena buruknya komunikasi dan pertentangan kepentingan.
X49 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik.
X50 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat atau tidak benar.
X51 Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati.
X52 Ketidakpahaman aturan pembuatan gambar kerja.
X53 Terjadinya kecelakaan kerja dan tidak berjalannya prosedur K3.
Manajemen
X54 Pemeriksaan terhadap kinerja kontraktor tidak dilakukan untuk masing-masing proyek tetapi hanya berdasarkan reputasi pada masa lalu
X55 Penujukan hanya berdasarkan penawaran terendah tidak memperhitungkan hgal-hal lain
X56 Pemilik proyek merasa bahwa melakukan proses prakualifikasi tidak penting dan hanya menghabiskan uang dan tenaga
X57 Dokumen lelang tidak lengkap dan kurang jelas
X58 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah
X59 Ketidakjelasan informasi lingkup pekerjaan pada saat penjelasan pekerjaan
X60 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai
X61 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan
X62 Perlu waktu yang lama untiuk proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik.
Desain
X63 Kesalahan desain
X64 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah / tidak lengkap
X65 Jadwal proyek ketat
X66 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada
X67 Buruknya koordinasi dalam masalah desain. X68 Lambat merevisi dan mendistribusi ulang
gambar kerja.
X69 Design tidak dapat dilaksanakan
Perencana tidak mengerti mengenai material. Lingkungan
X70 Kondisi lapangan sulit X71 Cuaca kurang baik
X72 Perubahan peraturan/regulasi pemerintah X73 Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah
X74 Pertentangan kepentingan dan faktor sosial serta lingkungan
X75 Kondisi dan peristiwa yang tidak terduga (kebakaran, banjir, badai, angin ribut, gempa bumi, tanah longsor, cuaca amat buruk) X76 Masalah sosial.
Untuk Tujuan II
Pengambilan hasil faktor-faktor yang di dapat pada tujuan I
Analisis Data Untuk Tujuan I
Tujuan analisis adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasi. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik karena memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data.
Uji Validasi
Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuisioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalitan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.
Uji Reabilitas
ukur yang digunakan dapat di andalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut di ulang , dimana alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur stabil memberikan hasil penelitian apabila digunakan berkali-kali. Pertanyaan dalam kuisioner menjadi alat ukur yang dikatakan reliabel apabila jawaban dari koresponden konsisten.
Analisa Korelasi
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah.
Analisis Data Untuk Tujuan II Analisis Faktor
Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor-faktor yang memiliki sifat-sifat :
Mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman data.
Faktor-faktor tersebut saling bebas.
Tiap-tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelas-jelasnya.
Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungannya (interdependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel baru atau faktor. Dengan sedikit faktor ini sebenarnya akan menjadi lebih mudah untuk dikelola.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pendahuluan
Pada Bab ini akan di bahas tentang pengumpulan data dan analisis data kuesioner. Pada penelitian ini respondennya adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pasaman Barat, Konsultan Supervisi, Kontraktor, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Alasan itulah kuesioner disebarkan kepada owner, Konsultan dan kontraktor yang sedang melaksanakan dan yang sudah selesai dalam pembangunan proyek. Realitas lapangan karena sulitnya mencari proyek yang sedang berlangsung maka untuk melengkapi kecukupan data dimintakan juga kepada manajer proyek dan manajer lapangan yang mana proyek yang pernah ditangani sudah selesai.
Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan di Kabupaten Pasaman Barat secara
umum bisa terpenuhi. Dalam prakteknya responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini.
Dari sejumlah kuesioner yang disebarkan karena luasnya daerah dan terbatasnya waktu, kuesioner yang bisa terkumpul sejumlah 65 buah kuesioner.
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner.
Setelah dilakukan penyebaran angket kuesioner yang berisi variabel-variabel penelitian kepada Owner , Konsultan dan Kontraktor, pada pengumpulan data ini responden memberikan penilaian rendahnya kinerja mutu proyek perkerasan lentur di Kabupaten Pasaman Barat yang di kerjakan oleh PT X.
Responden / narasumber dalam penelitian ini merupakan yang bergerak dalam bidang kontruksi jalan. Berdasarkan rumus, didapatkan hasil populasi dan sampel :
𝑠= 3,841
2𝑥65𝑥0,5𝑥0,5
0,012 65−1 + 3,8412. 0,5.0,5= 55
Tabulasi Data
Setelah hasil kuesioner didapat, maka dibuat tabulasi data dengan mengurutkan data masing - masing responden yang berupa frekuensi , dampak dan pengaruh (Y). Setelah data ditabulasi, dilakukan analisa.
Analisis Data Untuk Tujuan I Uji Validasi
Pengujian validitas data digunakan dengan menggunakan corrected itemtotal correlation yang menggunakan nilai r dari tabel. Berikut adalah output pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
Tabel 4.3. Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 55 100.0
Excludeda 0 .0
Total 55 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber : Hasil Olahan Data
Uji Realibilitas
dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,7 (Nunnally, 1978).
Tabel 4.5. Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.949 36
Sumber : Hasil olahan SPSS
Hasil pengujian yang terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha sebesar 0.962. Hal ini berarti bahwa kuesioner reliabel karena dalam penelitian berdasarkan pendapat Nunnaly (1978), instrumen dikatakan reliabel apabila bahwa nilai alpha>0.7.
Analisa Korelasi
Dari hasil analisa korelasi memperlihatkan korelasi positif antara faktor-faktor resiko utama dengan rendahnya kinerja mutu proyek, dengan demikian didapat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur. Dari 10 faktor interface yang termasuk dalam kategori resiko tinggi dan 36 variabel yang telah valid dimana nilai r > 0,4. variabel tidak memiliki korelasi positif tetapi tidak cukup signifikan.
Analisis Data Untuk Tujuan II Analisis Faktor
Dari hasil analisis faktor didapatkan 4 kelompok faktor baru yang terdiri dari 16 variabel. Faktor inilah yang merupakan faktor penyebab rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur.
Faktor – Faktor Dominan Penyebab Rendahnya Kinerja Mutu
Setelah melakukan proses analisis SPSS untuk menentukan peringkat tertinggi penyebab rendahnya kinerja mutu proyek jalan perkerasan lentur yang dilaksanakan oleh PT. X, ditemukan 4 besar dari 16 variabel yang sangat mempunyai dampak. Hasil analisis faktor mengelompokkan 4 variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.12. Faktor Rendahnya Kinerja Mutu
No. Faktor Baru Mean
1 Sumber Daya Manusia dan
Perencanaan 3,331
2 Kualifikasi Kontraktor, Strategi dan
Kebijakan 3,424
3 Manajemen Keuangan dan Kinerja
Kontraktor 3,582
4 Kontrol dan Manajemen Pekerjaan 2,100
Sumber : Hasil olahan SPSS
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai mean > 3,00 merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja mutu proyek yang dilaksanakan PT. X. Adapun faktor dominan yang menyebabkan rendahnya kinerja mutu adalah (a).
faktor sumber daya manusia dan perencanaan yaitu : X6, X46, X47, X56, X64 (b) faktor Kualifikasi Kontraktor, Strategi dan Kebijakan yaitu : X5, X25, X45, X55, X63, X73. (c) faktor Manajemen Keuangan dan Kinerja Kontraktor yaitu : X44, X54, X72
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
Pada bab ini kesimpulan akan dicantumkan kesimpulan dan saran berdasarkan analisa terhadap data penelitian atas informasi yang diperoleh dari responden, serta analisa data dan pembuatan model. Berdasarkan hasil analisis pengolahan data, temuan-temuan, dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa dari 76 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian hanya terdapat 36 variabel yang berpengaruh pada turunnya kinerja mutu pada proyek jalan, yang tergabung dalam 4 faktor dan 16 variabel yaitu :
a. Faktor Sumber daya manusia dan Perencanaan
b. Kualifikasi Kontraktor, Strategi dan Kebijakan.
c. Manajemen Keuangan dan Kinerja Kontraktor
d. Kontrol dan manajemen Pekerjaan. .
2. Hasil analisis frekuensi didapatkan 3 faktor yang dominan mempengaruhi turunnya kinerja mutu pada proyek yaitu : Sumber daya dan perencanaan, Kualifikasi Kontraktor, Strategi dan Kebijakan, dan Manajemen Keuangan dan Kinerja Kontraktor
SARAN
Beberapa saran yang dapat diusulkan setelah dilakukan penelitian yang di hasilkan melalui tahapan–tahapan penelitian yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Penelitian dapat dijadikan pedoman untuk mengurangi penyebab turunnya kinerja mutu pada proyek. dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengelolaan pelaksanaan proyek jalan interface yang berpengaruh terhadap kinerja mutu pada konstruksi jalan perkerasan lentur, selain itu juga perlu dilakukan penelitian tentang pengelolaan pelaksanaan proyek interface dari sudut pandang kontraktor dan juga pengaruh pengelolaan pelaksanaan proyek interface terhadap kinerja mutu.
pada proyek dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai berapa besar perubahan yang diakibatkan dari turunnya kinerja mutu pekerjaan konstruksi jalan perkerasan lentur.
DAFTAR PUSTAKA
Ankrah, N.A “An Investigation Into The Impact of Culture on Construction Project Performance”, University of Wolferhampton, 2007
Al-Maghriby, Rania, “Project Human Resources Management” SMF ECEPCS, Egypt, 2008
Ardity, David and H Murat Gunaydin, “Total quality management in the construction process”, International Journal of Project Management, 1997
Ardiansyah, Vicky Rahman, “Pengaruh ISO 9000
Terhadap Kinerja Biaya Dalam Mengurangi Rework khususnya Pada Pekerjaan Struktur Saat Pelaksanaan Konstruksi”, Tesis, T. Sipil, Universitas Indonesia 2000
Budisuanda, “Kontrak Adalah Sumber Resiko Besar”,
Manajemen Proyek Indonesia, Februari 2011.
Barrie, D.S., dan Boyd C.P. (1992), Profesional Construction Management Third Edition, McGraw-Hill Inc, Singapore.
Civil Engineerig “Jenis dan Isi Kontrak”, Universitas
Sriwijaya, Maret 2009.
Departemen Kimpraswil, “Perencanaan Perkerasan
Jalan”, Pedoman XX-2002
Dipohusodo, Istimawan, “Manajemen Proyek dan Konstruksi” Indonesia, 1996
Fayek A.R. Manjula, Oswaldo, “Develoving a Standard
Methodology for Measuring and Classifing
Construction Field Rewor”. Canadian Journal
of Civil Engineering, Dec 2004
H. A. Mohamad Taufik R, “Analisis Faktor Resiko Yang
Mempengaruhi Kualitas Kontraktor, Tesis, T Sipil, Universitas Indonesia 2010
Hendrickson Chris, “Construction Planning” Department
of Civil and Environmental Engineering, Carnegie Mello University, Pittsburgh, 1998.
Hu Xingfu, Analysis and Evaluation on The Risk of The Construction Project”, Canadian Social Science, April 2009
Mulyono, Agus Taufik, “Model Monitoring dan Evaluasi
Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan
Berbasis Pendekatan Sistemik”, Disertasi,
Universitas Diponegoro.
Murray R.Spiegel .1972.Theory and Probelems -f Statisties .SI-Metrik Edition McGraw - Hill, Inc., New York
Perera, Dhanasinghe, Indika, Ramezzdeen, Raufdeen,
“Risk Management in Road Construction”, www.allbuisness.com, Srilanka 2009.
Project Management Institute (PMI), “A Guide to the Project Management Body of Knowledge
(PMBOK Guide)” 4th
Edition, USA, 2008
R. Max Wideman, “Project and Program : Risk Management In Construction Industri” IEEE,
2010
Smith, Gary Michael, “Types of Construction Contracts” Smith & Craven, P.L.L.C, 2009
Thomas E Uher and A Ray Toakley, (1999). Risk management in The Conceptual Phase of a Project. International Journal of Project Management Vol. 17, No. 3, 1999
Wideman Max, Project and Program Risk
Management, A Guide to
Managing Risk and Opportunities, PMI, 1992 www.construction-institute.org, “Quality in
Construction” CII University of Texas, Houston