• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROSES PEMASANGAN PERPIPAAN PERUSAHAAN AIR MINUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU PROSES PEMASANGAN PERPIPAAN PERUSAHAAN AIR MINUM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI

KINERJA WAKTU PROSES PEMASANGAN PERPIPAAN

PERUSAHAAN AIR MINUM

(STUDI KASUS : KABUPATEN PADANG PARIAMAN)

JURNAL

FANNY YULIANA BATUBARA

NPM : 1210018312007

PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

Identifikasi Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kinerja Waktu Proses Pemasangan Perpipaan Perusahaan Air Minum

(Studi Kasus : Kabupaten Padang Pariaman)

Fanny Yuliana Batubara, Alizar Hasan2, M. Nursyaifi Yulius1

l

Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Bung Hatta University

2

Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University E-mail:fanny_l4ever@yahoo.co.id

ABSTRAK

Salah satu kebutuhan penting bagi manusia adalah air bersih. Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Hal tersebut tercantum di dalam MDGs Goals ke 7 yang berisikan tentang memastikan kelestarian lingkungan. Untuk mencapai pengadaan air bersih yang merata di seluruh wilayah Indonesia sangatlah tidak mudah. Hal ini dikarenakan banyaknya risiko dalam pemenuhan kebutuhan ini, yangmeliputi proses pemasangan perpipaan tersebut. Namun sejauh ini upaya pekerjaan pemasangan pipa baru yang telah dilakukan kinerjanya masih sangat rendah terutama dilihat dari sisi waktu. Hal ini disebabkan kontraktor pelaksana pemasangan pipa belum dan tidak mengetahui serta mempertimbangkan faktor risiko yang mempengaruhi proses pemasangan pipa air minum ketika merencanakan dan pemasangan pipa. Sehingga banyak pekerjaan pipa yang tidak terlaksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan.Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mencoba mengkaji faktor-faktor risiko yang terjadi dalam proses pemasangan pipa baik pada tahap perencanaan, pengadaan barang, konstruksi dan pengelolaan proyek.Penelitian ini dilakukan pada proyek PDAM di Padang Pariaman didapat 61 responden dan diolah melalui Analisa Validasi, Analisa Faktor, Analisa Realibilitas, Analisis Regresi dengan bantuan program SPSS versi 21. Hasil penelitian menghasilkan 11 faktor baru dan 31 variabel yang mempengaruhi kinerja waktu dan didapat 1 faktor yaitu pembelian dan perencanaan dan 4 variabel yang paling dominan mempengaruhii kinerja waktu proses pemasangan perpipaan perusahaan air minum adalah defenisi scope proyek, kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor/supplier, Metoda Konstruksi, dan prosedur pengendalian proyek.

(3)

Identifikasi Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kinerja Waktu Proses Pemasangan Perpipaan Perusahaan Air Minum

(Studi Kasus : Kabupaten Padang Pariaman)

Fanny Yuliana Batubara, Alizar Hasan2, M. Nursyaifi Yulius1

l

Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Bung Hatta University

2

Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University E-mail:fanny_l4ever@yahoo.co.id

ABSTRACT

One of the essential requirements for human being is clean water. The problem of clean water is the most fatal to our lives. It is stated in the MDG Goals to 7 which contains about ensuring environmental sustainability. To achieve a clean water supply is evenly distributed throughout Indonesia is not easy. This is because the amount of risk in meeting these needs, which includes the installation of the piping. But so far the installation of new pipe work efforts that have been carried out performance is still very low, especially in terms of time.

This happen because contarctors plumbing not know, and consider the risk factors that affect the installation process when planning a water pipe and pipe fitting. So many plumbing jobs that were not done in accordance with the set targets. Based on this study tried to assess the risk factors that occur in the process of either pipeline path planning, procurement, construction and project management.The research was conducted on the PDAM project 61 respondents in Padang Pariaman obtained and processed through the validation analysis, factor analysis, reliability analysis, Regression Analysis with SPSS version 21. The results of the study produced 11 new factotrs and 31 variable factors that affect of time factors. That is 1 factor is purchase and planning and 4 Variabel the most dominant variable taht influence time performance process installation piping water company is the definition of project scope, less of information about the company's vendors / suppliers, Method construction, and project control procedures. .

Keywords: Risk, Performance Time, Project

1. PENDAHULUAN

Salah satu kebutuhan penting bagi manusia adalah air bersih. Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Hal tersebut tercantum di dalam MDGs Goals ke 7 yang berisikan tentang memastikan kelestarian lingkungan. Di dalam MDGs hal yang paling di utamakan adalah tentang penyediaan air minum yang sampai saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia belum menikmati air bersih.

Menurut data yang diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang diberi tugas oleh pemerintah daerah kabupaten

Padang Pariaman dalam pengadaan dan pengelolaan air bersih, hingga saat ini supply air bersih baru hanya dapat dipenuhi 25,60%. Sementara, permintaan masyarakat terhadap air minum adalah 60 %. Dalam rangka memperkecil gap kebutuhan terhadap air bersih tersebut, pemerintah daerah kabupaten Padang Pariaman hampir setiap tahun dan periode 5 tahun terakhir telah melakukan berbagai upaya, salah satu diantaranya adalah pemasangan penyambungan pipa baru. Namun sejauh ini upaya pekerjaan pemasangan pipa baru yang telah dilakukan kinerjanya masih

(4)

sangat rendah terutama dilihat dari sisi waktu. Hal ini disebabkan kontraktor pelaksana pemasangan pipa belum dan tidak mengetahui serta mempertimbangkan faktor risiko yang mempengaruhi proses pemasangan pipa air minum ketika merencanakan dan pemasangan pipa. Sehingga banyak pekerjaan pipa yang tidak terlaksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas penelitian ini mencoba mengkaji faktor-faktor risiko yang terjadi dalam proses pemasangan pipa baik pada tahap perencanaan, pengadaan barang, konstruksi dan pengelolaan proyek, dengan judul penelitian “ identifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kinerja waktu proses pemasangan perpipaan perusahaan air minum”

2. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pendahuluan

Bab ini memberikan uraian dan tinjauan pustaka tentang proyek EPC, manajemen proyek, proyek EPC proses pemasangan pipa air minum. Selanjutnya diberikan pemaparan tentang risiko mulai dari penetapan konteks, identifikasi risiko, analisa dan evaluasi risiko secara kuantitatif, dan langkah tindakan yang diperlukan untuk menangani risiko yang ada. 2.2ManajemenProyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang sementara dan tidak berulang untuk menciptakan suatu produk atau jasa yang unik (PMBOK, @Guide, ibid, hal.5). Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, alat dan teknik untuk memenuhi persyaratan. Manajemen proyek adalah gabungan antara sarana, system, prosedur dan sumberdaya manusia untuk mengendalikan proyek agar memenuhi persyaratan yang ditentukan (PMBOK, @Guide, ibid, hal.8). Menurut Harold Kerzner, Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Harold kerzner),

2.3 ProyekEngineering, Procurement, dan Construction (EPC)

Menurut . (Yudhistira Soedarsono, SA.hal.98), proyek EPC adalah suatu proyek dimana kontraktor mengerjakan proyek dengan ruang lingkup tanggung jawab penyelesaian pekerjaan meliputi studi desain, pengadaan material dan konstruksi serta perencanaan dari ketiga aktivitas tersebut. Iman Soeharto (2001) menyatakan proyek EPC adalah proyek yang cukup kompleks, rumit, serta kaya akan persoalan dan permasalahan.

Menurut Radian Z. Hosen, (dalam Juanto Sitorus, 2008) proyek EPC adalah suatu sistem proyek pembangunan pabrik berbasis proses dengan lingkup tanggungjawab kegiatan Engineering,

Procurement, dan Construction yang

dilakukan oleh satu perusahaan kontraktor. Tanggung jawab kontraktor menyelesaikan proyek sesuai dengan spesifikasi teknis dan performansi yang ditetapkan oleh pemilik proyek.

2.4KinerjaWaktu

Pada pelaksanaan proyek ada beberapa risiko dan ketidakpastian yang dialami oleh perusahaan-perusahaan kontraktor di Indo-nesia. Risiko atau ketidakpastian yang dialami oleh para penyedia jasa kontraktor akan berdampak pada kinerja waktu proyek.

Menurut PMBOK Guide 2004,

pengukuran kinerja waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Penyimpangan jadwal (schedule

variance), dan

2. Indeks kinerja jadwal (schedule

performance indeks).

Kinerja waktu dengan penyimpangan jadwal adalah proses dari memper-bandingkan jadwal aktual dengan jadwal yang direncanakan (PMBOK@ Guide, 2004)

- Kinerja waktu negative (-), artinya pelaksanaan lebih lambat dari jadwal (behind schedule).

(5)

- Kinerja waktu nol (0), artinya pelaksanaan sesuai dengan jadwal (On

schedule)

- Kinerja waktu positif (+), artinya pelaksanaan lebih cepat dari jadwal (Ahead schedule).

2.5 Konteks Risiko

Penetapan konteks adalah tahap awal manajemen risiko. Konteks risiko adalah batasan-batasan atau lingkungan yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Batasan terdiri dari internal atau risiko yang dapat di kendalikan, dan external atau risiko yang tidak dapat di kendalikan oleh organisasi. Konteks risiko dapat juga dibagai kedalam level mikro misalnya proyek atau individu, level meso misalnya perusahaan, dan level makro misalnya kota, wilayah atau negara. Faktor kunci lingkungan intern yang kondusif antara lain adalah struktur organisasi dan kultur manajemen risiko (Ismeth S Abidin, Ph.D).

Dalam penetapan konteks perlu diperhatikan latar belakang, tujuan dan sasaran proyek serta ukuran kinerjanya, hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal serta variabel-variabelnya, risiko-risiko yang mempengaruhi kinerja proyek, daninformasi empirik serta data proyek.

2.6 VariabelPenelitianSebelumnya 2.6.1 Faktor Engineering

Sebelum proyek mulai dieksekusi, strategi yang paling baik adalah melakukan identifikasi faktor-faktor risiko yang berpengaruh pada kinerja proyek. Dibawah ini dituliskan variabel risiko yang berpengaruh pada kinerja waktu proyek EPC, pada pase Engineering, menurut literatur.

Menurut Radian Z. Hosen, et.all, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor

engineering yaitu :

1. Design Dasar meliputi : tingkat pemahaman terhadap teknologi yang digunakan, tingkat pemahaman terhadap konsep desain proyek,

Perubahan spesifikasi material, singkatnya waktu pekerjaan.

2. Desain terinci meliputi :, ketidakco-cokan desain dengan pelaksanaan, kurang ketersedian tenaga ahli untuk masalah teknis, sering terjad re-desain/re-work, Kurangnya informasi untuk subcontract desain, Perubahan spesifikasi material, singkatnya waktu pekerjaan.

3. As built meliputi: Perubahan spesifikasi material dan singkatnya waktu pekerjaan.

Menurut Mulholland dan Christian, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor engineering yaitu : 1. Desain dasar meliputi :Proses

pengen-dalian gambar, fefinisi scope proyek, penyerahan awal produk engineering, produktifitas

engineering,kebutuhan sumberdaya engineering.

2. Desain terinci meliputi:proses pengendalian gambar, lokasi dan jumlah pusat engineering, definisi scope proyek, penyerahan awal produk enginering, produktifitas

engineering,kebutuhan sumberdaya engineering, prosedur penggantian

material, penyelidikan lapangan (Site Investigation).

3. As built meliputi : proses pengen-dalian gambar, lokasi dan jumlah pusat engineering, definisi scope proyek, produktifitas engineering, kebutuhan sumber daya engi-neering.

Menurut R. Max Wideman,

mengidentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor

engineering yaitu :

1. Desain dasar meliputi : Perubahan desain selama proyek, Spesifikasi yang kurang detail dan kurang akurat.

2. Desain terinci meliputi : perubahan desain selama proyek, pengalaman

(6)

detailer /desainer, spesifikasi yang kurang detail dan kurang akurat.

3. As built meliputi : Pengalaman detailer/desainer

Menurut Arisman, M yang termasuk faktor engineering adalah Desain terinci yaitu Perkiraan BQ yang kurang akurat.

2.6.2 Faktor Procurement

Dibawah ini dituliskan variabel risiko yang berpengaruh pada kinerja waktu proyek EPC, pada pase Procurement, menurut literatur. Menurut Radian Z. Hosen, et.all, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor

procurement yaitu :

1. Pembelian meliputi : Jadwal pengadaan material dan equipment yang sangat ketat, metode kerja pengadaan yang kurang efektif dan efisien, kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor, sangat banyaknya vendor/supplier yang ingin memasok, terjadinya kenaikan harga bahan baku/ material/ equipment, keterba-tasan anggaran untuk pembelian material/equipment, kesalahan estimasi anggaran pengadaan

2. Expediting meliputi : kurangnya informasi mengenai perusahaan Vendor, ketatnya pengawasan pengadaan, dan terjadinya kenaikan harga bahan baku/material /equipment.

3. Pengapalan dan Transportasi meliputi : Jadwal pengadaan material dan equipment transportasi yang sangat ketat, Kerusakan atau kehilangan material/equipment yang dibeli, dan keterlambatan kedatangan

critical equipment yang menghambat

pekerjaan lain

4. Pergudangan meliputi : kerusakan atau ke-hilangan material/equipment yang dibeli.

Menurut Mulholland dan

Christian, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor procurement yaitu :

1. Pembelian meliputi : peralatan dan bulk material yang kritis dan sukar diperoleh

(Long lead items equipment and bulk material), identifikasi peralatan dan material, nilai tender vendor lebih besar dari perkiraan, dan perubahan spesifikasi yang mempengaruhi pembuatan peralatan/material

2. Expediting meliputi : perubahan spesi-fikasi yang mempengaruhi pembuatan peralatan/material, proses pengendalian dokumen pengadaan, dan proses pembuatan peralatan/ material (Manufacturing process)

Menurut Arisman, M yang termasuk

faktor procurement adalah

pembelian yang meliputi proses penunjukan vendor dan pengapalan dan transportasi yang meliputi : masalah pengiriman dan transportasi material/equipment.

2.6.3 Faktor Construction

Menurut Radian Z. Hosen, et.all, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor construction yaitu :

1. Fasilitas sementara meliputi : sulitnya transportasi orang dan barang dari dan ke lokasi proyek, kurangnya fasilitas penunjang konstruksi, keamanan (rusak, hilang) inventaris proyek,

keselamatan kerja manusia

(kecelakaan, kematian) pada saat konstruksi, kurangnya ketersediaan sumberdaya manusia, dan konflik dengan kegiatan konstruksi lain pada area yang sama.

2. Fasilitas permanen meliputi : sulitnya transportasi orang dan barang dari dan ke lokasi proyek, kurangnya pengawas yang berkualitas, keamanan (rusak, hilang) inventaris proyek,

keselamatan kerja manusia

(kecelakaan, kematian) pada saat konstruksi, rendahnya pengalaman kontraktor dalam melaksanakan proyek sejenis kurangnya ketersediaan sumberdaya manusia, ketersediaan bulk material, ketersediaan alat konstruksi, dan konflik dengan kegiatan konstruksi lain pada area yang

(7)

sama.

3. Test dan Commissioning meliputi : sulitnya transportasi orang dan barang dari dan ke lokasi proyek, keamanan (rusak, hilang) inventaris proyek, ren-dahnya pengalaman kontraktor dalam melaksanakan proyek sejenis, kurangnya ketersediaan sumberdaya manusia, terjadinya kerusakan pada masa peme-liharaan, kurangnya ketersediaan personil dan dana untuk masa pemeliharaan.

Menurut Mulholland dan

Christian, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor construction yaitu :

1. Fasilitas sementara meliputi : tingkat progress pekerjaan engineering yang telah selesai ketika pekerjaan, ketersediaan peralatan dan material,

penempatan staff manajemen

dilapangan, kesalahan konstruksi, dan manajemen pergudangan di site

2. Fasilitas permanen meliputi : Fasilitas yang sudah ada (existing facilities),

Quality control, kesalahan desain, peningkatan scope pekerjaan, tingkat progress pekerjaan engineering yang telah selesai ketika pekerjaan konstruksi dimulai, perubahan desain selama konstruksi, ketersediaan peralatan dan material, penempatan

staff manajemen dilapangan,

kesalahan konstruksi, manajemen pergudangan di site, kerusakan material

3. Test & Commissioning meliputi : keselamatan kerja (safety) Quality control, kesalahan desain, pening-katan scope pekerjaan, ketersediaan peralatan dan material, penempatan staff manajemen dilapangan, kesalahan konstruksi, manajemen pergudangan di site dan kerusakan material.

Menurut Arisman, M mengin-dentifikasi bahwa ada beberapa risiko

yang termasuk dalam faktor

construction yaitu

1. Fasilitas sementara meliputi :

tempo-raray facilities (Fasilitas sementara)

2. Fasilitas permanen meliputi : Proses penyusunan sequence pekerjaan dan metode konstruksi 3. Test & Commissioning meliputi :

keterlambatan pasokan bahan baku dan utilitas untuk test & commissioning.

Menurut Herry Eko Priyono, mengindentifikasi yang termasuk dalam faktor construction adalah fasilitas permanen yang meliputi keterlambatan pembayaran oleh owner.

Menurut Henky Eko Sriyanto, mengindentifikasi yang termasuk dalam faktor construction adalah fasilitas permanen yang meliputi ketepatan waktu pembayaran kepada pemasok dan ketepatan waktu penyerahan lokasi.

2.6.4 Manajemen Proyek

Dibawah ini dituliskan variabel risiko yang berpengaruh pada kinerja waktu proyek EPC, pada aspek manajemen proyek, menurut literatur.

Menurut Radian Z Hosen, mengindentifikasi bahwa ada bebe-rapa risiko yang termasuk dalam faktor manajemen proyek yaitu 1. Perencanaan meliputi : penyusunan

rangkaian pekerjaan (sequencing) yang kurang baik.

2. Eksekusi meliputi : kurang baiknya susunan organisasi dan alur koordinasi pelaksanaan proyek dan tidak jelasnya alur komunikasi/ korespodensi kontraktor

3. Monitoring & controlling meliputi : penyusunan rangkaian pekerjaan

(sequencing) yang kurang baik.

Menurut Mulholland dan Christian, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor manajemen proyek yaitu :

(8)

1. Inisiasi meliputi : definisi ruang lingkup dan estimasi proyek, keuangan/pendanaan, kompleksitas proyek, dan sasaran proyek

2. Perencanaan meliputi : perencanaan peralatan utama, anggaran proyek, prosedur pengendalian proyek, definisi otoritas dan tanggungjawab, ketersediaan sumberdaya, durasi proyek, aturan pelaporan, dan prosedur change order

3. Eksekusi model organisasi meliputi : proyek dan implement- tasinya, komitment terhadap skedul, aturan pelaporan dan prosedur change order 4. Pengawasan meliputi : model

orga-nisasi proyek dan Implementasinya, komitment terhadap skedul, dan aturan pelaporan

Menurut Mulholland dan

Christian, mengindentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor manajemen proyek yaitu : 1. Inisiasi meliputi : pengalaman

manajemen proyek, skedul

proyek(Project schedule) yang tidak realistis, dan sasaran proyek

2. Eksekusi meliputi : pengalaman manajemen proyek dan sasaran proyek

3. Pengendalian meliputi : penga-laman manajemen proyek, dan skedul proyek (Project schedule) yang tidak realistis dan sasaran proyek

Menurut Arisman , M mengin-dentifikasi bahwa ada beberapa risiko yang termasuk dalam faktor mana-jemen proyek yaitu :

1. Perencanaan meliputi : Penguasaan

software penjadwalan (schedule)

2. Pengawasan meliputi : penyususunan rangkaian pekerjaan.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian

Agar hasil penelitian dapat menghasilkan dan digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil maka penelitian ini

dilakukan pada sampel yang diambil secara random melalui pendekatan Metode Kuantitatif.

3.2 Pengumpulan Data a. Jenis-jenis Data

Teknik pengumpulan data meliputi data primer berupa data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan data sekunder dengan menggunakan kajian pustaka dan kajian literature untuk mendapatkan faktor dan variable berasal dari jurnal internasional.

b. Populasi dan Sample

Penentuan sampel penelitian digunakan teknik sampling random sederhana (Simple Random Sampling). Cara ini dimaksudkan karena anggota populasi homogen. Ukuran sampel dalam penelitian mengacu pada Isaac dan Icheal sebagai berikut :

ݏ= ߣଶ. ܰ. ܲ. ܳ ݀ଶ(ܰ − 1) + ߣ. ܲ. ܳ

Keterangan :

s = Jumlah Sampel

λଶ =Chi Kuadrat yang harganya tergantung

derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk Derajat kekebasan 1 dan kesalahan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841

N = Jumlah Populasi P = Peluang benar (0,5) Q = Peluang salah (0,5)

d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi. Perbedaan bisa 0,01; 0,05; 0,10

Teori sampling juga dapat digunakan dalam perkiraan jumlah populasi yang tidak diketahui (seperti populasi mean, varians, dll). Sering juga disebut parameter populasi, membentu suatu pengetahuan tentang jumlah sampel yang sesuai, atau sering juga disebut sampel statistik (Spiegel, 1972). c. Kuisioner

Penelitian ini dengan menggunakan kuisioner tertutup dengan menggunakan

(9)

skala Likert. Dalam peneliti ini, peneliti tidak memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai.

3.3 Pengolahan Data

Untuk mengolah berbagai type statistik analisa ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21.

a. Analisis Validasi

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur variabel yang ingin diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur untuk dapat dipercaya. Setiap alat ukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada penelitian kali ini, uji validitas dan reabilitas digunakan untuk mencari variabel mana yang sesuai dengan objek penelitian, agar data yang dihasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika mampu mengukur objek yang diukur. Pengujian ini untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan nilai.

b. Analisa Faktor

Analisis faktor adalah suatu analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Menurut Jhonson dan Wichern (1992) yang dimaksud dengan analisis faktor adalah: pengembangan dari Analisis Komponen Utama (AKU) yang lebih terperinci dan teliti.Mengecek konsistensi data terhadap struktur peubah.Kegunaan dari Analisis Faktor (Jhonson dan Wichern, 1992) adalah Untuk meneliti keterkaitan peubah-peubah dalam satu set data.

c. Analisa Realibilitas

Analisa Realibilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu alat ukur dapat dipercaya. Uji reabilitas dapat dilakukan dengan

realibiltas internal yaitu dengan menganalisa dan mengolah data dari suatu percobaan dengan menggunakan model

Coefficient Alpha/Conbach’s Alpha.

ݎݐ= ݇ ݇ − 1 ቆ1 − ∑ܵ݅² ∑ܵݐ²ቇ dimana : ri = Reliabilitas

k = banyak butir pertanyaan ∑Si² = jumlah varian butir ke-i ∑ St² = varians total

d. Analisis Regresi

Analisa regresi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara satu variabel yang disebut variabel terikat (dependent, explained), dengan variabel satu lainnya yang disebut variabel bebas (independent, explanatory variables).

Analisa regresi yang dilakukan adalah analisa regresi berganda, karena variabel bebasnya lebih dari satu. Suatu peramalan regresi atau persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel.

e. Pengujian Model

Suatu persamaan dari model regresi yang telah diperoleh baik model linier maupun non linier, kemudian dilakukan beberapa uji model, yaitu :

a. Uji F (F-Test)

Untuk melakukan F-Test maka diperlukan F tabulated bagi semua sumber variasi yang dapat dilihat pada tabel nilai F. Apabila F hasil perhitungan lebih kecil dari F tabel, maka sumber variasi yang ada dalam penelitian tersebut tidak memberikan efek yang signifikan terhadap hasil proses.

b. Uji T test

Uji T test merupakan uji statistic yang sering kali ditemui dalam masalah-masalah praktis statistika. Uji t termasuk dalam golongan statistika parametrik. Uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai

variance (ragam) populasi tidak diketahui.

(10)

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Analisa Validasi

Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengetahui konsistensi dari suatu jawaban. Apabila instrumen yang digunakan untuk memperoleh data sudah valid, berarti instrument tersebut dapat digunakan apa yang seharusnya diukur.

Tabel 1. Hasil Uji Validasi

b. Analisa Faktor

Analisis faktor dilakukan untuk membentuk beberapa kelompok variabe-variabel bebas yang dianggap valid. Penyederhanaan jumlah variabel yang cukup besar menjadi beberapa kelompok yang kecil dilakukan berdasarkan faktor yang sama dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya.

Analisis faktor dilakukan dengan menggunakan metode metode rotasi Varimax. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 11 faktor yaitu, F1, F2, F3, F4, F5 ,F6, F7, F8, F9, F10, dan F11.

c. Analisa Reabilitas

Dari hasil Analisis Faktor didapat kategori utama (faktor utama) (X) 11 faktor dan 33 variabel turunan (Xi,n), dari uraian diperlukan Uji Realibilitas untuk setiap keterkaitan antar kategori utama dengan turunannya. Uji Realibilitas dilakukan untuk setiap kategori dalam variabel faktor-faktor penyebab keterlambatan.

Dari hasil Uji Realibilitas untuk setiap keterkaitan antar kategori utama dengan turunannya diambil nilai > 0,07 maka didapat nilai Reabilitas Faktor yang berpengaruh adalah F1, F2, F3, F4, F5 ,F6, F7, F8, F9, dan F10. Selanjutnya faktor yang berpengaruh diberi penamaan faktor baru, sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Faktor Baru

Faktor Variabel 1. Perencanaan Pelaksanaan Proyek X12, X21, X31, X34, X51 2. Penjadwalan Peralatan dan Pengendalian Gambar X14, X44,X54 3. Fasilitas Permanen dan eksekusi X28, X38, X58 4. Proses Penetapan Waktu X6, X46, X56, X59 5. Pengawasan dan Design X16, X23, X33 6. Pembelian dan Perencanaan X15, X25, X45, X55 7. Estimasi dan Ruang

Lingkup

X27, X47, X57 8. Pengendalian Proyek X42, X52 9. Fasilitas Pendukung X40, X61 10. Sumber Daya Proyek X17, X39 d. Analisa Regresi

Dari analisa regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor Pembelian dan Perencanaan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kinerja waktu proses pemasangan perpipaan air minum di kabupaten Padang Pariaman.Adapun variabel yang masuk ke dalam faktor pembelian dan perencanaan adalah :

Faktor Variabel Keterangan Pembelian dan Perencanaan X15 Defenisi Scope proyek X25 Kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor X45 Metoda Konstruksi X55 Prosedur pengendalian proyek Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 35 100.0

Excludeda 0 .0

Total 35 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(11)

5. PENUTUP a. Kesimpulan

Berdasarkan Pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Hasil analisis korelasi memperlihatkan bahwa dari 61 variabel yang teridentifikasi pada awal penelitian hanya terdapat 33 variabel yang berpengaruh pada tingkat risiko terhadap kinerja waktu pada pada pekerjaan pemasangan jaringan pipa perusahaan air minum kabupaten Padang Pariaman yang terkelompok dalam 11 faktor baru yaitu : faktor perencanaan pelaksanaan proyek, proses penjadwalan peralatan dan pengendalian gambar, fasilitas permanen dan eksekusi, proses penetapan waktu, pengawasan dan design, pembelian dan perencanaan, estimasi dan ruang lingkup, pengendalian proyek, mobilisasi dan sumber daya, fasilitas pendukung, dan sumber daya proyek.

2. Hasil analisis regresi didapatkan 1 faktor yang dominan mempengaruhi tingkat risiko terhadap kinerja waktu pada pada pekerjaan pemasangan jaringan pipa perusahaan air minum kabupaten Padang Pariaman, yaitu faktor pembelian dan perancanaan. Pada faktor pembelian dan perencanaan yang dominan berpengaruh adalah defenisi scope proyek, kurangnya informasi mengenai perusahaan vendor/supplier, Metoda Konstruksi, dan prosedur pengendalian proyek.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk penelitian yang akan datang agar :

1. Hasil Penelitian dapat dijadikan pedoman untuk mengurangi risiko terhadap kinerja waktu pada pekerjaan pemasangan jaringan pipa perusahaan air minum kabupaten Padang Pariaman dengan memperhatikan faktor konstruksi.

2. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk menentukan perbaikan dan strategi untuk mengurangi risiko terhadap kinerja waktu

pada pekerjaan pemasangan jaringan pipa perusahaan air minum kabupaten

Padang Pariaman dengan

memperhatikan faktor konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Ismeth S., Ph.D, Risk Management: Identification, Assessment, Evaluation, Analysis and Mitigation, part 1: Introducing Risk, Bahan Kuliah Risiko, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 12 Februari 2007

Arisman, M., Identifikasi sumber risiko pada proyek EPC (study kasus proyek ABC, PT X), Thesis, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005 Hosen Radian Z. et.all, Prosedur

Manajemen Risiko Proyek, PT. Rekayasa Industri, 2006

Hosen Radian Z., Overview Business EPC REK, Jakarta, 24 Januari 2007 Kerzner, H. (2001), Project Management,

7

th

edition, John Wiley & Sons, Inc., New York.

Kerzner Harold, Project Management: A System to Planning, Scheduling and Controlling, Ninth Edition , John Wiley & Sons, 2006

Mulholland B. and Christian J., Risk Assessment in Construction Schedule, Journal of Construction Engineering and Management, February 1999 Murray R.Spiegel .1972.Theory and Probelems

-f Statisties .SI-Metrik Edition McGraw

- Hill, Inc., New York .

PMBOK.(2004) http://www.digilib.its.ac.id (5 Desember 2010).

(12)

Sitorus, Juanto,. (2008) Identifikasi Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengarug Terhadap Kinerja Waktu Proyek Epc Gas Di Indonesia. Universitas Indonesia

Soeharto,I. (1995), http://pdfconverter.com/ manajemen-konstruksi (11 Oktober 2010).

Soeharto Iman, (1999) Manajemen Proyek (dari Konseptual sampai Operasional), Jilid 1, Erlangga,

Soeharto, I. (2001), Manajemen Proyek Jilid

2, Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.

Wideman Max, Project and Program Risk Management, A Guide to Managing Risk and Opportunities, PMI, 1992 Priyono Herry Eko, Pengaruh Identifikasi

Faktor Risiko terhadap Kinerja Waktu untuk Pelaksanaan Pembangunan rusun dan apartment, Thesis, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003

Siregar Syofian, (2010) Statistika Deskritif Untuk Penelitian, Rajagrafindo Persada, hal 257

Yudhistira Soedarsono, SA, Kamus Istilah Proyek, Elex Media Komputindo, hal.98

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Validasi

Referensi

Dokumen terkait

· Telah berhasil membuat aplikasi Analisa Nilai Lamda Pada Model Jarak Minkowsky, dengan nilai lamda yang memiliki tingkat akurasi tertinggi dari 25 kali pengujian

Dasar juga dikenal juga sebagai Basic Life Support yang sering dilakukan saat terjadinya gawat darurat sebagai usaha yang dilakukan untuk mempertahankan.. hidup pada saat

Kepala Sekolah beserta para guru di :SMP Negeri 1 Salatiga, SMP Kristen 2 Salatiga, SMP Negeri 5 Salatiga, SMP Pangudi Luhur Salatiga, SMP Negeri 7 Salatiga, serta SMP Kristen

baik yang ditinggalkannya itu berupa harta bergerak dan tidak bergerak atau hak-hak menurut hukum syara’.15 Dari uraian di atas maka dapat ditegaskan pengertian hukum kewarisan

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Kegiatan yang dilakukan dalam Program PKM ini diawali dengan Koordinasi terlebih dahulu dengan Mitra Ibu-ibu yang berminat berwirausaha di bidang batik yang terdiri dari

Djeca pomoću ovog robota mogu naučiti programirati, a osim toga uče i zakone aerodinamike, razvijaju logičko razmišljanje i kritički način razmišljanja