• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar dan Tes Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Dasar dan Tes Psikologi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Dasar Tes Psikologi

hallo teman-teman, kali ini saya putri monica akan share tentang konsep dasar tes psikologi, mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam share tes psikologi ini, namun nanti setelah saya diterangkan oleh dosen saya mas Seta di kelas, maka saya akan segera membenarkannya di dalam komentar blog saya. terimakasiiiiih :)))

Psikologi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang cukup luas, sehingga penerapannya dapat diaplikasikan dalam ruang lingkup pendidikan, sosial, industri, klinis, hingga pengembangan ilmu itu sendiri. Terlepas dari keragaman tersebut, seseorang yang berkecimpung di dunia psikologi harus menguasai dua hal, yaitu konsep mengenai perilaku manusia dan pengukuran terhadap perilaku tersebut. Pengukuran in hanya dapat dilakukan jika terdapat alat ukur yang valid dan dapat diandalkan.

(2)

pengukurannya yang tidak hanya berupa tes inteligensi, namun saat ini mencakup tes bakat, kepribadian, prestasi, serta seleksi masuk dalam berbagai intansi.

Tes psikologis memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi. Hal ini membedakan dengan tes yang tidak standar seperti tes hasil belajar siswa yang dibuat oleh guru, tes penerimaan mahasiswa baru, tes calon pegawai negeri (PNS), dan sebagainya sejauh tesnya tidak dibakukan.

Berikut sedikit penjelasan validitas dan reliabilitas dalam tes psikologi :

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

(3)

dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur atribut inteligensi dan kemudian memang menghasilkan informasi mengenai atribut inteligensi (intelligence), dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Sebaliknya suatu tes yang dirancang untuk mengukur atribut bakat (aptitude), manun tidak bisa menghasilkan informasi bakat subyek yang telah dites, maka tes tersebut dikatakan tidak memiliki validitas yang tinggi.

Validitas tes psikologis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tiga sudut pandang (dari arah isi yang diukur, dari arah rekaan teoritis atau disebut contruct atribut yang diukur, dan dari arah kriteria alat ukur), yaitu; (1) validitas isi (content validity), (2) validitas kontruksi (construct validity), dan (3) validitas berdasar kriteria (criterion-related validity).

Validitas Isi (Content Validity)

(4)

yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat mendeskripsikan atribut yang dipersoalkan, dengan demikian bagaimana kontruksi teoritis ini akan tergantung pada ilmuwan yang mengembangkannya. Oleh karena itu gambaran mengenai sesuatu atribut dapat bermacam-macam tergantung kepada teori siapa yang digunakan sebagai dasar pengembangan tes psikologis.

(5)

Validitas Berdasar Kriteria

Validitas berdasar kriteria sering digunakan dalam pengembangan validitas tes psikologis.karena telah tersedianya beberapa tes psikologis yang digunakan mengukur atribut psikologis yang sama.

Reliabilitas

(6)

mencakup; keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi hasil pengukuran, namun demikian ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah keterpercayaan hasil pengukuran yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

Sejalan dengan uraian di atas, Suryabrata (2000:29) menyatakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjuk pada sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat ukur yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda.

Estimasi reliabilitas tes psikologis dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu : (1) pendekatan tes ulang (retes), (2) pendekatan dengan tes paralel, dan (3) pendekatan satu kali pengukuran yang disebut teknik belah dua.

Pendekatan Tes Ulang (Retes)

(7)

pengaruh faktor lain. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi skor testing pertama dengan skor testing kedua, jadi rt-1 = rt-2

Pendekatan dengan Tes Paralel

Pendekatan ini dilakukan dengan cara membuat tes paralel yaitu tes A dan tes B (keduanya dirancang bentuk paralel). Kedua tes tersebut diberikan kepada sekelompok subyek, lalu hasilnya dikorelasikan, jadi rt-A = rt-B. Suatu tes dinyatakan reliabel bila diperoleh koefisien korelasi yang signifikan antara skor hasil tes A dengan skor hasil tes B. Kelemahan reliabilitas ini terletak pada sulitnya membuat dua tes yang paralel.

Pendekatan Satu Kali Pengukuran

(8)

SISTEM PENGELOLAAN TES PSIKOLOGI

Dalam tulisan Delandshere dan Petrosky dalam jurnal The Educational Reseacher,

27, 2, 1998 teori pengukuran kontemporer yang pada akhir abad 19 sebagai

(9)

Definisi pengukuran yang dijelaskan para ahli di atas menegaskan bahwa dalam pemberian angka pada subyek, obyek atau kejadian tidak asal memberi angka namun harus menggunakan aturan-aturan, tidak sembarangan. Artinya, orang yang akan memberi angka pada subyek, obyek, ataupun kejadian harus memperhatikan kaidahnya.

Pengukuran psikologi, bukan pengukuran pisik, atau obyek dan kejadian lainnya. Sehubungan dengan pengukuran psikologi, Nunnally (1978) menjelaskan bahwa ada dua tipe kesalahan dalam pengukuran, yaitu: kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan sistematik terjadi jika kualitas instrumen atau alat ukur yang digunakan kurang baik.

Sedangkan kesalahan acak dapat disebabkan oleh kondisi subyek yang dites, dan cara menyelenggarakan tes termasuk di dalamnya pelaksana, waktu, dan tempat tesnya.

Dari penjelasan diatas kita bisa simpulkan kesalahan pengukuran di atas memberi gambaran bahwa kualitas alat ukur merupakan faktor utama dan sangat penting artinya bagi pengukuran. Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam sistem pengelolaan alat ukur.

(10)

1. Tes Akademis Dasar, merupakan tes pengetahuan yang bersifat umum yang diarahkan sesuai dengan fungsinya umumnya berupa tes pengetahuan Bahasa Inggris dan Berhitung. kadang dilengkapi dengan tes keterampilan. seperti tes mengoperasikan komputer ataupun tes mengetik.

2. Tes Intelegensi Umum, dilakukan untuk mengetahui intelegensia / daya tangkap seseorang umumnya dikenal dengan Tes IQ. (Intellegent Quotion). Dalam tes ini banyak menggunakan pertanyaan maupun gambar-gambar yang memerlukan pemahaman serta nalar dalam menjawabnya.

3. Tes Kepribadian, dilakukan untuk mengetahui kecenderungan Kepribadian seseorang. Adapun salah satu alat ukur yang dipakai adalah DISC (DominanInfluence Steadyness Compliance), tes ini berisi beberapa pertanyaan yang arahnya menggiring si penjawab agar dapat lebih membuka diri, menemukan kesesuaian dengan jati dirinya dalam pertanyaan – pertanyaan yang diajukan.

(11)

EPPS (Edward Preferences Personality Schedule) yang arahnya sama untuk mengetahui kecenderungan kepribadian seseorang. Saat ini jenis-jenis alat ukur untuk mengetahui kepribadian sudah cukup banyak dan beragam, kita tinggal menentukan alat ukur mana yang dirasakan paling cocok untuk digunakan untuk kebutuhan kita.

4. Tes Ketahanan, Ketepatan, Ketelitian kerja, Kestabilan kerja, umumnya tes ini berupa penjumlahan maupun pengurangan sederhana, namun dalampengerjaannya dibatasi oleh waktu, memerlukan ketelitian, kecepatan danketahanan dalam menulis jawaban.

Contoh : 5+4, 4+3, 6+5, 7+8, dst... terdiri atas 10 sampai 15 baris, jika

isian jawaban stabil akan terlihat grafik menaik atas jawaban dari baris perbaris, sedangkan bila trendnya menurun, bisa diartikan kurang dalam ketahanan kerja.

(12)

Tes ini bersifat gratis atau tanpa dipungut biaya. Jalankan tes sesuai dengan diri kita, bukan berdasarkan kondisi emosi sesaat. Kerjakan pada saat kondisi diri kita benar-benar nyaman. Tidak ada jawaban benar dan salah di dalam tes ini.

Referensi

Dokumen terkait

Digunakan untuk memotret obyek-obyek yang sumber pencahayaannya berasal dari cahaya buatan seperti lampu pijar atau lampu

8.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung.. dengan huruf tegak bersambung dan ejaan

(1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi pengawasan

Jika dilihat dari keberadaan kandungan dan besarnya unsur biokimia makro yang terdapat di dalam tubuh ikan, perubahan utama yang terjadi pada proses kemunduran

tingakah laku Punakawan sendiri selalu menggambarkan kejenakaan dalam pertunjukan wayang sekalipun entah itu ketika bertutur kata maupun tingkah lakunya, lalu letak

hayati dalam pembuatan pulp yaitu mikroba yang bisa menghancurkan lignin. tetapi tidak merusak

The following Table 2 presents that the current poverty line of Rp 233 thousand (US$ 26) per month have included about 30 millions of people (12.5 percent) in the poverty

Asymetrix Multimedia Toolbook Instructor adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat aplikasi, terutama aplikasi multimedia yang dijalankan pada sistem operasi Microsoft