ABSTRACT
The Influence of Rubric “MenujuPemilu 2014” in Tribun Lampung Newspaper Towards First Voters Interest to Participate in Elections 2014
(case study on first voters incommunication scienceFaculty of Social and Political Sciences Lampung University years 2011-2013)
By
AniAnnisaLasmah
First voters are an important asset for participating in the election because a huge number of voters overall. However, voters are required to be active in seeking information about the elections so that they get more information confirming their intention to exercise their voting right. And one of the local newspapers in the Bandarlampung contains a rubric that contains news about the election rubric entitled "Menuju Pemilu 2014" in which this could be one source of information for voters who read it so that they are more confident to participate in elections.The purpose of this research is knowing the influence of elections information either legislative elections or governor of Lampung Province elections in rubric “Menuju Pemilu 2014” in Tribun Lampung Newspaper towards first voters interest to participate in Elections 2014. This research use S-O-R Theory as a priority theory and using Information Processing Theory for supporting this research. This research use total sampling technique and sample for this research is done by pre-survey in communication studies students from 2011-2013 years with 314 person and after pre-survey there are 48 persons which qualified to be a respondent because they are read and follow up the news from rubric “Menuju Pemilu 2014” in Tribun Lampung newspaper. To test the influence of both variable, this research use Simple Regression Linier to test if there are influence of those variable with low scale. The result of hipothesis test showed that Toutput (3.763) > Ttable (1.679) therefore Ho is rejected and that means the news of elections either legislative or governor of Lampung Province has influence towards first voters interest who reads that rubric, therefore Ho is rejected and Hi is accepted.
ABSTRAK
Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Di SKHU Tribun Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Di Lingkungan FISIP Universitas Lampung
Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2011-2013)
Oleh
Ani Annisa Lasmah
Pemilih pemula merupakan aset penting bagi peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar dari jumlah pemilih keseluruhan. Namun pemilih pemula dituntut untuk aktif dalam mencari informasi seputar pemilihan umum agar mereka mendapatkan informasi yang lebih sehingga menguatkan niat mereka untuk menggunakan hak pilih. Dan salah satu surat kabar lokal di Bandarlampung memuat sebuah rubrik yang berisi tentang berita seputar pemilu dengan judul rubrik “Menuju Pemilu 2014” dimana hal ini bisa menjadi salah satu sumber informasi bagi pemilih pemula yang membacanya sehingga mereka lebih yakin untuk emnggunakan hak pilihnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi pemilu baik pileg maupun pilkada Provinsi Lampung yang ada pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” di SKHU Tribun Lampung terhadap minat calon pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Penelitian ini dilandasi oleh teori S-O-R dan juga menggunakan teori pendukung yakni Teori Pemrosesan Informasi. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yang dimana sampel penelitian berasal dari hasil prasurvey yang dilakukan pada mahasiwa ilmu komunikasi angkatan 2011-2013 dengan jumlah 314 orang yang kemudian setelah diadakan survey dengan kriteria bahwa responden pemilih pemula tersebut membaca dan mengikuti berita yang ada pada rubrik “Menuju Pemilu 2014” di SKHU Tribun Lampung maka sampel penelitian ini adalah sejumlah 48 orang. Untuk menguji pengaruh antara kedua variabel digunakan uji Regresi Linier Sederhana yang dimana hasil uji tersebut menunjukkan terdapat hubungan antar variabel dengan skala rendah. Hasil uji hipotesis atau uji t menunjukkan bahwa Thitung (3.763) > Ttabel (1.679) maka Ho ditolak dan artinya pemberitaan seputar pemilihan umum baik legislative maupun gubernur untuk Provinsi Lampung memiliki pengaruh terhadap minat pemilih pemula yang membaca rubrik tersebut oleh karena itu Ho ditolak dan Hi diterima.
Penulis dilahirkan di Tanjungkarang, Bandarlampung pada
tanggal 18 April 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara,
buah hati dari pasangan (Alm.) Bapak Hi. Drs. Usman Anwar dan
Ibu Hj. Siti Usriah.
Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Taman Kanak-Kanak
Al-Azhar Way Halim Bandarlampung, Sekolah Dasar Perguruan Al-Kautsar
Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama
Perguruan Al-Kautsar diselesaikan pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas
Perguruan Al-Kautsar diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis
diterima sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi Melalui Jalur PKAB (Penerimaan
Khusus Minat dan Bakat) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama menjadi
mahasiswi Ilmu Komunikasi, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas
English Society of Unila (ESo) selama 2 tahun dibidang scrabble dan penah
mengikuti berbagai perlombaan scrabble yang diselenggarakan di daerah
Bandarlampung dan di luar Bandarlampung. Penulis melaksanakan KKN (Kuliah
Kerja Nyata) pada Januari 2013 di Desa Negeri Jemanten, Kecamatan Margatiga
MOTTO
- LIFE IS A GIFT, WAKE UP EVERY DAY AND REALIZE THAT YOU’RE STILL
ALIVE. BE GRATEFUL FOR THAT
- WHEN YOU TRY YOUR BEST BUT YOU DON’T SUCCESED, TRY HARDER,
AND BE PATIENT BECAUSE A GREAT THINGS WILL HAPPENS
UNEXPECTEDLY
- WHEN YOUR LIFE FEELS LIKE A THUNDER STORM. BE STRONG. IT
PERSEMBAHAN
Puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah S.W.T, shalawat dan salam tercurahkan kehadirat Nabi besar Muhammad S.A.W atas segala cinta kasih, nikmat serta berkah-Nya kepadaku dan keluargaku yang hingga saat ini kami masih diberi kesehatan, serta kelancaran dalam menyelesaikan karya ini. Segala puji hanya untuk Allah S.W.T, kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang kukasihi serta mengasihiku :
Untuk Ibu, (Alm) Ayah dankakakterbaik yang akubanggakan
Sahabatdanteman-temantersayang yang akubanggakan
Orang terdekat yang kusayangi
Dan
SANWACANA
Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul“Pengaruh Rubrik “Menuju Pemilu 2014” Pada SKHU Tribun
Lampung Terhadap Minat Pemilih Pemula Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Umum 2014 (Studi Korelasi Pada Pemilih Pemula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Mahasiswa Angkatan 2011-2013 Universitas Lampung)Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam upaya untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis megucapkan
rasa hormat dan ucapan terimaksih kepada:
1. Allah SWT. atas segala kebesaran, kuasa, kesempatan serta petunjuk yang
diberikan kepada hamba. Terimakasih telah menciptakan umat manusia
dengan akal sehingga bisa digunakan untuk menuntut ilmu sehingga bisa
berbuat baik kepada sesama umat manusia.
2. Nabi Muhammad SAW. atas keteladanannya dan senantiasa kusampaikan
kerinduan yang tak terbatas kepadamu.
3. Kepada Ibuku tersayang Ibu Hj.Siti Usriah yang selama ini telah
meluangkan waktunya untuk selalu memberikan dukungan dan doa kepada
anaknya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini dan menjadi sarjana, ibu
yang hebat yang bisa menjadi panutan untukku nantinya, ibu yang hebat
yang bisa menghadapi segala masalah dengan penuh rasa sabar, ibu yang
tak pernah kenal lelah untuk mendoakan anak-anaknya, ibu yang tak kenal
lelah untuk memberikan senyum kepada anak-anaknya meskipun
pikirannya tidak hanya memikirkan satu masalah saja. Maaf jika anak
gadismu ini belum bisa memberikan yang terbaik saat ini tapi adek akan
berusaha buat ibu selalu bangga dan bahagia. Terima kasih ibu, telah
menjadi ibu yang luar biasa bagi anak-anakmu. Adek sayang ibu. Mungkin
4. Kepada Alm. Bapak Hi. Drs. Usman Anwar yang sudah menjadi ayah
terhebat sepanjang hidupnya. Disepanjang hidupnya beliau merupakan
seseorang yang bisa mengayomi anaknya, menyayangi
anak-anaknya, mendidik anak-anaknya dengan caranya sendiri sehingga
menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Hampir 4 tahun kepergianmu
sungguh terasa ada yang beda dalam keluarga kecil kita, kenangan
bersamamu selalu menghampiri anak gadismu yang kini sudah memasuki
jenjang perguruan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana. Sosok seorang
ayah yang selalu aku banggakan yang selalu aku rindukan. Maafkan anak
gadismu ini jika belum membahagiakan engkau disana, adek akan selalu
mendoakan bapak disana Insha Allah adek akan buat bangga bapak disana,
buat bangga ibu, mamas dan semua yang adek sayang. Adek kangen
bapak. Adek sayang bapak. Tidak cukup hanya dengan kata-kata
menggambarkan bagaimana sayangnya adek sama bapak, rindunya adek
kepada bapak, rasa terima kasih adek kepada bapak, adek akan berusaha
untuk menjadi kebanggaan keluarga kecil kita pak. Adek sayang bapak. I
miss you so bad, i love you my hero!
5. Kepada kakak laki-laki satu-satunya pengganti posisi ayah di keluarga
kecil ini adalah Agung Prasetiawan, S.E yang selalu memberikan kasih
sayangnya kepada adik bungsunya. Terima kasih banyak telah menjadi
7. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
8. Bapak Drs. Sarwoko M,Si selaku Pembimbing Akademik.
9. Bapak Ahmad Rudy Fardiyan, S.Sos, M.Si selaku Ketua Penguji serta
Pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan, masukan, saran,
kesabaran dan waktunya yang telah diberikan kepada saya selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
10.Bapak Toni Wijaya, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembahas yang telah
meluangkan waktunya serta masukan, kritik, dan saran perbaikan yang
sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
11.Seluruh Staff Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis kelak dalam
menghadapi dunia kerja.
12.Sahabat-Sahabat luar biasa, sahabat-sahabat seperjuangan mulai dari
perjuangan propti, perjuangan kuliah, perjuangan skripsian, perjuangan
bimbingan skripsi, perjuangan jalan-jalan bareng, perjuangan kisah cinta,
perjuangan alay-alay masa kini dan perjuangan-perjuangan lain yang
mungkin akan menghabiskan berlembar-lembar untuk menjelaskan itu
semua. Kita menyebutnya persahabatan ini dengan Wacana Group
terkadang Pance Group. Member dari Wacana Group adalah Siti Fatimah
dia merupakan teman seperjuangan kuliah mulai dari propti, berikutnya
akhirnya tidak debut-debut, berikutnya Fitria Hani Aprina teman
seperjuangan nontonin Running Man waktu ke Jakarta main bola bareng
PJS, berikutnya ada Amalia Nurdin a.k.a Sumi teman seperjuangan
judesin orang yang pada akhirnya keracunan Chanyeol EXO, ada Hesty
Prihastuti yang juga sama keracunanya sama Sumi mereka berdua
keracunan EXO, terus ada nyonya ghibah lovers yang virusnya udah
menyebar kemana-mana the one and only sumber ghibah sejagat raya
Emirullyta Hardaninggar a.k.a Sist Ata, terus ada Oemar Madri Bafadhal
yang merupakan teman yang memiliki kedekatan tertentu dengan
seseorang bernama M.Hafiz Wiratama yang dimana biasa dipanggil Ojan,
Ojan merupakan seseorang yang sangat dekat dengan Oemar jadi mereka
kemana-kemana selalu berdua layaknya soulmate yang tidak bisa
dipisahkan, selanjutnya ada alay brother namanya Pratama Dio Ananto
entah dari mana bisa dipanggil alay brother sama mas satu ini, dan ada
Imam Mubaraq yang (katanya) memiliki aura aura tertentu sehingga bisa
memikat wanita, dan yang terakhir ada Yunardi Hasan K.S a.k.a Adi Pato
yang tiba tiba menghilang dari wacana group. Aku cinta kalian. Aku
sayang kalian. Please group ini jangan pernah musnah ! Sesungguhnya
kalo mau dijabarin satu-satu bakal panjang cerita jadi dibikin singkat
lagian bingung jugaan mau describe say thanks seperti apa lagi, kalo mau
dan panggilan kesayangannya adalah Ahjussi. Terima kasih untuk
semuanya, terima kasih sudah selalu mau menemaniku menunggu dosen,
terimakasih sudah mengajarkan banyak hal yang tidak aku ketahui dalam
kehidupan ini terima kasih selalu menemani pokoknya terima kasih. Make
me your radio, Turn me up when you feel low ! Semangat terus ya ahjussi !
segitu aja yah, nanti kao mau versi lengkapnya private aja via whatsapp
atau LINE hehehe.
14. Kepada Running Man, SHINee, EXO, BangtanBoys, Girls‟ Generation,
dan semua hallyu star yang termasuk dalam bias saya dan juga playlist
kehidupan saya, saya ucapkan terima kasih banyak sudah menemani
hari-hari saya dengan lagu-lagu yang sangat membuat saya terhibur ketika
sedang suntuk. Untuk Running Man, terima kasih banyak untuk kelucuan
kelucuan yang menghibur ketika ditonton waktu saya sedang badmood
dan juga terimakasih sudah datang ke Jakarta untuk Asian Dream Cup dan menjadikan Lee Kwang Soo “Asian Prince”, untuk member SHINee
terima kasih sudah meluangkan waktunya ke Indonesia pada 22 Juni 2014
sehingga saya bisa melihat kalian tampil dengan luar biasa spektakulernya,
untuk EXO terima kasih juga sudah meluangkan waktunya ke Indonesia
tapi saya tidak dapat hadir special untuk member termuda, EXO Oh Sehun
maaf nuna ga bisa liat kamu perform, semoga cidera kakinya cepet
sembuh ya. Saranghae Oh Sehun ! you’re the cutest ! Untuk BangtanBoys
Eonnie semoga makin cantik dan langgeng dengan EXO Baekhyun. Untuk
K-Drama terimakasih sudah menemani hari-hari saya. Untuk versi panjang
silahkan request.
15.Dan terakhir seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi 2010, 2011, 2013,
2014 dan angkatan-angkatan baru selanjutnya.
16.Untuk semua pihak yang telah mendoakan saya dalam doanya, untuk
semua pihak yang telah memberikan saya pelajaran-pelajaran berharga
baik secara langsung ataupun tidak langsung, untuk semua apresiasinya
terhadap saya, untuk semua simpati dan empatinya terhadap saya kepada
siapapun itu saya ucapkan terimakasih banyak. Itu semua merupakan
pelajaran berharga..
Seluruh pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah S.W.T membalas seluruh
ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi
ini bermanfaat.
BandarLampung, 02 Oktober 2014 Penulis,
DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2RumusanMasalah ... 7
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 7
IITINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Tinjauan Surat Kabar atau Koran ... 12
2.3 Tinjauan Rubrik ... 15
2.4 Tinjauan Minat ... 22
2.5 Tinjauan Pemilihan Umum ... 27
2.6 Tinjauan Hak Suara (Hak Memilih) ... 29
2.7Tinjauan Pemilih Pemula (First Vote) ... 31
2.8 Terpaan Media (Media Exposure) ... 36
2.9Teori S-O-R ... 38
2.10 Teori Pemrosesan Informasi ... 39
2.12 Hipotesis ... 43
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 59
3.9 Teknik Pengolahan Data ... 60
3.10 Validitas dan Reliabilitas ... 61
3.11 Uji Normalitas ... 64
3.12 Teknik Analisis Data ... 64
IV GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum FISIP Unila ... ...68
4.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian ... 68
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan ... 69
4.1.3Tata Pamong ... 71
4.1.4 Kurikulum ... 72
4.2Gambaran Umum Tribun Lampung ... ...74
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 75
5.1.1 Uji Validitas ... 76
5.1.2Uji Reliabilitas ... 79
5.1.3Uji Normalitas ... 81
5.2Karakteristik Identitas Responden ... 82
5.2.1 Jenis Kelamin Responden ... 82
5.2.2Umur Responden ... 83
5.2.3Tahun Angkatan Responden ... 85
5.3 Analisis Jawaban Responden ... 86
5.4Analisis Hubungan Antar Variabel ... 139
5.5Hasil Analisis Data ... 143
5.5.1 Uji Hipotesis (Uji T) ... 143
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan ... 154 6.2 Saran ... 157
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilu 2
Tabel 2. Penelitian terdahulu 1 10
Tabel 3. Penelitian terdahulu 2 11
Tabel 4. Jumlah mahasiswa populasi dan sampel 47
Tabel 5. Tabel Indikator Variabel X 52
Tabel 6. Tabel Indikator Variabel Y 57
Tabel 7. Struktur Tata Pamong Jurusan Ilmu Komunikasi 71
Tabel 8. Daftar Mata Kuliah Mahasiswa Ilmu Komunikasi 73
Tabel 9. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel X 77
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Y 78
Tabel 11. Reliabilitas Variabel X 79
Tabel 12. Reliabilitas Variabel Y 80
Tabel 13. Tabel Hasil Uji Normalitas 81
Tabel 14. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 83
Tabel 15. Karakteristik responden berdasar umur 84
Tabel 17. Artikel berita di rubric “menuju pemilu 2014” perlu diketahui
oleh pembaca 87
Tabel 18. Artikel berita yang di muat merupakan artikel berita yang penting
untuk diberitakan 89
Tabel 19. Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang menarik
perhatian pembaca 91
Tabel 20. Artikel berita yang disajikan menarik dari segi judul berita 93
Tabel 21. Artikel berita yang disajikan menarik dari segi isi berita 94
Tabel 22.Artikel berita yang disajikan menarik dari segi narasumber berita 96
Tabel 23. Artikel berita menarik dari segi faktor lain (e.g. berkaitan dengan
berita lain, mengandung unsur yang menghibur dll) 98
Tabel 24. Artikel berita yang disajikan dalam rubrik memiliki kemungkinan untuk
mempengaruhi pemikiran pembaca. 99
Tabel 25.Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang memiliki unsur
magnitude 101
Tabel 26. Artikel berita yang disajikan merupakan berita yang up-to date 103
Tabel 27. Artikel berita yang disajikan merupakan berita lokal yang membuat
pembaca lebih tertarik 106
Tabel 28. Berita yang disajikan merupakan berita lokal yang menyajikan
Tabel 29. Artikel berita mengandung unsur human interest 110
Tabel 30. Berita yang di publikasikan dapat ditelusuri kembali
kepada narasumbernya 112
Tabel 31. Kesesuaian antara narasumber dengan tema atau fakta berita 114
Tabel 32. Berita yang disajikan sesuai antara judul dengan isi berita 116
Tabel 33. Berita yang disajikan bersifat netral 117
Tabel 34. Berita yang disajikan bersifat balance 119
Tabel 35. Penyajian berita mengandung cover both side 121
Tabel 36. Artikel berita yang disajikan sudah mengandung unsur 5W + 1H
sesuai dengan kaidah jurnalistik 123
Tabel 37. Frekuensi membaca rubrik “Menuju Pemilu 2014” 126
Tabel 38. Pembaca aktif mengikuti perkembangan berita pemilu di rubric
“menuju pemilu 2014” 128
Tabel 39. Pengalaman yang minim membuat calon pemilih aktif untuk
mencari informasi 130
Tabel 40. Pembaca mengerti serta dapat memahami berita yang disampaikan
pada rubric 132
Tabel 41. Pembaca mendapat tambahan informasi yang lebih mengenai
informasi pemilu 134
Tabel 42. Pembaca sudah memiliki ketertarikan terhadap berita, dan memiliki
Tabel 43. Paham dan sadar akan pentingnya untuk menggunakan hak pilih 137
Tabel 44. Pembaca akan menggunakan hak pilihnya 138
Tabel 45. Hasil perhitungan Regresi Linear 140
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,
DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli
2014, masyarakat akan memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan
menggantikan Presiden dan Wakil Presiden RI saat ini, Susilo Bambang
Yudhoyono dan Boediono.
Pada setiap penyelenggaraan pemilu sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat
untuk menggunakan hak pilihnya guna menentukan nasib bangsanya untuk
beberapa tahun kedepan. Terlebih lagi saat ini yang menjadi sasaran para calon
politikus yang akan bertarung di pemilu 2014 adalah pemilih pemula, yang
dimana pemilih pemula ini merupakan pemilih yang baru akan menggunakan hak
pilihnya pada pemilu 2014 ini. Dilihat dari tingkat jumlah usia dan kesadaran para
pemilih pemula dalam pemilu, menunjukkan perbedaan yang didasarkan pada
kurangnya pengalaman dan informasi, ada yang akan menggunakan hak
memilihnya pada pesta demokrasi, namun ada juga yang tidak akan menggunakan
hak memilihnya. Dan hal ini harusnya menjadi sebuah kesadaran individu untuk
bagaimana proses pemilu akan dilaksanakan dan siapa sajakah peserta pemilu
nanti, agar mereka tidak salah pilih karena mereka merupakan bagian dari “agent of change” karena jumlah pemilih pemula yang cukup besar dapat menjadi
penentu kemenangan suatu partai politik.
Namun pada kenyataannya, tingkat partisipasi pemilih masih kurang terutama
tingkat partisipasi pemilih pemula yang dimana mereka lebih memilih utnuk tidak
menggunakan hak pilihnya, begitulah yang terjadi di daerah Provinsi Lampung.
Berdasarkan data dari KPUD Provinsi Lampung (kpud-provlampung.go.id, di
akses pada 30 Januari 2014), presentase partisipasi pemilih hanya mencapai
63%-73%, yang berarti masih banyak pemilih yang tidak berpartisipasi yakni mencapai
angka 30%. Untuk lebih jelasnya dapat di dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Data Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pemilu
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa peserta pemilihan umum legislatif di
wilayah kota Bandarlampung merupakan yang paling rendah di antara 14
kabupaten atau kota lainnya. Dimana hanya menunjukkan partisipasi pada
pemilihan umum legislatif (jumlah) pada tahun 2009-2011 berjumlah 63%,
sedangkan untuk kabupaten / kota lainnya seperti Lampung Selatan dan Way
Kanan mencapai angka 73% dan 74,75% .
Kemudian, merujuk pada pemilu yang sebelumnya, yakni dari data yang dirilis
KPU (www.kpu.go.id, di akses pada 30 Januari 2014), jumlah total pemilih yang
telah terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 orang
penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut 20-30% nya adalah Pemilih Pemula
(kelompok muda yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya dalam
Pemilu). Sedangkan Pada Pemilu 2004, jumlah Pemilih Pemula sekitar 27 juta
dari 147 juta pemilih. Pada Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta (21
persen) pemilih. Data BPS 2010, Penduduk usia 15-19 tahun: 20.871.086 orang,
usia 20-24 tahun: 19.878.417 orang. Dengan total jumlah pemilih muda sebanyak
40.749.503 orang. Dengan demikian, angka-angka tersebut menunjukkan jumlah
pemilih muda atau pemilih pemula yang cukup tinggi, dimana dalam suatu
pemilu, jumlah tersebut sangat besar dan bisa menentukan kemenangan partai
politik atau kandidat tertentu.
Namun pada kenyataannya, kelompok pemilih pemula berpotensi tinggi untuk
lebih memilih golput (golongan putih) orang-orang yang tidak menggunakan hak
suaranya pada pemilu. Sebagaimanatemuan Lembaga Peduli Remaja (LPR) Kriya
tanggal 19 Februari 2009, menyatakan bahwa potensi golput pemilih pemula di
kota Solo cukup tinggi. Dari 340 responden yang dipilih secara acak dari sepuluh
SMA dan SMK di kota Solo, hanya 21,49% saja yang menyatakan siap
memberikan suara. Sisanya 60,51% menyatakan belum yakin apakah akan
memilih atau tidak, artinya berpotensi golput, dan 18% dengan tegas menyatakan
tidak memilih. Hasil survey juga menunjukkan 67,55% pemilih pemula belum
mengetahui secara persis tahapan dan sistem pemilu. Tidak hanya itu, sebanyak
76,40% bahkan mengaku tidak tahu jumlah kontestan partai politik. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat ketertarikan pemilih pemula untuk berpartisipasi
pada pemilu 2009 lalu masih sangat rendah. Sikap ini terlihat dari 91,01%
responden menyatakan tidak bersedia turut serta dalam kegiatan kampanye. Hal
ini disebabkan karena pemilih pemula belum dibekali informasi tentang pemilu
ataupun politik secara jelas bahkan hingga saat ini belum banyak partai politik
ataupun pihak terkait tentang pemilu dan politik yang melakukan pendidikan
politik serius terhadap pemilih pemula. Dan pemilih pemula menggantungkan
pendidikan politik kepada informasi media massa, sesama teman, orang tua, atau
tenaga pengajar di lembaga sekolah atau universitas.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
menyatakan informasi sebagai keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda
yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya
yang dapat di lihat, di dengar, dan di baca yang disajikan dalam perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik.
Dengan demikian pemahaman tentang informasi politik mengacu pada definisi
Media massa merupakan sarana paling efektif digunakan untuk menyebarkan dan
menjaring informasi politik. Dalam hal ini media bukan saja sebagai sumber
informasi politik melainkan kerap menjadi faktor pendorong (trigger) terjadinya
perubahan politik (Suwardi, 2004). Disamping itu media memiliki potensi
mentransfer dan mengekspos informasi politik bagi pembentukan opini publik.
Selain menjadi sumber informasi, media massa juga merupakan saluran
komunikasi bagi para aktor politik. Cara - cara media menampilkan peristiwa -
peristiwa politik dapat mempengaruhi persepsi para aktor politik dan masyarakat
mengenai perkembangan politik. Melalui fungsi kontrol sosialnya, bersama
institusi sosial lainnya, secara persuasif media massa bisa menggugah partisipasi
publik untuk serta dalam merombak struktur politik.
Dengan sifat media massa yang bisa mempersuasi pembaca, maka pada penelitian
ini peneliti akan membahas sebuah rubrik pada surat kabar yang mengusung tema
pemilu. Karena surat kabar sejatinya mengabdi kepada masyarakat untuk
memberikan informasi yang berguna, khususnya (saat ini) mengenai pemilu 2014
dan bersifat independen yang berarti lepas dari kepentingan-kepentingan politik
tertentu serta gagasan tertentu.
Salah satu surat kabar yang ada di masyarakat Bandarlampung adalah surat kabar
harian (SKH) Tribun Lampung. Pemberitaan mengenai pemilu 2014 dituangkan
dalam suatu rubrik yakni “Menuju Pemilu 2014”, dimana pemberitaan politik
seputar pelaksanaan pemilu 2014 baik pemilu legislatif dan pilkada disajikan
dalam beberapa judul berita. Adanya perubahan dari pembaca surat kabar ini
membentuk opini publik yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat dikatakan
bahwa informasi merupakan salah satu variabel pembentuk sikap individu. Hal ini
sejalan dengan hal yang dingkapkan oleh Krech bahwa informasi yang diperoleh
seseorang atau kelompok orang dapat membentuk atau menentukan sikap orang
atau kelompok itu (Krech 1982, dalam Regar). Peneliti memilih Surat Kabar
Tribun Lampung karena target pasarnya cukup luas dan menurut hasil survey
Nielsen pada tahun 2014 bahwa Surat Kabar Harian Tribun Lampung merupakan
koran nomor 1 di provinsi Lampung yang banyak di baca oleh masyarakat dan
juga secara ekonomis mampu dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
adakah pengaruh sebuah rubrikasi di surat kabar, terutama rubrik “Menuju Pemilu
2014” di Surat Kabar Harian Tribun Lampung terhadap minat calon pemilih
pemula berpartisipasi di pemilu 2014. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung Jurusan Ilmu
Komunikasi yang membaca surat kabar Tribun Lampung dan merupakan
mahasiswa angkatan 2011-2013, karena pada lingkungan pendidikan ini
mahasiswa Ilmu Komunikasi mengkaji secara mendalam tentang media massa
serta mengkaji bidang jurnalistik sehingga bisa lebih rasional dalam
pengembangan pikiran dan juga mereka masih termasuk usia pemula yang dimana
usia pemula terutama mahasiswa pada angkatan tersebut merupakan bagian agent
of change yang dianggap memiliki pemikiran yang kritis terhadap terpaan
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh dari rubrik “Menuju Pemilu 2014” terhadap minat
pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum 2014?
1.3Tujuan Peneltian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terpaan informasi pemilu pilkada
dan pileg pada rubrik di “Menuju Pemilu 2014” SKHU Tribun Lampung terhadap
minat calon pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilihan Umum 2014
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini :
a. Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan
pengetahuan dalam ilmu komunikasi tentang media massa khususnya surat
kabar yang bisa mempengaruhi individu sesuai dengan fungsinya dan
bagaimana penyajian berita pada surat kabar sehingga menarik bagi
pembaca.
b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi
SKHU Tribun Lampung yang memungkinkan untuk menambah lagi
kualitas dan kuantitas berita yang disampaikan kepada khalayak pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti. Penelitian sebelumnya meneliti tentang Analisis Pengaruh
Norma Subyektif dan Karakteristik Endorser Terhadap Minat Memilih Dalam
Pemilu Presiden 2009 (Studi Pada Para Pemilih Pemula Di Wilayah Kota
Magelang (Universitas Sebelas Maret, Asriani Hendaryati)dengan hasil
karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness, dan
attractiveness berpengaruh signifikan terhadap minat memilih para pemilih
pemula pada Pemilu Presiden 2009. Dan tujuan peneltian ini adalah untuk
menguji apakah karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness,
dan attractivenessdan juga subjectiveness norm berpengaruh terhadap minat
memilih para pemilih pemula dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009.
Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda yang menggunakan 3 variabel
penelitian dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil dari
penelitian ini karakteristik endorser yang terdiri dari expertise, trustworthiness,
minat memilih para pemilih pemula pada Pemilu Presiden 2009. Karena endorser
merupakan bagian dari iklan politik sehingga dapat berpengaruh bagi pemilih
pemula. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu
ini terletak pada hal yang hendak di teliti jika penelitian ini meneliti tentang
karakteristik endorser yang merupakan bagian dari iklan, maka peneliti disini
ingin meneliti tentang pengaruh terpaan berita pada rubrik “Menuju Pemilu 2014”
di surat kabar harian Tribun Lampung.
Penelitian selanjutnya merupakan jurnal penelitian mengenai Pengaruh Iklan
Politik Dalam Pemilukada Minahasa Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Di
Desa Tounelet Kecamatan Kakas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode kuantitatif, dengan pendekatan analisis korelasi dan regresi linear
sederhana dengan 2 variabel penelitian.
Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan perhitungan Korelasi Product Moment iklan
politik memberikan kontribusi sebesar 17,30% dan terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklan politik dan partisipasi pemilih pemula. Sedangkan hasil
perhitungan analisis Regresi Linear Sederhana, terdapat pengaruh yang berpola
linear antara iklan politik terhadap partisipasi pemilih pemula dalam pengujian
linearitas. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah Iklan Politik
dalam Pemilukada di mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap partisipasi
pemilih pemula atau sekitar 17,30% sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel
lainnya. Perbedaan antara penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang
dilakukan peneliti terletak pada variabel x yakni jika penelitian terdahulu ini
terpaan berita politik yang ada pada rubrik “menuju pemilu 2014” di surat kabar
harian Tribun Lampung.
Tabel 2. Penelitian terdahulu 1
Nama/universitas Hendaryati, Asriyani. Universitas Sebelas Maret
Judul/tahun Analisis Pengaruh Norma Subyektif dan Karakteristik
Endorser Terhadap Minat Memilih Dalam Pemilu
Presiden 2009 (Studi Pada Para Pemilih Pemula Di
Wilayah Kota Magelang).2009
Kesimpulan hasil Karakteristik endorser yang terdiri dari expertise,
trustworthiness, dan attractiveness berpengaruh signifikan
terhadap minat memilih parapemilih pemula pada Pemilu
Presiden 2009. Dan tujuan peneltian ini adalah Untuk
menguji apakah karakteristik endorser yang terdiri dari
expertise, trustworthiness, dan attractiveness berpengaruh
terhadap minat memilihpara pemilih pemula dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden 2009.
Tabel 3. Penelitian Terdahulu 2
Nama/Universitas Marissa Marlein Fenyapwain
Judul/Tahun Pengaruh Iklan Politik Dalam Pemilukada Minahasa
Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Di Desa Tounelet
Kecamatan Kakas.
Kesimpulan Berdasarkan perhitungan Korelasi Product Moment iklan
politik memberikan kontribusi sebesar 17,30% dan
terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan politik dan
partisipasi pemilih pemula. Sedangkan hasil perhitungan
analisis Regresi Linear Sederhana, terdapat pengaruh
yang berpola linear antara iklan politik terhadap
partisipasi pemilih pemula dalam pengujian linearitas.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah
Iklan Politik dalam Pemilukada di mempunyai pengaruh
yang cukup kuat terhadap partisipasi pemilih pemula atau
sekitar 17,30% sedangkan sisanya ditentukan oleh
variabel lainnya, seperti faktor lingkungan, keluarga,
nilai-nilai sosial yang dianutnya.
Metodologi Penelitian Teknik analisis data yang dipakai adalah Analisis
Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dan Analisis
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan maka perbedaan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu bahwa peneliti disini meneliti media
massa dengan mediumnya media cetak yakni surat kabar dengan studi pemilih
pemula di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Lampung angkatan 2011-2013 yang membaca surat kabar Tribun
Lampung.
2.2 Tinjauan Surat Kabar atau Koran
Surat kabar merupakan media cetak yang tergolong popular dikalangan
masyarakat golongan menengah kebawah. Sebagai media massa tertua, suratkabar
mampu memberikan informasi yang lebih lengkap. Menurut Effendy dalam “Kamus Komunikasi”, surat kabar adalah lembaga tercetak yang memuat laporan
yang terjadi dimasyarakat dengan ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya
aktual, mengenai apa saja diseluruh dunia mengandung nilai untuk diketahui
khalayak pembaca”.(1989:241)
Menurut Onong Uchjana Effendy (1993: 241) Surat kabar adalah lembaran
tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit
secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan
dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Selain itu, kelebihan surat
kabar ini yaitu memiliki berbagai macam rubrik yang ditulis berbentuk artikel.
Artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar dan
sebagainya (Alwi, 2002: 66). Hal yang terpenting dalam sebuah artikel adalah isi
Surat kabar merupakan media yang dapat dijadikan sumber informasi untuk
mengetahui kedalaman suatu berita, surat kabar juga sering dijadikan sebagai
sumber informasi untuk mengetahui program-program yang terdapatdalam radio.
Hal ini merupakan salah satu kelebihan surat kabar karena surat kabar sering
dijadikan alat untuk mempromosikan program radio dan televisi.
Dibandingkan dengan media massa lainnya seperti Radio, Televisi dan Film,
informasi dalam surat kabar dapat disimpan lama, akan tetapi keterbatasan
informasi dalam surat kabar terletak pada keterbatasan ruang halaman surat kabar
sehingga suatu berita harus di susun dengan singkat, padat dan jelas. Pada
penelitian ini surat kabar yang menjadi bahan kajian penelitian adalah sebuah
surat kabar yang memiliki rubrik khusus yang membahas berita seputar pemilu
2014 yakni SKHU Tribun Lampung yang memiliki judul rubrik “Menuju Pemilu 2014”
2.2.1 Fungsi Surat Kabar
Surat kabar sebagai salah satu jenis media massa boleh dikatakan sebagai yang
tertua sebelum ditemukannya radio, televisi, dan film. Surat kabar memiliki
keterbatasan dimana hanya bisa dinikmati oleh individu yang mampu membaca.
Surat kabar adalah sebagai fourth estate masyarakat akan informasi, seperti yang
diungkapkan Heaning yang dikutip Effendi dalam bukunya Diktat Dasar
1. Publishing the news ( menerbitkan atau menyiarkan berita )
Beritanya harus dilaporkan secara lengkap agar pembaca puas
membacanya.
2. Commenting On the news ( memberikan komentar terhadap suatu berita ).
Fungsi ini memungkinkan si pembaca menemukan maksud dari suatu
berita dan apa yang dikatakan orang lain tentang berita itu.
3. Entertaining Readers ( menghibur pembaca )
Bahwa hasil artikel-artikel dalam surat kabar banyak dibaca oleh pembaca
karena artikel-artikel itu dapat memberikan hiburan kepada pembaca.
4. Helping Readers (menolong pembaca bagaimana cara menggunakan
sesuatu )
5. Publishing advertising ( menerbitkan atau menyiarkan barang dan jasa
yang di tawarkan kepada publik dengan menyewa ruang dan waktu
Advertising meliputi apa yang di sebut AIDDA yaituAttention, Interestm,
Desire, dan Action. Hal-hal barudalam advertising ada yang dilengkapi
dengan berita (contoh : iklan kesehatan). (1999:17)
Surat kabar pada kenyataannya memiliki banyak fungsi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita-berita penting namun surat kabar
juga berfungsi sebagai sarana hiburan untuk menghibur para pembaca. Surat kabar
kabar selain berisi berita-berita yang dianggap penting juga berisi hal-hal yang
sifatnya ringan dan dapat dijadikan pedoman dalam pemimpin dan pelayanan.
Pada penelitian ini fungsi surat kabar merupakan sebuah pedoman dimana berita
yang disampaikan pada pembaca merupakan berita yang bisa membantu pemilih
pemula mendapatkan infromasi yang lebih mengenai pemilu 2014 sehingga
pemilih pemula tidak ketinggalan informasi dan pendidikan tentang pemilu.
2.3 Tinjauan Rubrik
Rubrik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah media cetakyang
berupa surat kabar, tabloid atau majalah. Menurut Onong Uchajana Effendi dalam
Kamus Komunikasi rubrik adalah istilah bahasa Belanda yang berarti
ruanganpada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya mengenai
suatu aspekatau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Rubrik dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kepala karangan atau ruangan tetap
dalam surat kabar,majalah, dan sebagainya (2005:965)
Pengertian rubrik dalam Himpunan Istilah Komunikasi adalah sebuah kepala
karangan atau ruangan di dalam surat kabar atau majalah yang digunakan sebagai
tempat opini, berita, atau semua bentuk tulisan khususnya di media cetak.
Menurut Komaruddin yang dikutip dalam kamus istilah Skripsi dan Thesis,
mendefinisikan rubrik sebagai berikut: Rubrik adalah kepala karangan, bab, atau
pasal didalam surat kabar atau majalah, sering diartikan sebagai“ruangan”,
misalnya rubrik tinjauan luar negeri, rubrik kewanitaan, rubrik ekonomi.
Berdasarkan pengertian diatas, terlihat jelas bahwa setiap rubrik selalu berisi
tulisan-tulisan mengenai aspek tertentu dalam kehidupan masyarakat. Karena
sifatnya yang khusus tersebut, maka tulisan-tulisan dalam suatu rubrik bersifat
lebih mendalam dan komprehensif. Namun demikian gaya penyajian rubrik tidak
semua sama. Menurut Kamus Komunikasi (Effendy, 1989: 365), rubrik itu sendiri
berarti ruangan dalam surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai
suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. Rubrik pada sebuah surat
kabar biasanya berisikan 5-7 judul berita.
2.3.1 Kategori Rubrik
Secara umum rubrik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu rubrik tetap dan rubrik
tidak tetap. Hal tersebut seperti dikemukakan Siregar &Pasaribu(2004: 98) bahwa
media massa seperti majalah memiliki rubrik tetap dan tidak tetap seperti berikut:
a. Rubrik tetap
Rubrik tetap adalah rubrik yang muncul pada setiap edisi dan ditetapkan
berdasarkan kaitan antara tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena
iturubrik tetap harus memiliki relevansi informasi yang disampaikan
secara berlanjut.
b. Rubrik tidak tetap
Rubrik tidak tetap adalah rubrik yang hanya muncul pada edisi tertentu,
jika hanya disampaikan secara situasional maka disebut sebagai rubrik
tidak tetap (Siregar & Pasaribu, 2004: 98).
Rubrikasi membantu pembaca untuk agar dengan cepat menemukan informasi
yang penting dan menarik untuk dibaca. Suatu rubrik memuat sejumlah informasi
yang termasuk dalam kategori yang sama. Menurut Siregar & Pasaribu(2004: 99)
agar isi rubrik benar-benar bermanfaat bagi pembaca dan dapat menarik minat
pembaca perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Substansi informasi
Aspek substansial berkaitan dengan obyektifitas. Westerstahl
(dalamMcQuail, 2000: 173) menyebutkan bahwa obyektivitas
berhubungan dengan nilai faktualitas dan imparsialitas. Objektivitas
dihargai oleh konsumen berita, sebab objektivitas dianggap sebagai kunci
kepercayaan masyarakat terhadap media (McQuail, 1992:183). Fakta pada
umumnya diakui sebagai sandaran objektivitas, secara khusus objektivitas
berita (Nurudin, 2009:76)
Faktualitas terkait dengan kualitas informasi sebuah berita, di mana
khalayak mampu memahami realitas yang disampaikan oleh sebuahberita.
Ranah fokus pada bagaimana kelengkapan dan penyampaian sebuah
peristiwa, narasumber dan fakta dalam sebuah berita supaya dapat
dipahami oleh khalayak. Berita disebut faktual apabila fakta yang
terkandung di dalam informasi itu memang nyata dan dapat diperiksa
kabar selalu dituntut untuk mengungkapkan kebenaran secara fairness.
Yaitu salah satu syarat objektifitas yang juga sering disebut sebagai
pemberitaan cover both side, dimana pers menyajikan semua pihak yang
terlibat sehingga pers mempermudah pembaca menemukan kebenaran.
Faktualitas terkait pada 3 hal, antara lain kebenaran (truth),
relevansi(relevance) serta informativeness (McQuail, 1992:205-206).
Kebenaran (truth) mengharuskan sebuah berita untuk menyajikan
informasi yang sifatnya faktual, berdasarkan pada fakta-fakta yang ada.
Kebenaran (truth) meninjau fakta dalam dua kategori, yaitu fakta
sosiologis dan fakta psikologis. Fakta sosiologis merupakan fakta yang
bahan bakunya berupa peristiwa yang benar-benar terjadi. Sedangkan fakta
psikologis merupakan fakta yang bahan bakunya merupakan opini,
interpretasi serta pendapat dari narasumber.
Untuk dapat meninjau ada tidaknya fakta sosiologis maupun psikologis,
maka perlu diperhatikan statement utama (main point) dari sebuah berita.
Biasanya statement utama tersebut terletak di awal berita. Ini sejalan
dengan ciri penulisan berita dalam jurnalisme, yaitu inti bahasan ada di
paragraf-paragraf awal.
Selain meninjau nilai faktual, untuk membuktikan kebenaran juga harus
diukur dengan melihat akurasi (accuracy) berita. Akurasi ini penting,
supaya dapat menunjukkan kualitas, reputasi serta kredibilitas dari suatu
media. Salah satu indikator yang ditinjau dalam akurasi (accuracy) ini
Verifikasi dapat menunjukkan sejauh mana berita tersebut merupakan
fakta yang benar-benar terjadidi lapangan. Ada tidaknya verifikasi dapat
dilihat dari keberadaan sumber berita,tanggal, alamat, maupun nama
institusi. Keberadaan sumber berita ini penting,supaya nantinya informasi
dapat diverifikasi dan meningkatkan kredibilitas pembaca pada media
tersebut.
Sedangkan relevansi terkait dengan standar kualitas proses seleksi berita
(McQuail, 1992:203). Aspek relevansi dapat dinilai dari judul, narasumber
dan permasalahan yang memiliki keterkaitan serta fokus pada sebuah
peristiwa. Relevansi dapat diukur dari kesesuaian antara narasumber dan
isi berita dan kesesuaian antara judul dan isi.
Kesesuaian antara judul dan isi juga menjadi penting. Biasanya khalayak
hanya akan membaca judul dan lead saja, tanpa memperhatikan isinya.
Oleh sebab itu, penelitian ini meninjau bagaimana isi beritanya. Apakah
sudah sesuai dan relevan atau belum. Kelengkapan (completeness)
merupakan kelengkapan informasi mengenai kejadian penting yang terjadi
(McQuail, 1992 : 210). Standar baku 5W + 1H digunakan untuk meninjau
kelengkapan informasi dalam berita. Semakin lengkap informasi yang
disampaikan, maka akan semakin menunjang pemahaman pembaca secara
utuh dan benar.
Informativeness melihat sejauh mana kelengkapan informasi yang
disampaikan. Kategori ini melihat penggunaan data pendukung atau
ini misalnya, foto,gambar, ilustrasi, tabel, statistik, dll (Kriyantono, 2006 :
249).
Unsur objektivitas selanjutnya adalah imparsialitas. imparsialitas meninjau
apakah suatu berita memiliki keberpihakan pada satu pihak atau tidak.
Imparsialitas secara tidak langsung mengharuskan jurnalis untuk menjaga
jarak serta tidak berpihak pada satu sisi pendapat dalam sebuah isu
(McQuail, 1992:201).
Imparsialitas terkait pada 2 hal, yaitu netralitas (neutrality) dan
keseimbangan (balance). Keseimbangan berita dapat ditinjau dari hasil
tulisan yang bebas dari pendapat serta interpretasi wartawan (Nurudin,
2009:86). Sedangkan netralitas sebuah berita menunjukkan
ketidakberpihakan pada salah satu aktor yang diberitakan. Pemberitaan
yang netral akan menyajikan konten yang non-evaluatif dan non
sensasional. Artinya, bahwa pemberitaan tidak mengarahkan pembacanya
dan tidak diberitakan secara berlebihan (sensasional).
2. Kepentingan pembaca
Hal ini dilakukan dengan membaca secara menyeluruh yang diperlukan
untuk memperoleh kesan, informasi tentang apa yang sebetulnyahendak
disampaikan oleh penulis. Berdasarkan kesan yang diperoleh itulah
kemudian dipertanyakan, apakah informasi tersebut penting dan menarik
3. Kelayakan
Siregar dkk (1994:27) menjelaskan bahwa tidak semua (peristiwa) perlu
diberitakan, karena tidak layak. Nilai berita adalah tolok ukur kelayakan
sebuah peristiwa dapat diberitakan, dan meliputi unsur berikut:
1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang
mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka
yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang
berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat
pembaca.
3. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang
baru terjadi, atau baru dikemukakan.
4. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca.
Kedekatan ini dapat bersifat geografis maupun emosional.
5. Prominence (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau
sangat dikenal oleh pembaca, seperti orang, benda, atau tempat.
6. Human Interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberi sentuhan
perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam
Rubrik merupakan bagian dari surat kabar yang mempermudah pembaca agar
lebih cepat menemukan informasi yang dibutuhkan, karena rubrik merupakan
bagian dari media massa khususnya media cetak yang menyajikan secara khusus
bahasan tertentu dalam bentuk rubrik tetap maupun tidak tetap. Pada penelitian ini rubrik yang dimaksud adalah rubrik “Menuju Pemilu 2014” yang dimana rubrik
ini bagian dari surat kabar harian Tribun Lampung yang menerbitkan berita
seputar pemilu 2014 baik pilkada lampung maupun pileg (pemilihan legislatif).
Sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut pada rubrik ini dan juga rubrik “Menuju Pemilu 2014” khusus
terbit mulai dari akhir tahun 2013 dalam menyambut pemilihan umum 2014
sehingga sifat dari rubrik ini merupakan rubrik tidak tetap.
2.4 Tinjauan Minat
Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu
perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Sedangkan menurut Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan
penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan
apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih
(Elisabeth B. Hurlock, 1999:114).Menurut Whitherington (1985: 135), minat
adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1984: 46) berpendapat bahwa minat
adalah suatu perangkat mental yang terdiridari kombinasi, perpaduan dan
campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yangbisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan
,jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu
pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat dapat
diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek
(Mohamad Surya, 2003: 100).
Minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan
timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2007: 10).
Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya
stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Minat adalah ketertarikan terhadap
sesuatu yang pernah diketahui sebelumnya, hal yang menimbulkan ketertarikan
itu tidak hanya menyenangkan atau memberi kepuasan bagi seseorang tetapi juga
menakutkan (Alwi, 2002: 102)
Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap
sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (1995: 180) yang
menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa individu lebih menyukai
suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi
dalam satu aktivitas. Individu yang memiliki minat terhadap subjek tertentu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Menurut W.S. Winkel (1983: 30) bahwa minat adalah kecenderungan merasa
senang berkecimpung pada bidang atau hal tertentu dan merasa tertarik pada
bidang atau hal itu. Menurut Sadirman (1990: 76) minat seseorang terhadap suatu
objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan
dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Sedangkan
menurut Sumadi Suryobroto (1983: 7) juga menyatakan minat adalah pemusatan
tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek serta banyak sedikitnya kekuatan yang
menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Kemudian Agus Sujanto (1983: 101)
juga mendefinisiksan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak
disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan
lingkungan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa senang atau
ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya pemusatan perhatian
kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas objek tertentu,
langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena dirasakan bermakna
bagi dirinya dan ada harapan yang dituju.
Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor internal) maupun
yang datang dari luar diri individu itu sediri (faktor eksternal). Gunarsa (1980: 68)
mengatakan bahwa minat dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor dari
dalam (internal) seperti rasa senang/tertarik (gembira, semangat), perhatian
(ketertarikan, intensitas, frekuensi , dan persepsi (kesan positif, pemahaman),
sedangkan faktor dari luar (eksternal) lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah)
dan sistem pengajaran (materi pembelajaran, metode).
Syukur (1996:17) menyatakan bahwa faktor intern merupakan kecenderungan
seseorang untuk berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan faktor
ekstern merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas tersebut
berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan orangtertentu.
Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar individu (faktor eksternal). Faktor
internal yaitu faktor yang berhubungan dengan minat itu sendiri dengan minat
Faktor eksternal yaitu faktor yang berkaitan dengan lingkungan.
1).Rasa Tertarik
Menurut Sadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap
individu tetapi sulit dijelaskan. Dakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik
adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas. Sedangkan
Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif
terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa
tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan
suka,senang dan simpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas,sebagai
penilian positif atau suatu obyek.
2). Perhatian
Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1989: 14) sebagai frekuensi
dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir
(1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan
kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu,
dan Walgito (2002:98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.
Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan
tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek,atau frekuensi dan kuantitas
kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa. Sehingga penelitian ini
untuk berpatisipasi merupakan adanya pengaruh dari terpaan informasi yang
didapatkan dari media massa khususnya surat kabar yang dibaca.
2.5 Tinjauan Pemilihan Umum
Pemilu merupakan mekanisme memilih wakil-wakil atau pejabat-pejabat yang
akan mengatasnamakan rakyat dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Dengan
kata lain ketika warga memilih wakil-wakil atau pejabat-pejabat untuk mewakili
mereka di dalam Pemilu maka warga sekaligus memberikan mandat pada para
wakil dan pejabat tersebut untuk dan atas nama rakyat, membuat dan mengambil
keputusan atau kebijakan dan melaksanakan program untuk kepentingan mereka.
Untuk memperoleh wakil atau pejabat yang mengatasnamakan rakyat maka
pemilihan harus demokratis.
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum, menegaskan: “Pemilihan Umum, selanjutnya
disingkat Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Selanjutnya menurut Ibramsyah Amiruddin (2008:1) mengatakan bahwa
pengertian dari pemilihan umum adalah: “pemilihan umum secara langsung oleh
pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945”
Ibnu Tricahyo dalam bukunya yang berjudul Reformasi Pemilu, mendefinisikan
Pemilihan Umum sebagai berikut: ”Secara universal Pemilihan Umum adalah
instrumen mewujudkan kedaulatan rakyat yang bermaksud membentuk
pemerintahan yang absah serta sarana mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan rakyat” (Tricahyo, 2009:6). Definisi ini menjelaskan bahwa pemilihan umum
merupakan isntrumen untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, membentuk
pemerintahan yang absah serta sebagai sarana mengartikulasi aspirasi dan
kepentingan rakyat.
Soedarsono mengemukakan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul Mahkamah
Konstitusi Pengawal Demokrasi, bahwa yang dimaksud dengan pemilihan umum adalah sebagai berikut:“Pemilihan umum adalah syarat minimal bagi adanya
demokrasi dan diselenggarakan dengan tujuan memilih wakil rakyat, wakil
daerah, presiden untuk membentuk pemerintahan demokratis” (Soedarsono,
2005:1)
Dalam perkembangannya penentuan siapa yang akan menduduki pejabat
pemerintahan dalam hal ini Kepala Negara dan Kepala Daerah, setiap negara
dipengaruhi oleh sistem politik yang dianut, sistem Pemilu, kondisi politik
masyarakat, pola pemilihan, prosedur-prosedur dan mekanisme politik. Dalam
sistem politik yang demokratis, pencalonan dan pemilihan pejabat pemerintahan.
pemerintahan atau pejabat pemerintahan secara demokrasi yang dilaksanakan oleh
rakyat dan untuk rakyat dengan asas luber jurdil. Sehingga keikutsertaan pemilih
yang sudah terdaftar dalam daftar pemilih maupun yang sudah memasuki usia
pemilih dan akan memilih pertama kali merupakan keputusan dan hasil yang
penting bagi kelangsungan pemerintahan negara maupun daerah.
2.6 Tinjauan Hak Suara (Hak Untuk Memilih)
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang pemilih aktif karena
pemilih aktif memiliki kewajiban untuk menggunakan hak pilihnya untuk
memilih dalam pemilihan kepala daerah atau pemilu lainnya karena jumlah suara
setiap pemilih memiliki arti penting bagi kelangsungan pemerintahan. Hak untuk
memberi suara dalam masalah-masalah politik, khususnya hak atau kekuasaan
untuk berperan serta dalam memilih atau menolak rencana undang-undang.
Menurut ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 dinyatakan bahwa “Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan
politiknya”. Lebih lanjut menurut ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999, dinyatakan bahwa :“Setiap warga negara berhak untuk
dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui
pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Kedua ketentuan pasal di atas jelas menunjukkan adanya jaminan yuridis yang
melekat bagi setiap warga Negara Indonesia itu sendiri untuk melaksanakan hak
dasar (basic right) setiap individu atau warga negara yang harus dijamin
pemenuhannya oleh Negara. Hak Politik warga Negara mencakup hak untuk
memilih dan dipilih, penjamin hak dipilih secara tersurat dalam UUD 1945 mulai
Pasal 27 ayat (1) dan (2); Pasal 28, Pasal 28D ayat (3), Pasal 28E ayat (3);141.
Sementara hak memilih juga diatur dalam Pasal 1 ayat (2); Pasal 2 ayat (1); Pasal
6A (1); Pasal 19 ayat (1) dan Pasal 22C (1) UUD 1945.142 Perumusan pada
pasal-pasal tersebut sangat jelas bahwa tidak dibenarkan adanya diskirminasi
mengenai ras, kekayaan, agama dan keturunan.
International Covenant On Civil And Political Rights (ICCPR 1966) berkaitan
dengan hak pilih warga negara menegaskan dalam Pasal 25 yang menyebutkan bahwa: “Setiap warga negara harus mempunyai hak dan kesempatan yang sama
untuk tanpa pembedaan apapun seperti yang disebutkan dalam Pasal 2 ICCPR dan
tanpa pembatasan yang tidak wajar baik untuk berpartisipasi dalam menjalankan
segala urusan umum baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil yang
dipilih secara bebas, selanjutnya untuk memilih dan dipilih pada pemilihan
berkala yang bebas dan dengan hak pilih yang sama dan universal serta diadakan
melalui pengeluaran suara tertulis dan rahasia yang menjamin para pemilih untuk
menyatakan kehendak mereka dengan bebas, dan untuk mendapatkan pelayanan
umum di negaranya sendiri pada umumnya atas dasar persamaan. Ketentuan di
atas ditujukan untuk menegaskan bahwa hak pilih merupakan hak asasi.Dari
penjelasan diatas maka hak pilih warga negara dalam Pemilihan Umum adalah
salah satu substansi terpenting dalam perkembangan demokrasi, sebagai bukti
karena keberadaan pemilih pemula merupakan hal yang sangat penting karena
mengingat setiap hendak diadakan pemilu jumlahnya bertambah sekiranya mereka
perlu mendapat tambahan informasi dan pendidikan seputar pemilu agar hak
memilih mereka tidak sia-sia hanya karena mereka memilih orang yang salah
untuk memimpin rakyat negeri ini.
2.7Tinjauan Pemilih Pemula (First Vote)
Azwar, 2008 (dalam Maulana,2009) membagi pemilih di Indonesia menjadi tiga
kategori. Pertama pemilih yang rasional, yakni pemilih yang benar-benar memilih
partai berdasarkan penilaian dan analisis mendalam. Kedua, pemilih kritis
emosional, yakni pemilih yang masih idealis dan tidak kenal kompromi. Ketiga,
pemilih pemula, yakni pemilih yang baru pertama kali memilih karena usia
mereka baru memasuki usia pemilih.
Kaum muda (pemilih pemula) menurut UU Pemilu adalah mereka yang telah
berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah, yang telah memiliki hak suara
Pemilu (dan Pilkada). Pemilih pemula terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih
dengan rentang usia 17-21 tahun menjadi segmen yang memang unik, sering kali
memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Hal ini dikatakan
unik sebab perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih
rasional, haus akan perubahan, dan tipis akan kadar polusi pragmatism.
UU No. 10 tahun 2008 dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20
Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara
Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau sudah/pernah
kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih
karena ketentuan Undang-Undang Pemilu.
Dalam Undang-Undang Pemilu No.42 Tahun 2008 dijelaskan juga tentang hak
memilih dalam pasal 27 dan 28 yang berbunyi seperti berikut :
Pasal 27
(1) Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
(2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam daftar pemilih.
Pasal 28
Untuk dapat menggunakan hak memilih, Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 27 harus terdaftar sebagai Pemilih.
Secara psikologis, pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan
orang-orang tua pada umumnya. Misalnya kritis, mandiri, independen, anti status
quo atau tidakpuas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya.
Karakteristrik itu cukup kondusif untuk membangun komunitas pemilih cerdas
dalam pemilu yakni pemilih yang memiliki pertimbangan rasional dalam
menentukan pilihannya. Misalnya karena integritasnya, track record-nya atau