AKUNTANSI SALAM
Resum dari E-Book ‘Akuntansi Transaksi Syariah (Wiroso, IAI, 2011), mulai halaman: 174
A. Pengertian dan karakteristik Salam 1. Pengetian dan Istilah dalam Salam
Ada dalam PSAK 103. Dijelaskan pula Rukun Salam dan Syarat Salam. Salam merupakan pembiayaan berdasarkan jual beli tangguh/pesanan sebagaimana dalam karakteristik Salam.
2. Karakteristik Salam (Hal. 180)
Dalam DSN-MUI No.5 tahun 2000, menjelaskan 5 karakteristik Salam. Dalam PSAK 103 paragraf 6 -11, menjelaskan 6 karakteristik Salam. 3. Jenis dan Alur Transaksi Salam
a. LKS sebagai Pembeli
b. LKS sebagai Penjual
c. Salam Paralel
B. Cakupan Akuntansi Salam (hal. 184) Ada dalam PSAK paragraph 2 – 4:
2. Penjelasan bahwa LKS sebagai pembeli dan penjual 3. Tidak mencakup atas obligasi syariah dalam akad salam
4. Yang dimaksud LKS adalah: perbankan syariah, LKS non-Bank (asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun), dan lembaga keuangan lain yang diizinkan
C. Akuntansi Pembeli (Hal. 185) Ada dalam PSAK 103 paragraf
Pembeli adalah pihak yang memesan barang, baik LKS maupun nasabah. 1. Akun-akun Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
a. Piutang salam
Untuk mencatat pembayaran harga barang kepada pembuat sebesar seluruh harga barang yang disepakati dalam akad. Di debet saat penyerahan modal. Di kredit saat pesanan diterima.
b. Persediaan (Aset Salam)
Untuk mencatat barang dalam transaksi salam. Di debet saat penerimaan pesanan. Di kredit saat penyerahan barang kepada pemesan.
c. Piutang kepada petani
Untuk mencatat kewajiban produsen yang telah akhir akad tidak dapat menyerahkan barang pesanan. Di debet saat akhir akad dan produsen belum menyerahkan barang. Di kredit saat pembayaran.
1
Penyerahan barang pesanan Pesan barang
Penyerahan modal (dimuka saat akad)
Pesan barang
Penyerahan modal (dimuka saat akad)
Penyerahan barang pesanan
Pesan barang
Penyerahan modal (dimuka saat akad)
3.Pesan barang
4.Penyerahan modal (dimuka saat akad)
5.Penyerahan barang pesanan
2. Akun-akun Laporan laba Rugi
a. Keuntungan Penyerahan Aset Salam
Untuk mencatat keuntungan yang diperoleh akibat penyerahan modal non kas (barang), dimana nilai tercatat lebih kecil dari nilai wajar saat penyerahan. Di kredit saat penyerahan modal non kas. Di debet saat tutup buku dipindahkan /diperhitungkan sebagai pendapatan utama.
b. Kerugian Penyerahan Aset Salam
Untuk mencatat kerugian yang diperoleh akibat penyerahan modal non kas (barang), dimana nilai tercatat lebih besar dari nilai wajar saat penyerahan. Di debet saat penyerahan modal non kas. Di kredit saat tutup buku dipindahkan /diperhitungkan sebagai pendapatan utama.
3. Penyerahan modal kepada pembuat (Hal. 187) Diatur dalam:
a. DSN-MUI no.5 tahun 2000 yang pertama: ketentuan tentang pembayaran.
b. PSAK 103 paragraf 11 dan 12: mengatur pengakuan dan pengukuran modal salam. 4. Penerimaan barang pesanan
Ada beberapa kemungkinan saat penerimaan barang: a. Kualitas sama sesuai dengan kontrak (hal. 192)
1) DSN No 05/DSN-MUI/IV/2000 bagian keempat nomor 1 2) PSAK 103 paragraf 13 huruf a dan paragraf 6
b. Kualitas berbeda dengan kontrak
1) DSN No 05/DSN-MUI/IV/2000 bagian keempat nomor 2-5 2) PSAK 103 paragraf 13 huruf b
c. Tidak menerima pesanan saat jatuh tempo (hal. 196) Diatur dalam PSAK 103 paragraf 13 huruf c:
1) Diperpanjang tanggal pengiriman, LKS tidak melakukan jurnal.
2) Akad dibatalkan sebagian atau seluruhnya, akun piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi sebesar yang tidak dapat dipenuhi.
3) Akad dibatalkan dan pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan. d. Denda (hal. 199)
Diatur dalam PSAK 103 paragraf 15. Denda karena penjual lalai atas kewajibannya maka diakui sebagai dana kebajikan.
D. Akuntansi Penjual (Hal. 199)
Diatur dalam PSAK paragraph 17 – 19. Penjual merupakan pihak yang menerima pesanan, bisa disebut produsen/pembuat.
1. Akun-akun Laporan Posisi Keuangan (Neraca) (hal. 200) Hutang salam, persediaan, hutang kepada LKS.
2. Akun-akun Laporan Laba Rugi (Hal. 200)
Keuntungan penyerahan aktiva, kerugian penyerahan aktiva, kerugian salam, keuntungan salam.
3. Penerimaan Modal
PSAK paragraph 17 dan 18. 4. Penyerahan Barang
PSAK paragraph 19. Penyerahan barang, baik kualitas sama ataupun berbeda dengan akad, akun yang diakui sama yaitu hutang salam.
E. Akuntansi Salam Paralel (Hal. 204) Syarat Salam Paralel:
1. Akad kedua antara Bank dengan pembuat terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama.
F. Penyajian dan Pengungkapan (Hal. 213) a. Penyajian
Diatur dalam PSAK 103:
1) Modal usaha (pembeli) piutang salam
2) Piutang salam yang tidak dapat dilunasi oleh penjual disajikan terpisah dari piutang salam
3) Modal usaha (penjual) kewajiban salam b. Pengungkapan
Diatur dalam PSAK 103:
1) Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan: piutang salam kepada supplier, jenis dan kuantitas barang pesanan, pengungkapan lain sesuai PSAK 101.
2) Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan: besar modal, jenis dan kuantitas barang pesanan, dan pengungkapan lain sesuai PSAK 101.
G. Kasus Soal Buatlah:
a. Alur dari transaksi berikut!
b. Jurnal yang dilakukan LKS Amanah!
Pada tanggal 15 Februari 2007 LKS Amanah menerima pesanan dari PT. Pangan dengan data sebagai berikut: : Jagung
Jenis barang pesanan : Hibrida, Bisi-16 Super type A Jumlah barang : 100 ton
Nama barang pesanan
Jumlah modal/harga : Rp 900.000 per ton Jk Waktu penyerahan : 6 bulan
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pada tanggal 15 April 2007 LKS Amanah melakukan pesanan Jagung Hibrida kepada Petani Ngudi dengan kualifikasi sebagai berikut:
Nama barang pesanan : Jagung
Jenis barang pesanan : Hibrida, Bisi-16 Super type A Jumlah barang : 100 ton
Jumlah modal/harga : Rp 800.000 per ton Jk Waktu penyerahan : 4 bulan
Penyerahan modal : Uang tunai sejumlah Rp 60 juta
Bibit jagung hibrida Bsi-6 Super A sebanyak 500 kg dan
Pupuk 5 ton sebesar Rp 20 juta, yang dibeli dengan nilai wajar saat penyerahan sebesar Rp 18 juta
Agunan : Sebidang sawah seluas 2 ha. Cara penyerahan : Secara bertahap:
Tahap 1 – tgl 15 Agustus sebesar 20 ton. Diterima sesuai dengan kualitas yang telah disepakati dalam akad, dengan nilai wajar Rp 16 juta.
Tahap 2 – tgl 19 Agustus sebesar 20 ton. Diterima Jagung hibrida Bisi-16 Super B dengan nilai wajar Rp 16 juta.
Tahap 3 – tgl 23 Agustus sebesar 20 ton. Diterima Jagung hibrida Bisi-16 Super B dengan nilai wajar Rp 20 juta.
Tahap 4 – tgl 27 Agustus sebesar 20 ton. Diterima Jagung hibrida Bisi-16 Super B dengan nilai wajar Rp 14 juta.
Tahap 5 – tgl 30 Agustus sebesar 20 ton. Tidak ada penerimaan pesanan pada tgl ini, maka LKS membatalkan pesanan dan untuk melunasi hutang penjual, jaminan dijual dengan nilai pasar sebesar Rp 15 juta.
Syarat pembayaran : dilunasi saat akad ditandatangani kedua belah pihak.