• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Informatif tentang Hipertensi Berbasis Motion Graphic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Informatif tentang Hipertensi Berbasis Motion Graphic"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Perancangan Video Informatif Tentang

Hipertensi Berbasis Motion Graphic

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Oleh

Yusuf Alif Satriyo NIM : 692012079

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

6

Perancangan Video Informatif Tentang

Hipertensi Berbasis Motion Graphic

¹Yusuf Alif Satriyo, ²Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Email: 692012079@student.uksw.edu, martin.setyawan@gmail.com

Abstract

Hypertension is a disease that occurs due to an increase in blood pressure that can cause various complications against several other diseases, even the cause of coronary heart disease, stroke, right ventricular hypertrophy and kidney. Along with the development of the times and technological advances, resulting in unhealthy lifestyle changes in society. Early efforts to prevent hypertensive disease by knowing hypertension risk factors need to be done to prevent adverse events for the community. Therefore, the media needed to make people aware by promoting health promotion informatively. With an informative video is expected to provide information about hypertension to the community. It is also hoped that with motion graphics can be a video informative that is easily delivered with a short and interesting.

Keywords : hypertension, Information Video, Healthy, Motion Graphic.

Abstrak

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung koroner, stroke, hipertrofi ventrikel kanan dan ginjal. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, mengakibatkan perubahan gaya hidup yang tidak sehat pada masyarakat. Upaya dini pencegahan penyakit hipertensi dengan mengetahui faktor risiko hipertensi perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya dampak buruk bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan media untuk menyadarkan masyarakat dengan melalukan promosi kesehatan secara informatif. Dengan sebuah video informatif diharapkan bisa memberikan informasi tentang hipertensi kepada masyarakat. Diharapkan juga dengan motion graphics dapat menjadi video informatif yang mudah disampaikan dengan singkat dan menarik.

Kata Kunci : Hipertensi, Video Informatif, Kesehatan, Motion Graphic.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2)

(7)

7 1. Pendahuluan

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung koroner, stroke, hipertrofi ventrikel kanan dan ginjal. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh diam-diam

(silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hasil penelitian

sporadic di 15 Kabupaten atau Kota di Indonesia, yang dilakukan oleh Felly PS dari Badan Litbangkes Kemkes 17,7% kematian disebabkan oleh stroke dan 10,0% disebabkan oleh Ischaemic Heart Disease. Dua penyakit penyebab kematian teratas ini, soulmate factor nya adalah Hipertensi [1].

Pada tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan [2]. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, 63,2% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau masyarakat belum sadar tentang hipertensi.

Hipertensi telah lama diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan. Pada usia muda hipertensi juga merupakan suatu masalah. Pada masa transisi ini remaja rentan untuk mengalami masalah serta berperilaku risiko tinggi, oleh karena remaja yang mengalami hipertensi dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan memiliki risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi [3]. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia, prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 9%, kemudian meningkat menjadi 10,7% pada tahun 2013 [4].

Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama selaku Dirjen Kemenkes RI, upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat. Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan pencegahan primer yaitu kegiatan untuk mengurangi faktor resiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi melalui promosi kesehatan [5].

(8)

8

untuk memberikan informasi bagi masyarakat tentang bahaya hipertensi dan penatalaksanaannya. Proses perilaku pencegahan hipertensi akan efektif jika pengetahuan tentang hipertensi dilakukan dengan promosi kesehatan menggunakan media informasi. Salah satu media informasi yaitu media audio visual. Menurut Ibu Ade Indranila selaku staf puskesmas di Bawen untuk jaman sekarang lebih efektif menggunakan media elektronik semacam video karena penyebarannya lebih mudah, cepat dan dapat diputar berulang-ulang. Penggunaan teks dan narasi dalam video berguna untuk memperkuat kejelasan informasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan maka akan dirancang media informasi berupa video informatif. Video ini sebagai alternatif alat penyuluhan yang dapat memberikan informasi tentang hipertensi kepada masyarakat secara menarik dan informatif.

2. Tinjauan Pustaka

Kartika (2016) melakukan penelitian berjudul Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Pencegahan Hipertensi Di Semarang. Latar belakang masalah yang dimiliki adalah masyarakat kurang menyadari akan bahaya hipertensi. Oleh karena itu diperlukan sebuah perancangan Iklan Layanan Masyarakat tentang pencegahan hipertensi di Semarang. Perancangan ini dibuat berdasar hasil metode analisa framing yang diolah menjadi media seperti billboard, poster, iklan majalah, x-banner, mug, sticker, gantungan kunci, t-shirt, totebag, dan stopmap. Penelitian ini menyimpulkan perancangan ini dapat menimbulkan kesadaran masyarakat untuk merubah pola hidup sehat [6].

Muhammad Iqbal A (2013) melakukan penelitian berjudul Perancangan Motion Graphic Pengenalan Kujang Bagi Remaja. Penelitian ini dilatarbelakangi tentang budaya Indonesia yang mulai tergeser oleh budaya dari luar negeri akibat pekembangan zaman. Generasi muda kurang mengenal budayanya sendiri. Eksistensi kujang yang merupakan budaya asli Indonesia mulai menghilang di masyarakat. Salah satu solusinya adalah mengenalkan kembali kujang kepada masyarakat dengan menggunakan media motion grafis. Penelitian ini menyimpulkan menggunakan motion graphic karena dirasa efektif untuk memberikan berbagai informasi dalam waktu yang singkat. Dengan motion grafis,

penyampaian informasi proses pembuatan kujang dapat mudah disampaikan dalam waktu singkat [7].

Penelitian ini membahas tentang video informasi untuk memberikan informasi tentang hipertensi kepada masyarakat. Video tersebut menggunakan pendekatan video animasi motion graphic sebagai nilai pembeda yang unik tanpa mengesampingkan nilai informatif. Penelitian ini menghasilkan media baru dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Kartika yaitu Video Informatif Tentang Hipertensi Berbasis Motion Graphic karena menurut penelitian Muhammad Iqbal video informasi motion graphic merupakan salah satu alternatif untuk menyampaikan informasi secara menarik dan komunikatif.

(9)

obat-9

obatan yang efektif banyak tersedia. Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, dan penggunaan estrogen [8].

Memajukan kesehatan perlu diimbangi dengan mengurangi kesenjangan informasi kesehatan yang diperoleh masyarakat, oleh karena itu perlu memperhatikan informasi kesehatan dengan komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai kesehatan [9]. Secara umum ada lima kategori fungsi (tujuan) utama komunikasi utama yaitu :

 Informasi, menyampaikan informasi

 Pendidikan, memberikan informasi yang mendidik

 Instruksi, memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang)  Menghibur, memberikan informasi yang menghibur

 Persuasif, memberikan informasi yang dapat mempengaruhi

Penelitian ini membahas tentang kebutuhan akan media informasi mengenai penyakit hipertensi yang disampaikan menggunakan video kepada masyarakat. Hasil produk yang akan dihasilkan adalah motion graphic. Dalam penelitian ini akan dirancang mengenai penyakit hipertensi menggunakan motion graphic

menjadi sebuah media informasi.

Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menurut beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga [10]. Sedangkan informasi merupakan hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat [11]. Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan serta menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun penjelasan Sobur (2006) media informasi merupakan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, serta menyusun kembali informasi visual [12].

(10)

10

sebuah output multimedia [13]. Menurut Iman motion graphic merupakan potongan-potongan media visual berbasis waktu yang menggabungkan film dan desain grafis [14].

Motion graphic Design adalah sebuah subset dari Multimedia yang menggunakan elemen grafis dan prinsip-prinsip desain grafis dalam konteks pembuatan film atau produksi video melalui animasi atau teknik perfilman lainnya. Contohnya adalah tipografi kinetik dan grafis-grafis yang sering terlihat dalam sebuah pembukaan (title sequence) film, atau opening sequence untuk serial TV, juga animasi web-based, bahkan hingga logo 3D stasiun TV yang kerap dipakai dalam sebuah saluran TV [15].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan media informasi penyakit hipertensi dengan video berbasis motion graphic ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam pengambilan data penelitian diperlukan wawancara dengan narasumber dan observasi langsung di lapangan kemudian disusun dalam bentuk deskriptif. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara bebas dengan tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya [16]. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian Linear strategy, strategi ini dirasa baik dan tepat untuk proses penelitian karena pada suatu tahap dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan, demikian seterusnya. Tahapan secara garis besar dalam penelitian mengenai perancangan media informasi penyakit hipertensi dengan video berbasis motion graphic dapat dilihat pada Gambar 1 [17].

Gambar 1 Tahapan-Tahapan Penelitian

(11)

11

mengetahui video informasi tentang hipertensi dan kurang tahu tentang faktor resiko hipertensi.

Tahap kedua yang dilakukan adalah analisis data untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh dan diperlukan dalam merancang video informasi. Menentukan karakteristik media informasi yang dibutuhkan pada pembuatan video informasi tentang hipertensi. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil wawancara kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dan Masyarakat Kabupaten Semarang. Hasil yang didapat adalah karakteristik video informasi yang dibutuhkan yaitu informatif dalam menyampaikan informasi, dikemas secara singkat dan jelas dengan ditambah illustrasi yang mudah dipahami dan menarik.

Untuk memperkuat data selain dilakukan pengumpulan data primer maka dilakukan juga pengumpulan data sekunder, fungsi dari data sekunder adalah untuk memperkuat hasil yang didapatkan dari pengumpulan data primer. Salah satu penunjang penumpang data sekunder adalah dengan mencari referensi dari internet dan jurnal. Data yang dibutuhkan adalah mengenai penyakit hipertensi mulai dari penyebab, jenis, gejala, dampak, dan cara mengatasi pada hipertensi secara umum, apa yang dirasakan, gejala yang timbul, cara menjaga dari sisi penderita, cara mengobati dan pertolongan utama, serta metode yang tepat dalam memberikan informasi kepada target audience.

Selanjutnya ditahap ketiga perancangan dimulai dengan membuat konsep. Konsep perancangan video adalah menjelaskan tentang hipertensi dengan dikemas secara sederhana dan informatif yang mudah dipahami oleh masyarakat. Pengerjaan desain konten dilakukan dengan menggunakan gaya flat desain, konten yang ditampilkan sederhana dan menarik sehingga lebih efektif atau lebih fokus pada suatu konten dari desain tersebut. Setelah konsep sudah terbentuk dilanjutkan dengan pembuatan storyline dan storyboard. Menurut Bapak Hascaryo Nugroho Sp.PD selaku dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Ambarawa bahwa penyusunan Storyline sebaiknya dimulai dengan pengenalan secara umum tentang tekanan darah lalu pengenalan masalah hipertensi kemudian yang terakhir pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi. Storyline dimulai dengan mengenalkan tentang tekanan darah secara umum, kemudian menjelaskan klasifikasi tekanan darah meliputi tekanan darah normal, prehipertensi, dan hipertensi. Setelah menjelaskan tentang tekanan darah, kemudian menjelaskan tentang hipertensi yaitu pengertian hipertensi, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai faktor-faktor yang menyebakan hipertensi. Setelah itu menjelaskan satu persatu tentang penetalaksanaan hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Dengan mengetahui gejala dan faktor resiko terjadinya hipertensi diharapkan target audience dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi gaya hidup sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan. Pada bagian akhir video, mengajak audience hendaknya menjadi manusia yang tahu akan penyakit hipertensi sehingga dapat menjaga perilaku kesehatan agar terhindar dari resiko penyakit hipertensi. Treatment

(12)

12

berdasarkan rumusan ide dalam bentuk film statement yang diuraikan secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana rangkaian mengenai media informasi hipertensi dengan video berbasis motion graphic. Dalam perancangan video promosi ini storyboard digunakan sebagai acuan dalam pembuatan video di setiap adegan.

Scene 1 : Pengenalan Tekanan darah

1. Pada bagian intro muncul teks “Hipertensi?”

2. Lalu muncul seorang dokter dengan pertanyaan “apa yang kamu ketahui tentang tekanan darah”?

3. Kemudian menampilkan gambar pembuluh arteri gerakan darah mengalir tekanan normal. Disertai penjelasan tentang tekanan darah.

4. Penjelasan tentang klasifikasi tekanan darah

Scene 2 : Pengenalan Hipertensi

1. Muncul teks “Hipertensi?”

2. Menampilkan gambar kaca pembesar

3. Menampilkan gambar tangan yang sedang diukur dan menunjukkan angka hipertensi.

Scene 3 : Penderita hipertensi

1. Menampilkan diagram penderita hipertensi secara nasional

2. Menampilkan angka penderita hipertensi di Kabupaten Semarang

disertai dengan penjelasan.

Scene 4 : Penyebab dan tanda-tanda Hipertensi 1. Menjelaskan penyebab hipertensi . 2. Menjelaskan tanda-tanda hipertensi.

Scene 5 : Dampak penyakit akibat hipertensi

1. Menjelaskan beberapa penyakit yang timbul akibat hipertensi. Seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, serangan jantung.

Scene 6 : Sikap Pencegahan Hipertensi

1. Menjelaskan sikap untuk mengontrol hipertensi.

Scene 7 : Ajakan

1. Kalimat ajakan kepada masyarakat

Scene 8 : Penutup

(13)

13

Gambar 2Storyboard

Storyboard yang telah dibuat bisa saja terjadi perubahan dalam tampilan maupun isinya. Hal tersebut dapat terjadi apabila saat pengujian video, para

audience menginginkan adanya perubahan atau penambahan pada video, dapat dilihat pada Gambar 2.

Desain Konten

(14)

14

mengurangi fokus terhadap bentuk dan ikon yang berlebihan. Warna konten sebagian besar menggunakan warna cerah agar bekerja dengan baik pada latar belakang yang terang maupun gelap, menciptakan kontras dan menarik audience. Desain ikon meliputi ikon simbol tentang makanan sehat, tolahraga, jenis penyakit dan sebagainya. Perancangan konten dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Desain ikon Gambar 4. Desain ilustrasi

Tipografi

Produksi animasi yang digunakan dalam video informasi ini adalah animasi teks maupun gambar. Pada perancangan jenis teks yang dipakai yaitu Myriad Pro Bold. Pada font Myriad Pro Bold tidak memiliki kait dan memiliki tingkat ketebalan yang sedang sehingga tingkat keterbacaan pada penggunaan huruf yang kecil masih dapat dengan mudah dan jelas dibaca. Font Myriad Pro Bold dapat dilihat pada Gambar 5.

(15)

15 Animasi

Tahap selanjutnya adalah animasi untuk menggerakan konten yang disusun per scene. Dalam proses ini dilakukan penambahan efek-efek seperti efek transisi, warna, efek gerak, dan efek-efek lainnya sesuai dengan kebutuhan. Pada awal video menampilkan background warna putih kemudian muncul lingkaran, setelah itu lingkaran bergerak ke kiri lalu ke kanan dan muncul tulisan hipertensi dan lingkaran berubah menjadi tanda tanya. Menggunakan warna merah sebagai simbol dari warna darah, dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Animasi Intro

Tahapan berikutnya adalah animasi untuk pergerakan dokter yang dibuat berjalan dari samping lalu pergerakan kamera zooming untuk menimbulkan kesan tegas dan fokus. Latar belakang berwarna hijau cerah karena warna hijau merupakan aksen dari logo Dinas Kesehatan, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Animasi zooming

Tahap berikutnya adalah animasi untuk menunjukkan inti awal dari video dengan cara latar belakang dibuat blur. Kemudian muncul tulisan hipertensi dan kaca pembesar yang diberi efek seperti kaca pembesar pada umumnya untuk menimbulkan kesan ingin mencari tahu lebih dalam apa itu hipertensi, dapat dilihat pada Gambar 8.

(16)

16

Tahap selanjutnya adalah animasi pada ilsutrasi peta Indonesia yang diberi efek kamera dengan posisi menjadi sedikit datar agar terlihat nyata kemudian ditambahkan elemen grafis untuk menunjang teks, dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Animasi kaca pembesar

Online Editing

Proses ini merupakan penggabungan dari beberapa scene dan dilakukan penambahan efek-efek seperti efek transisi, efek gerak, dan efek-efek lainnya sesuai dengan kebutuhan. Transisi pertama menggunakan teknik zooming untuk menimbulkan kesan masuk kedalam video, dapat dilihat pada Gambar 10.

(17)

17

Transisi kedua menggunakan teknik moving objek yang bergerak keluar dari video ke samping kanan ataupun kiri. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Proses animasi transisi

Transisi ketiga menggunakan teknik camera moving yang bergerak ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah sesuai kebutuhan. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Proses animasi transisi

Mixing

(18)

18 4. Hasil dan Pembahasan

Scene pertama yang muncul dalam video adalah tulisan “Hipertensi” yang menunjukan intro. Kemudian transisi lalu muncul seorang dokter dan memberi pertanyaan “Apa yang kamu ketahui tentang tekanan darah?”. Setelah penjelasan tentang tekanan darah lalu muncul jenis klasifikasi tekanan darah. Dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Scene pertama

Pada Gambar 14 adalah scene kedua yang muncul pada video ini menampilkan informasi tentang hipertensi dan penderita hipertensi. Jumlah penderita secara nasional dan data sample.

Gambar 14. Scene kedua

(19)

19

Gambar15. Scene ketiga

Scene keempat yang muncul pada video ini menampilkan informasi tentang gejala hipertensi. Gejala hipertensi meliputi jantung berdetak kencang, pengelihatan kabur, mimisan, pusing, sesak nafas, dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar16. Scene keempat

Scene kelima yang muncul pada video ini menampilkan informasi tentang dampak hipertensi. Dampak hipertensi antara lain stroke, gagal jantung, gagal ginjal dan serangan jantung, dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar17. Scene kelima

(20)

20

Gambar18. Scene keenam

Scene ketujuh yang muncul pada video ini menampilkan kalimat ajakan kepada masyarakat agar hidup sehat menerapkan pola hidup sehat dan manajemen diri, dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar19. Scene ketujuh

Pada scene terakhir dapat dilihat pada Gambar 20, Logo UKSW dan FTI muncul pada video ini untuk dijadikan bumper out video.

(21)

21

Pengujian video informastif ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak Video Informatif Berbasis Motion Graphic ini, pengujian yang dilakukan yaitu : Pengujian Kualitatif

Pengujian pertama dilakukan kepada Ibu Diah Roro Kambali selaku staff Promosi Kesehatan dan Informasi Dinas Kesehatan di Kabupaten Semarang. Video informasi ini dinilai menarik dan informasi yang disampaikan cukup jelas. Namun ada beberapa koreksi sehingga dilakukan revisi pada video informasi ini yaitu pada penulisan informasi dirasa ada beberapa yang perlu ditambah ukuran teksnya agar keterbacaan pada layar yang kecil tetap terbaca.

Selanjutnya pengujian kualitatif kedua dilakukan dengan wawancara dengan Petra Gilang, salah satu animator dari studio Dreamtoon di Kota Ungaran untuk mendapat masukan ilustrasi, animasi, audio dan hasil akhir video. Menurut Gilang bahwa layout pada video sudah bagus, konten yang terkandung dalam video sudah menarik dan informatif. Namun ada beberapa koreksi yaitu pada transisi video dirasa agak lambat, framing pada video lebih baik dipadatkan, dan ada beberapa pergerakan animasi yang kurang halus.

Pengujian ketiga dilakukan kepada Ibu dr. Rr. Gita Febri Irianti selaku Kepala Puskesmas di Bawen. menurut Ibu Gita video informatif ini sangat menarik, media seperti ini cocok digunakan sebagai media informasi karena dalam penyampaiannya menggunakan ilustrasi grafis sehingga menarik target audience. Informasi yang disampaikanpun sudah sesuai dan benar.

Pengujian keempat dilakukan kepada beberapa responden pria dan wanita berusia 18 tahun ke atas. Pada awal pengujian responden diberikan kesempatan untuk melihat video informasi tentang hipertensi. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap responden untuk mendapatkan tanggapan respon dari masyarakat. Hasil pengujian yang didapatkan adalah para responden pada umumnya menjadi lebih mengetahui informasi tentang hipertensi dan cara penatalaksanaanya. Responden menilai video tersebut mudah dipahami dan menarik.

5. Simpulan

Berdasarkan dengan hasil penelitian didapat bahwa Perancangan Media Informatif Tentang Hipertensi Berbasis Motion Graphic dapat menyampaikan informasi tentang faktor resiko hipertensi dan penatalaksanaannya sudah tersampaikan dengan baik secara informatif dan menarik. Video tersebut juga membantu pihak Dinas Kesehatan dalam menyampaikan aspek promosi kesehatan yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Untuk kedepannya video informatif ini dapat diaplikasikan di ruang lingkup dinas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit dan dapat dapat digunakan sebagai media sosialisasi kepada masyarakat umum.

Daftar Pustaka

[1] Pusat Data dan Informasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta [2] Kemenkes RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007). Jakarta

[3] Saing, J.H, 2005. Hipertensi Pada Remaja. Jurnal Sari PediatriVol. 6, No. 4 : 159- 165.

(22)

22

[5] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Masalah Hipertensi Di Indonesia http://www.depkes.go.id/article/print/1909/masalah-hipertensi-di-indonesia.html (diakses 7 Juli 2017)

[6] Kartika, Wahyu Noor. 2016. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Hipertensi Di Semarang. Udinus Repository

[7] Muhammad Iqbal, Intan Rizky. 2013. Perancangan Motion Graphic Pengenalan Kujang Bagi Remaja.Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain, Bandung: ITB

[8] Pusat Data dan Informasi Tentang Hipertensi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

[9] Liliweri, 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar [10] Cangara. Hafied H, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

[11] Azhar. Susanto, 2004. Sistem Informasi Akuntansi.Bandung : Linggar Jaya [12] Sobur. Alex, 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Yosdakarya [13] Michael. Betancourt, 2013. The History of Motion Graphics. Wildside Press [14] Iman. Pindi, 2013. Perancangan Motion Graphic Ilustratif Mengenai Majapahit

Untuk Pemuda- Pemudi. Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain, Bandung: ITB

[15] Iman. Pindi, 2013. Perancangan Motion Graphic Ilustratif Mengenai Majapahit Untuk Pemuda-Pemudi. Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain, Bandung: ITB

[16] Sarwono, Jonathan, dan Hary Lubis, 2007, Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual.

[17] Lina.2015.Wawancara Berdasrkan Tujuan Menurut Para Ahli,

Gambar

Gambar 2 Storyboard
Gambar 5. Font Myriad Pro
Gambar 6.  Animasi Intro
Gambar 9. Animasi kaca pembesar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang dipergunakan untuk sanggar pelatihan seni tari balet ini adalah arsitektur kontemporer, yang melatarbelakangi pemilihan tema arsitektur kontemporer dikarenakan

Hasil penelitian dapat meningkatkan keterampilan berbicara khususnya dalam pembelajaran menceritakan tokoh idola pada materi Bahasa Indonesia serta dapat memperoleh

In the second model (which also included fibrinogen and serum metabolic parameters, such as uric acid, albumin, total bilirubin, and ferritin) strong associations were evident

Jika Anda sanggup memahami program kali ini, maka Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat aplikasi yang mampu mem-parse masukan dari QLineEdit menjadi isi dari berkas teks..

Dari gambar 4.1 Grafik hubungan kekuatan bending terhadap variasi ketebalan inti dengan tebal kulit 7 mm pada komposit sandwich dengan fraksi

sifat asam berkurang, sifat basa bertambah Sifat di atas yang sesuai dengan unsur periode ke-3 adalah … A.. 270 gram

Menurut hukum Islam dalam tindak pidana menuduh zina (qadzaf) harus mendatangkan empat orang saksi sedangkan menurut hukum positif hakim tidak boleh memutuskan

Untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange, strategi