PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG WIRAUSAHA
TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK KELAS XI
SMAN 8
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh:
SUCI RAMADHANI
F 1141131037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG WIRAUSAHA TERHADAP
MOTIVASI BERWIRAUSAHA PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 8
Suci Ramadhani Indri Astuti, Luhur Wicaksono
Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email : radhanny@yahoo.com
Abstract
This study aims to describe the influence of information services about entrepreneurship on entrepreneurship motivation in students class XI SMA Negeri 8 Pontianak. The method used is descriptive method with quantitative approach. The sample in this research is 51 students of class VIII. Technique of collecting data in this research is indirect communication technique with data collection tool that is kuesioner. Data analysis technique used is the percentage formula, product moment analysis and coefficient of determination. The result of data analysis shows that information service about the entrepreneur given by the supervising teacher on the students of grade XI SMA Negeri 8 Pontianak reaches 91% is the "High" category. While the entrepreneurship motivation reached 81% which fall into the category of "High". the amount of influence gained 58% means information services about entrepreneurship provided by supervising teachers is one of the factors that affect entrepreneurship motivation.
Keywords: Information Service, Entrepreneurship Motivation
PENDAHULUAN
Pendidikan yang bermutu di Sekolah Menengah Atas adalah pendidikan yang
menghantarkan peserta didik pada
pencapaian tujuan pendidikan diharapkan dapat sesuai dengan perkembangan diri siswa. Pendidikan di Sekolah Menengah Atas bertujuan untuk menyiapkan para peserta didik yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, di samping itu juga peserta didik diharapkan dapat berwirausaha apabila telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas.
Masalah pengangguran merupakan
kasus yang menyebabkan lambannya
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
pada Agustus 2016 tentang tingkat
pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran dari kalangan terdidik cukup tinggi. Tingkat SD 1.218.954,
SMP 1.313.815, pada tingkat SMK yang menunjukkan 1,348,327 dan paling banyak masih berasal dari lulusan SMA 1,546,699
Masalah tersebut menjadi sangat ironis sekali karena dengan pendidikan yang dimiliki tentunya dapat menjadi modal untuk
membangun negara, bahkan dapat
membantu negara dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran bukannya malah ikut serta menambah pengangguran. Oleh sebab itu menumbuh-kembangkan motivasi berwirausaha kepada peserta didik dapat menjadi solusi untuk mengurangi tingkat angka pengangguran,
karena dengan melakukan kegiatan
wirausaha maka dapat menciptakan
lapangan pekerjaan sehingga pada akhirnya
diharapkan akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan bangsa.
permasalahan tersebut untuk memberikan pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik. Memupuk jiwa wirausaha sejak dini sangatlah penting karena tanpa disadari hal tersebut akan menekan angka pengangguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Motivasi menjadi seorang wirausaha merupakan suatu hal yang melatarbelakangi
atau mendorong seseorang melakukan
aktivitas dan memberi energi yang mengarah
pada pencapaian kebutuhan, memberi
kepuasan dengan membuka suatu usaha atau bisnis. Suryana (2011: 2) mengatakan bahwa
“kewirausahaan merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses”. Pendapat ini
menandakan bahwa motivasi berwirausaha merupakan unsur penting yang diperlukan oleh semua orang.
Lebih lanjut Suryana (2011: 3)
menjelaskan bahwa “seorang individu yang
memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi akan memiliki karakteristik yang unggul, berupa penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi,
memiliki jiwa kepemimpinan, berani
mengambil risiko dengan penuh
perhitungan". Berdasarkan penjelasan
tersebut menunjukan bahwa seorang
individu yang memiliki motivasi
berwirausaha yang tinggi berpotensi untuk mencapai puncak karirnya. Begitu pula sebaliknya, jika motivasi berwirausaha pada seorang individu rendah maka karir yang digeluti tidak akan berkembang secara optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif dan bahwa setiap peserta didik satu dengan
lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga
memerlukan layanan Bimbingan dan
Konseling.
Jenis layanan Bimbingan Konseling yang relevan dengan nilai-nilai pendidikan kewirausahaan adalah layanan informasi tentang wirausaha. Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah yang amat penting untuk membantu peserta didik agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan peserta didik, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun karirnya. Daryanto dan Farid
(2015:56) mengungkapkan bahwa “layanan
informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif
dan bijak”.
Melihat kondisi pengangguran di
Indonesia yang selalu mengalami
peningkatan, khususnya bagi lulusan SMA,
melalui layanan informasi tentang
kewirausahaan diharapkan dapat
berpengaruh besar terhadap munculnya motivasi berwirausaha peserta didik sehingga peserta didik tidak hanya mengharapkan adanya lapangan pekerjaan, namun mulai berfikir untuk menciptakan
lapangan pekerjaan dengan cara
berwirausaha.
serius dan menjadikan wirausaha sebagai pekerjaan utama karena mereka bermasalah dengan modal dan takut akan resiko ketidakberhasilan. Peserta didik juga mengaku bahwa mereka lebih memilih untuk membuat atau mengajukan surat lamaran sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta yang dianggap tidak beresiko setelah mereka lulus nanti.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Layanan Informasi tentang
Wirausaha terhadap Motivasi Berwirausaha Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 8
Pontianak”.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk studi hubungan (Nawawi, 2015:80). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI yang pernah diberikan layanan informasi tentang wirausaha. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI yang berjumlah 51 orang sehingga disebut dengan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur tertutup artinya setiap item pertanyaan telah disediakan alternatif jawaban. Tugas responden hanya memberikan tanda ceklis () pada alternatif jawaban yang dianggap cocok atau sesuai. angket terdiri dari beberapa pernyataan.
Dalam pengujian validitas ini, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan konsultasi angket kepada dosen pembimbing, kemudian setelah mendapat persetujuan peneliti langsung menyebarkan instrumen tersebut kepada siswa dengan jumlah 35 responden. Setelah itu peneliti melakukan perhitungan dengan bantuan program computer statistical product and service solution (SPSS). Uji realbilitas dalam peneltian ini menggunakan rumus
reablitas dengan metode apha cronbach’s
alpha if item deleted, yaitu instrument, yaitu instrumen dikatakan reliable jika memiliki keandalan atau alpha 0,6 atau lebih.
Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk menghitung data hasil angket. Analisis ini merupakan kegiatan penafsiran data dengan menggunakan teknik analisis persentase, analisis product moment dan koefisien korelasi. Menurut Arikunto (dalam, Safrudin, 2014:68) rumus presentase yang digunakan yaitu sebagai berikut : X % = n
N x 100 (1)
Keterangan :
X %= persentasi yang dicari atau diharapkan n = nilai yang diperoleh
N = skor total
100 = tingkat keberhasilan yang dicapai Teknik korelasi product moment dengan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2013:318)
rxy = N∑xy−(∑ x)(∑y)
√[N(∑x2)−(∑x) 2][ N (∑ Y 2)−(∑ Y) 2 } (2)
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi yang di cari N : jumlah subyek pada sampel X : jumlah skor variabel X
∑ y : jumlah skor variabel Y
Kemudiam koefisien determinasi (Kd) dengan rumus menurut Sugiyono (2012:257) yang ditunjukkan sebagai berikut:
Kd = r2 x 100 % (3)
Keterangan:
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien kolerasi yang dikuadrat
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan secara langsung ke lapangan terlebih dahulu
menyiapkan hal-hal yaitu menyusun
pada kelas XI SMAN 8 Pontianak dengan jumlah peserta didik 51 orang. Selanjutnya dilakukan penelitian langsung ke SMAN 8 Pontianak.
Analisis data tentang layanan informasi tentang wirausaha dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Presentase Hasil Bimbingan Karir
Aspek Variabel
Indikator Skor
Aktual
Skor Ideal
% Kategori
Pelaksanaan
Model yang digunakan (ceramah, Tanya jawab, diskusi)
742 816 91% Tinggi
Materi yang digunakan (pengertian wirausaha, dll)
744 816 91% Tinggi
Media yang digunakan (media audio, media visual, media audio visual)
660 714 92% Tinggi
Evaluasi Penilaian segera
(Laiseg)
564 612 92% Tinggi
Penilaian jangka panjang (Laijapen)
91 102 89% Tinggi
Penilaian jangka panjang (Laijapan)
462 510 90% Tinggi
Jumlah 3263 3570 91 Tinggi
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan layanan informasi tentang wirausaha mencapai skor aktual 3263 dari skor maksimal ideal 3570 berarti
mencapai 91% berada pada kategori
“Tinggi”. Analisis data tentang motivasi berwirausaha peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pontianak dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Presentase Hasil Minat Melanjutkan Pendidikan
Aspek Variabel Indikator Skor
Aktual
Skor Ideal
% Kategori
Pekerja keras (Hard Worker)
Menyelesaikan
semua tugas
dengan baik dan tepat waktu
388 459 85% Tinggi
Tidak putus asa dalam menghadapi masalah
Mandiri 468 612 76% Sedang
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa secara keseluruhan motivasi berwirausaha peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pontianak mencapai skor 4320 dari skor maksimal ideal 5355 mencapai 81%
berada pada kategori “Tinggi”.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh bimbingan karir terhadap minat melanjutkan pendidikan peserta didik menggunakan
rumus koefisien determinasi dengan
perhitungan sebagai berikut:
Kd = r2 x 100 % Kd = 0,7642 x 100 % Kd = 58 %
Dari perhitungan di atas didapatkan
pengaruh layanan infromasi tentang
wirausaha sebesar 58% terhadap motivasi berwirausaha peserta didik. Artinya, layanan infromasi tentang wirausaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha dan masih terdapat faktor – faktor lain yang mempengaruhi
motivasi berwirausaha peserta didik yang tidak diteliti oleh peneliti.
Pembahasan Penelitian
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan konseling di sekolah yang amat penting untuk membantu peserta didik agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat
mengganggu terhadap pencapaian
perkembangan peserta didik, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun karirnya. Sejalan dengan pendapat Daryanto dan Farid (2015:56) yang
mengungkapkan bahwa “layanan informasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak”.
didik kelas XI SMA Negeri 8 Pontianak sebagian besar berada dalam kategori baik atau possitif dengan persentase 91%, artinya peserta didik mampu memahami informasi yang diberikan guru pembimbing sehingga peserta didik dapat merencanakan masa depannya sebagai seorang wirausaha.
Motivasi merupakan hal yang penting bagi profesi seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Cox dan Klinger (2004:1)
Wirausaha menurut Suryana dan Bayu (2010:
29) “wirausaha (entrepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri”. Wirausaha
adalah mereka yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. maka motivasi wirausaha
merupakan suatu keinginan yang dilakukan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan yang memanfaatkan peluang menjadi suatu usaha.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan diketahui bahwa motivasi berwirausaha peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pontianak memiliki tingkat yang positif dan baik dengan persentase 81%. Artinya peserta didik memiliki motivasi yang baik dalam berwirausaha.
Motivasi berwirausaha peserta didik dapat meningkat setelah guru pembimbing memberikan layanan informasi tentang wirausaha dengan memberikan informasi – informasi yang berkaitan dengan bagaimana
menjadi seorang wirausaha seperti
karakteristik wirausaha, sikap – sikap seorang wirausahawan, dan yang lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil dan pengolahan data inventori, maka secara umum hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif signifikan antara layanan informasi
tentang wirausaha terhadap motivasi
berwirausaha. Secara khusus dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Tingkat layanan informasi tentang wirausaha peserta didik kelas XI SMA Negeri 8 Pontianak
tergolong “Tinggi”. Artinya guru
pembimbing telah memberikan layanan informasi tentang wirausaha sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas XI di SMA Negeri 8 Pontianak. (2) Tingkat motivasi wirausaha peserta didik kelas XI SMA
Negeri 8 Pontianak tergolong “Tinggi”.
Artinya peserta didik sudah memiliki rancangan usaha yang akan dikerjakan setelah lulus SMA. (3) Terdapat pengaruh positif signifikan antara layanan informasi
tentang wirausaha terhadap motivasi
berwirausaha peserta didik kelas XI Negeri 8
Pontianak tergolong “Baik”. Artinya semakin
baik layanan informasi tentang wirausaha yang diberikan guru pembimbing maka semakin tinggi pula motivasi berwirausaha peserta didik, sebaliknya semakin kurang baik layanan informasi tentang wirausaha yang diberikan guru pembimbing maka semakin rendah motivasi berwirausaha peserta didik.
Saran
Mengacu dari hasil penelitian diatas maka disarankan hal – hal sebagi berikut: (1) Bagi guru bimbingan dan konseling untuk mempertahankan apa yang telah diberikan pada peserta didik dalam hal pemberian layanan informasi tentang wirausaha. (2) Bagi peserta didik SMA Negeri 8 Ponianak dengan adanya layanan informasi tentang wirausaha diharapkan untuk mempraktekkan
keterampilan – keterampilan dalam
berwirausaha sehingga setelah lulus dari sekolah peserta didik terbiasa untuk mandiri dalam mendapatkan penghasilan. (3) Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneliti variabel lain yang mempengaruhi motivasi wirausaha peserta didik, sehingga semakin banyak peserta didik yang dapat mandiri setelah lulus dari sekolah menengah atas walaupun tidak melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi bisa mendapatkan
penghasilan sendiri.
Alma, Buchari. (2016). Kewirausahaan.
Bandung : Alfabeta.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cox, Miles and Klinger, Eric. (2004). Handbook of Motivational Counseling Concepts, Approaches, and Assessment. England : John Wiley & Sons, Ltd.
Daryanto dan Farid M. (2015). Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media. Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kalitatif, dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.
Suryana. (2011). Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.
Suryana, Yuyus dan Bayu, Kartib.
(2014).Kewirausahaan, Pendekatan