• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Konseling SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman Pelayanan Konseling SD"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar

Pelayanan Konseling yang mulai dikenal di Indonesia sejak dekade tahun 1960-an (semula dikenal dengan nama pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan, kemudian berubah menjadi pelayanan Bimbingan dan Konseling) mendapat posisi yang cukup proporsional dan menentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan isi pokok materi yang tertuang di dalam Permendiknas No. 22 dan No. 23 tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengertian kurikulumyang digunakan dalam KTSP adalah “seperangkat kegiatan belajar yang dijalani peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan”. Dengan pengertian itu, KTSP meliputi sejumlah komponen pokok, yaitu komponen mata pelajaran dan muatan lokal, serta komponen pengembangan diri yang mencakup pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. Sebagai perangkat pemberlakuan KTSP, khususnya untuk komponen pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler, Pusat Kurikulum Balitbang Diknas telah menyusun panduan dengan judul Panduan Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, berdasarkan Permendiknas yang dimaksud. Panduan ini telah disosialisasikan ke seluruh tanah air.

Untuk lebih menegaskan dan mengkhususkan fokus kinerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK), khususnya bidang Pelayanan Konseling berdasarkan KTSP, PPPPTK Penjas dan BK menyiapkan Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Materi Pedoman Pelaksanaan yang dikembangkan oleh PPPPTK Penjas dan BK ini sepenuhnya diambil dari Panduan Pengembangan Diri yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, khususnya bagian tentang Pelayanan Konseling. Di samping itu, Pedoman Pelaksanaan tersebut juga mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang sangat relevan dengan pengembangan dan pemantapan profesionalisasi pelayanan konseling dan kinerja para pelaksananya di lapangan, yaitu para Guru Pembimbing (konselor sekolah/madrasah). Secara keseluruhan, Pedoman Pelayanan Konseling yang materi pokoknya diambil dari panduan yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum itu, merupakan penyempurnaan dari pedoman-pedoman pelaksanaan pelayanan konseling terdahulu yang telah dikembangkan dan ditatarkan kepada Guru Pembimbing (konselor sekolah) se Indonesia oleh PPPPTK Penjas dan BK dahulu bernama PPPG Keguruan sejak tahun 1993

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling ini sangat diharapkan adanya satu pemahaman yang jelas dan mantap, sambil tetap sinkron dengan panduan yang telah dikembangkan oleh Pusat Kurikulum, tentang pelaksanaan pelayanan konseling di sekolah/madrasah oleh para Guru Pembimbing (konselor sekolah). Lebih jauh, Pedoman Pelaksanaan tersebut digunakan oleh PPPPTK Penjas dan BK sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kelembagaan PPPPTK Penjas dan BK, untuk menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang akan dijadikan Standar Pelatihan bagi para Guru Pembimbing (konselor sekolah) di seluruh Indonesia.

(2)

sebagai sebuah profesi dalam bidang pendidikan. Demikian juga penyelenggaraan pelatihannya pada berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan bagi Guru Pembimbing (konselor sekolah) di serluruh Indonesia. Semua pihak yang terkait di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan pihak lain di luar sekolah, baik pihak formal maupun nonformal di bidang pendidikan diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal demi suksesnya pelayanan professional konseling yang dimaksud.

Dengan tersusunnya Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Konseling untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi didalamnya.

Parung, April 2008

(3)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Trilogi Profesi Pendidik ... ...1

B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing...2

C. Pelayanan Konseling dalam KTSP ... 4

BAB II STRUKTUR PELAYANAN KONSELING A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi...6

B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI...7

C. Bidang Pelayanan ...8

D. Fungsi Konseling ... 8

E. Prinsip dan Asas ...9

F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung ... ...9

G. Bentuk Kegiatan ...11

H. Program Pelayanan ...11

BAB III PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN A. Perencanaan Kegiatan ...13

B. Pelaksanaan Kegiatan...13

C. Penilaian Kegiatan...15

D. Pelaksana Kegiatan...16

BAB IV PENGELOLAAN KEGIATAN A. Pengelolaan Berbasis Kinerja...17

B. Pengawasan Kegiatan...19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Trilogi Profesi Pendidik

Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional” (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2), dan “profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi” (UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).

Untuk menjadi profesional seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi, sebagaimana gambar berikut

Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan

Praktik Profesi

Dasar Keilmuan Substansi Profesi

(5)

sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya.

Guru Kelas/Guru Pembimbing, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu

 Komponen Dasar Keilmuan : Ilmu Pendidikan

 Komponen Substansi Profesi : Proses pembelajaran terhadap pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling.

 Komponen Praktik Profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling.

B. Komponen Profesi Guru Kelas/Guru Pembimbing

1. Ilmu Pendidikan

Guru Kelas/Guru Pembimbing diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena Guru Kelas/Guru Pembimbing digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang Guru Kelas/Guru Pembimbing pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah Guru Kelas/Guru Pembimbing akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama Guru Kelas/Guru Pembimbingnya. Dalam arti yang demikian pulalah, Guru Kelas/Guru Pembimbing sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran.

(6)

Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu Guru Kelas/Guru Pembimbing membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan, pengelolaan dan evaluasi, serta kaidah-kaidah pendukung yang diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling. Secara keseluruhan substansi tersebut sebagai modus pelayanan konseling*).

Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam pengembangan KES dan penanganan KES-T.

Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayan konseling, Guru Kelas/Guru Pembimbing wajib menguasai berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori, acuan praksis, standar prosedur operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi, sosiologi, teknologi- informasi-komunikasi sebagai “alat” untuk lebih menepatgunakan dan mendayagunakan pelayanan konseling.

3. Praktik Pelayanan Konseling

Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling di satuan pendidikan. Mutu pelayanan konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh Guru Kelas/Guru Pembimbing terhadap sasaran pelayanan. Demikian pula mutu kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

C. Pelayanan Konseling dalam KTSP

(7)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan pendidikan yang didasarkan pada Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen pengembangan diri terdiri dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga komponen itu digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Pengertian kurikulum yang digunakan dalam KTSP adalah “semua kegiatan

belajar peserta didik yang menjadi tanggung jawab satuan pendidikan”. Dengan pengertian tersebut, selain mata pelajaran, yang termasuk juga ke dalam kurikulum satuan pendidikan adalah muatan lokal, pelayanan konseling, dan kegiatan ekstra kurikler. Segenap komponen dan sub-komponen KTSP itu harus benar-benar dikembangkan dan dilaksanakan secara penuh oleh satuan pendidikan. Dengan demikian, komponen KTSP pada satuan pendidikan dianggap lengkap apabila meliputi seluruh komponen mata pelajaran, muatan lokal, pelayanan konseling, dan kegiatan ekstra kurikuler.

Muatan Lokal

Mata Pelajaran

Pelayanan Konseling

Keg. Eks Guru

Guru Kelas/Guru Pembimbing /konselor sekolah

Pembina Khusus

(8)
(9)

BAB II

STRUKTUR PELAYANAN KONSELING

Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

A. Pengertian, Paradigma, Visi dan Misi

1. Pengertian

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, berkenaan dengan pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari-sehari (KES) dan penanganan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T), baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Paradigma

(10)

3. Visi

Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

4. Misi

Misi pelayanan konseling meliputi:

1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah, keluarga dan masyarakat.

3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

B. Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI

Arah pelayanan konseling dalam mencapai visi dan misi di atas didasarkan pada pemenuhan tugas-tugas perkembangan peserta didik SD/MI, yaitu:

a. Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.

e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri

f. Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan.

g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku. h. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan. i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya

dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.

(11)

C. Bidang Pelayanan

Bidang pelayanan konseling meliputi:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

D. Fungsi Konseling

Pelayanan konseling mendukung fungsi-fungsi:

1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.

2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

(12)

5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

E. Prinsip dan Asas

Pelayanan konseling dilaksanakan dengan menerapkan prinsip dan asas-asas berikut:

1. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

2. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

F. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung

Pelayanan konseling diselenggarakan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berikut:

1. Jenis Layanan:

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

(13)

d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama konten-konten yang berisi kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan

permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

2. Kegiatan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data,yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

(14)

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

G. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan pelayanan konseling meliputi:

1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.

2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.

4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

H. Program Pelayanan

1. Jenis Program

(15)

b Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan penjabaran program tahunan.

c Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan penjabaran program semesteran.

d Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan penjabaran program bulanan.

e Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan penjabaran dari program mingguan dalam bentuk rencana program pelayanan/pendukung (RPP).

2. Penyusunan Program

a Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. b Substansi program pelayanan konseling meliputi empat bidang

pengembangan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, bentuk kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas Guru Kelas/Guru Pembimbing.

(16)

BAB III

PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN

A. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan, serta mingguan.

1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan penjabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung) yang memuat:

a Sasaran layanan/kegiatan pendukung b Substansi layanan/kegiatan pendukung

c Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan d Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat e Waktu dan tempat

(Lampiran 3)

2. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab Guru Kelas/Guru Pembimbing. (Lampiran 1)

3. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

4. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/ madrasah.

B. Pelaksanaan Kegiatan

(17)

1. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung) dilaksanakan sesuai dengan sasaran layanan, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:

1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam pembelajaran per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:

1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

3. Kegiatan pelayanan konseling (kegiatan layanan dan kegiatan pendukung) dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). (Lampiran 4).

(18)

Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

C. Penilaian Kegiatan

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung), untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

5. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG

(Lampiran 4).

(19)

D. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah Guru Kelas/Guru Pembimbing sekolah/ madrasah.

1. Guru Kelas/Guru Pembimbing pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah wajib:

a. Melaksanakan tugas pelayanan konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.

b. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan konseling.

c. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan. (Rincian kewajiban Guru Kelas/Guru Pembimbing Lampiran 8).

2. Pelaksana pelayanan konseling

a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah Guru Kelas/Guru Pembimbing yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

(20)

BAB IV

PENGELOLAAN KEGIATAN

Pengelolaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah diselenggarakan dengan pola pengelolaan berbasis kinerja dengan pengawasan/pembinaan yang efektif baik dari pihak interen maupun eksteren sekolah/madrasah.

A. Pengelolaan Berbasis Kinerja

1. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing

Pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan, yaitu perencanaan (planning- P), pengorganisasian (organizing-O), pelaksanaan (actuating-A), dan pengontrolan (controlling-C). Pengelolaan berbasis kinerja mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing berkenaan dengan POAC penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu:

a. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing membuat perencanaan layanan, mulai dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian berupa RPP (Rencana Program Pelayanan/Pendukung). b. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mengorganisasikan unsur-unsur dan peralatan yang akan dilibatkan di dalam kegiatan, unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru, orang tua), urusan administrasi, dana, dll.

c. Bagaimana Guru Kelas/Guru Pembimbing mewujudkan dalam praktik jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung melalui format-format kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan.

(21)

Pembimbing secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan lembaga satuan pendidikan Guru Kelas/Guru Pembimbing bertugas.

2. Kinerja Guru Kelas/Guru Pembimbing dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan

Unsur pengelolaan satuan pendidikan dapat dengan organigram sederhana sebagai berikut:

a. Semua unsur dalam organigram tersebut (kecuali unsur siswa) menyusun dan menyelenggarakan POAC-nya sendiri. POAC Guru Kelas/Guru Pembimbing sebagaimana dikemukakan di atas ditujukan kepada seluruh siswa yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Kondisi yang sangat menguntungkan terjadi apabila semua unsur yang ada saling mengharmonisasikan POAC – POAC mereka dalam suasana kerjasama.

c. POAC pimpinan satuan pendidikan mengkoordinasikan POAC semua unsur bawahannya untuk menciptakan ketepatgunaan dan kedayagunaan yang optimal di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok setiap unsur.

Pimpinan Sekolah/Madrasah

POAC

TU

POAC

Guru Mata Pelajaran

POAC

Guru Kelas/Guru Pembimbing

POAC

Siswa

TU

(22)

B. Pengawasan Kegiatan

Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

1. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: a. interen, oleh Kepala Sekolah/Madrasah.

b. eksteren, oleh Pengawas Sekolah/Madrasah bidang konseling.

2. Fokus pengawasan adalah kemampuan Guru Kelas/Guru Pembimbing dan implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas Guru Kelas/Guru Pembimbing di sekolah/madrasah.

3. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah.

(23)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Contoh Penugasan Pengasuhan kepada Guru Kelas/Guru Pembimbing*

PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK

KEPADA KONSELOR

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2008/2009

KELAS : I - VI KONSELOR : Rohayati

No. Kelas Jumlah Siswa Keterangan

1. I 25 Masuk pagi

2. II 25 Masuk pagi

3. III 25 Masuk pagi

4. IV 25 Masuk pagi

5. V 25 Masuk pagi

6. VI 25 Masuk pagi

Jumlah 150

Keterangan :

* Untuk guru kelas menangani siswa asuh pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Jakarta, 10 Juni 2008 Kepala Sekolah Ttd

Dedi Utomo

(24)

Lampiran 2 a : Contoh Program Tahunan Pelayanan Konseling

PROGRAM TAHUNAN PELAYANAN KONSELING

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2006 - 2007

KELAS : VI KONSELOR : Rohayati

No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)

Pribadi Sosial Belajar Karir

1 2 3 4 5 6

1. Layanan Orientasi Obyek-obyek pengembangan

pribadi

2. Layanan Informasi Informasi tentang perkembangan,

potensi, kemampuan dan kondisi diri

Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial

Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan kondisi karir

(5) (6) (7) (8)

3. Layanan

Penempatan/Penyaluran Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi

Penempatan dan penyaluran untuk

pengembangan kemampuan sosial Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan belajar Penempatan dan penyaluran untukpengembangan kemampuan karir

(9) (10) (11) (12)

4. Layanan Penguasaan

Konten

Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan pribadi

Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial

Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan serta penguasaan bahan belajar

Kompetensi dan kebiasaan dalam pengembangan karir kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

Masalah pribadi: dalam pengembangan karir

(17) (18) (19) (20)

*) 1. Rincian lihat pada Contoh Materi Pengembangan

(25)

No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)

Pribadi Sosial Belajar Karir

1 2 3 4 5 6

6. Layanan Bimbingan

Kelompok

Topik tentang: Kemampuan dan kondisi pribadi

Topik tentang: Kemampuan dan kondisi hubungan sosial

Topik tentang: Kemampuan, kegiatan dan hasil belajar

Topik tentang: Kemampuan dan arah karir

8. Layanan Konsultasi Pemberdayaan pihak tertentu

untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan sosial

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar

Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan karir

(29) (30) (31) (32)

9. Layanan Mediasi

---Upaya mendamaikan pihak-pihak tertentu (peserta didik) yang

berselisih ---

---(33) (34) (35) (36)

10. Aplikasi Instrumentasi Intrument tes dan non tes untuk

mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi peserta didik

Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah hubungan sosial peserta didik

Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah belajar peserta didik

Intrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah karir peserta didik

(37) (38) (39) (40)

11. Himpunan Data Data perkembangan, kondisi dan

lingkungan diri pribadi Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial Data kemampuan, kegiatan dan hasilbelajar Data kemampuan, arah dan persiapan karir

(41) (42) (43) (44)

12. Konferensi Kasus Pembahasan kasus-kasus masalah

pribadi tertentu yang dialami peseta didik

Pembahasan kasus-kasus masalah sosial tertentu yang dialami peseta didik

Pembahasan kasus-kasus masalah belajar tertentu yang dialami peseta didik

Pembahasan kasus-kasus masalah karir tertentu yang dialami peseta didik

(45) (46) (47) (48)

13. Kunjungan Rumah Pertemuan dengan orang tua,

keluarga, peserta didik yang mengalami masalah pribadi

Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah sosial

Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah belajar

Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah karir

(26)

No Kegiatan Materi Bidang Pengembangan*)

Pribadi Sosial Belajar Karir

1 2 3 4 5 6

14. Tampilan Kepustakaan Bacaan dan rekaman tentang

perkembangan dan kehidupan pribadi

Bacaan dan rekaman tentang perkembangan dan kemampuan sosial

Bacaan dan rekaman tentang

kemampuan dan kegiatan belajar Bacaan dan rekaman tentang arah dan kehidupan karir

(53) (54) (55) (56)

15. Alih Tangan Kasus Pendalaman penanganan masalah

pribadi

Pendalaman penanganan masalah sosial

Pendalaman penanganan masalah belajar

Pendalaman penanganan masalah karir

(57) (58) (59) (60)

Jakarta, 10 Juni 2008 Konselor

Ttd

(27)

Contoh Materi Pengembangan:

(1) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan pribadi, seperti:

 Fasilitas olah raga; bela diri.

 Kegiatan seni dan budaya

 Tempat peribadatan

(2) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial, seperti:

 Kegiatan gotong royong

 Perjamuan

 Seminar, lokakarya, diskusi, rapat dan kegiatan kelompok lainnya

(3) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan kemampuan belajar, seperti

 Lembaga bimbingan belajar

 Fasilitas belajar di sekolah

 Jenjang dan jenis pendidikan di sekolah/madrasah

(4) Layanan Orientasi: Obyek-obyek implementasi karir, seperti:

 Kursus-kursus keterampilan

 Bengkel

 Perusahaan/pabrik, industri

 Kantor

 Perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan, peternakan

(5) Layanan Informasi: Informasi tentang perkembangan potensi, kemampuan dan kondisi pribadi, seperti:

 Kecerdasan

 Bakat

 Minat

 Karakteristik pribadi; pemahaman diri

 Tugas perkembangan, tahap perkembangan

 Perbedaan individual

 Keunikan diri

(6) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial, seperti:

 Pemahaman terhadap orang lain

 Kiat berteman

 Hubungan antar siswa

 Hubungan dalam keluarga

 Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat

(7) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar, seperti:

 Kiat belajar

 Kegiatan belajar di dalam kelas

(28)

 Belajar mandiri

 Hasil belajar mata pelajaran

 Persiapan ulangan, ujian US dan UN

(8) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan kondisi karir, seperti:

 Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan pendidikan

 Persyaratan karir

 Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan

 Informasi karir/pekerjaan

(9) , (10), (11), dan (12) Layanan Penempatan/Penyaluran: Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi, sosial, belajar, dan karir dapat dilakukan melalui penempatan di dalam kelas (berkenaan dengan tempat duduk), pada kelompok belajar; diskusi, krida; latihan keberbakatan/prestasi, serta kegiatan layanan bimbingan/konseling kelompok. Masing-masing penempatan/penyaluran itu dapat dimaksudkan untuk mengembangkan satu atau lebih kemampuan peserta didik: kemampuan pribadi, sosial, belajar, karir.

(13) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan pribadi, seperti:

 Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar rumah/sekolah.

 Mengambil keputusan

 Menggunakan waktu senggang

 Membiasakan diri melaksanakan ibadah keagamaan

 Pengendalikan diri

 Berpikir dan bersikap positif

 Mematuhi peraturan lalu-lintas

(14) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial, seperti:

 Cara berbicara dengan orang lain (seperti; teman sebaya, orang yang lebih tua, anggota keluarga)

 Menyampaikan pendapat secara lugu (asertive) kepada orang lain

 Mendengar, memahami dan merespon secara tepat dan positif pendapat orang lain

 Mengucapkan salam; terima kasih; meminta maaf

(15) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan dan penguasaan bahan belajar, seperti:

 Menyusun jadwal belajar

 Bertanya dan menjawab pertanyaan guru

 Meringkas materi bacaan

(29)

(16) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam pengembangan karir, seperti:

 Menyalurkan bakat, minat, kegemaran kearah karir tertentu

 Memelihara perlengkapan diri (pakaian, sepatu, jam tangan, tas, dll)

 Mempertimbangkan dan memilih pendidikan lanjutan (SMP atau Tsanawiyah) (17), (18), (19), dan (20) Layanan Konseling Perorangan:

Masalah yang dibahas dalam layanan konseling perorangan tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu, melainkan akan diungkapkan oleh konseli (klien) ketika layanan dilaksanakan. Apapun masalah yang diungkapkan oleh klien (masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir), maka masalah itulah yang dibahas dalam layanan konseling perorangan. Dalam hal ini konselor dapat memanggil peserta didik (yaitu peserta didik yang menjadi tanggung jawab asuhannya) untuk diberikan layanan konseling untuk masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir), namun konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dikemukakan sendiri oleh peserta didik yang menerima layanan konseling perorangan.

(21) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi pribadi, seperti:

 Potensi diri

 Penyalurkan bakat, minat, kegemaran, hobi

 Kebiasaan sehari-hari di rumah; kegiatan rutin, membantu orang tua, belajar

 Sikap terhadap narkoba, rokok, minuman keras

 Sikap terhadap bencana alam; kecelakaan; kemiskinan; anak terlantar

(22) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi hubungan sosial, seperti:

 Hubungan antar teman

 Suasana hubungan di sekolah: antarsiswa, guru-siswa, antarpersonil sekolah lainnya

 Peranan tokoh masyarakat (Ketua RT, RW, Ulama, Perangkat Desa, dll)

 Toleransi, solidaritas

(23) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan, kegiatan dan hasil belajar, seperti:

 Kiat-kiat belajar; belajar sendiri; belajar kelompok

 Sikap terhadap mata pelajaran; tugas/PR; suasana belajar di sekolah, perpustakaan, laboratorium

 Sikap terhadap hasil ulangan dan ujian

 Berbuat kecurangan dalam ulangan atau ujian

 Pemanfaatan buku pelajaran

(24) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang pengembangan karir, seperti:

 Belajar dan bekerja adalah bentuk ibadah

 Masa depan kita; masalah pengangguran; PHK

(30)

(25), (26), (27), dan (28) Layanan Konseling Kelompok:

Seperti untuk layanan konseling perorangan, masalah yang dibahas dalam konseling kelompok tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor, melainkan akan dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok. Apapun masalah yang diungkapkan oleh anggota kelompok tersebut, dan terpilih untuk dibicarakan (apakah masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir) itulah yang dibahas melalui layanan konseling kelompok. Dalam hal ini konselor dapat mengikutsertakan seorang atau lebih peserta didik yang diasuhnya untuk menjadi anggota kelompok dan menjalani layanan konseling kelompok dengan masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir) dan dapat mengupayakan agar masalah tersebut dapat dibahas, namun konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dipilih oleh kelompok untuk dibahas dalam konseling kelompok. (29), (30), (31), (32) Layanan Konsultasi:

Seperti untuk layanan konseling perorangan, masalah yang dibahas dalam layanan konsultasi tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor, melainkan akan dikemukakan oleh konsulti ketika layanan berlangsung. Apapun masalah yang diungkapkan oleh konsulti tentang peserta didik yang hendak dibantunya (apakah masalah pribadi, sosial, belajar , atau karir) itulah yang dibahas dalam layanan konsultasi. Konselor dapat memperkirakan apa yang hendak dikemukakan oleh konsulti untuk dibahas dalam layanan konsultasi, namun konselor harus mengutamakan pembahasan masalah yang dikemukakan sendiri oleh konsulti. (33), (34), (35), (36) Layanan Mediasi:

Masalah yang menyebabkan perselisihan pada dasarnya adalah masalah sosial. Dalam hal ini layanan mediasi pertama-tama menangani hubungan sosial di antara pihak-pihak yang berselisih. Dalam pelaksanaan layanan mediasi boleh jadi akan muncul masalah pribadi, masalah belajar, masalah karir, dan masalah sosial lainnya yang perlu ditangani oleh konselor.

(37), (38), (39), (40) Aplikasi Instrumentasi:

Instrumen tes dan nontes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir bentuk dan isinya bermacam-macam, seperti:

 Tes Inteligensi

(31)

(41) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi, seperti:

 Identitas diri

 Potensi dasar: inteligensi, bakat, minat

 Identitas keluarga

 Riwayat kesehatan

 Masalah diri pribadi

(42) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial, seperti:

 Sosiogram

 Peta kelas

 Data hubungan sosial

 Masalah sosial

(43) Himpunan Data: Data kemampuan, kegiatan dan belajar, seperti:

 Nilai hasil belajar

 Data kegiatan belajar

 Riwayat pendidikan

 Masalah belajar

(44) Himpunan Data: Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti:

 Pekerjaan orang tua/keluarga

 Bakat dan minat karir

 Masalah karir

(45) Konferensi Kasus: Masalah pribadi, seperti:

 Sering absen; membolos

 Tingkah laku menyimpang; nakal (46) Konferensi Kasus: Masalah sosial, seperti:

 Suka menyendiri

 Menganggu teman

(47) Konferensi Kasus: Kasus masalah belajar, seperti:

 Menganggu suasana kelas ketika sedang belajar

 Lalai mengerjakan PR

 Nilai pelajaran rendah

 Sulit mengikuti pelajaran

(48) Konferensi Kasus: Masalah karir, seperti:

(32)

(49), (50), (51), (52) Kunjungan Rumah:

Kegiatan kunjungan rumah dapat membawa satu atau lebih masalah peserta didik (masalah pribadi, sosial, belajar, dan atau karir) untuk dibicarakan dengan orang tua dan atau keluarga.

(53) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang perkembangan dan kehidupan pribadi, seperti:

 Tahap-tahap perkembangan

 Tugas-tugas perkembangan

 Penampilan dan pengembangan bakat, minat, kegemaran

 Kehidupan keagamaan

 Bahan relaksasi

 Motivasi berprestasi

 Otobiografi: Kisah orang-orang sukses

(54) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang kemampuan hubungan sosial, seperti:

 Suasana hubungan “Saya Oke, Kamu juga Oke”

 Kiat bergaul

 Kepemimpinan

 Mengatasi konflik dengan win-win solution

(55) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio tentang kemampuan dan kegiatan belajar, seperti:

 Kiat belajar di sekolah

 Panduan menulis makalah

 Bagaimana menyiapkan diri dalam ulangan/ujian

 Belajar secara mandiri

 Belajar kelompok

(56) Tampilan Kepustakaan: Materi becaan, film, rekaman vidio dan audio tentang arah dan kehidupan karir, misalnya:

 Apa bakat dan karir Anda?

 Informasi karir

 Petunjuk pemilihan sekolah lanjutan

 Kiat sukses dalam karir

(57), (58), (59), (60), Alih Tangan Kasus:

(33)

Lampiran 2 b : Contoh Program Semesteran Pelayanan Konseling

PROGRAM SEMESTERAN PELAYANAN KONSELING

SEKOLAH/MADRASAH : SDN Rawabarat 05 TAHUN AJARAN : 2006 - 2007

KELAS : VI KONSELOR : Rohayati

No Kegiatan Semester I (Juli-Desember 2006) Materi Bidang Pengembangan Semester II (Januari-Juni 2007)

Pribadi Sosial Belajar Karir Pribadi Sosial Belajar Karir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Layanan Orientasi Obyek-obyek

pengembangan

2. Layanan Informasi Informasi tentang

perkembangan,p

Konten Kompetensi dan kebiasaan dalam

(34)

No Kegiatan

Materi Bidang Pengembangan

Semester I (Juli-Desember 2006) Semester II (Januari-Juni 2007)

Pribadi Sosial Belajar Karir Pribadi Sosial Belajar Karir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

pribadi penguasaan

bahan belajar

karir pribadi penguasaan

bahan belajar

Referensi

Dokumen terkait

Paksi Jaladara sudah menduga bahwa lawan pasti akan menahan jurus tendangan ‘Kelebat Ekor Elang’, ia langsung dilanjutkan dengan gerakan menukik tajam ke bawah, dimana sepasang posisi

Proses 7em%uatan susu %u%u meru7aan sala& satu ;onto& 7engola&an susu /engan tu#uan rnenurunan a/ar air susu /engan ;ara 7engeringan sem7rot (  spray drying 

• Flow of document merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir..

Kuantan Singingi menurut ketentuan yang berlaku dan dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi penawaran Nomor : 027/ULP- POKJA/BAEP/DISDUKPENCAPIL/XI/2014/39 Tanggal 17 Nopember

Ekstrim yang pertama (1) berdasarkan teori kontinjensi maka pengendalian manajemen akan bersifat situation specific model atau sebuah model pengendalian yang tepat akan sangat

Bila Anda mengatakan “tidak” pada undangan teman bisnis maka Anda dapat menggunakan pendekatan perencanaan langsung atau tidak langsung, tergantung

“Saya berharap, suatu saat, semua lini atau sektor bisnis, baik Manufaktur, perdagangan, ekspedisi, travel, hotel, dan semuanya yang dimiliki muslim, benar-benar bisa

DEPARTE[IEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.. FAKUITAS ILMU