• Tidak ada hasil yang ditemukan

Primate Land ( Green Architecture )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Primate Land ( Green Architecture )"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah “ Primate Land” yang merupakan suatu tempat konservasi sekaligus penelitian dan rekreasi khusus hewan-hewan primata. Dalam judul “Primate Land” mengandung pengertian, yaitu:

Primate, (primata, –b.ing) :

- Bangsa mamalia yang meliputi kera, monyet dan juga manusia 1

- Dalam zoologi, mamalia yang memiliki karakteristik dengan manusia dan memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan mamalia lainnya.2

Land, (tanah, –b.ing)

- Bagian dari bumi yang dikelilingi oleh air. 3

- Bagian tubuh alam yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat makhluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.4

- Suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief, hidrologi dan tumbuhan serta benda diatasnya, termasuk di dalamnya hasil kegiatan manusia di

masa lalu dan sekarang.5

- Sebuah lingkungan yang meberi identitas tempat 6

Jadi, pengertian dari judul “Primate Land” adalah

Suatu tempat/ lahan yang berfungsi sebagai tempat hewan- hewan primata

untuk dapat melangsungkan hidupnya agar jauh dari kepunahan. Selain itu,

tempat ini juga dapat memberi kontribusi sebagai tempat rekreasi yang

sifatnya edukasi.

2.2 Tinjuan Umum

2.2.1 Teoritis Hewan Primata

1

Sumber: www.artikata.com , diakses tanggal 2 Maret 2012 2

Sumber: Encyclopedia Britannica www.britannica.com , diakses tanggal 2 Maret 2012 3

Sumber: www.wikipedia.org ,diakses tanggal 2 Maret 2012 4

Sumber: defenisi.blogspot.com ,diakses tanggal 2 Maret 2012 5

Sumber: direktori UPI, jurusan pendidikan geografi 6

(2)

Primata hidup di pohon-pohon tropis dan subtropis Amerika, Afrika

dan Asia. Primata memilki ukuran yang berbeda dari yang paling

kecil dengan berat hanya 30 gram seperti lemur hingga ukuran paling

besar dengan berat 200 kilogram seperti gorilla gunung. Menurut

bukti fosil, hewan primata telah ada sejak 65 juta tahun yang lalu.

Seluruh jenis spesies primata memiliki lima jari (pentadactily), bentuk

gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif. Kekhasan lain dari

primata adalah kuku jari. Ibu hari dengan arah yang berbeda juga

menjadi salah satu cirri khas primata. Kombinasi dari ibu jari

berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang

dan menutup ke dalam. Semua primata juga memiliki karakteristik

arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan

ke samping) dan postur tubuh tegak.

Dianggap generalis mamalia, primata menunjukkan berbagai

karakteristik, yakni berjalan dengan dua atau empat anggota badan,

dapat melompat dan berayun. Primata ditandai dengan otak yang

relatif lebih besar dibandingkan terhadap mamalia lainnya. Ada

beberapa studi menarik tentang kehidupan primata, di antaranya:

- Sistem pemisahan primata betina dari kelompoknya saat melahirkan. Primata betina akan menjaga jarak dengan primata jantan.

Kelompok-kelompok sosial yang terjadi biasanya dapat digolongkan

kelompok kecil.

- Sistem poligini 7

primata jantan. Sementara primata betina tetap

dalam kelompok kelahiran, primata jantan akan mencari betina lain.

- Sistem ikatan jantan-wanita. Seperti halnya manusia, primata sendiri juga saling berbagi tanggung jawab dalam pengasuhan dan

pertahanan teritorial. Keturunannya akan meningggalkan wilayah

orang tuanya jika sudah remaja.

- Struktur sosial yang unik, dimana kelompok yang lebih kecil akan datang bersama membentuk kawanan yang lebih besar. Sistem

sosial ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu distribusi sumber daya,

7

(3)

kelompok ukuran, dan predator. Dalam kelompok sosial ada

keseimbangan antara kerja sama dan persaingan. Perilaku kooperatif

ditunjukkan dengan cara, misalnya menghapus parasit kulit,

membersihkan luka, berbagi makanan dan pertahanan terhadap

pemangsa. Perilaku agresif ditunjukkan dengan pemberian sinyal

kompetisi dalam hal ketersediaan pangan, tempat tidur dan

pasangan. Perilaku agresif juga digunakan untuk membentuk

dominasi.

- Kognisi dan komunkasi. Primata memiliki kemampuan kognitif yang canggih dengan membuat alat dan menggunakannya untuk

memperoleh makanan. Primata memiliki strategi berburu yang

canggih yang memerlukan kerja sama dan sifat manipulatif. Primata

dapat belajar menggunakan simbol dan aspek bahasa manusia

termasuk konsep angka dan urutan numerik. Ada penelitian tentang

kognisi primata dalam hal mengeksplorasi pemecahan masalah,

memori dan interaksi sosial.

- Primata mengeksploitasi berbagai sumber makanan. Kebanyakan sumber makanannya dari kanopi tropis, yakni buah yang

mengandung karbohidrat dan lemak untuk energi. Namun, mereka

juga membutuhkan makanan lain seperti daun dan serangga untuk

asupan protein, vitamin dan mineral.

Klasifikasi (taksonomi) primata adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mamalia

Infraclass : Eutheria

Superorder : Euarchontoglires

Order : Primate

(4)
(5)

2.2.2 Spesies primata

Total spesies primata di dunia sekitar 200 jenis, 25% nya (40

spesies) berada di Indonesia. Dari 40 spesies yang tercatat, belasan

di antaranya merupakan spesies endemik8. Hewan primata dibagi

dalam 2 kelompok besar yakni prosimian (primata primitif) dan

anthropeida (primata baru). Jenis hewan primata yang tersebar di

Indonesia, di antaranya:

1. Kukang (Nycticebus coucang)

Kukang adalah jenis primata

yang bergerak lambat. Hewan

pemalu ini aktif di malam hari

(nocturnal). Warna rambutnya

beragam, dari kelabu keputihan,

kecoklatan, hingga

kehitam-hitaman. Pada punggung

terdapat garis coklat melintang

dari belakang hingga dahi, lalu

bercabang ke dasar telinga dan

mata. Ekornya yang pendek dan

hampir tidak terlihat. Ibu jari

tangan dan kaki melingkar berlawanan arah dengan keempat jari

lainnya dengan pergelangan yang dapat bergerak bebas.

Telapak tangan dan kaki tidak berambut seperti jenis mamalia

lainnya. Memiliki dua mata yang besar dan bulat menghadap ke

depan dengan posisi berdekatan yang menunjukkan bahwa

kukang adalah satwa yang aktif di malam hari. Selain itu, kukang

memiliki daun telinga kecil yang ditutupi oleh rambut.Berat tubuh

0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm. di Indonesia,

satwa ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

Satwa ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan.

8

Jenis yang hanya ditemukan di daerah itu saja dan tidak ditemukan di tempat lain. (sumber: http://alamendah.wordpress.com)

(6)

2. Orang utan (Pongo pygmaeus)

Orang utan (nama

lainnya mawas) adalah

sejenis kera besar

dengan lengan panjang

dan berbulu

gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat,

kaki yang pendek dan tertunduk dan tidak punya ekor. Orang

utan berukuran 1-1,4m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran

seekor gorilla. Tubuh orang utan diselimuti rambut merah

kecokelatan, mempunya kepala yang besar dengan posisi mulut

yang tinggi, memiliki pelipis yang gemuk, dan mempunyai indera

yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan,

penciuman, pengecap dan peraba. Selain itu orang utan juga

mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari serta telapak

kaki yang memiliki susunan jari jemari yang sangat mirip dengan

manusia.

Orang utan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia

Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatera di wilayah bagian

negara Indonesia dan Malaysia. Orang utan biasa tinggal di

pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orang

utan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan

perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa

air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan

nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo, orang utan

dapat ditemukan pada ketinggian 500m di atas permukaan laut

(dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatera dapat mencapai hutan

pegunungan pada 1.000m dpl.

(7)

Orang utan termasuk hewan omnivora, jenis makanan kesukaan

orang utan adalah daun-daunan, biji-bijian, kulit kayu, tunas

tanaman (yang lunak), bunga-bungaan, serangga dan

hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan mamalia kecil). Orang

utan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum.

Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di

lubang-lubang di antara cabang pohon.

Orang utan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun

dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan,

hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan

seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orang utan dapat hidup

mandiri pada usia 6-7 tahun.

3. Surili Jawa (Presbytis comata)

Surili Jawa adalah spesies monyet Dunia Baru terancam yang

endemic pada sebagian pulau Jawa, Indonesia. Terdapat 2 sub

spesies Surili Jawa:

Presbytis comata comata– ada di Jawa Barat

Presbytis comate fredericae– ada di Jawa Tengah

(8)

4. Bekantan ( Nasalis larvatus)

Bekantan adalah sejenis kera

berhidung panjang dengan

rambut berwarna coklat

kemerahan dan merupakan

satu dari dua spesies dalam

genus tuanggal kera Nasalis.

Ciri-ciri utama yang

membedakan bekantan dari

kera lainnya adalah hidung

panjang dan besar yang

hanya ditemukan di spesies

jantan. Fungsi dari hidung

besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin

disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantann

dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidung

inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda. Dalam

bahasa Brunei disebut bangkatan.

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya

dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. kera betina

berukuran 60cm dengan berat 12 kg. spesies ini juga memiliki

perut yang besar sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi

makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan

memakan aneka daun-daunan,yang menghasilkan banyak gas

pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang

membuat perut bekantan jadi membuncit.

Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan

pantai di P. Kalimantan. Spesies ini menghabiskan waktunya di

atas pohon dan hidup dalam kelompok-kelompok yang berjumlah

antar 10 sampai 32 kera. Bekantan kuga dapat berenang dengan

(9)

lain.bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan

Selantan.

5. Kera ekor panjang (Macaca fascicularis)

Kera ekor panjang mempunyai panjang tubuh 38-76 cm, panjang

ekor 61 cm dengan berat badan sampai 6 kg. tubuhnya tampak

kokoh yang tertutup mantel rambut berwarna coklat

kemerah-merahan di bagian bawah Nampak lebih muda dan muka

menonjol dengan warna keputih-putihan. Warna mantel rambut

kera ini yang hidup di pedalaman hutan lebih gelap daripada

yang hidup di pantai. Anak kera ekor panjang mantel rambut

berwarna hitam dengan rambut muka dan telinga Nampak

cemerlang, warna rambut ini akan berubah setelah berumur 1

tahun.

Anggota badan dapat difungsikan sebagai tangan dan kaki.

Jari-jari kaki dan tangan masing-masing berjumlah 5 buah dan mudah

digerakkan. Pergerakan satwa ini jika berada di pohon

menggunakan jari-jarinya, namun jika di atas tanah akan

menggunakan telapak kaki dan tangannya ke tanah. Macaca juga

dapat mrmanjat sambil melompat sejauh 5 meter. Jenis monyet

ini juga dapat berenang dengan baik.

Kera ekor panjang hidup berkelompok, jumlah kelompok

biasanya terdiri dari 10-20 ekor di hutan bakau, 20-30 ekor di

hutan primer, 30-50 ekor di hutan sekunder, dengan komposisi

komplit ada induk jantan dan betina beserta anak-anaknya. Besar

kecilnya kelompok ditentukan oleh ada tidaknya pemangsa dan

sumber pakan di alam. Pergerakan dilakukan untuk mendapatkan

pakan dalam melangsungkan hidupnya. Luas daerah jelajah 50

hingga 100 Ha untuk satu kelompok. Luas daerah jelajah sangat

(10)

Monyet ini memiliki alat kelamin menonjol, yang jantan kantong

zakar besar. Masa kawin pada setiap siklus, kawinnya

beramai-ramai, seekor pejantan kawin dengan beberapa ekor betina dan

seekor betina kawin dengan beberapa ekor pejantan. Masa

bunting selama 116 hari.

Monyet ekor panjang mampu hidup dalam berbagai kondisi dari

hutan bakau di pantai, dataran rendah sampai pegunungan

dengan ketinggian 2000 m dpl. Monyet ini dapat ditemukan di

mana-mana, menjadi hama bagi penduduk, merusak padi, jagung

dan tanaman buah-buahan.

Dalam mencari makan. Monyet ekor panjang selalu merubah

daerah jelajahnya, tergantung pada ketersediaan makanan.

Makannya daun, buah, biji dan bunga. Selain itu juga mekan

serangga, telur anak burung, kepiting, udang, kerang, dll.

Gambar 6 Monyet Ekor Panjang

6. Kera (Hylobates agilis)

Kera adalah anggota superfamilia Hominoidea dari ordo primata.

Banyak spesies kera saat ini memiliki status terancam karena

(11)

Gambar 7 Kera

7. Lutung (Trachypithecus auratus) / Kera hitam

Lutung adalah sejenis monyet yang memiliki warna rambut hitam

diselingi warna keperakan. Di kepalanya terdapat helaian rambut

yang menjuntai ke depan membentuk jambul. Anak lutung yang

baru lahir berwarna kuning jingga dan tidak berjambul. Setelah

dewasa warnanya berubah mejadi hitam kelabu. Lutung hanya

melahirkan satu ekor anak setiap kelahiran. Panjang tubuh lutung

sekitar 50 cm, panjang ekor sekitar 70 cm atau dapat 2 kali

panjang tubuh. Berat lutung rata-rata 6 kg.

Hidup berkelompok sangatlah bermanfaat bagi lutung yang

lambat menjadi dewasa. Kelompok itu akan menjadi tempat

penyimpanan pengalamannya yang kemudian diteruskan kepada

generasi baru.

Menurut beberapa penelitian, lutung memakan lebih dari 66 jenis

tumbuhan yang berbeda. Sebagian besar makanan lutung adalah

daun, buah dan bunga. Terkadang memakan serangga dan

bagian lain dari tumbuhan seperti kulit kayu. Beberapa jenis

tumbuhan yang disukai lutung antaea lain kaliandra, aspen,

dadap cangkring dan anggrung.

Lutung hidup berkelompok dengan jumlah teman antara 6-23

(12)

elompok dan beberapa betina serta anak-anak yang masih dalam

asuhan induknya. Lutung merupakan hewan yang aktif di siang

hari. Jantan dominan mendominasi anggota kelompok dalam hal

perlindungan, pengamanan dalam pergerakan dan merawat.

Jantan selalu menjaga anggota kelompoknya dari berbagai

gangguan yang berasal dari luar atau dari kelompok lain.

Umumnya jantan mengeluarkan suara dan melakukan gertakan

dengan suara dan perubahan mimik yang menunjukkan marah.

Lutung hidup di hutan dengan berbagai macam variasi mulai dari

hutan bakau di pesisir, hutan daratan rendah hingga hutan

dataran tinggi. Terkadang lutung juga mendiami daerah

perkebunan. Sebagian besar waktunya dihabiskan di atas pohon.

Terkadang lutung juga turun ke tanah untuk mencari serangga,

tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Daerah jelajah lutung minimal

15 Ha. Area bermain dan mencari makan lutung dapat mencapai

1.300 meter.

Lutung relatif lebih mudah ditemukan di beberapa hutan di Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali dan Lombok. Umunya mereka masih

aman hidup di dalam kawasan pelestarian. Hewan yang

mengancam lutung bila di tanah adalah ular dan bila di pohon

adalah elang. Namun ancaman terbesar bagi kehidupan lutung

adalah manusia. Lutung termasuk hewan yang dilindungi secara

nasional maupun internasional, sehingga perdagangannya dalam

segala bentuk dilarang karena melanggar hukum. (sumber:

(13)

Gambar 8 Lutung

8. Owa jawa (Hylobates moloch)

Owa jawa merupakan jenis primata arboreal

yang tinggal di hutan tropis, makanannya

berupa buah, daun dan serangga. Satu

keluarga Owa jawa umumnya terdiri dari

sepasang induk dan beberapa anak yang

tinggal dalam teritori mereka. Owa jawa

merupakan satwa endemik pulau Jawa.

Ancaman bagi mereka di dalam adalah

kehilangan habitat, perburuan dan

perdagangan untuk dijadikan satwa peliharaan.

Beberapa hasil survey perkiraan

populasi mereka di alam tersisa lebih kurang 4000 individu. Owa

jawa tidak memiliki ekor dan tangannya relatif panjang

dibandingkan dengan besar tubuhnya. Tanganb yang panjang ini

dperlukan untuk berayun dan berpindah di antara dahan-dahan

dan ranting di tajuk pohon yang tinggi, tempatnya beraktifitas

sehari-hari. Warna tubuhnya keabu-abuan dengan sisi atas

kepala lebih gelap dan wajah kehitaman. Rata-rata owa betina

melahirkan sekali setiap 3 tahun dengan masa mengandung

selama 7 bulan dan menyusui anaknya hingga usia 18 bulan.

Owa jawa dinyatakan dewasa pada usia sekitar 8 tahun dan

(14)

sendiri. Owa jawa adalah hewan arboreal, sepenuhnya hidup di

atas tajjuk pepohonan. Terutama memakan buah-buahan, daun

dan bunga-bungaan, kelompok kecil owa jawa menjelajahi kanopi

hutan dengan cara memanjat dan berayun dari satu pohon ke

pohon yang lain dengan mengandalkan kelincahan dan

kekuatanlengannya. Berat tubuhnya rata-rata mencapai 8 kg.

(sumber : http://obenoob.blogspot.com/)

9. Tarsius ( Tarsius tarsier)

Tarsius adalah primata bertubuh kecil dengan mata yang sangat

besar dengan diameter bola mata sekitar 16 mm. Tarsius

memiliki kaki belakang yang panjang. Bulu tarsius sangat lembut

dan mirip beludru yang biasanya berwarna coklat abu-abu, coklat

muda atau kuning jingga muda. Tarsius termasuk bersifat

nocturnal. Tidak seperti kebanyakan binatang nocturnal lain,

tarsius tidak memiliki peemantul cahaya di matanya.

Gambar 10 Tarsius

10. Siamang ( Symphalangus syndactylus)

Siamang adalah kera hitam yang berlengan panjang dan hidup di

pohon- pohon. Pada umumnya, siamang sangat tangkas saat

bergerak di atas pohon sehingga tidak ada predator yang bisa

menangkap mereka. Seiamang tidak memiliki ekor dan postur

(15)

yang tinggi. Siamang berwarna hitam

agak coklat kemerahan. Tubuh siamang

ditutupi oleh rambut yang lebat di

sebagian besar tubuhnya kecuali wajah,

jari, telapak tangan, ketiak dan telapa

kaki. Siamang memiliki ukuran sekitar

30-35 inci dan berat 7 kg. banyak ditemukan

di Asia Tenggara. Siamang juga banyak

ditemukan di beberapa tempat seperti

Semenanjung Malaysia.

Siamang merupakan hewan yang lebih aktif

pada siang hari. Cirri khas siamang adalah

memiliki kantung tenggorokan yang biasa disebut kantung gular.

Kantung ini dapat mengembang menjadi besar seperti kepala

mereka yang berfungsi membuat pita suara lebih keras. Pada

waktu bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang

nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama 3-15 menit. Suara

mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km. siamang tidak

dapat berenang dan cenderung takut air. Siamang dapat

bertahan hidup sekitar 35-40 tahun.

Siamang merupakan hewan omnivora. Sekitar 75% makanan

mereka adalah buah, daun, bunga, biji-bijian dan kulit kayu.

Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung dan

burung kecil. Karena takut air, siamang akan mencelupkan kai

depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang

basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman.

Siamang mulai berkembnag biak pada usia 5-7 tahun. Siamang

betina melahirkan anaknya pada usia 8 bulan.

(16)

Gambar 12 Kantung tenggorokan siamang

11. Beruk Mentawai ( Macaca pagensis)

Beruk mentawai merupakan salah satu primata endemik kep.

Mentawai, Sumatera. Beruk mentawai mempunyai panjang tubuh

antara 45-55 cm (jantan) dan 40-45 cm (betina) dengan panjang

ekor mencapai antara 10-16 cm. Berat tubuh antara 6-9 kg

(jantan) dan 4,5-6 kg (betina). Beruk mentawai mempunyai ciri

rambut bagian pipi berwarna lebih gelap, kulit wajah berwarna

hitam dengan mata coklat. Jenis ini memiliki kantong pipi yang

berguna senagai penyimpan makanan. Beruk mentawai

merupakan binatang yang aktif di siang hari dengan memakan

berbagai jenis daun, bunga biji-bijian dan buah-buahan. Monyet

endemik ini tinggal di atas pohon setinggi 24-36 m secara

berkelompok antara 5-25 individu. Beruk mentawai dapat

dijumpai si berbagai habitat hutan bakay, pesisir, hutan primer,

hutan sekunder hingga hutan di dekat permukiman.

(17)

2.2.3 Habitat dan distribusi

Sebagian besar spesies primata hidup di hutan hujan tropis. Jumlah

spesies primata wilayah tropis telah terbukti secara positif berbanding

lurus dengan jumlah curah hujan dan jumlah luas hutan. Primata

memegang peran pentng ekologi dengan menyebarkan benih banyak

jenis pohon. Beberapa spesies tinggal di sejumlah habitat hutan di

lintang tropis Afrika, India, Asia Tenggara dan Amerika Selatan yang

terdapat hutan hujan, hutan mangrove dan hutan pegunungan. Ada

beberapa spesies yang tinggal di luar daerah tropis seperti kera

Jepang. (sumber :Ensyklopedia of Britannia,

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/476264/primate)

Berikut adalah peta persebaran primata dunia menurut Primate

Conservation, Inc. (sumber :http://www.primate.org/)

Gambar 14 Peta persebaran primata

Hutan sebagai habitat hewan primata adalah hutan basah di daerah

tropika. Hutan tropis dapat ditemui hampir di seluruh wilayah

Indonesia, kawasan sungai Amazon, Amerika, Afrika dan India.

Ciri-ciri hutan basah antara lain:

1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun

2. Pohon-pohon utama memilki ketinggian antara 20-40 m

3. Cabang-cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau

(18)

4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari

tersebut tidak mampu menembus dasar hutan

5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/ di

bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk

tudung)

6. Memiliki hamparan dedaunan hijau yang busuk. Dedaunan hijau

busuk ini dinamakan lapisan humus.

(sumber: http://andimanwno.wordpress.com)

Jenis tumbuhan yang mampu hidup di daerah hutan tropis adalah

jenis liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di

sepanjang hutan, seperti rotan. Epifit adalah tumbuhan yang

menempel pada batang pohon, seperti anggrek dan paku sarang

burung. Jenis tumbuhan yang hidup di daerah hutan basah antara

lain:

(19)

Penyebaran hutan tropis di Indonesia terbagi ke dalam tiga zona

vegetasi, yaitu:

1. Zona barat, yang berada di bawah pengaruh vegetasi Asia,

meliputi pulau Sumatera dan Kalimantan dengan jenis-jenis kayu

yang dominan dari family Dipterocarpaceae.

2. Zona timur, berada di bawah pengaruh Australia meliputi vegetasi

pulau Maluku, Nusa Tenggara dan Irian, jenis yang dominan

adalah dari family Araucariaceae dan Myrtaceae.

3. Zona peralihan, dimana pengaruh kedua benua tersebut bertemu

yaitu pulau Jawa dan Sulawesi, terdapat jenis dari family

Araucariaceae, Myrtaceae dan Verbenaceae.

Gambar 16 Struktur hutan tropis

2.2.4 Pemanfaatan hewan primata

Sebelum obat-obatan menyentuh konsumen, primata diperlukan

untuk dilakukan tes terhadap obat. Pemilihan primata sebagai hewan

percobaan adalah karena memiliki fungsi fisiologis seperti organ

(20)

Sebagai bahan penelitian, primata merupakan satu-satunya hewan

yang digunakan dalam meneliti penyakit HIV/AIDS, TBC, malaria,

hepatitis C, dan SARS. Primata tetap menjadi hewan yang paling

cocok karena sistem imun tubuh sangat mirip manusia.

Karena hubungan genetik yang erat menyebabkan beberapa jenis

penyakit juga dapat bertukar antara hewan primata dengan

manusia.patogen yang dapat ditularkan dari peimata ke manusia (

dan sebaliknya) termasuk bakteri, jamur, parasit dan virus. Pathogen

mungkin disebarkan melalui gigitan, cakaran, kontak dengan hewan

atau organnya dan transmisi udara. Orang-orang yang melakukan

kontak dengan hewan-hewan ini harus selalu menyadari potensi

resiko yang bisa terjadi.

2.2.5 Konservasi

(sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Primate)

Organisasi koservasi primata dunia Primate Conservation Inc. dan

The International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah

mendaftar lebih dari sepertiga spesies primata telah terancam dari

kepunahan. Skala besar pembukaan hutan tropis secara luas

dianggap sebagai proses yang paling mengancam primata, karena

lebih dari 90% spesies primata terlahir dari hutan tropis. Penyebab

utama hilangnya hutan adalah pembukaan hutan untuk lahan

pertanian, penebangan komersial, pertambangan dan konstruksi

bendungan. Di Indonesia, sebagian besar hutan dataran rendah

dibuka untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dan kerugian yang

terjadi adalah kehilangan sekitar 1000 orang utan di Sumatera per

tahun . primata dengan ukuran tubuh besar (lebih dari 50 kg) berada

pada resiko kepunahan lebih tinggi karena keuntungan mereka lebih

besar untuk pemburu dibandingkan primata lebih kecil. Populasi

mereka pulih lebih lambat dibandingkan perburuan dan

perdagangan. Data dari beberapa kota Afrika menunjukkan separuh

dari protein yang dikonsumsi di daerah perkotaan berasal dari

(21)

Di Asia, agama Hindu, Buddha, dan Islam melarang mengkonsumsi

daging primata. Beberapa agama tradisional yang lebih kecil

memungkinkan konsumsi daging primata. Perdagangan hewan

peliharaan dan obat tradisional juga meningkatkan perburuan liar.

Jenis rhesus macaque, primata yang banyak dijadikan organisme

model, dilindungi setelah penangkapan berlebihan yang mengancam

angka populasi di tahun 1960.

Di Amerika Tengah dan Selatan, hutan fragmentasi dan perburuan

menjadi masalah utama bagi primata. Hutan menjadi langka di

Amerika Tengah karena ada perambahan lahan pertanian yang

menyebabkan rendahnya tingkat kelembapan dan perubahan

vegetasi. Hal ini menjadikan hambatan populasi hingga mencapai

persentase yang signifikan. Prediksi para ahli, jika kondisi critically

endangered terhadap hewan primata tidak membaik, maka dalam 10

tahun terakhir kita akan kehilangan hampir 50% dari jumlah populasi

yang ada saat ini.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kehutanan telah

mengeluarkan instruksi mengenai konservasi hewan primata untuk

menekan angka kepunahan hewan ini. Selain itu, juga telah

terbentuk APAPI (Asosiasi Pemerhati dan Ahli Primata Indonesia)

yang berada dalam naungan lembaga konservasi pemerintah.

Asosiasi ini bergerak dalam strategi dan rencana aksi konservasi

hewan primata.

Kriteria IUCN membagi keterancaman spesies menjadi 5 kategori,

yaitu:

1. CR (Critically Endangered)/ Kritis : suatu taksa dikatakan kritis

bila menghadapi resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam

dalam waktu dekat.

2. EN (Endangered)/ Genting : suatu taksa dikatakan genting bila

taksa tersebut tidak tergolong kritis, namun mangalami resiko

(22)

3. VU (Vulnerable)/ Rentan : suatu taksa dikatakan rentan bila taksa

tersebut tidak tergolong kritis maupun genting, namun mengalami

resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam.

4. LR (Lower Risk)/ Resiko Rendah : suatu taksa dikatakan memiliki

resiko yang relatif rendah bila telah dilakukan evaluasi namun

tidak memenuhi untuk digolongkan dalam kategori kritis, genting

maupun rentan.

5. DD (Data Deficient)/ Kurang Data : suatu taksa dikatakan kurang

data bila informasi yang tersedia tidak mencukupi untuk

melakukan perkiraan, baik secara langsung maupun tidak

langsung, mengenai distribusi dan/ atau status kelimpahan

populasinya. Termasuk dalam penggolongan ini adalah taksa

yang sudah banyak dipelajari, biologinya telah banyak diketahui,

namun berkenaan dengan kelimpahan dan/ atau distribusinya

tidak memiliki data yang mencukupi. (sumber: http://iucnredist.org

.2007 IUCN Red List of Threatened Species)

2.3 Lokasi Proyek

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Adapun kriteria pemilihan lokasi, antara lain:

1. Ketenangan. Lokasi berada cukup jauh dari keramaian dan berada di

lokasi yang relatif tenang.

2. Letak lokasi harus sesuai dengan Wilayah Pengembangan

Pembangunan (WPP) yang sesuai dengan perkembangan ke arah

konservasi, rekreasi dan hutan kota.

3. Kehadiran fitur alam. Sangat penting untuk memastikan bahwa

habitat buatan dapat dibuat semirip mungkin.

4. Kemudahan akses. Lokasi proyek berada di kawasan yang mudah

dicapai.

5. Lokasi mudah dicapai dengan kendaraan dan sudah memiliki akses

jalan yang baik.

6. Lokasi sudah harus dilengkapi dengan jaringan infrastruktur, meliputi

(23)

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

(sumber: Perda kota Medan no.13 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2011-2031)

RTH kawasan wisata meliputi kebun binatang dan taman Mora Indah

di wilayah selatan kota Medan. RTH yang dimaksud meliputi taman

beringin di kecamatan Medan Baru, bumi perkemahan pramuka

Cadika di Medan Johor, kebun bintang di Medan Tuntungan dan

taman hutan kota di semula bandar udara Polonia, kanal sungai Deli

di Medan Johor dan hutan kota di Medan Tuntungan.

2.3.2 Lokasi site

Lokasi Primate Land berada di kawasan Kebun Binatang Medan,

Sumatera Utara, Indonesia. Merupakan kawasan pengembangan

ruang terbuka hijau (RTH) kota yang mengarah pada pengembangan

rekreasi, konservasi dan hutan kota.

Lokasi : Jl. Bunga Rampe IV

(24)

Kecamatan : Medan Tuntungan

Status proyek : fiktif

Luas tapak : ± 2,8 Ha

Kontur : kontur datar

Kondisi eksisting : lahan kosong

Potensi lahan :

o Lokasi memiliki tingkat ketenangan yang relatif tenang

o Lokasi berada dalam kompleks dan menjadi bagian dari kebun

binatang Medan.

o Lokasi menjadi bagian pengembangan kebun bintang Medan.

o Lokasi yang masih alami dan merupakan daerah khusus hutan kota.

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.1 Deskripsi pengguna

Adapun pengguna dari Primate Land ini antara lain:

1. Hewan primata : hewan-hewan yang dikumpulkan untuk tujuan

konservasi

2. Pengunjung : orang yang ingin melihat dengan tujuan rekreasi

dan penelitian

Kelompok pengunjung dibedakan berdasarkan umur:

a. Kelompok anak-anak (biasanya datang dalam bentuk

rombongan), usia 5-13 tahun

b. Kelompok remaja, usia 14 – 24 tahun c. Kelompok dewasa, usia 25 – 45 tahun

(25)

3. Pengelola : orang yang mengelola Primate Land, seperti staff/

karyawan, dokter dan para ahli konservasi primata

4. Servis : orang yang melakukan kegiatan servis pada proyek ini,

seperti petugas cleaning, petugas mekanikal elektrikal, dll

2.4.2 Program kegiatan

Sebagai ruang habitat bagi primata sekaligus rekreasi bagi

pengunjung, Primate Land memiliki fasilitas yang mencakupi

kebutuhan ruang tersebut. Program kegiatan yang dilakukan adalah

sebagai penyedia ruang dan hiburan yang bersifat edukatif.

Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan sbb:

Syarat dasar pembuatan habitat buatan untuk hewan primata adalah:

 Perumahan hewan

Pembangunan tempat tinggal hewan primata harus diarahkan

pada pola perilaku dan kebutuhan hewan tersebut. Suasana

yang harus dicapai adalah memberikan tempat dimana

hewan tersebut merasa berada di habitat asli mereka yang

jauh dari predator luar. Semua kebutuhan hewan harus

tersedia layaknya hutan asli, yakni ketersediaan air, lubang,

rumput, dan sumber sinar matahari.

 Makan

Salah satu item utama dalam pengoperasian pusat hewan

primata ini terdiri dari formulasi, penyimpanan, persiapan dan

distribusi pangan yang bergizi cukup. Selain pangan utama

yang akan didistribusikan kepada hewan, juga harus

(26)

spesies vegetasi yang sesuai, yakni yang dapat

menghasilkan buah dan daun.

 Pengobatan hewan

Perawatan yang dimaksud adalah vaksinasi bagi hewan

untuk melindungi mereka dari infeksi, perawatan terhadap gigi

serta penangkaran dan pengawasan terhadap kelahiran

hewan baru.

2.4.3.1 Kandang hewan (animal enclosure)

(sumber : Primate enclosure )

Kandang hewan primata disesuaikan dengan jenis primata yang

tinggal di dalamnya. Sebagai batas interaksi manusia dengan

hewan, kandang didesain dengan kuat, aman dan indah. Bahan

yang paling baik digunakan adalah jenis stainless steel yang

tahan lama.

Persyaratan kawat untuk kandang adalah material stainless dengan diameter wire cable 1/8” -3/32” dengan bukaan 2”X2” hingga 4”X4”.

Kandang hewan (primate enclosure) harus bernuansa alami

dengan banyak semak dan tumbuhan, kayu dan alat pemanjat

seperti tali atau frame.

(27)

2.4.3.2 Ruang Karantina

Karantina mengacu pada prinsip dimana pembawa kemungkinan

yang terisolasi dan mengalami dan menjalani serangkaian tes

darah pada titik asal dan pengenalan. Hal ini biasanya terjadi

ketika hewan diimpor dari negara tetangga di mana negara dan

timbulnya penyakit terkadang tidak diketahui. Tujuan karantina

adalah untuk mencegah masuknya penyakit zoonosis (melewati

ke manusia) dan penyakit epidemi dari hewan yang diimpor.

(sumber : Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

No.501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Karantina Hewan Untuk Satwa Primata)

1. Lokasi : lokasi Instalasi Karantina Hewan dilakukan atas

pertimbangan Dokter Hewan Karantina dengan

memperhatikan biosecurity dan biosafety. Lokasi harus

dilengkapi dengan pagar keliling yang terbuat dari bahan

yang kuat (tembok, besi galvanis, kawat) dengan desain yang

dapat mencegah masuk dan keluarnya hama dan penyakit

hewan.

2. Fasilitas karantina merupakan kompleks bangunan permanen

yang dibuat dari material yang kuat, tahan lama, tidak mudah

rusak dan tidak mudah berkarat.

(28)

3. Loading dock : menggunakan pintu yang digunakan untuk

sirkulasi pengelola. Jarak antara loading dock dengan ruang

karantina tidak terlalu jauh.

4. Ruang karantina/ isolasi : merupakan ruangan tertutup/

indoor. Ruang karantina harus dipisahkan dari ruang

pengobatan, dapur gizi, ruang penyimpanan alat dan logistik

serta ruang limbah. Selain itu juga harus terpisah dari ruang

penangkaran, penelitian , dll.

5. Syarat ruang hewan :

a. Koridor: antara 180-250 cm agar pengelola dan

pemindahan alat dapat berlangsung dengan baik.

b. Dinding, lantai dan plafon:

 Menggunakan material yang tahan lama

 Permukaannya rata,mudah dibersihkan, tahan air

 Kemiringan lantai untuk pembuangan air

 Pipa pembuangan minimal ¢ 4” (10.2 cm)

c. Jendela : selalu tertutup rapat

d. Pintu : tinggi minimal 215 cm dan lebar 110 cm

6. Suhu ruangan yang direkomendasikan 180 – 290C 7. Kelembapan ruangan 30-70%

8. Siklus cahaya yang direkomendasikan 12 :12 jam terang

gelap.

9. Sirkulasi udara menggunakan sistem exhaust fan. Pertukaran

udara direkomendasikan diatur 15 kali pertukaran setiap jam

10. Kandang dibuat dengan desain yang memudahkan proses

pembersihan serta meminimalkan akumulasi kotoran dan sisa

(29)

2.5 Studi banding fungsi sejenis

2.5.1 Apenheul Primate Park, Belanda

(sumber: http://www.apenheul.com/apenheul )

Apenheul Primate Park adalah kebun binatang spesialsasi kera yang

dibuka pada tahun 1971 dan merupakan kebun binatang pertama di

dunia dimana kera dan monyet dapat hidup bebas di dalam hutan

dan antara pengunjung.

Di lahan seluas 12 hektar, Apenheul Primate Park dapat menampung

lebih dari 35 jenis kera dan lemur. Apenheul Primate Park

merupakan anggota dari Nedherlands Zoo dan Worldwide Zoo yang

berperan penting dalam usaha konservasi hewan-hewan primata

seperti gorilla, bonobo dan beberapa spesies primata yang terancam

punah. Apenheul Primate Park terdiri atas pulau-pulau (sedikitnya 8

pulau) yang penuh dengan pemanjat , tali pohon dan jaring. Gambar 21. Ruang karantina

(30)

2.5.2 Pusat rehabilitasi satwa primata Jawa, Ciwidey, Bandung

(sumber: Kemenhut Resmikan Pusat Rehabilitasi Satwa Primata

Jawa (PRSPJ), http://www.dephut.go.id )

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Ir.

Darori, atas nama Menteri Kehutanan meresmikan Pembangunan

Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Jawa (PRSPJ), di Patuha Resort

Ciwidey Bandung tanggal 13 September 2011. Pembangunan ini

merupakan salah satu kesepakatan kerjasama dibidang pelestarian

satwa liar terancam punah dengan Aspinall Foundation, yang

berkantor pusat di Inggris sejak 2009. Sekitar 100 peserta akan

diundang untuk menghadiri acara peresmian, diantaranya adalah

Bupati Bandung dan Dirut Perhutani, serta undangan dari berbagai

perwakilan unit kerja/instansi Kementerian Kehutanan dan

Pemerintah daerah setempat serta lembaga/NGOs terkait yang

bergerak dibidang pelestarian Owa Jawa.

Dengan adanya pusat rehabilitasi satwa tersebut diharapkan seluruh

owa jawa, lutung dan surili yang saat ini masih dipelihara oleh

masyarakat secara berangsur-angsur dapat direhabilitasi di PRSPJ

dan dilepas liarkan kembali ke habitat alaminya. Sedangkan untuk

satwa-satwa yang tidak memungkinkan untuk dilepas liarkan

diharapkan dapat dijadikan sebagai indukan untuk menghasilkan

keturunan. Selain sebagai pusat rehabilitasi, PRSPJ ini juga

(31)

pendidikan konservasi khususnya konservasi primata jawa bagi

masyarakat luas.

Seiring dengan peresmian Pusat Rehabilitasi Primata Jawa di atas,

maka pada tanggal 14 s/d 15 September 2011 akan dilaksanakan juga lokakarya ketiga “Manajemen Komite Global untuk Konservasi Owa Jawa” di Patuha Resort ini. Komite ini merupakan suatu program kolaboratif yang diinisiasi oleh para lembaga konservasi dan

kebun binatang yang selama ini telah terlibat dalam upaya

konservasi owa jawa, seperti Taman Safari Indonesia, Javan Gibbon

Centre Bodogol dan kebun binatang luar negeri (Amerika, Eropa dan

Australia). Berbagai isu dan persoalan owa jawa akan dibahas dalam

kegiatan lokakarya tersebut dan diharapkan dapat dihasilkan

berbagai rumusan dan rekomendasi yang diperlukan bagi suksesnya

pelestarian owa jawa di masa mendatang.

Dalam pemanfaatan kekayaan sumber daya alam hayati berupa

tumbuhan dan satwa liar tersebut, pemerintah telah menerbitkan PP

no.8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar

dan Keputusan Menteri Kehutanan no.447/Kpts-II/2003 tentang Tata

Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan

dan Satwa liar. Kebijakan tersebut merupakan bentuk insentif tidak

langsung dari Pemerintah bagi masyarakat. Pengakomodasian

perangkat hukum terhadap pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar

berupa kuota nasional pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar.

Tercatat sekitar 1.504 spesies (199 spesies apendiks CITES dan

1.305 spesies non-apendiks CITES) yang telah dimanfaatkan melalui

pengaturan kuota tahunan nasional. Sementara itu, terdaftar kurang

lebih 197 pengedar luar negeri dari 11 kelas komoditi tumbuhan dan

satwa liar dengan lokasi pengedar tersebar di 17 propinsi. Jumlah

penangkar yang terdaftar saat ini adalah 432 unit.

2.5.3 Pusat primata Schmutzer, Kebun Binatang Ragunan, Jakarta

(32)

Berada di dalam kebun binatang Ragunan, di atas lahan seluas 3 Ha,

pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta yang dananya berasal

dari The Gibbon Foundation. Pusat Primata Schmutzer didirikan

sebagai sarana pendidikan dan hiburan bagi pengunjungnya. Sepert

Kebun Binatang San Diego, kehidupan primata di Schmutzer

dirancang seperti kehidupan bebas binatangnya, tanpa kandang.

Pusat primata ini juga memiliki museum, perpusatakaan dan teater

bioskop kecil tentang primata di Indonesia dan dunia. Karena

pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan masuk,

lingkungan Schmutzer sangat bersih. Pengunjung diperiksa sebelum

masuk. Selain binatang yang terawat, semua tumbuhan diberi papan

nama berdasarkan nama latinnya untuk keterangan pengunjung.

Pusat primata ini masih dalam pengembangan dan beberapa bagian

masih dalam tahap penyelesaian. Contohnya pengembangan

enclosure (kandang) gorilla 2 untuk gorilla jantan tanpa pasangan.

Pada tahun 2006 pusat primata sudah diserahkan sepenuhnya pada

kebun binatang Ragunan, Jakarta.

Gambar 24. Pusat primata Schmutzer

(33)

Tabel 1. Tabel perbandingan terhadap studi banding

Apenheul

Primate Park,

Belanda

Pusat

rehabilitasi

primata Jawa,

Bandung

Pusat Primata

Schmutzer,

Jakarta

Luas

wilayah

12 Ha 3 Ha

Fungsi Konservasi Konservasi,

rehabilitasi

Konservasi,

rekreasi

Fasilitas Auditorium,

akomodasi

Bioskop,

perpustakaan,

gua edukasi,

arena

pendidikan,

tempat rekreasi Gambar 25. Suasana Pusat primata Schmutzer

Gambar

Gambar 3 Orang Utan
Gambar 4 Surili Jawa
Gambar 5 Bekantan
Gambar 6 Monyet Ekor Panjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yuswantoro, Nayoga. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Univeritas Kristen Satya Wacana. Kata Kunci: hasil belajar IPS, metode pembelajaran picture and

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan dan umumnya barang tersebut adalah milik negara pada wadah/tempat yang telah disediakan. Penyimpanan

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Fiqih di kelas VII SMP IT

19. Kode ban luar belakang SPM adalah 250.17-38LU701STT, angka 250 menunjukkan: a. Kode kecepatan max b. Kode batas beban c. Lebar ban dalam inch d. Lebar ban dalam mm

Guru sebagai ujung tombak dari implementasi kurikulum 2013 ini harus benar-benar memahami muatan dari kurikulum tersebut agar tujuan pendidikan yang tertuang di

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme terbagi dua, yaitu faktor fisika yang meliputi temperatur yang mana pada temperatur tinggi akan

Pusat Kreatif dan Produktif (PKP)/Rumah Inovatif INCAKAP adalah sebuah tempat/ruangan dimana masyarakat dapat melakukan komunikasi dan mengakses informasi melalui sarana TIK

Hal ini disebabkan karena lebih banyak informan yang memberikan pemaknaan setelah memberi pemahaman terhadap iklan layanan masyarakat versi boleh gaul tapi ingat