• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUTAKA 1. Kanker payudara 1.1 Defenisi kanker payudara - Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUTAKA 1. Kanker payudara 1.1 Defenisi kanker payudara - Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUTAKA

1. Kanker payudara

1.1 Defenisi kanker payudara

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan

pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang

tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (

Mulyani, 2013).

1.2 Faktor resiko kanker payudara

Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung

maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam

tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesterone (Prabontini,

2007).

Faktor resiko kanker payudara meliputi :

a. Usia

Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada

wanita yang mengalama menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat

meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko terkena

(2)

b. Riwayat keluarga kanker payudara

Seorang wanita yang pernah memiliki kanker disalah satu payudaranya, akan

beresiko lebih tinggi untuk payudara lainya juga akan terkena. Riwayat keluarga

juga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan

dilaksanakan skrinning untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan resiko

keganasan pada wanita yang keluarganya menderika kanker payudara (Nugroho,

2014)

c. Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua usia memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena

kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan

anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat. Karakteristik

reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah

multipara, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua dan

kehamilan pertama pada umur tua (Nugroho, 2014)

d. Mengkonsumsi alkohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker

payudara karena alkohol menyebabkan perlemahan hati, sehingga hati bekerja

lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh (Mulyani,

2013).

e. Mengkonsumsi makanan siap saji (Junk Food)

Mengkonsumi makanan junk food saat usia dini dapat menyebabkan

kegemukan tubuh, sehingga peningkatkan resiko terkena kanker payudara. Lemak

(3)

resistensi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak

karbohidrat meningkat. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih

banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan mestruasi lebih

cepat (Utama, 2014).

f. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil KB pada waktu lama dapat menyebabkan wanita terkena

resiko kanker payudara karena sel-sel sensitif terhadap rangsangan hormonal

mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko ini akan

menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti (Mulyani, 2013).

1. 3 Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami

penderita. Seseorang mengetahui telah menderita kanker payudara setelah stadium

lanjut. Hal ini karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini.

Pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium

klinik penyakit (Nugroho, 2014).

Beberapa pengobatan kanker payudara adalah :

a. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan yang dilakukan pada

pasien kanker payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan

kondisi kesehatan pasien secara umum.

Tujuan dari pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan

pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau

(4)

dirumah sakit. Anastesi umum biasanya diberikan untuk mastektomi atau

pengangkatan kelenjar getah bening.

Setelah pembedahan dilakukan, hal yang perlu diperhatikan oleh pasien adalah

cara merawat dan menutup luka, mengetahui tanda infeksi dan kapan saja bisa

mulai menggerakan lengan untuk mencegah kekakuan serta beraktifitas (Mulyani,

2013).

b. Terapi Radiasi

Terapi ini dilakukan dengan sinar-x dan gamma dengan intensitas tinggi untuk

membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi ini bertujuan

untuk membunuh atau mengecilkan sel kanker pada stadium dini, dilakukan juga

pada stadium lanjut dan mencegah untuk tidak muncul diarea lain (Dewi, 2009).

c. Kemoterapi

Pemberian obat anti kanker yang dapat diberikan dengan cara oral dan

diinfuskan ke pasien. Tujuan dari kemoterapi untuk membunuh sel kanker.

Kemoterapi adjuvant diberikan setelah operasi pembedahan untuk jenis kanker

payudara yang belum meyebar dengan tujuan untuk mengurangi resiko timbulnya

kembali kanker payudara. Kemoterapi neoadjuvant diberikan sebelum operasi.

Manfaat utamanya untuk mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga

cukup kecil untuk operasi pengangkatan.

2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil

cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker pada

(5)

cara pengobatan dengan menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk

membunuh sel kanker (Dewi, 2009). Obat anti-kanker bersifat toksis,sehingga

penggunaanya harus sangat hati-hati dan atas indikasi obat yang tepat.

Tjokronegoro (2006) menjelaskan bahwa pemberian kemoterapi tidak hanya

diberikan sekali saja, namun diberikan secara berulang (berseri) artinya pasien

menjalani kemoterapi setiap dua seri, tiga seri, ataupun empat seri dimana setiap

seri terdapat proses pengobatan dengan kemoterapi diselingi dengan periode

pemulihan kemudian dilanjutkan dengan periode pengobatan kembali dan begitu

seterusnya sesuai dengan obat kemoterapi yang diberikan. Ogce & Ozkan (2008)

menyatakan gejala fisik dan psikologis yang ditimbulkan akibat pemberian

frekuensi kemoterapi terkait dengan penurunan kemampuan dalam status

fungsional selama menjalani kemoterapi.

Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara melibatkan obat multiple yang

lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering

dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat,

fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi dan

hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi belum

menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian bersama

kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek samping dan

toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih membesar, kemoterapi

dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya lebih

(6)

Efek samping kemoterapi pada pasien akan mengalami mual muntah, rambut

rontok, perubahan nafsu makan, perubahan siklus menstruasi, menjadi mudah

lelah karena rendahnya jumlah sel darah merah, terasa ngilu pada tulang serta

kuku dan kulit menghitam serta kadang kulit terasa kering. Perubahan siklus

menstruasi merupakan salah satu efek samping kemoterapi. Efek samping

permanen dapat mencakup perubahan menopause lebih awal dan tidak dapat

hamil dan beberapa obat yang dipakai untuk kemoterapi dapat merusak saraf

(Panno, 2005).

2.1Efek Kemoterapi

efek dari kemoterapi adalah :

a. Kelelahan

Kelelahan adalah keluhan subjektif umum yang terkait dengan terapi adjuvant,

dan gejala seperti kelelahan tubuh total , pelupa, dan ingin meningkatkan istirahat

dari waktu ke waktu di seluruh terapi. Pasien di saran kan untuk istirahat secara

teratur sepanjang hari dan mencoba merencanakan kegiatan semaksimal

mungkin.

b. Mual dan Muntah

Mual dan muntah yang di rasakan akibat efek dari kemoterapi. mual dan

muntah dapat terjadi karena tubuh mengenali agens kemoterapi sebagai zak toksik

dan mengakibatkan terjadinya peningkatan asam lambung. Mual yang di sebabkan

oleh karena kemoterapi dapat di kurangi dengan makan sedikit tetapi sering

(7)

Mual dan muntah yang berhubungan dengan kemoterapi kanker dapat di

klasifikasikan sebagai akut maupun tertunda. Mual muntah akut terjadi pada

sekitar 25% pasien dan terjadi sebelum kemoterapi di berikan. Pemicu mual dan

muntah antipasti termasuk kontrol gagal sebelumnya emesis, bau, melihat perawat

kemoterapi dan rumah sakit ( Panno, 2005). Mual dan muntah terjadi beberapa

menit untuk 1 – 2 jam setelah perawatan, biasanya menyelesaikan 72 jam setelah

pemberian kemoterapi.

c. Kerontokan Rambut

Efek dari kemoterapi yang sering terjadi dan di takuti wanita adalah

kerontokan pada rambut atau alopecia. Meskipun tidak mengancam jiwa,

kehilangan rambut memiliki dampak sosial dan psikologis yang mendalam pada

individu dan pada penerimaan pengobatan. Obat kemoterapi dapat mempengaruhi

tumbuh aktif rambut dengan rata – rata 85% dari folikel kulit kepala rambut di

fase pertumbuhan aktif pada satu waktu dan lokasi yang paling umum untuk

rontok adalah kulit kepala (Panno, 2005).

Tidak seperti rambut rontok alami, kerontokan rambut terjadi cepat dan

biasanya mulai dari 1 – 3 minggu setelah dosis kemoterapi di berikan. Hal ini

tampak jelas setelah 1 – 2 bulan. Alopecia bersifat reversible. Setelah perhentian

(8)

3. Pola Hidup

3.1 Defenisi Pola Hidup

Pola hidup merupakan sekumpulan perilaku yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari di mana didalamnya termasuk nutrisi, istirahat, olahraga,

rekreasi dan kerja. Perilaku tersebut dapat menjadi faktor yang secara signifikan

menyebabkan seseorang menjadi sakit atau terluka (Ayers, Bruno dan Langford,

1999)

Pola hidup merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

kesehatan seseorang. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dapat di kontrol dan

dipilih. Pilihan seseorang terhadap sehat tidaknya aktivitas yang dilakukan

dipengaruhi oleh faktor sosial kultural karakteristik individu. Perilaku yang

bersifat negatif terhadap kesehatan dikenal sebagai faktor resiko (Kozier, 2004).

3.2 Pola Hidup yang Mempengaruhi Kesehatan

Potter dan Perry (2005) mengemukakan bahwa ada kegiatan dan perilaku

yang dapat memberikan efek pada kesehatan. Cara pelaksanaan kegiatan yang

berpotensi memberikan efek negatif antara lain makan berlebihan atau nutrisi

yang buruk, kurang tidur atau istirahat dan kebersihan pribadi yang buruk.

Kebiasaan lain yang menyebabkan efek negatif adalah kebiasaan merokok atau

minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan obat dan kegiatan berbahaya seperti

skydiving serta mendaki gunung

Potter dan Perry (2005) mengemukakan berbagai stress akibat krisis

(9)

bersifat berat, terjadi dalam waktu yang lama, atau jika seseorang tidak

mempunyai koping yang adekuat dapat meningkatkan peluang terjadinya sakit.

Ayers, Bruno dan Langford (1999) menyatakan bahwa pola hidup merupakan

wilayah yang paling dapat dikontrol oleh seorang dan memiliki beberapa aturan

agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku yang termasuk

dalam pola hidup sangat mungkin diubah. Faktor -faktor yang tergolong dalam

wilayah pola hidup diantaranya

a. Nutrisi/Pola Diet

Penyakit kanker sangat berkaitan dengan gaya hidup. Dengan menjalankan

gaya hidup sehat maka resiko atau penyebaran kanker payudara dapat di

minimalisir. Gaya hidup sehat yang bisa menghambat pertumbuhan sekaligus

menghancurkan sel-sel kanker yaitu nutrisi yang adekuat akan menyediakan

tenaga untuk menggerakkan tubuh dan mempertahankan berat badan. Seseorang

yang tidak memiliki komposisi nutrisi yang baik sehingga mengalami kelebihan

berat badanberesiko terhadap penyakit diabetes bahkan menjadi faktor resiko

penyakit.

Menjaga berat badan, memilih diet dengan mengkonsumsi sayuran,buah serta

kacang-kacangan, mengurangi makanan yang bersifat junk food,menghentikan

mengkonsumsi minuman beralkohol dan pemberian ASI dapat memberi dampak

positif dalam menjaga gaya hidup. Menerapkan pola hidup sehat dan

mengkonsumsi makanan yang tepat dapat menghentikan perkembangan kanker.

(10)

hijau, brokoli, kembang kol, bawang putih, bayam, buah delima, rumput laut dan

kenari dapat mempengaruhi gaya hidup yang lebih baik

Makanan yang dapat memicu karsinogen seperti dibakar atau dipanggang,

diasinkan,fast food, di awetkan, diasamkan dan diasap sangat di larang

dikonsumsi pada penderita kanker payudara.Penelitian yang dilakukan Eden

Tereke dari Universitas Stockholm Swedia yang berjudul Analysis of Arcylamide,

a Carcinogen Formed in Heated Foodtuffs menunjukan bahwa makanan yang

kaya karbohidrat bila digoreng akan memicu pembentukan akrilamida, senyawa

yang bersifat karsinogen. Penelitian tersebut menunjukan juga bahwa akrilamida

tidak ditemukan pada makanan mentah, dikukus atau direbus. Pada proses

penggorengan dengan suhu tinggi, sebagian karbohidrat dalam makanan akan

terurai dan berikatan dengan asam amino dan kemudian membentuk akrilamida.

b. Aktivitas Olahraga/Fisik

Menfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur

telah banyak dilaporkan. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur selama 30

menit setiap hari minimal 3 kali dalam seminggu akan membantu memperpanjang

umur harapan hidup dan menurunkan angka kesakitan dan kematian karena

penyakit (Ramadhan, 2008).

Ayers, Bruno dan Langford (1999) menyatakan bahwa pola hidup yang

cenderung meningkatkan resiko menderita penyakit dapat dilihat dari aktifitas

fisik adalah individu yang lebih banyak duduk, tidak berolahraga atau melakukan

aktifitas fisik dengan teratur atau frekuensi latihan tidak mencapai 30menit

(11)

Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas

fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30menit perhari dikaitkan

dengan penurunan 20% resiko kanker payudara.

Menciptakan lingkungan yang memiliki kadar oksigen tinggi juga mampu

menghancurkan sel kanker, sehingga penderita kanker harus tinggal dilingkungan

yang sehat dan bebas polusi, baik polusi tanah, air dan udara. Berolahraga secara

teratur mampu meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh penderita kanker.

c. Penggunaan Zat

Ayers, Bruno dan Langford (1999) bahwa pola hidup yang tidak baik dapat

dilihat dari penggunaan zat adalah perilaku beresiko seperti merokok,

menggunakan obat-obatan yang tidak sesuai dengan aturan yang telah diberikan,

penggunaan zat yang membahayakan bagi tubuh dan sebagainya. Perilaku ini bila

dilakukan dalam jangka panjang,dapat beresiko terkena penyakit serius seperti

kanker payudara.

Studi dari California Department of Health Service menemukan tingkat

kanker payudara dikalangan perempuan merokok 30% lebih tinggi dibandingkan

perempuan yang tidak pernah merokok. Efek dari merokok bersifat kumulatif

yang mana resiko meningkat seiring dengan berapa tahun merokok, sehingga

segera berhenti merokok bisa membantu mengurangi resiko terkena segala

(12)

4. Penelitian Fenomenologi

Menurut Saryono (2010) fokus utama fenomenologi adalah pengalaman nyata.

Dalam pandangan fenomenologis, Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan

kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Hal yang akan dikaji

adalah deskripsi mengenai pengalaman orang lain dan apa maknanya bagi mereka.

Fenomena yang dialami dapat berupa emosi, hubungan, perkawinan, pekerjaan,

dan sebagainya. .

Tujuan penelitian fenomenologi sepenuhnya adalah untuk menggambarkan

pengalaman hidup dan persepsi yang muncul (Dempsey, 2001). Perbincangan

yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana

peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidupnya tanpa

adanya suatu diskusi (Polit, Beck, & Hungler, 2012). Melalui perbincangan yang

cukup dalam peneliti berusaha untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari

partisipan.

Dalam studi fenomenologi, jumlah partisipan yang terlibat tidaklah banyak.

Jumlah partisipan dari penelitian ini adalah 10 orang atau lebih sedikit ( Polit,

Beck, & Hungler, 2004). Partisipan yang terlibat dalam penelitian akan dipilih

dengan menggunakan teknik purposive sampling (Polit, Beck, & Hungler, 2012).

Dalam hal ini, partisipan harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan

oleh peneliti. Hasil penelitian dalam studi fenomenologi diperoleh melalui proses

analisis data.

Fenomenologi merupakan suatu metode penelitian kritis dan menggali

(13)

segala kompleksitasnya sebagai makhluk subyekti. Melihat manusia sebagai

sistem yang berpola dan berkembang pada pendekatan fenomenologi, yang diteliti

adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan Vagina spa merupakan perawatan daerah vagina melalui teknik penguapan dengan menggunakan ramuan tertentu, yang mempunyai manfaat merawat organ intim

Rasulullah tidak menetapkan pengganti baginda selepas kewafatannya. Oleh itu, berlaku perselisihan pendapat di kalangan umat Islam untuk mencari pengganti

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Model-Model Pengajaran dan Pem belajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigm atis, J ogjakarta: Pustaka Pelajar.. Ibrahim dan Nana

Sehubungan dengan profesi keguruan, ada enam asumsi dasar yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan sebagai berikut: (a) subjek pendidikan adalah manusia

( achievement and action ), kompetensi pelayanan ( helping and human services ), kompetensi mempengaruhi orang lain ( impact and influence ), kompetensi mengelola

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Jika meninjau lokasi dari setiap lubang yang dibuat antara sejajar dengan jalan atau di bawah selokan memperlihatkan bahwa nilai rata-rata laju infiltrasi dari lubang terletak di