• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

44

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya Tria Koeswardani Pratiwi (141121060) adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian tentang

“Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Di RSUP. H.

Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dan semua informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.

Medan, Januari 2016

Peneliti Responden

Tria Koeswardani Pratiwi ...

(2)

45

KUESIONER PENELITIAN

MOTIVASI PASIEN KANKER PAYUDARA DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Berikan tanda cheklist ( ) pada salah satu kolom yang sudah tersedia dibawah

ini.

I. Data Demografi

1. No. Responden : (diisi oleh peneliti)

2. Usia Responden : tahun

3. Pendidikan :

SD SMP SMA D3 S1/S2

Lain-lain

4. Pekerjaan :

PNS Wiraswasta Karyawan/ti

Ibu Rumah Tangga Lain-lain

5. Status Pernikahan :

Menikah Belum Menikah 6. Riwayat kanker dalam keluarga :

YA TIDAK

(3)

46

Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi

Berikan tanda cheklist ( ) pada salah satu kolom, kolom SS jika anda Sangat

Setuju dengan pernyataan, kolom S jika anda Setuju dengan pernyataan, kolom

TS jika anda Tidak Setuju dengan pernyataan, kolom STS jika anda Sangat Tidak

Setuju dengan pernyataan!

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya melakukan kemoterapi atas anjuran dari keluarga

2 Saya melakukan kemoterapi karena banyaknya dukungan yang diberikan oleh keluarga maupun teman-teman

3 Saya melakukan kemoterapi sebagai lanjutan terapi setelah menjalani operasi payudara 4 Saya melakukan kemoterapi karena melihat

anggota keluarga yang pernah menjalani kemoterapi juga

5 Saya melakukan kemoterapi atas saran teman atau petugas kesehatan

6 Saya menjalani kemoterapi agar dapat mengatasi penyakit yang saya derita

7 Saya menjalani kemoterapi agar saya bisa yakin dengan pengobatan yang dianjurkan dokter

12 Saya dianjurkan kemoterapi untuk menghilangkan kanker yang saya derita 13 Saya melakukan kemoterapi agar saya dapat

menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa

14 Saya melakukan kemoterapi untuk memperpanjang kehidupan saya

15 Saya tidak akan sembuh tanpa menjalani kemoterapi dengan teratur

(4)

47

Lampiran

TABEL DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JAWABAN TERHADAP KUESIONER MOTIVASI PASIEN KANKER

PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

No

2 Saya melakukan kemoterapi

karena dukungan dari keluarga

8 27% 9 31% 12 40% - -

3 Saya melakukan kemoterapi

karena pernah menjalani operasi payudara

3 10% 13 45% 12 41% 1 3%

4 Saya melakukan kemoterapi

karena melihat anggota keluarga

yang pernah menjalani

kemoterapi juga dapat mengatasi penyakit yang saya derita saya tetap bisa hidup lebih lama

9 31% 12 41% 3 10% 5 17%

9 Saya menjalani kemoterapi agar dapat kembali berkumpul dengan keluarga

1 3% 4 13% 14 48% 10 34%

10 Saya akan semakin sakit jika saya tidak teratur menjalankan kemoterapi

7 24% 12 41% 8 27% 2 7%

11 Saya melakukan kemoterapi karena saya yakin dengan pengobatan yang dianjurkan dokter

9 31% 12 41% 5 17% 3 10%

12 Saya dianjurkan kemoterapi untuk menghilangkan kanker yang saya derita

20 67% 9 31% - - - -

13 Saya melakukan kemoterapi agar saya dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa

18 62% 11 38% - - - -

14 Saya melakukan kemoterapi untuk memperpanjang kehidupan saya

8 27% 14 48% 3 10% 4 13%

15 Saya tidak akan sembuh tanpa menjalani kemoterapi dengan teratur

2 7% 15 51% 9 31% 3 10%

(5)

48

(6)

49

(7)

50

(8)

51

(9)

52

(10)

53

(11)

54

(12)

55

(13)

56

(14)

57

Frequency Percent Valid Percent

(15)

58

(16)

59

(17)

60

(18)

61

(19)

62

(20)

63

(21)

64

(22)

65

(23)

66

(24)

67

(25)

68

(26)

69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tria Koeswardani Pratiwi

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 14 Januari 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Bromo Lr. damai No. 24 Medan No. Telepon/Hp : 085373093418

Orangtua (Ayah) : Joko Asmoro Orangtua (Ibu) : Syafarida Riwayat Pendidikan

 1998-2004 : SD Swasta Taman Siswa Medan  2004-2007 : SMP Swasta Islam An-Nizam Medan  2007-2010 : SMA Negeri 6 Medan

 2010-2013 : D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara  2014-Sekarang : Program Sarjana Ilmu Keperawatan USU

(27)

41

DAFTAR PUSTAKA

Airley, Rachel, (2009). Cancer Chemotherapy Basic Science To The Clinic. Willey-Blackwell: John Wiley & Sons Ltd.

Anis, S, dkk. (2012). Hubungan Koping dan Dukungan Sosial dengan Body

Image Pasien Kanker Payudara Post Mastektomi di Poli Bedah Onkologi RSHS Bandung. Diakses 28 Mei 2015.

Arikunto, (2002). Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek Edisi Revisi

Kelima. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Atika, D, dkk. (2008). Penanganan Masalah Sosial dan Psikologis Pasien Kanker

Stadium Lanjut Dalam Perawatan Paliatif. Indonesian Journal of Cancer

1, 30-34.

Banu, S. (2012). Peran Olahraga Sebagai Sumber Kekuatan Menghadapi

Penyakit Kanker. Diakses 04 Juni 2015.

Bustan, M. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaira, A. (2013). Motivasi Klien Penderita Diabetes Mellitus Dalam

Menjalankan Gaya Hidup Sehat Di Puskesmas Stabat Lama Kecamatan Wampu. Diakses 22 Juni 2015.

Eli, S. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi. Diakses 27 Mei 2015.

Hidayat, D. (2009). Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk tenaga

Kesehatan. Jakarta: TIM.

Horward, S dan Miriam, W. (2006). Kepribadian Teori Klasik Dan Riset Modern

Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Indryani, D. (2012). Gambaran Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Mengenai

Kanker Payudara Pada Perempuan yang Melakukan Mamografi. Diakses

28 Mei 2015.

Irfan, A, et, al. (2013). Populasi dan Sampel. Diakses 12 Juni 2015.

Irwanto. (2000). Motivasi dan Pengukuran Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Panduan Memperingati Hari Kanker Sedunia

Di Indonesia Tahun 2013. Diakses 31 Mei 2015.

(28)

42

Mahwita S, dkk. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi

Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi di Ruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Diakses 17 Juni 2015.

Mala, A. (2011). Pengaruh Dukungan Sosial Dan Reliugiusitas Terhadap

Motivasi Untuk Berobat Pada Penderita Kanker Serviks. Diakses 28 Mei

2015.

Maria L, and Nikolaos, T. (2015). Definitions and Conceptual Models Of Quality

Of Life In Cancer Patients. Health Science Journal ISSN 1791-809X.

International Journal. Vol. 9. No. 2:6.

Martha, M, et, al. (2015). Low-Income Cancer Survivors’ Use of Health -Promoting Behaviors. Research for Practice: Medsurg Nursing. Vol.

24/No.2.

Meryl, J, et, al. (2015). Clinical Characteristics of Patients With Cancer Referred

for Outpatient Physical Therapy. Research Report. Vol. 95. No. 4.

Nevil, N. (2002). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat & Profesional

Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurjaya, M. (2009). Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi

Produktivitas Kerja Pada PT. Timur Jaya Prestasi. Diakses 08 juni 2015.

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry, (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktek (Fundamentals Of Nursing: Conceps, Process and Practice).

Jakarta: EGC.

Putra, Z.F.S, et, al. (2014). Analisis Kualitas Layanan Website BTKP-DIY

Menggunakan Metode Webqual. Jurnal Jarkom. Vol. 1. No. 2 Januari

2014.

(29)

43

Qotrin, N. (2011). Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa

Tengah Dewasa. Diakses 28 Mei 2015.

Radka. K, et, al. (2014). Occurance Of Annoying Symptomps Of Patients With

Cancer. Central European Journal of Nursing and Midwifery.

2015;6(1):185-190.

Rangga, M. (2011). Pengaruh Motivasi Diri Terhadap Kinerja Belajar

Mahasiswa. Diakses 08 Juni 2015.

Shelley, E. (2009). Health Psychology Seventh Edition. University of California, Los Angeles.

Tita, F. (2012). Kualitas Hidup Penderita Kanker. Diakses 04 Juni 2015. Wahyuni, A. (2011). Statistika Kedokteran. Jakarta: ISBN.

Xiaobao, L, et, al. (2014). A New SVM Based Recursive Feature Elimination

Algorithm for Multiclass Cancer Classification. International Journal of

Multimedia and Ubiquitous Engineering. Vol. 9, No. 6 (2014).

(30)

26 BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Definisi Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini dibuat untuk mengetahui motivasi pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Skema 3.1 Kerangka Penelitian

= variabel yang diteliti

3.1.1 Definisi Operasional

Penelitian ini, sampel penelitian keseluruhan pasien kanker yang ada di RSUP. H. Adam Malik Medan. Adapun definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Motivasi Pada Pasien Kanker Payudara Dalam

Menjalani kemoterapi

1. Kuat 2. Sedang 3. Lemah

(31)

27

Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Hasil

(32)

28 BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi pada pasien kanker dalam menjalani pengobatan di RSUP. H. Adam Malik Medan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji (Irfan. A, et, al., 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan. Data pasien kanker payudara sekitar 291 orang pada enam bulan pertama tahun 2015. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Mei 2015 di RSUP. H. Adam Malik Medan.

4.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penetapan sampel dengan

cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

(33)

29

Menurut Arikunto (2002), apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, maka peneliti mengambil sampel yakni 10 % dari 291 yaitu sebanyak 29 orang.

Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 29 pasien yang dipilih sebagai responden. Kriteria pemelihan sampel merupakan klien yang sudah di diagnosa kanker payudara oleh dokter, klien yang sudah konsultasi dengan dokter dan sedang dalam tahap kemoterapi.

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 di RSUP. H. Adam Malik Medan, alasan penulis memilih lokasi penelitian adalah di RSUP. H. Adam Malik Medan terdapat pasien yang mengidap kanker melakukan pengobatan.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan kepada Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti mendekati calon responden, menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur penelitian dan meminta kesediaan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani lembar persetujuan (informed

consent).

Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi responden, baik resiko fisik maupun psikis. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak menampilkan nama responden dan data yang diperoleh digunakan hanya untuk penelitian ini.

(34)

30

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket (kuesioner) oleh penulis dan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka penulis. Bagian pertama terdiri dari data demografi responden meliputi: no. responden, usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, riwayat kanker dalam keluarga.

Bagian kedua adalah kuesioner tentang motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi terdiri dari 14 pertanyaan positif dan 1 pertanyaan negatif yang terdapat pada pernyataan nomor 9. Pernyataan dikutip dari tinjauan pustaka.

Penelitian ini menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan skala likert dimana responden diminta untuk memberikan tanda

checklist pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan pilihan,

dengan pertanyaan positif “sangat setuju=4, setuju=3, tidak setuju=2, sangat tidak

setuju=1”. Pertanyaan negatif “sangat setuju = 1, setuju=2, tidak setuju=3, sangat tidak setuju=4”.

Penelitian motivasi ini menggunakan rumus statistik menurut Wahyuni (2011): P = rentang

i dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi – nilai terendah) dan I merupakan banyak kelas. Maka didapatkan panjang kelas untuk motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi adalah:

P =rentangi

(35)

31

� = −3

P = 15

Berdasarkan panjang kelas yang didapat maka nilai motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi adalah:

Kuat = 45-60 Sedang = 30-44 Lemah = 15-29

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul yang tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud (Sugiyono, 2010). Kuesioner pada penelitian ini divalidasi dengan menggunakan validitas isi (content validity) yang dilaksanakan oleh ahli yakni seorang dosen fakultas Keperawatan USU dengan latar belakang pendidikan Strata-2 dengan hasil 0,97. Ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua objek dalam tes yang hendak divalidasi kemudian, pernyataan yang tidak valid langsung diganti oleh penguji validitas. Instrumen yang sudah valid digunakan untuk uji reliabilitas dan untuk penelitian ini.

(36)

32

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. Dalam program SPSS akan dibahas untuk uji yang sering digunakan penelitian mahasiswa adalah dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Jika nilai alpha > 0,7 artinya

reliabilitas mencukupi (sufficient reliability). Uji reliabilitas dilakukan dengan 15 pasien wanita yang menjalani kemoterapi, dan uji reliabilitas dilakukan di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan pada bulan Desember 2015. Hasil dalam uji reliabilitas yang telah dilakukan adalah 0,741, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliable.

4.7 Pengumpulan Data

Penelitian ini dimulai dengan mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan kepada Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan mendatangi responden yakni pasien penderita kanker payudara yang berada di RSUP. H. Adam Malik Medan. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesediaan menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan (informed consent) kemudian, responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

(37)

33

Responden diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner tersebut dan jika ada hal-hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah responden mengisi semua kuesioner maka seluruh kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan dilanjutkan dengan melakukan pengolahan/analisa data.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data, analisis ini dimulai dari tahap editing yaitu untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Kemudian, data diberikan kode (coding) secara manual sebelum diolah dengan komputer. Selanjutnya, data dimasukkan (entri) ke dalam computer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi.

Setelah data ditabulasi maka dilakukan analisis deskriptif terhadap data yang sudah dikumpulkan. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

(38)

34 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan, yang dilaksanakan tanggal 5 Januari 2016-29 Januari 2016. Pengumpulan data dilaksanakan pada 30 responden. Penyajian data meliputi karakteristik dan demografi responden dan deskripsi motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

5.1.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data demografi pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan yang menjadi subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya responden berusia antara 30-40 tahun sebanyak 19 responden (63%). Tingkat pendidikan SD sebanyak 11 responden (37%). Pekerjaan mayoritas responden seorang ibu rumah tangga sebanyak 12 responden (40%). Status pernikahan responden yang menkah sebanyak 23 responden (77%). Sedangkan adanya riwayat kanker dalam keluarga sebanyak 18 responden (60%).

(39)

35

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Karakteristik Responden (n=29)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Umur Riwayat Kanker Dalam

Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi (n=29)

Motivasi Frekuensi Persentase (%)

Kuat 14 48

Sedang 15 51

Lemah 0 0

(40)

36

Berdasarkan tabel diatas bahwa motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi menunjukan mayoritas motivasi sedang sebanyak 16 responden (53%) dan motivasi kuat sebanyak 14 responden (47%).

5.2 Pembahasan

Pembahasan dilakukan untuk menjawab pernyataan penelitian tentang motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Penelitian tentang motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan didapatkan hasil bahwa motivasi responden sedang sebanyak 15 responden (51%) dan motivasi responden kuat sebanyak 14 responden (48%). Penelitian ini menunjukan mayoritas motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi memiliki motivasi sedang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Indryani (2012), yang mengatakan bahwa motivasi pasien kanker payudara yang menjalani mamografi terdapat motivasi rendah sebanyak (27,78%), sedangkan motivasi yang tinggi sebanyak (13,33%). Berdasarkan teori yang ada bahwa motivasi adalah keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarahkan tercapainya tujuan tertentu. Individu yang berhasil mencapai tujuannya tersebut maka berarti kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi atau terpuaskan (Munandar, 2001 dalam Rangga, 2011).

Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Motivasi pada pasien kanker payudara adalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku individu untuk

(41)

37

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu guna mempertahankan hidupnya (Mala, 2011).

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi sebagai kebutuhan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu agar tercapainya tujuan yang sedang dilakukan. Seperti pada pasien kanker payudara diperlukan motivasi agar pasien bisa mempertahankan hidupnya.

Pada penelitian ini responden yang menjawab pernyataan yang mempengaruhi motivasi kuat, sedang, dan lemah berdasarkan kuesioner motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. Responden yang menjawab pada pernyataan motivasi kuat. Saya menjalani kemoterapi agar dapat mengatasi penyakit yang saya derita sebanyak 72%, Saya dianjurkan kemoterapi untuk menghilangkan kanker yang saya derita sebanyak 67%, Saya melakukan kemoterapi agar saya dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa sebanyak 62%, Saya menjalani kemoterapi agar saya bisa sehat kembali sebanyak 48%. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mahwita S, et, al., (2014), tentang hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di ruang Cendrawasih 1 RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014 bahwa motivasi yang dimiliki individu dapat menentukan kuailtas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Responden yang menjawab pernyataan berdasarkan motivasi sedang, Saya melakukan kemoterapi atas anjuran dari keluarga sebanyak 10%, Saya melakukan kemoterapi karena dukungan dari keluarga sebanyak 8%, Saya melakukan kemoterapi karena melihat anggota keluarga yang pernah menjalani kemoterapi

(42)

38

juga sebanyak 8%, Saya akan semakin sakit jika saya tidak teratur menjalankan kemoterapi sebanyak 24%, Saya melakukan kemoterapi karena saya yakin dengan pengobatan yang dianjurkan dokter sebanyak 31%, Saya melakukan kemoterapi untuk memperpanjang kehidupan saya sebanyak 27%.

Sedangkan responden yang menjawab pernyataan pada kuesioner berdasarkan motivasi lemah, Saya melakukan kemoterapi karena pernah menjalani operasi payudara sebanyak 10%, Saya melakukan kemoterapi atas saran teman atau petugas kesehatan sebanyak 14%, Saya menjalani kemoterapi agar dapat kembali berkumpul dengan keluarga sebanyak 3%, Saya tidak akan sembuh tanpa menjalani kemoterapi dengan teratur sebanyak 7%. Menurut Potter dan Perry (2002), bahwa motivasi adalah suatu dorongan misalnya ide, emosi atau kebutuhan fisik yang menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan.

(43)

39 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap 29 responden maka dapat disimpulkan sebgai berikut:

1. Data demografi karakteristik pasien mayoritas terdiri dari umur 30-40 tahun sebanyak 19 respoonden (63%), pendidikan SD sebanyak 11 responden (37%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 12 responden (40%), status pernikahan menikah sebanyak 23 responden (77%), dan mayoritas pasien memiliki riwayat kanker dalam keluarga sebanyak 18 responden (60%).

2. Motivasi responden pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dikategorikan sedang sebanyak 15 responden (51%). Sedangkan responden pasien kanker payudara yang dikategorikan kuat sebanyak 14 responden (48%).

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah refrensi tentang motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

6.2.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi kepada perawat dalam memberikan motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

(44)

40

6.2.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya tentang motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. 6.2.4 Penelitian Selanjutnya

Sebagai rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, peneliti disarankan untuk meneliti motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

(45)

6 BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Kanker

Kanker merupakan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia. Penyebab kanker sangat beragam, dapat melalui faktor internal individu maupun eksternal individu. Seseorang dengan suatu penyakit akan mempengaruhi aspek-aspek dalam hidupnya yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas hidup individu tersebut (Tita F.B, 2012).

2.1.1 Definisi Kanker

Kanker dalam bahasa ilmiahnya disebut Carsinoma Sarkoma ialah penyakit yang merupakan efek sistem kekebalan yang lemah. Kekebalan yang lemah itulah akan menyebabkan sel-sel kanker menyebar dan tubuh tidak memiliki sesuatu pertahanan untuk melawan sel-sel kanker tersebut (Supriyanto, 2010). Kanker adalah salah satu dari beberapa penyakit yang dikarenakan oleh berbagai macam faktor yang muncul. Semua kanker berasal dari DNA yang tidak berfungsi dengan baik (Shelley E, 2009).

2.1.2 Klasifikasi Kanker

Menurut Xiaobao L, et, al., (2014), mengatakan klasifikasi kanker langkah yang sangat penting untuk menentukan diagnosa dan pengobatan kanker. Apabila tanpa identifikasi tipe kanker yang benar, sangat sulit untuk menentukan pengobatan yang baik bagi pasien yang menderita kanker.

(46)

7

Kanker dengan berbagai macam kelompok yang secara umum dapat dibedakan ada yang jinak (benign) dan ada yang ganas (malignan). Perbedaan antara keduanya menurut Bustan M (2007) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan Karakteristik Tumor Benigna dengan Tumor Maligna

Tumor Benigna Tumor Maligna

Sering disebut tumor Disebut kanker

Tidak menyebar Sering metastasis

Tidak mengancam hidup Kematian tinggi Dapat dioperasi dengan baik Sulit operasi

Pertumbuhannya lambat Tumbuh cepat

2.1.3 Klasifikasi Stadium Kanker

Untuk menentukan stadium, umumnya suatu kanker diklasifikasikan berdasarkan sistem TNM (Tumor, Node, Metastase) menurut (Tambayong, 1999 dalam Tita F, 2012).

1. Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 = ukuran tumor).

2. Node : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran).

3. Metastase : ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak ada / M1 = ada).

(47)

8

Tujuan klasifikasi stadium dengan sistem TNM adalah untuk perencanaan pengobatan, menentukan prognosis (perkiraan kemungkinan membaik atau sembuh), evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker (untuk rujukan). Sehingga terdapat stadium kanker I, II, III dan IV, stadium I dan II disebut juga stadium dini, sedangkan stadium III-IV disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah bermetastasis.

2.1.4 Kategori Kanker

Kanker diidentifikasi berdasarkan jaringan asal tempat mereka tumbuh. Akhiran “oma” biasanya ditambahkan ke istilah jaringan untuk mengidentifikasi suatu kanker. Tita F (2010), terdapat beberapa kategori umum kanker, antara lain : 1. Karsinoma

Karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mucus (lendir), sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon (usus), rectum (anus), lambung, pankreas, dan esophagus (saluran pencernaan).

2. Limfoma

Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai kelenjar limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma malignum.

3. Sarkoma

Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan tulang.

(48)

9

4. Glioma

Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) yang terdapat disusunan saraf pusat.

Kanker bukan salah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit dengan patogenesis, gambaran klinik dan penyebab yang berbeda. Kanker ditandai dengan terjadinya pertumbuhasn sel yang tidak normal.

2.1.5 Penanggulangan Kanker

Penanggulangan kanker ialah beberapa cara untuk mengendalikan kanker dengan berbagai tindakan. Masalah kanker sangat luas, tidak hanya menyangkut penderita, tetapi juga keluarga, masyarakat dan lingkungan hidup. Masalah kanker ada yang terdapat di masyarakat, di Rumah sakit ataupun di keduanya. Dikarenakan meluasnya masalah kanker tersebut, saat ini para tim medis tidak mampu menanggulangi kanker secara menyeluruh (Sukardja I, D, 2000).

2.1.6 Pemeriksaan Kanker

Pada penderita kanker ada beberapa data yang perlu diperiksa yang digolongkan menjadi 4 kategori, ialah: data penderita (data sosial yang terdiri dari: identitas pribadi dan demografi), data medik (status penyakit, komplikasi penyakit, penyakit sekunder), data waktu kejadian (mulai dari tanggal diketahuinya penyakit, adanya berbagai keluhan, pemeriksaan medis pertama, diagnosa ditegakkan, masuk atau keluar rumah sakit, dan tanggal biopsy atau operasi), data tempat perawatan (nama rumah sakit, tempat rawat jalan atau rawat inap), dan data dokter serta paramedik merawat (nama doketr yang merawat, dokter yang melakukan biopsy atau operasi, dokter yang memberikan bius, dan nama paramedik yang merawat (Sukardja I, D, 2000).

(49)

10

2.1.7 Kanker Payudara

Menurut Supriyanto W (2010), mengatakan bahwa, kanker payudara terjadi akibat adanya tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara. Payudara terdiri dari dua tipe jaringan yaitu, jaringan kelenjar (glandular) dan jaringan penopang (stromal). Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol akibat perubahan abnormal gen pertumbuhan sel.

Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Dikarenakan benjolan yang semakin membesar mengakibatkan perubahan pada kulit payudara dan putting payudara. Putting payudara akan tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecokelatansampai menjadi oedema.

2.1.8 Jenis-Jenis Pengobatan Kanker

Jenis-jenis pengobatan kanker dapat membantu seseorang yang menderita kanker dari berbagai macam pengobatan untuk sembuh dari kanker. Berikut berbagai macam pengobatan kanker menurut Sukardja I (2000).

1. Operasi, banyak macam operasi kanker yang dapat dari operasi kecil sampai sangat besar. Operasi kanker dapat berupa operasi kuratif yang umumnya berupa operasi radikali yaitu operasi untuk mengangkat seluruh tumor beserta ekstensi lokalnya. Garis eksisi dibuat pada jaringan yang sehat bebrapa jauh mengelilingi tumor. Berapa jauh jarak yang diambil dari tumor tersebut tergantung pada lokasi topografi tumor, besar tumor, derajat keganasan, stadium penyakit. Kontra indikasi yang menjalani operasi bahwa operasi tidak akan dapat mengangkat seluruh tumor dan tidak akan menyembuhkan

(50)

11

penderita, sedangkan trauma operasi mungkin sangat besar yang menurunkan kekebalan tubuhnya dan juga dapat memperpendek umurnya.

2. Radioterapi, radioterapi digunakan untuk terapi tumor ganas. Terapi ini sama halnya seperti pembedahan yaitu terapi lokoregional, merupakan terapi untuk kanker yang luas ekstensinya masih terbatas, lokal atau lokoregional. Radioterapi juga dapat diberikan pada saat pra operasi, intra operasi, dan pasca operasi. Pra-operasi diberikan untuk tumor yang operabilitasnya diragukan, tujuannya untuk mengecilkan tumor agar menjadi operable serta memudahkan operasi dan mensterilkan lapangan operasi dari sel-sel kanker sehingga kalau ada sel kanker yang lepas atau tertinggal pada waktu operasi tidak dapat tumbuh, sehingga mencegah residif. Intra-operasi diberikan pada kanker thorakal, abdominal atau pelvinal dengan dosis tinggi. Sedangkan pasca-operasi diberikan setelah luka operasi menyembuh, yaitu 1-2 minggu setelah operasi, umumnya dengan cara fraksional selama 4-5 minggu. Komplikasi yang terjadi berupa komplikasi dini (mual-mual, anoreksia, dermatitis), dan komplikasi lambat (perdarahan usus, fibrosis, stenosis). 3. Kemoterapi, adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk

mematikan sel-sel tumor dengan menggunakan fungsi dan reproduksi selular. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada lesi disekitar dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya, untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak semua sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi, atau untuk mengobati beberapa bentuk leukemia. Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan,

(51)

12

pengontrolan, paliatif) untuk menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.

4. Olahraga, menurut Banu. S (2012), mengatakan bahwa, olahraga merupakan cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Penelitian membuktikan, aktif bergerak setiap hari dapat menjauhkan dari risiko penyakit seperti kanker. Bertolak dari hal tersebut, olahraga dapat dikatakan sebagai obat, yang lantas juga menginspirasi terlahirnya terapi olahraga (sport

therapy).

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian

Menurut Nursalam (2008), motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang member kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Terdapat tiga hal penting dalam pengertian motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan.Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan yaitu akhir dari siklus motivasi.

Menurut Sobur. A (2013), motivasi merupakan istiloah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingklah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Motivasi dapat juga dikatakan membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu untuk mencapai suatu kepuasan atau tujuan.

(52)

13

Suatu motif, umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan. Proses dari kedua unsur tersebut terjadi do dalam diri manusia, namun dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri manusia seperti, keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Oleh karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhi.

2.2.2 Tujuan Motivasi

Pemberian motivasi tidak hanya untuk mendorong semangat untuk pengobatan saja tetapi tujuan pemberian motivasi yaitu mendorong gairah dan semangat untuk sembuh. dukungan sosial dan keluarga yang diberikan juga dapat memicu kesembuhan bagi pasien dalam menjalani pengobatan (Nurjaya. M, 2009).

Memberikan daya dan kekuatan yang ada dalam diri manusia yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku tertentu yang diarahkan pada suatu tujuan. Apabila sudah terarah pada tujuan, maka tingkah laku tersebut dapat dipertahankan terus-menerus agar tujuan tersebut tercapai (Hidayat. D, 2009).

2.2.3 Teori Motivasi

Banyak sekali definisi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli dalam literatur, salah satu definisi tentang motivasi menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu variabel yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin. J yang dikutip oleh Rangga. M, 2011).

(53)

14

Menurtu Pace, dkk yang dikutip oleh Mala. A (2011), bahwa jika individu meinginkan sesuatu dan harapan untuk mencapai sesuatu, maka individu tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk berupaya akan menjadi rendah.

Para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan teori tentang motivasi. Diantaranya teori motivasi (Notoatmodjo, 2007).

1. Teori McClelland

Menurut McClelland bahwa dalam diri setiap individu ada dua motivasi, yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelahari melalui penglama serta interaksi dengan orang lain. Motif sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain. Maka, motif ini sering disebut juga dengan motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong setiap individu agar terpenuhinya kebutuhan biologisnya seperti makan, minum, seks dan kebutuhan-kebutuhan biololgis lainnya.

2. Teori McGregor

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif). Menurut teori X empat pengendalian yang dipegang manajer, yaitu: karyawan seccara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja, karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan, karyawan akan menghindari tanggung jawab, kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja.

(54)

15

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y, yaitu: karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain, orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran, rata-rata orang akan menerima tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

3. Teori Herzberg

Menurut teori ini ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Kedua faktor itu disebut juga sebagai faktor motivasional (satisfier) dan faktor higiene (dissatisfaction). Faktor motivasional ini menyangkut kebutuhan psikologis setiap individu yang meliputi serangkaian kondisi instrinsik, sedangkan faktor higiene menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat manusia untuk memperoleh kesehatan fisiknya.

4. Teori Maslow

Abraham Maslow mengemuakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terrbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan bologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelu kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

(55)

16

Lima tingkatan tersebut terdiri dari: kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus dan sebagainya), kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh dari bahaya), kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki), kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan), dan kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang akan hanya mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetik dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2.2.4 Aspek-Aspek Motivasi

Menurut Sobur. A (2013), bahwa adapun motivasi yang terbagi dari beberapa aspek seperti kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Motivasi yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak dapat terselesaikan. Aspek tersebut.

1. Dorongan, dorongan terjadi dengan sendirinya atau spontan dan tidak ditimbulkan manuasia dengan sengaja.

(56)

17

2. Kebutuhan, motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan pada suatu kebutuhan. Kebutuhan fisiologis dan psikologis seperti keamanan pribadi, merasa diri bagian dari masyarakat, dan harga diri. Konsep lain yang lebih abstrak mengenai kebutuhan seperti akutualisasi diri, kebutuhan kognitif (rasa ingin tahu), kebutuhan ekspresi.

3. Tujuan, unsur ketiga dari komponen motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan bagaimana aktifnya setiap individu dalam tingkah lakunya. Selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya manrik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

2.2.5 Fungsi-Fungsi Motivasi

Menurut Mala. A (2011), motivasi memiliki 3 komponen, yaitu:

1. Menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada seseorang, serta mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.

2. Mengarahklan, mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan, dan apabila tujuan tersebut tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan.

3. Menopang, menjaga dan menopang tingkah laku dimana lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas serta dorongan-dorongan dan kekuatan individu.

(57)

18

2.2.6 Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi

Menurut Widayatun (1999), dalam Chaira (2013), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi:

a. Faktor fisik, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial. Pasien yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.

b. Faktor proses mental, merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri. Seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesembuhannya.

c. Faktor herediter, bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Berbagai tipe kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya.

(58)

19

d. Keinginan dalam diri sendiri, misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi, merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.

e. Kematangan usia, kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang menunjang kesembuhan pasien.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini meluputi:

a. Faktor lingkungan, lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kanker untuk melakukan pengobatan.

b. Dukungan sosial, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis (Nevil Niven, 2002)

c. Fasilitas (sarana dan prasarana), ketersediaan fasilitas yang menunjang kesembuhan pasien tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pasien untuk sembuh. Termasuk dalam fasilitas adanya pembebasan biaya berobat untuk pasien kanker.

(59)

20

d. Media, media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan. Dengan adanya media ini pasien kanker akan menjadi lebih tahu tentang penyakit kanker dan pada akhirnya akan menjadi motivasi untuk melakukan pengobatan.

2.2.7 Pendekatan Dalam Motivasi

Mempelajari motivasi perlu adanya pendekatan yang akan berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. Berikut beberapa pendekatan dalam motivasi menurut Notoatmodjo (2005).

1. Pendekatan Instink, yaitu pola perilaku yang sudah ada sejak lahir yang secara biologis diturunkan. Beberapa instink untuk menyelamatkan diri dan instink untuk hidup.

2. Pendekatan Pemuasan Kebutuhan, individu terdorong untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga tercapailah keseimbangan. Dengan demikiaan pada teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang menarik seseorang untuk berperilaku tertentu atau disebut juga sebagai push theory.

3. Pendekatan Insentif, merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu. Karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka individu tersebut akan mendapat imbalan. Dalam hal ini, imbalan yang dimaksud adalah imbalan yang mendatangkan sesuatu yang menyenangkan. Pendekatan insentif ini termasuk motif yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan atau disebut sebagai motif ekstrinsik.

(60)

21

4. Pendekatan Kognitif, pendekatan ini menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu pikiran, harapan, dan tujuan seseorang. Dalam pendekatan ini dibedakan antara motif instrinsik atau motif yang berasal dari dalam diri, dengan motif ekstrinsik atau motif yang dari luar diri. Motif instrinsik akan mendorong setiap individu untuk melakukan sesuatu aktivitas guna memenuhi kesenangan dan bukan karena ingin mendapatkan pujian.

2.2.8 Klasifikasi Motivasi

Beberapa klasifikasi motivasi yang terdiri dari motivasi kuat, sedang dan lemah menurut Irwanto (2000), yaitu:

1. Motivasi kuat, dikatakan motivasi kuat apabila dalam diri seseorang dalam

aktivitas sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan. 2. Motivasi sedang, dikatakan motivasi sedang apabila dalam diri manusia

memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

3. Motivasi lemah, dikatakan motivasi lemah apabila di dalam diri manusia

memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna.

(61)

22

2.2.9 Pengukuran Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2005), motivasi dapat diukur dengan berbagai macam cara, antara lain sebagai berikut:

1. Pengamatan langsung

Pada pengukuran ini, perilaku individu diamati secara langsung. Metode ini merupakan indikator yang valid bagi motivasi, namun mengabaikan proses kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang termotivasi tadi.

2. Penilaian orang lain

Dengan cara ini, sejumlah pengamat (misal dokter, perawat, keluarga) menilai penderita berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam menilai penderita dibandingkan jika penderita menilai dirinya sendiri. Selain itu, metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung dengan melibatkan proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun dibandingkan dengan pengamatan langsung, validitas metode ini rendah karena melibatkan ingatan pengamatan dan penarikan kesimpulan atas perilaku penderita.

3. Self Inventory (Lapor Diri)

Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan individu tentang diri mereka sendiri. Metode lpor diri ini terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah: a) Kuesioner

Dalam kuesioner, responden diberikan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku dan keyakinannya. Pertanyaan ini bisa berupa pertanyaan terbuka dan tertutup.

(62)

23

b) Wawancara

Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan jika peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan individu lebih mendalam.

c) Stimulated Recall

Dalam stimulated recall, responden dihadapkan pada suatu situasi dimana ia diberikan suatu tugas, seperti menjalankan pengobatan berupa gaya hidup sehat dan perilaku responden selama pengerjaan tugas akan diamati.

d) Think Alouds

Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas, seperti menjalankan gaya hidup sehat dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran, perilaku dan emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode ini sangat bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden. e) Dialog

Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan motivasi yang terdapat dalam percakapan.

2.2.10 Motivasi Berobat pada Pasien Kanker Payudara

Berdasarkan penelitian yang diteliti adalah motivasi untuk berobat, dapat diartikan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku guna mencapai pemuasan kebutuhan. Motivasi juga dapat

(63)

24

dikatakan sebagai proses melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya.

Sedangkan menurut penulis berobat sendiri dapat diartikan sebagai pengaturan dalam diri seseorang untuk melawan penyakitnya atau ketidakseimbangan, atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam rangka mencapai status seimbang bagi tubuhnya.

Motivasi atau semangat hidup merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang yang sedang menderita kanker khususnya pada pasien kannker payudara sehingga mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan seperti kemoterapi. Motivasi sendiri sebagai bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki, dengan kata lain motivasi merupakan penyemangat yang timbul dari dirinya sendiri ataupun dengan bantuan pihak lain sebagai motivator bagi dirinya sendiri.

Motivasi kuat di dalam diri seseorang yang memiliki harapan positf untuk sembuh bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktunya atau sesuai dengan anjuran yang sudah diberikan. Berdasarkan motivasi kuat ini merasa sangat bersemangat untuk melakukan pengobatan yang di bantu oleh dorongan dari diri sendiri.

Pada beberapa pasien kanker payudara yang memiliki motivasi kuat menjalankan pengobatan karena pasien ingin melakukannya. Motivasi sedang seseorang yang mempunyai keinginan positif, tetapi memiliki keyakinan yang rendah untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Pasien kanker dengan kondisi yang seperti ini memiliki minat untuk menjalankan pengobatan, tetapi pasien juga membantu pengobatan yang dianjurkan oleh dokter dengan

(64)

25

pengobatan kanker nonmedis lainnya contohnya: pengobatan herbal untuk kanker. Sedangkan untuk motivasi lemah jika didalam diri seseorang memiliki keyakinan yang rendah. Misalnya bagi penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi berkeinginan untuk mempelajari tentang pengobatan namun tidak untuk keyakinan atau harapan melakukan pengobatan itu.

(65)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker terjadi dikarenakan sel-sel dalam tubuh membelah diri tanpa terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat menyerang jaringan di dekatnya atau berpindah ke lokasi yang jauh masuk melalui dari aliran darah atau sistem limfatik (Supriyanto, 2010). Kanker juga bisa disebabkan oleh genetik dari keluarga. Resiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga mempunyai riwayat penyakit kanker. Selain dari genetik, gaya hidup yang tidak sehat dan diet yang tidak sehat juga salah satu faktor terjadinya kanker.

Penyakit kanker termasuk penyakit yang tidak menular. Penyakit ini dikarenakan akibat kondisi fisik yang tidak normal dan jenis penyakit ini juga dikatakan sebagai penyakit kronis. Menurut (Maria L & Nikolaos T, 2015), penyakit kanker merupakan penyakit yang paling mematikan dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan sel yang tidak terkontrol. Penyakit ini sangat umum terjadi dan banyak kasus yang paling sering muncul diseluruh dunia setiap tahunnya.

Menurut Airley (2009), bahwa insiden terjadinya kanker berbeda di setiap negara, di United State lebih dari 285.000 jiwa terdiagnosa oleh penyakit kanker. Menurut (Octavianus, 2011 dalam Indryani, 2012), peningkatan angka kejadia kanker payudara di Asia sebesar tiga sampai empat persen (19.000 kasus) per tahun, sedangkan angka kejadian yang terjadi di Indonesia diperkirakan 170

(66)

2

sampai 190 kasus kanker baru setiap tahun dari 100.000 orang dan kanker tertinggi yang diderita perempuan Indonesia. Dikutip dari Kementrian Kesehatan RI (2013), insiden untuk Sumatera Utara sendiri sebanyak 1,0% atau diperkirakan sebanyak 13.391 jiwa. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun (Supriyanto, 2010).

Pada tahun 2009 yang dikutip oleh (Radka K, et, al., 2014), pasien yang menderita kanker yang sudah sulit disembuhkan, keterbatasan sakit yang diderita pasien, kebiasaan pasien menjalankan aktivitas, dampak dari nyeri dan gejala lainnya akan berpengaruh kepada fisik, psikososial, dan spiritual. Secara fisik para penderita kanker akan mengalami kelelahan, mual, muntah, nyeri, konstipasi, dispnea dan depresi. Pasien akan berfikir bahwa kondisinya sekarat, akan meninggal, kehilangan seperti halnya perubahan dalam peranan sosial dan hubungan interpersonal.

Deteksi pengobatan pada pasien kanker menurut Meryl J, et, al., (2015), pengobatan secara medis seperti dilakukan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi, dari sekian banyaknya para penderita kanker bisa disembuhkan melalui pengobatan tersebut. Mengkomsumsi makanan rendah lemak juga membantu pengobatan kanker. Martha M, et, al., (2015), mengatakan bahwa, kendala yang sering terjadi akibat terapi radiasi dan kemoterapi rambut pasien akan mengalami rontok sedikit demi sedikit, dan apabila penderita tidak mengikuti pengobatan dalam mengkonsumsi makanan rendah lemak akan mengalami osteoporosis dan juga bisa akan menimbulkan kanker yang lainnya.

(67)

3

Penyakit yang dialami individu akan memberikan pengaruh besar dalam emosi, penampilan dan perilaku sosial individu. Meskipun pasien dengan penyakit kanker ini perlu untuk di motivasi untuk bertahan hidup tetapi pasien juga mengalami ketakutan bahwa kemunduran mental dan fisiknya akan membuat orang-orang yang melihat atau menjenguknya menjadi kaget dan merasa tidak enak. Konsekuensi mengenai interaksi sosial yang tidak menyenangkan ini dapat membuat pasien mulai menarik diri dari kehidupan sosialnya (Atika D, Fitriyah, Indriani, 2008).

Motivasi pada penderita kanker payudara sangat bermanfaat bagi setiap pasien karena dengan motivasi pasien dapat berinteraksi sosial dan mampu menerima keadaan dirinya sendiri. Menurut teori Henry A dikutip oleh (Horward S and Miriam W, 2006), mengatakan bahwa memotivasi manusia terhadap berbagai tuntutan sosial dan situasi, dengan tujuan untuk menciptakan sebuah pandangan mengenai kepribadian.

Berdasarkan motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi, dibutuhkan beberapa motivasi untuk membantu pasien kanker dalam menjalani kemoterapi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriyana (2012), tentang gambaran motivasi dan tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara pada perempuan yang melakukan mamografi di Rumah Sakit Kanker Dharmais bahwa hasil yang diketahui sebanyak 69 responden (76,67%) menjawab faktor resiko terjadi kanker payudara karena operasi payudara, sementara untuk motivasi pasien melakukan mamografi paling banyak dikarenakan ajakan teman sebanyak 43 responden (47,78%).

(68)

4

Berdasarkan hasil penelitian lainnya yang dikutip dari Mahwita S, et, al., (2014), tentang hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di ruang cendrawasih 1 RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014 bahwa hasil analisis diketahui sebanyak 23 (62,2%) pasien kanker payudara memiliki motivasi tinggi dalam menjalani kemoterapi. Motivasi yang dimiliki individu dapat menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Menurut (Taylor, 1995 dalam Qotrin N, 2011), pada pasien kanker, tekanan psikologis seperti sedih, putus asa, malu, kecemasan, dan depresi mengingat penyakit kanker masih sulit disembuhkan itu yang menjadi pemicu setiap individu menjadi depresi ketika mereka didiagnosa sakit kanker. Maka karena dari itu dukungan sosial diperlukan untuk tetap berfikir positif dengan keadaan dirinya sehingga mampu menurunkan kecemasan dan depresi. Dukungan emosi terhadap perkembangan kesehatan pasien yang meliputi ekspresi empati, perhatian, dan perlindungan dari sumber dukungan kepada pasien dapat memberikan perasaan senang, tentram bagi pasien yang sedang mengalami kecemasan (Friedman, et, al., yang dikutip oleh Anis S, et, al., 2012).

Adapun dari beberapa pasien yang terkena kanker tidak lepas dari pengobatan yang tidak terkontrol. Pasien yang tidak mengikuti aturan yang diberikan akan berefek samping penyakit akan semakin menyebar dan juga akan tumbuh kanker yang lainnya di beberapa organ di sekitar kanker yang sebelumnya.

(69)

5

Berdasarkan hasil survey penelitian awal yang dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan pada pasien yang menderita kanker payudara sekitar 291 pasien yang menjalani rawat inap dan 141 yang menjalani kemoterapi,

Berdasarkan latar belakang dan fenomena-fenomena diatas maka penulis mengambil sebuah penelitian yang berjudul “Motivasi Pada Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Di RSUP. H. Adam Malik Medan”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

1.3.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi kepada perawat dalam memberikan motivasi kepada pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

1.3.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya tentang motivasi pada pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

(70)

ix

Judul Penelitian : Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan

Nama : Tria Koeswardani Pratiwi

Nim : 141121060

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2015/2016

Abstrak

Motivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sangat bermanfaat karena dengan motivasi pasien dapat berinteraksi dan mampu menerima keadaan dirinya sendiri, tuntutan sosial dan situasi dengan tujuan untuk menciptakan sebuah pandangan mengenai pasien yang menjalani kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan . Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan teknik

purposive sampling dan uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha

yang mendapatkan nilai uji reliabilitas sebesar 0,741. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 29 responden. Sampel dalam penelitian ini pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan didapatkan hasil motivasi sedang sebanyak 15 responden dan motivasi kuat sebanyak 14 responden. Dari hasil tersebut masih ada sejumlah pasien yang memiliki dorongan untuk memotivasi diri sendiri dalam melakukan kemoterapi, dan disarankan pada pelayanan kesehatan dapat memberikan pandangan untuk mendorong pasien dalam melakukan kemoterapi.

Kata kunci: Motivasi, Pasien Kanker Payudara

(71)

x

(72)

MOTIVASI PASIEN KANKER PAYUDARA DALAM MENJALANI

KEMOTERAPI DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

Tria Koeswardani Pratiwi

141121060

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

(73)
(74)

Gambar

TABEL DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JAWABAN TERHADAP KUESIONER MOTIVASI PASIEN KANKER
Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Pasien Kanker Payudara Dalam Menjalani Kemoterapi (n=29)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti ini menggunakan desain fenomenologi yang bertujuan pada pasien kanker payudara di RSUP H Adam Malik medan untuk mengetahui pola hidup pada pasien

Kesimpulan dari hasil tersebut adalah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 menunjukkan hubungan yang sedang (r =

Kerangka konsep hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

Kesimpulan dari hasil tersebut adalah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015 menunjukkan hubungan yang sedang (r =

Apakah terjadi medication error kategori prescription error pada obat-obat kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP H.Adam Malik Medan. pada bulan Maret

A (2013), motivasi merupakan istiloah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu,

Judul Penelitian : Kecemasan dan Depresi terhadap Kadar Gula Darah Pasien Kanker Payudara yang menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.. KodelNama

manajemen stress penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.