BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan dilakukan mahasiswa
secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima di bangku
perkuliahan. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka mahasiswa
harus menguasai dan dapat mengembangkan semua keahlian dan keterampilan
yang dimiliki serta dapat membandingkan teori yang diperoleh dengan praktik
langsung ke lapangan. Sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas,
profesional, dan cakap dalam bidangnya.
Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dilakukan untuk menghasilkan tenaga
siap pakai dan terampil dalam bidangnya, maka Universitas Sumatera Utara
program Diploma III Administrasi Perpajakan menerapkan suatu pendidikan yaitu
dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ke bebagai perusahaan dan instansi
pemerintah.
Adanya Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan
kekuasaan pada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Di dalam
Undang-Undang ini dijelaskan melalui otonomi daerah diharapkan terutama
Kabupaten/Kota akan lebih mandiri dalam menentukan kegiatannya serta
mengindentifikasi potensi sumber-sumber pendapatannya maupun dalam
mengelola pembangunan daerahnya masing-masing sesuai dengan aspirasi
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya. Untuk
menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab
diperlukan kemampuan daerah untuk menggali sumber keuangan sendiri,
mengelola keungan sendiri yang cukup untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah.
Ketergantungan pada pemerintah pusat haruslah seminimal mungkin
sehingga pendapatan asli daerah haruslah menjadi sumber keuangan terbesar di
daerah tersebut. Oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat mengupayakan
penerimaan yang berasal dari daerah sendiri, dengan demikian akan memperbesar
tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan berbagai kegiatan
pembangunan yang bersifat mandiri.
Adapun Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terbesar terletak pada sektor
pajak daerah. Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang dimaksud
dengan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun
2010 Tentang Pajak Daerah untuk melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 03
Tahun 2012. Pajak daerah Kabupaten/Kota yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerang jalan, pajak mineral bukan logam dan
batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan
Dalam penulisan ini penulis mengambil khususnya pajak hotel. Pajak hotel adalah
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Yang dimaksud hotel disini
adalah fasilitas penyedia jasapenginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait
lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
pariwisata,wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,
serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Kabupaten karo adalah daerah yang mempunyai cukup banyak hotel
misalnya saja hotel mutiara berastagi, hotel mickey holiday, hotel bukit kubu,
hotel sibayak dan masih banyak hotel lainnya. Untuk meningkatkan Penerimaan
Asli Daerah (PAD) di kabupaten Karo diperlukan usaha untuk meningkatkan
penerimaan yang berasal dari pajak daerah terutama pajak hotel yang berpotensial
mencerminkan kegiatan ekonomi daerah karena pajak hotel merupakan devisa
bagi Kabupaten Karo yang banyak dimanfaatkan oleh wisatawan yang melakukan
kunjungan wisata ke kabupaten Karo. Dengan adanya hotel di kabupaten Karo
penulis ingin mengetahui bagaimana cara yang dilakukan oleh pemerintah daerah
dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel.
Adanya kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
perusahaan/instansi pemerintah, maka melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri
ini diharapkan mahasiswa dapat menguasai dan mengembangkan semua keahlian
dan keterampilan yang diterima di bangku perkuliahan pada saat memasuki
Kerja Lapangan. Oleh sebab itu penulis ingin membahas dalam Tugas Akhir
tentang “Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten Karo ”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Setiap kegiatan yang
dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan dan manfaat.
1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1.1 Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pemungutan pajak hotel
di Kabupaten Karo.
1.2 Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Karo dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel.
1.3 Untuk mengetahui kendala dalam upaya meningkatkkan pajak
hotel di Kabupaten Karo.
2.Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung
jawab profesionalisme serta kedisiplinanyang nantinya hal-hal
tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
perpajakan .
c. Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama
perkuliahan ke dalam dunia lingkungan kerja melalui Praktik
Kerja Mandiri.
d. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam
melaksanakan kegiatan PKLM, mahasiswa dapat menuangkan
keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam
melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang
timbul.
e. Agar dapat memperoleh pengalaman secara langsung mengenai
situasi dunia kerja yang sebenarnya.
2.2 Bagi Kantor/Instansi
a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kabupaten
Karo dengan Universitas Sumatra Utara khususnya Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
sehingga instansi tersebut dapat mengetahui tingkat
perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP
b. Untuk membantu Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah kabupaten Karo dalam mensosialisasikan pajak
mengenai sistem dan prosedur serta tata cara pemungutan pajak
hotel.
2.3 Bagi Universitas
a. Agar dapat meningkatkan kerja sama antara Universitas
dengan Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah.
b. Agar dapat memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatra
Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU.
c. Mendapatkan masukan, ide, saran dan gagasan untuk evaluasi
kurikulum Program.
C. Uraian Teoritis 1. Pajak Daerah
Definisi atau pengertian Pajak menurut Undang-Undang pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, sebagai berikut :
“Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
Menurut Soemitro (2001;3) Pajak adalah peralihan kekuasaan dari sektor swasta
ke sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
hukum, mendapatkan imbalan yang secara langsung dapat ditunjukkan, yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat
pendorong, penghambat atau pencegahan untuk mencapai tujuan yang ada di luar
bidang keuangan negara.
Menurut mardiasmo (2006;1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) yang langsung dapat
ditujukan dana yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sedangkan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkanUndang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalansecara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah yang
berlaku saat ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1.1Pajak Daerah Provinsi, sebagai berikut:
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan
e. Pajak Rokok
1.2 Pajak Daerah Kabupaten/Kota, sebagai berikut:
a. Pajak Hotel
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
g. Pajak Parkir
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Sarang Burung Walet
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
k.Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 adalah sebagai
berikut :
2.1 . Fungsi budgeter yang berarti pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara
yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan
pembangunan.
2.2 Fungsi reguler berarti suatu alat mengatur dan melaksanakan kebijakan
dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Defenisi Pajak Hotel
Di dalam Undang-Undang No.28 tahun 2009 yang dimaksud dengan pajak
fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata,
wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah
kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
4. Objek dan Subjek Pajak Hotel
Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang menjadi subjek
dan objek pajak adalah sebagai berikut :
4.1 Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahan hotel.
4.2 Objek Pajak Hotel adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas Penginapan atau Fasilitas jangka pendek antara lain : pondok
wisata, motel, wisma pariwisata, losmen dan rumah penginapan,
termasuk rumah kos dengan jumlah kamar 15 atau lebih yang
menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.
b.Pelayanan penunjang antara lain : telepon, faximilli, telex, fotocopy,
pelayanan cuci, setrika, taxi dan pengangkutan lainnya yang disediakan
atau dikelola hotel.
c. Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain: pusat kebugaran, kolam
renang, tennis, golf, karaoke, diskotik yang disediakan atau dikelola
hotel.
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
e. Penjualan makanan dan minuman di tempat yang disertai dengan
5. Dikecualikan dari Objek Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang menjadi
pengecualian dari objek pajak hotel adalah
5.1 Penyewaan rumah atau kamar, apartemen, dan fasilitas tempat tinggal yang
tidak menyatu dengan hotel.
5.2 Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan
oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran.
5.3 Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai oleh umum di hotel.
6. Cara Perhitungan Pajak Hotel
Besarnya pajak yang terutang harus dibayar oleh wajib pajak pengguna
jasa hotel menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah dengan cara :
mengalihkan tarif pajak sebesar 10% dengan dasar pengenaan pajak. Adapun yang
dimaksud dengan dasar pengenaan pajak adalah : jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM )
Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan
dilakukan dalam upaya meningkatkan pajak daerah khususnya pajak hotel antara
lain :
1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah untuk meningkatkan pajak hotel di
kabupaten Karo
2. Faktor-faktor yang menghambat penerimaan pajak hotel di kabupaten
Karo
3. Target dan Realisasi penerimaan pajak hotel di kabupaten Karo
Didalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis membatasi ruang
lingkup kegiatan yang akan dilakukan pada upaya peningkatan penerimaan
pajakdaerah khususnya pajak hotel. Untuk melengkapi kegiatan ini, penulis
mengajukan permohonan kepada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah kabupaten Karo agar dapat membantu dan membimbing penulis untuk
memperoleh data tentang upaya-upaya peningkatan pajak hotel di Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kabupaten Karo.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi
sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukanberbagai persiapan yang menyangkut
PKLM ini, mulai dari penentuan judul, tempat Praktek Kerja Lapangan
Mandiri, mencari dan mengumpulkan bahan untuk membuat proposal dan
melakukan konsultasi dengan dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan
dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang-Undang,
artikel ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan objek PKLM.
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara
langsung pada objek Praktek Kerja Lapangan dan meninjau secara
langsung kondisi serta keadaan objek tampat pelaksanaan kegiatan untuk
mengatahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah kabupaten Karo.
4. Pengumpulan DataDalam tahap ini penulis mengumpulkan data mengenai
upaya meningkatkan penerimaan pajak hotel malalui data sekunder berupa
data hasil dari observasi lapangan, data dokumentasi yang bertujuan untuk
pengumpulan berbagai data yang berhubungan dengan penyusunan
laporan PKLM.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan
menganalisa dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan
diinterprestasikan secara objektif, jelas dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Daftar Interview (Wawancara)
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pegawai yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
2. Daftar Observasi
Dalam metode ini penulis langsung turun ke lapangan untuk melakukan
peninjauan dengan cara mengamati, mendengar serta mencatat mengenai
3. Daftar Dokumentasi
Dalam tahap ini penulis meminta dokumen atau data-data pendukung yang
berhubungan dengan objek PKLM.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan
ke dalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKLM).
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang yang menjadi
pemikiran dalam penyusunan laporan pemilihan judul, tujuan dan
manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL
Dalam bab ini penulis akan menguraikan pengertian dari pajak hotel,
peraturan perundang-undangan dan ketentuan umum, objek dan subjek
pajak hotel, dasar pengenaan wilayah pemungutan dan perhitungan
pajak hotel, tata cara perhitungan dan penetapan pajak, dan tata cara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh serta
pembahasan-pembahasan mengenai upaya meningkatkan penerimaan
pajak hotel di Tanah Karo.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari hasil analisa
dan saran dari penulis.