• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan karunia serta rekezi dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di Perkebunan (studi : pada Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan)” disusun sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi

ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa

ide, semangat, do’a, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

dan tiada henti-hentinya penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak Syufria

Dharma dan Ibu Suryati yang telah merawat dan membesarkan serta mendidik penulis

dengan penuh rasa cinta, kasih sayang dan kesabaran.

Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan

terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku ketua Departemen Sosiologi, sekaligus

(2)

ide-ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga

penyelesaian penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang

memberikan segenap ilmu pengetahuan semasa perkuliahan

4. Bapak Drs. Junjungan SBP Simanjutak, M.Si, selaku dosen penguji pada ujian

proposal yang telah memberikan masukan, ide-ide dan pemikiran dalam

mengerjakan skripsi ini dan sekaligus dosen penasihat akademik yang selalu

memberikan arahan yang baik kepada penulis sebagai mahasiswanya.

5. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa, dan Kak

Betty yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam

hal administrasi dan kepeluan akademis lainnya,kemudian terima kasih kepada

Ibu Dra. Linda Elida, M. si yang telah juga memberikan banyak ilmu tentang

Sosiologi dan pengetahuan masyarakat diluar sana,masyarakat di pegunungan, di

pesisir, di pinggiran kota, kelas menengah atas dan kelas menengah bawah

melalui komunitas Ganbare,dkk.

6. Kepada Bapak dan Mamak tercinta yang telah membesarkan saya dengan

mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan tiada batasnya kepada saya,

selalu memberikan doa’ dan nasehat, dan mendidik saya serta dukungan moril

(3)

7. Kepada adik tersayang Maulida Rahmadani yang selalu memberikan do’a,

semangat, nasehat kepada saya dan masukan yang tidak ternilai harganya dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman Sosiologi stambuk 2010,teman-teman junior stambuk

2011,2012,2013,2014 dan para senioren sosiologi uber ales, teman-teman IMASI

yang sudah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini dan ketika bersama

menuntut ilmu di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, Medan

9. Kepada teman-teman PKL Kuala Begumit series Marlina,Melisa,Juliah,Evi

Yunita,Mira,Nurma,Heppy,Debora,Rohana,Mbak

Uti,Yohanna,Angel,Agusta,Adian,Sehadinggit. Teman SUAGA

(Sugianto,Anggelina Regina dan Yoga. Teman-temen sekomunitas bareng Tri

Quari, Yamin, Mbak Yulia, bang Putra, bang Reza, bang Sahrul, bang Rudi.

Teman sepermainan bareng Johan simamora s. Sos, veby, hivo, sonya, natalia,

hening, warren, defi ayuni. Dan lain-lain yang tidak bisa saya ucapkan satu

persatu.

10.Kepada para informan karyawan perempuan dan laki-laki di Unit Usaha

Tinjowan, Ibu Jemina, Ibu Emna, Ibu Chandra, Ibu Ambarita, Ibu Sri Rezeki, Ibu

Mestika Hani, bapak assisten SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan, bapak

Mirvan Ariza, dan bapak kepala desa Tinjowan bapak Suparman,dan lain

sebagainya yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi penelitian

(4)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai kekurangan

dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran-saran yang sifatnya

membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan,

semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata dengan kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan skripsi ini. Wassalam.

Medan, Februari 2015

WINANDAR YOGA

(5)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata pengantar ... ii

Daftar isi... v

Daftar tabel... ix

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 9

1.3 Tujuan penelitian ... 10

1.4 Manfaat penelitian ... 10

1. Manfaat teoritis ... 10

2. Manfaat praktis ... 10

1.5 Defenisi konsep ... 11

BAB II Kajian Pustaka... 14

2.1Pembagian Kerja Secara Seksual ... 14

2.2Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan Perempuan ... 16

2.3Peran dan hak Perempuan di sektor publik ... 17

2.3.1 Wanita dan Pekerjaan ... 19

2.3.2 Sistem masyarakat patriarkhi ... 20

2.3.3 Status dan peranan perempuan ... 21

2.4Kebijakan Pengarusutamaan Gender ... 23

2.5Perempuan dalam pekerjaan perempuan ... 25

(6)

2.7Mobilitas sosial ... 27

2.8Aspek jaringan sosial ... 29

2.9Manajemen karir ... 30

BAB III Metode penelitian ... 32

3.1 Jenis penelitian ... 32

3.2 Lokasi penelitian ... 32

3.3 Unit analisis dan informan penelitian ... 33

3.4 Teknik pengumpulan data penelitian ... 34

3.4.1 teknik pengumpulan data primer ... 34

3.4.2 teknik pengumpulan data sekunder ... 35

3.5 Interpretasi data ... 35

3.6 Jadwal kegiatan ... 36

3.7 Keterbatasan penelitian ... 36

BAB IV Temuan dan Interpretasi data penelitian ... 38

4.1 Deskripsi wilayah penelitian ... 38

4.1.1 Sejarah ... 38

4.1.2 Letak geografis ... 39

4.1.3 Kondisi sosial ekonomi karyawan ... 39

4.1.4 Visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) ... 51

4.1.5 Struktur organisasi kerja Unit Usaha Tinjowan ... 52

4.2 Profil Informan Penelitian ... 53

(7)

4.2.2 Karyawan laki-laki ... 64

4.2.3 Informan Tambahan ... 71

4.2.3.1 Assisten SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan... 71

4.2.3.2 Ketua SPBUN Basis Tinjowan ... 74

4.2.3.3 Kepala desa Tinjowan dan pensiunan karyawan ... 75

4.2.3.4 Karyawan Pimpinan perempuan,kepala sekolah SMP YAPENDAK ... 77

4.3 Eksistensi Karyawan Perempuan di Unit Usaha Tinjowan ... 78

4.3.1 Karyawan Perempuan dalam Perjanjian Kerja Bersama ... 79

4.3.2 Pasal 43 Karyawan Perempuan sebagai Kepala Keluarga ... 80

4.3.3 Penghargaan terhadap karyawan perempuan ... 82

4.3.4 Kedisiplinan Kerja Karyawan Perempuan ... 84

4.3.5 Kesesuaian Posisi dan Jenis Pekerjaan Karyawan ... 85

4.3.6 Loyalitas Kerja Karyawan Perempuan ... 88

4.3.7 Klasifikasi Informan berdasarkan indikator eksistensinya ... 93

4.4 Mobilitas social karyawan perempuan ... 95

4.4.1 Mobilitas social vertical naik karyawan ... 95

4.4.2 Mobilitas social horizontal karyawan ... 99

4.4.3 Bentuk-bentuk mobilitas sosial karyawan perempuan ... 101

4.4.4 Kesempatan Pelatihan Karyawan Perempuan ... 102

4.4.4 klasifikasi informan berdasarkan mobilitas social karyawan ... 104

(8)

4.7 Faktor penghambat eksistensi dan mobilitas social karyawan perempuan ... 107

4.7.1 Faktor Structural ... 107

4.7.2 Faktor Individual ... 108

4.7.3 Faktor Jaringan social karyawan perempuan ... 110

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 113

Daftar Pustaka ... 115

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Penduduk ... 2

Tabel 2. Angkatan Kerja ... 3

Tabel 3. Komposisi Karyawan ... 8

Tabel 4. Komposisi Karyawan berdasarkan Jenis kelamin dan persentasenya ... 44

Tabel 5. Persentase Pendidikan Karyawan ... 47

Tabel 6. Jenjang Kepangkatan ... 48

(10)

BAB. I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, isu gender antara kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam dunia

kerja menjadi isu yang hangat dalam konteks relasi antara perempuan dan laki-laki

didalam keluarga, masyarakat, ataupun negara. Pekerja perempuan belum mendapatkan

kesempatan yang sama dengan pekerja laki-laki untuk beberapa hal dalam sektor publik

terutama mengenai pekerjaan dan jabatan atau posisi tertentu. Posisi seperti direktur

utama (dirut) karena sistem maka laki-lakilah yang masih dapat menduduki posisi

tersebut, sedangkan perempuan masih dianggap belum mampu. Sebagai contoh beberapa

publik figure atau tokoh perempuan yang berhasil menempati posisi penting seperti

direktur utama yaitu, Galaila Karen Gustiawan yang menjadi dirut PT. Pertamina

(persero) yang menjabat tahun 2009. Dalam posisi lain seperti Menteri Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan anak, Linda Amalia Sari Gumelar dan dalam birokrasi

seperti wakil ketua II MPR Hj. Melani Leimena Suharli dan sebelumnya BRA. Mooryati

Soedibyo. Mereka merupakan salah satu contoh perempuan yang dapat menduduki posisi

penting dalam birokrasi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada sensus penduduk 2010 (Sumatera

Utara dan Indonesia), Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara sebanyak 12. 982. 204

jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak

6. 382. 672 jiwa (49,16 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 6. 599. 532 jiwa (50,84

(11)

perempuan sebanyak 6. 498. 850 jiwa. Seks Rasio adalah 100, berarti terdapat 100

laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Data dapat dibagi menjadi data Penduduk Angkatan

Kerja dan data Penduduk yang bekerja dari sensus penduduk tahun 2010 dan 2013 yang

dijadikan sebagai rujukan dalam latar belakang penelitian ini. Sensus bulan Februari 2010

Penduduk yang Bekerja mencapai 107,41 juta jiwa dan sensus bulan Februari 2013

Penduduk yang bekerja mencapai 114,21 juta jiwa. Sedangkan, jumlah Angkatan Kerja pada sensus 2010 mencapai 116,00 juta jiwa, dan pada sensus 2013 Angkatan Kerja

mencapai 121,19 juta jiwa.

Tabel 1. Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut jenis pekerjaan, jabatan dan

jenis kelamin di Indonesia.

No. Jenis Pekerjaan/Jabatan Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2 3 4 5

1

Tenaga profesional, teknisi dan yang

sejenis

3,719,736 4,217,828 7,937,564

2

Tenaga kepemimpinan dan

ketatalaksanaan

924,369 194,015 1,118,384

3 Tenaga tata usaha dan yang sejenis 3,751,665 2,544,906 6,296,571

4 Tenaga usaha penjualan 9,840,585 11,464,391 21,304,976

5 Tenaga usaha jasa 3,394,543 3,099,308 6,493,851

6

Tenaga usaha pertanian, kehutanan,

perburuan, dan perikanan

(12)

7

Tenaga produksi,operator alat-alat

angkutan dan pekerja kasar

23,631,000 7,335,600 30,966,600

8 Lainnya 524,342 20,222 544,564

JUMLAH 70,206,021 43,815,168 114,021,189

Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus bulan Februari 2013.

(http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/)

Tabel 2. Angkatan Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Indonesia.

No. Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2 3 4 5

1 <SD 33,349,016 23,317,438 56,666,454

2 SMTP 14,351,763 7,755,373 22,107,136

3 SMTA 20,388,152 10,249,913 30,638,065

4 Diploma I/II/III/Akademi 1,619,466 1,795,087 3,414,553

5 Universitas 4,690,160 3,675,344 8,365,504

JUMLAH 74,398,557 46,793,155 121,191,712

Sumber : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sensus Bulan Februari 2013.

(http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/)

Hal ini terlihat bahwa secara jumlah perempuan menjadi mayoritas karena angka

(13)

berdasarkan seperti Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, Pendidikan, dan

Kesempatan kerja jumlah laki-laki lebih banyak dari pada Perempuan.

Dominasi laki-laki terjadi pada :

- Status-status penting dalam pekerjaan

- Posisi atau jabatan tertentu (posisi atas yang biasanya ditempati oleh laki-laki

seperti manajer, direktur dan lain sebagainya).

- Pengangkatan dan kesempatan kerja

- Dan pekerjaan atau lembaga (institusi) tertentu yang masih didominasi

laki-laki.

Dari total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia (data Badan Pusat

Statistik tahun 2012), saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu artinya, jumlah pekerja perempuan hampir sama

besarnya dengan pekerja laki-laki. Hal yang lebih penting, pada saat yang sama

perempuan juga menemukan kebebasan untuk tetap menjalankan perannyasebagai

seorang ibu untuk perempuan yang sudah menikah, dan menjadi seorang single career

untuk Perempuan yang mengutamakan karir dan masa depannya untuk bekerja disebuah

perusahaan. Pemberdayaan kaum perempuan yang menjadi cita-cita Kartini saat ini telah

dapat dinikmati oleh sebagian besar perempuan. Sebagian dari kita tidak saja telah dapat

menemukan pekerjaan sesuai passion, tetapi juga telah memperoleh kebebasan finansial.

(Kompasiana.com)

Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kementerian atau lembaga

merupakan implementasi Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

(14)

berkewajiban untuk mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan

permasalahan perempuan dan laki-laki dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,

dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan

dan pembangunan. Agar suatu penyusunan kebijakan dapat mempertimbangkan aspek

Gender, dukungan pejabat lain sangat diperlakukan. Inpres Nomor 9 Tahun 2000 diacu

oleh Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014, yang menetapkan Kebijakan

Pengarusutamaan Gender (PUG) lintas Bidang pembangunan, sebagai salah satu prinsip

dan landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan (RPJMN 2010-2014).

Pengarusutamaan gender dalam pembangunan adalah strategi yang digunakan untuk

mengurangi/menghilangkan kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan

Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta

meningkatkan partisipasi keduanya dalam pengambilan keputusan dan penguasaan

terhadap sumberdaya pembangunan, seperti misalnya pengetahuan, keterampilan,

informasi, kredit. (Panduan Pelatihan Pengarusutamaan Gender Kementerian Keuangan,

tahun 2011)

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang

usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas

kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan

pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku

berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan

(15)

Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat,

Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas,

Batubara dan Mandailing Natal. (http://www.ptpn4.co.id/)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan merupakan

perkebunan kelapa sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) untuk mengelola hasil

panen sawit sampai menjadi CPO (bahan setengah jadi). Ada beberapa bagian pekerjaan

yang biasa ditempati dan diduduki oleh karyawan perempuan di Unit Usaha Tinjowan,

dan pembagian kerja ini dapat dilihat dari status sosial pekerjaan (seperti, buruh) dan

stratifikasi sosial pekerjaan (berdasarkan struktur organisasi kerja).

Secara umum, bisa dilihat keterlibatan Perempuan dalam perkebunan sebagai berikut ;

1. Sisi pertama, kegiatan perempuan atau ibu istri tidak bekerja dari karyawan

pelaksana atau pimpinan di Unit Usaha Tinjowan :

a. IKBI (ikatan keluarga besar istri)

b. Pengurus Perwiritan

c. Pengajian IKBI

d. Pengurus Koperasi Karyawan.

e. MTSI (agama islam) dan PUK (agama Kristen)

2. Sisi kedua, perempuan yang terlibat langsung pada sector perkebunan,bagian

kantor dan pekerjaan lapangan :

a. Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN)

b. Karyawan tetap (karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan)

c. Karyawan tidak tetap (honor perusahaan dan outsouching)

(16)

e. Karyawan perempuan yang bekerja dilapangan, seperti mandor atau

karyawan lapangan biasa bidang pemeliharaan tanaman dilapangan.

f. Perempuan yang ikut membantu suaminya memanen buah.

Menurut Mazdalifah (dalam jurnal Harmoni Sosial, 2007), Perempuan yang

bekerja di perkebunan khusus sebagai buruh disebabkan karena dua alasan. Pertama,

penghasilan suami (umumnya bekerja sebagai karyawan perkebunan) tidak mencukupi.

Kondisi ini kemudian menyebabkan istri harus bekerja guna memenuhi ekonomi

keluarga. Kedua, pekerjaan tersebut relatif mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

Pekerjaan sebagai buruh tidak membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi, atau

dapat dikatakan hanya membutuhkan tenaga.

Dalam hal eksistensi dan mobilitas sosial pada karyawan perempuan, dapat

terlihat dari keseharian karyawan perempuan mulai dari pertama kali masuk kerja sampai

dengan karir yang dimiliki sekarang. Karyawan perempuan tersebut memperlihatkan

dalam hal memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan laki-laki mengenai

golongan atau jabatan ataupun jenjang karir (berbeda setiap instansi dan birokrasi) dan

membentuk sebuah stratifikasi pekerjaan masing-masing.

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan, memiliki prosedur tersendiri

mengenai proses perekrutan karyawan baik perempuan maupun laki-laki. Penilaian

mengacu pada kualitas diri para karyawan dan kinerjanya selama ini. Data dibawah

(17)

Tabel 3. Komposisi Karyawan Perempuan Menurut Bagian Kerja dan Jenis

Kelamin di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

No. Bagian Pekerjaan Karyawan Pelaksana Jumlah

Laki – laki Perempuan

1 2 3 4 5

1 Dinas Tanaman 4 1 5

2 Kantor Tata Usaha 13 7 20

3 Gudang 4 0 4

4 SDM dan Umum 13 14* 27

5 Pengamanan 18 0 18

6 Transport 13 0 13

7 Teknik sipil 16 20* 36

8 Bengkel 7 0 7

9 Bengkel umum 16 0 16

10 Bengkel listirk 6 0 6

11 PKS 65 0 65

12 Pengolahan 18 5 23

13 Afdeling I 59 17 76

14 Afdeling II 62 17 79

15 Afdeling III 57 16 73

16 Afdeling IV 56 15 71

17 Afdeling V 50 20 70

(18)

Jumlah 479 135 614

(data diambil dari bagian SDM dan Umum Unit Usaha Tinjowan, April 2014)

Nb: Tanda (*) menandakan banyaknya jumlah Karyawan Perempuan pada bagian

Pekerjaan tersebut.

Dari data dan realitas sosial yang ditemukan dilapangan, maka peneliti tertarik

untuk meneliti mengenai Eksistensi dan Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di

Perkebunan (studi Pada Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Usaha Tinjowan),dan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

menjadikan karyawan perempuan menjadi objek penelitian untuk melihat eksistensi dan

mobilitas sosial karyawan perempuan dalam penelitian ini.

1.2Perumusan Masalah

Dalam Penelitian ini yang menjadi perumusan masalah penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Eksistensi Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV

Unit Usaha Tinjowan?

2. Bagaimana Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Usaha Tinjowan?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu

penelitian ( Bungin, 2008 : 75 ). Dan adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini

(19)

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai Eksistensi Karyawan Perempuan di

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai Mobilitas Sosial Karyawan

Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan

1.4Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan

kajian ilmiah yang berkaitan dengan Sosiologi Gender dan Sosiologi Masyarakat

Perkebunan untuk Mahasiswa departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara dan mengenai Eksistensi dan Mobilitas Sosial

Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini ditujukan dan bermanfaat kepada pihak perkebunan kelapa sawit

PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan, dinas tenaga kerja dan transmigrasi,

pemerintah serta pihak-pihak birokrasi lain yang digunakan sebagai keperluan data

penelitian, referensi, kebijakan dan keperluan lainnya.

1.5Definisi Konsep

1. Keadilan Gender, berbicara mengenai perlakuan adil yang dimiliki dan diberikan oleh setiap individu baik laki-laki dan perempuan dalam memperoleh sesuatu hal

(20)

yang didiapatkan karyawan baik upah, insentif, kesempatan kerja, golongan dan

jabatan.

2. Kesetaraan Gender, mengenai kesempatan yang sama terkait hak dan kewajiban yang dimiliki setiap individu laki-laki dan perempuan dalam segala hal dan

kesempatan.

3. Eksistensi Karyawan Perempuan, Menurut Zainal Abidin (2008) Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau

sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam

mengaktualisasikan potensi-potensinya. Oleh sebab itu, arti istilan eksistensi analog

dengan ‘kata kerja’ bukan ‘kata benda’. Eksistensi adalah milik pribadi. Tidak ada

dua individu yang identik. Oleh sebab itu, eksistensi adalah milik pribadi, yang

keberadaannya tidak bisa disamakan satu sama lain.

Eksistensi karyawan perempuan merupakan keberadaan karyawan perempuan dalam

menyikapi segala situasi dan kondisi sosial dimana perempuan tersebut bekerja dan

menjalankan karirnya termasuk jabatan, golongan, mutasi kerja dan semua yang

terkait dengan pekerjaan di PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha

Tinjowan,dan untuk mengukur peran dan perlakuan terhadapnya, seperti hak dan

kewajiban karyawan tersebut.

4. Pekerja/karyawan Perempuan adalah setiap perempuan yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain disuatu instansi atau lembaga

perusahaan baik pemerintah maupun swasta dengan ketentuan status pekerjaan

(21)

5. Karir merupakan suatu arah (jalan) umum yang dipilih seseorang untuk mengejar keseluruhan kehidupan pekerjaannya.

6. Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain (pada karyawan perempuan). Mobilitas

vertikal (naik dan turun) adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau

sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. (jabatan kerja Karyawan

Perempuan). Mobilitas horizontal (dalam lapisan sosial) perpindahan status sosial

seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial tertentu. (mutasi kerja

karyawan perempuan). Dalam hal ini Mobilitas sosial yang terjadi dalam posisi dan

status pekerjaan atau jabatan dan jenjang karir yang terjadi dan dimiliki oleh

karyawan perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.

7. Pembagian Kerja seksual, merupakan pembagian kerja yang berdasarkan jenis kelamin (maskulinitas dan feminitas) dan gender. Pekerjaan yang disesuaikan dengan

kemampuan dan kesesuaian nilai,norma dan peraturan yang berlaku bagi perempuan

dan laki-laki dalam ketenagakerjaan.

8. Stratifikasi Pekerjaan, merupakan tingkatan status pekerjaan tertentu dan membentuk status sosial tertentu yang dimiliki oleh pekerja atau karyawan.

9. Jenjang Karir, merupakan karir yang dimiliki karyawan perempuan berupa golongan jabatan karyawan. Yaitu, golongan IA s/d ID, IIA s/d IID (untuk karyawan

pelaksana). Golongan IIIA s/d IVD (untuk karyawan pimpinan, seperti assisten,

kepala dinas dan manajer). Jenjang karir karyawan digambarkan dengan Golongan

(22)

10. Jaringan sosial, merupakan hubungan sosial yang mempengaruhi suatu kebijakan,penggambilan keputusan dan hal lainnya dalam dunia kerja. Dalam hal

ini,konsep jaringan sosial digunakan untuk melihat adanya keterikatan hubungan

Gambar

Tabel 1. Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut jenis pekerjaan, jabatan dan
Tabel 2. Angkatan Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin di Indonesia.
Tabel 3. Komposisi Karyawan Perempuan Menurut Bagian Kerja dan Jenis

Referensi

Dokumen terkait

Jangkitan filariasis limfatik pada manusia yang disebabkan oleh nematoda yang menduduki saluran limfatik dan darah manusia boleh menyebabkan pelbagai manifestasi klinikal

Tenaga surya pada dasarnya adalah sinar matahari yang merupakan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang yang tampak dan yang tidak tampak, yakni mencakup spektrum

'HQJDQPHPSHODMDULTDOTDODKNLWDMDGLPHPDKDPLVHEDJLDQVLIDWKXUXIKLMDL\\DK. Dari keempat pembagian qalqalah yang sudah disampaikan pada materi sebelumnya, kita mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Sains Berbasis

File and Region icons in the Import Audio dialog On Mac, Sound Resource files must have the “.SFIL” extension to be imported by Pro Tools.. Audio File icon Audio

Semua perlakuan iradiasi menghasilkan jumlah polong lebih rendah dibandingkan kontrol pada tanah non-salin, terjadi peningkatan jumlah polong pada tanah salin 2

Di samping metodologi di dalam membaca, perlu dicatat di sini bahwa setiap pandangan (baik pro ataupun kontra) dapat dilihat sebagai suatu ideologi dari pembaca; sehingga,

students. Continuance Commitment, dependence of principals, teachers and students at school to make a profit. Normative Commitment, awareness to do the job