• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN

PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA

Wahyu Rosyid1

Abstrack:

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah mengambil peran sebagai oraganisasi Islam yang berkemajuan, dengan gerakan tajdid (purifikasi dan modernisasi) yang dilakukannya, Muhammadiyah telah banyak mengadakan pembaharuan dalam segala aspek kehidupan. baik itu kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Pada aspek kehidupan beragama, Muhammadiyah sejak awal kelahirannya telah meluruskan arah kiblat sholat umat Islam, kemudian pada aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, kiprah Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi. Muhammadiyah adalah oraganisasi Islam yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. telah ikut serta dalam melawaan penjajah dan juga ikut serta dalam merumuskan pancasila sebagai dasar Negara ini, Maka tidaklah heran jika Muhammadiyah dewasa ini dikatakan sebagai Organiasasi Pembaharuan, yang telah memberikan pencerahan melalui pemikiran dan bukti nyata baktinya kepada Agama, Nusa dan Bangsa.

Kata Kunci: Muhammadiyah, Indonesia, gerakan tajdid, pembaharuan.

1

(2)

Pendahuluan

Muhammadiyah yang berdiri tahun 1912 dikenal sebagai gerakan Islam modernis

atau reformis dan juga sebagai sebuah gerakan pemabaharuan (tajdid) telah menunjukkan

eksistensinya sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, dinamis, cerdas dan kreatif

dalam melihat tanda-tanda zaman. Sosok KH. Ahmad Dahlan mewakili kecerdasan itu.

Beliau tampil elegan dengan gaya pemikiran bebas, kreatif sekaligus arif. Pada dirinya

tampil kesempurnaan pemikir pembaharu yang utuh.

Memahami Muhammadiyah bukanlah memahami organisasi dalam pengertian

administratif yang bersifat teknis saja, namun kita harus memahami Muhammadiyah

sebagai gerakan Islam atau gerakan keagamaan (religious movement) yang terkandung di

dalamnya sistem keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi

(organization) dan praktik-praktik aktifitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan

(goal) yang dicita-citakan.

Tampil sebagai gerakan pembaharu (tajdid), Muhammadiyah mendapatkan

pengikut yang kebanyakan kaum muda dan kaum akademisi yang menginginkan

perubahan dari kekolotan faham agama yang jumud atau mandeg. Percampuran faham agama dengan dogma Takhayul, Bid‘ah dan Khurafat (TBC) yang melekat saat itu adalah pekerjaan besar yang dihadapi Muhammadiyah. Proses revitalisasi dengan jargon kembali

kepada Al-Quran dan Sunnah menjadi alat yang ampuh untuk membangunkan kembali

umat Islam dari tidur panjangnya. KH. Ahmad Dahlan dengan semangat tajdidnya

mengagetkan banyak ulama saat itu, ia sempat dicaci sebagai kyai gila, kyai kafir dan lain

sebagainya.

Selama 1 abad keberadaanya, Muhammadiyah telah banyak melakukan

pembaharuan di negeri ini. Memberi sumbangsih berupa pemikiran dan buktinyata,

sebagaimana yang telah di lakukan oleh Rasulullah Saw pada zamanya, dan KH. Ahmad

Dahlan pada zamannya pula,dan terus berlanjut sampai sekarang. ini menunjukkan bahwa

muhammadiyah adalah organisasi yang mampu merentas zaman. Muhammadiyah

memberikan Pembaharuan dalam berbagai bidang seperti sosial, politik, budaya dan

pendidikan serta masih banyak lagi.

Pembaharuan yang dimaknai oleh Muhammadiyah adalah suatu proses

berkelanjutan yang tidak akan pernah berkesudahan untuk memperbaiki tatanan

kehidupan beragama dan bernegara pada setiap zaman.,sebagaimana yang menjadi

(3)

benarnya. Dalam Artian, melakukan transformasi mental, transformasi gagasan,

transformasi cara kehidupan dan bersikap, serta transformasi etiket dan etika dalam

kehidupan sebuah bangsa.. Muhammadiyah akan terus memberikan Kontribusi dan

sumbangsihnya untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Negara ini, Karena

muhammadiyah terlahir untuk mencerahkan bangsa.

Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Tajdid (Pembaharuan) dalam

Muhammadiyah?

2. Apasajakah Pembaharuan yang telah di lakukan oleh Muhammadiyah?

3. Bagaimana peran Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan dalam

(4)

Pembahasan

A. Tajdid

Kehidupan adalah sebuah proses yang menuntut terjadinya perubahan, dan

idealnya perubahan itu harus bersifat progressif serta revolusioner. Hal ini membuktikan

bahwa diri manusia tidak berada dalam ruang yang kosong dan statis. Ada

kesinambungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Karena itu

dalam pergumulan eksistensi umat Islam sebagai khalifah fil ardh, umat Islam senantiasa

berhadapan dengan perubahan internal-eksternal sehingga mustahil untuk menutup diri

dan pura-pura tidak tahu akan adanya perubahan yang terjadi. Manusia senantiasa harus

berubah kearah yang lebih baik, dan membawa pembaharuan baik bagi dirinya maupun

lingkungannya.

Secara bahasa (etimologi) tajdid memiliki makna pembaharuan berarti ―mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang seharusnya‖. Sedangkan dalam pengertian istilah (terminology), tajdid berarti pembaharuan terhadap kehidupan

keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan, sebagai respon atau reaksi

atas tantangan baik internal maupun eksternal yang menyangkut keyakinan dan sosial

umat (Ibnu Salim dkk: 1998:1). Dalam pengertian lain, tajdid adalah upaya untuk

memperbaharui interpretasi-interpretasi atau pendapat-pendapat ulama terdahulu terhadap

ajaran-ajaran dasar Islam, atas dasar bahwa ajaran tersebut sudah tidak relevan dengan

tuntutan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, tajdid adalah usaha yang kontinyu

dan dinamis, sebab selalu berhadapan dan beinteraksi dengan historisitas kehidupan

manusia.

B. Muhammadiyah dan Gerakan Tajdid (Pembaharuan)

Dalam konteks Muhammadiyah, tajdid di Manifestasikan sebagai sebuah asas

gerakannya, selain sebagai gerakan islam dan gerakan dakwah. sehingga tajdid sudah

menjadi nalar dan karekter gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu, tajdid sudah

menjadi tema yang mendarah daging pada pendiri Muhammadiyah. Dalam kenyatannya,

gerakan tajdid muncul dalam pelbagai bentuk. yang masing-masing merupakan

tanggapan terhadap persoalan yang terjadi dinamisasi lingkungannya. Persoalan yang

dimaksud muncul dalam bentuk,pertama, tantangan kemunduran umat Islam dan

yang kedua, tantangan yang muncul dari kemajuan umat Islam. (Maryadi Abdullah 2000:

(5)

Atas dua tantangan tersebut, maka Muhammadiyah mengartikan tajdid sebagai

gerakan purifikasi (pemurnian) dan modernisasi ( pembaharuan). Dengan formulasi ini,

maka Muhammadiyah menyatakan bahwa tajdid meliputi tiga dimensi. Pertama,

pemurnian aqidah dan ibadah serta pembentukan akhlakulkarimah. Kedua, pembentukan

sikap hidup yang dinamis, kreatif, prograsif dan berwawasan ke depan. Dan ketiga,

pengembangan kepemimpinan, organisasi dan etos kerja dalam persyarikatan

Muhammadiyah (BRM 1997: 47-48)

a. Gerakan Purifikasi

Dalam Muhammadiyah, purifikasi(Tanfizdu al-aqidah al-Islamiyah) adalah

agenda yang telah dikalagkan dari awal kelahirannya. Purifikasi merupakan gerakan

pembaruan untuk memurnikan ajaran agama islam dari syirk atau dalm artian

mengembalikan agama kepada semangat dan ajaran Islam yang murni dan

membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah dan Khurafat. Cita-cita dan gerakan

pembaharuan yang dipelopori Muhammadiyah sendiri sebenarnya menghadapi

konteks kehidupan keagamaan yang bercorak ganda, sinkretik dan tradisional.

Menurut keyakinan Muhammadiyah, Islam yang murni adalah keyakinan dan

amal keagamaan yang hanya berdasarkan Al-quran dan sunah nabi. Selain kedua

sumber itu, maka tidak lagi ada sumber lain yang diterima, karena penerimaan atau

pengakuan akan amal beragama dengan sumber tambahan akan menjerumuskan umat

kedalam kegiatan bid’ah,khurafat atau mungkin terperosok kedalam perbuatan

syirik.

Muhammadiyah berusaha mendongkel budaya Islam sinkritik dan Islam

Tradisional sekaligus, dengan menawarkan sikap keagamaan yang lebih puritan.

Gerakan "pemurnian" (purifikasi) berarti rasionalisasi yang menghapus

sumber-sumber budaya lama untuk digantikan budaya baru, atau menggantikan tradisi lama

dengan etos yang baru. Muhammadiyah tampak sekali dengan sadar melakukan

pelbagai upaya pembaruan demi mencapai cita-cita transformasi sosialnya itu.

Gerakan purifikasi Muhammadiyah sampai saat ini masih melakukan penguatan

dan penyadaran terhadap pola kehidupan manusia. Gerakan yang tidak kalah

pentingnya adalah penajaman tauhid. Karena formulasi tauhid adalah terletak pada

realitas sosial. Apapun bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan

mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas

(6)

sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Tauhid harusnya dapat menjawab semua

problematika kehidupan modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu

memberikan alternatif baru yang lebih anggun dan segar. Karena Tujuan tauhid

humanisasi, yang Menurut Kuntowijoyo adalah memanusiakan manusia2

b. Gerakan Modernisasi (Pembaharuan)

Model gerakan Muhammadiyah yang sangat menggigit dan concern dengan

cita-cita awalnya adalah pembaruan (modernisasi atau reformasi). Modernisasi

(tajdid) adalah gerakan pembaruan pemikiran Muhammadiyah untuk mencari

pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi. Yang merujuk pada Al-

Qur'an dan As- Sunnah sebagai titik tolak atau landasan yang sekaligus juga memberi

pengarahan, ke arah pemikiran itu harus dikembangkan

Gerakan Pembaharuan dalam Muhammadiyah di dasarkan pada keyakinan

bahwa Islam bertujuan untuk menciptakan suatu tata sosio-politik di atas landasan etik

dan moral yang kuat dalam rangka mengaktualisasikan prinsip rahmatan lil

alamin dalam ruang dan waktu.

Muhammadiyah dengan tajdidnya akan senantiasa akan relevan terhadap

perubahan yang akan bergulir. Tajdid bagi Muhammadiyah adalah perangkat yang

dipersipkan untuk mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuian dan teknologi. Tajdid

sebagai media atau sarana yang benar-benar diharapkan mampu menyelesaikan dan

meremajakan problema meskipun hal itu sama sekali baru. Dalam hal ini,

Muhammadiyah tidak akan kehilangan elan vitalnya dari permukaan, jika problem

yang dihadapi dapat terjawab secara tepat. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid

berarti mengadaptasikan persoalan-persoalan keagamaan dan sosial pada

wilayah historis-empirs.

Dinamisasi yang ada pada tubuh Muhammadiyah adalah mempertautkan antara

teks"normatifitas" dengan teks "historisitas". ( dari tekstual menuju Kontekstual). Dua

wilayah ini dalam garapan Muhammadiyah senantiasa berjalan bersama-sama.

Misalnya, K.H. Ahmad Dahlan dalam mengajarkan Surat Al-Ma'un kepada

santri-santrinya menunjukkan bukti nyata bahwa Muhammadiyah tidak hanya berputar-putar

pada wilayah teologis, tetapi Muhammadiyah berusahaconcern terhadap problem

2

(7)

jsosial yang harus memperoleh perhatian serius. Sehingga teologi Muhammadiyah

menjadi teologi sosial yang dapat dilihat kasat mata dan konkret . Oleh karena itu,

Muhammadiyah kemudian mendirikan amal usaha, seperti PKU (Rumah Sakit),

Lembaga Pendidikan, Panti Asuhan, dan bidang-bidang sosial lainnya.

C. Amal Usaha Sebagai Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah

Muhammadiyah dalam menjalankan Gerakan Tajdidnya (pembaharuan)

diimpelemntasikan dalam bentuk aksi nyata berupa amal yang konkret, artinya

Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam sebagai ajaran dalam kehidupan haruslah

nyata, karena itu dikatakan sebagai amal usaha. Namun langkah gerakan Muhammadiyah

dalam bentuk usaha tidak sekadar serangkaian kegiatan praktis tanpa fondasi dan tujuan

yang mulia, tetapi merupakan wujud dari dakwah atau misi Islam yang dijalankan

Muhammadiyah, karena itu dinamakan amal usaha. Jadi amal usaha ialah amal yang

diwujudkan dalam usaha dan usaha yang dilandasi nilai amal sebagaimana perintah Allah

agar manusia muslim selaku pribadi maupun kolektif beriman dan beramal shaleh.

Karena itu amal usaha dalam Muhammadiyah bukan sekadar serangkaian langkah praktis

semata tetapi miliki filosofi yang berpijak pada misi gerakan Muhammadiyah untuk

menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud maasyarakat Islam

yang sebenar-benarnya.

Karena itu Muhammadiyah melalui gerakan teologi Al-Ma‘un, melakukan pelbagai pembaharuan membuat amal usaha dalam berbagai bidang, seperti; pendidikan,

kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan amal usaha lainnya. sejak

awal berdirinya hingga saat ini, Muhammadiyah telah menghadirkan Islam dalam dunia

nyata, bukan sekadar norma dan dogma ajaran langit belaka. Muhammadiyah telah

mengahadirkan islam dalam wajah yang lebih Trasformatif, dengan segala pembaharuan

yang dilakukannya.

Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‗an Surat Ali Imran 104, yang belakangan

disebut sebagai ayat Muhammadiyah, ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran ―transendensi‖ yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang

murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan

(8)

agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau

Modernisme Islam di Indonesia

D. Peran Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan di Indonesia

Sebagai bagian terbesar dari bangsa, umat Islam harus merasa memiliki tanggung

jawab terbesar, Umat Islam harus merasa untuk menunaikan tanggung jawab itu paling

pertama. Islam adalah agama kemajuan, maka berkeislaman sejati adalah keberagaman

yang mendorong kemajuan kebudayaan dan peradaban. Kemunduran dan apalagi

keterpurukan peradaban adalah bertentangan dengan watak Islam dan tidak

mencerminkan keberIslaman sejati itu. Maka oleh karena itu, Umat Islam harus merasa

terpanggil untuk mencerahkan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.

Sebagai Ormas islam Tertua di Indonesia, Muhammadiyah harus merasa untuk

menunaikan tanggung jawab itu paling pertama. Bagi Muhammadiyah, penunaian

tanggung jawab ini adalah refleksi keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan

komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil dalm memajukan

kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini, Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik

Kehidupan Beragama, Berbangasa dan Bernegara, Muhammadiyah Telah hadir sebagai

Agen Pembaharuan. Yang memberi pencerahan pada bangasa melalui gerakan

pencerdasan, peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan social, pemberdayaan tarap

kehidupan ekonomi masyarakat, selain tentu pencerahan kehidupan keberagamaan umat

Islam. Mungkin Tiadalah berlebihan kiranya untuk dikatakan bahwa Muhammadiyah,

sebagai kekuatan masyarakat madani, telah ikut tampil sebagai problem solver atau

penyelesai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Berikut adalah pembaharuan yang

telah dilakukan Muhammadiyah untuk kemajuan Bangsa Indonesia dalam berbagai

bidang.

a. Pembaharuan terhadap Kehidupan Beragama Umat Islam

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah memang telah membawa pembaharuan

dalam bidang agama dan keyakinan,dengan gerakan Purifikasinya, yang bertujuan

memurnikan ajaran al-Qur'an dan Sunnah dari praktek-praktek takhayul,

bid’ah dan khurafat yang dianggap syirik. Dengan kata lain, Muhammadiyah berkepentingan mengusung Islam murni dan terbentuknya aqidah yang lurus ( salimul

Aqidah) (Lihat Azhar Basyir: 1993: 255). Muhammadiyah menyadari, bahwa

(9)

Perlu digaris bawahi terlebih dahulu di sini bahwa program purifikasi (Tanfizdu

al-aqidah al-Islamiyah) adalah ciri yang cukup menonjol dari Persyarikatan Muhammadiyah

generasi awal, dan hingga sampai saat sekarang ini. Pemberantasan TBC (Takhayul,

Bid'ah dan Churafat) merupakan respon konkrit Muhammadiyah terhadap Budaya

setempat yang dianggap menyimpang dari aturan aqidah Islamiyah.

Kemudian, Muhammadiyah Melalai Pendirinya yaitu, KH. Ahmad Dahlan juga

telah Melakukan perubahan terhadap arah Kiblat orang yang melakukan shalat agar arah

orang yang ada di pulau Jawa (Yogyakarta) menghadap ke arah kiblat yang tepat, karena

menurutnya selama ini arah kiblat masyarakat setempat adalah keliru dengan dasar ilmu

falak.3 Dan masih bnayak pembaharuan yang dilakukan oleh muhammadiyah dalam

bidang agama, seperti Praktik sholat ied berjamaah di lapangan terbuka, dan Penggunaan

Metode Hisab dalam Penentuan awal bulan Qamariyah.

b. Gerakan emansipasi Wanita

Pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‗Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam

rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta

memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan

Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad

Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi

Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari

pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ‖feminisme‖ seperti berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.

c. Pencerdasan Kehidupan Bangsa

Langkah Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam bidang

pendidikan alah dengan merintis pendidikan ‖modern‖ yang memadukan pelajaran agama

dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ‖iman‖ dan ‖kemajuan‖, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman

3

(10)

modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam ‖modern‖ bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam ―modern‖ itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.

Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang

mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan

umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.

Sampai Saat ini Muhammadiyah Tetap konsinten untuk terus melakukan

pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagai bentuk manifestasi dari pembukaan UUD

RI yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang akan berdampak pada peningkatan

kualitas hidup rakyat Indonesia. hingga tahun 2010 tercatat ormas Islam Muhammadiyah

telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman pendidikan Alquran, 6 sekolah luar

biasa, 1.176 sekolah dasar, 1.428 madrasah diniyah/ibtidaiyah, 1.188 Sekolah Menegah

Pertama (SMP), 534 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 515 Sekolah Menengah Atas (SMA),

278 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 172 Madrasah Aliyah (MA), serta 64 pondok

pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki

40 universitas, 88 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik4. Nama-nama seperti

Bustanul Athfal/TK Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA

Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah bermunculan di

berbagai daerah..

d. Peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan social

Adapun Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, yang terinspirasi ole QS Al ma‘un yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah

momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ‖teologi transformatif‖, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ‖hablu min Allah‖ (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ‖teologi amal‖ yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini

4

Data diperoleh dari: Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah 2010, LPPI

(11)

Berdirinya lembaga amal usaha sosial dalam bentuk panti sosial Muhammadiyah,

sebagai wujud kepedulian persyarikatan Muhammadiyah dalam menghadapi

permasalahan kemiskinan, pembodohan dan meningkatnya jumlah anak yatim piatu dan

anak terlantar. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS Al-Ma'un.

Panti sosial Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di masyarakat, memiliki

perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan yang diharapkan akan lebih menjamin

efektifitas pelayanan.

Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan sosial ini, hingga tahun 2008

Muhammadiyah telah memiliki 228 panti asuhan yatim, 18 panti jompo, 22 balai

kesehatan sosial, 161 santunan keluarga, 5 panti wreda/manula, 13 santunan

wreda/manula, 1 panti cacat netra, 38 santunan kematian, serta 15 BPKM (Balai

Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).

Forum Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Forpama) yang dibentuk untuk

Periode 2007 s.d 2010, sejak diberikan tanggungjawab, terus melakukan berbagai macam

terobosan dan langkah-langkah strategis untuk menjadikan panti sosial

Muhammadiyah-Aisyiyah sebagai lembaga profesionalisme, prima dalam kualitas pelayanan dan memiliki

keteguhan komitmen dalam pembinaan anak-anak asuh panti sosial

Muhammadiyah-Aisyiyah yang berjumlah lebih dari 22.000 anak se-Indonesia dari 351 kelembagaan Panti

Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Direktori Forpama, 2008).

e. Pemberdayaan tarap kehidupan ekonomi masyarakat

Dalam Bidang Pemberdayaan ekonomi, Muhammadiyah mendukung kebijakan

pemerintah yang bertekad mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi rakyat.

Khususnya mereka yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Penerapan system

ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil adalah solusi terhadap keadaan bangsa.

Karenanya, pemberdayaan pengusaha kecil menengah serta koperasi perlu ditingkatkan

sebagai factor indtrumental bagi pemberdayaan ekonomi rakyat. System ekonomi

berbasis prisip-prinsip Islam mungkin bisa menjadi alternative bagi pemecahan masalah

perekonomian nasional. System yang mulai diterapkan di beberapa Negara berpenduduk

mayoritas bukan Islam tentu cukup relevan untuk diterapkan di negeri yang berpenduduk

mayoritas Muslim ini. Untuk itu diperlukan keinginan politik pemerintah untuk

menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan system ini, khususnya perkembangan

(12)

f. Muhammadiyah Sebagai Negarawan

Ibarat dua sisi mata uang, Muhammadiyah memainkan sekaligus dua perannya

yang penting yakni peran keislaman dan keindonesiaan. Besarnya sumbangsih

Muhammadiyah membuat Bung Karno—pejuang dan Proklamator kemerdekaan,pendiri

serta presiden pertama Republik Indonesia yang baru dianugerahi gelar pahlawan

nasional bersama Bung Hatta—di akhir pidato penutupan Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad pada 25 November 1962 di Jakarta,pernah berkata: ―Sekali Muhammadiyah, tetap Muhammadiyah!‖ Pernyataan itu menegaskan betapa strategisnya keberadaan Muhammadiyah dalam menjaga keutuhan bangsa, kemajemukan, serta

keharmonisan antar umat beragama sekaligus berperan penting dalam membangun

masyarakat Indonesia.

Kontribusi dan Kiprah Muhammadiyah dalam Bidang Kenegaraan dan Kebangsaan

tidak mungkin dapat diragukan lagi, Muhammadiyah menaruh andil Yang cukup besar

dalm Perjalanan Bangsa ini, Baik dalam Proses Merebut Kemerdekaan Maupun Mengisi

Kemerdekaan, Muhammadiyah adalah bagian integral dari Perjalanan Bangsa ini.

Sebagai unsur masyarakat madani yang mengalami hiruk pikuk perjuangan

menegakkan kemerdekaan Indonesia, Muhammadiyah memandang bahwa keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah tanggung jawab untuk dipertahankan. Bagi

Muhammadiyah NKRI adalah bentuk ideal dari kehidupan bernegara Bangsa Indonesia

yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya. Sebagai kelompok yang pada

awal kemerdekaan lewat ketuanya Ki Bagus Hadi Kusumo mengusulkan perumusan sila

pertama pancasila seperti yang ada sekarang ini, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, maka

bagi Muhammadiyah Negara Pancasila adalah final sebagai alat pemersatu bagi bangsa

Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai ajaran tauhid, merupakan nafas dari kehidupan

berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia. Komitmen terhadap Pancasila ini menolak

segala bentuk penyimpangan dan penyelewengan kepada sikap dan pandangan yang anti

(13)

Kesimpulan

Sebagai organisasi islam tertua di Negara ini, Muhammadiyah telah banyak memberikan sumbangsihnya untuk pembangunan bangsa. gerakan pembaharuan yang di usung oleh Muhammadiyah telah membawa sebuah Paradigama berfikir yang baru, dan menghadirkan islam dalm wajah yang lebih tranformatif dan actual, Demi tercapainya cita cita dari Muhammadiyah itu sendiri, Yaitu, ―Menegakkan dan Menjunjung Tinggi ajaran Agama Islam, Sehingga terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar benarnya

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H.M. Amin, 2000, ―Manhaj Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Keislaman‖, in Pengembangan Pemikiran Keislaman Muhammadiyah: Purifikasi dan Dinamisasi, Yogyakarta: LPP.

Abdullah, M. Amin, 1995, ―Pendekatan ―Teologis‖ dalam Memahami Muhammadiyah‖, Dalam Kelompok Studi Lingkaran (ed.). Intelektualisme Muhammadiyah: Menyongsong Era Baru. Bandung: Mizan & KSL.

Barnett, Tony, 1995, Sociology and Development, London: Routledge.

Fachruddin, KH A.R., 1990, ―Dari KH. A.R. Fachruddin untuk DR. Nurcholish Madjij‖, dalam Sujarwanto dkk Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan: Sebuah Dialog Intelektual, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Ghazali, Syaikh Muhammad Al-, 1996, Berdialog dengan Al-Qur’an: Memahami Pesan Kitab Suci dalam Kehidupan Masa Kini, Bandung: Mizan.

Haskell, Thomas L., 1999, 3.

(14)

Kamal, Musthafa (dkk.), 1994, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Yogyakarta: Persatuan.

(15)

CURICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama : Wahyu Rosid

Tempat, Tanggal Lahir : Tg. Pinang 22 Juli 1994

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : jl. Cipedak Raya No. 57 RT. 007/09 Srengseng sawah

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Telephon : 085714019032 (HP) 081295240609 (HP)

Latarbelakang Pendidikan

Formal

2011 – Sekarang : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA)

2008 – 2011 : SMAN 1, Bintan

2004 – 2008 : SMPN 1, Bintan

1999 – 2004 : SDN 005, Bintan Timur

Pengalaman Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari presepsi karyawan mengenai gerakan Muhammadiyah bahwa gerakan Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang murni, sebuah gerakan untuk pemurnian Islam

• Keputusan dan Fatwa Tarjih tentang perempuan sangat banyak, sejalan dengan pandangan Islam yang berkemajuan. • Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan berkomitmen untuk

Memetakan konsep gerakan ekoteologi Islam dari peran ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyyah sebagai bagian dari ormas Islam terbesar di indonesia, yang memiliki

Untuk dapat memotret dan memahami skema dasar pemikiran Islam berkemajuan yang diusung dalam gerakan pembaruan Islam Muhammadiyah, maka penghampiran yang ilustratif

Menghidupkan tarjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan yang kritis- dinamis dalam kehidupan masyarakat dan proaktif dalam menjawab

2) Reputasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang terbesar telah dikenal luas secara nasional maupun internasional, sehingga berdampak pada berbagai kemudahan

Muhammadiyah (pada saat berdiri ditulis Moehammadijah) adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta tanggal 18 November 1912. Pada saat waktu berdirinya dan mengajukan

9 judul peran Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan Islam di masyarakat pendekatan sosiologis di Kelurahan salaka yaitu suatu penelitian tentang usaha atau kiprah organisasi