BAB III PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peranan Bank
Menurut Abdurrahman dalam Abdullah dan Tantri (2012:2) “bank
adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia “bank dapat didefenisikan sebagai suatu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banya” (Zahiruddin, dkk. 2012:6).
Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang
perbankan yang telah diubah menjadi Undang-Undang No 10 tahun 1998 , yang
menjelaskan pengertian bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa
dan memiliki kegiatan pokok dengan 3 fungsi, sebagai berikut:
1. Menerima penyimpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk.
2. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat untuk
mengembangkan usaha.
3. Melaksanakan berbagai jasa dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran
dalam negeri maupun luar negeri, serta berbagai jasa lainnya di bidang
keuangan, di antaranya inkanso transfer, traveler check, credit card, safe
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peran penting dalam
sistem keuangan nasional. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation), yaitu pengalihan dana atau aset dari
unit surplus ke unit defisit. Dalam hal ini, sumber dana yang diberikan kepada
pihak peminjam berasal dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka
waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dengan
demikian, bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus
(lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction), yaitu memberikan berbagai kemudahan kepada
pelaku ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari
transaksi keuangan. Untuk itu, produk, jasa dan layanan yang ditawarkan oleh
bank (tabungan, deposito, giro, pemberian kredit, jasa pengiriman uang,
layanan e-banking, dan layanan perbankan lainnya) memudahkan masyarakat
dalam bertransaksi.
3. Likuiditas (Liquidity), yaitu, penjaga likuiditas masyarakat, dengan
membantu aliran likuiditas/ dana dari unit defisit. Terkait dengan hal ini, unit
surplus menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk
dana, berupa giro, tabungan, deposito, dan produk-produk dana bank lainnya
untuk kemudian disalurkan dalam bentuk produk kredit pada unit defisit.
Dengan demikian, bank memberikan fasilitas pengelolan likuiditas kepada
pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak
yang mengalami kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (Effisiency), atau dalam hal ini bank berperan sebagai broker, yaitu
Jadi, bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simestris antara peminjam dan
investor tak jarang menimbulkan maslah insentif. Peran bank menjadi
peminjam untuk memecahkan maslah insentif tersebut. Terkait konteks ini,
jelas peran bank adalah menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan
untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna sehingga terjadi efisiensi
biaya ekonomi.
B. Defenisi Kredit dan Unsur Kredit
Defenisi Kredit
Menurut Reksoprayitno dalam Pinto (2010:9) “kredit merupakan
penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat yang dapat disamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Kata kredit berasal dai kata crede (Yunani) atau creditum (Latin) yang
berarti kepercayaan. Dalam perkembangannya, kredit memiliki pengertian sebagai
penyeduaan dana atau tagihan lain yang sejenis hal itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan peminjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga, termasuk beberapa hal berikut :
a. Cerukan yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah tidak dapat dibayar
lunas pada akhir hari.
c. Pengambilan atau pembelian kredit dari pihak lain.
Pengertian pinjaman (kredit) menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7
tahun1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang akan diberikan
(berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko
tidah tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
5 . Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
C. Ketentuan Kredit Pemilikan Rumah(KPR) BTN Platinum
KPR BTN Platinum adalah kredit pemilikan rumah dari Bank BTN untuk
keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik untuk
pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi (indent) maupun
take over kredit dari bank lain.
Keunggulan yang ditawarkan Bank Tabungan Negara antara lain:
a. Suku bunga kompetitif
b. Proses cepat dan mudah
c. Jangka waktu sangat flexible s.d. 25 tahun
d. Perlindungan asuransi jiwa kredit, asuransi kebakaran,dan gempa bumi.
e. Memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh wilayah
Indonesia.
Dalam pemberian suatu fasilitas kredit, bvank memberikan ketentuan serta
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah. Syarat dan ketentuan tersebut
oleh bank dijadikan sebagai penilaian terhadap seorang nasabah. Oleh karena itu
sebelum mengajukan kredit terlebih dahulu nasabah mengetahui
ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat kredit. Adapun ketentuan-ketentuan pengajuan kredit adalah:
1. Warga negara Indonesia
3. Memiliki pekerjaan atau pengahsilan tetap sebagai pegawai tetap/ profesional
dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun.
4. Memiliki NPWP Pribadi
Selain ketentuan –ketentuan kredit seorang nasabah harus mengetahui
syarat-syarat kredit. Adapun dokumen yang harus dilengkapai untuk memenuhi
persyarat bagi nasabah antara lain :
Data Pribadi terdiri dari :
1. Fotocopi KTP suami /istri
2. Fotocopi kartu keluarga
3. Fotocopi surat nikah/ cerai
4. Pass foto suami-istri ukuran 3x4 (2 lembar)
5. Fotocopi tabungan bank BTN
6. Nomor pokok
7. Wajib pajak pribadi
Data Pekerjaaan/ usaha meliputi antara lain :
Wiraswasta
1. Fotocopi surat izin usaha perdagangan, surat izin tempat usaha, tanda daftar
perusahaan, nomor pokok wajib pajak, dan ijin-ijin lainnya.
2. Fotocopi akte pedirian perusahaan
3. Fotocopi neraca/ laporan penjualan/ laba rugi
4. Fotocopi rekening koran giro/ giro/ deposito tiga bulan terakhir
5. Daftar rekanan perusahaan
1. Surat keterangan tempat bekerja/ SK pertama dan terakhir (PNS)
2. Slip gaji / penghasilah terakhir
3. Rekening koran tabungan bank- bank lain
4. Surat kuasa potong gaji (khusus pemohon yang potong gaji)
Data Agunan terdiri dari :
1. Fotocopi sertifikat tanah (sertifikat hak milik / sertifikat hak guna bangunan)
2. Fotocopi izin mendirikan bangunan
3. Foto rumah
4. Bukti pembayaran rekening air, listrik, listrik, telepon.
D. Analisis Penerapan 5C dalam Proses Pemberian Kredit
Penerapan prisnisp 5C dalam pemberian kredit KPR Platinum di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dilakukan dalam serangkain tahap,
antara lain: mengisi formulir, menyerahkan formuir dan melengkapi persyaratan,
wawancara dan verifikasi, penilaian agunan, keputusan dan kesepakatan kredit,
jadwal akad dan realisasi kredit. Berikut ini adalah skema pemberian kredit
pemilika rumah (KPR) yang diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Gambar 3.1
Skema Kredit Pemilikan Rumah BTN Platinum pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
1. Mengisi Formulir
Pada awal nasabah mengajukan fasilitas kedit adalah dengan mengajukan
permohonan kredit. Pemberian kredit oleh bank harus didasarkan pada
permohonan tertulis dari calon debitur atau berdasarkan penawaran dari bank
yang disepakati calon debitur. Selanjutnya nasabah mengisi form aplikasi kredit
seperti:
a. Form aplikasi pengajuan kredit perorangan
b. Daftar biaya hidup dan pendapatan perbulan
c. Daftar penghasilan lainnya
2. Menyerahkan Formulir dan melengkapi persyaratan
Setelah formulir diisi oleh formulir tersebut diserahkan kepada petugas loa
service beserta data- data yang diperlukan untuk diperiksa mengenai
kelengkapannya. Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka petugas loan
service akan mencatat atau meregister data pemohon ke dalam file Infomasi
Pemohon (FIP). Selanjutnya petugas mencetak slip skedul wawancara 1 (satu
lembar) diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan wawancara.
3. Wawancara dan Verifikasi
Wawancara
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon nasabah dengan cara
bertatapan langsung. Tujuan wawancara yaitu untuk mencocokkan dokumen yang
telah diterima oleh bank. Dalam melakukan wawancara bank mengajukan
beberapa pertanyaan kepada nasabahnya. Hal- hal yang perlu dipertanyakan
dalam wawancara adalah:
a. Data-data pemohon
b. Data-data pekerjaan
c. Pengeluaran atau biaya hidup
Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan
memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancara sebanyak 1 (satu)
lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan.
Selanjutnya petugas wawancara akan melakukan verifikasi terhadap hasil
Verifikasi
Verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan kesesuaian
dengan fakta, diantaranya dengan beberapa metode berikut :
1. On the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/ domisili (calon) debitur
yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat tempat usaha/
domisili dan agunan, serta menggali aktivitas usahah debitur.
2. Bank Checking
Bank checking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit yang
pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya. Metode credit
checking dapat dilakukan melaui sistem internal bank dan Informasi Debitur
Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI adalah informasi mengenai
individu atau suatu perusahaan dalam berhubungan dengan bank, fasilitas kredit
yang diperoleh, kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.
3. Trade Checking
Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/ menilai debitur dalam
menjalankan kegiatan bisnisya, hubungan dagang yang telah dilakukan oleh calon
debitur, dan bagaimanan manajemen perusahaan/ debitur dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Trade checking dilakukan dengan kunjungan/penilaian
4. Analisis Kredit
Tahap selanjutnya adalah bank melakukan analisa terhadap permohonan
kredit yang diajukan oleh pihak bank merupakan bagian dari tahap proses
pemberian kredit. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui calon nasabah apakah
layak atau tidak untuk diberikan kredit serta sebagai bahan rekomendasi dalam
pemutusan kredit. Dalam melakukan analisis kredit, bak melakukan analisis
prinsip 5C anatara lain :
1. Character
Penilaian bank atas karakter calon debitur sehingga bank dapat
menyimpulkan bahwa debitur tersebut jujur, beritikad baik, dan tidak akan
menyulitkan bank dikemudian hari. Sebelum memberikan kredit, bank haus
mengenal terlebih dahulu calon debitur, terutama karakter. Kajian mengenai
karakter dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Bank Checking melaui sistem internal dan informasi debitur individual (IDI)
pada Bank Indonesia (BI).
b. Mengupayakan trade checking pada supplier dan pelanggan debitur, untuk
meneliti reputasi nasabah dilingkungan para stakeholders.
c. Mengupayakan informasi kepada asosiasi usaha dimana calon debitur
terdaftar.
2. Capacity
Penilaian bank atas kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan
atau kemampuan manajemen debitur sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
3. Capital
Penilaian bank atas posisi keuangan calon debitur secara keseluruhan,
termasuk aliran kas debitur, baik untuk masa lalu maupun proyeksi pada masa
yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan debitur yang
bersangkutan. Secara umum jika modal sendiri besar, akan mendorong
kesungguhan nasabah untuk menjalankan usaha dan menyelesaikan
kewajibannya. Hal ini karena nasabah ikut menanggung resiko apabila usahanya
mengalami kegagalan. Kecukupan modal bervariasi untuk masing-masing
industri, misalnya industri berskala besar tentunya membutuhkan modall yang
besar pula.
4. Collateral
Penilaian bank terhadap agunan yang dimiliki oleh calon debitur. Agunan
merupakan benda berwujud dan/ atau tidak berwujud yang diserahkan hak dan
kekuasaannya oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan utang
debitur, apabila kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang
diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau addendum-nya. Agunan tersebut sangat
penting sebagai jaka\lan terakhir untuk peyelasaian kredit, apabila debitur tidak
mampu memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga.
5. Condition Of Economic
Penilaian bank atas kondisi pasar di dalam negeri maupun luar negeri, baik
dari usaha debitur yang dibiayai dengan kredit bank. Beberapa hal yang dapat
digunakan dalam melakukan analisis condition of economy, antara lain:
a. Peraturan pemerintah pusat dan daerah;
b. Situasi politik dan perekonomian dunia serta domestik;
c. Kondisi lain yang memperngaruhi pemasaran.
Aspek-aspek yang dalam analisis kredit antara lain :
a. Aspek Yuridis/hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usahaserta
izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui pemilik dan besar
modal masing-masing pemilik.kemudian juga diteliti keabsahannyayang meliputi:
surat izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Pendirian Usaha
(SIUP) untuk sekotor perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan surat keabsahan surat-surat yang dijaminkan
misalnya sertifikt tanah.
b. Aspek pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana,
yang perlu diteliti dalam aspekk ini adalah pemasaran produk minimal 3 blan
yang lalu atau 3 tahun yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan
atau 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, dan prospek
c. Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki unuk
membiayai usahanya dan bagaiman penggunaan dan tersebut. Di samping itu,
hendaknya dibuatkan arus kas tentang keuangan perusahaan. Penilaian bank dari
aspek keuangan biasanya dengan satu kriteria kelayakan investasi yang
mencakup: neraca, laporan laba rugidan laporan sumber dan penggunaan dana.
d. Aspek Teknis/ Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaiatan dengan produksi seperti
kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokal dan layout ruangan dan
mesin-mesi termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan manusia yang dimiliki serta latar
belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam
mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
e. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian masyarakat umum,
seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan masyarakat, terjadinya sarana da prasarana, mebuka isolasi daerah
tertentu.
f. Aspek Amdal
Menyangkut analisis dampak lingkungan baik darat, laut, dan udara jika
proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam
apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi anatara lain
terhadap tanah darat menjadi gersang, air menjadi limbah berbau busuk, berubah
Tujuan utama dari analisis permohonan kredit ialah untuk memperoleh
keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemapuan dalam
meemenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
perjanjia serta untuk mengurangu kredit macet.
5. Penilaian Agunan
Bank melakukan evaluasi terhadap collateral, yaitu agunan dan sumber
keuangan lain yang dapat digunakan sebagai sumber pengembalian kredit.
Evaluasi agunan dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan pemberian
kredit. Kecukupan nilai agunan didasarkan pada pertimbangan berikut.
1. Keyakinan bahwa debutir dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan
kelayakan dan kemampuann keuangan debitur.
2. Agunan disyaratkan agar memperhatikan, antara lain struktur kredit,
kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.
3. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi
pelunasan kewajiban debitur dalam halk debitur tidak mampu memenuhi
kewajiban.
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan
tambahan selain objek yang dibiayai. Krtiteria agunan kredit, antara lain:
1. Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang atau dapat
dijadikan uang;
3. Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikiat secara sempurna
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga bank
memiliki hak yang di dahulukan terhadap hasil likuiditas barang tersebut.
Berikut adalah beberapa jenis collateral agunan yang dapat diterima bank.
1. Tanah. Dalam melakukan analis agunan berupa tanah, yang perlu
diperhatikan adalah hak atas tanah tersebut, seperti Hak Milik, Hak Guna
Usaha, Hak Pakai atas Tanah Negara, dan lain- lain, serta kepemilikan tanah
tersebut.
2. Bangunan. Agunan berupa bangunan yang umumnya dapat diterima bank,
berupa rumah tingggal, rumah susun, pabrik, gudang, atau hotel. Dalam
melakukan analisis agunann berupa bangunan, yang perlu diperhatikan adalah
beberapa hal seprti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas
bangunan, konstruksi bangunan, kondisi bangunan tahun pendirian/ renovasi
bangunan,peruntukan bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang, hotel),
tingkat marketabilitas, keterikatan dengan bank lain, dan status hukum (dalam
kondisi sengketa/ tidak).
3. Kendaraan Bermotor. Dalam melakukan analsisi agunan berupa kendaraan
bermotor, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dan kepemilikan
kendaraan bermotor, serta pengamanan tambahan berupa pemblokiran pada
instansi berwenang.
4. Persediaan (inventory). Dalam melakukan analisis agunan berupa persediaan,
yang perlu diperhatikan adalah sistem perusahaan debitur dalam menentukan
persediaan, jenis barang persediaan, kondisi persediaan, dan tempat
penyimpanan persediaan.
5. Piutang Dagang. Dalam melakukan analisis agunan berupa piutang dagang ,
yang perlu diperhatikan adalah bahwa piutang tersebut merupakan piutang
dagang lancar dan memiliki dokumen piutang.
6. Mesin-Mesin Pabrik. Dalam melakukan analisis agunan berupa mesin-mesin
pabrik, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dari mesin tersebut.
7. Corporate Guarantee dan/ atau Personal Guarantee
Apabila kan menerima orporate guarantee dan/ atau personel guarantee maka
bank melakukan evaluasi terhadap kelayakan dan bonafiditas dari penjamin
(guarantor) damn memastikan bahwa perjanjian/akta guarantee terlah
ditandatangani oleh pihak yang berwenang.
6. Persetujuan dan Kesepakatan Kredit
Persetujuan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian maka tahap selanjutnya adalah
keputusan kredit. Keputusan kredit dilakuakn dengan dihadiri oleh pejabat bank
untuk memberikan putusan atau persetujuan kredit. Keputusan kredit dilakukan
untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak. Jika nasabah
dinyatakan layak deiberikan kredit maka bank makan memberikan surat
penegasan persetujuan kredit (SP3K). Surat ini dibuat untuk meyatakan bahwa
Dalam penegasan persetujuan penyediaan kredit tercantum :
a. Jumlah maksimum kredit yang disediakan
b. Jenis kredit
c. Jangka waktu
d. Suku bunga
e. Angsuran perbulan
f. Jaminan kredit
g. Syarat dan ketentuan lain (biaya-biaya kredit yang dikenakan
Kesepakatan Kredit
Apabila debitur menyetujui ketentuan dan syarat penyediaan fasilitas
kredit yang tertera pada sura keputusan SP3K maka sebagai tanda persetujuan,
nasabah harus menandatangani surat pernyataan dan kuasa di atas materai 6.000,
kemudian dikembalikan kepada BTN selambatnya 6 bulan sejak diterbitkannya
surat penegasan persetujuan pemberian kredit. Apabila sampai dengan tanggal
yang telah ditetapkan debitur belum mengembalikan tembusan surat tersebut serta
melengkapi dengan keterangan / data yang ditentukan maka surat penegasan
persetujuan peyediaan kredit ini batal dengan sendirinya dan tidak berlaku.
Setelah adanya penandatanganan persetujuan maka akan dilakukan akad kredit.
7. Jadwal Akad dan Realisasi Kredit
Jadwal Akad
Setelah petugas bank membrikan laporan pemeriksaan akhir maka tahap
sebelum dilakukannya akad kredit.namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum dilakukannya akad kredti seperti :
a. Telah disetujui dan ditandatangani SP3K oleh nasabah
b. Penyesuaian antara perjanjian kredit dengan SP3K dilihat dari jenis kredit,
maksimal kredit, jangka waktu dan suku bunga
c. Agunan yag dibuat oleh pihak notaris telah selesai dibuat dan diserahkan
kepada pihak bank serta tidak ada permasalahan
d. Selanjutnya kewajiban-kewajiban seperti pembayaran uang muka dan
biaya-biaya telah diselesaikan oleh nasabah.
Selanjutnya setelah kegiatan-kegiatan tersebut telah diselesaikan maka
selanjutnya nasabah dan bank melakukan penandatanganan akad kredit.
Realisasi Kredit
Realisasi kredit dilakukan setelah penandatanganan akad kredit dan setelah
nasabah memenuhi persyatan pokok realisasi kredit yaitu :
a. Telah diterbitkannya SP3K
b. Telah menyediakan dana dalam rekening tabungan pada Bank
TabunganNegara sebesar biaya yang tertera pada SP3K
c. Debitur telah melaksanakan akad kredit
d. Debitur telah melihat kondisi rumah sebelum pelaksanaan akad kredit
e. Penadatanganan jaminan yang dibuat oleh notaris.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yag dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bank Tabungan Negara merupakan perusahaan yang memiliki kinerja terbaik dibidang keuangan perbankan. Secara umum Bank BTN dikenal
dengan perbankan dengan jasa pembiayaan kredit perumahan. Dari
keunggulan yang dimilikinya Bank BTN termasuk badan usaha milik negara
menjadi perseroan dengan kelebihan begitu banyak sehingga banyak nasabah
serta pelanggan lebih aktif dalam memilih prioritas terbaik. PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan sudah melakukan
pembagian tugas dan wewenang yang jelas, yang dapat dilihat dalam struktur
organisasi pada bab II, hal ini sangat mendukung pegawainya dalam
melakukan pelayanan pada nasabah.
2. Penerapan prinsip 5C pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Medan sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari
berbagai rangkaian tahapan dalam proses pemberian kredit mulai dari
mengisi formulir, menyerahkan formulir dan melengkapi persyaratan,
wawancara dan verifikasi, analisa kredit, penilaian agunan, keputusan dan
kesepakatan, jadwal akad dan realisasi kredit.
3. Analisis kredit yang dilakukan PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
meliputi character, capacity, capital, collateral, dan condition of economic
aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/ operasi, aspek sosial
ekonomi dan aspe amdal. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman dan untuk mengurangi kredit macet.
4. Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan, metode
analisis yang paling berpengaruh dalam menyebabkan kredit macet adalah
metode analisis yang menganalisis character yaitu character dari setiap
nasabah yang mengajukan kredit. Sebab character menunjukan kemauan
atau tekanan moral dari diri debitur untuk memenuhi kewajibannya pada
bank, dalam keadaan apapun. Character juga memperlihatkan komitmen
debitur dalam berbisnis. Oleh karena itu character merupakan aspek
terpenting dari kredit.
B. Saran
1. Diharapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan dapat
mempertahankan penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian
kredit khususnya penerapan prinsip 5C. Dimana prinsip 5C sangat membantu
dalam memberikan gambaran tentang kinerja calon-calon debitur yang akan
mengajukan kredit dan menilai semua aspek yang berhubungan dengan
pengajuan kredit yang diminta serta berguna dalam mengurangi kredit macet.
2. Sebaiknya Bank Tabungan Negara lebih mengenali karakter calon
nasabahnya, dimana character juga memperlihatkan komitmen debitur dalam
berbisnis serta dapat meminimalisir resiko kredit macet yang terjadi pada PT.