I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses regionalisasi (dalam bidang ekonomi) kawasan ASEAN diawali dengan disepakatinya Preferential Trading Agreement (PTA) tahun 1977, dilanjutkan dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 1992, dan akan berakhir dengan terbentuknya ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. AFTA merupakan akronim dari ASEAN Free Trade Area adalah bentuk kesepakatan dari negara-negara di ASEAN untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya agar bisa meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Tujuan dibuatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN dan diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antarnegara ASEAN. Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.
kemampuan perusahaan dalam bersaing di era globalisasi. Teknologi yang canggih mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan.
PT. Bamindo Agrapersada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan bambu, menghasilkan produk sumpit (chopstick), tusuk sate (BBQ stick), dan kertas sembahyang (joss paper). Data produksi PT Bamindo Agrapersada periode November 2013 – Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Produksi PT Bamindo Agrapersada (November 2013 – Oktober 2014)
No. Jenis Produk Jumlah (Kg)
1. Sumpit (Chopstick) 148.129,6 2. Tusuk Sate (BBQ Stick) 51.235,8
3. Kertas Sembahyang 48.024,7
Sumber: PT. Bamindo Agrapersada
Produk sumpit merupakan produk yang paling banyak diproduksi. Pada bulan tertentu terjadi penumpukan produk (overstock) sedangkan pada bulan tertentu lainnya terjadi kekurangan persediaan (stockout). Selama ini perusahaan manufaktur (vendor) dan buyer menghitung lot produksi dan lot pemesanan produk sendiri-sendiri dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak.
Tabel 1.2. Jumlah Permintaan, Jumlah Persediaan Sumpit dan Selisihnya
Keterangan : JTS = Jaya Tama Sakti RUS = Ramai Usaha Sejahtera Sumber: PT. Bamindo Agrapersada
Dari hasil pengamatan di perusahaan, terjadinya overstock (pada bulan Februari-Maret 2014 dan Juli-Oktober 2014) dan stock out (pada November 2013-Januari 2014 dan April-Juni 2014) disebabkan oleh permintaan yang cenderung berfluktuatif dan variatif. Overstock menimbulkan penambahan biaya penyimpanan dan biaya pengawasan pada vendor, sedangkan stock out dapat mengakibatkan kekecewaan pada pelanggan yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah permintaan. Salah satu model pendekatan yang dapat menentukan ukuran lot dan persediaan yang terintegrasi antara perusahaan dan
buyer adalah VMI (Vendor Managed Inventory) dan penetapan ukuran lot
Manfaat VMI telah jelas dirasakan sejak pertama kali pendekatan ini diimplementasikan pada suatu kasus. Pada kenyataannya, VMI dipopulerkan setelah kemitraan yang sukses antara Wal-Mart dan Proctor Gamble pada tahun 1985 (Tyan dan Wee,2003). Sejak saat itu, perusahaan lain seperti Shells Chemicals, HP, Campbell Soup, dan Johnson & Johnson juga mengadopsi pendekatan yang sama (Cetinkaya dan Lee,2000). Keuntungan menerapkan VMI dirasakan sangat signifikan dalam mereduksi biaya persediaan (Williams,2000).1
Periode
Pada kenyataannya dalam industri manufaktur, produk cacat merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindarkan dan jumlah produksi yang overstock
pada perusahaan tentu akan berbanding lurus dengan bertambahnya resiko jumlah produk cacat yang diproduksi. Berdasarkan jumlah produksi pada perusahaan terdapat jumlah kecacatan produk yang dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Jumlah Produk Cacat
Produk cacat (kg/bln) Persentase Produk cacat (%)
November 2013 667,8 5,41
Sumber: PT. Bamindo Agrapersada
1
Kecacatan dapat berupa berserabut, retak, sompel, atau ujung miring.
Kecacatan masih dapat diterima perusahaan buyer apabila jumlahnya tidak melebihi 3,5%. Pada kenyataannya perusahaan mengirimkan produk beserta produk cacat yang jumlahnya rata-rata 5,05%.
Dalam penelitian tugas akhir ini model matematis akan diterapkan untuk menentukan ukuran lot yang optimal dengan mengintegrasikan lot produksi dari
manufacturer dan lot pengiriman produk ke pembeli dengan mempertimbangkan adanya produk cacat dan backorder policy dengan penerapan model matematis.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan adalah ketidakjelasan penentuan ukuran lot optimal yang mengintegrasikan lot produksi dan lot pengiriman produk ke buyer dengan mempertimbangkan adanya produk cacat dan backorder.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan ukuran lot gabungan yang optimal menggunakan metode JELS model VMI sehingga baik perusahaan (vendor) maupun pembeli (buyer) dapat melakukan pengiriman dan pemesanan dengan totalcost yang minimum.
Agrapersada dan mampu memecahkan masalah persediaan dan ukuran lot optimal dalam pemenuhan order sumpit (chopstick).
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dibatasi hanya pada penentuan Joint economic lot size untuk single vendor multi buyer yang diamatipada PT Bamindo Agrapersada.
2. Dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai bagian hulu atau pemasok dan bahan baku yang masuk ke perusahaan.
3. Planning horizon yang ditinjau adalah perencanaan jangka pendek yang dibagi dalam time bucket bulanan dan perencanaan ukuran lot dan sensitivitas.
4. Adanya pertimbangan produk cacat dan kebijakan backorder terletak pada pemanufaktur.
5. Penerapan rumusan model matematis untuk single product dan produk yang diteliti adalah sumpit (chopstick).
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian
misalnya perusahaan tidak melakukan penambahan atau pengurangan
distributor selama penelitian.. 2. Permintaan bersifat deterministik.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana ini adalah :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT Bamindo Agrapersada, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses produksi produk sumpit, serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai supply chain, konsep persediaan, dan penentuan lot sizing dengan metode JELS.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, identifikasi variabel penelitian, pengumpulan data sekunder, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis perhitungan ukuran lot optimum dan analisis sensitivitas terhadap beberapa parameter.