• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Suatu pemerintahan dikatakan baik apabila pemerintahan tersebut dapat

mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya. Semua negara di

dunia berlomba-lomba untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera

termasuk Negara Indonesia. Hal ini dapat terlihat pada salah satu dari keempat

tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang termaktub di dalam

Undang-Undang Dasar 1945, yakni menyejahterahkan kehidupan rakyat. Untuk mencapai

tujuan negara ini, maka mulai tanggal 1 Januari 2001 Negara Kesatuan Republik

Indonesia membuat satu kebijakan yang dianggap baik yaitu dengan mengesahkan

pelaksanaan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan penyerahan urusan

pemerintahan pusat kepada pemerintah daerah yang bersifat operasional dalam

rangka sistem birokrasi pemerintahan. Otonomi daerah ini diselenggarakan

dengan tujuan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan pemerintah

kepada masyarakat.

Ada tiga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat otonom

yaitu daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota. Dalam hal ini peneliti

ingin menyoroti pemerintahan daerah kabupaten. Untuk memfasilitasi

penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten pemerintah kabupaten

membentuk organisasi perangkat daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, dinas

daerah, lembaga teknis daerah dan lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Salah

satu organisasi perangkat daerah yang ingin peneliti teliti adalah dinas daerah.

Dinas daerah dibentuk untuk menangani urusan pemerintahan. Beberapa dinas

daerah yang umumnya dibentuk dalam suatu pemerintahan kabupaten, yaitu Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, Pekerjaan Umum, Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan PKM, Pendapatan Daerah,

Tenaga Kerja Kependudukan dan Transmigrasi, Pertanian dan Ketahanan Pangan

serta kelengkapan lainnya (Mahsun, 2006:195).

Dinas-dinas daerah ini memiliki fungsi dan tujuan masing-masing dan

(2)

kebutuhan suatu daerah tersebut. Dalam perspektif sosial, dinas daerah dapat juga

dikatakan sebuah organisasi karena dibentuk sama dengan susunan dan formasi

organisasi (Misdyanti, 1989:18).

Sama halnya dengan organisasi dibentuk karena manusia pada dasarnya sulit

memenuhi kebutuhan hidupnya dan mewujudkan tujuannya secara sendiri

sehingga memerlukan manusia lain, demikian jugalah dinas daerah dibentuk

karena satu individu sulit mewujudkan tujuan dinas daerah tanpa membutuhkan

individu lainnya yang dapat bekerjasama dengannya untuk mencapai tujuan dinas

daerah maupun tujuan Negara Repubik Indonesia. Usaha untuk mempermudah

pemenuhan tersebut adalah dengan membentuk hubungan kerjasama dari

individu-individu untuk membentuk kelompok dan kemudian membentuk suatu

organisasi seperti individu-individu yang berbentuk kelompok yang saling

bekerjasama di dalam suatu dinas pemerintahan. Di dalam organisasi tersebut

terdapat suatu sistem perserikatan formal, terstruktur, dan terkoordinasi dari

sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.

Sama halnya dengan organisasi, dinas daerah juga terdiri dari sekelompok

orang yang terkordinasi dan bekerjasama dalam mencapai tujuan. Ada beberapa

unsur yang terdapat di dalam suatu dinas daerah seperti unsur yang terdapat dalam

suatu organisasi yang dapat membuat suatu organisasi itu ideal setidaknya untuk

memproduksi hasil yang diharapkan. Unsur-unsur tersebut dapat berupa

lingkungan organisasi, strategi organisasi, teknologi yang digunakan dalam

organisasi, sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi, dan koordinasi

individu-individu yang terdapat dalam organisasi tersebut atau sering disebut

dengan komunikasi.

Secara umum keseluruhan unsur tersebut penting namun sering sekali unsur

komunikasi menjadi unsur yang kurang diperhatikan. Secara sederhana,

komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu individu kepada

individu lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Individu yang terlibat dalam

suatu komunikasi diharapkan memiliki persepsi yang sama terhadap simbol yang

disampaikan agar komunikasi tersebut efektif (Effendy, 2007:9). Komunikasi

menjadi penting dalam suatu organisasi karena komunikasi merupakan unsur

(3)

memungkinkan struktur organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat

kepada individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka

sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Jika tidak ada komunikasi

maka suatu organisasi atau perusahaan akan menjadi statis tidak ada aktivitas dan

tidak ada kemajuan. Contoh sederhananya adalah jika salah dalam pemberian

instruksi, salah dalam penafsiran perintah atau tugas dari atasan maka akan

menjadi fatal dalam mekanisme kerja organisasi. Karena semua pekerjaan di

dalam suatu organisasi pada kenyataannya saling berhubungan. Maka kurang

baiknya kinerja sebuah bagian akan berpengaruh negatif pada bagian lain serta

terhadap organisasi itu, sehingga komunikasi sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan keharmonisasian kerja dalam organisasi. Jika tidak ada komunikasi

maka koordinasi akan terganggu, akibatnya adalah disharmonisasi yang akan

mengganggu proses pencapaian target dan tujuan organisasi.

Oleh karena komunikasi sangat penting dalam suatu organisasi, maka

terciptalah pandangan khusus terhadap komunikasi organisasi yang memiliki

pengertian sederhana yaitu proses komunikasi yang terjadi secara berkelanjutan

untuk mencapai tujuan bersama para anggota organisasi. Redding dan Sanborn

memberi pengertian bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, antara lain komunikasi

internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi

downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi

dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan

berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi

program (Muhammad, 2009:65).

Demikianlah peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi

yang terdapat di dalam suatu organisasi pemerintaha. Dalam penelitian ini peneliti

ingin meneliti organisasi Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir yaitu Kantor

Dinas Kependuduk an dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti ingin mengetahui

bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi diantara pegawai-pegawai yang

bertugas di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti

(4)

pegawai dalam mencapai tujuan dinas maupun tujuan Negara Republik Indonesia.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana atasan memberi perintah, indoktrinasi,

inspirasi, evaluasi, dan lainnya kepada bawahan. Seperti apa komunikasi yang

terjadi antara bawahan terhadap atasan dalam memberi laporan kerja, saran-saran,

rekomendasi, opini, dan lainnya, dan seperti apa komunikasi yang terjadi antara

sesama pegawai yang memiliki jabatan yang sama dalam hal pengkoordinasian

tugas, berbagi informasi, memecahkan masalah, dan lainnya.

Komunikasi yang terlibat dalam seluruh kegiatan ini harus dijaga dengan baik

agar tercipta hubungan kerjasama yang harmonis diantara pegawai sehingga

memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai di dalam suatu

organisasi. Jika komunikasi diantara pegawai yang terdapat dalam suatu organisai

kurang, maka keadaan itu kemungkinan akan membawa organisasi tersebut

kepada suatu konflik. Kegagalan berkomunikasi karena dua pihak tidak dapat

menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga membuka jurang

perbedaan informasi diantara mereka dapat mengakibatkan konflik. Konflik yang

terdapat di dalam suatu organisasi pada akhirnya memungkinkan adanya pengaruh

negatif terhadap organisasi termasuk kinerja pegawai di dalam suatu organisasi.

Jika kinerja pegawai dalam suatu organisasi tidak baik, maka bisa dipastikan

pencapaian target dan tujuan organisasi pun terganggu. Demikian halnya dengan

komunikasi organisasi yang terdapat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Toba Samosir apakah sudah terjaga dengan baik dan tercipta hubungan yang

harmonis atau sebaliknya, dan bagaimana akhirnya berdampak terhadap kinerja

pegawai dan tujuan dinas itu sendiri.

Kinerja pegawai organisasi merupakan gambaran bagaimana seseorang baik

pimpinan maupun anggota melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan

suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi (Suranto, 2005:56).

Dengan demikian kinerja antara satu orang dengan yang lainnya bisa saling

berbeda oleh karena tugas dan jabatannya juga tidak sama. Standar kinerja

pegawai dalam suatu organisasi dapat dilihat dari tiga indikator yang terdiri dari

tugas fungsional yaitu seberapa baik seseorang menyelesaikan aspek-aspek

pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, tugas perilaku yaitu seberapa baik

(5)

dalam perkantoran, tugas etika yaitu seberapa baik seseorang mampu bekerja

secara profesional sambil menjunjung tinggi norma etika.

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir merupakan

salah satu organisasi perangkat pemerintahan daerah Kabupaten Toba Samosir

yang bertugas melayani masyarakat Toba Samosir dalam hal administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil, misalnya dalam hal pengurusan Kartu

Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Akta-akta catatan sipil lainnya. Dinas ini sering

disebut sebagai wajah Toba Samosir karena dalam praktek kerjanya, dinas ini

merupakan satu-satunya dinas yang bersentuhan langsung dengan seluruh lapisan

masyarakat Toba Samosir yang berjumlah kurang lebih 200.000 orang. Memberi

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat Toba Samosir dalam hal pengurusan

KK, KTP, dan Akta-akta lainnya, pegawai yang bekerja di Kantor Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir haruslah memiliki interaksi dan

koordinasi yang baik terlebih dahulu di internal kantor agar terjadi kerjasama

yang baik sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan maksimal. Apabila

tujuan kantor dapat tercapai dengan baik maka secara tidak langsung hal tersebut

dapat mendukung tercapainya tujuan negara dalam hal menyejahterahkan

masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dinas ini sebagai

perwakilan dari seluruh dinas yang terdapat di Pemerintahan Kabupaten Toba

Samosir. Dengan meneliti Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba

Samosir ini, penelitian ini secara tidak langsung dapat menggambarkan secara

umum komunikasi organisasi dan kinerja pegawai yang terdapat pada dinas

kabupaten lainnya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir.Penelitian

komunikasi organisasi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba

Samosir ini pun belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut semakin

mendorong peneliti tertarik untuk menelliti komunikasi organisasi di kantor

tersebut dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Sejauhmanakah komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja

pegawai di KantorDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir”.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar

penelitian tidak terlalu luas dan fokus terhadap permasalahan, maka peneliti

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian hanya terbatas pada komunikasi dari atasan kepada bawahan

(downward communication), bawahan kepada atasan (upward communication), dan komunikasi diantara pegawai sederajat (horizontal communication) terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.

2. Responden penelitian ini hanya pegawai tetap di Kantor Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.

3. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, untuk mengetahui pengaruh

komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 hingga selesai.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Komunikasi organisasi pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Toba Samosir.

2. Kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Toba

Samosir.

3. Sejauhmana pengaruhkomunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah kontribusi

penelitian komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi organisasi.

2. Manfaat Teoritis, penelitian ini bermanfaat dan menjadi kesempatan bagi

peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dalam bidang

hubungan masyarakat, menambah wawasan dan menambah pemahaman

peneliti terkhusus dalam bidang komunikasi organisasi.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Kantor Dinas

Kependuduk an dan Catatan Sipil Toba Samosir serta menjadi bahan yang

dapat memotivasi setiap individu yang ingin meneliti bidang komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Teknik role playing atau bermain peran adalah suatu teknik pada bimbingan kelompok yang dilakukan dengan cara memainkan peran pada situasi tertentu sehingga

Data primer adalah sumber data penelitan yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).. Data

kanker serviks, sebelum dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 22 orang (73,3%). untuk kelompok eksperimen dan

Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan

Lansia yang mengalami hipertensi atau memiliki riwayat hipertensi berjumlah 26 orang (74%), di Posyandu lansia tersebut telah diadakan senam dua kali dalam

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu metode penelitian untuk mendapatkan data langsung dari Desa Bumi

Dab diharapkan nanti nya dengan meningkat nya sikap kemandirian siswa SMP terhadap mata pelajaran IPA di kabupaten Muaro Jambi dapat bersaing untuk menjadikan