HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PERAWATAN PERSONAL HYGIENE PADA PERINEUM DI DESA JATISELA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GUNUNGSARI LOMBOK BARAT
Ni Nyoman Santi Tri Ulandari,1 Sri Masdiningsih Utami,2 Ni Nengah Utik3 1,2) Staf Pengajar STIKES Mataram, 3) Mahasiswa STIKES Mataram
Email : santi_rastika@yahoo.com
ABSTRAK
Kurangnya pengetahuan ibu post partum dalam menjaga dan merawat kebersihan dirinya menjadi salah satu masalah yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai macam infeksi. Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari, jumlah ibu post partum sebanyak 162 ibu dan terdapat 94 ibu dengan risiko tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu post partum dengan personal hygiene pada perineum di Desa Jatisela Wilayah kerja Puskesmas Gunungsari.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dengan sampel sebanyak 62 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi, analisa data dilakukan dengan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang personal hygiene sebanyak 21 orang, pengetahuan cukup 32 orang dan pengetahuan kurang 9 orang. Sedangkan responden yang perawatan personal hygiene nya baik sebanyak 22 orang, cukup 32 orang dan kurang sebanyak 8 orang. Hasil analisis statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai P value sebesar 0,036 dengan taraf signifikan 0,05.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan personal hygiene pada ibu post partum di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari. Disarankan pada tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dengan cara memberikan penyuluhan dan bimbingan konseling serta menganjurkan ibu untuk tetap melakukan personal hygiene.
Kata kunci : Pengetahuan, Postpartum, Personal Hygiene
PENDAHULUAN
Word Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal terjadi karena meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan
dan setelah persalinan (WHO, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indicator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Ibu (AKI) melahirkan secara Nasional mencapai 320/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32/1000 kelahiran hidup dengan rata-rata Nasional mencapai 74/1000 kelahiran hidup (Dikes provinsi NTB, 2013).
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah kurangnya pengetahuan dan perilaku ibu yang tidak mengenali tanda bahaya dan terlambat membawa ibu ke fasilitas kesehatan (Hermiyanti, 2005). Pengetahuan ibu post partum tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat un tuk segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci utama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Azwar, 2009).
Kejadian infeksi pada masa nifas dapat diatasi dengan menangani luka jalan lahir dengan baik. Perawatan terhadap luka jalan lahir secara personal hygiene, khususnya vulva hygiene, dapat dilakukan semndiri oleh ibu. Selain itu, perilaku ibu pada saat masa nifas juga mempengaruhi kemungkinan terjadinya infeksi. Proses penyembuhan luka jahitan pada perineum akan lebih cepat sembuh apabila didukung dengan pola makan yang baik, seperti konsumsi makanan bergizi, khususnya makanan protein tinggi, cukup istirahat, menjaga kebersihan perorangan, terutama kebersihan genitalia (Prawiroharjo, 2006).
Berdasarkan data yang diperoleh di desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari tahun 2013 jumlah ibu post partum sebanyak 154 ibu dan terdapat 80 kasus ibu dengan risiko tinggi, sedangkan tahun 2014 jumlah ibu post partum sebanyak 162 ibu dan terdapat 94 kasus ibu dengan risiko tinggi (Dinkes Kabupaten Lombok Barat, 2014).
Hasil survey awal yang dilakukan dengan wawancara langsung terdapat 10 ibu post partum di Desa Jatisela, hanya 3 ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang personal hygiene sedangkan 7 ibu post partum lainnya mengatakan tidak
mengerti tentang personal hygiene, sehingga tingkat pengetahuannya kurang.
Berdasarakan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu post partum dengan personal hygiene di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu post partum dengan personal hygiene pada perineum di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. mengidentifikasi pengetahuan ibu
post partum di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.
2. Mengidentifikasi personal Hygiene pada ibu post partum di Desa Jatisela
Wilayah Kerja Puskesmas
Gunungsari.
3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan personal hygiene pada perineum di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.
METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang ada di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari dengan jumlah sebanyak 162 ibu post partum.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang ada di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari, dengan jumlah sampel sebanyak 62 ibu post partum.
dengan pertimbangan tertentu sehingga data yang diperoleh lebih representative (Sugiyono, 2008).
Kriteria sampel :
Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah:
a. Kriteria Inklusi
1. Ibu post partum primipara hari 1 sampai dengan 7 hari
2. Ibu post partum primipara dengan persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas Gunungsari.
3. Ibu post partum yang bersedia menjadi responden.
b. Kritesia Eksklusi
1. Ibu post partum primipara yang mengalami partus dengan tindakan atau komplikasi
2. Ibu post partum primipara dirawat di ruang khusus.
Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi, yaitu mengkaji hubungan antar variabel desain yang digunakan adalah cross sectional, yaitu dimana data dikumpulkan dan diteliti dalam satu waktu bersamaan (Nursalam, 2003).
Analisis data
Analisa data yang digunakan adalah menggunakan Chi Square, dengan menggunakan program spss versi 17
dengan α = 0,05.
Tahap pengambilan data
Pelaksanaan tahap pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan data ibu yang akan dijadikan sampel, data ini dikumpulkan 24 jam setelah melahirkan. Setelah mendapatkan data ibu, kemudian menjelaskan tujuan penelitian dan
meminta ibu untuk menandatangani lembar informed concent apabila ibu bersedia menjadi responden.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara yang berpedoman pada lembar observasi.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.1 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu post partum
No Pengetahuan n % memiliki pengetahuan cukup sebanyak 32 ibu atau sekitar 51,6% da nada 9 ibu post partum yang memiliki pengetahaun kurang, atau sekitar 14,5%.
Tabel 1.2 Distribusi responden berdasarkan perawatan personal hygiene
No Personal Hygiene n % perawatan personal hygiene dengan kategori cukup sebanyak 32 orang, atau sekitar 51,6%. Dan hanya 8 ibu post partum dengan perawatan post partum kurang atau sekitar 12,9%.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 ibu post partum yang perawatan personal hygiene nya baik, terdapat 12 orang yang memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan dari 32 ibu post partum yang personal hygiene nya cukup ada 20 ibu post partum yang memiliki pengetahuan cukup.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai P value sebesar 0,036 dengan taraf
signifikann 0,05 (p < α), karena 0,036 <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antar pengetahuan ibu post partum dengan perawatan personal hygiene pada perineum di Desa Jatisela Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari.
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan ibu post partum tentang personal hygiene.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang dan yang memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 32 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa cukupnya pengetahuan yang dimiliki oleh reponnden tentang personal hygiene pada perineum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan dan pekerjaan. Sesuai data sebagian besar responden dengan umur 20-35 tahun rata-rata pendidikan sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), hal ini berpengaruh dengan pekerjaan yang dimiliki oleh responden yang sebagian besar hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT).
Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari suatu kesimpulan yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra. Selain faktor tersebut,
informasi juga sangat berpengaruh. Dimana informasi akan memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika orang tersebut mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, dimana sebagian besar ibu post partum sudah pernah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan tentang personal hygiene pada perineum.
Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengetahuan yang berasal dari pengalaman akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftah (2012), yang menyatakan bahwa banyak dari responnden yang ditelitinya memiliki pengetahuan yang cukup dan faktor yang paling mempengaruhi pengetahuan ibu adalah banyaknya informasi yang diperoleh.
2. Perawatan personal hygiene
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 62 responden yang diteliti, yang melakukan perawatan personal hygiene dengan baik sebanyak 22 orang dan yang cukup sebanyak 32 orang.
Menurut Siti (2002), semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki tentang perawatan personal hygiene dan sebaliknya bila pendidikannya kurang
maka akan menghambat
terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah seseorang menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki khususnya mengenai perawatan personal hygiene.
Perawatan personal hygiene pada ibu post partum dapat mempengaruhi penyembuhan luka perineum. Apabila personal hygiene kurang diperhatikan, maka akan memperlambat proses penyembuhan luka perineum.
Selain itu, paritas dan pekerjaan juga mempengaruhi ibu post partum dalam melakukan personal hygiene.
Menurut Soekidjo (2002), pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Apabila seseorang telah melahirkan anak yang kedua kali dan seterusnya, pada umumnya dapat melakukan personal hygiene dengan baik karena mereka telah memperoleh pengalaman dan informasi pada kelahiran anak sebelumnya. Pekerjaan dalam hal ini juga mempengaruhi ibu post partum dalam melakukan personal hygiene, dimana ibu yang bekerja akan mudah mendapatkan informasi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
3. Hubungan pengetahuan dengan perawatan personal hygiene
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square dengan
tingkat kemaknaan (α = 0,5) diperoleh nilai p<α yaitu 0,036 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu post partum dengan perawatan personal hygiene pada perineum. Sebagian karena sebagian besar ibu
post partum yang diteliti
berpendidikan SMP sehingga tingkat
pengetahuan yang dimiliki ibu post partum tentang personal hygiene tergolong cukup, hal ini berdampak pada perawatan personal hygiene. Hal yang paling berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu adalah dengan cara memberikan KIE (komunikasi Informasi Edukasi) tentang personal hygiene oleh petugas kesehatan.
Ibu post partum yang perawatan personal hygiene yang baik ditemukan pada ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 orang dan yang memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan data di atas ibu post partum yang perawatan personal hygiene nya cukup lebih banyak dibandingkan dengan ibu post partum yang perawatan personalhygiene nya baik dan kurang. Pada umumnya semakin baik pengetahuan ibu tentang personalhygiene, maka akan semakin baik pula perawatan personal hygiene nya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Jakarta.
Dikes Provinsi NTB. 2013. Angka Kematian Ibu . Mataram. Nusa Tenggara Barat.
Dikes Kabupaten Lombok Barat. 2014. Jumlah Ibu Post Partum. Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat. Hermiyanti. 2005. Tantangan Akselerasi
Penurunan AKI, Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Departermen Kesehatan RI. Jakarta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian
Keperawatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta. Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas.
Fitramaya. Yogyakarta.