• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN OTENTIK PADA PEMBELAJARAN SUBKONSEP FOTOSINTESIS DI SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN OTENTIK PADA PEMBELAJARAN SUBKONSEP FOTOSINTESIS DI SMP."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh PEMI MOPANA

1001072

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Pemi Mopana

1001072

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Pemi Mopana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

oleh: Pemi Mopana

1001072

Disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing I,

Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si.

NIP. 195801261987032001

Pembimbing II,

Drs. H. Andrian Rustaman, M.Ed.,Sc,

NIP. 195002011984011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si.

(4)

ABSTRAK

Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik Pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis Di SMP

Pemi Mopana

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan dan penerapan instrumen asesmen otentik, serta menyusun rekomendasi perbaikan asesmen berdasarkan observasi penerapan pengembangan asesmen otentik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Lembang sebanyak satu kelas. Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis hasil penilaian siswa, dan menyusun rekomendasi perbaikan. Berdasarkan analisis kompetensi dasar, jenis penilaian yang harus dikembangkan pada pembelajaran subkonsep fotosintesis adalah penilaian kinerja, penilaian kognitif, penilaian proyek, penilaian presentasi, peer dan self assessment. Adapun jenis-jenis penilaian tersebut dikembangkan berdasarkan langkah pengembangan instrumen menurut Wiggins. Pengembangan instrumen asesmen otentik dilakukan dengan memperhatikan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran subkonsep fotosintesis. Pelaksanaan asesmen otentik dalam pembelajaran subkonsep fotosintesis meliputi langkah sosialisasi instrumen asesmen otentik, penyampaian kriteria penilaian setiap instrumen asesmen otentik, menyepakati konten penilaian setiap instrumen asesmen otentik bersama siswa, menerapkan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran, pengolahan data hasil asesmen otentik, dan menyampaikan hasil perolehan asesmen otentik. Adapun hasilnya sebagian besar siswa mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik dan baik pada setiap jenis penilaian yang digunakan. Selain itu sebagian besar siswa juga menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan beberapa jenis asesmen otentik hasil pengembangan yang diterapkan.Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan instrumen, asesmen otentik yang dikembangkan harus memerhatikan segi keefisienan waktu dan tenaga dalam penggunaannya.

.

Kata Kunci: pengembangan instrumen, asesmen otentik, kurikulum 2013,

(5)

Developing Authentic Assessment Instrumentsof Photosynthesis in Junior High School

Abstract

The purpose of this research was developing, applying, and arranging recommendation of authentic assessment instruments based on observation in the class. Descriptive methods used in this research. The subject of research was one class of 1st grade students in 1 Lembang Junior High School. The research consist of activities such as developing authentic assessment instrument, applying

authentic assessment instrument in the class, analyzing student’s assessment, and

arranging recommendation of authentic assessment instrument. Based on basic competence analysis, type of assessment that should be used and develop for photosynthesis are actual performance assessment, cognitive assessment, project assessment, presentaion assessment, peer and self assessment. All of the

assessments have been developed using the development’s step by Wiggins.

Beside that, the authentic assessment instrument have been applied in the class through some steps: socialization of assessment criteria for every authentic assessment instrument, dealing contents of authentic assessment with students, applying authentic assessment instrument in the class, processing data, and

communicating student’s assessment. This research said that most of students get

very good and good category. Moreover most of students have been indicate positive responds in applying authentic assessment instrument on the class. Based on the weakness of instrument that found in this research, the authentic assessment developing should be more efficient when it used.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Judul ... 1

B. Latar Belakang ... 2

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Pertanyaan Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah ... 4

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II ASESMEN OTENTIK DAN ANALISIS MATERI KONSEP FOTOSINTESIS ... 7

A. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 7

B. Perbedaan Asesmen dan Evaluasi ... 8

C. Pengertian Asesmen Otentik ... 8

D. Prinsip Umum Asesmen Otentik ... 10

E. Tujuan Penilaian Otentik ... 11

(7)

G. Manfaat Asesmen Otentik ... 12

H. Sifat, Jenis, dan Model Implementasi Asesmen Otentik ... 13

I. Perbandingan Tes Tradisional dan Penilaian Otentik ... 16

J. Analisis Materi Konsep Fotosintesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

B. Definisi Operasional ... 23

C. Metode Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 25

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Rancangan Penelitian ... 40

H. Prosedur Penelitian ... 41

I. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...46

A. Hasil ... 46

1. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik ... 47

2. Pelaksanaan Asesmen Otentik dalam Pembelajaran ... 48

3. Analisis Hasil Asesmen Otentik Siswa ... 54

4. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Asesmen Otentik ... 58

B. Pembahasan ... 60

1. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja ... 61

2. Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif ... 67

3. Pengembangan Instrumen Penilaian Proyek ... 66

4. Pengembangan Instrumen Penilaian Presentasi ... 69

5. Pengembangan Instrumen Penilaian Peer dan Self Assesment ... 71

(8)

7. Kelemahan dan Kelebihan Instrumen Asesmen Otentik Hasil

Pengembangan ... 74

8. Deskripsi Perbaikan Asesmen Otentik ... 75

BAB VSIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 82

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan Penilaian Tradisional Dan Asesmen Otentik ... 17

3.1 Kisi-Kisi Penilaian Kognitif (Tes Tertulis) ... 25

3.2 Kisi-Kisi Penilaian Kinerja ... 26

3.3 Kisi-Kisi Kriteria Penilaian Presentasi Siswa ... 26

3.4 Kisi-Kisi Penilaian Tugas Proyek ... 27

3.5 Kisi-Kisi Self Assesment Dan Peer Assesment ... 27

3.6 Kisi-Kisi Kriteria Perolehan Data ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.8 Rekapitulasi Uji Validitas Butir Soal ... 32

3.9 Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Butir Soal ... 32

3.10 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 33

3.11 Kategorisasi Daya Pembeda ... 34

3.12 Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Butir Soal ... 34

3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 35

3.14 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal ... 35

3.15 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Kognnitif ... 36

3.16 Kategorisasi Penilaian Kognitif ... 47

3.17 Kategorisasi Penilaian Kinerja ... 42

3.18 Kategorisasi Penilaian Proyek ... 42

3.19Kategorisasi Peer Assesment Dan Self Assesment ... 42

3.20Kategorisasi Hasil Kuisioner Siswa ... 42

3.21Kategorisasi Hasil Kuisioner Siswa ... 42

4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Instrumen Asesmen Otentik ... 49

4.2 Hasil Kuisioner Pendapat Siswa ... 52

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Alur Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 38

4.1 Alur Langkah Umum Tahapan Penelitian ... 44

4.2 Langkah Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik ... 45

4.3 Alur Pelaksanaan Instrumen Asesmen Otentik ... 53

4.4 Hasil Penilaian Kinerja Siswa ... 54

4.5 Hasil Penilaian Kognitif Siswa ... 55

4.6 Hasil Penilaian Proyek Siswa ... 56

4.7 Hasil Penilaian Presentasi Siswa ... 56

4.8 Hasil Self Assessment Siswa ... 57

(11)

BAB I

PENDAHULUAN A. Judul

Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

B. Latar Belakang

Kurikulum di Indonesia telah seringkali mengalami perubahan. Selama dan setelah masa orde baru, pendidikan di Indonesia telah mengalami enam kali pergantian kurikulum, bahkan saat ini sedang dilakukan uji coba kurikulum 2013 sehingga dapat dikatakan Indonesia telah mengalami tujuh kali pergantian kurikulum. Berdasarkan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud No.68 Tahun 2013).

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kemendikbud (2013) menyatakan tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2013).

(12)

experiment, communicating) dan keterampilan proses sains lainnya (Susilowati,

2013). Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Kemendikbud, 2013).

Nurgiyantoro (2008) menyatakan bahwa perkembangan kurikulum sejalan dengan perkembangan di sekitar penilaian hasil belajar karena penilaian hasil belajar siswa berkaitan langsung dengan kurikulum. Komponen penilaian diyakini memberikan dampak nyata bagi keberhasilan pembelajaran kompetensi kepada siswa. Oleh karena itu maka penilaian kini ditempatkan pada posisi yang penting dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk dan cara penilaian dalam banyak hal memberikan pengaruh penting bagi proses pembelajaran, bagaimana guru harus membelajarkan dan bagaimana siswa harus belajar, dan keduanya menentukan capaian kompetensi (Nurgiyantoro, 2008:251). Oleh karena itu sejalan dengan berkembangnya kurikulum di Indonesia, maka penilaian pun harus berkembang sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku.

Asesmen otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain (Kemendikbud, 2013). Asesmen otentik mengakibatkan secara perlahan dapat merubah peran guru dalam asesmen, yang pada awalnya kelas berpusat pada guru menjadi kelas berpusat pada siswa yang memang sesuai kebutuhan asesmen otentik dan tuntutan kurikulum 2013 (Jacob, 2003). Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bahwa prosedur pada assesmen otentik sangat efektif ketika siswa dan guru bekerja sama dalam pengembangan dan implementasinya (Carin, 1997).

(13)

2013 ini, pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga meluncurkan silabus, buku siswa, dan buku guru sebagai panduan pembelajaran. Di dalam silabus, buku siswa, dan buku guru terdapat panduan materi, panduan pelaksanaan pembelajaran, dan panduan penilaian.

Asesmen otentik memang bukan hal yang baru dalam dunia penilaian pendidikan, namun penggunaan asesmen otentik ini belum popular diterapkan di Indonesia. Baru dalam kurikulum 2013 ini diharuskan penggunaan asesmen otentik karena dinilai relevan dengan pendekatan ilmiah sesuai tuntutan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013). Judith (2004) mengemukakan bahwa asesmen otentik adalah sebuah asesmen yang mengarahkan siswa untuk memperlihatkan kompetensi yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang membutuhkan aplikasi dari kehidupan nyata. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah dalam implementasi kurikulum 2013 mencantumkan jenis-jenis asesmen otentik dalam buku petunjuk guru. Mengingat dalam buku petunjuk guru tersebut belum terdapat bentuk penilaian asesmen otentik secara jelas, perlu dilakukan pengembangan asesmen otentik sesuai kompetensi dasar dan petunjuk yang ada sehingga dapat diperoleh gambaran hasil penerapan asesmen otentik dalam kurikulum 2013.

Melalui analisis materi yang dilakukan, pembelajaran mengenai fotosintesis pada tingkat SMP mencakup kegiatan pembelajaran yang beragam, yaitu kegiatan pengamatan, diskusi, dan kegiatan merencanakan pengamatan sehingga banyak aspek keterampilan siswa yang dapat diamati dan dinilai. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan subkonsep fotosintesis untuk penelitian ini.

Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan diatas mengenai kurikulum 2013, pendekatan scientific, dan asesmen otentik, peneliti hendak menerapkan pengembangan asesmen otentik pada pembelajaran. Adapun pengembangan instrumen asesmen otentik tersebut dilakukan melalui langkah-langkah pengembangan instrumen dan berdasarkan buku siswa dan buku guru yang digunakan di kelas yang sedang diuji coba menggunakan kurikulum 2013.

(14)

gambaran pengembangan den penerapan instrumen asesmen otentik sesuai tuntutan kurikulum 2013. Selain itu diharapkan dapat diperoleh pula perbaikan asesmen otentik berdasarkan observasi kelas yang dilakukan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana

pengembangan instrumen asesmen otentik pada subkonsep fotosintesis di SMP?”.

D. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memperjelas apa yang diperoleh maka permasalahan yang akan dikaji tersebut dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana format instrumen asesmen otentik yang dikembangkan?

2. Bagaimana keterlaksanaan pengembangan instrumen asesmen otentik terhadap penilaian kompetensi siswa pada subkonsep fotosintesis?

3. Jika ada yang harus diperbaiki, bagaimanakah perbaikan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil observasi pengembangan asesmen otentik?

E. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar lebih mengarah pada tujuan dan rumusan masalah yang ditentukan. Berikut ini batasan masalah penelitian ini.

1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengembangan instrumen asesmen otentik.

(15)

3. Kompetensi siswa yang akan diteliti dalam penelitian adalah kompetensi sesuai tuntutan kurikulum 2013, namun dibatasi hanya untuk KI 3 dan KI 4 saja.

4. Penelitian ini ditujukkan pada subkonsep fotosintesis.

F. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, antara lain:

1. Melakukan pengembangan dan penerapan instrumen asesmen otentik berdasarkan silabus, petunjuk buku guru, dan buku siswa kurikulum 2013 di tingkat SMP;

2. Mengidentifikasi hasil penilaian asesmen otentik siswa;

3. Menyusun rekomendasi perbaikan asesmen berdasarkan observasi penerapan pengembangan asesmen otentik sesuai buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 di tingkat SMP.

G. Manfaat

Penelitian ini tentu diharapkan akan menghasilkan temuan berupa hasil penelitian dalam bentuk fakta-fakta yang terjadi terkait konsep dan teori yang akan diteliti. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:

1. Bagi guru,

a. dapat memberikan gambaran uji coba pengembangan instrumen asesmen otentik pada pembelajaran yang disesuaikan dengan KI, KD, buku siswa, dan buku guru kurikulum 2013;

b. dapat memberikan rekomendasi perbaikan konten instrumen asesmen otentik berdasarkan hasil observasi penerapan pengembangan asesmen otentik.

2. Bagi siswa,

(16)

b. Mendorong siswa untuk lebih kritis dalam menganalisa pekerjaan serta melihatnya lebih dari sekedar nilai, tetapi pengalaman belajar.

3. Bagi peneliti lain

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lembang yang berlokasi di jalan Lembang, Bandung Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan April 2014

2. Populasi dan Sampel

Populasidalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Lembang yang menggunakan kurikulum 2013 tahun ajaran 2013/2014, terdiri dari sembilan kelas. Setiap kelas terdiri dari kurang lebih empat puluh siswa. Sampel penelitian yang dijadilakn subjek penelitian adalah satu kelas yang ada di SMP Negeri 1 Lembang yaitu kelas VII H yang dipilih secara acak. Adapun kelas tersebut terdiri dari empat puluh orang siswa.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2013). Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui gambaran beberapa aspek yang diteliti langsung dari keadaan sebenarnya dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan secara sistematis.

C. Definisi Operasional

1. Pengembangan instrumen asesmen otentik: merancang pengembangan

(18)

Pelatihan dan Implementasi IPA SMP Kurikulum 2013 yang dibuat oleh Kemendikbud.

Dalam penelitian ini kegiatan pengembangan meliputi kegiatan: mengembangkan instrumen  menerapkan instrumen dalam pembelajaran menganalisis hasil penilaian siswa  menyusun rekomendasi perbaikan 2. Asesmen otentik: Asesmen yang memadukan penilaian pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang membutuhkan aplikasi dari dunia nyata. Dalam kurikulum 2013 terdapat empat KI yang harus dikembangkan dan dinilai dalam setiap kegiatan pembelajaran. Adapun langkah operasional yang diimplementasikan untuk pengembangan instrumen asesmen otentik pada konsep fotosintesis (disesuaikan untuk setiap kompetensi inti) meliputi langkah sebagai berikut:

a. Langkah Mengembangkan Instrumen

Pada penelitian ini, untuk pengembangan istrumen melalui tahap berikut: menganalisis kompetensi inti (KI)  menganalisis kompetensi dasar (KD) menganalisis materi pokok subkonsep fotosintesis menentukan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai siswa menentukan jenis asesmen otentik yang digunakan dalam pembelajaran subkonsep fotosintesis menentukan tujuan setiap penilaian menyusun indikator setiap penilaian menentukan actual performance menentukan desain penilaian diperoleh asesmen otentik validasi setiap penilaian dalam asesmen otentik uji coba setiap instrumen penilaian di kelas analisis hasil uji coba perbaikan hasil uji coba  validasi oleh dosen ahli asesmen.

b. Langkah Menerapkan Instrumen Asesmen Otentik

(19)

c. Langkah Analisis Hasil Penilaian

Analisis hasil penilaian melalui langkah-langkah sebagai berikut: memeriksa hasil pekerjaan siswa mengkategorikan hasil nilai siswa mengolah data kuisioner pendapat siswa menganalisis hasil penilaian siswa dihubungkan dengan data kuisioner pendapat siswa.

d. Langkah Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Instrumen Asesmen Otentik

Penyusunan rekomendasi perbaikan instrumen asesmen otentik: menganalisis hasil penilaian siswa menganalisis kekurangan instrumen penilaian berdasarkan hasil lembar observasi menganalisis kekurangan instrumen penilaian berdasarkan hasil kuisioner wawancara siswa menganalisis kekurangan instrumen penilaian berdasarkan catatan peneliti menyusun deskripsi perbaikan asesmen otentik.

D. Instrumen Penelitian

Berdasarkan petunjuk pada buku guru mengenai bentuk instrumen asesmen yang harus digunakan dan analisis kebutuhan, pada penilitian ini digunakan instrumen sebagai berikut:

1. Kuisioner dan wawancara siswa untuk mengetahui pandangan siswa dalam penerapan pengembangan asesmen otentik yang dilakukan;

Data kuisioner dan wawancara siswa menjadi suatu bagian instrumen yang penting dalam penelitian ini. Melalui kuisioner dan wawancara siswa, dapat diketahui pandangan siswa dalam penerapan pengembangan asesmen otentik yang dilakukan.

(20)

kisi-kisi kriteria perolehan data melalui kuisioner siswa, wawancara, dan lembar observasi untuk observer:

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Kriteria Perolehan Data Melalui Kuisioner Siswa, Wawancara, Dan Lembar Observasi

1) Siswa mengetahui informasi dan tujuan jenis-jenis asesmen otentik yang digunakan

Kuisioner, observasi

2) Siswa mengetahui manfaat melaksanakan asesmen otentik

1) Siswa mengikuti sosialisasi asesmen otentik yang dilaksanakan oleh guru

Observasi

2) Siswa memberi masukan mengenai kriteria penilaian dalam asesmen otentik

Observasi

3) Siswa mengerti dalam pelaksanaan asesmen otentik pada saat kegiatan pembelajaran

Kuisioner, observasi

4) Siswa memahami kriteria penilaian dalam asesmen otentik

Kuisioner, observasi

5) Siswa menyepakati konten penilaian dan kriteria penilaian dalam asesmen otentik

Kuisioner, observasi

3 Feedback terhadap

sosialisasi asesmen otentik

1) Siswa lebih mempersiapkan diri untuk belajar Kuisioner, wawancara 2) Siswa berusaha menampilan kemampuan terbaik Kuisioner, wawancara 3) Siswa memiliki keinginakan untuk

meningkatkan kemampuannya

Wawancara

4) Penilaian otentik yang digunakan secara keseluruhan dapat mengukur kemampuan siswa menerapkan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari

Kuisioner, wawancara

4 Pelaksanaan Penilaian Kinerja

1) Penilaian kinerja dapat dilaksanakan dalam kegiatan praktikum

Observasi, catatan peneliti

2) Pelaksanaan penilaian kinerja tidak mengganggu kegiatan guru dalam membimbing pengamatan siswa

Observasi, catatan peneliti

3) Penilaian kinerja dapat mengungkap kemampuan kerja ilmiah siswa

kuisioner

5 Pelaksanaan Penilaian Kognitif

1) Pertanyaan-pertanyaan dalam penilaian kognitif dapat dipahami siswa

Observasi, kuisioner, catatan peneliti 2) Pertanyaan-pertanyaan dalam penilaian kognitif

menggambarkan permasalahan kehidupan nyata

Kuisioner

3) Pertanyaan dalam penilaian kognitif dapat mengungkap keberhasilan siswa dalam

menerapkan hasil pembelajaran dalam kehidupan nyata

Kuisioner, wawancara,

6 Pelaksanaan Penilaian Proyek

1) Penilaian proyek dapat digunakan untuk menilai tugas proyek siswa

Observasi, catatan peneliti

2) Indikator penilaian dalam penilaian proyek dapat mengungkapkan kemampuan siswa merancang suatu percobaan

(21)

No. Aspek Pelaksanaan

1) Siswa penilai dapat melaksanakan penilaian sesuai dengan lembar penilaian

Kuisioner, observasi

2) Siswa menilai secara jujur dan objektif Kuisioner, observasi, wawancara

3) Siswa menilai secara mandiri Observasi 4) Pertanyaan-pertanyaan dalam peer dan self

assesment dapat mengungkap sikap siswa

sebagai individu dan sikap siswa dalam kelompok

Kuisioner, wawancara

5) Kegiatan proyek lancar/tidak ada hambatan dalam pelaksanaan peer asesment dan self

assesmen.

Observasi, wawancara

8 Pelaksanaan Penilaian Presentasi

1) Penilaian presentasi dapat dilaksanakan selama kegiatan presentasi siswa

Observasi, catatan peneliti

2) Penilaian presentasi dapat dilaksanakan selama kegiatan presentasi siswa

Observasi, catatan peneliti

3) Pelaksanaan penilaian presentasi tidak

mengganggu kegiatan guru dalam membimbing presentasi siswa

Observasi, catatan peneliti

4) Penilaian presentasi dapat mengungkap kemampuan komunikasi dan interpretasi siswa

Observasi, kuisioner

9 Komunikasi hasil asesmen otentik

1) Siswa mendapatkan hasil penilaian otentik Observasi

2) Hasil asesmen otentik dikomunikasikan secara tertulis di kelas

Observasi

3) Keluhan siswa terhadap hasil asesmen otentik Observasi, wawancara 10 Efisiensi 1) Waktu yang diperlukan dalam asesmen otentik

secara keseluruhan efisien

Observasi, catatan peneliti

2) Pelaksanaan asesmen otentik dapat mengefisienkan tenaga

Observasi, catatan peneliti

11 Tindak Lanjut 1) Siswa mendapatkan tindak lanjut dari hasil penilaian-penilaian dalam asesmen otentik

Observasi, kuisioner

2) Siswa yang belum memperoleh nilai yang baik diberi pengarahan agar dapat meningkatkan kinerja pada bab selanjutnya

Observasi, kuisioner

3. Catatan observasi peneliti selama penelitian berlangsung;

(22)

E. Proses Pengembangan Instrumen Penilaian

Berdasarkan jadwal pelaksanaan penelitian, sebelum dilakukan pengambilan data pada kelas penelitian, dilakukan tahap uji coba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal kognitif yang dibuat. Selain ini melalui uji coba, dapat diketahui keterlaksanaan dari instrumen lainnya yang akan digunakan pada penelitian. Jika ada yang tidak dapat digunakan, maka poin dalam instumen tersebut dapat dihilangkan atau diganti.

Data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9. Adapun cara-cara lain yang dapat dilakukan tanpa menggunakan ANATES adalah menggunakan rumus-rumus di bawah ini:

1. Uji Coba Penilaian Kognitif

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012).Validitas butir soal dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment seperti yang tercantum di bawah ini,

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y N = Jumlah siswa

X = Skor item yang dicari validitasnya Y = Skor yang diperoleh siswa

Interpretasi mengenai besarnya korelasi menurut (Arikunto, 2012) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal No Rentang Nilai Validitas Kriteria

1 0,00 sampai dengan 0,19 Sangat Rendah

2 0,20 sampai dengan 0,39 Rendah

3 0,40 sampai dengan 0,59 Cukup

4 0,60 sampai dengan 0,79 Tinggi

5 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi

N ∑xy– (∑X) (∑Y)

(23)

Berdasarkan perhitungan validitas butir soal sebanyak lima soal uraian yang telah diujicobakan pada kelas yang sedang memelajari subkonsep fotosintesis, diperoleh hasil pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9. Rekapitulasi uji validitas butir soal Interpretasi Validitas Nomor Soal Jumlah Soal

Sangat tinggi - -

Tinggi 2 1

Cukup 1,3,4,5 4

Rendah - -

Sangat Rendah - -

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi

product moment Pearson dan Rumus Spearman-Brown dibawah ini,

1) Rumus product moment Pearson rXY=

N∑XY−(∑X)(∑Y)

{NX2−(∑X)2} {N∑Y2−(∑Y)2}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y N = Jumlah siswa

X = Skor item yang dicari validitasnya Y = Skor yang diperoleh siswa

2) Rumus Spearman-Brown

r11 = 2 (rxy) (1 + rxy)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y

(24)

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

5 0,80 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh angka reliabilitas soal 0,62 yang menandakan bahwa soal mempunyai reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012). Untuk menghitung daya pembeda dapat menggunakan rumus dibawah ini,

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda

J = Jumlah siswa yang mengikuti tes JA = Banyaknya siswa kelompok atas JB = Banyaknya siswa kelompok bawah

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda menurut (Arikunto, 2012), sebagai berikut: Tabel 3.11 Kategorisasi Daya Pembeda

No Rentang Nilai Daya Pembeda Kriteria

(25)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal sebanyak 5 soal yang telah diujicobakan, diperoleh hasil pada tabel di bawah ini

Tabel 3.12. Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Butir Soal Interpretasi Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah Soal

Baik sekali - -

Baik - -

Cukup 1,2,3,4,5 5

Jelek - -

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukan sukar tidaknya suatu soal. Soal yang sukar akan memiliki indeks yang kecil, sedangkan soal yang mudah akan memiliki indeks yang besar. Rentang indeks tersebut dimulai dari 0,00 sampai 1,00. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Kategori indeks kesukaran menurut (Arikunto, 2012), sebagai berikut: Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria

1 0,00 sampai dengan 0,30 Sukar

2 0,31 sampai dengan 0,70 Sedang

3 0,71 sampai dengan 1,00 Mudah

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran butir soal sebanyak 5 soal yang telah diujicobakan, diperoleh hasil pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.14. Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal Penilaian Kognitif Interpretasi Tingkat

Kesukaran

Nomor Soal Jumlah Soal

Sukar - -

Sedang 1,2,3,5 4

Mudah 4 1

(26)

Hasil uji keseluruhan analisis butir soal pada uji coba instrumen tes kognitif dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.15. Rekapitulasi Hasil Uji Insrumen Tes Kognitif

No. Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kesimpulan soal

1 0,568 Cukup 0,62 Tinggi 0,62 Sedang 0,35 Cukup Digunakan

2 0,715 Tinggi 0,66 Sedang 0,33 Cukup Digunakan

3 0,481 Cukup 0,55 Sedang 0,30 Cukup Digunakan

4 0,599 Cukup 0,71 Mudah 0,36 Cukup Digunakan

(27)

2. Hasil Uji Coba Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja ini bertujuan untuk mengetahui apakah indikator dalam penilaian kinerja dapat dinilai selama pembelajaran atau tidak. Kedua, uji coba ini bertujuan mengetahui pendapat siswa dan observer mengenai pelaksanaan penilaian kinerja. Evaluasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini diharapkan dapat menjadi perbaikan untuk pengambilan data penelitian selanjutnya.

Hasil penilaian kinerja dapat dilihat pada lampiran D1. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa seluruh siswa pada kelas uji coba memperoleh penilaian dengan kategori sangat baik. Jika ditinjau dari kuisioner penjaringan pendapat siswa, hampir seluruh siswa (97%) menyatakan bahwa penilaian kinerja dapat mengukur kemampuan kerja laboratorium mereka.

Selain dari hasil penjaringan pendapat siswa, uji coba penilaian ini juga ditinjau dari hasil observasi para observer. Adapun hasil penilaian aspek pertama, seluruh siswa menyatakan bahwa penilaian kinerja dapat dilaksanakan dalam kegiatan praktikum. Dalam aspek lainnya seluruh observer menyatakan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja tidak mengganggu kegiatan guru dalam membimbing pengamatan siswa. Terakhir seluruh observer juga menyatakan bahwa penilaian kinerja dapat mengungkap kemampuan kerja laboratorium siswa.

Berdasarkan hasil uji coba pelaksanaan penilaian kinerja yang telah diungkapkan diatas, dapat dilihat bahwa tidak ada hal yang mengganggu pelaksanaan penilaian kinerja. Baik itu berdasarkan kuisioner pendapat siswa, ataupun hasil observasi observer. Hal tersebut menjadi tanda positif untuk penggunaan instrumen penilaian kinerja tersebut pada penelitian ini.

3. Hasil Uji Coba Penilaian Proyek

Uji coba penilaian proyek bertujuan untuk mengetahui apakah kriteria dalam penilaian proyek dapat digunakan atau tidak. Selain itu melalui uji coba ini diharapkan dapat diperoleh evaluasi pelaksanaan penilaian proyek yang diperoleh dari kuisioner dan lembar observasi.

(28)

bersangkutan tidak mengerjakan tugas proyek selama waktu yang ditentukan. Namun kelompok siswa yang mendapat nilai proyek memperoleh penilaian dengan kategori sangat baik.

Selain itu ditinjau dari hasil kuisioner dan lembar observasi, hasilnya menunjukkan penilaian positif untuk pelaksanaan penilaian proyek. Seluruh observer menyatakan bahwa penilaian proyek dapat digunakan untuk menilai tugas proyek siswa. Selain itu, seluruh observasi juga menyatakan bahwa indikator penilaian yang digunakan dalam penilaian proyek dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam merancang percobaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen penilaian proyek dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian selanjutnya.

4. Hasil Uji Coba Penilaian Presentasi

Sama halnya dengan uji coba penilaian kinerja yang telah diungkapkan sebelumnya. Uji coba penilaian presentasi juga mempunyai tujuan tertentu. Uji coba penilaian presentasi diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penilaian presentasi, baik itu dari perolehan nilai siswa, pendapat siswa, maupun hasil observasi observer. Evaluasi yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi untuk perbaikan penilaian presentasi pada pengambilan data penelitian selanjutnya.

Pada pelaksanaan presentasi nyatanya hanya tiga kelompok saja yang dapat melakukan presentasi. Hal ini akibat beberapa kelompok belum selesai mengerjakan tugas proyek sesuai dengan perjanjian. Hal ini sudah diingatkan kepada siswa sebelumnya, bagi kelompok yang tidak tepat waktu mengerjakan tugas maka konsekuensinya tidak mendapatkan kesempatan melakukan presentasi. Terlepas dari hal tersebut kelompok siswa yang melakukan presentasi ternyata memperoleh nilai dengan kategori sangat baik.

(29)

dapat mengungkap kemampuan komunikasi dan interpretasi siswa. Berdasarkan hasil yang telah diungkapkan diatas, instrumen penilaian presentasi yang dikembangkan peneliti dapat digunakan pada pengambilan data selanjutnya.

5. Hasil Uji Coba Peer dan Self Assesment

Uji coba peer dan self assessment dilakukan untuk memperoleh evaluasi untuk perbaikan instrumen penilaian selanjutnya. Hasil uji coba dinilai melalui analisis hasil kuisioner siswa dan hasil observasi. Adapun hasil uji coba yang telah dilakukan menunjukkan penilaian positif terhadap instrumen penilaian diri (peer dan self assessment ). Hal tersebut menunjukkan bahwa peer dan self

assessment dapat digunakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengembangan instrumen penilaian pada penelitian ini meliputi penilaian kognitif, penilaian kinerja, penilaian presentasi, penilaian tugas proyek, penilaian diri (self assesment) dan penilaian rekan (peer assesment). Untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan dari pengembangan instrumen penilaian tersebut, digunakan lembar angket siswa, lembar observasi pelaksanaan penilaian, dan wawancara siswa terhadap pelaksanaan asesmen otentik. Adapun teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7. Teknik Pengumpulan Data

No. Instrumen Penelitian Jenis data Sumber Data

1 Lembar penilaian kognitif

Mengukur penguasaan konsep siswa pada pembelajaran subkonsep fotosintesis

Siswa

2 Lembar penilaian kinerja Mengukur kinerja siswa selama kegiatan

praktikum fotosintesis “Ingenhousz”,

mulai dari tahap persiapan, pelaksanaa, dan tahap akhir praktikum.

Siswa

3 Penilaian tugas proyek Mengukur kemampuan siswa dalam hal merancang pengamatan sederhana berdasarkan pengalaman melaksanakan praktikum

Siswa

4 Penilaian presentasi Mengkur kemampuan siswa dalam mengomunikasikan hasil pengamatan tugas proyek

(30)

No. Instrumen Penelitian Jenis data Sumber Data

5 Penilaian diri dan penilaian rekan

Mengukur sikap dan kinerja siswa siswa selama pratikum dan pelaksanaan tugas proyek

Siswa

6 Kuisioner Siswa Tanggapan siswa dalam pelaksanaan berbagai penilaian asesmen otentik yang sudah dikembangkan dalam pembelajaran

Siswa

7 Wawancara Tanggapan siswa dalam pelaksanaan berbagai penilaian asesmen otentik yang sudah dikembangkan dalam pembelajaran

Siswa

8 Lembar observasi Tanggapan observer terhadap keterlaksanaan asesmen otentik yang sudah dikembangkan pada saat pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas

Observer

9 Catatan Peneliti Catatan-catatan penting peneliti pada saat pelaksanaan penelitian sebagai data penunjang.

Peneliti

(31)

H. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan melalui penerapan asesmen otentik yang sesuai dengan petunjuk pada buku siswa dan buku guru. Adapun selanjutnya setelah penerapan asesmen otentik tersebut di kelas penelitian, penulis membuat pembahasan dan revisi asesmen dari hasil observasi kelas. Hasil revisi yang dibuat tidak untuk diujicobakan lagi, melainkan menjadi masukan untuk pembelajaran selanjutnya. Berikut tahapan secara rinci sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan. Adapun secara lebih detail, tahapan persiapan meliputi:

a. Penyusunan proposal penelitian serta pengumpulan teori-teori pendukung dari artikel atau buku terkait asesmen otentik;

b. Pengembangan instrumen asesmen otentik

2. Pembuatan instrumen penelitian berupa perangkat penilaian untuk KI 3, dan KI 4 yang disesuaikan dengan tuntunan pembelajaran dan tuntunan asesmen pada buku siswa dan buku guru kurikulum 2013;

3. Uji coba instrumen asesmen otentik dalam pemleajaran subkonsep fotosintesis

4. Analisis hasil uji coba dan perbaikan instrumen otentik awal berdasarkan perbaikan hasil uji coba.

5. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan untuk mengases pembelajaran pada konsep fotosisntesis. Data yang diperoleh berupa:

a. hasil penilaian yang diperoleh dari penerapan pengembangan asesmen otentik untuk KI 3 dan KI 4 sehingga diperoleh hasil penilaian kompetensi siswa. Pengambilan data dilakukan di kelas yang diuji berdasarkan petunjuk pada buku siswa dan buku guru untuk kurikulun 2013 yang diterapkan di kelas observasi SMP Negeri 1 Lembang; b. hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa tentang pelaksanaan

(32)

c. hasil observasi selama kegiatan peneitian berlangsung yaitu berupa catatan hal-hal yang penting.

d. Hasil wawancara siswa tentang pelaksanaan asesmen otentik pada subkonsep fotosintensis;

e. Catatan peneliti saat pelaksanaan penelitian. 6. Pengolahan dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan diinterpretasi sehingga diperoleh data yang dapat digunakan sebagai kesimpulan hasil penelitian. 7. Penyusunan Hasil Penelitian dan Rekomendasi Perbaikan Asesmen Otetik

Penyusunan hasil penelitian yang dilakukan adalah berupa pembuatan skripsi sebagai tugas akhir. Setelah data berupa hasil observasi yang didapat diinterpretasikan dan didapat kecenderungan hasil akhirnya, maka dilakukan penyusunan hasil akhir penelitian ini.

I. Analisis Data

a. Analisis lembar soal KI 3 (Kompetensi Kognitif)

Hasil lembar penilaian kognitif kemudian akan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

� ℎ �

� ℎ 100%

Tabel 3.16. Kategorisasi Penilaian Kognitif

Presentase (%) Kategori

80-100 Sangat Baik

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(33)

b. Analisis data KI 4 (Keterampilan Psikomotorik) 1) Lembar penilaian kinerja

Hasil penilaian kinerja kemudian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

� ℎ � ℎ

� ℎ 100%

Hasil perolehan nilai berdasarkan rumus diatas kemudian dikategorisasikan berdasarkan persentase yang diperoleh seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.17. Kategorisasi Penilaian Kinerja

Presentase (%) Kategori

Hasil penilaian proyek dari masing-masing kelompok siswa dikelompokkan menjadi lima kategori sesuai presentase perolehan nilai siswa. Data nilai yang diperoleh dibuat menjadi nilai kelompok. Hasil penilaian proyek di atas kemudian dihitung menjadi bentuk presentase menggunakan rumus di bawah ini:

� ℎ � ℎ

� ℎ ℎ 100%

Setelah diperoleh presentasenya kemudian dilakukan kategorisasi berdasarkan presentase yang diperoleh, sebagai berikut:

Tabel 3.18. Kategorisasi Penilaian Proyek

(34)

3) lembar penilaian peer assesment dan self assesment

Hasil penilaian peer assesment dan self assesment dihitung dengan menggunakan rumus untuk memperoleh nilai dalam bentuk presentase, sebagai berikut:

� ℎ � ℎ

� ℎ ℎ 100%

Adapun hasil yang perhitungan analisis data beberapa penilaian di atas pencapaian siswa dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.19. Kategorisasi Peer Assesment Dan Self Assesment

Presentase (%) Kategori

4) Analisis data kuisioner pendapat siswa

Hasil kuisioner siswa dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkan rumus:

� ℎ

� ℎ ℎ 100%

Hasil dari perhitungan tersebut di atas kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria menurutRidwan (Ilmiati, 2006) sebagai berikut:

Tabel 3.20. Kategorisasi Hasil Kuisioner Siswa

Presentase Kategori

5) Analisis data wawancara siswa

(35)

6) Analisis data hasil observasi

Hasil penilaian observasi setiap kriteria yang dilakukan oleh observer dihitung dengan menggunakan perhitungan berdasarkan rumus:

� ℎ �

� ℎ ℎ 100%

Hasil dari perhitungan tersebut di atas kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria menurut Ridwan (Ilmiati, 2006) sebagai berikut:

Tabel 3.21. Kategorisasi Hasil Observasi Penelitian

Presentase Kategori

0% Tidak satupun

1%-30% Sebagian kecil

31%-49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51%-80% Sebagian besar

81%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

7) Analisis catatan peneliti

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis hasil penilaian siswa, dan menyusun rekomendasi perbaikan. Berdasarkan analisis kompetensi dasar, jenis penilaian yang harus dikembangkan pada pembelajaran subkonsep fotosintesis adalah penilaian kinerja, penilaian kognitif, penilaian proyek, penilaian presentasi, peer dan selfassessment. Adapun jenis-jenis penilaian tersebut dikembangkan berdasarkan langkah pengembangan instrumen menurut Wiggins.

Pengembangan instrumen asesmen otentik dilakukan dengan memperhatikan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran subkonsep fotosintesis. Pelaksanaan asesmen otentik dalam pembelajaran subonsep fotosintesis meliputi langkah sosialisasi instrumen asesmen otentik, penyampaian kriteria penilaian setiap instrumen asesmen otentik, menyepakati konten penilaian setiap instrumen asesmen otentik kepada siswa, menerapkan instrumen asesmen otentik dalam pembelajaran, pengolahan data hasil asesmen otentik siswa, dan menyampaikan hasil perolehan asesmen otentik siswa. Adapun hasilnya sebagian besar siswa mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik dan baik pada setiap jenis penilaian yang digunakan.

(37)

B.Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah dipaparkan mengenai pengembangan instrumen asesmen otentik, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengembangkan instrumen asesmen otentik sesuai tuntutan kurikulum 2013.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberi gambaran langkah pelaksanaan asesmen otentik dalam pembelajaran.

3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberi gambaran hasil pelaksanaan asesmen otentik dalam pembelajaran, baik itu dari sisi kelemahan dan kelebihannya.

4. Bagi guru, dalam pelaksanaan penilaian hendaknya memperhatikan waktu dan kesanggupan guru dalam penggunaan instrumen penilaian tersebut. Hindari penggunaan instrumen yang merepotkan karena dapat mengganggu konsentrasi guru dalam tugasnya untuk membimbing siswa dalam pembelajaran.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Brawley, Nikki. (2009). Authentic Assessment vs. Traditional Assessment: A

Comparative Study. Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements

for the Degree of Bachelor of Science In the Honors Program at Coastal Carolina University.

Campbell N.A., Reece J.B., Urry L.A., Cain M.L., Wasserman S.A., Minorsky S.A., Jackson R.B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Carin, A. (2003). Teaching Science through Discovery.(8th edition).New Jersey: Prentice Hall.

Clayton, R. and Kettering, C. (1965). Molecular Physics in Photosynthesis. New York: Blaisdell Publishing Company.

Curtis, O. and Clark, D. (1950). An Introduction to Plant Physiology. Japan: McGrow-Hill Book Company, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Penilaian Otentik dalam Pembelajaran

Tematik. Malang: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Dan

Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS Dan PMP Malang.

Frey, B., dan Schmitt, V. (2007). Coming to Terms With Classroom Assessment.

Journal of Advanced Academics, 18(3), 402-423. Retrieved January 12,

(39)

Frith, D.S. and Macintosh, H.G. (1984). A Teacher’s Guide to Assesment. Stanley Thornes (Publishers) Ltd.

Ilmiati, A.R. (2010). Pengaruh Penugasan Pembuatan Presentasi Multimedia

terhadap Penugasan Konsep Sistem Indera dan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa. Skripsi: tidak diterbitkan

Jacob, C. (2004). Asesmen Otentik Suatu Kunci Pembelajaran Efektif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Johnson, E.B. (2009). Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Judith, T.M, Theo, G. Bastiaens, J. Kirschner, P.A. (2004). “Perceptions Of

Authentic Assessment Five Dimensions Of Authenticity”. Paper presented at the second biannual joint Northumbria/EARLI SIG assessment conference, Bergen.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs. Jakarta:Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuswanto, H. (2008). “Penilaian Pembelajaran IPA”. Makalah disampaikan pada Workshop Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran IPA SMA Negeri 3, pada 8 Februari 2008.

Lakitan, B. (2012). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Lestyarini, B. (2011). “Assesmen Otentik dan Relevansinya di Era

Multiliterasi”.Makalah ini disampaikan dalam Seminar Nasional HEPI

dengan tema “Asesmen Otentik dalam Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif”, di Lampung, 29 Januari 2011.

Marhaendro, A. (2012). Penelitian Deskriptif. [Online} Tersedia di:

(40)

Miller, J. Smucker, M. (2003). Autentic Assesment in the Sport Management Curriculum: Case a Study. Journal of Research. Vol 2 (1), 33-37.

Muslich, M. (2011). Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi. Bandung: PT. Refika Adhitama.

Newmann, F.M., and Wehlage, G. G. (1993). Five Standards of Authentic Instruction. Educational Researcher, 8-12.

Nurgiyantoro, B. (2008). Asesmen Otentik. Cakrawala Pendidikan. 27(3), 250-261.

Palm, Torulf. (2008). Performance Assesment and Authentic Assesment: A Conceptual Analysis ot the Literature. Practical Assesment, Research, and

Evaluation A Peer Reviewed Electronic Journal. Vol 3 (4), 1-11.

Popham, J.W. (2011). Classroom Assesment What Teachers Need To Know sixth

edition. Los Angeles: University of California.

Reed, H. S. (1950). Ian Ingenhousz-Plant Physiologist. With

A History Of The Discovery Of Photosynthesis. No. 516 of Volume 11, pp. 28E 396.

Roberts, J. Whitehouse, D.G. (1976). Practical Plant Physiology. New York: Longman Inc.

Satterly, David. (1981). Assesment in School Theory and Practice in Education. Freeman Graphic, Tonbridge

(41)

Sumintono, B. (2013). Isu Pengembangan Kurikulum Baru. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia.

Susilowati, (2013). Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Universitas Pendidikan Yogyakarta

Tierney, R.J. (1991). Portofolio Assessment in The Reading-Writing

Classroom.Norwood: Christopher-Gordon Publisher, Inc.

Wiggins, G. (2003). A True Test Towards More Authentic and Equitable Assesment. Kappan Personal Development Discussion Guide. 70 (9), 703-713.

Wiggins, G. (1993). Assesment: Authenticity, Context and Validity. Deltha Phi

Kappan.75(3), 200-214.

Wulan, A. R. (2005). Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Tes, Asesmen, dan

Pengukuran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wulan, A.R. (2005). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran

Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wulan, A.R. (). Penggunaan Asesmen Bervariasi pada Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Daily Life Dan Hand On

Widodo W. Asesmen Portofolio.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Brawley, Nikki. (2009). Authentic Assessment vs. Traditional Assessment: A

Comparative Study. Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements

for the Degree of Bachelor of Science In the Honors Program at Coastal Carolina University.

Campbell N.A., Reece J.B., Urry L.A., Cain M.L., Wasserman S.A., Minorsky S.A., Jackson R.B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Surabaya: Penerbit Erlangga.

Carin, A. (2003). Teaching Science through Discovery.(8th edition).New Jersey: Prentice Hall.

Clayton, R. and Kettering, C. (1965). Molecular Physics in Photosynthesis. New York: Blaisdell Publishing Company.

Curtis, O. and Clark, D. (1950). An Introduction to Plant Physiology. Japan: McGrow-Hill Book Company, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Penilaian Otentik dalam Pembelajaran

Tematik. Malang: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Dan

Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS Dan PMP Malang.

Frey, B., dan Schmitt, V. (2007). Coming to Terms With Classroom Assessment.

Journal of Advanced Academics, 18(3), 402-423. Retrieved January 12,

(43)

Frith, D.S. and Macintosh, H.G. (1984). A Teacher’s Guide to Assesment. Stanley Thornes (Publishers) Ltd.

Ilmiati, A.R. (2010). Pengaruh Penugasan Pembuatan Presentasi Multimedia

terhadap Penugasan Konsep Sistem Indera dan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa. Skripsi: tidak diterbitkan

Jacob, C. (2004). Asesmen Otentik Suatu Kunci Pembelajaran Efektif. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Johnson, E.B. (2009). Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Judith, T.M, Theo, G. Bastiaens, J. Kirschner, P.A. (2004). “Perceptions Of

Authentic Assessment Five Dimensions Of Authenticity”. Paper presented at the second biannual joint Northumbria/EARLI SIG assessment conference, Bergen.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs. Jakarta:Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kuswanto, H. (2008). “Penilaian Pembelajaran IPA”. Makalah disampaikan pada

Workshop Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran IPA SMA Negeri 3, pada 8 Februari 2008.

Lakitan, B. (2012). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Lestyarini, B. (2011). “Assesmen Otentik dan Relevansinya di Era

Multiliterasi”.Makalah ini disampaikan dalam Seminar Nasional HEPI

dengan tema “Asesmen Otentik dalam Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif”, di Lampung, 29 Januari 2011.

Marhaendro, A. (2012). Penelitian Deskriptif. [Online} Tersedia di:

(44)

Miller, J. Smucker, M. (2003). Autentic Assesment in the Sport Management Curriculum: Case a Study. Journal of Research. Vol 2 (1), 33-37.

Muslich, M. (2011). Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi. Bandung: PT. Refika Adhitama.

Newmann, F.M., and Wehlage, G. G. (1993). Five Standards of Authentic Instruction. Educational Researcher, 8-12.

Nurgiyantoro, B. (2008). Asesmen Otentik. Cakrawala Pendidikan. 27(3), 250-261.

Palm, Torulf. (2008). Performance Assesment and Authentic Assesment: A Conceptual Analysis ot the Literature. Practical Assesment, Research, and

Evaluation A Peer Reviewed Electronic Journal. Vol 3 (4), 1-11.

Popham, J.W. (2011). Classroom Assesment What Teachers Need To Know sixth

edition. Los Angeles: University of California.

Reed, H. S. (1950). Ian Ingenhousz-Plant Physiologist. With

A History Of The Discovery Of Photosynthesis. No. 516 of Volume 11, pp. 28E 396.

Roberts, J. Whitehouse, D.G. (1976). Practical Plant Physiology. New York: Longman Inc.

Satterly, David. (1981). Assesment in School Theory and Practice in Education. Freeman Graphic, Tonbridge

(45)

Sumintono, B. (2013). Isu Pengembangan Kurikulum Baru. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia.

Susilowati, (2013). Integrated Science Worksheet Pembelajaran IPA SMP dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Universitas Pendidikan Yogyakarta

Tierney, R.J. (1991). Portofolio Assessment in The Reading-Writing

Classroom.Norwood: Christopher-Gordon Publisher, Inc.

Wiggins, G. (2003). A True Test Towards More Authentic and Equitable Assesment. Kappan Personal Development Discussion Guide. 70 (9), 703-713.

Wiggins, G. (1993). Assesment: Authenticity, Context and Validity. Deltha Phi

Kappan.75(3), 200-214.

Wulan, A. R. (2005). Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Tes, Asesmen, dan

Pengukuran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wulan, A.R. (2005). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran

Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wulan, A.R. (). Penggunaan Asesmen Bervariasi pada Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Daily Life Dan Hand On

Widodo W. Asesmen Portofolio.

Gambar

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Kriteria Perolehan Data Melalui Kuisioner Siswa,
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Butir Soal
Tabel 3.12. Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Butir Soal
Tabel 3.15. Rekapitulasi Hasil Uji Insrumen Tes Kognitif
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang membuat penulis ingin mengkaji dan menganalisis betapa pentingnya penyediaan tenaga medis serta kelengkapan alat-alat medis di pesawat sebagai

Secara umum kurikulum yang diajarkan di PONPES tidak mampu mengembangkan ilmu agamanya (berdakwah) di masyarakat dikarenakan mereka kesulitan ekonomi. Melihat banyaknya kenyataan

1/1974 pasal 1 menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk

Dianggarkan 4 – 8 % pelajar sekolah yang bermasalah disleksia dan kanak-kanak lelaki lebih ramai bermasalah disleksia berbanding perempuan.Antara ciri-ciri

bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan guna menjamin pelaksanaan pengadaan barang/jasa lebih terintegrasi dan terpadu sesuai

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Tunagrahita Untuk Mengentaskan Kemiskinan Di Desa

Eksistensi lembaga penilai pertanahan dalam rangka pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum pertama kali diakui melalui Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan

Kegiatan diikuti oleh 25 ibu-ibu pengelola usaha makanan dan ibu tidak bekerja (wanita usia produktif) dari Padukuhan Mrican dan warga masyarakat sekitar Kampus UNY