DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah ... 11
1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 11
2. Nilai-nilai Pembentuk Karakter ... 12
3. Model Penyampaian Pendidikan Karakter ... 14
B. Sikap Peduli Lingkungan Hidup ... 16
1. Defenisi Lingkungan Hidup ... 16
2. Sikap Peserta didik Terhadap Lingkungan Hidup ... 17
C. Peranan Pembelajaran Geografi Dalam Membangun Karakter Peduli Lingkungan Kepada Peserta didik ... 18
D. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter ... 21
1. Pengembangan Silabus ... 21
2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 26
3. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 30
E. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D ... 31
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35
B. Defenisi Operasional ... 36
1. Model Pengembangan ... 38
2. Prosedur Pengembangan ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 47
F. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
1. Kondisi Perangkat Pembelajaran Geografi di SMA ... 52
2. Perancangan (design) Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendididikan karakter Peduli Lingkungan ... 54
3. Pengembangan (develop) Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendididikan karakter Peduli Lingkungan ... 57
B. Pembahasan ... 67
1. Kondisi Perangkat Pembelajaran Geografi di SMA ... 67
2. Perancangan (design) Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendididikan karakter Peduli Lingkungan ... 69
3. Pengembangan (develop) Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendididikan karakter Peduli Lingkungan ... 69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Daftar nama Validator Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis
Pendidikan Karakter Pada Materi Pokok Hidrosfer ... 45 3.2 Tingkat Pencapaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran Geografi
Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer ... 48 3.3 Kategori Tingkat Kepedulian Peserta Didik Terhadap Lingkungan ... 51 4.1 Penjabaran SK, KD Dan Indikator Untuk Materi Pokok Hidrosfer ... 55 4.2 Hasil Validasi RPP Berbasis Peduli Lingkungan Materi Pokok
Hidrosfer oleh Validator ... 58 4.3 Hasil Validasi LKS Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi
Pokok Hidrosfer oleh Validator ... 60 4.4 Hasil Penilaian Praktikalitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru ... 62 4.5 Hasil Penilaian Praktikalitas Perangkat Pembelajaran oleh Peserta
Didik ... 62 4.6 Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik Kelas X-3 SMA Negeri
8 Pekanbaru ... 64 4.7 Hasil Belajar Ranah Afektif Peserta Didik Kelas X-3 SMA Negeri 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (four D) ... 34 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Perangkat Pembelajaran Geografi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Angket Validasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi
Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Pokok Hidrosfer ... 81
2. Hasil Analisis validasi RPP Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer ... 83
3. Hasil Analisis validasi LKS Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer ... 84
4. Angket Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Pokok Hidrosfer Menurut Penilaian Guru ... 85
5. Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer ... 87
6. Hasil Analisis Prakatikalitas Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer Menurut Penilaian Guru ... 89
7. Hasil Analisis Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer oleh Peserta didik ... 90
8. Soal Tes Ranah Kognitif ... 91
9. Angket Pengukuran Skala Sikap Peserta Didik ... 96
10. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta didik Kelas X-3 SMA Negeri 8 Pekanbaru ... 99
11. Hasil Analisis Nilai Skala Sikap Peduli Lingkungan Peserta didik Kelas X-3 SMA Negeri 8 Pekanbaru... 100
12. Silabus ... 101
13. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) ... 106
14. Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) ... 122
15. Peta kota Pekanbaru ... 155
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai
persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan
seksual, perusakan, perkelahian massa, tawuran antar pelajar, turunnya
kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
menjadi topik pembahasan hangat. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan
antara lain dibuatnya peraturan yang berkaitan dengan penguatan kembali karakter
bangsa. Salah satu peraturan dimaksud adalah Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional Tahun 2010 yang mengamanatkan program penguatan
metodologi dan kurikulum dengan cara menyempurnakan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya
saing dan karakter bangsa. Implikasi dari instruksi tersebut adalah pengembangan
karakter melalui pendidikan.
Pendidikan dipilih sebagai alternatif utama pengembangan karakter karena
pendidikan merupakan sarana pembangun generasi baru bangsa yang lebih baik.
Melalui pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda
bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab
berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter, sesungguhnya hal
Sisdiknas yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak
hanya membentuk manusia Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian
atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Penanaman nilai-nilai akhlak, moral, dan budi pekerti seperti tertuang
dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 di atas harus
menjadi dasar pijakan utama dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi
sistem pendidikan nasional. Implikasi dari Undang-Undang tersebut bahwa,
pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Atas (SMA) harus
diselenggarakan secara terprogram dan sistematis mengarah kepada pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Maka sekolah (SMA) diarahkan untuk mampu
membentuk insan yang berkarakter dalam rangka meningkatkan daya saing
bangsa. Kebijakan dasar untuk mencapai visi tersebut adalah adanya kesadaran
bahwa daya saing bangsa hanya dapat dicapai dalam bingkai karakter bangsa dan
peradaban yang kuat. SMA sebagai kelanjutan proses pendidikan dalam jenjang
pendidikan formal jelas memiliki peran dan tanggung jawab dalam memantapkan
pembinaan karakter yang telah dibangun dan dikembangkan sejak pendidikan
muda yang memiliki pengetahuan yang kuat, memahami bagaimana menjadi
warganegara yang baik dan mampu memimpin kehidupan yang bermakna.
Salah satu sarana untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di
sekolah adalah pada kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu melalui KTSP
sekolah dituntut untuk selalu mengembangkan serta mengevaluasi program
pembelajaran yang ada sehingga mampu menjawab tantangan globalisasi yang
bersifat dinamis. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan (formal),
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian
peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai
secara kognitif (knowing the good), penghayatan nilai secara afektif (feeling the
good), dan pengamalan nilai-nilai karakter secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari (acting the good).
Selama ini, pendidikan belum memberikan kontribusi yang berarti dalam
pembentukan karakter peserta didik seiring dengan pencapaian kompetensinya.
Pendidikan di SMA ditengarai baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma
atau nilai-nilai karakter, belum pada tingkatan internalisasi nilai-nilai karakter dan
tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Padahal kesuksesan seseorang tidak
semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
(http://dikpora-ds.org/pendidikan-karakter-dan-karakter-bangsa-di-sma)
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan
agama tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian
(habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras,
cinta damai, tanggung-jawab, peduli lingkungan dan sebagainya. Pembiasaan itu
bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan
tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta
bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan
cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu
ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya menjadi cerminan hidup
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam
pengembangan pendidikan karakter karena peran sekolah sebagai pusat
pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school
culture).
Pendidikan karakter bukan sebuah mata pelajaran tersendiri. Dalam mata
pelajaran kita berbicara materi ajar dengan penguasannya, dan suatu kompetensi.
Pendidikan karakter memerlukan proses yang cukup panjang dan bersifat saling
menguatkan (reinforce) antara kegiatan belajar dengan kegiatan belajar lainnya,
antara proses belajar di kelas dengan kegiatan kurikuler di sekolah dan di luar
sekolah. Oleh sebab itu, penekanan pendidikan karakter pada penumbuhan sikap
bukan pada pengetahuan.
Pada prinsipnya, pengembangan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok
bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan
budaya sekolah. Pendidikan karakter dilakukan dengan mengintegrasikan nilai
dengan materi belajar yang tertulis dalam dokumen kurikulum (KTSP), silabus,
RPP, dan proses belajar. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran
nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada
internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di
masyarakat.
Geografi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA dapat
berperan dalam menanamkan nilai-nilai positif yang akan menjadi karakter diri
peserta didik. Salah satu nilai karakter yang dapat dibangun pada diri peserta didik
melalui pembelajaran geografi yaitu peduli lingkungan. Kepedulian terhadap
lingkungan hidup sudah menjadi keharusan ditanamkan pada diri peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa, mengingat krisis lingkungan hidup saat ini
sudah merupakan ancaman yang sangat serius dan nyata terhadap kehidupan
manusia. Salah satu indikasi krisis lingkungan dapat terlihat pada fungsi air yang
seharusnya menjadi sumber kehidupan, kini telah menjadi pembawa bencana.
Bencana alam terkait dengan air antara lain banjir, tanah longsor, kekeringan, dan
pencemaran air tanah. Ini terjadi karena karena perilaku manusia dalam
pemanfaatan sumber daya alam yang mengabaikan keseimbangan ekologi
Materi pembelajaran geografi yang dapat dijadikan sarana untuk
membangun nilai karakter peduli lingkungan yang berkaitan dengan masalah air
pada diri peserta didik yaitu materi pokok hidrosfer. Melalui proses pembelajaran
materi pokok hidrosfer, peserta didik diharapkan mendapat pengetahuan dan
pemahaman tentang pentingnya air dalam kehidupan setelah udara. Disamping itu,
diharapkan juga dapat memunculkan kesadaran pada diri peserta didik bahwa air
tidak hanya penting bagi manusia, air juga merupakan bagian yang penting bagi
karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan
bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sebagian besar zat
pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
memasak, mencuci, mandi, dan mencuci kendaraan. Air juga digunakan untuk
keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, rekreasi, transportasi, dan
lain-lain. Oleh karena itu, melalui proses pembelajaran materi pokok hidrosfer penting
bagi guru untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa agar dapat berlaku bijak dalam memanfaatkan
dan mengelola sumberdaya air agar tetap terjaga kelestariannya dan tidak
menimbulkan bencana kini dan nanti.
Proses belajar mengajar tidak lagi menggunakan metode ceramah, tetapi
lebih apresiatif dan aplikatif serta peduli dengan persoalan-persoalan lingkungan
hidup yang berkaitan dengan sumberdaya air. Sehingga dalam mengembangkan
karakter peduli lingkungan, peran guru bukan lagi memberikan ceramah
lingkungan, tetapi membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang
relevan dengan kehidupan mereka. Peserta didik dimotivasi untuk tertarik,
kemudian dibimbing untuk melakukan observasi.
Beberapa contoh masalah lingkungan yang terkait dengan materi pokok
hidrosfer dan relevan dengan kehidupan peserta didik akhir-akhir ini yaitu
pencemaran air tanah dan kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai
(DAS). Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin meningkat, mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi
kemudian adalah terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim
kemarau. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) pun mengakibatkan
menurunnya kualitas air sungai yang mengalami pencemaran yang diakibatkan
oleh erosi dari lahan kritis, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah
pertanian (perkebunan) dan limbah pertambangan.
DAS Siak termasuk salah satu DAS di Indonesia yang sudah mengalami
kerusakan, merupakan kawasan rawan bencana banjir dan longsor, erosi dan
pendangkalan, serta terjadi berbagai macam pencemaran. Perubahan ekosistem
pada DAS Siak diindikasikan dengan kejadian banjir di Provinsi Riau akibat
meluapnya Sungai Siak dan anak-anak sungainya.
Kota Pekanbaru dilalui oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke
timur, daerah ini merupakan bagian tengah dari DAS Siak, dan distribusi curah
hujan tertinggi jatuh pada DAS ini (Kota Pekanbaru dan sekitarnya). Pekanbaru
sering mengalami banjir ketika musim hujan. Banjir di Pekanbaru saat ini sudah
tidak dapat dianggap ringan lagi. Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum
(PU) Kota Pekanbaru. Mencatat sedikitnya ada 34 titik banjir, baik itu banjir
musiman, maupun banjir tahunan. Dari 12 kecamatan, sedikitnya ada 10 titik
banjir tahunan, dan 24 titik banjir musiman.
(http://riaupos.wordpress.com/2012/02/16/terdapat-34-titik-rawan-banjir-di-pekanbaru/)
Adapun sumber masalah terjadinya banjir di kota Pekanbaru yaitu:
1. Berkurangnya kapasitas bangunan persilangan dan saluran, baik di saluran
drainase sekunder maupun drainase primer.
2. Adanya efek backwater dari saluran di hulu, dalam hal ini adalah Sungai Siak.
4. Masih ada sebagian masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
Disamping itu, air limbah rumah tangga yang disalurkan melalui
got/saluran yang ada telah menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah, badan
air dan lingkungan yang kurang sehat di kota Pekanbaru.
Terkait dengan fenomena di atas, sangat penting bagi guru geografi di
Kota Pekanbaru mengaitkan materi pokok hidrosfer dengan fenomena tersebut
untuk membangun nilai karakter peduli lingkungan pada diri peserta didik agar
dapat mencegah atau mengurangi masalah lingkungan yang berkaitan dengan
fenomena di hidrosfer pada masa yang akan datang. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk membangun nilai karakter peduli lingkungan pada peserta
didik yaitu dengan mengembangkan perangkat pembelajaran geografi materi
pokok hidrosfer yang berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan.
Kenyataan di lapangan masih kurangnya sosialisasi tentang implementasi
pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran khususnya mata
pelajaran geografi, banyak guru yang belum mampu mengembangkan perangkat
pembelajarannya pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai-nilai
karakter yang akan dikembangkan. Dari hasil observasi di lapangan, perangkat
pembelajaran geografi (silabus, RPP dan LKS) yang ada di SMA Negeri 8
Pekanbaru saat ini, belum memperlihatkan muatan yang mengarah pada
pembentukan nilai-nilai karakter yang hendak dikembangkan pada peserta didik
disetiap materi pokok yang akan diajarkan guru.
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti merasa perlu adanya pengembangan
perangkat pembelajaran geografi yang dapat membangun kepedulian peserta
didik terhadap lingkungan kota pekanbaru khususnya yang berkaitan dengan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah, Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendidikan
karakter peduli lingkungan pokok bahasan hidrosfer. Dengan perangkat
pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan diharapkan
peserta didik mampu memahami konsep-konsep utama hidrosfer dan memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya lingkungan hidup yang
berkaitan dengan sumberdaya air (hidrosfer).
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perangkat pembelajaran geografi materi pokok hidrosfer yang
ada di SMA Negeri 8 Pekanbaru saat ini?
2. Bagaimanakah bentuk perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan
karakter peduli lingkungan pada materi pokok hidrosfer yang dibutuhkan di
SMA Negeri 8 Pekanbaru?
3. Bagaimanakah perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter
peduli lingkungan pada materi pokok hidrosfer yang efektif?
C.TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
(silabus, RPP dan LKS ) Geografi Berbasis Pendidikan Karakter di Kelas X pada
materi pokok hidrosfer.
Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis perangkat pembelajaran geografi pada materi pokok
2. Merumuskan bentuk perangkat pembelajaran geografi bebasis pendidikan
karakter peduli lingkungan pada materi pokok hidrosfer.
3. Menyusun perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter
peduli lingkungan pada materi pokok hidrosfer yang efektif.
D.MANFAAT PENELITIAN
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu
perangkat pembelajaran geografi berupa: rancangan penyusunan Silabus, RPP,
dan LKS geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan, dengan
harapan rancangan tersebut secara operasional dapat dijadikan acuan oleh
guru-guru geografi dalam menyusun perangkat pembelajaran dan menggunakannya
dalam proses belajar mengajar.
Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi guru, sebagai acuan dalam menyusun dan mengembangkan perangkat
pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter secara operasional di
sekolah.
2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah SMA Negeri 8 Pekanbaru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran
umumnya dan mata pelajaran geografi khususnya
3. Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pemahaman dalam mengembangkan perangkat pembelajaran geografi
berbasis pendidikan karakter.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya, yang berminat pada topik
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and
Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167),
dalam penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu
metode: deskriptif, evaluatif, dan ekpsrimental. Metode penelitian deskriptif
digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang
ada, mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan,
(2) kondisi pihak pengguna seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa serta
pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengem-bangan dan penggunaan dari produk-produk yang akan dihasilkan, mencakup
unsur manusia, sarana-prasana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan. Metode
evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba suatu produk. Metode
eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan
Secara garis besar siklus penelitian dan pengembangan meliputi studi
hasil-hasil penelitian untuk mengembangkan produk, melakukan uji lapangan,
dan terakhir memperbaiki produk tersebut berdasarkan temuan lapangan. Hal
ini sesuai pendapat Sugiyono (2010: 297) bahwa: “untuk dapat menghasilkan
produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk
menguji kefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,
maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut”. Tujuan
1. Menghasilkan rancangan produk yang akan dikembangkan dan digunakan
untuk menumbuhkan sikap pedui lingkungan pada peserta didik.
2. Menguji keefektifan produk yang telah dikembangkan.
Guna mencapai tujuan penelitian pengembangan tersebut di atas,
penelitian ini akan menyelidiki:
1. Validitas dari perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter
materi pokok hidrosfer yang dikembangkan bila digunakan sebagai perangkat
pembelajaran dalam mata pelajaran geografi di SMA.
2. Hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif dan afektif, yang dilihat
sesudah proses belajar mengajar melalui perangkat pembelajaran geografi
berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan.
B.Defenisi Operasional
Penyusunan definisi operasional diperlukan untuk menentukan alat
pengambilan data (instrumen) yang cocok. Ada dua aspek utama yang menjadi
inti kajian dalam penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran geografi berbasis
pendidikan karakter dan karakter peduli lingkungan. Agar ada kesamaan konsep
dan persepsi yang menjadi pegangan dalam penyusunan instrumen pengumpulan
data, kedua variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional.
1. Perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter
Perangkat pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter merupakan
perencanaan untuk memperoleh suatu perangkat pembelajaran geografi yang
efektif yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar geografi di SMA
acuan atau patokan bagi guru untuk persiapan mengajar agar lebih terarah dan
terfokus pada karakter yang diharapkan tumbuh pada diri peserta didik yaitu
peduli lingkungan. Perangkat pembelajaran disini berupa Silabus, RPP dan
LKS. Perangkat ini diukur tingkat validitasnya melalui angket yang diberikan
kepada sejumlah pakar geografi dan guru-guru geografi sebagai validator
disertai dengan silabus, RPP dan LKS yang dikembangkan
2. Karakter peduli lingkungan
Untuk mendapatkan defenisi operasional karakter peduli lingkungan perlu
dikemukan defenisi karakter dan peduli lingkungan. Pada penelitian ini
karakter didefenisikan sebagai cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap peserta didik.
Peduli lingkungan didefinisikan secara operasional sebagai sikap atau perilaku
yang ditunjukkan oleh peserta didik terhadap lingkungan hidupnya khususnya
lingkungan yang berkaitan dengan fenomena atau gejala yang terjadi di
hidrosfer.
Berdasarkan defenisi karakter dan peduli lingkungan yang dikemukakan di
atas maka karakter peduli lingkungan didefenisikan sebagai sikap atau
perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik terhadap lingkungan hidupnya
yang akan menjadi ciri khas tiap diri peserta didik. Dalam konteks ini karakter
yang dimaksud adalah peduli terhadap lingkungan yang berkaitan dengan
fenomena atau gejala yang terjadi di hidrosfer. Diukur dengan menggunakan
angket respon peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan
Jadi penelitian ini akan mencoba mengkaji upaya pengembangan perangkat
pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter, dikaitkan dengan
penanaman nilai peduli lingkungan di kalangan peserta didik SMA.
C.Model Pengembangan dan Prosedur Pengembangan
1. Model Pengembangan
Model penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan 4-D
(four D) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. (Trianto,
2010 : 93) dengan tahapan yaitu; define, design, develop dan disseminate.
2. Prosedur Pengembangan
Secara prinsip langkah pengembangan perangkat pembelajaran ini
menerapkan empat tahap pengembangan pendefinisian (define), perancangan
(design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
Pada Penelitian ini tidak sampai pada tahap penyebaran (desseminate). Ini
sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2011: 187) bahwa “untuk peneliti dari
program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat
dihentikan sampai dihasilkan draf final, tanpa pengujian hasil”. Tahapan
penelitian dan pengembangan yang akan penulis lakukan dapat digambarkan
Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Untuk menjelaskan diagram rancangan pengembangan perangkat
pembelajaran di atas masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Pendefinisian (define)
Tahap pendifinisian adalah tahap menentukan dan mendefinisikan
kebutuhan pengajaran. Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan analisis,
yang diawali dengan analisis kebutuhan, analisis kurikulum SMA kls X, dan Pendefenisian
Perancangan
Pengembangan Analisis
Konsep Analisis
Struktur Isi
Analisis Kebutuhan
Analisis Tugas
Perumusan Indikator
Uji Coba
Analisis hasil Uji Coba
Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Materi Pokok Hidrosfer Materi Pokok Hidrosfer yang efektif
Merancang Perangkat Pembelajaran
Validasi Ahli
diakhiri dengan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran. Tahap pendefinisian ini
seluruhnya terdiri atas dua langkah, yaitu analisis kebutuhan dan analisis tugas.
1) Analisis Kebutuhan
Tahap ini bertujuan memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan analisis
terhadap perangkat pembelajaran (silabus, RPP dan LKS) kls X yang ada
saat ini, sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan
materi pokok hidrosfer. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan
identifikasi nilai karakter yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
Nilai karakter yang akan dibangun pada diri peserta didik melalui perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi
sekolah. Pada penelitian ini, nilai karakter yang akan dibangun pada diri
peserta didik sesuai dengan salah satu misi SMA Negeri 8 Pekanbaru tempat
dilakukannya penelitian yaitu peduli lingkungan.
2) Analisis Tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi satuan
pelajaran. Analisis ini dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk
garis besar. Materi ajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
didik, kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Analisis tugas
mencakup analisis struktur isi, analisis konsep dan perumusan indikator.
a) Analisis struktur isi
Analisis struktur isi adalah analisisis isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMA/MA mata pelajaran geografi materi pokok
Standar kompetensi : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
Kompetensi dasar : 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi.
Materi Pembelajaran : 1. Siklus Hidrologi
2. Air Bawah Permukaan
3. Air Permukaan
4. Laut
b)Analisis konsep
Dalam analisis konsep dilakukan identifikasi terhadap konsep-konsep
utama dari materi pokok hidrosfer yang harus diajarkan, lalu menyusun
Gambar 3. 2. Peta konsep Materi Pokok Hidrosfer 42 Danau Jenis rawa Manfaat danau dan upaya pelestarian danau Zona pesisir dan pantai Permasalahan lingkungan pesisir Pesisir Rawa Jenis rawa Manfaat rawa dan upaya pelestarian rawa Manfaat sungai Sungai Jenis-jenis sungai Bagian-bagian sungai Pembagian wilayah perairan laut dan permasalahan laut Indonesia Organisme dan mineral laut Morfologi laut Gerakan air laut Laut
Cekungan Air Tanah (CAT)
Air tanah Jenis air tanah Manfaat air tanah dan upaya pelestarian air tanah
Air bawah permukaan
DAS dan permasalahan di dalam DAS
Hidrosfer
Siklus hidrologi
Air permukaan
c) Perumusan Indikator
Setelah melakukan analisis struktur isi dan konsep materi pokok
hidrosfer yang akan diajarkan, lalu dirumuskan indikator sebagai
berikut:
(1) Mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi
(2) Menjelaskan siklus hidrologi
(3) Menjelaskan manfaat air tanah
(4) Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran air tanah.
(5) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian air tanah.
(6) Menjelaskan jenis dan manfaat danau dan rawa
(7) Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran danau dan rawa
(8) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian air tanah, danau
dan rawa.
(9) Membedakan bagian-bagian sungai
(10) Mengklasifikasi jenis-jenis sungai
(11) Menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan DAS.
(12) Merumuskan pengendalian dan upaya pelestarian DAS
(13) Membedakan pengertian pesisir dan pantai
(14) Menggambarkan morfologi laut
(15) Membagankan pola arus laut dunia pada peta
(16) Mengidentifikasi organisme laut dan mineral laut
(17) Menjelaskan batas wilayah laut Indonesia
b. Tahap Perancangan (design)
Tahap perancangan adalah tahap merancang prototipe perangkat
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a) Menganalisis format-format perangkat pembeljaran yang sudah ada
b) Mengadopsi format-format perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
perangkat yang akan dikembangkan.
c) Merancang perangkat pembelajaran yang berisi kompetensi, nilai
karakter, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
tugas yang mengarahkan peserta didik pada terbentuknya karakter
peduli lingkungan.
d) Mencari/memilih gambar-gambar dan kasus-kasus lingkungan yang
berkaitan dengan fenomena hidrosfer untuk di sisipkan/ditampilkan
dalam perangkat pembelajaran.
e) Mendesain tampilan perangkat pembelajaran
f) Membuat desain awal perangkat pembelajaran dalam bentuk Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembaran Kegiatan
Siswa (LKS)
g) Membuat instrumen penilaian ranah kognitif dan afektif.
c. Tahap Pengembangan (develop)
Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran geografi berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan yang
valid, praktis, dan efektif. Tahap ini meliputi validasi ahli, revisi, ujicoba, dan
kembali, maka akan diperoleh perangkat pembelajaran geografi berbasis
pendidikan karakter materi pokok hidrosfer yang efektif.
1) Validasi ahli
Setelah desain awal perangkat pembelajaran dibuat, selanjutnya dilakukan
validasi terhadap 2 orang pakar ahli geografi (dosen) dan 2 orang praktisi
pendidikan (guru) geografi. Daftar nama-nama validator dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut ini.
Tabel 3.1.
Daftar nama Validator Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Pokok Hidrosfer.
No Nama Validator Keterangan
1. Prof. Dr. Dede Rohmat, MT. Dosen Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Geografi UPI Bandung.
2. Dr. Ahmad Yani, M.Si. Dosen Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Geografi UPI Bandung.
3. Lusi Anita, S.Pd. Guru Geografi SMAN 8 Pekanbaru.
4. Lily Apriana, M.Pd. Guru Geografi SMAN 8 Pekanbaru.
Berdasarkan masukan dari pakar ahli tersebut dilakukan revisi pada desain
perangkat pembelajaran dan dihasilkan perangkat pembelajaran geografi berbasis
pendidikan karakter peduli lingkungan materi pokok hidrosfer yang siap untuk
diuji cobakan.
2) Uji coba
Uji coba dilakukan untuk memperoleh masukan dari lapangan terhadap
perangkat pembelajaran geografi yang telah disusun dan dikembangkan
dengan tujuan untuk mengetahui praktikalitas (keterpakaian) perangkat
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
sejauh mana kemudahan penggunaan perangkat pembelajaran oleh guru dan
peserta didik, sejauh mana perangkat pembelajaran mampu meningkatkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, dan kesesuaian penerapan
perangkat pembelajaran dengan waktu yang tersedia.
Uji coba terbatas dilaksanakan terhadap peserta didik kelas X SMAN 8
Pekanbaru sebanyak 1 kelas, dengan cara melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (KBM) lalu melakukan uji akhir (post test) dan pengisian angket
oleh peserta didik setelah seluruh proses pembelajaran dilaksanakan.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan di dalam penelitian ini
dengan cara sebagai berikut:
1. Dokumentasi, digunakan untuk menghimpun data tentang dokumen-dokumen
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Angket, angket digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat validitas
dan praktikalitas perangkat pembelajaran. Angket tersebut diberikan kepada
validator terdiri dari pakar desain pembelajaran, pakar pendidikan geografi
dan guru mata pelajaran geografi. Di samping itu, angket juga diberikan
kepada peserta didik untuk mengetahui keterpakaian perangkat pembelajaran
yang dikembangkan oleh peserta didik dan untuk memperoleh hasil belajar
peeserta didik pada ranah afektif setelah proses pembelajaran.
3. Tes hasil belajar, tes dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
E.Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah.
1. Angket
a. Angket Validitas Perangkat Pembelajaran
Diberikan kepada 2 orang pakar pendidikan geografi dan 2 orang guru
mata pelajaran geografi sebagai validator terhadap perangkat pembelajaran
yang dikembangkan.
b. Angket Praktikalitas Perangkat Pembelajaran
Diberikan kepada guru dan peserta didik yang menggunakan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan.
c. Angket Skala Sikap
Diberikan pada peserta didik untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif
berupa sikap peduli lingkungan peserta didik setelah proses pembelajaran
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
2. Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif
Tes hasil belajar ranah kognitif digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang sejauh mana ketuntasan belajar peserta didik, sesuai dengan indikator
yang telah dirumuskan pada materi pokok hidrosfer.
F. Teknik Analisis Data
Keseluruhan data penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini
dianalisis secara deskriptif. Data diperoleh dari hasil validasi pakar (dosen), guru,
1. Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran
Untuk menganalisis validitas perangkat pembelajaran geografi berbasis
pendidikan karakter materi pokok hidrosfer yang dikembangkan dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penskoran untuk setiap item angket menggunakan skala 1- 5, dengan
ketentuan : Skor 5 = sangat baik
Skor 4 = baik
Skor 3 = cukup
Skor 2 = kurang
Skor 1 = jelek
b. Merata-ratakan skor dari seluruh validator.
c. Penilaian validitas dilakukan dengan cara
Nilai Validilitas = ��� � � − � �
��� ��� �� � � %
(Dimodifikasi dari Trianto, 2010: 265).
Tingkat pencapaian kevalidan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan menggunakan klasifikasi dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2.
Tingkat Pencapaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Materi Pokok Hidrosfer
No Tingkat Pencapaian (%) Kategori
1 90 – 100 Sangat Baik
2 80 – 89 Baik
3 65 – 79 Cukup
4 55 – 64 Kurang
5 ≤ 54 Kurang sekali
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dikatakan
valid apabila telah mencapai kevalidan di atas 80 %.
2. Analisis Praktikalitas
Praktikalitas berkaitan dengan keterpakaian perangkat pembelajaran oleh
guru dan peserta didik. Untuk menganalisis keterpakaian perangkat
pembelajaran yang dikembangkan, berdasarkan angket yang diberikan untuk
guru dan peserta didik menggunakan analisis yang sama dengan analisis
kevalidan yaitu:
Nilai Praktikalitas = ��� � � − � �
��� ��� �� � � %
(Dimodifikasi dari Trianto, 2010: 265).
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini
dikatakan praktis apabila telah mencapai tingkat kepraktisan di atas 80 %.
3. Analisis Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Data hasil belajar peserta didik ranah kognitif dianalisis untuk melihat
tingkat ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar klasikal. Ketuntasan
belajar peserta didik secara individual dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
KB = T
Tt X 100
Keterangan : KB = ketuntatasan Belajar
T = jumlah skor yang diperoleh peserta didik
Tt = jumlah skor total (maksimum)
Ketuntasan hasil belajar peserta didik berorientasi pada sistem penilaian
acuan patokan (PAP), dimana keberhasilan peserta didik mengacu pada kriteria
tertentu. Sebagaimana dikatakan Sudjana (2009 : 8) bahwa “ sistem penilaian ini
mengacu kepada konsep belajar tuntas atau mastery learning”. Berdasarkan ketentuan
KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah
yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam hal ini
ketuntasan belajar peserta didik akan disesuaikan dengan KKM mata pelajaran
geografi yang ada di SMAN 8 Pekanbaru.
b. Ranah Afektif
Untuk menganalisis data hasil belajar peserta didik pada ranah afektif
berdasarkan angket skala sikap menggunakan Skala Likert, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penskoran untuk masing-masing indikator ranah afektif digunakan skala 1-
5, dengan ketentuan : Skor 5 = untuk jawaban sangat setuju
Skor 4 = untuk jawaban setuju
Skor 3 = untuk jawaban tidak dapat menentukan
Skor 2 = untuk jawaban tidak setuju
Skor 1 = untuk jawaban sangat tidak setuju
2) Rata-ratakan skor total tiap peserta didik untuk semua indikator
3) Penilaian ranah afektif dengan cara:
Nilai Afektif (%) = ��� � � − � �
��� ��� �� � �
Kategori penilaian hasil belajar peserta didik untuk ranah afektif digunakan
[image:32.595.126.492.206.553.2]klasifikasi menurut Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3.
Kategori Tingkat Kepedulian Peserta Didik Terhadap Lingkungan
No Tingkat Kepedulian (%) Predikat
1 86 – 100 Sangat Baik
2 76 – 85 Baik
3 60 – 75 Cukup
4 55 – 59 Kurang
5 ≤ 54 Kurang Sekali
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan hasil analisis data yang didapat selama
melaksanakan penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran geografi
berbasis pendidikan karakter pada materi pokok hidrosfer di SMA Negeri 8
Pekanbaru, dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran yang berkarakter merupakan perangkat pembelajaran
yang memuat nilai karakter yang jelas dan kompetensi yang harus dimiliki oleh
peserta didik, kegiatan pembelajaran yang mengarah pada terbentuknya
karakter, materi standar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
peserta didik, kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah, serta
penilaian afektif untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah memiliki
karakter tertentu. Indikator-indikator ini tidak semua termuat di dalam
perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. Silabus dan RPP belum
memuat kegiatan yang mengarahkan peserta didik pada terbentuknya karakter
peduli lingkungan. Dalam LKS tidak menyisipkan materi pelajaran yang
berkaitan dengan masalah lingkungan yang berkaitan dengan fenomena
hidrosfer yang terdapat di daerah Pekanbaru. Penilaian untuk mengetahui
sejauhmana peserta didik telah memiliki karakter peduli lingkungan belum ada
dibuat oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi
pendidikan karakter peduli lingkungan melalui pembelajaran geografi di SMA
2. Perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter peduli lingkungan
materi pokok hidrosfer mencakup komponen kompetensi dasar, nilai karakter
peduli lingkungan, materi standar ( hidrosfer) dan materi pembelajaran berbasis
lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, daerah, visi dan misi
sekolah, kegiatan pembelajaran yang mengarah pada terbentuknya karakter
peduli lingkungan dan instrumen skala sikap untuk mengetahui sejauhmana
kepedulian peserta didik terhadap lingkungan
3. Perangkat pembelajaran (silabus, RPP dan LKS) yang dikembangkan pada
penelitian ini, efektif digunakan sebagai perangkat pembelajaran di sekolah
untuk membangun karakter peduli lingkungan peserta didik pada mata
pelajaran geografi di SMA.
B. Saran
Selama penelitian ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan
bagi pihak yang berkepentingan dengan pengembangan perangkat pembelajaran
berbasis pendidikan karakter. Masukan tersebut dirangkum dalam bentuk saran
sebagai berikut :
1. Bagi guru geografi, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif
acuan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran geografi berbasis
pendidikan karakter pada materi pokok lain atau mata pelajaran lain.
Untuk mendukung pengembangan perangkat pembelajaran geografi
berbasis pendidikan karakter di SMA, hendakya guru-guru geografi di satu
sekolah membentuk Team Teaching agar perangkat yang dihasilkan lebih
guru dapat melibatkan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
sehingga sikap yang hendak dibangun pada diri pesereta didik benar-benar
dapat dimunculkan melalui tindakan nyata dan pada akhirnya nanti
benar-benar-benar menjadi karakter diri peserta didik.
2. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini dalam
ruang lingkup yang lebih luas, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah
satu rujukan. Perangkat yang akan dikembangkan sebaiknya dilengkapi
buku siswa dan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran pendidikan karakter, Alat ukur sikap dan nilai karakter yang
akan dibentuk sebaiknya ditambah dengan lembar observasi untuk melihat
prilaku nyata dari peserta didik, dan nilai karakter lain yang dapat dilihat
dalam waktu bersamaan.
3. Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini baru sampai pada
tahap tiga yakni tahap pengembangan (develop) dari empat tahap
pengembangan model 4-D (four D) yaitu pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran
(disseminate). Akan lebih baik jika model pengembangan ini dilakukan
sampai pada tahap penyebaran (disseminate) sehingga perangkat
pembelajaran dapat dikembangkan dalam skla yang lebih luas. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan hasil yang lebih konkret serta dapat
memberikan informasi yang lebih luas kepada guru, sehingga perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dapat lebih bermanfaat sebagai salah
DAFTAR PUSTAKA
Adi,S. (2007). “Pola Pengelolaan Sumberdaya Air DAS Siak, Riau” Alami. 12.
(1), 34-43.
Asdak , C. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan. (2011).
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta : Kemdiknas.
Badan penelitian dan Pengembangan Kurikulum. (2010). Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa : Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, Jakarta : Kemdiknas.
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, www.depdiknas.go.id
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2008). Panduan Umum Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Elfis. (2008). Perangkat Dokumen Pembelajaran Guru : Materi Bahan Ajar Mata
Kuliah Perncanaan Pengembangan Pembelajaran Biologi .UIR Pekanbaru:
Husen, A., Japar, M. dan Kardiman, Y. (2010). Model Pendidikan Karakter
Bangsa: Sebuah Pendekatan Monolitik di Universitas Negeri Jakarta .
Jakarta : PT. Universitas Negeri Jakarta.
Kesuma, D., Triatna, C. dan Permana, J.H. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian
Teori Dan Praktek Di Sekolah . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kunandar. (2010). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru . Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Kadotiei, J. R. dan Sjarief, R. (2008). Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu. Yogyakarta : Andi
Kadotiei, J. R. dan Sjarief, R. (2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta : Andi
Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Menteri Pekerjaan Umum (2005). “Penataan Ruang Daerah Aliran Sungai (Das)
Siak Provinsi Riau” Makalah pada Seminar Penyelamatan dan Pelestarian
DAS Siak, Pekanbaru.
Pendidikan Karakter dan Karakter Bangsa di SMA [online]. Tersedia: http://dikpora-ds.org/pendidikan-karakter-dan-karakter-bangsa-di-sma [22 Desember 2011].
Pendidikan Lingkungan Hidup (Plh) Kepada Siswa Sekolah Sebagai Salah Satu Alternatif Dalam Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan [online]. Tersedia: (http://erizco.wordpress.com/2010/04/15/pendidikan-lingkungan-hidup-plh- kepada-siswa-sekolah-sebagai-salah-satu-alternatif-dalam-upaya-mengatasi-masalah-lingkungan/) [13 Oktober 2012].
Purwanto, Ngalim. 20012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rochmat, D. dkk (2008). Materi Pengkayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
bagi Dunia Pendidikan Se- Jawa Barat. Bandung : PT. Pemerintah Propinsi
Jawa Barat Badan Pengendalian Lingkungan hidup Daerah.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Samani, M. dan Hariyanto. (2011). Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Susanto. (2008). Penyusunan Silabus dan RPP Berbasis Visi KTSP. Surabaya : Matapena.
Slameto. (2010). Model Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Trianto. (2010). Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Terdapat 34 Titik Rawan Banjir di Pekanbaru [online]. Tersedia: http://riaupos.wordpress.com/2012/02/16/terdapat-34-titik-rawan-banjir-di-pekanbaru/ [19 Februari 2012]
Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 : Perlindungan dan