PENGGUNAAN STIK BERWARNA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Semester II SD Negeri 3 Jangraga Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ALIS SUPARTINI NIM 1008433
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lembar Hak Cipta
PENGGUNAAN STIK BERWARNA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Semester II SD Negeri 3 Jangraga Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran)
Oleh Alis Supartini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Alis Supartini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lembar Persetujuan Mengikuti Ujian Sidang
PENGGUNAAN STIK BERWARNA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Semester II SD Negeri 3 Jangraga Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran)
Oleh
ALIS SUPARTINI NIM 1008433
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. KARLIMAH, M. Pd. NIP 19610122 198703 2 001
Pembimbing II
SYARIP HIDAYAT, S. Pd., MA., M. Pd. NIP 19800708 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Program S1 – PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
i
PENGGUNAAN STIK BERWARNA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
Alis Supartini
ABSTRAK 150 kata
i
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi dan Analisis Masalah ... 5
2. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Siswa ... 6
2. Manfaat bagi Guru ... 6
3. Manfaat bagi Sekolah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pembelajaran Matematika di SD 1. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ... 8
2. Program Pembelajaran Matematika di SD ... 9
3. Penjumlahan Bilangan Bulat dalam Pembelajaran Matematika ... 10
B. Hasil Belajar ... 11
C. Media Stik Berwarna ... 12
ii
Halaman
2. Proses Pembelajaran ... 15
3. Evaluasi Pembelajaran ... 16
E. Kerangka Berpikir ... 17
F. Anggapan Dasar ... 17
G. Hipotesis Tindakan ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Model PTK ... 19
B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 20
2. Subjek Penelitian ... 20
C. Prosedur Penelitian 1. Orientasi dan Identifikasi Masalah ... 21
2. Perencanaan Tindakan Penelitian ... 21
3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 22
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Input ... 22
2. Variabel Proses ... 22
3. Variabel Hasil ... 22
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Tes ... 23
2. Observasi ... 23
F. Teknik Analisis Data 1. Pengumpulan Data ... 24
2. Validasi Data ... 24
3. Interpretasi dan Tindak Lanjut ... 24
G. Kriteria Keberhasilan ... 25
H. Alur Pelaksanaan Tindakan ... 25
iii
Halaman
1. Hasil Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah... 27
2. Hasil Perencanaan Tindakan Penelitian ... 32
3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 33
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Perencanaan Pembelajaran ... 56
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ... 58
3. Hasil Belajar Individual Siswa ... 60
4. Hasil Evaluasi Akhir Siswa... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator ... 10
Tabel 4.1 Lembar Penilaian Evaluasi Akhir Siswa Pra Penelitian ... 29
Tabel 4.2 Hasil Refleksi Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah .... 31
Tabel 4.3 Refleksi Tindakan Penelitian Siklus 1 ... 44
Tabel 4.4 Refleksi Tindakan Penelitian Siklus 2 ... 55
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Hasil Perencanaan Pembelajaran ... 58
Grafik 4.2 Hasil Penampilan Mengajar ... 60
Grafik 4.3 Hasil Aktivitas Belajar Individual Siswa ... 61
Grafik 4.4 Hasil Evaluasi Akhir Siswa ... 62
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Stik Berwarna ... 13
Gambar 3.1 Alur Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 19
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 Hasil Observasi Penilaian Perencanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Hasil Observasi Penilaian Penampilan Mengajar
Lampiran 4 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Individual Siswa
Lampiran 5 Hasil Penilaian Evaluasi Akhir Siswa
Lampiran 6 Hasil Evaluasi Akhir Siswa (Nilai Terendah dan Tertinggi)
Lampiran 7 Foto Kegiatan Proses Belajar Menjumlahkan Bilangan Bulat
Lampiran 8 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Tasikmalaya tentang
Pengesahan Judul dan Pembimbing Skripsi
Lampiran 9 Permohonan Izin Penelitian dari Direktur UPI Kampus
Tasikmalaya
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik
dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Pangandaran
Lampiran 11 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Kepala SD Negeri
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika terbentuk sebagai hasil observasi dan pemikiran manusia
yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Kemampuan ini
membutuhkan pemikiran sistematis, logis, dan kritis yang dapat
dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan
fungsi dan tujuan pembelajaran matematika di SD seperti tercantum pada
Kurikulum Pendidikan Dasar 2004 (2003: 1):
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.
Hasil pemikiran sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten seperti
tersebut pada tujuan pembelajaran matematika dapat bermanfaat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena matematika
merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir manusia. Agar dapat menguasai
dan menciptakan teknologi di masa depan, maka diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Bilangan bulat merupakan bentuk perluasan dari bilangan cacah. Artinya
bilangan bulat merupakan bilangan yang lebih luas dari bilangan cacah.
Seperti yang dikemukakan oleh Hardi et al. (2009: 137) bahwa “Bilangan
yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan nol, dan bilangan positif disebut
bilangan bulat.” Berbagai permasalahan matematika yang tidak bisa
diselesaikan dengan penggunaan bilangan cacah dapat diatasi dengan adanya
bilangan bulat. Contohnya yaitu 8 + (-11)= -3, positif disebut bilangan bulat.”
Berbagai permasalahan matematika yang tidak bisa diselesaikan dengan
2
Contohnya yaitu 8 + (-11) = -3, jawaban tersebut tidak terdapat pada
himpunan bilangan cacah, maka perlu adanya perluasan pada himpunan
bilangan bulat. Contoh yang lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari yaitu
peristiwa suhu udara, misalnya 5o C di atas 0o C dinyatakan 5o C, sedangkan suhu udara 5o C di bawah 0o C dinyatakan -5o C.
Penjumlahan bilangan bulat merupakan salah satu aspek dalam
pembelajaran matematika di SD. Konsep penjumlahan bilangan bulat adalah
pemahaman terhadap penjumlahan yang terdiri dari bilangan nol (0), bilangan
bulat negatif (-), dan bilangan bulat positif (+). Upaya untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap operasi hitung penjumlahan
bilangan bulat salah satunya melalui penggunaan media pembelajaran yang
cocok dengan materi pelajaran, usia serta lingkungan tempat siswa belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan data hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 3 Jangraga, pada semester II tahun pelajaran 2013/ 2014 diketahui
bahwa kemampuan siswa menjumlahkan bilangan bulat masih kurang.
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 14 orang siswa kelas IV yang dapat
menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat hanya 6 orang,
sedangkan 8 orang siswa belum mampu menyelesaikannya dengan benar.
Dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), hanya 43% siswa yang
mencapai nilai ketuntasan (KKM mata pelajaran matematika kelas IV di SD
Negeri 3 Jangraga yaitu 6,8).
Hasil belajar siswa yang rendah diduga karena guru kurang
memperhatikan rencana pembelajaran yang seharusnya dibuat sebelum
kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan. Selama ini guru hanya
menggunakan rencana pembelajaran instan yang sudah terdapat dalam
kurikulum tanpa menyesuaikannya dengan kondisi siswa dan situasi belajar
yang ada di kelas. Padahal kalau diperhatikan, rencana pembelajaran yang
terdapat pada kurikulum cenderung masih bersifat umum, langkah-langkah
pembelajarannya hampir sama pada setiap materi dan mata pelajaran,
penggunaan media pembelajaran tidak spesifik sesuai kebutuhan siswa dan
3
dapat mengukur keseluruhan proses dan hasil belajar siswa. Perencanaan
yang dibuat tidak berdasarkan kebutuhan pada akhirnya mengakibatkan
proses pembelajaran dan hasil belajar tidak optimal mencapai nilai KKM.
Proses pembelajaran matematika juga kurang kondusif, dalam
menyampaikan pelajaran guru menggunakan metode ceramah dan penugasan
mandiri; guru masih sering mengalami kesulitan dalam menanamkan
konsep-konsep dasar matematika kepada siswa, khususnya konsep-konsep operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat. Siswa selalu beranggapan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang tidak menarik, sulit, dan membosankan sehingga
mereka kurang motivasi belajarnya. Namun demikian, selama ini guru juga
telah berupaya menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat dengan
bantuan garis bilangan. Akan tetapi cara tersebut belum menunjukan hasil
yang memuaskan, hal ini karena siswa tidak mencoba atau berinteraksi
langsung dengan media pembelajaran yang berupa benda konkrit.
Proses pembelajaran seperti tersebut membuat siswa jenuh dan sulit
memahami materi pelajaran karena tidak sesuai dengan karakteristik
perkembangannya. Seperti yang diungkapkan oleh Jean Piaget (Suherman,
2000: 80) bahwa ‘Anak usia SD yang berkisar antara 7 sampai 12 tahun pada
umumnya berada pada fase concrete operasional (operasional konkret)’. Pada
fase ini anak membutuhkan benda konkret untuk dapat memahami hal-hal
yang dipelajarinya. Peristiwa berpikir dan belajar anak sebagian besar melalui
pengalaman nyata yang berawal dari proses interaksi dengan objek. Dengan
kata lain, anak akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan
belum mampu melakukan proses berpikir abstrak jika proses pembelajaran
tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi yaitu dengan cara memperbaiki perencanaan dan
proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada
perencanaan pembelajaran guru dituntut untuk merencanakannya dengan
memperhatikan setiap langkah-langkahnya, penggunaan media yang tepat
4
mengukur semua proses dan hasil belajar siswa. Selama pelaksanaan proses
pembelajaran guru dituntut menggunakan media yang dapat memudahkan
siswa memahami materi pelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat.
Objek dari matematika merupakan benda-benda hasil pemikiran yang
sifatnya abstrak, tidak dapat ditangkap/ diamati dengan panca indera secara
langsung, sehingga menjadikan matematika sulit dipahami siswa. Penggunaan
media yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi ajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nana Sudjana (2005), bahwa
“Media pengajaran dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.” Amalik
dalam Azhar Arsyad (2002) juga mengemukan bahwa:
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran berupa
stik ice cream yang diberi warna-warna menarik. Stik merupakan benda yang
biasa ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari, hal ini karena stik
digunakan dalam jajanan ice cream ataupun digunakan sebagai alat
permainan sederhana. Pada umumnya stik ice cream hanya berwarna cokelat
muda, agar siswa tidak jenuh dan menarik perhatiannya maka guru berupaya
memberikan warna-warna yang cerah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran penjumlahan bilangan bulat. Tujuan pewarnaan pada stik
dimaksudkan juga agar siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif. Dengan demikian siswa dilatih dalam memahami
konsep operasi hitung penjumlahan bilangan bulat secara baik dan bertahap
dengan menggunakan benda konkrit yang sudah akrab dengan lingkungan.
Berdasarkan kenyataan seperti itu, maka peneliti tertarik untuk
melakukan kegiatan penelitian dengan judul Penggunaan Stik Berwarna
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV Semester II SD Negeri 3 Jangraga
5 B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah pembelajaran
matematika dengan pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat di kelas IV
SD Negeri 3 Jangraga, diidentifikasi seperti ini.
a. Perencanaan pembelajaran yang dirancang guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa supaya aktif belajar dengan menggunakan media
pembelajaran yang lebih konkrit pada pembelajaran operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
b. Proses pelaksanaan pembelajaran tidak memberikan pengalaman belajar
yang bermakna sehingga tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV
SD Negeri 3 Jangraga.
c. Hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD
Negeri 3 Jangraga masih rendah, belum mencapai nilai KKM mata
pelajaran matematika yaitu 6,8.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ”Bagaimana pembelajaran operasi hitung penjumlahan
bilangan bulat melalui penggunaan stik berwarna untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga?”
Agar cakupan permasalahan tidak terlalu luas dan memudahkan dalam
pelaksanaan penelitian, maka peneliti memfokuskan rumusan masalah dalam
pertanyaan seperti ini.
a. Bagaimanakah rencana pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan
stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga?
b. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan
6
c. Bagaimanakah hasil pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3
Jangraga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, secara umum tujuan penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga dengan menggunakan stik
berwarna. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian yaitu seperti ini.
1. Meningkatkan kemampuan guru merancang pembelajaran melalui
penggunaan stik berwarna untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Jangraga.
2. Meningkatkan kemampuan guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan bulat melalui
penggunaan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat melalui penggunaan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan minat siswa dalam mempelajari matematika
sehingga lebih aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran, serta
memberikan pengalaman belajar berharga dalam mengembangkan potensi,
minat dan bakat melalui pembelajaran dengan media stik berwarna.
2. Manfaat bagi Guru
Meningkatkan profesionalisme guru sebagai seorang pendidik yang
selalu mencari solusi dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan
mencari inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan melalui pelaksanaan penelitian, serta memberikan
pengalaman berupa cara-cara ilmiah realistis dan relatif mudah dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan
7 3. Manfaat bagi Sekolah
Mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, sehingga memberikan kontribusi
19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model PTK
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Kemmis dan Mc. Taggart. Menurut pendapat peneliti, model ini cukup
sederhana sehingga mudah dipahami. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart
(Kasbolah K, 1998: 14) PTK digambarkan sebagai:
Suatu proses yang dinamis karena ada empat aspek dalam penelitian ini yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakam momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Untuk lebih jelasnya, alur tahapan/ fase pada setiap siklus ditunjukkan
pada gambar seperti ini.
Rencana
Refleksi 1
Siklus I
Pembelajaran 1
dan Observasi 1
Perbaikan
Rencana
Refleksi 2
Siklus II
Pembelajaran 2
dan Observasi 2
Dihentikan apabila target tercapai
Gambar 3.1
20
Pada gambar tersebut terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat
diartikan sebagai dua siklus. Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah siklus
tergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan. Apabila permasalahan
telah terpecahkan dalam dua siklus, maka dengan sendirinya penelitian telah
selesai. Tetapi penelitian bisa dilakukan dalam beberapa siklus apabila
permasalahan belum terselesaikan dan hasil belajar siswa belum optimal
sesuai dengan harapan peneliti.
Dilihat dari karakteristiknya, PTK merupakan suatu tindakan yang
situasional, yaitu berkaitan dengan mendiagnosa (mendata) masalah dalam
konteks tertentu, diangkat dari praktek pembelajaran yang benar-benar
dirasakan oleh guru atau siswa, kemudian diupayakan menyelesaikannya
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara merefleksi diri.
Setelah dilakukan refleksi, biasanya muncul permasalahan baru yang perlu
mendapat perhatian sehingga dilakukan perencanaan ulang dan refleksi ulang
sampai permasalahan dapat teratasi.
Penelitian ini bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti (guru kelas)
dan observer.
B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan PTK ini, peneliti mengadakan penelitian di SD
Negeri 3 Jangraga yang berlokasi di Dusun/ Desa Jangraga Kecamatan
Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. Adapun alasannya karena peneliti
merupakan guru sekaligus wali kelas IV di SD tersebut, sehingga lebih paham
terhadap situasi lingkungan dan objek yang diteliti.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri 3
Jangraga dan guru. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 14 orang, terdiri dari
21 C. Prosedur Penelitian
1. Orientasi dan Identifikasi Masalah
Tahap orientasi dan identifikasi masalah dilakukan khususnya untuk
memperoleh gambaran permasalahan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Hasil orientasi dan identifikasi masalah dijadikan sebagai dasar
perencanaan tindakan penelitian dan disusun berdasarkan hasil pengamatan
awal terhadap pembelajaran di kelas yang dideskripsikan sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan orientasi dan identifikasi masalah dengan berfokus
pada program dan perencanaan pembelajaran matematika penjumlahan
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
b. Melakukan kegiatan orientasi dan identifikasi masalah dengan berfokus
pada pelaksanaan pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat di
kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
c. Melakukan kegiatan orientasi dan identifikasi masalah terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa selama ini pada pembelajaran matematika
penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
2. Perencanaan Tindakan penelitian
a. Direncanakan jumlah siklus tindakan dan waktu penelitian.
b. Perencanaan pembelajaran yang meliputi pemilihan bahan ajar dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian, yang meliputi:
1) Lembar observasi penilaian perencanaan pembelajaran tentang
penjumlahan bilangan bulat.
2) Lembar observasi penilaian penampilan mengajar tentang penjumlahan
bilangan bulat.
3) Lembar penilaian aktivitas belajar individual siswa tentang
penjumlahan bilangan bulat.
4) Lembar penilaian evaluasi akhir siswa tentang penjumlahan bilangan
22 3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu melaksanakan
pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang dirumuskan. Pada awal
tindakan, dilaksanakan observasi ketika pembelajaran sedang berlangsung,
hal ini untuk memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran dan proses
pelaksanaannya yang mencakup kinerja guru dan siswa. Kemudian
dilaksanakan refleksi untuk menganalisis data hasil observasi pada setiap
tindakan. Hasil refleksi digunakan untuk menjawab hipotesis tindakan,
rumusan masalah dan acuan melaksanakan tindakan berikutnya.
Jika siklus pertama belum tercapai tujuan, maka diadakan perbaikan
pada siklus ke-2. Jika siklus ke-2 belum juga mencapai hasil yang diharapkan
maka dilaksanakan siklus yang ke-3, begitu seterusnya sampai didapat hasil
yang diinginkan. Setelah semua siklus dilaksanakan dan hasil yang
diinginkan sudah tercapai, maka disimpulkan semua hasil penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Input
Variabel input dalam penelitian ini yaitu kemampuan awal guru dan
siswa dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di
kelas IV SD Negeri 3 Jangraga sebelum dilaksanakannya penelitian.
2. Variabel Proses
Variabel proses penelitian yaitu penggunaan stik berwarna dalam
pembelajaran matematika penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri
3 Jangraga. Sub variabel meliputi kemampuan guru membuat rencana
pembelajaran dan mengelola pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa
selama melaksanakan proses pembelajaran dan hasil evaluasi akhir siswa.
3. Variabel Hasil
Variabel hasil dalam penelitian ini yaitu peningkatan kemampuan
guru dan siswa pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD
Negeri 3 Jangraga. Sub variabel meliputi peningkatan kemampuan guru
23
pembelajaran, dan aktivitas siswa selama melaksanakan proses pembelajaran
dan hasil evaluasi akhir siswa. Variabel tersebut diukur dengan instrument
observasi yang dinilai oleh teman sejawat sebagai peneliti mitra/ observer dan
hasil evaluasi siswa yang dinilai oleh guru.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang diharapkan agar sesuai dengan tujuan
penelitian maka peneliti melakukan pengumpulan data melalui kegiatan:
1. Tes
“Teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan
serangkaian pertanyaan, yang harus dijawab dengan benar oleh testi”
(Wahyudin, et al., 2006: 38). Pelaksanaan teknik tes dapat dilakukan melalui
tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan.
Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa berkenaan dengan hasil belajar operasi hitung penjumlahan
bilangan bulat dengan bentuk tes isian. Pelaksanaan tes untuk memperoleh
data penelitian dilakukan pada setiap siklus di akhir proses pembelajaran.
2. Observasi
Selain menggunakan teknik tes dalam kegiatan pengumpulan data,
peneliti juga menggunakan teknik observasi agar semua data yang diperlukan
dalam penelitian dapat terpenuhi. “Observasi merupakan kegiatan penilaian
non-tes yang dilaksanakan melalui pengamatan/ mengamati perilaku siswa
atau proses terjadinya suatu kegiatan, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan” (Wahyudin, et al., 2006: 51). Adapun lembar
observasi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Lembar observasi penilaian perencanaan pembelajaran,
b. Lembar observasi penilaian kinerja guru,
c. Lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa.
Pelaksanaan kegiatan observasi dilakukan pada setiap siklus selama
24 F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh selama proses penelitian, selanjutnya akan
dikelola menjadi data-data yang valid. Prosedur pengolahan dan analisis data
dilaksanakan mengacu kepada pola pengolahan data David Hopkins
(Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Internal UPI, 2010: 25) yang dilakukan
melalui tahapan seperti berikut ini.
1. Pengumpulan Data
Data mentah yang dikumpulkan melalui tes dan observasi dirangkum
dan dideskripsikan. Semua data dikategorisasikan, sehingga memberikan
penjelasan dan makna terhadap hasil temuan penelitian. Data yang penting
dipisahkan dari data yang tidak penting/ tidak diperlukan.
2. Validasi Data
Berdasarkan pola pengolahan data David Hopkins (Laporan Penelitian
Hibah Kompetitif Internal UPI, 2010: 25), data yang telah dikategorisasikan
kemudian dikembangkan untuk divalidasi dengan cara berikut:
a. Coding yaitu penandaan, penetapan atau pengelompokan jenis data dengan
membubuhkan kode.
b. Saturasi yaitu menetapkan batas optimal keberhasilan tindakan yang
realistis dan pragmatis.
c. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data dengan menggunakan
sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti
dengan data yang diperoleh observer. Triangulasi dilakukan melalui
kegiatan reflektif kolaboratif antara observer dan peneliti.
3. Interpretasi dan Tindak Lanjut
Temuan-temuan selama pelaksanaan penelitian diinterpretasikan
dengan merujuk kepada acuan teoritik, norma-norma praktis yang disepakati
atau berdasarkan intuisi guru mengenai situasi pembelajaran yang ideal,
kemudian ditindak lanjuti yang meliputi aksi dan rekomendasi, dan
25 G. Kriteria Keberhasilan
Penelitian dianggap berhasil jika data-data yang diperlukan sudah
memenuhi harapan dan hasil belajar siswa telah meningkat dari kegiatan
pembelajaran sebelumnya. Agar tindakan perbaikan dalam penelitian ini tepat
sasaran, maka peneliti bersama mitra (observer) dan kepala sekolah dengan
mengacu kepada KTSP (Kurikulum SD Negeri 3 Jangraga, 2013: 27)
menetapkan kriteria keberhasilan sebagai berikut:
a. Guru mengalami peningkatan kemampuan mengajarkan penjumlahan
bilangan bulat, yang meliputi:
a. Kemampuan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sekurang-kurangnya mencapai nilai 2,75 untuk setiap aspek dari RPP
dengan nilai rata-rata ≥ 3,00.
b. Kemampuan mengelola pembelajaran sekurang-kurangnya mencapai
nilai 2,75 untuk setiap aspek penampilan mengajar dengan nilai
rata-rata ≥ 3,00.
b. Siswa mengalami peningkatan kemampuan menjumlahkan bilangan bulat
dengan nilai lebih besar dari KKM mata pelajaran matematika tahun
pelajaran 2013/ 2014 (Kurikulum SD Negeri 3 Jangraga, 2011: 28) yang
ditentukan yaitu 6,8. Adapun penilaiannya meliputi:
a. Aktivitas belajar individual siswa dalam kegiatan pembelajaran
mengalami peningkatan mencapai nilai minimal ≥ 6,80 untuk setiap
siswa dan nilai rata-rata setiap aspek penilaian minimal ≥ 6,80.
b. Hasil evaluasi akhir siswa mencapai nilai minimal ≥ 6,80 untuk setiap
siswa dan rata-rata nilai keseluruhan siswa minimal ≥ 6,80.
H. Alur Pelaksanaan Tindakan
Penelitian yang dilaksanakan bekaitan dengan hasil belajar siswa pada
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media stik berwarna di
kelas IV SD Negeri 3 Jangraga. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 siklus,
26
lebih autentik dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun alur pelaksanaan
tindakan penelitian yang akan dilaksanakan seperti pada bagan berikut.
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 3.2
Alur Pelaksanaan Tindakan
Orientasi dan Identifikasi Masalah
1. Program dan perencanaan pembelamaran matematika khususnya tentang penmumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
2. Pelaksanaan pembelamaran matematika tentang penmumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
3. Hasil belamar yang diperoleh siswa selama ini pada pembelamaran matematika tentang penmumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga.
Perencanaan Tindakan Penelitian
1. Direncanakan mumlah siklus tindakan dan waktu penelitian.
2. Perencanaan pembelamaran yang meliputi pemilihan bahan amar dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelamaran (RPP).
3. Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian, yang meliputi:
a. Lembar observasi penilaian perencanaan pembelamaran tentang penmumlahan bilangan bulat.
b. Lembar observasi penilaian penampilan mengamar tentang penmumlahan bilangan bulat. c. Lembar penilaian aktivitas belamar individual siswa tentang penmumlahan bilangan bulat. d. Lembar penilaian evaluasi akhir siswa tentang penmumlahan bilangan bulat.
Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2
Perencanaan pembelamaran awal
Tindakan pembelamaran
Observasi dan pencatatan pembelamaran
Analisis dan refleksi tindakan pembelamaran
Perencanaan perbaikan pembelamaran
Tindakan pembelamaran
Observasi dan pencatatan pembelamaran
65 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan
temuan-temuan peneliti di lapangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik
berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga, diketahui hasil penelitian telah
dapat menjawab rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya. Berdasarkan
hal tersebut, maka peneliti mengambil simpulan seperti ini:
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru kelas IV di SD
Negeri 3 Jangraga selalu mengalami perbaikan pada setiap siklus sehingga
lebih efektif untuk dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran. Rencana
pembelajaran dibuat dengan berfokus pada penggunaan stik berwarna sebagai
media untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 3
Jangraga pada penjumlahan bilangan bulat.
Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran pada siklus
2 lebih baik daripada siklus 1 dalam hal membangkitkan motivasi siswa,
penguasaan bahan pelajaran, kemampuan merespon pertanyaan siswa,
penanganan individu dan kelompok siswa, kemampuan menggunakan stik
berwarna, evaluasi, dan penggunan alokasi waktu yang lebih proporsional.
Hasil observasi penilaian perencanaan pembelajaran yang dilakukan
observer/ mitra terhadap guru kelas IV pada siklus 1 masih rendah dengan
nilai rata-rata perencanaan pembelajaran 3,14. Walaupun sudah mencapai
nilai yang ditetapkan pada kriteria keberhasilan, tetapi masih ada beberapa
nilai aspek dibawah 2,75. Sedangkan pada siklus 2 diketahui bahwa
kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya dengan nilai rata-rata 3,54 dan seluruh
nilai aspek sudah lebih dari 2,75.
66
Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan
menggunakan stik berwarna di kelas IV SD Negeri 3 Jangraga diberikan
dengan cara siswa terlebih dahulu memperhatikan penjelasan dan contoh
yang diberikan guru mengenai penjumlahan bilangan bulat dengan
menggunakan stik berwarna, siswa diberi kesempatan untuk memahami
penjumlahan bilangan bulat dan mencobanya sendiri, kemudian dibuat
kelompok kecil untuk mengerjakan latihan soal yang lebih banyak dan agar
siswa dapat berinteraksi dengan kelompoknya mengenai penjumlahan
bilangan bulat dengan menggunakan stik berwarna yang sudah ataupun belum
dipahaminya, sehingga dengan cara seperti itu sangat menarik minat dan
motivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan berani mengemukakan
gagasannya selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga dapat lebih
efektif dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan SK, KD, dan
indikator pencapaian hasil belajar siswa.
Walaupun terdapat berbagai kendala dalam proses pelaksanaannya,
diantaranya keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan wawasan guru dalam
menggunakan media pembelajaran serta minimnya pengalaman belajar siswa
dalam melaksanakan proses belajar yang aktif, tetapi hal ini tidak
menyurutkan minat dan semangat siswa untuk belajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya pada setiap siklus pembelajaran. Terlihat dari
hasil observasi penilaian penampilan mengajar pada siklus 1 rata-rata nilainya
yaitu 2,64 dan dari ke tujuh aspek penilaian hanya satu yang nilainya lebih
dari 2,75. Sedangkan pada siklus 2 rata-rata nilainya yaitu 3,57 dan seluruh
aspek nilainya lebih dari 2,75.
3. Hasil Pembelajaran
Pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik
berwarna sebagai upaya mengoptimalkan proses pembelajaran ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan bilangan bulat di kelas
IV SD Negeri 3 Jangraga. Hal ini terbukti dengan meningkatnya aktivitas
belajar individual siswa dan hasil evaluasi akhir siswa setelah tindakan
67
Pada siklus 1 aktivitas belajar siswa masih rendah, hal ini terjadi
karena dominannya guru selama proses pembelajaran sehingga menyebabkan
siswa menjadi pasif untuk bertanya ataupun mengungkapkan gagasannya.
Penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat pun masih rendah,
dikarenakan keadaan siswa yang gaduh dan tidak memperhatikan ketika
proses belajar berlangsung dan penanganan guru terhadap masalah tersebut
kurang optimal. Pada siklus 2, guru lebih berperan sebagai fasilitator
sehingga dapat membangkitkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan menjadikan mereka lebih tertib melaksanakan proses pembelajaran.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa turut meningkatkan pemahamannya
menganai penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan stik berwarna
sehingga dapat meningkatkan hasil evaluasi akhir setiap siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan menggunakan stik berwarna sebagai salah satu upaya untuk
membantu mengoptimalkan proses pembelajaran penjumlahan bilangan bulat,
maka hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Jangraga Kecamatan
Mangunjaya Kabupaten Pangandaran dapat lebih meningkat.
B. Saran
Penggunaan stik berwarna yang dilakukan sebagai salah satu upaya
mengoptimalkan proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, hal ini terbukti berdasarkan PTK yang dibuat oleh peneliti.
Berdasarkan pengalaman ini peneliti memberikan saran seperti ini:
1. Guru dalam membuat rencana pembelajaran harus lebih teliti dan
mempertimbangkan berbagai aspek yang dapat berpengaruh terhadap
pelaksanan proses pembelajaran, karena rencana pembelajaran merupakan
acuan untuk dilaksanakannya proses pembelajaran yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap evaluasi akhir siswa.
2. PTK dapat menjadi pemicu semangat bagi rekan-rekan guru yang lain,
sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas profesinya sebagai seorang
68
3. Guru hendaknya terus membina dan mengembangkan kemampuan diri
serta menyerap informasi, berbagai metode, pendekatan dan model
pembelajaran yang sekarang ini banyak dikembangkan di berbagai
pelatihan profesi guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
69
DAFATAR PUSTAKA
Alya, Qonita. (2009). Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Indahjaya Adipratama.
Arsyad, Azhar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Pedoman Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas,
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar
Mengajar yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Hardi, et al. (2009). Pandai Berhitung Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Herry Hernawan, A., et al. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Karim Muchtar, A., et al. (1996). Pendidikan Matematika I. Malang: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kusdiana, Aan, et al. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia
Siswa Berbasiskan Media Film Kartun di Sekolah Dasar. Penelitian Hibah
Kompetitif Internal UPI.
Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, Nana. (2005). Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Aigensindo.
Suherman, Uman. (2000). Memahami Karakteristik Individu. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.