• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI CAPACITY BUILDING DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN MANAJERIAL PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI CAPACITY BUILDING DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN MANAJERIAL PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BANDUNG."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI CAPACITY BUILDING DAN

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP

MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN MANAJERIAL

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

VIVI MELIANA DEWI

0901545

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Pengaruh Implementasi Capacity

Building dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Terhadap

Motivasi Kerja Pegawai

di Balai Pelatihan Manajerial PT.

Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung

Oleh

Vivi Meliana Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Vivi Meliana Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Implementasi Capacity Building dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung”. Masalah yang dibahas yaitu seberapa besar pengaruh implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai. Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dan respondennya pegawai yang berjumlah 30 orang sebagai sampel penelitian. Hasil perhitungan kecenderungan umum menggunakan Weighted Mean Score menunjukkan bahwa implementasi

capacity building termasuk kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar

3,58, pemberdayaan sumber daya manusia termasuk kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,55, dan motivasi kerja pegawai juga termasuk kategori sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,56. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel X1, X2, dan Y berdistribusi normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik parametrik. Analisis korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y sebesar 0,778 artinya ketiga variabel pada tingkat hubungan kuat dan terdapat korelasi yang positif. Hasil uji signifikansi korelasi ganda dengan uji-F pada variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y diperoleh Fhitung > dari Ftabel (20,70 > 3,354) artinya koefisien korelasi ganda yang ditemukan adalah signifikan (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Hasil uji koefisien determinasi yaitu variabel X1 dan X2 memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 60,53% sedangkan sisanya 39,47% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.

Kata kunci: Implementasi capacity building, pemberdayaan sumber daya

(5)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Implementation Capacity Building and Empowerment Against Human Resources Employee Work Motivation in Managerial Training Center PT . Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung”. Issues to be discussed include how much influence the implementation of capacity building and empowerment of human resources for employees' work motivation . In general, the research objectives to be achieved by the authors to describe the implementation of capacity building and empowerment of human resources for employees' work motivation in Managerial Training Center PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. Data collection techniques using the enclosed questionnaire and respondents were 30 employees as the study sample. General trend calculation results using Weighted Mean Score indicates that the implementation of capacity building including the excellent category with an average score of 3.58, the empowerment of human resources, including the excellent category with an average score of 3.55, and motivation of employees also including the excellent category with an average score of 3.56. Normality test results showed that the variables X1, X2, and Y are normally distributed, further analysis of the data using parametric statistics. Multiple correlation analysis between variables X1 and X2 together to Y for 0,778 means that the three variables on the level of a strong relationship and there is a positive correlation. Results of multiple tests of significance correlation with F-test on the variables X1 and X2 together to Y obtained Fcount > Ftable (20.70 > 3.354) means that the correlation coefficient is double that found significant (can be applied to a population where the sample was taken). Correlation analysis can proceed by calculating the coefficient of determination. Test results of the coefficient of determination of variable X1 and X2 give effect to the variable Y was 60.53 % while the remaining 39.47 % is influenced by other factors. Based on these results, it can be concluded that there is a positive and significant relationship between the implementation of capacity building and empowerment of human resources for employees' work motivation in Managerial Training Center PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.

Keywords: Implementation of capacity building, empowerment of human

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Konsep Capacity Building ... 11

2. Konsep Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ... 25

3. Konsep Motivasi Kerja Pegawai ... 33

4. Pengaruh Pengembangan Kapasitas dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai ... 41

5. Penelitian Terdahulu ... 43

B. Kerangka Pemikiran ... 44

C. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 51

C. Metode Penelitian ... 53

D. Definisi Operasional ... 54

(7)

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 58

1. Uji Validitas ... 59

2. Uji Reliabilitas ... 64

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

H. Analisis Data ... 70

1. Seleksi Angket ... 70

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Means Score) .. 70

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 71

4. Uji Normalitas Distribusi Data ... 72

5. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Penelitian ... 79

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 79

2. Seleksi Data ... 80

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score) .... 81

4. Skor Mentah Menjadi Skor Baku Variabel X1, X2, dan Y ... 102

5. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... 103

6. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 105

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

1. Gambaran Implementasi Capacity Building di Balai Pelatihan Manajerial PT. KAI (Persero) Bandung ... 111

2. Gambaran Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Balai Pelatihan Manajerial PT. KAI (Persero) Bandung ... 113

3. Gambaran Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. KAI (Persero) Bandung ... 114

4. Pengaruh Implementasi Capacity Building dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. KAI (Persero) Bandung ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peranan lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) sangatlah penting bagi

suatu organisasi. Lembaga pendidikan dan pelatihan berfungsi memberikan

pengetahuan, keterampilan, dan membentuk sikap para peserta didiknya.

Sehingga para peserta didik nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang

handal dan bertanggung jawab ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara

terutama dalam kaitannya menjadi tenaga yang profesional. Bahan-bahan yang

akan disajikan dirumuskan dalam bentuk program pendidikan dan pelatihan.

Pelaksanaan program tersebut untuk membantu pegawai di lingkungan organisasi

agar lebih mampu menghadapi tantangan pekerjaan yang senantiasa berubah dan

penuh dengan tuntutan baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan

datang. Disinilah peranan lembaga pendidikan dan pelatihan menjadi suatu

lembaga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan pegawai di lingkungan

organisasi. Di lain pihak, dengan adanya pendidikan dan pelatihan juga akan

dapat meningkatkan kinerja pegawai. Kinerja merupakan suatu wujud dari

motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang

harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan

keterampilan seseorang tidak cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993).

Salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan dalam hal ini adalah Balai

Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Berdasarkan SK Direksi

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor KEP.U/OT.003/VI/7/KA-2010 BAB I

(10)

Balai Pelatihan Manajerial adalah satuan organisasi di lingkungan PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) yang berada di bawah Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan

berkedudukan di Bandung. Tantangan yang dihadapi PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung yaitu terancam oleh citra buruk terhadap transportasi ini yang

mengurangi minat pengguna dan terus meningkatkan pengguna kendaraan

pribadi, hal ini harus segera dikurangi agar masa depan PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung lebih membaik. Komitmen, konsisten, dan sinergi. Inilah tiga

kata kunci yang mampu mewujudkan transformasi sumber daya manusia dalam

menjawab tantangan bisnis ke depan. Segenap jajaran manajemen memiliki

komitmen yang kuat untuk terus melakukan perubahan pengelolaan sumber daya

manusia dengan mengajak seluruh pegawai untuk mendukung perubahan yang

dicanangkan. Meskipun tidak mudah, namun sedikit demi sedikit perubahan di

tubuh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung sudah mulai dirasakan.

Namun dalam kenyataannya di lapangan harapan di atas tidak selalu

terpenuhi, pelaksanaan fungsi capacity building atau pengembangan kapasitas

pada praktiknya belum dilakukan secara optimal oleh Balai Pelatihan Manajerial

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. Studi pendahuluan yang peneliti

lakukan pada saat kegiatan internship manajemen pendidikan kurang lebih tiga

bulan pada Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung menunjukkan beberapa hal yang kurang optimalnya fungsi ini seperti

aspek kelembagaan, sumber daya manusia, maupun manajemen kelembagaan.

Dilihat dari jumlah pegawainya masih kurang, pegawai yang ada saat ini

berjumlah 30 orang dan 10 orang masih berstatus pegawai outsourcing. Selain itu

adanya jabatan kosong setingkat Asisten Manager sebanyak 4 jabatan (asisten

manager sekretariat, asisten manager laboratorium, asisten manager kurikulum,

dan asisten manager fasilitas). Kondisi ini diduga berdampak pada kinerja

(11)

kosong dalam hal pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Selain itu, pimpinan

kurang menyempatkan waktu terjun langsung mengawasi pekerjaan yang

dilakukan pegawai sehingga dapat membuat para pegawai kurang terdorong

semangat kerjanya. Keberhasilan pelaksanaan tugas juga masih kurang karena

sebagian pegawai dalam mengerjakan pekerjaan masih ada yang belum selesai

tepat pada waktunya. Tanggung jawab terhadap pekerjaan juga masih kurang

karena masih terdapat sebagian orang yang berada di luar ruang kerja pada saat

jam kerja berlangsung serta pulang lebih awal dari ketentuan waktu yang

ditetapkan.

Situasi di atas, menurut hasil pra survey yang dilakukan penulis cenderung

disebabkan karena motivasi kerja yang rendah dikalangan pegawai. Motivasi

kerja yang tinggi mendorong pegawai untuk berprestasi, berkarya kreatif dan

inovatif sehingga ia merasa terlibat aktif dengan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan dan pelatihan perlu melakukan

capacity building atau pengembangan kapasitasnya, agar menjadi lebih baik dan

modern, dan dapat menjawab tantangan di masa depan. Pengembangan kapasitas

secara strategik akan mengarah pada sustainabilitas kinerja sistem. Maka untuk

mencapai sustainabilitas kinerja sistem diperlukan faktor waktu yang

dimanfaatkan oleh para personil, organisasi dan komponen-komponen sistem

kelembagaan untuk bekerja dengan baik. Semua stakeholder pengembangan

kapasitas akan meningkatkan status mereka masing-masing secara sinergis dan

integral. Untuk memberdayakan sumber daya manusia, maka lembaga pendidikan

dan pelatihan perlu menciptakan suatu strategi sistem peningkatan kapasitas

kelembagaan, sehingga peran lembaga pendidikan dan pelatihan di masa depan

adalah sebagai agen perubahan. Adanya pemberdayaan pegawai, pegawai akan

(12)

motivasi kerjanya melalui pengembangan kapasitas kelembagaan (institutional

capacity building) lembaga pendidikan dan pelatihan tersebut.

Capacity building atau pengembangan kapasitas akan mempengaruhi

kinerja pegawai. Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Sri Mulyati (2010), dalam skripsi dengan judul penelitian “Efektivitas

Capacity Building Bagian Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Mata Cicendo

Bandung Terhadap Kinerja Karyawannya” didapatkan hasil, bahwa efektivitas

capacity building bagian sumber daya manusia mempengaruhi kinerja dengan

nilai korelasi 0,686. Dari hasil tersebut diketahui bahwa capacity building atau

pengembangan kapasitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal

ini berarti semakin tinggi motivasi kerja, maka akan semakin besar kinerja

pegawai.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Betty Magdalena (2012) dalam jurnal dengan judul “Pengaruh Pemberdayaan dan Motivasi Terhadap Kinerja Dosen di Jurusan Manajemen Institut Informatika dan bisnis Darmajaya Bandar Lampung”. Diperoleh hasil bahwa pemberdayaan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Ini berarti jika ingin meningkatkan kinerja

pegawai, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pemberdayaan sumber daya

manusia dan motivasi kerja pegawai.

“Teori 2 faktor dari Herzberg merupakan teori motivasi isi yang menjelaskan tingkah laku bekerja sebagai usaha karyawan untuk memuaskan

beberapa kebutuhan mereka” (Kanungo dan Mendonca, 1994). Herzberg

menyebut faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja dengan istilah faktor

motivator. Faktor motivator mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan faktor

intrinsik atau isi dari pekerjaan meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu

sendiri, prestasi, penghargaan atau perhatian. Sementara itu, faktor-faktor yang

(13)

berkaitan dengan faktor-faktor ekstrinsik atau konteks dari pekerjaan meliputi

kebijakan dan administrasi perusahaan, penyelia, gaji, hubungan interpersonal,

kondisi kerja, keamanan kerja (Munandar, 2001).

Menurut Ann Philbin (1996) capacity building atau pengembangan kapasitas adalah “Proses mengembangkan dan meningkatkan keterampilan bakat, kemampuan sumber daya organisasi sebagai kebutuhan untuk bertahan, menyesuaikan diri, dan menumbuhkan organisasi di era perubahan yang cepat.” Dengan adanya aktivitas capacity building pada level organisasi diharapkan dapat

meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya.

Sedangkan Sedarmayanti (2000: 123) mengemukakan bahwa:

Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif.

Pfeiffer dan Dunlop (Kadarisman, 2012: 235) mengemukakan bahwa “Pemberdayaan adalah kunci dari motivasi. Jika dikaitkan dengan pemberdayaan pegawai, maka pemberdayaan pegawai merupakan kunci untuk meningkatkan motivasi kerja.”

Berdasarkan penelitian sebelumnya di kedua tempat yang berbeda

ditemukan hasil yang positif dan signifikan. Namun demikian belum jelas apakah

implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia

memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh implementasi capacity

building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja

(14)

Dari pemaparan di atas, maka diperlukan suatu capacity building atau

pengembangan kapasitas dan pemberdayaan sumber daya manusia di lembaga

pendidikan dan pelatihan agar menghasilkan output berupa peserta yang

kompeten serta outcome berupa sumber daya manusia yang handal, secara tidak

langsung hal tersebut berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai. Atas dasar itulah peneliti mengambil judul pada penelitian ini yaitu “Pengaruh Implementasi

Capacity Building dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi

Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber daya

manusia dalam mencapai tujuan lembaga. Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Bandung sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok

merencanakan dan melaksanakan program pelatihan PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung meliputi pelatihan bidang manajerial dan pelatihan umum

serta pemeliharaan asset, harus memiliki pegawai dengan motivasi kerja yang

tinggi untuk memenuhi tugas pokok tersebut. Namun lembaga akan menemui

kendala saat motivasi kerja pegawainya menurun yang berakibat kepada

penurunan kinerja. Untuk itu lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan

motivasi kerja pegawainya, meningkatkan motivasi kerja pegawai bisa dilakukan

dengan implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia

di lembaga pendidikan dan pelatihan.

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, perumusan masalah bisa

diuraikan ke dalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai implementasi capacity building di Balai

(15)

2. Bagaimana gambaran mengenai pemberdayaan sumber daya manusia di

Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung?

3. Bagaimana gambaran motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan

Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung?

4. Seberapa besar pengaruh implementasi capacity building dan

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai di

Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terbagi dari dua bagian yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran mengenai implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber

daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai implementasi capacity

building di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung.

b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pemberdayaan sumber

daya manusia di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia

(16)

c. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi aktual tentang

motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Bandung.

d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi capacity

building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja

pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti

khususnya, lokasi tempat penelitian serta prodi, adapun manfaat penelitian yang

diharapkan adalah:

a. Bagi akademisi/lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya kajian ilmu disiplin ilmu Administrasi Pendidikan dan

memperbanyak ragam penelitian sebagai referensi karya ilmiah.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

dan pengetahuan peneliti mengenai disiplin ilmu administrasi pendidikan

khususnya dalam lingkup manajemen sumber daya manusia.

c. Bagi lembaga diklat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan yang positif dan bermanfaat bagi pihak lembaga dalam

meningkatkan motivasi kerja pegawai dengan melakukan implementasi

capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini,

penulis sajikan uraian dari struktur organisasi skripsi yang sudah ditetapkan

(17)

5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku berjudul “Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” sebagai berikut:

1. Judul

Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Implementasi Capacity Building dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai

di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung”

2. Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing:

a. Pembimbing 1: Drs. Ade Rukmana, M.Pd

NIP. 19500703 197603 1 002

b. Pembimbing 2: Dr. Taufani C Kurniatun, M.Si

NIP. 19681107 199802 2 001

c. Diketahui oleh Bapak Dr. H. Endang Herawan, M.Pd selaku Ketua

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Pernyataan Tentang Keaslian Skripsi

Penulis telah menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini

merupakan hasil pemikiran penulis dengan dibimbing oleh dosen

pembimbing.

4. Kata Pengantar

Berisi kalimat-kalimat pengantar dalam skripsi

5. Ucapan Terima Kasih

Bentuk apresiasi yang setinggi-tingginya serta ungkapan rasa syukur

kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis

(18)

6. Abstrak

Uraian singkat yang termuat dalam abstrak adalah judul, hakikat

penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang dipakai

dan teknik pengumpulan data, hasil temuan dan rekomendasi.

7. Daftar Isi

Memuat penyajian sistematika isi skripsi secara rinci agar bisa

mempermudah para pembaca mencari judul atau sub judul bagian yang

ingin dibaca.

8. Daftar Tabel

Menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai

dengan tabel terakhir yang tercantum dalam skripsi.

9. Daftar Gambar

Menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai

dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi.

10.Daftar Lampiran

Menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama

sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam skripsi.

11.Bab I Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan skripsi yang memuat: latar belakang

penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

12.Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berisi konsep-konsep, teori-teori yang menjadi dasar penelitian, kerangka

pemikiran dalam melakukan penelitian, dan hipotesis penelitian.

(19)

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian serta

komponen-komponen penelitiannya. Dalam hal ini, penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

14.Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memuat pengolahan atau analisis data beserta pembahasan dan analisis

hasil temuan di lapangan dengan pemaparan data dan pembahasan data.

15.Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis

temuan penelitian.

16.Daftar Pustaka

Berisi daftar rujukan/referensi baik berupa buku, artikel, jurnal, dokumen

resmi, atau sumber-sumber lain dari internet yang pernah dikutip dan

digunakan dalam penulisan skripsi.

17.Daftar Lampiran

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Laswi No. 23

Bandung.

2. Populasi

“Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang telah ditetapkan” (Moh. Nazir, 2005: 271). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 117) bahwa populasi adalah “Wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Bandung yang berjumlah 30 orang. Seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Data Populasi penelitian

No Nama Jumlah

1 Pegawai BPM 20

2 Pegawai Outsourcing BPM 10

Jumlah 30

3. Sampel

(21)

Menurut Sugiyono (2011: 118) bahwa sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”

Sampel dalam penelitian ini diharapkan dapat mewakili populasinya,

hal ini dilakukan karena besarnya populasi yang harus diteliti dan keterbatasan

waktu dalam penelitian, namun demikian dengan teknik sampling yang

digunakan hasilnya diharapkan dapat dipakai untuk menggeneralisasikan

populasinya.

Sugiyono (2011: 118) “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.” Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah

populasi relatif kecil. “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel‟ (Sugiyono, 2011: 118). Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

menentukan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah seluruh pegawai di

Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung yang

berjumlah 30 orang.

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian,

agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis dan

efektif.

Menurut Nasution (2009: 23) menjelaskan bahwa ”Desain penelitian

merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar

dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”

Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses

penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada

(22)

Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang

menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi,

metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data, cara

menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai

implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia

terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Bandung. Fokus penelitian mengenai implementasi

capacity building meliputi pengembangan kapasitas pegawai berdasarkan

tingkatan yaitu level individu, level organisasi, dan level sistem yang harus

dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan. Pemberdayaan sumber

daya manusia berfokus pada suasana/iklim agar potensi pegawai berkembang,

memperkuat potensi/daya yang dimiliki pegawai, dan memberdayakan

pegawai. Sedangkan motivasi kerja berfokus pada pegawai meliputi semangat

kerja, ambisi, kompetisi, dan disiplin pegawai yang diakibatkan oleh beberapa

dorongan. Dorongan tersebut dibagi menjadi dua, yang pertama adalah

dorongan yang muncul dari dalam diri pegawai dan dorongan yang muncul

dari lingkungan kerja pegawai.

Penelitian dilaksanakan di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Laswi No. 23 Bandung.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Balai Pelatihan

Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung dengan jumlah 30

pegawai. Untuk pengambilan sampel, digunakan teknik sampling jenuh

dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai permasalahan pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan

data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data dilakukan

(23)

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan

desain survey. Nasution (2009: 25) mengemukakan bahwa: “Desain survey

bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya

besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk

pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner.

Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011: 3) mengemukakan bahwa “Metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.”

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengadakan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Menurut Arikunto (2006: 86) metode deskriptif adalah “Metode

penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang

terjadi saat ini atau masa sekarang.” Pada pelaksanaannya, metode deskriptif

meliputi pengumpulan dan penyusunan data kuesioner yang bersifat tertutup

serta dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik, kemudian dianalisis

dan ditarik kesimpulan.

2. Pendekatan Kuantitatif

“Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel

sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah

penelitian” (Arikunto, 2006: 86). Artinya bahwa pendekatan kuantitatif

merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian yaitu

variabel X1, X2, dan Y kemudian dicari hubungan antar variabel tersebut.

Dalam pendekatan kuantitatif diperlukan variabel-variabel sebagai

(24)

variabel kemudian variabel-variabel tersebut diukur tingkat reliabilitas dan

validitasnya karena akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.

D. Definisi Operasional

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 747), pengaruh adalah

“Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikutmembentuk watak, kepercayaan atau perbuatan."

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada

atau timbul dari variabel (X1) yaitu implementasi capacity building dan

variabel (X2) pemberdayaan sumber daya manusia terhadap variabel (Y) yaitu

motivasi kerja pegawaidi Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung.

2. Implementasi Capacity Building

Menurut Morrison(2001: 42) melihat capacity building sebagai:

Suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada.

Implementasi capacity building dalam penelitian ini adalah suatu

proses untuk meningkatkan peran pegawai dan mengembangkan tata

kelembagaan pada Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung yang berhubungan dengan tingkatan pengembangan

kapasitas yaitu berdasarkan level individu, level organisasi dan level sistem.

3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

(25)

Pemberdayaan sumber daya manusia adalah salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek, serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif.

Pemberdayaan sumber daya manusia dalam penelitian ini adalah salah

satu upaya yang wajib dilakukan oleh Balai pelatihan Manajerial PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Bandung bagi terciptanya sumber daya manusia yang

berkualitas dengan memperhatikan proses dari pemberdayaan yaitu

menciptakan suasana/iklim agar pegawai dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki, memperkuat potensi/daya yang dimiliki pegawai, dan

memberdayakan pegawai dengan meningkatkan mutu sumber daya manusia

untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin

cepat yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadikan sumber daya

manusia yang produktif.

d. Motivasi Kerja Pegawai

Motivasi menurut Sondang P. Siagian (2004: 138), mengatakan bahwa:

Motivasi kerja merupakan daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Motivasi kerja pegawai dalam penelitian ini adalah perasaan puas

sehingga pegawai memiliki dorongan karena terpenuhinya kebutuhan untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, meliputi dorongan

memperoleh prestasi kerja, memperoleh pengakuan dan penghargaan,

memperoleh tanggung jawab, memperoleh kemajuan dan perkembangan, tetap

(26)

terciptanya hubungan kerja yang harmonis antar pegawai, adanya supervisi,

kondisi lingkungan kerja, kebijakan lembaga, dan proses administrasi.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus

mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 134)

bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif.”

Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dituangkan ke

dalam kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

NO. VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR NO.

ITEM

Membangun rasa kepemilikan 1-2

Mempraktikkan kerja sama yang

murni 3-7

Memiliki rekan kerja 8-13

Melatih proses berpikir dalam setiap

fase pengembangan 14-18

Level organisasi Memahami konteks khusus mengenai

kapasitas dan pengembangan 19-21

(27)

sistem dan manajemen strategik

Suasana/Iklim Mengacu pada potensi untuk

dikembangkan 1-7

Potensi/daya

Menciptakan suasana/iklim yang baik 8-11

Meningkatkan taraf pendidikan agar

pegawai lebih berdaya 12-19

Memberdayakan Proses pemberdayaan perlu adanya

peraturan perundangan secara jelas 20-22

3.

pekerjaan itu sendiri 10-11

Kebutuhan

Dorongan karena hubungan kerja antar

pegawai 15-18

Dorongan karena adanya supervisi 19-20

Dorongan karena kondisi lingkungan

kerja 21-22

(28)

Dorongan karena proses administrasi

lembaga 25-26

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian

sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti,

penelitian ini menggunakan jenis skala likert. Menurut Sugiyono (2011: 134)

menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada responden,

disusun dengan menggunakan skala likert pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert

Alternatif Jawaban Variabel X1 Bobot

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Alternatif Jawaban Variabel X2 Bobot

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Alternatif Jawaban Variabel Y Bobot

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

(29)

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah

dengan cara checklist (), dimana responden memberikan tanda checklist ()

pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan.

Instrumen ini digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan

teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup

banyak.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu didukung

data yang baik pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik

tidaknya instrumen penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua

syarat penting yaitu valid dan reliabel.

Uji coba instrumen dilaksanakan di PPPPTK IPA Bandung dengan

penentuan responden yang memiliki karakteristik yang sejenis dengan

responden sebenarnya, dalam hal ini peneliti mengujicobakan kuesioner ini

kepada 11 pegawai di PPPPTK IPA Bandung.

1. Uji Validitas

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan,

sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data

harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas

penelitian. Uji validitas diperlukan oleh peneliti guna mengukur tingkat

validitas dari instrumen. Sururi dan Suharto (2007: 51) berpendapat bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid.

Bailey (Silalahi, 2009: 244) mengemukakan validitas mengandung dua

bagian: „(1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain; dan (2) bahwa

(30)

dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang hendak diukur dan

mampu mengungkap data tentang karakteristik gejala yang diteliti secara

tepat.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk pengujian validitas instrumen

ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dkenal dengan korelasi

Product Moment.

a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment:

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

(Akdon, 2008: 144)

Keterangan:

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

b. Selanjutnya dihitung dengan Uji-t, dengan rumus sebagai berikut:

= √

(Akdon dan Sahlan, 2008: 144)

Keterangan:

= Nilai

= Koefisien korelasi hasil

= Jumlah responden

(31)

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk =

n-2, 11 – 2 = 9) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh

= 1,833

d. Mengkonsultasikan dengan :

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan nilai

Kesimpulannya jika > maka butir soal dinyatakan

valid, sebaliknya jika < maka butir soal dinyatakan tidak

valid.

Dari perhitungan hasil uji instrumen yang telah dilakukan, maka

validitas setiap item diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Uji validitas variabel X1(Implementasi Capacity Building)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dalam pengolahan data variabel X1 mengenai Implementasi Capacity

Building adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel X1 (Implementasi Capacity Building)

No Keterangan

1 0,829 4,449 1,833 Valid

2 0,676 2,752 1,833 Valid

3 0,803 4,042 1,833 Valid

4 0,761 3,519 1,833 Valid

5 0,813 4,189 1,833 Valid

6 0,829 4,449 1,833 Valid

7 0,822 4,33 1,833 Valid

8 0,759 3,497 1,833 Valid

9 0,841 4,663 1,833 Valid

10 0,64 2,499 1,833 Valid

11 0,917 6,897 1,833 Valid

(32)

14 0,805 4,071 1,833 Valid

15 0,789 3,853 1,833 Valid

16 0,693 2,884 1,833 Valid

17 0,917 6,897 1,833 Valid

18 0,856 4,967 1,833 Valid

19 0,94 8,266 1,833 Valid

20 0,917 6,897 1,833 Valid

21 0,905 6,382 1,833 Valid

22 0,907 6,461 1,833 Valid

23 0,911 6,627 1,833 Valid

24 0,752 3,423 1,833 Valid

25 0,878 5,503 1,833 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.4, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 25 item dinyatakan valid untuk angket variabel X1

(Implementasi Capacity Building) karena > dengan taraf

signifikan α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

2) Uji validitas variabel X2 (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dalam pengolahan data variabel X2 mengenai Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel X2 (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)

No Keterangan

1 0,764 3,553 1,833 Valid

2 0,799 3,986 1,833 Valid

3 0,847 4,780 1,833 Valid

4 0,848 4,800 1,833 Valid

5 0,725 3,158 1,833 Valid

(33)

7 0,849 4,820 1,833 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.5, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 22 item dinyatakan valid untuk angket variabel X2

(Pemberdayaan Sumber Daya Manusia) karena > dengan taraf

signifikan α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

3) Uji validitas variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dalam pengolahan data variabel Y mengenai Motivasi Kerja Pegawai

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

No r hitung t hitung t tabel Keterangan

1 0,746 3,361 1,833 Valid

2 0,833 4,517 1,833 Valid

3 0,760 3,508 1,833 Valid

(34)

6 0,903 6,305 1,833 Valid

7 0,882 5,615 1,833 Valid

8 0,949 9,030 1,833 Valid

9 0,891 5,888 1,833 Valid

10 0,750 3,402 1,833 Valid

11 0,767 3,586 1,833 Valid

12 0,706 2,991 1,833 Valid

13 0,949 9,030 1,833 Valid

14 0,812 4,174 1,833 Valid

15 0,722 3,131 1,833 Valid

16 0,722 3,131 1,833 Valid

17 0,949 9,030 1,833 Valid

18 0,812 4,174 1,833 Valid

19 0,748 3,381 1,833 Valid

20 0,710 3,025 1,833 Valid

21 0,761 3,519 1,833 Valid

22 0,678 2,767 1,833 Valid

23 0,813 4,189 1,833 Valid

24 0,733 3,233 1,833 Valid

25 0,710 3,025 1,833 Valid

26 0,778 3,715 1,833 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.6, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 26 item dinyatakan valid untuk angket variabel Y (Motivasi

Kerja Pegawai) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka

seluruh item digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Setelah butir instrumen dinyatakan valid, maka tahap berikutnya

adalah menentukan reliabilitas dari setiap instrumen. Sururi dan Suharto

(2007:51) mengemukakan bahwa “reliabilitas menunjukkan pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

(35)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas instrumen

mengikuti pendapat Akdon dan Hadi (2005: 151) sebagai berikut:

a. Menghitung total skor setiap responden.

b. Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor tiap butir

Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

c. Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown,

sebagai berikut:

( )

(Sugiyono, 2011: 185)

Keterangan:

=

reliabilitas internal seluruh instrumen

=

korelasi product moment antara belah pertama dan kedua

d. Mencari apabila dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk =

n-2, 11-2 = 9) maka diperoleh sebesar 0,666.

e. Membuat keputusan dengan membandingkan dengan

dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut.

(36)

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen

didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika > , maka reliabel

b. Jika < , maka tidak reliabel

Dengan cara perhitungan seperti di atas, hasil uji reliabilitas instrumen

untuk variabel X1, X2 dan Y adalah sebagai berikut:

1) Uji Reliabilitas variabel X1 (Implementasi Capacity Building)

Hasil uji reliabilitas pengolahan data variabel X1 (implementasi

capacity building) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel X1 (Implementasi Capacity Building)

No Keterangan

1 0,829 0,907 0,666 Reliabel

2 0,676 0,807 0,666 Reliabel

3 0,803 0,891 0,666 Reliabel

4 0,761 0,864 0,666 Reliabel

5 0,813 0,897 0,666 Reliabel

6 0,829 0,907 0,666 Reliabel

7 0,822 0,902 0,666 Reliabel

8 0,759 0,863 0,666 Reliabel

9 0,841 0,914 0,666 Reliabel

10 0,640 0,780 0,666 Reliabel

11 0,917 0,957 0,666 Reliabel

12 0,808 0,894 0,666 Reliabel

13 0,636 0,778 0,666 Reliabel

14 0,805 0,892 0,666 Reliabel

15 0,789 0,882 0,666 Reliabel

16 0,693 0,819 0,666 Reliabel

(37)

19 0,940 0,969 0,666 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.7, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 25 item dinyatakan reliabel untuk angket variabel X1

(Implementasi Capacity Building) karena > dengan taraf signifikan

α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

2) Uji Reliabilitas variabel X2 (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)

Hasil uji reliabilitas pengolahan data variabel X2 (pemberdayaan

sumber daya manusia) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel X2 (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)

(38)

15 0,838 0,912 0,666 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.8, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 22 item dinyatakan reliabel untuk angket variabel X2

(Pemberdayaan Sumber Daya Manusia) karena > dengan taraf

signifikan α = 0,05 maka seluruh item digunakan.

3) Uji Reliabilitas variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

Hasil uji reliabilitas pengolahan data variabel Y (motivasi kerja

pegawai) dengan menggunakan rumus Spearman Brown dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

(39)

14 0,812 0,896 0,666 Reliabel

15 0,722 0,839 0,666 Reliabel

16 0,722 0,839 0,666 Reliabel

17 0,949 0,974 0,666 Reliabel

18 0,812 0,896 0,666 Reliabel

19 0,748 0,856 0,666 Reliabel

20 0,710 0,830 0,666 Reliabel

21 0,761 0,864 0,666 Reliabel

22 0,678 0,808 0,666 Reliabel

23 0,813 0,897 0,666 Reliabel

24 0,733 0,846 0,666 Reliabel

25 0,710 0,830 0,666 Reliabel

26 0,778 0,875 0,666 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.9, diperoleh seluruh item

yang berjumlah 26 item dinyatakan reliabel untuk angket variabel Y (Motivasi

Kerja Pegawai) karena > dengan taraf signifikan α = 0,05 maka

seluruh item digunakan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber primer

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber primer. “Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data” (Sugiyono, 2011: 193). a. Angket (kuesioner)

Sugiyono (2011: 199) mendefinisikan kuesioner merupakan “Teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tertutup dengan menyediakan

beberapa alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu

diantaranya. Keuntungan menggunakan kuesioner tertutup adalah

(40)

digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, dimana terdiri dari

sejumlah pernyataan yang meminta reaksi responden.

b. Wawancara

Sugiyono (2011: 194) mengemukakan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabilapeneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung

kepada pegawai Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung yang menjadi objek penelitian khususnya mengenai

implementasi capacity building, pemberdayaan sumber daya manusia dan

motivasi kerja yang hasilnya digunakan untuk melengkapi data penelitian

yang sedang diteliti.

2. Sumber sekunder

Menurut Sugiyono (2011: 193) “Sumber sekunder merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

orang lain atau lewat dokumen.”

Sumber sekunder berupa kajian kepustakaan, yaitu teknik

pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis seperti dari referensi buku,

internet, makalah maupun penelitian sejenis yang berkaitan dengan objek

penelitian.

(41)

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting

dalam kegiatan penelitian. Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi angket

Pada tahapan ini, langkah pertama yang dilakukan yaitu memeriksa

dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini sangat penting

untuk dilakukan dalam meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul

memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden

Berdasarkan Perhitungan Rata-rata (Weighted Mean Score)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan setiap

item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang ditentukan. Adapun

langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:

a. Pemberian bobot nilai untuk setiap alternatif

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap

pernyataan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang

memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan bobot

alternatif itu sendiri

d. Menghitung nilai rata-rata ( ̅) untuk setiap butir pertanyaan dalam kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus:

̅

Keterangan:

̅ = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk

setiap alternatif kategori)

n = Jumlah responden

(42)

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut:

Tabel 3.10

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran

3,01 – 4,00 Sangat Baik Selalu Sangat Setuju

2,01 – 3,00 Baik Sering Setuju

1,01 – 2,00 Cukup Jarang Tidak Setuju

0.01 – 1,00 Rendah Tidak Pernah Sangat Tidak Setuju

Sumber: Sudjana (2005: 91)

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Menurut Akdon (2008: 86) dalam mengubah skor mentah menjadi skor

baku dalam setiap variabel, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Ti = 50 + 10 ̅

Keterangan :

Ti = Skor baku

= Skor mentah = Standar deviasi

̅ = Rata-rata (Mean)

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, diperlukan beberapa

langkah berikut ini:

a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang (R) dengan cara skor tertinggi (ST) dikurangi

skor terendah (SR)

R = ST – SR

c. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess

(43)

d. Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus Rentang dibagi

Banyaknya Kelas

i =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan rumus:

̅ = ∑

g. Menentukan standar deviasi (s) dengan rumus:

S = √ ∑ ∑

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

Ti = 50 + 10 ̅

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui normal

tidaknya penyebaran data. Hasil pengujian normalitas distribusi data akan

menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data

selanjutnya. Apabila data tersebar dengan normal maka teknik perhitungan

statistiknya menggunakan teknik statistik parametrik, namun apabila data

tidak tersebar dengan normal maka teknik penghitungan statistiknya

menggunakan teknik statistik non parametrik. Dalam perhitungan uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat (X2) sebagai

berikut:

(44)

(Akdon dan Hadi, 2005: 171)

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

= Frekuensi hasil penelitian

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan formulasi ini

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor mentah terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang (R) engan cara skor tertinggi (ST) dikurangi skor

terendah (SR)

R = ST – SR

c. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess

BK = 1 + (3,3) log n

d. Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus Rentang dibagi

Banyaknya Kelas

i =

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui

f. Menentukan rata-rata (mean) dengan rumus:

̅ = ∑

g. Menentukan standar deviasi (s) dengan rumus:

S = √ ∑ ∑

(45)

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan interval

ditambah 0,5

2) Mencari Z score untuk batas kelas dengan rumus:

Z = ̅

3) Mencari luas daerah antara 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z

dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas.

4) Mencari luas tiap interval dengan mencari selisih luas 0 – Z kelas

interval. Caranya dengan mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu

angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua

dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka

yang paling tengah ditanbahkan dengan angka baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) diperoleh dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 30).

6) Mencari frekuensi hasil penelitian (fo) diperoleh dengan cara

melihat setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

i. Mencari Chi Kuadrat (X2) dengan memasukkan harga-harga ke dalam

rumus:

j. Menentukan keberartian X2 dengan cara membandingkan X2hitung

dengan X2tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1,

dengan kriteria: distribusi dikatakan normal apabila X2hitung< X2tabel dan

distribusi dapat dikatakan tidak normal apabila X2hitung> X2tabel.

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mencari derajat hubungan antar

variabel-variabelnya dan mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi

(46)

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai.

Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis penelitian ini dengan

menggunakan analisis korelasi, uji signifikansi koefisien korelasi, uji koefisen

determinasi, dilanjut dengan koefisien korelasi ganda dan uji signifikansi

korelasi ganda.

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah suatu teknik statistik yang tujuannya adalah

untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu.

Wijaya (2000: 122) mendefinisikan analisis korelasi “Merupakan studi yang

membahas tentang derajat keeratan hubungan antar perubah, yang dinyatakan

dengan koefisien korelasi.”

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisienkorelasi

= Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi Pearson Product

Moment.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong sesuai rumus

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang

diperoleh dari Akdon (2008: 188). Adapun pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

(47)

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0.799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2011: 257)

b. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Uji signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi

korelasi antara variabel X1 dan Y, variabel X2 dan Y, serta variabel X1 dan

X2 dilakukan dengan uji independen untuk mencari harga t maka digunakan

uji signifikansi dengan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 188)

=

Keterangan:

t = Nilai

r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat kebebasan

(dk = n – 2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah pengujian adalah jika

hasil konsultasi harga , maka Ho ditolak dan Ha diterima,

dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi adalah signifikan, tetapi jika

, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi adalah tidak signifikan.

(48)

Selanjutnya pengujian hipotesis “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber

daya manusia terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung”.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (Ryx1x2)

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ryx1x2=√

(Sugiyono, 2011: 266)

Keterangan:

Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-

sama dengan variabel Y

ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

ryx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

d. Uji Signifikansi Korelasi Ganda

Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat

menggunakan rumus uji F sebagai berikut:

=

(Sugiyono, 2011: 266)

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Selanjutnya dikonsultasikan dengan ( , dengan dk pembilang =

Gambar

gambaran mengenai implementasi capacity building dan pemberdayaan sumber
Tabel 3.1 Data Populasi penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kriteria Alternatif Jawaban Skala Tabel 3.3 Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 1 Karangampel Kabupaten Indramayu. Wilayah penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah

Sahabat MQ/ Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan/ Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan/ Pengambil kebijakan atas

Sahabat MQ/ DPRD Kota Yogyakarta/ akhirnya berhasil melakukan rapat pimpinan/ untuk menentukan jatah ketua/ dan wakil ketua 4 komisi/ yang ada di DPRD Kota Yogyakarta//

Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan.. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas

penelitian yang berjudul FAKTOR RISIKO HIPERTENSI, DISLIPIDEMIA, MEROKOK, ASAM URAT, OBESITAS, DIABETES MELITUS, DAN RIWAYAT STROKE DALAM KELUARGA PADA PENDERITA STROKE. dan

Tugas Akhir dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kasir (SIKASIR) Berbasis Mobile” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan