Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG
BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PAKUAN LEMBANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh
Jimmy Ferdinando
NIM. 1000868
PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
==========================================================
GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG
BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PAKUAN LEMBANG
Oleh
Jimmy Ferdinando
Sebuah KaryaTulisIlmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar AhliMadyaKeperawatan pada Fakultas PendidikanOlahragadanKesehatan
© Jimmy Ferdinando 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PAKUAN LEMBANG
Oleh
Jimmy Ferdinando NIM. 1000868
DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH:
Pembimbing I,
ImanImanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 197508102001121001
Pembimbing II,
AyuNingrum, S.Kep, Ners.
Mengetahui
Ketua Program Studi D-3 Keperawatan,
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PAKUAN LEMBANG
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rata-rata umur mulai merokok secara nasional yaitu 17,6 tahun dan prevalensi penduduk yang merokok setiap hari secara nasional adalah 28,2% serta perokok dalam rumah secara nasional sebesar 76,6 %. Merokok dapat menyebabkan terjadinya beberapa dampak penyakit seperti penyakit kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan, dan penyakit tuberculosis. Rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang. Metodologi yang digunakan adalah metodologi penelitian deskriptif dengan teknik sampel pengambilan random sampling. Populasi penelitian berjumlah 169 siswa dengan sampel 119 siswa. Teknik pengumpulan data dengan angket skala sikap. Kesimpulannya bahwa remaja di kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang sebagian besar bersikap positif yaitu dengan persentase 60,19%. Saran bagi guru diharapkan senantiasa mendorong para siswanya dalam meningkatkan sikap yang positif tentang bahaya merokok sejak dini.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DESCRIPTION OF ADOLESCENT ATTITUDES IN CLASS X AND XI ABOUT DANGER OF SMOKING IN VOCATIONAL
HIGH SCHOOL PAKUAN LEMBANG
ABSTRACT
This research is motivated by the average age of start smoking nationally is 17.6 years and the prevalence population of daily smoking nationally is 28.2% of smokers in the home as well as nationally by 76.6%. Smoking can cause several diseases such as the impact of cancer, cardiovascular diseases, respiratory diseases, and tuberculosis. Proposed formulation of the problem is how the image of attitude adolescent in class X and XI of the dangers smoking in SMK PakuanLembang. The purpose of this research is to describe the attitude of adolescent in class X and XI about the dangers of smoking in SMK PakuanLembang. The methodology used is descriptive research by taking samples of random sampling technique. The study population totaled 169 students with a sample of 119 students. Data collection techniques with the attitude scale questionnaire. The conclusion that adolescents in SMK PakuanLembang were almost of all positive with a percentage of 60,19%. Advice for teachers are expected to continue to encourage students to increase positive attitudes about the dangers of smoking from an early age.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KonsepDasarBahayaMerokok ... 7
B. KonsepDasarRemaja ... 12
C. KonsepSikap ... 16
D. PenelitianRelevan... 19
v
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. LokasidanSubjekPopulasi/SampelPenelitian... 21
1. Populasi... 21
2. Sampel ... 21
B. DesainPenelitian ... 22
C. MetodePenelitian ... 23
1. Langkah-LangkahPenelitianDeskriptif... 23
2. VariabelPenelitian ... 23
D. DefinisiOperasional... 24
E. InstrumenPenelitian... 25
1. Angket ... 25
F. Proses PengembanganInstrumen ... 26
1. UjiValiditas ... 26
2. UjiReliabilitas ... 27
G. TeknikPengumpulan Data ... 28
1. TugasPengumpulan Data ... 28
2. TeknikAngket... 28
H. Analisis Data ... 28
1. Langkah-LangkahAnalisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 37 B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
LAMPIRAN
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) tahun 2010 menunjukan rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dan prevalensi penduduk yang merokok setiap hari secara nasional adalah 28,2 % serta perokok dalam rumah secara nasional sebesar 76,6 %. Memperhatikan data penelitian tersebut ada permasalahan besar yang terjadi dalam pola dan perilaku merokok masyarakat yang terjadi saat ini, kondisi ini akanterus meningkat jika tidak ada upaya promosi dan preventif dalam menanggulangi permasalahan merokok di Indonesia. Seperti halnya perokok yang ada di provinsi Jawa Barat bahwa prevalensi perokok setiap harinya cukup tinggi. Perokok setiap hari di provinsi Jawa Barat berkisar pada angka 30,9% (BPPK, 2010). Secara nasional prevalensi perokok saat ini adalah 34,7 %.
Setelah diidentifikasi berdasarkan semua tingkatan umur di Jawa Barat dengan umur mulai merokok setiap harinya menunjukan remaja dengan rentan umur 15-19 tahun memiliki prevalensi yang tinggi mencapai 45,0% dan secara nasional juga tinggi yaitu 43,7% (BPPK, 2010). Hal ini sangat mengkhawatirkan berbagai pihak yang terkait dalam menangani persoalan rokok di Indonesia.Dilain pihak jumlah perokok di dunia terus mengalami peningkatan secara signifikant.Peningkatan jumlah perokok di dunia menjadi permasalahan kesehatan global sebab dengan peningkatan tersebut dapat menyebabkan banyak sekali dampak penyakit yang dapat muncul setiap tahunnya di negara-negara.Mengatasi permasalahan ini memang bukan pekerjaan mudah, banyak negara-negara di dunia telah berusaha menekan angka perokok di negaranya masing-masing bahkan dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan namun hasilnya tetap saja secara kuantitas jumlah perokok terus bertambah.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sepenuhnya sadar dan mengerti serta memahami akan resiko penyakit dan kematian dini dari mengkonsumsi rokok.
3
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Asap rokok terdiri dari asap utama (main stream) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan (side stream) yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75% bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh perokok (Nurwati, 2010). Nurwati (2010) menegaskan disamping itu asap rokok mengandung 4000 bahan kimia beracun dan tidak kurang dari 69 diantaranya bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Dalam masa transisi remaja akan sangat mudah terpengaruh terhadap lingkungannya untuk merokok karena pengaruh lingkungan dan teman sebayanya serta zat-zat aditif yang terkandung didalam rokok akan membuat kecanduan dan menjadikan remaja sebagai perokok jangka panjang dan tentu saja berpengaruh terhadap kesehatan serta perkembangannya dimasa depan.
Dimasa transisi ini tidak heran jika perilaku, sikap dan kebiasaan merokok sering ditemui setiap hari pada remaja karena remaja berada pada suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Seperti yang diungkapkan oleh Willis (2010) masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Sehingga pola dan perilaku serta sikap remaja juga masih belum mantap.Dilain pihak, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks.Dalam kehidupannya remaja harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai aturan yang ada di masyarakat, karena kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa remaja belum saatnya untuk merokok dan harus lebih mematangkan diri dalam hal aturan budaya dan nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini dikatakan oleh Willis (2010: 3) bahwa dalam hidup bermasyarakat mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan, budaya, dan nilai-nilai yang ada terutama agama. Sosialisasi bagi remaja adalah proses belajar untuk mencapai kedewasaan.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menghisap rokok. Agustiani (2006) mengatakan bahwa adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan psikologisnya. Selanjutnya Mappiare (1983) juga menggungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik dan membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Jadi dengan adanya perubahan yang cepat secara fisik perasaan remaja juga ikut berpengaruh.Dimana perasaan remaja mempengaruhi sikap dan pemahaman remaja tentang sesuatu objek benda seperti halnya rokok. Soerojo (2010) mengatakan bahwa pemahaman menyeluruh akan bahaya rokok merupakan faktor penting yang memotifasi perokok untuk berhenti merokok. Tetapi sebagai solusi yang bisa dilakukan untuk menekan penggunaan rokok dikalangan remaja atau masyarakat umum adalah dengan melakukan promosi kesehatan dalam hal memperhatikan label peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau dan dengan adanya kesadaran masyarakat, pendidikan dan program berhenti merokok (Papilaya, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Nashrulloh tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kebiasaan merokok pada siswa-siswi kelas 4-6 SDN X di kota Bandung tahun 2010, hasil yang didapatkan adalah gambaran pengetahuan responden baik sebesar 88,5%, sikap responden yang baik sebesar 94,3% dan perilaku responden yang baik sebesar 79,0%. Kesimpulannya adalah sebagian basar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan prilaku yang baik.
5
[image:13.595.99.533.260.749.2]Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Lembang yang merokok diluar lingkungan sekolah, mereka merokok disamping alun-alun mesjid Lembang.Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru yang ada di SMK Pakuan Lembang mengatakan bahwa disekolah ini banyak siswa yang merokok meskipun sudah diberi nasehat oleh para guru disekolah.Berdasarkan uraian latarbelakang diatas peneliti mengambil inisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Sikap Remaja di Kelas X dan XI tentang Bahaya Merokok di SMK Pakuan Lembang”.
B. Rumusan Masalah
Meninjau dari permasalahan yang ada maka peneliti bermaksud mengangkat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Gambaran Sikap Remaja di Kelas X dan XI tentang Bahaya Merokok di SMK Pakuan Lembang ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan.
Memberi laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan sekaligus sebagai bahan kajian ilmu keperawatan.
2. Bagi Remaja/Pelajar
Memberikan gambaran sikap kepada para remaja agar mereka menyadari bahwa merokok dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta meminimalisir para remaja untuk tidak merokok.
3. Bagi Perawat
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Guru dan Kepala Sekolah.
Sebagai tinjauan dalam menyikapi permasalahan merokok pada siswa-siswi disekolah.
5. Peneliti Selanjutnya
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SMK Pakuan Lembang dengan subjek dan populasi penelitian siswa yang ada di sekolah tersebut. Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Populasi
Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi yaitu kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang untuk kelas XII tidak diikutsertakan dengan alasan melihat situasi kelas XII yang dalam hal ini lebih memfokuskan memantapkan diri untuk menghadapi ujian nasional dan kelulusan sekolah. Pada populasi tersebut kelas X terdiri dari tiga kelas yaitu XA sebayak 30 siswa, XB sebanyak 30 siswa dan XC 24 siswa, sedangkan XI juga terdiri dari tiga kelas yaitu XIA sebanyak 31 siswa, XIB sebanyak 25 siswa, dan XIC 29 siswa. Jadi total populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak
Populasi = XA+XB+XC+XIA+XIB+XIC (siswa) Populasi = 30+30+24+31+25+29
Populasi = 169 siswa. 2. Sampel
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tidak bisa memberikan gambaran tentang populasi yang sesungguhnya. Adapun menurut Nursalam (2008) penentuan besar sampel adalah sebagai berikut.
�= � (1 +�(�2))
Keterangan:
� = Besar sampel. � = Besar populasi.
� = Tingkat signifikansi (0.05).
Berdasarkan penentuan besar sampel yang dijelaskan oleh Nursalam (2008) maka diperoleh secara matematik perhitungan sampel dijabarkan sebagai berikut.
� = 169
(1 + 169(0.05 × 0.05))
�= 169
1 + 169 0.0025
� = 169 1.4225
�= 118.8049209
�= 119
Jadi, sampel yang diambil untuk diteliti sebanyak 119 siswa.
Untuk membantu peneliti dalam menyeleksi responden yang ada di SMK Pakuan Lembang maka digunakan teknik pengambilan sampel secara acak. Menurut Arikunto (2009) sampling acak (random sampling) digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri.
B. Desain Penelitian
23
[image:17.595.101.533.239.675.2]Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis Arikunto (1998). Pada penelitian ini akan diperlihatkan gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok. Setiadi (2007) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Kemudian peneliti bermaksud mengarahkan penelitian deskriptif ini yang bersifat eksploratif, seperti yang diungkapkan Arikunto (1998:245) riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena.
1. Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif
Setiadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah penelitian deskriptif yang harus ditempuh dalam penelitian deskriptif ini tidak berbeda dengan metode penelitian yang lain, yaitu.
a. Memilih masalah yang akan diteliti.
b. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar penyusunan kerangka konsep penelitian.
c. Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis. d. Penelitian deskriptif tidak diharuskan memakai hipotesis.
e. Menentukan desain penelitian, metode pengumpulan data, kriteria atau kategori untuk membedakan data yang akan diteliti dan yang tidak diteliti.
f. Menentukan teknik dan alat pengumpul data (instrumen/kuesioner). g. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data.
h. Melakukan pengolahan atau analisis data (untuk menguji hipotesis). i. Melakukan pembatasan serta menarik kesimpulan hasil penelitian. 2. Variabel Penelitian
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
[image:18.595.96.547.158.685.2]D. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel Definisi
Konseptual
Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Sikap remaja di kelas X
dan XI
tentang bahaya merokok.
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah
melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya Notoatmodjo (2010).
Sikap adalah respon
seseorang terhadap perilaku orang lain.
Angket. 1. Rerata skor >3 positif. 2. Rerata
skor <3 negatif.
25
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jenis instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang nantinya digunakan pada penelitian ini berupa non tes berupa angket. Angket yang digunakan terdiri dari 55 butir pernyataan dengan memuat satu komponen sikap yaitu gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok.
1. Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala likert yang terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Setiap pernyataan pada angket ini memiliki empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket jenis ini adalah angket yang digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap bahaya merokok dikalangan remaja. Angket skala sikap siswa ini diberikan kepada siswa kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang. Pembobotan setiap alternatif jawaban angket dengan menggunakan skala Likert disajikan dalam Tabel 3.2. Interpretasi sikap siswa terhadap hasil angket skala sikap menggunakan persentase. Persentase sikap remaja (siswa) tentang bahaya merokok yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut.
� =�
�× 100%
Keterangan.
P : Persentase jawaban. f : Frekuensi jawaban. n : Banyak responden.
Menurut Suharsaputra (2012) skala model likert, kategori respon terdiri dari lima mulai dari sangat setuju, tidak pasti/tidak memutuskan, tidak setuju, sangat tidak setuju, bila pernyataan itu bersifat positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan bila pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
[image:20.595.107.526.134.615.2]Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase Besar persentase (P) Interpretasi
� = 0% Tidak ada
0% < � < 25% Sebagian kecil
25%≤ � < 50% Hampir setengahnya
� = 50% Setengahnya
50% <� < 75% Sebagian besar
75%≤ � < 100% Pada umumnya
� = 100% Seluruhnya
Sebelum melakukan penafsiran, terlebih dahulu data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya. Menurut Suherman (2003: 191) penggolongan dapat dilakukan dengan menghitung rerata skor subyek, jika nilainya lebih besar daripada 3 (rerata skor untuk jawaban netral) ia bersikap positif. Sebaliknya jika reratanya kurang dari 3, ia bersikap negatif. Rerata skor mendekati 5, sikap siswa semakin positif. Sebaliknya jika mendekati 1, sikap siswa makin negatif. Sebelum melakukan penelitian, angket diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
27
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Analisis dan pengolahan data pengujian validitas diproses menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 20.
Diketahui R tabel dengan dk = 29 adalah 0,3009 Kriteria pengujian Jika rhitung> r tabel = Valid.
Jika rhitung < rtabel = Tidak Valid. 2. Uji Reliabilitas
[image:21.595.101.530.270.657.2]Pengujian reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur subjek penelitian. Notoatmodjo (2005) mengatakan reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kemudian menurut Sugiyono (2011) dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda. Berikut ini disajikan kriteria indeks reliabilitas pada table 3.3 dan hasil uji reliabilitas pada table 3.4.
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Reliabilitas
Nomor Interval Kriteria
1. 2. 3. 4. 5.
<0,200 0.200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000
Sangat Rendah Rendah
Cukup Tinggi
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
[image:22.595.95.533.81.674.2]Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's
Alpha
N of
Items
.942 55
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tugas Pengumpulan Data
Menurut Nursalam (2008) ada lima tugas yang harus dilaksanakan peneliti dalam proses pengumpulan data. Tugas tersebut meliputi (1) memilih subjek, (2) mengumpulkan data secara konsisten, (3) mempertahankan pengendalian dalam penelitian, (4) menjaga integritas atau validitas, dan (5) menyelesaikan masalah.
2. Teknik Angket
Dalam bekerja memperoleh data peneliti menggunakan teknik angket sebagai alat sekaligus teknik dalam memperoleh data, sehingga dapat menggambarkan suatu fenomena yang diteliti secara objektif.
H. Analisis Data
Analisis data menggunakan teknik analisis univariat. Analisis univariat dilakukan karena berkenaan terdapat satu variabel penelitian. Berikut ini langkah-langkah analisis data.
1. Langkah-Langkah Analisis Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah analisis data yang harus ditempuh Hidayat (2007).
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
29
[image:23.595.105.529.208.657.2]Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. c. Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi.
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiangambaransikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangmakaditariksuatukesimpulan. Jadisikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangsebagianbesarpositifdenganpersentase 60,19%.
B. Saran
Terdapatbeberapa saran bagiberbagaipihak yang akanterkaitdenganpenelitianinitermasuklembagapendidikan, remaja, perawat, guru dankepalasekolah, sertapenelitiselanjutnya.
1. LembagaPendidikan
Diharapkandapatmelakukanpengembanganilmupengetahuandandapatmelaku kankajianilmiahdalammengembangkanilmukeperawatan di lingkunganuniversitas.
2. BagiRemaja
Diharapkanpararemajamenjadisadarakansikappositif yang dimilikinyasupayamerekadapatberperilakusehatdantidakmerokok.
3. Perawat
Diharapkandapatmelakukankegiatanpromkessampaikesekolah, supayadapatmemberitahubahayamerokokkepadaparasiswa. 4. Guru danKepalaSekolah
Sebagaipengajarsekaliguspendidikdisekolahmemilikiperanpentingdalammeng arahkansiswauntukberperilakuhidupbersihdansehatdalamhalinitidakmerokok.
Olehkarenaitu, seorang guru
38
[image:25.595.115.509.227.629.2]Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
strategisdanmencolokkarenadalamhaliniseperti yang kitaketahuibahwasekolahtermasukkawasantanparokok yang
telahdiaturdalamundang-undangkesehatan.Selainituperlunyasosialisasitentangbahayamerokokmelalui seminar, lokakarya.
5. BagiPenelitiSelanjutnya
Sikap yang
baikakanbahayamerokokdapatmemberikansuatukesadarankepadamasyarakatu
ntuktidakmerokok. Bagipenelitiberikutnya yang
inginmelakukanpenelitianserupa agar
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama.
BPPK. (2010). RISKESDAS 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2010. Jakarta.
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nashrulloh, T. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Kebiasaan Merokok pada Siswa-Siswi Kelas 4-6 SDN „X‟ di Kota Bandung,
2010. Tersedia [Online]:
Http://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Q=+Pengetahuan+Remaja+Tentang+ Bahaya+Merokok+Bandung&Btng=&Hl=Id&As_Sdt=0 13 Februari 2013. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurwati, S. (2010). “Perlindungan terhadap Paparan Asap Rokok Orang Lain
40
[image:27.595.115.515.232.608.2]Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Oetarman, A.E. (2010). Gambaran pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pelajar di Salah Satu SMA di Banjarmasin Mengenai Masalah Merokok. Tersedia [Online]:
http://scholar.google.com/scholar?hl=id&q=oetarman+gambaran+pengetahu an+2010&btnG= 22-06-2013.
Papilaya, A. (2010). Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.
Rahayuningsih, S. U. (2008). Psikologi Umum 2-Bab 1: sikap (Attitude). Tersedia [Online]: nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/…/Bab-sikap-1.pdf 24-06-3013. Rusmini. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S.W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subanada, I.B. (2004). “Merokok pada Remaja”, dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Suherman, Erman, dkk. (2003). Individual Text Book: Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.
Soerojo, W. (2010). “Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti
Jimmy Ferdinando, 2013
Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Soewarso, K. (2010). “Kebijakan Pengendalian Tembakau”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.
Syarifahdiana. (2013). Modul Uji Validitas Reliabilitas. Tersedia [Online] : Http://www.4shared.Com/Get/Mgaita4g/Modul Uji Validitas Reliabilit.Html 15 Mei 2013.
Wills, S.S. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.