• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK

LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat 0705282

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

(SIDANG)

Nama : Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat NIM : 0705282

Jurusan :PendidikanKepelatihanOlahraga

Judul : PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

DisetujuidanDisahkanoleh: Pembimbing I

(Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd) NIP.196812181994021001

Pembimbing II

(Sagitarius, M.Pd) NIP.196911132001121001

Ketua JurusanPendidikanKepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(3)

LEMBAR PENGESAHAN (SIDANG)

Nama : Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat NIM : 0705282

Jurusan :PendidikanKepelatihanOlahraga

Judul : PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

DisetujuidanDisahkanoleh: Pembimbing I

(Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd) NIP.196812181994021001

Pembimbing II

(Sagitarius, M.Pd) NIP.196911132001121001

Ketua JurusanPendidikanKepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

(SIDANG)

Nama : Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat NIM : 0705282

Jurusan :PendidikanKepelatihanOlahraga

Judul : PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

DisetujuidanDisahkanoleh: Pembimbing I

(Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd) NIP.196812181994021001

Pembimbing II

(Sagitarius, M.Pd) NIP.196911132001121001

Ketua JurusanPendidikanKepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(5)

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH

PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT

TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI” ini beserta

seluruh isina adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini”.

Bandung, Oktober 2013

(6)

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK

LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

Pembimbing : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd 2. Sagitarius, M.Pd

* Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat

Permasalahan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh latihan squat dengan menerapkan latihan hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural terhadap peningkatan otot tungkai? Apakah latihan squat dengan menerapkan latihan hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural signifikan terhadap peningkatan power tahan otot tungkai? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, sampel yang digunakan adalah member Sosi Sport Club Dago Plaza Bandung, dengan jumlah 20 orang. Instrument yang digunakan adalah vertical jump. Dengan analisis latihan hipoksik

menunjukan rata-rata =5,25 dan analisis kelompok kontrol menunjukan rata-rata

=2,7, data ini menunjukan latihan squat dengan menerapkan latihan hipoksik terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengingkatan power otot tungkai dibandingkan tanpa menerapkan latihan hipoksik.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

LAMPIRAN-LAMPIRAN... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Pembatasan Masalah ... 4

F. Batasan Operasional... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Kondisi Fisik... 6

B. Hakikat Pelatihan Hipoksik... 9

C. Hakikat Metode Aktivasi Neural... 12

D. Weight Training... 13

E. Squat... 14

F. Hakikat Power... 15

G. Angapan Dasar... 18

H. Hipotesis... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

B. Popolasi Dan Sampel ... 21

C. Desain Penelitian ... 21

D. Instrumen Penelitian ... 23

E. Pelaksanaan Latihan ... 24

F. Prosedur Pengolahan Data ... 27

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 30

B. Diskusi Penemuan ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

(8)

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

| |

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Data mentah hasil tes dan pengukuran kelompok hipoksik... B. Data mentah hasil tes dan pengukuran kelompok kontrol... C. Hasil penghitungan uji homogenitas... D. Data hasil pengujian normalitas...

E. Pengujian signifikan kelompok sampel (menerapkan latihan

(9)

hipoksik)...

F. Pengujian signifikan kelompok kontrol (tanpa menerapkan latihan

hipoksik... G. Pengujian signifikansi perbedaan hasil latihan kedua kelompok ...

H. Program latihan half squat dengan menerapkan latihan hipoksik

dengan menggunakan aktivasi neural...

I. Program latihan half squat dengan tanpa menerapkan latihan

hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural (kelompok kontrol)... J. Tabel nilai krisis L untuk uji liliefors ... K. Tabel kurva normal ... L. Tabel daftar nilai distribusi t ... M. Tabel daftar nilai distribusi f ... RIWAYAT HIDUP...

53

55 57

59

69 80 81 82 83 84

DAFTAR TABEL

Tabel

(10)

masing-Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

| |

masing kelompok ... 31 4.4. Hasil perhitungan simpangan baku tes akhir vertical jump

masing-masing kelompok... 32 4.5. Hasil pengujian homogenitas tes awal dan tes akhir vertical jump

kedua kelompok ... 32

4.6. Hasil uji normalitas liliefors kelompok sampel (menerapkan hipoksik)dan kelompok kontrol (tanpa menerapkan

hipoksik)...

33

4.7. Hasil penghitungan dan uji signifikansi latihan kelompok sampel (menerapkan latihan hipoksik)... 4.8. Hasil penghitungan dan uji signifikansi latihan kelompok kontrol

(tanpa menerapkan hipoksik) ... 4.9. Data rata-rata dan simpangan baku peningkatan hasil latihan kedua

kelompok ... 4.10. Hasil penghitungan dan uji signifikansi perbedaan peningkatan hasil

latihan kedua kelompok ...

34

35

36

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Tujuh pendukung prestasi puncak... 6 2.2. Elemen-elemen kemampuan fisik... 8 2.3. Latihan beban half squat... 15 2.4. Komponen fisik... 2.5. Bagian-bagian tungkai ... 2.6. Bagian-bagian otot tungkai ...

16 17 18 1.1. Desain penelitian... ... 1.3. Langkah-langkah penelitian ... 2.1. Penambahan beban latihan...

(12)

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam olahraga prestasi kondisi fisik adalah merupakan hal penting untuk

menunjang suatu prestasi yang baik. Kondisi fisik memiliki komponen yang

sangat penting antara lain daya tahan, kekuatan, kelentukan dan kecepatan. Untuk

dapat meningkatkan kondisi fisik yang baik haruslah sesuai dengan

prinsip-prinsip latihan. Harsono menjelaskan (1988:101): “Latihan adalah proses yang

sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.”

Tentu saja untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik dan meningkatkan

kondisi fisik diperlukan latihan yang menunjang untuk mengembangkan latihan

kondisi fisik serta kemampuan fungsional dari sistem tubuh tersebut. Ada

beberapa komponen dalam latihan kondisi fisik tersebut yang setiap komponennya

memiliki latihan tersendiri. Harsono (1988:100) menjelaskan

komponen-komponen kondisi fisik tersebut sebagai berikut:

Beberapa komponen kondisi fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah: daya tahan cardiovascular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power.

Kondisi fisik yang satu dengan yang lainnya harus saling berhubungan dan

saling mempengaruhi. Power merupakan gabungan dari dua komponen yaitu

kekuatan dan kecepatan.

Harsono (1988:200) mengemukakan bahwa: “Power adalah kemampuan

otot dalam mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang sangat cepat” sedangkan Persunay (1994:2) yang dikutip oleh Indra Nugraha (2007:14) menjelaskan bahwa:

(13)

2

Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa power adalah

kombinasi gabungan kekuatan dan kecepatan otot yang ditunjukan oleh kontraksi

otot secara maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Disini peneliti mengambil salah satu otot untuk menjadi contoh melatih

salah satu komponen kondisi fisik yaitu power. Tungkai merupakan fondasi tubuh

manusia untuk banyak kegiatan dan disamping itu otot tungkai berperan sangat

penting dalam berbagai macam cabang olahraga. Tungkai termasuk kedalam

kelompok anggota kelompok rangka anggota badan. Mengenai pentingnya tungkai, Achmad Damiri (1992:63), menjelaskan: “Tungkai sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, menahan berat badan bagian atas, dapat

memindahkan tubuh (bergerak), dapat menggerakan tubuh ke arah atas, dapat menendang dan lain sebagainya.”

Otot tungkai bagian atas terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian depan

dan bagian belakang. Rai (2006:70) menjelaskan otot tungkai bagian depan

sebagai berikut:

Otot tungkai bagian depan terdiri dari 4 bagian utama sehingga dinamakan quadriceps: rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, dan sartorius. Otot paha bagian depan yang baik merupakan elemen penting dalam gerakan melompat, meloncat, menendang dan berlari seperti yang ditemukan pada cabang olahraga lainnya.

Untuk latihan power bisa juga dilakukan dengan latihan beban (weight

training). Dalam latihan beban(weight training) ada beberapa alat dan bentuk

latihan yang bisa digunakan untuk melatih power tungkai, diantaranaya leg press,

squat, leg extention, leg curl, lunges, front squat, side squat, dan calf raise.

Pelaksanaan weight training dengan bentuk squat dijelaskan Harsono

(1988:209) sebagai berikut:

Beban ditaruh pada pundak dibelakang leher, kemudian tungkai dibengkokkan. Sebaiknya tumit diganjal dengan sesuatu misalnya sepotong kayu yang tebalnya kira-kira 4-5 cm. untuk memcegah atlet melakukan half squat yang terlalu rendah, dapat dataruh kursi dibelakang pantat untuk memberikan batas gerak kebawahnya.

Dalam pelaksanaan weight training bisa juga diterapkan latihan hipoksik.

Penggunaan latihan hipoksik ini berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan

(14)

3

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hasil penelitian para ahli seperti Hollman dan Leisen (1973), Craig (1978) dan

Dicker (1980) mengemukakan bahwa pengurangan tingkat nafas akan mengurangi

suplay oksigen dan sebagainya, yang akan meningkatkan kemampuan aerobik dan

anaerobik. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa hipoksik

memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kapasitas anaerobik,

baik yang bersifat anaerobik alaktasid maupun yang bersifat anaerob laktasid

(Dikdik Zafar Sidik:2006). Selanjutnya Giriwijoyo (2010:121) menjelaskan

bahwa:

Olahdaya anaerobik dan aerobik adalah mekanisme penyediaan (energi, tenaga) untuk mewujudkan gerak. Olahdaya anaerobik langsung mewujudkan gerak dan merupakan kemampuan endogen ES primer dalam hal ini otot. Olahdaya aerobic juga dilaksanakan oleh ES-I (otot), tetapi intensitas dan durasi kelangsungannya tergantung pada kemampuan fungsional ES-II olahdaya aerobic tidak mungkin terlaksana dan aktifitas gerak akan segera terhenti. Makin tinggi kemampuan fungsional ES-II makin tegar kelangsungan penampilan ES-I. Saling dukung antara sistem kerja pertama dan kedua, maka olahdaya aerobic adalah pendukung bagi otot. Hal ini disebabkan karena olahdaya untuk bentuk aktifitas apapun selalu dimulai dengan olahdaya anaerob dan diikuti oleh olahdaya aerob sehingga anaerob dan aerob selalu dalam keadaan seimbang. Ketidakmampuan olahdaya aerob mengimbangi olahdaya anaerob akan menyebabkan menumpuknya “zat kelelahan” yang akan menghambat olahdaya anaerob yang terlalu besar, sehingga olahdaya anaerob menurun, menuju kepada terjadinya keseimbangan baru dengan olahdaya aerob.

Selanjutnya Giriwijoyo (2010:194) juga menjelaskan bahwa:

Rangsang untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan statis otot adalah keadaaan anaerobic dalam otot yang disebabkan karena adanya aschmenia(kekuranagan darah), keadaan ini terjadi pada waktu dan selama otot berkontraksi.

Bertolak dengan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mencoba

meneliti sejauh mana peningkatan power otot tungkai yang menerapkan latihan

hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural pada bentuk latihan squat.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti

sejauh mana penigkatan power otot tungkai yang menerepkan metode hipoksik

(15)

4

penelitian sebagai berikut : ” Apakah terdapat pengaruh yang signifikan

penerapan latihan hipoksik dengan menggunakan bentuk latihan squat terhadap

peningkatan power otot tungkai?”

C.Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan yang jelas dalam suatu kegiatan adalah awal yang penting

untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya. Dari pokok permasalah yang telah di

uraikan di atas, adapun tujuan penelitiannya adalah untuk: Mengetahui apakah

latihan hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural diterapkan pada

bentuk latihan squat akan berpengaruh signifikan terhadap power otot tungkai.

D.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai

berikut:

1. Secara teoretis dapat dijadikan informasi pengetahuan dan sumbangan ilmu

yang bermanfaat dalam proses latihan atlet dan masyarakat pada umumnya

mengenai metode latihan hipoksik.

2. Secara praktis apabila hasil penelitian sesuai yang diharapkan maka metode

latihan hipoksik dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan prestasi atlet

pada cabang olahraga apapun.

E.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya penelitian yang akan diteliti dan agar penelitian ini lebih

terarah maka peneliti menetapkan ruang lingkup peneliti ini sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan hipoksik pada metode

akivasi neural.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan power.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah member SOSI Universe Dago Plaza

sebanyak 20 orang.

4. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan power otot

(16)

5

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Batasan Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan

batasa-batasan yang jelas sehingga tidak ada terjadi salah penafsiran. Adapun

istilah-istilah tersebut adalah:

1. Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang atau benda

yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.”

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:66). Dalam penelitian ini adalah

pengaruh latihan hipoksik terhadap peningkatan power otot tungkai.

2. Latihan menurut Harsono (1988:397) adalah proses yang sistematis dari

berlatuh atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian

hari kian menambah beban latihan/kerjanya.

3. Hypoxic (Jack Willmore dan David Costill, 1994:537). Berarti penyerahan

oksigen rendah ke jaringan tubuh atau penurunan konsentrasi akan oksigen.

4. Power, Harsono (1988:200) mengemukakan bahwa power adalah

kemampuan otot dalam mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu

yang sangat cepat.

5. Pelaksanaan squat menurut Harsono (1988:209) Beban ditaruh pada pundak

dibelakang leher, kemudian tungkai dibengkokkan. Sebaiknya tumit

diganjal dengan sesuatu misalnya sepotong kayu yang tebalnya kira-kira 4-5

cm. untuk memcegah atlet melakukan half squat yang terlalu rendah, dapat

dataruh kursi dibelakang pantat untuk memberikan batas gerak kebawahnya.

6. Akivasi neural menurut Persunay dan Sidik (2005:74) metode yang

digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Untuk mencapai sasaran yang diinginkan penulis memerlukan

penganalisaan dan metode penelitian yang tepat. Jenis metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, metode ini digunakan atas dasar

pertimbangan bahwa sifat penelitian experimental yaitu mencobakan suatu untuk

mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping

itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

yang diselidiki atau diamati.

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan

mengendalikan keadaan. “Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami

dan mendalami objek yang menjadi sasaran”(Syamsuddin dan Damaianti,

2007:14).

Hal lain mengenai metode experimen ini Sugiyono (2008:107) menjelaskan, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap ang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengangkat tema utama yaitu “ Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi

Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai .”

Suatu penelitian eksperimen yang mempunyai faktor yang dicobakan, dalam hal

ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah metode latihan

aktivasi neural yang merupakan latihan hipoksik dan kelompok kontrol atau

metode aktivasi neural tanpa menerapkan latihan hipoksik untuk mengetahui

pengaruh dan perbedaann terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai

(18)

21

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B.Populasi Dan Sampel

Mengenai populasi oleh Sugiono (2008:117) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini

adalah member dari SOSI Universe bandung sebanyak 20 orang. Populasi bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki pleh subyek atau obyek itu.

Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Mengenai hal ini, Sugiono (2008:118) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan sampel yang akan diginakan dalam penelitian, terdapat teknik sampling yang

digunakan. Berkaitan dengan teknik sampling, Sugiono (2008:119) menjelaskan

bahwa:

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi, simple random, proportionate starfied random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, smapling jenuh, dan snowball sampeling.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampling jenuh dalam menentukan sampelnya. Berikut adalah penjelasan

mengenai sampling menurut Sugiono (2008:124) :

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai smapel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generilasasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Dengan menggunakan teknik seperti itu, maka diperoleh sampel sebanyak

20 orang.

C.Desain Penelitian

Dalam mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu

penelitian, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar

(19)

22

tercapai sesuai harapan. Penulis dalam penelitian ini menggunakan desain

experimen yaitu pre-test, post-test, group desain. Adapun desain penelitian

pretest-posttest kontrol group desain menurut sugiono (2008:112) adalah pada

halaman 3.1.

Gambar 3.1 (Sumber : Sugiyono 2008)

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kontrol

O1 dan O3 : Dua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest

O2 : Kemampuan kekuatan setelah mengikuti aktivasi neural &

hipoksik

O4 : Kemampuan kekuatan kelompok kontrol yang tidak mengikuti

latihan hipoksik (aktivasi neural saja)

Pada desain penelitian ini terdapat satu kelompok yang kemudian dibagi

menjadi dua,yaitu setengah untuk kelompok eksperimen (mendapat perlakuan)

dan satu kelompok lain menjadi kelompok pengontrol (yang tidak mendaptkan

perlakuan). O1 adalah hasil dan O2 adalah hasil post-test. O2 dan O4 hasil dari

pengaruh penerapan latihan hipoksik yang menggunakan metode aktivasi neural

pada bentuk latihan squat terhadap peningkatak power otot tungkai.

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskriptisikan dalam

bentuk Gambar 3.2.

R O1 X O2

(20)

23

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Populasi

Gambar 3.2

(Langkah-langkah penelitian)

D.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan pedoman peneliti dalam mengumpulkan

data dari lapangan, sementara peneliti sendiri merupakan instrumen terkait dalam

penelitian. Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data, data

tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir

eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya adalah untuk dapat mengetahui

pengaruh hasil perlakuan.

Untuk mengetahui data kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis menngunakan tes prestasi atau “achievement test”. Arikunto (1993:125) menjelaskan tentang tes prestasi sebagai berikut: “tes prestasi atau achievement tes, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pencapain seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Instrument pengumpulan data

yang penulis gunakan sebagai latihan untuk pelatihan dan salah satu item tes

untuk mengetahui peningkatan power otot tungkai yaitu dengan menggunakan

vertical jump. Untuk lebih jelasnya mengetahui instrument penelitian ini maka

penulis menjelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data diperoleh dari:

a. Tes awal sampel diuji seberapa tinggi untuk lompatan vertical jump.

Sampel

Tesawal

Kelompok A

Latihan squat dengan menerapkan latihan hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural

Kelompok B

Latihan squat tanpa

menerapkan latihan

hipoksik dengan

menggunakan metode aktivasi neural

Tesakhir

Pengolahan data

(21)

24

b. Tes akhir sampel juga diuji seberapa tinggi untuk lompatan vertical

jump setelah program latihan diselesaikan.

2. Alat dan perlengkapan:

a. Ruang beban.

b. Alat-alat untuk melakukan latihan beban squat.

c. Magnesium atau apa saja untuk memberi tanda lompatan vertical

jump.

d. Alat ukur meteran untuk menguji lompatan vertical jump.

3. Pelaksanaan tes:

a. Untuk tes awal, dicari kemempuan power otot tungkai dengan cara

vertical jump.

b. Untuk tes akhir, menguji kemampuan power otot tungkai setelah

program latihan diselesaikan, dan pelaksanaan tes adalah sebagai

berikut:

1) Alat ukur meteran untuk mengukur lompatan vertical jump

dipersiapkan untuk mengukur seberapa tingginya lompatan.

2) Sampel melakukan vertical jump secara bergantian yang

sebelumnya jari-jari sampel diberi magnesium atau apasaja untuk

memberikan tanda seberapa tinggi sampel itu melompat.

3) Tes vertical jump dilakukan sebanyak 3 kali dan hasil yang terbaik

yang di ambil sebagai hasil akhir.

E.Pelaksanaan Latihan

Perencanaan latihan atau program latihan adalah penunjang untuk

mendapatkan data yang baik dalam peneletian ini. Dalam pelaksanaan penelitrian

ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A melakukan laatihan squat

dengan menggunakan metode aktivasi neural dengan menggunakan prinsip latihan

hipoksik, dan kelompok B melakukan latihan squat dengan menggunakn metode

(22)

25

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan latihan dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan.

Harsono (1988:233) menjelaskan mengenai pre season (musim persiapan) sebagai

berikut:

Latihan-latihan dalam musim persiapan ini yaitu musim jauh sebelum pertandingan, dimulai sebelum 10 bulan sebelum pertandingan utama diselenggarakan. Pada saat itu atlet biasanya belum berada pada kondisi yang baik. Oleh karena belum memiliki kondisi yang baik, maka dengan sendirinya mereka belum bisa dilatih secara intenfif dan untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam musim latihan ini para atlet terutama mempersiapkan fisiknya untuk menghadapi latihan-latihan yang lebih berat dalam musim-musim latihan berikutnya. Tekanan latihan dalam musim-musim ini harus diberikan pada latihan-latihan untuk membentuk kekuatan, daya tahan, dan kelentukan tubuh.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal penulis melakukan penelitian

selama 2 bulan.Dengan frekuensi latiahan tiap minggunya sebanyak tiga kali.

Seperti yang dikemukan oleh Harsono (1988:194):

Weighttraining sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu misalnya senin, rabu, jum’at, dan diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.

Pemberian penambahan beban latihan kepada sampel menggunakan perinsip

latihan over load yang merupakan salah satu prinsip dalam latihan, penambahan

beban dilakukan secara bertahap dengan sistem tangga atau “the step type

approach” dari Bompa (1983) yang dikutip oleh Harsono (1988:105) sebagai

berikut :

Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horisontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan (ini adalah yang disebut unloading phase), yang maksudnya adalah untuk memberi kesempatan kepada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksudnya regenerasi adalah agar atlet

dapat “mengumpulkan tenaga” atau mengakumulasi cadangan-cadangan

(23)

26

Tangga micro-cycle pada gambar 3.3 :

Gambar 3.3

Penambahan Beban Latihan (Sumber: Harsono,1988:105)

Dalam penelitian ini penulis melakukan latihan tiga kali dalam seminggu,

yaitu:

1. Senin, pukul 14.00-16.00 WIB di SOSI Universe Bandung

2. Rabu, pukul 14.00-16.00 WIB di SOSI Universe Bandung

3. Jum’at, pukul 14.00-16.00 WIB di SOSI Universe Bandung

Latihan yang akan dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pemanasan,

latihan inti, dan pendinginan. Berikut ini uraian dari ketiga bagian latihan.

Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Sebelum latihan dimulai, penulis memberikan penjelasan tentang latihan

kondisi fisik, khususnya untuk peningkatan komponen power serta memeberikan

penjelasan tentang latihan hipoksik.

b. Pemanasan

Sebelum latihan inti dimulai, sampel harus melakukan pemanasan agar

terhindar dari cedera yang tidak diinginkan. Sampel melakukan pemanasan

dengan peregangan statis, setelah melakukan peregangan dinamis. Pemanasan

dilakukan kurang lebih selama sepulum menit. Pemanasan adalah bertujuan

(24)

27

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan inti atau pertandingan”.

c. Latihan inti

Pada latihan inti ini masing-masing kelompok sampel melakukan program

latihan yang telah diberikan oleh penulis. Kelompok A melakukan laatihan squat

dengan menggunakan metode aktivasi neural dengan menggunakan prinsip latihan

hipoksik, dan kelompok B melakukan latihan squat dengan menggunakan metode

latihan aktivasi neural tanpa menerapkan prinsip hipoksik.

d. Pendinginan

Setelah selesai melakukan latihan initi dalam pelaksanaan penelitian ini,

sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan

otot-otot. Pada pendinginan dilakukan dengan gerakan pasif.

F. Prosedur Pengolahan Dan Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah

data dan menganalisis data tersebut secara ststistik. Langkah-langkah pengolahan

data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-tata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari

Nurhasan (2002: 22) :

Arti dari tanda- tanda tersebut adalah :

= Rata rata hitung yang dicari

∑ = Jumlah dari

Xi = Data hasil pengukuran

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Nurhasan (2002:36) :

√∑( )

(25)

28

S= Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel

∑(X  X)² = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji homoginitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Varians terbesar F =

Varians terkecil

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari

F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (a) =0,5.

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur

yang digunakan adalah :

a. Pengamatan , ,…Xn dijadikan bilangan baku , ,..Zn dengan

menggunakan rumus :

( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel).

b. Untuk simpangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F ( ) = P (z )

c. Selanjutnya dihitung proporsi , ,..Zn . Jika proporsi ini

dinyatakan S(zi), maka :

Banyaknya , ,..Zn S( ) =

n

d. Menghitung selisih F ( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

(26)

29

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang

dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh

dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya

hipotesis nol diterima.

5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan

rumus :

̅ √ Untuk masing-masing kelompok

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

t = nilai t hitung yang dicari ̅ = rata-rata nilai beda = simpangan baku n = jumlah sampel

6. Uji signifikansi perbedaan

√ ⁄ ⁄

Untuk perbedaan kelompok

= Simpangan baku

= Jumlah sampel kelompok 1 = Jumlah sampel kelompok 2 = Nilai rata-rata kelompok 1 = Nilai rata-rata kelompok 2

Uji Ho t kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis jika t  . Dalam

hal lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,05 dan drajat

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tentang

penerapan latihan hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural pada

bentuk latihan squat terhadap peningkatan power otot tungkai. Penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan latihan

hipoksik dengan menggunakan metode aktivasi neural pada bentuk latihan squat

terhadap peningkatan power otottungkai dari pada tanpa menerapkan latihan

hipoksik.”

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka saran-saran yang

dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih, atlet, maupun pembina olahraga lainnya dalam pembuatan

program latihan khususnya latihan power otot tungkai dapat menerapkan

latihan hipoksik dengan menggunakan aktivasi neural karena metode

tersebut memberikan pengaruh yang lebih efektif dalam peningkatan power

otot tungkai.

2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel dominan laki-laki,

diharapkan kedepannya dilakukan penelitian yang menggunakan gender

perempuan, sehingga hasil penelitian bias dibandingkan antara hasil

program latihan laki-laki dan perempuan, khususnya latihan untuk

meningkatkan power tungkai, dan latihan power otot lainnya pada

umumnya.

3. Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian dengan metode latihan yang

lain, sehingga hasil penelitian dapat dilakukan sebagai alternative atau

variasi agar meminimalisir kejenuhan dalam menjalankan program latihan.

4. Prestasi yang optimal bukan hanya bias dicapai dengan latihan yang keras,

akan tetapi yang tidak kalah penting adalah kualitas program latihan yang

(28)

41

Dzulfikar Abdul Malik Al-Rahmat, 2013

Pengaruh Penerapan Latihan Hipoksik Dengan Menggunakan Metode Aktivasi Neural Pada Bentuk Latihan Squat Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Dan untuk terakhir dilakukan penelitian tentang program-program baru

sehingga dapat menunjang prestasi para atlet lebih maju dan berprestasi

semaksimal mungkin.

Demikian kesimpulan dan sumbang saran yang dapat penulis kemukakan,

semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat yang besar

bagi pengembangan cabang olahraga prestasi, Pembina olahraga, atlet, dan semua

(29)

42

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. (1996). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa. (1983). Perioditation Theory and Method of Training. Ontario Canada. Kendal/Hunt Publishing Company

Bompa, Tudor O. (1990). Theory and Method of Training. Ontario Canada. York University. Kendal/Hunt Publishing Company

Giriwijoyo,Santosa (2007). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung. FPOK UPI

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Hidayat Imam(1998). Biomekanika. Bandung : CV Andira Bandung

Nurhasan (2007). Model Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung. FPOK UPI

Nurhasan, dkk (2002). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung. FPOK UPI

Persunay, Paulus L. (2005). Latihan Kecepatan dan Kekuatan. Jakarta Komisi Pendidikan dan Penataran KONI Pusat

Satriya, dkk (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Usman, Husaini (2006). Pengantar Statistik. Jakarta. Bumi Aksara

Zafar Sidik, Dikdik dkk (2009). Dampak Penelitian Pola Hipoksik Pada Aktivasi Neural Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerob Pada Atlet Gulat. Hasil penelitian FPOK UPI

A.2012,duniafitnes.com,https://www.duniafitnes.com/muscle-building/legs,21Oktober2012.

Gambar

Tabel                                                                                                         2.1
Gambar                                                                                                      2.1
Gambar 3.1 (Sumber : Sugiyono 2008)
Gambar 3.2  (Langkah-langkah penelitian)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Surat balasan dari Bank Indonesia yang akan mengadakan penelitian perihal kejelasan harta Sultan Langkat (Sultan Abdul Azis) yang tersimpan. diNederlandsch Indische

[r]

[r]

Topik-topik penelitian yang berkaitan dengan humanoid robot banyak dilakukan.. di negara-negara

Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi

P.Juliasih, A.Kamsul, 2009 ,“Kajian Teoritis Relasi Dispersi Bahan Berindeks. Bias Negatif”,Prosiding Seminar Nasional Penelitian,

Proyek Pembangunan Gedung PT.Bank Jabar Cabang Depok, Masalah Khusus : Perhitungan Volume Beton dan Analisa Biaya pada Kolom Lantai 1 Penulisan Ilmiah / Kerja Praktek, Fakultas

produksi gula domestik terhadap permintaan gula impor di indonesia. Surya Mega