• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA Pengelolaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA Pengelolaan Pembelajaran IPS Berbasis KTSP Di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP

DI SMP NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Disusun Oleh:

BURATSIH SULISTYORINI Q 100 100 095

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

ABSTRACT

Oleh

Buratsih Sulistyorini1, Yetty Sarjono2, Budi Sutrisno 3 1

Guru SMP Negeri 1 Blora, 2Staf Pengajar UMS Surakarta, 3

Staf Pengajar UMS Surakarta

The purpose of this study was to describe the readiness of infrastructure characteristics, interactions, strategies and methods of teaching social studies curriculum based on the Junior High School 1 Tunjungan-Blora. This study is qualitative research. Using an ethnographic research design. Methods of data collection consisted of in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis techniques using data reduction, presentation of data and make conclusions. The results of this study were 1) characteristic of the readiness of facilities and infrastructure in support of learning is a) has a pocket book SBC, b) preparing teaching aids and instructional media IPS, c) construct a building unfit for use, clean and comfortable, d) providing a reference book IPS , d) prepare teachers social studies teaching materials, e) has a reference book on methods of supporting learning. 2) Characteristics of interaction of IPS-based learning curriculum, among others: a) teachers to be friendly and a good coach as well as educators, b) there is feedback in learning interactions, c) students are encouraged to interact more actively in learning, d) demonstrates the visual aids and media with good learning, e) there are questions and answers between teachers and students, f) the teacher uses in comprehensible language learning. 3) Characteristics of the implementation of strategies and methods of teaching social studies curriculum based on the lani is a) do the planning in implementing the strategy and methods of learning, b) implements the CTL method and the demonstration of learning, c) use of visual aids and instructional media, d) learning an interesting and fun by using the Active Learning, e) apply learning IPS integrated into the implementation of learning.

(5)

Pendahuluan

Pidarta dalam Sobri, (2009: 3) mengartikan pengelolaan pendidikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengelolaan pendidkan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.

Dalam Pasal 1 UU Sisdiknas, Nomor 20 tahun 2003, pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan harus mengubah paradigmanya. Norma-norma dan keyakinan-keyakinan lama harus dipertanyakan. Sekolah mesti belajar untuk bisa berjalan dengan sumber daya yang sedikit. Para profesional pendidikan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Sayangnya, kebanyakan sekolah masih memandang bahwa mutu akan meningkat hanya jika

(6)

Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kelas, akan bisa berjalan dengan lancar, kondusif, interaktif apabila dilandasi oleh dasar kurikulum yang baik dan benar. Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran terlaksana dengan optimal. Sejumlah pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum.baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak (Yamin, 2009: 13).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Adapun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus.

(7)

siswa, orang lain atau penulis buku dan produser media, salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah siswa atau juga guru (Syukur, 2008: 8).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Harianti, (2006:7)

Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Stratetgi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya

strategi pembelajaran induktif dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum (Sanjaya, 2008: 129).

(8)

penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakteristik kesiapan sarana prasarana dalam mendukung pembelajaran IPS berbasis KTSP di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora, (2) mendeskripsikan karakteristik interaksi pembelajaran IPS berbasis KTSP di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora, (3) mendeskripsikan karakteristik penerapan strategi dan metode pembelajaran IPS berbasis KTSP di SMP Negeri 1 Tunjungan Blora.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain etnografi pendidikan karena etnografi pendidikan lebih mengacu pada sebagian atau keseluruhan proses pendidikan (Harsono, 2007: 156). Spradley, (2006: 12) Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Etnografi berulangkali bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia dan perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu.

(9)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186). Wawancara mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaan-pertanyaan deskriptif, struktural dan kontras. Wawancara mendalam bersifat bebas yang hanya diarahkan oleh fokus penelitian. Penggunaan teknik wawancara mendalam dilakukan secara langsung kepada seorang narasumber atau dalam bentuk focus group discussion (FGD). Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.

(10)

kondisi masa kini yang sedang diteliti. Sumber data jenis ini sangat bermanfaat bagi peneliti, terutama bila ingin memahami latar belakang suatu peristiwa. Dengan pemahaman latar belakang tersebut peneliti akan lebih mudah memahami proses mengapa suatu peristiwa bisa terjadi

Sutopo (2002: 91-96) menjelaskan dalam proses analisa data terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data (2) reduksi data, (3) sajian data, dan (4) penarikan simpulan dan verifikasinya. Tahap pertama dalam analisis data adalah pengumpulan data. Dalam hal ini data yang dikumpulkan berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sementara itu dalam penelitian yang mengacu pada etnografi pengumpulan data wawancaranya dengan menggunakan analisis domain. Spradley, (2006: 126) menegaskan bahwa domain merupakan unit analisis yang pertama dan terpenting dalam penelitian etnografis. Kategori simbolik apapun yang mencakup kategori-kategori lain adalah sebuah domain. Semua anggota dari sebuah domain paling tidak memiliki satu gambaran makna. Dalam proses penemuan makna domain secara khusus

mencari kemiripan yang ada di antara berbagai istilah kebudayaan setempat. Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari

fieldnote. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan

(11)

matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya.

Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan konfigurasi yang mungkin, arahan sebab-akibat, dan berbagai proporsi. Peneliti yang ahli menangkap berbagai hal tersebut secara kuat, namun tetap terbuka dan bersifat skeptis. Konklusi-konklusi dibiarkan tetap di situ, yang pada waktu awalnya mungkin kurang jelas, kemudian semakin meningkat secara eksplisit. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir.

Secara singkat, langkah-langkah penelitian ini dimulai dari penentuan jenis penelitian dan subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data yang terdiri dari wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Menginjak langkah selanjutnya kemudian data tersebut dilakukan analisis dengan tahapan data dikumpulkan, disajikan dan dibuat kesimpulan. Namun untuk lebih menguatkan keabsahan data, maka data tersebut di periksa berdasarkan kriteria

(12)

Hasil dan Pembahasan

Karakteritik kesiapan sarana prasarana dalam mendukung pembelajaran adalah a) mempunyai buku saku KTSP, b) menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran IPS, c) membangun bangunan gedung yang layak pakai, bersih dan nyaman, d) menyediakan referensi buku IPS, d) guru menyiapkan materi ajar mata pelajaran IPS, e) mempunyai referensi buku penunjang tentang metode pembelajaran.

Karakteristik interaksi pembelajaran IPS berbasis KTSP antara lain: a) guru bersikap ramah dan menjadi pendidik sekaligus pembimbing yang baik, b) terdapat umpan balik dalam interaksi pembelajaran, c) siswa didorong lebih aktif berinteraksi dalam pembelajaran, d) mendemonstrasikan alat peraga dan media pembelajaran dengan baik, e) terdapat tanya jawab antara guru dengan siswa, f) guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam pembelajaran.

Karakteristik penerapan strategi dan metode pembelajaran IPS berbasis KTSP antara lain adalah a) melakukan perencanaan dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran, b) mengimplementasikan metode CTL dan demonstrasi

dalam pembelajaran, c) menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, d) pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan dengan menggunakan metode PAKEM, e) menerapkan pembelajaran IPS terpadu ke dalam pelaksanaan pembelajaran.

(13)

pembelajaran, maka semakin memudahkan dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Di samping itu, semakin banyak referensi buku baik materi ajar maupun pendukungnya, maka semakin menambah wawasannya, sehingga akan berdampak pada peningkatan kemampuan pedagogiknya.

Interaksi pembelajaran merupakan kegiatan menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan antara guru dengan siswa dalam upayanya memahami materi yang diajarkan. Semakin guru dapat menyampaikan pesan secara komunikatif dengan bahasa yang mudah dipahami, maka siswa akan semakin antusias untuk mendengarkan dan memberikan umpan balik. Semakin siswa dirangsang untuk aktif dalam pembelajaran, maka suasana kelas semakin interaktif dalam proses belajar mengajar.

Penerapan strategi dan metode pembelajaran adalah rangkaian implementasi dari rumusan, konsep dan tujuan pembelajaran dalam bentuk cara-cara inovatif yang membuat pembelajaran berlangsung secara-cara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Semakin guru inovatif dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan materi ajarnya, maka semakin menarik

(14)

Simpulan

Kesiapan sarana prasarana merupakan wujud sebuah awal yang baik dalam upaya mempersiapkan pembelajaran yang berkualitas. Kesiapan sarana prasana terdiri dari adanya buku KTSP, alat peraga dan media pembelajaran, kelas yang layak pakai dan referensi buku IPS serta pendukungnya. Kesiapan sarana prasarana non fisik juga dilakukan, seperti kemampuan guru mengajar, suasana lingkungan sekolah dan tentunya kebijakan kepala sekolah berkaitan dengan pembelajaran IPS. Dengan demikian, perpaduan antara kesiapan fisik dan nonfisik dapat menjadi awal yang baik untuk memulai pembelajaran yang berkualitas.

Interaksi identik dengan komunikasi antara dua pihak atau lebih, dalam pembelajaran tentunya subjeknya guru dengan siswa. Guru memegang peranan penting dalam interaksi pembelajaran di kelas, oleh karena itu sifat ramah, fleksibel dan bahasanya mudah dipahami merupakan hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Interaksi pembelajaran juga memerlukan umpan balik dari siswa, sehingga terdapat take and give dalam upayanya memahami materi yang diajarkan. Sementara itu, guna memudahkan interaksi pembelajaran mudah

dipahami siswa maka guru menggunakan alat peraga dan media pembelajaran sebagai perangkat pendukung agar pembelajaran lebih menarik dan respon siswa untuk lebih aktif dapat tercipta dalam cakupan suasana kelas.

(15)
(16)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini, sehingga terlaksana dan selesai dengan baik. Adapun ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada.

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk dapat mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan.

2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum., Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan kuliah pada Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Pendidikan.

3. Prof. Dr. Harsono, M. S., Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Prof. Dr. H. Yetty Sarjono, M.Si, Pembimbing Utama, yang telah

membimbing dalam penyusunan laporan tesis di Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Pendidikan.

5. Drs. Budi Sutrisno, M.Pd, Pembimbing Pendamping, yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga terselesaikannya pembuatan tesis ini.

6. Drs. Sabar Narimo, MM., M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan guna menyempurnakan laporan tesis ini.

7. Seluruh dosen pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengetahuan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru

dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Baharuddin. 2007. Teori belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Harsono 2007. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2008. Stratgi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas maret

University Press.

Uno, Hamzah B, 2007. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2008. Stratgi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Spradley, James. 2006. Metode Etnofgrafi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press.

Referensi

Dokumen terkait

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengisolasi dan menapis bakteri endofit yang mampu meningkatkan ketahanan bibit kentang terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan

Untuk memperoleh objektivitas dalam penilaian prestasi kerja digunakan parameter penilaian berupa hasil kerja yang nyata dan terukur yang merupakan penjabaran dari

Gambar simulasi desain baru yang memiliki nilai lebih rendah daripada gambar kondisi asli pada kesan menarik, variasi, dan luar biasa yaitu gambar simulasi yang

Abstrak: Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan

Tujuan penelitian (1) mendiskripsikan proses pembelajaran melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) , dan (2) mendiskripsikan peningkatan pemahaman konsep

The hierarchy structure consists of four level (Fig.2): level I goal selecting river restoration priority, level II criteria: river water, habitat, cost, land use, and action,