• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI : Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI : Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 201"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE KARYAWISATA

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Aida Sundusiyah

1003578

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==========================================================

PENERAPAN METODE KARYAWISATA

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Oleh

Aida Sundusiyah 1003578

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aida Sundusiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AIDA SUNDUSIYAH 1003578

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI

(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yahya Sudarya, M. Pd NIP. 19521212 197501 1 002

Pembimbing II

Drs. Ruswandi Hermawan, M. Ed NIP. 19591012 198101 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

PENERAPAN METODE KARYAWISATA

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI (Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Aida Sundusiyah

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil ulangan harian sebagai bukti rendahnya pemahaman konsep siswa serta diperkuat dengan data hasil wawancara terhadap guru kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep dengan menerapkan metode karyawisata. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 16 siswa pada tahun ajaran 2013/2014 di SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang diadaptasi dari model PTK Kemmis dan Taggart untuk dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan menerapkan metode karyawisata. Penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran mencakup tiga langkah penting yaitu: 1) persiapan karyawisata; 2) pelaksanaan karyawisata; 3) tindak lanjut/ akhir karyawisata. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan tes siklus. Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran dan mengungkap respon siswa terhadap pembelajaran, wawancara dilakukan secara berdialog untuk mengetahui data awal dan respon siswa, catatan lapangan digunakan sebagai informasi tambahan yang ditemukan guru dan mitra peneliti, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mengungkapkan pemahaman konsep siswa setelah pemberian pengalaman pembelajaran. Hasil penelitian ditemukan bahwa pemahaman konsep siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus II pemahaman konsep siswa telah meningkat dibandingkan dengan siklus I, yakni siswa yang termasuk kepada kategori baik pada siklus I berjumlah 5 siswa menjadi 14 siswa , dan 2 siswa termasuk pada kategori cukup. Hasil pemahaman konsep siswa ini mempengaruhi nilai rata-rata kelas pada pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi, yakni pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65 kemudian terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 82,40 pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi.

(5)

ABSTRACT

This research is motivated by the results of the daily tests as proof of students not understanding of concepts and this data reinforced with interview from classroom teacher. This study aims to improve the understanding of the concept by applying the field trip method. Subjects were subjected to acts this is fourth grade students who are 16 students in the academic year 2013/2014 in public primary school 1 Cibogo District Lembang Bandung Regency West. To answer that, this action research is done to improve the quality of learning which is in line with the purpose of learning. One of the efforts to improve understanding of the concept is by applying the field trip method. The research method used in this research is Classroom Action Research (CAR), which starts from planning, implementation, observation and reflection, adapted from a Kemmis and Taggart model to made planning for improvement used in the next cycle. This research was doing by two cycles by applying the on a field trip method. Application this method involves three important steps: 1) preparation of field trip; 2) the implementation of field trip; 3) follow-up / end of field trip. The instrument used is the observation sheet, guidance interviews, field notes, and test cycles. Observation sheet used to observe the feasibility study and reveal the students' response to learning, dialogue interviews conducted to determine the initial data and student responses, field notes are used as additional information found partners of teachers and researchers, while the test is used to determine the learning outcomes of students who express an understanding of concept that was given by learning experience for students after administration. The results of the study found that the students' understanding of the concept was increased after given the act. Data show that in the second cycle of action learning has increased students' understanding of the concept compared to the first cycle, which includes the categories of students both in the first cycle consist of 5 students to be 14 students, and 2 students included in the category of pretty. This results of students' understanding of these concept affect the value of the average grade social studies learning material on economic activity, namely in the first cycle the average value obtained was 65 then an increase is quite high with an average value of 82.40 on the second cycle. Based on data from these studies it can be concluded that the application of a field method can improve the understanding of the concept of IPS students in learning the material economic activity.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.

E. Hipotesis Tindakan... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Pembelajaran Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.

1. Definisi Metode Pembelajaran Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.

2. Karakteristik Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan Metode Karyawisata... Error! Bookmark not defined.

4. Langkah- langkah Pelaksanaan Metode Karyawisata ....Error! Bookmark not defined.

5. Keunggulan Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.

6. Kelemahan Metode Karyawisata... Error! Bookmark not defined.

7. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawisata . Error! Bookmark not defined.

(7)

C. Pembelajaran IPS di SD ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembelajaran IPS di SD ... Error! Bookmark not defined.

3. Karakteristik Pendidikan IPS ... Error! Bookmark not defined.

4. Tujuan Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.

D. Materi Kegiatan Ekonomi di SD ... Error! Bookmark not defined.

1. Peta Konsep Kegiatan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengertian Kegiatan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi... Error! Bookmark not defined.

E. Penelitian Relevan ... Error! Bookmark not defined.

F. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... Error! Bookmark not defined.

D. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Seting dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1. Perencanaan ... Error! Bookmark not defined.

2. Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined.

3. Observasi ... Error! Bookmark not defined.

4. Refleksi ... Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Error! Bookmark not defined.

1. Lembar Observasi... Error! Bookmark not defined.

2. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

3. Catatan Lapangan (Field Note) ... Error! Bookmark not defined.

4. Lembar Tes Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined.

5. Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.

(8)

ix

1. Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

2. Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Awal ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

2. Deskripsi Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

C. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi dengan

Menerapan Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.

2. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelaharan IPS Materi Kegiatan Ekonomi... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A.1 Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined.

A.2 Pedoman Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

A.3 Catatan Lapangan... Error! Bookmark not defined.

A.4 Lembar Soal Tes ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN B INSTRUMEN PEMBELAJARAN ... Error! Bookmark not defined.

B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...Error! Bookmark not defined.

B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ...Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

C.1 Hasil Wawancara Guru untuk Data Awal Error! Bookmark not defined.

(9)

C.3 Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN D ADMINISTRASI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

D.1 Surat Keputusan Izin Penelitian (BAAK-UPI) ... Error! Bookmark not defined.

D.2 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing . Error! Bookmark not defined.

D.3 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kabupaten Bandung Barat .... Error! Bookmark not defined.

D.4 Surat Keterangan dan Izin Penelitian dari SDN 1 Cibogo Lembang

... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN E DOKUMENTASI FOTO DAN KARTU BIMBINGAN .. Error! Bookmark not defined.

E.1 Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

E.2 Siklus II... Error! Bookmark not defined.

E.3 Kartu Bimbingan Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I membahas mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan

skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, dan

definisi operasioanl.

A.Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial yang diberikan akal pikiran, manusia dapat

berkembang melalui proses pendidikan. Pendidikan menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (dalam Supriatna dkk, 2009, hlm. 5):

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Karenanya pendidikan merupakan unsur terpenting yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia.

Pendidikan dilaksanakan sepanjang hayat, dari manusia itu lahir hingga

meninggal. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama

yang diselenggarakan di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh oleh siswa dalam

waktu enam tahun. Pendidikan yang diselenggarakan di SD bertujuan untuk

membekali siswa tentang pengetahuan-pengetahuan dasar serta mengembangkan

sikap dan kemampuan yang kelak menjadi keterampilan dasar untuk hidup dalam

lingkungannya.

Dewasa ini kehidupan masyarakat global terus mengalami perubahan setiap

saat. Tantangan yang berat akan dihadapi siswa di masa mendatang. Oleh karena

itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dilaksanakan atas dasar

pemikiran bahwa manusia merupakan makhluk sosial, karenanya pembelajaran

IPS dirancang sedemekian rupa untuk memberikan pengalaman-pengalaman

(11)

mengembangkan pribadi yang baik untuk kepentingan dirinya sendiri, masyarakat

maupun untuk ilmu. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berorientasi pada

aktifitas belajar siswa agar siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri

serta mendapatkan hasil belajar secara utuh. Sebagaimana tujuan pendidikan IPS

yang dirumuskan Pennsylvania Council for the Social Studies (dalam Supriatna

dkk, 2009, hlm. 13), yaitu:

fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktifitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan. Untuk melengkapi tujuan tersebut, program IPS harus memfokuskan pada pemberian pengalaman yang akan membantu setiap individu siswa.

IPS mempunyai peranan yang strategis untuk menjawab tantangan global yang

kelak siswa temukan di masa mendatang. Tantangan yang semakin berat dan

semakin kompleks menuntut siswa menjadi sumber daya manusia yang handal.

Disini guru pun menjadi fasilitator yang dituntut lebih untuk mampu mewujudkan

hal tersebut. Kurang kreatifnya guru dalam mengemas pembelajaran IPS di

sekolah menjadi hambatan dalam pembelajaran IPS yang akhirnya siswa pun

kurang mampu memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan wali kelas IV, guru hanya sebatas mentransfer

pengetahuan yang bersifat hafalan-hafalan dengan metode yang membosankan,

seperti ceramah atau dikte saja, tanpa memberikan gambaran jelas (kongkrit) dari

konsep yang disampaikan, ini membuktikan guru masih menyampaikan materi

dengan metode konvensional, padahal menurut Jean Piaget (dalam Komalasari,

2010, hlm. 31) menyatakan „tahapan perkembangan kognitif pada usia tujuh

sampai 11 tahun berada di tahapan operasional konkret‟. Pada akhirnya siswa

tidak mampu memahami konsep pembelajaran, khususnya pada materi kegiatan

ekonomi yang tidak hanya berisi konsep, namun memerlukan penjelasan yang

lebih kontekstual.

Dari data hasil observasi selama mengajar singkat-Pendidikan Latihan Profesi

(PLP) di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, diketahui anak terlihat aktif mengikuti

(12)

3

belum memahami konsep yang diajarkan. Kemudian, dapat dilihat dari hasil

ulangan harian siswa. Dalam butir soal tertera pertanyaan mengenai

mendefinisikan atau menjelaskan, mencontohkan, dan mengklasifikasikan,

ternyata anak masih keliru dalam menjawab. Sebagai contoh, ketika ada

pertanyaan mengenai definisi dari kegiatan ekonomi, anak justru menjawab

dengan bentuk kegiatan ekonomi atau contoh dari kegiatan ekonomi. Hal tersebut

membuktikan bahwa anak belum sepenuhnya memahami konsep dalam

pembelajaran yang disampaikan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan harian

pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi, menunjukan bahwa dari jumlah 16

siswa kelas IV hanya 4 orang atau sekitar 25% yang mampu menjawab dengan

benar dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sisanya memperoleh

nilai di bawah 65 atau sekitar 75%. Fakta tersebut menjadi bukti penguat yang

menunjukan bahwa anak belum memahami konsep dalam pembelajaran yang

dilaksanakan.

Merujuk pada fakta diatas, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran

tertentu dengan pendekatan kontekstual yang menempatkan siswa dalam konteks

bermakna dan menghubungkan pengetahuan awal yang dibawa siswa dengan

materi yang sedang dipelajari, agar pembelajaran tersebut lebih menstimulus

siswa untuk aktif belajar dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga

proses pembelajaran pun menjadi lebih optimal yang kelak berpengaruh juga

terhadap hasil belajarnya.

Proses pembelajaran yang optimal dapat diciptakan apabila guru mampu

menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar. Salah satunya guru harus

mengembangkan cara mengajar yang mengesankan dan pandai memilih metode

yang tepat sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Dewasa ini telah berkembang berbagai model pembelajaran yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dengan cara membuat

pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningfull) dan lebih kontekstual dengan

penggunaan metode yang lebih bervariatif, seperti model pembelajaran kotekstual

dengan metode bermain peran (role playing) yang bertujuan untuk

(13)

tersebut, metode ini cenderung lebih optimal apabila dugunakan untuk

menerangkan konsep-konsep dalam pembelajaran IPS yang sangat bersifat teoritis

seperti pada pokok bahasan Sejarah Kemerdekaan Indonesia. Selain itu masih

banyak model pembelajaran lain seperti pembelajaran berbasis proyek. Menurut

Depdiknas (dalam Komalasari, 2010, hlm. 72) „terdapat metode karyawisata yang

dalam proses pembelajarannya siswa diajak mengunjungi objek-objek tertentu

untuk memperluas wawasan terhadap objek yang dipelajari‟. Pembelajaran seperti

ini dianggap mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna serta mudah

dipahami karena melibatkan unsur senang pada diri anak.

Dari semua uraian tersebut, penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat dengan mengambil judul: “Penerapan Metode Karyawisata untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS pada Materi

Kegiatan Ekonomi”. Penelitian ini penting untuk dilaksanakan karena pemahaman konsep merupakan salah satu dari hasil belajar.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi objek penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi

dengan menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman

konsep siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.

2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS

pada materi kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata di

kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.

C.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman

konsep siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di sekolah dasar.

(14)

5

1. Memperoleh deskripsi pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi kegiatan

ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan

pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS

materi kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata di kelas IV

SDN 1 Cibogo.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini menghasilkan sebuah teori baru mengenai metode karyawisata

yang dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan ekonomi siswa kelas

IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian tindakan

kelas, serta dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain

untuk memperbaiki pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.

a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan dan

interaksi saat pembelajaran serta meningkatkan pemahaman konsep

mengenai kegiatan ekonomi.

b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan

mengenai penerapan metode karyawisata yang dapat meningkatkan

pemahaman konsep kegiatan ekonomi siswa.

c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran

dalam menerapkan metode karyawisata sehingga dapat diterapkan oleh guru

lain.

d. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan ilmu

pengetahuan dan gambaran mengenai keefektifan dan keefesienan metode

karyawisata untuk penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai bahan

(15)

e. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru

mengenai metode karyawisata dan implementasinya dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam

pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi.

E.Hipotesis Tindakan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pemahaman

konsep siswa yaitu dengan menerapkan metode karyawisata. Hal ini dikarenakan

partisipasi siswa dalam metode karyawisata terlihat dalam kegiatan melakukan

kerjasama untuk mencari informasi dan memecahkan masalah dalam

pembelajaran kegiatan ekonomi secara berkelompok. Selain itu motivasi belajar

siswa pun meningkat karena siswa diajak terjun langsung dan mengkonstruk

pengetahuan sendiri.

Di dalam kelompok, siswa dapat menuangkan gagasannya dan mencari

informasi secara kreatif mengenai tugas yang diberikan serta mampu

mempresentasikan/ membagi informasi kepada teman lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan,

“apabila guru menerapkan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi, maka pemahaman konsep pada siswa kelas IV SD akan

meningkat”.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu metode karyawisata sebagai

variabel bebas dan pemahaman konsep siswa sebagai variabel terikat. Untuk lebih

mengarahkan peneliti dalam pengumpulan data dan agar tidak terjadi kekeliruan

dalam menafsirkan berbagai istilah dalam penelitian ini, maka dibutuhkan batasan

oprasional dalam penelitian, meliputi.

1. Metode Karyawisata

Metode karyawisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan, dimana siswa diajak

memahami jenis pekerjaan tertentu beserta fungsi dan perannya secara langsung

(16)

7

metode karyawisata, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa

menemukan makna dari kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman

siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

kognitif C2 yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya,

mencakup: (1) menjelaskan; (2) mencontohkan; dan (3) menggolongkan, yang

berkenaan dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aktifitas ekonomi dan sumber

daya alam yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di

daerahnya, pada materi Kegiatan Ekonomi. Data hasil belajar ini diperoleh

melalui penggunaan instrumen tes buatan guru.

3. Pembelajar IPS materi Kegiatan Ekonomi

Pembelajar IPS materi Kegiatan Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pembelajaran yang berisis berbagai konsep dan kompetensi sosial dalam

hal kegiatan ekonomi, seperti: (1) pengertian kegiatan ekonomi; (2) jenis-jenis

kegiatan ekonomi; dan (3) berbagai profesi dalam kegiatan ekonomi.

Pembelajaran IPS yang dimaksud diharapkan mampu menjadi wahana bagi siswa

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian secara rinci. Metode

penelitian ini berisi mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, subjek penelitian, seting dan sumber data, prosedur penelitian,

teknik pengumpulan data dan instumen penelitian, dan terakhir mengenai teknik

pengolahan dan analisis data.

A.Metode Penelitian

Penelitian ini sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses

pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri

1 Cibogo pada materi kegiatan ekonomi melalui metode karyawista. Oleh karena

itu, pendekaran penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif

dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) PTK merupakan “suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuag kelas secara bersama”. Selanjutnya Elliot (dalam Natali & Dewi, 2008, hlm. 5) mengatakan bahwa „Penelitian tindakan adalah kajian tentang

situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui

proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari

pengaruh yang ditimbulkannya‟. Menurut Natalia & Dewi (2008, hlm, 7)

menyimpulkan PTK ialah:

suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran.

Maka jelas bahwa PTK merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

guru dimulai dari mencari latar belakang masalah yang timbul, membuat

(18)

26

kegiatan yang dilakukan, ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas.

Dalam keberhasilan pembelajaran di kelas, guru tidak hanya sebatas mampu

menghadirkan metode yang tepat dan penguasaan materi yang baik. Namun, guru

perlu memahami kebutuhan siswanya yang bervariasi. Tuntutan ini tidaklah

mudah untuk dilakukan apabila tidak dengan pendekatan yang tepat. Maka

melalui PTK guru menjawab dan mewujudkan harapan tersebut. Ada beberapa hal

yang menjadi alasan mengapa PTK merupakan kebutuhan bagi guru untuk

meningkatkan profesionalitasnya yang dikemukakan oleh Natalia & Dewi (2008,

hlm. 8-9).

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia dan siswanya lakukan.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi lebih professional. Guru tidak lagi bertindakhanyasebagai seorang praktisi saja yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun guru juga bertindak sebagai peneliti di bidangnya.

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik mengajar guru dalam sebuah pembelajaran secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

PTK memiliki ciri-ciri khas. Berikut ciri-ciri PTK yang dikemukakan oleh

Natalia & Dewi (2008, hlm. 11):

1. merupakan kegiatan nyata untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar,

(19)

3. tindakan harus berbeda dari kegiatan biasanya,

4. terjadi dalam siklus berkesinambungan, minimun dua siklus,

5. ada pedoman yang jelas secara tertulis bagi siswa untuk dapat mengikuti tahap demi tahap,

6. ada unjuk kerja siswa sesuai pedoman tertulis dari guru,

7. ada penelusuran terhadap proses dengan berdasar pedoman pengamatan. 8. ada evaluasi terhadap hasil penelitian dengan instrumen yang relevan,

9. keberhasilan tindakan dilakukan dalam bentuk refleksi dan melibatkan siswa yang dikenai tindakan,

10.hasil refleksi harus terlihat dalam perencanaan siklus berikutnya.

Tujuan utama PTK menurut Natalia & Dewi (2008, hlm. 10) adalah “untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru

dalam pengembangan profesionalnya”. Secara rinci Natalia & Dewi menyebutkan antara lain:

1. meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran.

3. hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang berlangsung.

4. meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

5. menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

Dalam pembuatan PTK ada prinsip yang menjadikannya sebagai acuan, yaitu

sebagai berikut (Natalia, 2008,hlm. 12):

1. masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses pembelajaran di kelas,

2. masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu menindaklanjuti masalah yang muncul saat itu juga,

3. penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku siswa, dengan maksud untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan yang dilakukan,

4. penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas,

5. penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan, 6. tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan.

Ketika melalukan PTK, akan dirasakan beberapa manfaatnya. Berikut manfaat

(20)

28

1. dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran,

2. menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan tradisi meneliti serta menulis artikel ilmiah di kalangan guru,

3. mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi antarguru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran,

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah, dan kelas.dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru,

5. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara bersungguh-sungguh.

B.Model Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penelitian

tindakan. Memilih model penelitian tindakan dapat dilakukan dengan

menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Model penelitian tindakan kelas

diantaranya ada model Elliot, model Kurt Lewin, model Hopkins, dan model

Kemmis dan Taggart.

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian

tindakan dari Kemmis dan Taggart. Hal ini dikarenakan model yang mereka

kembangkan berorientasi pada siklus spiral refleksi, yang di dalamnya terdapat

beberapa komponen atau tahapan-tahapan, diantaranya adalah perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Di dalam alur kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam

jangka waktu yang bersamaan (Kusumah & Dwitagama, 2010, hlm. 21). Tahapan

akhir merupakan merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan untuk merencanakan

kembali yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sampai

ketentuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang ada. Selain itu, penelitian

tindakan kelas dengan model ini mudah dilakukan karena modelnya sederhana.

(21)

oleh Kemmis & Taggart (dalam Ningrum, 2009, hlm. 2), yang menyatakan

sebagai berikut:

penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, melainkan merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berikut ini adalah skema atau alur PTK yang diadaptasi dari Kemmis dan

Taggart:

Perencanaan

Siklus I Observasi

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Siklus II Observasi

Pelaksanaan

(22)

30

Gambar 3.1

(23)

Adapun beberapa langkah pada model PTK yang diuraian oleh Kemmis dan

Taggart (dalam Ningrum, 2009, hlm. 2) mencakup.

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun berbagai rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mengupayakan perubahan

tingkah laku sosial sebagai solusi. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait

analisis materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,

teknik atau strategi pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian

proses serta hasil pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan

perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah direncanakan untuk

diujicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu

langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata sebagai metode

dan strategi dalam pembelajaran yang kontekstual.

3. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh rekan observer untuk mengamati

keterlaksanaan pembelajaran yang sudah direncanakan. Observasi ini dilakukan

dalam waktu bersamaan dengan pelaksanaan. Tujuannya untuk mengetahui

seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung terhadap proses dan

hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan perubahan ke arah

yang diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretas, dan evaluasi yang diperoleh

saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis

dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi

sebagai acuan dalam tahap perencanaan, pada siklus berikutnya.

Langkah-langkah inilah yang terdapat dalam untaian-untaian dengan satu

perangkat terdiri dari empat komponen di atas. Keempat komponen yang berupa

(24)

32

C.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, yang

beralamatkan di Jalan Tangkubanparahu No.87 Desa Cibogo Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian tindakan kelas mengenai

penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.

D.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Cibogo

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/ 2014 dengan

jumlah siswa sebanyak 16 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 8 orang

perempuan. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo memiliki latar belakang yang

heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani dan

wiraswasta.

E.Seting dan Sumber Data

Seting dalam penelitian ini adalah seting kelas dan kelompok, maksudnya

pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan

pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah semua informasi dari

observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, meliputi hasil tes pemahaman

siswa, data keterlaksanaan pembelajaran metode karyawisata/ aktifitas guru,

aktifitas siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi foto dan video.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus.

Masing-masing siklus dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus I

pertemuan ke 1 dilaksanakan di dalam kelas dengan waktu 1 jam pelajaran (1x35

menit), dan pertemuan ke 2 dilakukan di tempat kunjungan dengan waktu 2 jam

pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari

(25)

perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap observasi (observing),

dan tahap refleksi (reflecting).

1. Perencanaan

Atas dasar masalah dan penyebab yang telah dipaparkan peneliti, dalam

pelaksanaan tindakannya akan menerapkan metode karyawisata. Sebelum

melakukannya, peneliti menyusun rancangan program tindakan pembelajaran

metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam perencaan ini adalah sebagai berikut:

a. mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang diajukan

kepada pihak sekolah yakni SD Negeri 1 Cibogo,

b. melakukan diskusi dengan guru kelas, observer dan atau pihak sekolah

mengenai langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran,

c. menetapkan pokok bahasan/ materi yang akan digunakan dalam penelitian,

yaitu materi Kegiatan Ekonomi pada mata pelajaran IPS dikelas IV semester 2,

d. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS yang menerapkan

metode karyawisata dengan alokasi waktu yang disesuaikan dengan alokasi

waktu pada siklus yang telah ditetapkan,

e. mempersiapkan media, alat dan suber belajar yang akan digunakan untuk

mengaplikasikan metode karyawisata,

f. mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan

dikembangkan, yaitu lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria

penilaian mengenai pemahaman konsep siswa,

g. menyiapkan dan menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati

guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, berupa; lembar observasi

RPP, lembar observasi pelaksanaan metode karyawisata dalam pembelajaran

IPS materi kegiatan ekonomi, lembar observasi aktifitas siswa, lembar kerja

siswa berupa lembar kerja kelompok yang sudah disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, lembar tes pemahaman konsep dan lembar catatan lapangan

(26)

34

h. mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran,

i. melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh peneliti sendiri

sebagai praktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti

berkolaborasi dengan guru wali kelas IV SD Negeri 1 Cibogo dan teman seprofesi

sebagai observer. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan dengan

menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran IPS materi kegiatan

ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kegiatan ekonomi dengan

menerapkan metode karyawisata dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah

disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

Siklus I

a. Memperbaiki data awal.

b. Berdiskusi dengan observer/ guru kelas IV mengenai tindakan yang akan

dilakukan serta menanyakan permasalahan yang mungkin timbul.

c. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran pemahaman konsep materi

kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata. Adapun secara

singkat langkah- langkah yang akan dilakukan yaitu.

1) Pertemuan ke 1 (1x35 menit)

Tahap Perencanaan/ Persiapan Karyawisata

b) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.

c) Guru menjelaskan karyawisata yang akan dilakukan (bentuk, tempat, dan

waktu).

d) Guru menjelaskan tujuan dan prosedur kegiatan yang akan dilakukan.

e) Siswa menyiapkan instrument wawancara dan observasi untuk digunakan

(27)

2) Petermuan ke 2 (2x35 menit)

Tahap Pelaksanaan Karyawisata

a) Siswa secara berkelompok dengan bimbingan guru melakukan kunjungan

karyawisata.

b) Siswa membuat laporan kelompok tentang kegiatan yang dilakukan.

Tahap Tindak Lanjut/ Akhir Karyawisata

c) Siswa per kelompok mempresentasikan laporan di depan kelas.

d) Siswa kelompok lain menganalisisnya.

e) Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan presentasi kelompok.

f) Guru bersama siswa menyimpulkan.

d. Melakukan observasi. Kegiatan ini dilakuakn oleh para observer sebagai tim

peneliti dan waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dalam rangka pengumpulan data selama kegiatan pembelajaran berlangsung

mulai dari pertemuan ke satu hingga akhir siklus I yakni pertemuan ke dua.

Hal-hal yang diobservasi adalah; pelaksanaan metode karyawisata, mengamati

aktifitas siswa, mencatat hal-hal lainnya di dalam lembar catatan lapangan

(field note).

e. Melakukan tes pada akhir siklus.

f. Bersama-sama dengan observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan hasil

tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I dilakukan untuk

memperoleh gambaran secara kualitatif dari proses pelaksanaaan tindakan. Hal

ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Sehingga hasil yang di dapat

dijadikan acuan untuk membuat perencanaan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan sesuai dengan perencanaan

perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Oleh sebab itu, untuk pelaksanaan tindakan

siklus II, peneliti harus benar-benar merumuskan serta merancang kembali

langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan pada siklus I dapat

(28)

36

a. Merancang rencana tindakan yang dilakukan dengan menekankan kepada hal

yang harus diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meningkatkan

pemahaman konsep siswa pada materi kegiatan ekonomi dengan menggunakan

metode karyawisata.

c. Melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan oleh observer

selama pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti.

d. Hasil observasi data dianalisis, sehingga dapat diketahui secara optimal

penerapan metode karyawisata yang dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa pada materi kegiatan ekonomi.

3. Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2010, hlm. 86) adalah “suatu teknik pengumpulan

data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau

diteliti”. Dari pengertian di atas dapat dijadikan acuan bahwa untuk mengetahui

kesesuaian rencana dengan pelaksanaannya pada saat pembelajaran serta

mengetahui seberapa jauh proses yang dilakukan menuju tujuan yang diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi adalah melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama

tindakan. (Sanjaya, 2010, hlm. 80). Maksudnya, kegiatan refleksi yakni untuk

mengevaluasi kekurangan dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya.

Sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya mampu ditangani dan diperbaiki

pada siklus berikutnya.

G.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Agar masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik dan mendapatkan

kebenaran objektif dalam pengumpulan data, maka peneliti memerlukan adanya

instrumen yang tepat. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua

macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil

(29)

berupa informasi tentang pelaksanaan penerapan metode karyawisata, aktifitas

siswa meliputi perhatian, keaktifan dan kedisiplinan, serta informasi yang ada

dalam catatan lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar

observasi yang meliputi kegiatan guru dalam pelaksanaan metode karyawisata dan

aktifitas siswa, lembar tes pemahaman konsep/ tes siklus, lembar catatan

lapangan, dan dokumetasi berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran metode

karyawisata.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini merupakan catatan penting yang digunakan sebagai

pedoman untuk mengamati hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini lembar observasi difokuskan kepada proses pembelajaran

yang dilaksanakan dengan menerapkan metode karyawisata sebagai variable

utama dalam penelitian ini.

Observasi atau pengamatan sebagai “alat penelitian banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang

dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan” (Sudjana,

2011, hlm. 84). Ini dapat diartikan bahwa observasi adalah kegiatan yang

dilakukan seseorang dalam mencari data yang diperlukan yang didalamnya

terdapat kegiatan mengukur dan menilai proses dan hasil belajar. Lembar

observasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengetahui berbagai respon, gejala

berupa fakta–fakta atau data yang muncul selama proses pembelajaran

berlangsung, yang nantinya digunakan sebagai alat refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis observasi langsung,

yakni “pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam

situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat atau observer”

(Sudjana, 2011, hlm. 85).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menggunakan observasi ini untuk

mengamati kegiatan guru dalam lembar pelaksanaan metode karyawisata dan

(30)

38

menerapkan metode karyawisata sebagai obat untuk meningkatkan pemahaman

konsep siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.

a. Lembar Pelaksanaan Metode Karyawisata

Lembar observasi ini berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur tingkat

ketercapaian pelaksanaan metode karyawisata dalam pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Bentuk lembar observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan

metode karyawisata lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.1.1.

b. Lembar Aktifitas Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktifitas siswa yang

meliputi perhatian, keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran. Adapun

lebih jelasnya bentuk lembar observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran

tersebut dapat dilihat pada lampiran A.1.2.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengambil data

awal mengenai hal-hal yang menjadi permasalahan dan sebagai penguat data awal

yang peneliti amati selama mengajar singkat, wawancara ini dilakukan langsung

oleh peneliti sendiri. Isi wawancara ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada

guru wali kelas IV untuk mengumpulkan informasi yang menjadi latar belakang

masalah pada pemahaman konsep siswa, lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran A.2.1. Wawancara sebelum pelaksanaan siklus dan sesudah siklus

dilakukan juga terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, namun hanya secara

lisan.

3. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan Lapangan merupakan sumber informasi penting yang di dalamnya

berisi deskripsi atau paparan mengenai respon yang muncul karena adanya

interaksi guru dan siswa, gejala-gejala yang muncul selama proses pembelajaran

berlangsung, faktor kendala yang dihadapi guru maupun siswa, serta solusi untuk

menangi kendala yang muncul. Fungsi dari catatan ini sebagai pertimbangan

(31)

dilakukan oleh peneliti dan mitra penelitian (observer). Adapun catatan lapangan

dapat dilihat pada lampiran A.3.

4. Lembar Tes Pemahaman Konsep

Dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai alat penilaian. Menurut Sudjana

(2011, hlm. 35) “tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan,

tulisan, atau perbuatan”. Masih dipaparkan oleh Sudjana bahwa “tes pada umumnya diguanakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama

hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai

dengan tujuan instruksional dan pendidikan”. Sungguhpun demikian, pernyataan

tersebut menguatkan penelitian ini dengan membuat instrumen yang diperlukan.

Adapun instrumen dalam penelitian ini berupa lembar tes pemahaman konsep

yang diberikan setelah pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok

yang disesuaikam dengan tujuan intruksional pembelajaran.

Lembar tes pemahaman ini dikerjakan atau diselesaikan secara individu, hal ini

untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diberikan

pengalaman pembelajaran. Sedangkan LKS kelompok, dibuat sebagai wahana

untuk siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi dan bersosialisasi dengan

teman kelompoknya untuk menyelesaikan tantangan yang disesuaikan dengan

tujuan intruksional yang dibuat. Harapannya, apabila siswa melaksanakan LKS

kelompok dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap proses dan hasil tes

pemahaman konsep yang siswa kerjakan. Tidak hanya itu saja, LKS kelompok

dibuat karena pada dasarnya metode karyawisata yang terapkan pada penelitian

ini menekankan pengalaman yang dibangun oleh sendirinya melalui kegiatan

wawancara dan pengamatan, dan kegiatan tersebut membutuhkan kerjasama yang

baik antar teman kelompok. Tes akhir siklus berupa tes pemahaman konsep ini

akan digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai hasil peningkatan pemahaman

konsep siswa pada materi kegiatan ekonomi yang dilakukan pada setiap siklus dan

disesuaikan dengan tujuan intruksional yang dibuat dalam perencanaan

(32)

40

memperoleh data mengenai pemahaman konsep siswa saat pembelajaran

berlangsung. Adapun instrumen lembar tes pemahaman pada siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada lampiran A.4.1 dan A.4.2.

5. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan bukti terlaksananya penelitian,

yang didalamnya memperlihatkan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan

metode karyawisata. Dokumentasi ini berupa foto-foto dan video yang ada selama

kegiatan berlangsung. Adapun dokumentasi ini dapat dilihat pada lampiran E.

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua

data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, dan catatan lapangan. Jenis data

atau informasi yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data

kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang dapat

diharapkan. Sebagaimana menurut Sugiyono (2010, hlm. 293) “data yang telah

diperoleh dalam penelitian, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis

kuantitatif dan analisis kualitatif”.

1. Kualitatif

Data-data yang terkumpul setelah dilaksanakannya penelitian, kemudian

data-data tersebut diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan

menyeluruh. Teknik analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi

pelaksanaan metode karyawisata, aktifitas siswa, dan catatan lapangan dengan

gabungan ketiganya atau triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang,

yakni “sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut

pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan” (Kunandar, 2008: 108).

a. Analisis Pengukuran Persentase Pelaksanaan Metode Karyawisata

Keterangan :

PPMK : Persentase Pelaksanaan Metode Karyawisata

(33)

X : Jumlah deskriptor yang muncul

Y : Jumlah seluruh deskriptor

b. Analisis Presentase Aktifitas Siswa

Keterangan:

% PAS : Persentase Aktifitas Siswa

∑x : Jumlah siswa yang memperoleh kualitas tertentu (baik/ cukup/ kurang)

y : Jumlah seluruh siswa

Aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui

seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah

inforasi bermakna.

b. Paparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan

mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan

lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil

tindakan lainnya.

c. Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah

terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan

bermakna. (http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/).

2. Kuantitatif

Data kuantitatif yang dihitung dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil tes pemahaman konsep yang kemudian diolah menjadi data yang lebih

bermakna untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan pemahaman konsep

pada setiap siklus.

Adapun pedoman atau rumus yang digunakan untuk menghitung data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(34)

42

Keterangan: � :Nilai rata-rata kelas

� :Total nilai yang diperoleh siswa � : Jumlah siswa

� =

Keterangan: ≥ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari

atau sama dengan 65

n : Banyak siswa

100 : Bilangan tetap

TB : Ketuntasan belajar

�= ≥ ×

a. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Sebelum menghitung nilai rata-rata kelas, terlebih dahulu dilakukan

penyekoran terhadap hasil tes pemahaman konsep yang diperoleh setiap siswa.

Gambaran penyekoran soal dari setiap siklus ada dalam lampiran pedoman

penyekoran soal pada RPP setiap siklus. Berikut rumus yang digunakan untuk

mengetahui nilai rata-rata kelas.

b. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Presentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal dapat ditentukan dengan rumus:

c. Menghitung Peningkatan Pemahaman Konsep

Peningkatan pemahaman konsep yang diperoleh siswa, kemudian dihitung

selisih persentase pemahaman konsp yang diperoleh siswa pada siklus II dan I.

Jika selisihnya bertanda positif (+), maka terdapat peningkatan pemahaman siswa

melalui penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS pada materi

(35)

terbukti benar. Sebaliknya jika bertanda negatif (-), maka peningkatan

pemahaman konsep melalui penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran

IPS materi Kegiatan ekonomi tidak terjadi dan hipotesis terbukti keliru.

Selain data kuantitatif, juga terdapat data kualitatif yang dikumpulkan melalui

lembar observasi aktifitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas oleh

seorang pengamat berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga observer harus

menuliskan deskripsi hasil pengamatannya pada kolom yang telah disediakan

sesuai dengan item pertanyaan pada lembar observasi. Pengolahan data kualitatif

ini dilakukan dengan cara menyimpulkan deskripsi observer dari setiap item

pertanyaan. Jika observer menuliskan pengamatan yang positif terhadap

pembelajaran, maka aktifitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai

dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktifitas guru atau siswa

dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah

penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai

penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa,

maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan

penelitian ini.

A.Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep

siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo pada materi kegiatan ekonomi dapat

meningkat dengan menerapkan metode pembelajaran karyawisata. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa simpulan yang diperoleh,

yaitu sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran kegiatan ekonomi dengan metode karyawisata

berjalan dengan lancar. Langkah pembelajaran dengan menggunakan metode

karyawisata yaitu, (1) Tahap persiapan karyawisata yang meliputi, memberikan

penjelasan tujuan dan prosedur pelaksanaan karyawisata serta mempersiapkan

instrumen/ lembar kerja siswa yang akan dilakukan di lapangan. (2) Tahap

pelaksanaan karyawisata yang meliputi, mengkoordinir siswa secara

berkelompok untuk menyelesaikan tugas mencari informasi di tempat yang

dikunjungi, dan siswa dibimbing mampu membuat laporan/ kesimpulan. (3)

Tahap akhir karyawisata yang meliputi, membimbing siswa untuk mampu

mepresentasikan laporan atau kesimpulan secara berkelompok, mengarahkan

siswa lain untuk menyimak dan berdiskusi mengenai hasil presentasi kelompok

lain, serta guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. Adapun

aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran terlihat dinamis sebab

pembelajaran metode ini menciptakan pembelajaran yang berpusat/ terfokus

pada siswa. Dengan metode ini siswa diberikan pengalaman yang menarik dan

(37)

2. Pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi

mengalami peningkatan setelah melaksanakan pembelajaran dengan

menerapkan metode karyawisata. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

pemahaman konsep yang indikatornya meliputi menjelaskan, menggolongkan,

dan mencontohkan, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Nilai rata-rata

kelas pun meningkat seiring dengan peningkatan pemahaman konsep siswa,

yakni nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 65 kemudian meningkat pada

siklus II menjadi 80,42.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penelitian, berikut

ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SD, khususnya

dalam menerapkan dan mengembangkan metode karyawisata.

1. Bagi guru SD, penerapan metode pembelajaran karyawisata perlu dijadikan

alternatif dalam upaya memberikan pengalaman pembelajaran bermakna

khususnya pembelajaran pemahaman konsep.

2. Bagi peneliti lain selanjutnya, diharapkan metode karyawisata dapat diteliti

lebih lanjut dengan kelas yang berbeda dan mata pelajaran yang berbeda, agar

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Aksara.Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Heni-Pujianti, R & Yulianti, U. (2008). Cerdas Ilmu Pengetahuan Sosial untuk

SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Heriawan, A., Darmajari., Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran: Kajian

Teoritis Praktis; Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Serang-Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.

Hidiastuti, D. (2013). Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan

Deskripsi dengan Mengguanakan Metode Karyawisata pada Siswa Kelas V SDN Ciketrug I. Skripsi Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia UPI Kampus

Serang. [Online]. Tersedia di: http://repository.upi.edu/5956/. Diakses 23 Maret 2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. (2008). Pengertian Pemahaman. Jakarta: Depdiknas.

Kesuma, D. (2011). Perencanaan Pembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah

Perencanaan Pembelajaran Sekolah Dasar). Manuskrip.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Kunandar. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Grasindo.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas.

Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Natalia-Mega, M & Dewi-Islami, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.

(39)

Nurlaeli, S. L. (2013). Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep tentang Jenis dan Persebaran Sumber Daya Alam serta Pemanfaatannya untuk Kegiatan Ekonomi di Lingkungan Setempat pada Pembelajaran IPS. Skripsi. Jurusan PGSD UNPAS. [Online]. Tersedia di:

http://digilib.unpas.ac.id/. Diakses 18 Maret 2014.

Nurlela, Y. (2011). Penggunaan Alat peraga kancing berwarna untuk

meningkatkan pemahaman matematika siswa tentang bilangan bulat (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VI

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini mengungkap representasi dua tokoh penting dalam kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat, yakni Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Azhar

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG.. KABUPATEN

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ferri sulfat dan zeolit dalam proses penurunan kadar besi dan mangan dengan metode elektrokoagulasi.. Dalam penelitian ini, ferri sulfat

Peran hakim dalam proses peradilan tindak pidana pencurian dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak sesuai dengan hak dan wewenang hakim menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

 Frekuensi pengereman dilihat dari data pada counter digital yang sudah terpasang pada sepeda motor..  Situasi jalan padat merayap terjadi pada sepanjang Jalan