PENERAPAN METODE KARYAWISATA
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)
SKRIPSI
diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Aida Sundusiyah
1003578
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==========================================================
PENERAPAN METODE KARYAWISATA
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)
Oleh
Aida Sundusiyah 1003578
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Aida Sundusiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
AIDA SUNDUSIYAH 1003578
PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI
(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Yahya Sudarya, M. Pd NIP. 19521212 197501 1 002
Pembimbing II
Drs. Ruswandi Hermawan, M. Ed NIP. 19591012 198101 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE KARYAWISATA
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI (Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)
Aida Sundusiyah
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil ulangan harian sebagai bukti rendahnya pemahaman konsep siswa serta diperkuat dengan data hasil wawancara terhadap guru kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep dengan menerapkan metode karyawisata. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 16 siswa pada tahun ajaran 2013/2014 di SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang diadaptasi dari model PTK Kemmis dan Taggart untuk dibuat perencanaan perbaikan yang digunakan dalam siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan menerapkan metode karyawisata. Penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran mencakup tiga langkah penting yaitu: 1) persiapan karyawisata; 2) pelaksanaan karyawisata; 3) tindak lanjut/ akhir karyawisata. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan tes siklus. Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran dan mengungkap respon siswa terhadap pembelajaran, wawancara dilakukan secara berdialog untuk mengetahui data awal dan respon siswa, catatan lapangan digunakan sebagai informasi tambahan yang ditemukan guru dan mitra peneliti, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mengungkapkan pemahaman konsep siswa setelah pemberian pengalaman pembelajaran. Hasil penelitian ditemukan bahwa pemahaman konsep siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus II pemahaman konsep siswa telah meningkat dibandingkan dengan siklus I, yakni siswa yang termasuk kepada kategori baik pada siklus I berjumlah 5 siswa menjadi 14 siswa , dan 2 siswa termasuk pada kategori cukup. Hasil pemahaman konsep siswa ini mempengaruhi nilai rata-rata kelas pada pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi, yakni pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65 kemudian terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 82,40 pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi.
ABSTRACT
This research is motivated by the results of the daily tests as proof of students not understanding of concepts and this data reinforced with interview from classroom teacher. This study aims to improve the understanding of the concept by applying the field trip method. Subjects were subjected to acts this is fourth grade students who are 16 students in the academic year 2013/2014 in public primary school 1 Cibogo District Lembang Bandung Regency West. To answer that, this action research is done to improve the quality of learning which is in line with the purpose of learning. One of the efforts to improve understanding of the concept is by applying the field trip method. The research method used in this research is Classroom Action Research (CAR), which starts from planning, implementation, observation and reflection, adapted from a Kemmis and Taggart model to made planning for improvement used in the next cycle. This research was doing by two cycles by applying the on a field trip method. Application this method involves three important steps: 1) preparation of field trip; 2) the implementation of field trip; 3) follow-up / end of field trip. The instrument used is the observation sheet, guidance interviews, field notes, and test cycles. Observation sheet used to observe the feasibility study and reveal the students' response to learning, dialogue interviews conducted to determine the initial data and student responses, field notes are used as additional information found partners of teachers and researchers, while the test is used to determine the learning outcomes of students who express an understanding of concept that was given by learning experience for students after administration. The results of the study found that the students' understanding of the concept was increased after given the act. Data show that in the second cycle of action learning has increased students' understanding of the concept compared to the first cycle, which includes the categories of students both in the first cycle consist of 5 students to be 14 students, and 2 students included in the category of pretty. This results of students' understanding of these concept affect the value of the average grade social studies learning material on economic activity, namely in the first cycle the average value obtained was 65 then an increase is quite high with an average value of 82.40 on the second cycle. Based on data from these studies it can be concluded that the application of a field method can improve the understanding of the concept of IPS students in learning the material economic activity.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.
E. Hipotesis Tindakan... Error! Bookmark not defined.
F. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Metode Pembelajaran Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.
1. Definisi Metode Pembelajaran Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.
2. Karakteristik Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.
3. Tujuan Metode Karyawisata... Error! Bookmark not defined.
4. Langkah- langkah Pelaksanaan Metode Karyawisata ....Error! Bookmark not defined.
5. Keunggulan Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.
6. Kelemahan Metode Karyawisata... Error! Bookmark not defined.
7. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawisata . Error! Bookmark not defined.
C. Pembelajaran IPS di SD ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.
2. Pembelajaran IPS di SD ... Error! Bookmark not defined.
3. Karakteristik Pendidikan IPS ... Error! Bookmark not defined.
4. Tujuan Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.
5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined.
D. Materi Kegiatan Ekonomi di SD ... Error! Bookmark not defined.
1. Peta Konsep Kegiatan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.
2. Pengertian Kegiatan Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.
3. Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi... Error! Bookmark not defined.
E. Penelitian Relevan ... Error! Bookmark not defined.
F. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian... Error! Bookmark not defined.
D. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Seting dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
F. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1. Perencanaan ... Error! Bookmark not defined.
2. Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined.
3. Observasi ... Error! Bookmark not defined.
4. Refleksi ... Error! Bookmark not defined.
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Error! Bookmark not defined.
1. Lembar Observasi... Error! Bookmark not defined.
2. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.
3. Catatan Lapangan (Field Note) ... Error! Bookmark not defined.
4. Lembar Tes Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined.
5. Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.
ix
1. Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.
2. Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Awal ... Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Deskripsi Siklus I ... Error! Bookmark not defined.
2. Deskripsi Siklus II ... Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
1. Pelaksanaan Pembelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi dengan
Menerapan Metode Karyawisata ... Error! Bookmark not defined.
2. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Pembelaharan IPS Materi Kegiatan Ekonomi... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A.1 Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined.
A.2 Pedoman Wawancara ... Error! Bookmark not defined.
A.3 Catatan Lapangan... Error! Bookmark not defined.
A.4 Lembar Soal Tes ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN B INSTRUMEN PEMBELAJARAN ... Error! Bookmark not defined.
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...Error! Bookmark not defined.
B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ...Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
C.1 Hasil Wawancara Guru untuk Data Awal Error! Bookmark not defined.
C.3 Siklus II ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN D ADMINISTRASI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
D.1 Surat Keputusan Izin Penelitian (BAAK-UPI) ... Error! Bookmark not defined.
D.2 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing . Error! Bookmark not defined.
D.3 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kabupaten Bandung Barat .... Error! Bookmark not defined.
D.4 Surat Keterangan dan Izin Penelitian dari SDN 1 Cibogo Lembang
... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN E DOKUMENTASI FOTO DAN KARTU BIMBINGAN .. Error! Bookmark not defined.
E.1 Siklus I ... Error! Bookmark not defined.
E.2 Siklus II... Error! Bookmark not defined.
E.3 Kartu Bimbingan Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I membahas mengenai pendahuluan, bagian awal dari penulisan
skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, dan
definisi operasioanl.
A.Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial yang diberikan akal pikiran, manusia dapat
berkembang melalui proses pendidikan. Pendidikan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (dalam Supriatna dkk, 2009, hlm. 5):
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Karenanya pendidikan merupakan unsur terpenting yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia.
Pendidikan dilaksanakan sepanjang hayat, dari manusia itu lahir hingga
meninggal. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama
yang diselenggarakan di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh oleh siswa dalam
waktu enam tahun. Pendidikan yang diselenggarakan di SD bertujuan untuk
membekali siswa tentang pengetahuan-pengetahuan dasar serta mengembangkan
sikap dan kemampuan yang kelak menjadi keterampilan dasar untuk hidup dalam
lingkungannya.
Dewasa ini kehidupan masyarakat global terus mengalami perubahan setiap
saat. Tantangan yang berat akan dihadapi siswa di masa mendatang. Oleh karena
itu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dilaksanakan atas dasar
pemikiran bahwa manusia merupakan makhluk sosial, karenanya pembelajaran
IPS dirancang sedemekian rupa untuk memberikan pengalaman-pengalaman
mengembangkan pribadi yang baik untuk kepentingan dirinya sendiri, masyarakat
maupun untuk ilmu. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berorientasi pada
aktifitas belajar siswa agar siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri
serta mendapatkan hasil belajar secara utuh. Sebagaimana tujuan pendidikan IPS
yang dirumuskan Pennsylvania Council for the Social Studies (dalam Supriatna
dkk, 2009, hlm. 13), yaitu:
fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktifitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan. Untuk melengkapi tujuan tersebut, program IPS harus memfokuskan pada pemberian pengalaman yang akan membantu setiap individu siswa.
IPS mempunyai peranan yang strategis untuk menjawab tantangan global yang
kelak siswa temukan di masa mendatang. Tantangan yang semakin berat dan
semakin kompleks menuntut siswa menjadi sumber daya manusia yang handal.
Disini guru pun menjadi fasilitator yang dituntut lebih untuk mampu mewujudkan
hal tersebut. Kurang kreatifnya guru dalam mengemas pembelajaran IPS di
sekolah menjadi hambatan dalam pembelajaran IPS yang akhirnya siswa pun
kurang mampu memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan wali kelas IV, guru hanya sebatas mentransfer
pengetahuan yang bersifat hafalan-hafalan dengan metode yang membosankan,
seperti ceramah atau dikte saja, tanpa memberikan gambaran jelas (kongkrit) dari
konsep yang disampaikan, ini membuktikan guru masih menyampaikan materi
dengan metode konvensional, padahal menurut Jean Piaget (dalam Komalasari,
2010, hlm. 31) menyatakan „tahapan perkembangan kognitif pada usia tujuh
sampai 11 tahun berada di tahapan operasional konkret‟. Pada akhirnya siswa
tidak mampu memahami konsep pembelajaran, khususnya pada materi kegiatan
ekonomi yang tidak hanya berisi konsep, namun memerlukan penjelasan yang
lebih kontekstual.
Dari data hasil observasi selama mengajar singkat-Pendidikan Latihan Profesi
(PLP) di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, diketahui anak terlihat aktif mengikuti
3
belum memahami konsep yang diajarkan. Kemudian, dapat dilihat dari hasil
ulangan harian siswa. Dalam butir soal tertera pertanyaan mengenai
mendefinisikan atau menjelaskan, mencontohkan, dan mengklasifikasikan,
ternyata anak masih keliru dalam menjawab. Sebagai contoh, ketika ada
pertanyaan mengenai definisi dari kegiatan ekonomi, anak justru menjawab
dengan bentuk kegiatan ekonomi atau contoh dari kegiatan ekonomi. Hal tersebut
membuktikan bahwa anak belum sepenuhnya memahami konsep dalam
pembelajaran yang disampaikan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan harian
pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi, menunjukan bahwa dari jumlah 16
siswa kelas IV hanya 4 orang atau sekitar 25% yang mampu menjawab dengan
benar dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sisanya memperoleh
nilai di bawah 65 atau sekitar 75%. Fakta tersebut menjadi bukti penguat yang
menunjukan bahwa anak belum memahami konsep dalam pembelajaran yang
dilaksanakan.
Merujuk pada fakta diatas, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran
tertentu dengan pendekatan kontekstual yang menempatkan siswa dalam konteks
bermakna dan menghubungkan pengetahuan awal yang dibawa siswa dengan
materi yang sedang dipelajari, agar pembelajaran tersebut lebih menstimulus
siswa untuk aktif belajar dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga
proses pembelajaran pun menjadi lebih optimal yang kelak berpengaruh juga
terhadap hasil belajarnya.
Proses pembelajaran yang optimal dapat diciptakan apabila guru mampu
menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar. Salah satunya guru harus
mengembangkan cara mengajar yang mengesankan dan pandai memilih metode
yang tepat sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Dewasa ini telah berkembang berbagai model pembelajaran yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dengan cara membuat
pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningfull) dan lebih kontekstual dengan
penggunaan metode yang lebih bervariatif, seperti model pembelajaran kotekstual
dengan metode bermain peran (role playing) yang bertujuan untuk
tersebut, metode ini cenderung lebih optimal apabila dugunakan untuk
menerangkan konsep-konsep dalam pembelajaran IPS yang sangat bersifat teoritis
seperti pada pokok bahasan Sejarah Kemerdekaan Indonesia. Selain itu masih
banyak model pembelajaran lain seperti pembelajaran berbasis proyek. Menurut
Depdiknas (dalam Komalasari, 2010, hlm. 72) „terdapat metode karyawisata yang
dalam proses pembelajarannya siswa diajak mengunjungi objek-objek tertentu
untuk memperluas wawasan terhadap objek yang dipelajari‟. Pembelajaran seperti
ini dianggap mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna serta mudah
dipahami karena melibatkan unsur senang pada diri anak.
Dari semua uraian tersebut, penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat dengan mengambil judul: “Penerapan Metode Karyawisata untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS pada Materi
Kegiatan Ekonomi”. Penelitian ini penting untuk dilaksanakan karena pemahaman konsep merupakan salah satu dari hasil belajar.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi objek penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi
dengan menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.
2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS
pada materi kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata di
kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.
C.Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi di sekolah dasar.
5
1. Memperoleh deskripsi pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi kegiatan
ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS
materi kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata di kelas IV
SDN 1 Cibogo.
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini menghasilkan sebuah teori baru mengenai metode karyawisata
yang dapat meningkatkan pemahaman konsep kegiatan ekonomi siswa kelas
IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian tindakan
kelas, serta dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain
untuk memperbaiki pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan dan
interaksi saat pembelajaran serta meningkatkan pemahaman konsep
mengenai kegiatan ekonomi.
b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan
mengenai penerapan metode karyawisata yang dapat meningkatkan
pemahaman konsep kegiatan ekonomi siswa.
c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran
dalam menerapkan metode karyawisata sehingga dapat diterapkan oleh guru
lain.
d. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan ilmu
pengetahuan dan gambaran mengenai keefektifan dan keefesienan metode
karyawisata untuk penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai bahan
e. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru
mengenai metode karyawisata dan implementasinya dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi.
E.Hipotesis Tindakan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa yaitu dengan menerapkan metode karyawisata. Hal ini dikarenakan
partisipasi siswa dalam metode karyawisata terlihat dalam kegiatan melakukan
kerjasama untuk mencari informasi dan memecahkan masalah dalam
pembelajaran kegiatan ekonomi secara berkelompok. Selain itu motivasi belajar
siswa pun meningkat karena siswa diajak terjun langsung dan mengkonstruk
pengetahuan sendiri.
Di dalam kelompok, siswa dapat menuangkan gagasannya dan mencari
informasi secara kreatif mengenai tugas yang diberikan serta mampu
mempresentasikan/ membagi informasi kepada teman lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan,
“apabila guru menerapkan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS pada materi kegiatan ekonomi, maka pemahaman konsep pada siswa kelas IV SD akan
meningkat”.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu metode karyawisata sebagai
variabel bebas dan pemahaman konsep siswa sebagai variabel terikat. Untuk lebih
mengarahkan peneliti dalam pengumpulan data dan agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menafsirkan berbagai istilah dalam penelitian ini, maka dibutuhkan batasan
oprasional dalam penelitian, meliputi.
1. Metode Karyawisata
Metode karyawisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan, dimana siswa diajak
memahami jenis pekerjaan tertentu beserta fungsi dan perannya secara langsung
7
metode karyawisata, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
menemukan makna dari kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif C2 yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya,
mencakup: (1) menjelaskan; (2) mencontohkan; dan (3) menggolongkan, yang
berkenaan dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aktifitas ekonomi dan sumber
daya alam yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya, pada materi Kegiatan Ekonomi. Data hasil belajar ini diperoleh
melalui penggunaan instrumen tes buatan guru.
3. Pembelajar IPS materi Kegiatan Ekonomi
Pembelajar IPS materi Kegiatan Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang berisis berbagai konsep dan kompetensi sosial dalam
hal kegiatan ekonomi, seperti: (1) pengertian kegiatan ekonomi; (2) jenis-jenis
kegiatan ekonomi; dan (3) berbagai profesi dalam kegiatan ekonomi.
Pembelajaran IPS yang dimaksud diharapkan mampu menjadi wahana bagi siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian secara rinci. Metode
penelitian ini berisi mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, subjek penelitian, seting dan sumber data, prosedur penelitian,
teknik pengumpulan data dan instumen penelitian, dan terakhir mengenai teknik
pengolahan dan analisis data.
A.Metode Penelitian
Penelitian ini sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri
1 Cibogo pada materi kegiatan ekonomi melalui metode karyawista. Oleh karena
itu, pendekaran penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif
dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) PTK merupakan “suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuag kelas secara bersama”. Selanjutnya Elliot (dalam Natali & Dewi, 2008, hlm. 5) mengatakan bahwa „Penelitian tindakan adalah kajian tentang
situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui
proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari
pengaruh yang ditimbulkannya‟. Menurut Natalia & Dewi (2008, hlm, 7)
menyimpulkan PTK ialah:
suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran.
Maka jelas bahwa PTK merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
guru dimulai dari mencari latar belakang masalah yang timbul, membuat
26
kegiatan yang dilakukan, ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
Dalam keberhasilan pembelajaran di kelas, guru tidak hanya sebatas mampu
menghadirkan metode yang tepat dan penguasaan materi yang baik. Namun, guru
perlu memahami kebutuhan siswanya yang bervariasi. Tuntutan ini tidaklah
mudah untuk dilakukan apabila tidak dengan pendekatan yang tepat. Maka
melalui PTK guru menjawab dan mewujudkan harapan tersebut. Ada beberapa hal
yang menjadi alasan mengapa PTK merupakan kebutuhan bagi guru untuk
meningkatkan profesionalitasnya yang dikemukakan oleh Natalia & Dewi (2008,
hlm. 8-9).
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia dan siswanya lakukan.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi lebih professional. Guru tidak lagi bertindakhanyasebagai seorang praktisi saja yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun guru juga bertindak sebagai peneliti di bidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK, guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik mengajar guru dalam sebuah pembelajaran secara berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
PTK memiliki ciri-ciri khas. Berikut ciri-ciri PTK yang dikemukakan oleh
Natalia & Dewi (2008, hlm. 11):
1. merupakan kegiatan nyata untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar,
3. tindakan harus berbeda dari kegiatan biasanya,
4. terjadi dalam siklus berkesinambungan, minimun dua siklus,
5. ada pedoman yang jelas secara tertulis bagi siswa untuk dapat mengikuti tahap demi tahap,
6. ada unjuk kerja siswa sesuai pedoman tertulis dari guru,
7. ada penelusuran terhadap proses dengan berdasar pedoman pengamatan. 8. ada evaluasi terhadap hasil penelitian dengan instrumen yang relevan,
9. keberhasilan tindakan dilakukan dalam bentuk refleksi dan melibatkan siswa yang dikenai tindakan,
10.hasil refleksi harus terlihat dalam perencanaan siklus berikutnya.
Tujuan utama PTK menurut Natalia & Dewi (2008, hlm. 10) adalah “untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru
dalam pengembangan profesionalnya”. Secara rinci Natalia & Dewi menyebutkan antara lain:
1. meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran.
3. hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
5. menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Dalam pembuatan PTK ada prinsip yang menjadikannya sebagai acuan, yaitu
sebagai berikut (Natalia, 2008,hlm. 12):
1. masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses pembelajaran di kelas,
2. masalah yang diujicobakan harus dilaksanakan secara langsung, yaitu menindaklanjuti masalah yang muncul saat itu juga,
3. penelitian berfokus pada data pengamatan dan data perilaku siswa, dengan maksud untuk menelaah ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan yang dilakukan,
4. penelitian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas,
5. penelitian menyangkut hal-hal yang bersifat dinamis, adanya perubahan, 6. tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah dilakukan.
Ketika melalukan PTK, akan dirasakan beberapa manfaatnya. Berikut manfaat
28
1. dapat menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran,
2. menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan tradisi meneliti serta menulis artikel ilmiah di kalangan guru,
3. mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi antarguru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran,
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah, dan kelas.dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru,
5. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang digunakan dalam pembelajaran sangat bervariasi dan dipilih secara bersungguh-sungguh.
B.Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penelitian
tindakan. Memilih model penelitian tindakan dapat dilakukan dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Model penelitian tindakan kelas
diantaranya ada model Elliot, model Kurt Lewin, model Hopkins, dan model
Kemmis dan Taggart.
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart. Hal ini dikarenakan model yang mereka
kembangkan berorientasi pada siklus spiral refleksi, yang di dalamnya terdapat
beberapa komponen atau tahapan-tahapan, diantaranya adalah perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Di dalam alur kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam
jangka waktu yang bersamaan (Kusumah & Dwitagama, 2010, hlm. 21). Tahapan
akhir merupakan merefleksi kegiatan yang sudah dilakukan untuk merencanakan
kembali yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sampai
ketentuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang ada. Selain itu, penelitian
tindakan kelas dengan model ini mudah dilakukan karena modelnya sederhana.
oleh Kemmis & Taggart (dalam Ningrum, 2009, hlm. 2), yang menyatakan
sebagai berikut:
penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, melainkan merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut ini adalah skema atau alur PTK yang diadaptasi dari Kemmis dan
Taggart:
Perencanaan
Siklus I Observasi
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Siklus II Observasi
Pelaksanaan
30
Gambar 3.1
Adapun beberapa langkah pada model PTK yang diuraian oleh Kemmis dan
Taggart (dalam Ningrum, 2009, hlm. 2) mencakup.
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun berbagai rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau mengupayakan perubahan
tingkah laku sosial sebagai solusi. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait
analisis materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,
teknik atau strategi pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian
proses serta hasil pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan
perencanaan operasional dalam pembelajaran yang dikenal dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah direncanakan untuk
diujicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu
langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata sebagai metode
dan strategi dalam pembelajaran yang kontekstual.
3. Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh rekan observer untuk mengamati
keterlaksanaan pembelajaran yang sudah direncanakan. Observasi ini dilakukan
dalam waktu bersamaan dengan pelaksanaan. Tujuannya untuk mengetahui
seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan perubahan ke arah
yang diharapkan.
4. Refleksi
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretas, dan evaluasi yang diperoleh
saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi dianalisis
dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaian yang efektif. Hasil dari refleksi
sebagai acuan dalam tahap perencanaan, pada siklus berikutnya.
Langkah-langkah inilah yang terdapat dalam untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen di atas. Keempat komponen yang berupa
32
C.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, yang
beralamatkan di Jalan Tangkubanparahu No.87 Desa Cibogo Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian tindakan kelas mengenai
penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.
D.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Cibogo
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/ 2014 dengan
jumlah siswa sebanyak 16 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo memiliki latar belakang yang
heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani dan
wiraswasta.
E.Seting dan Sumber Data
Seting dalam penelitian ini adalah seting kelas dan kelompok, maksudnya
pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah semua informasi dari
observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, meliputi hasil tes pemahaman
siswa, data keterlaksanaan pembelajaran metode karyawisata/ aktifitas guru,
aktifitas siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi foto dan video.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus I
pertemuan ke 1 dilaksanakan di dalam kelas dengan waktu 1 jam pelajaran (1x35
menit), dan pertemuan ke 2 dilakukan di tempat kunjungan dengan waktu 2 jam
pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari
perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap observasi (observing),
dan tahap refleksi (reflecting).
1. Perencanaan
Atas dasar masalah dan penyebab yang telah dipaparkan peneliti, dalam
pelaksanaan tindakannya akan menerapkan metode karyawisata. Sebelum
melakukannya, peneliti menyusun rancangan program tindakan pembelajaran
metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam perencaan ini adalah sebagai berikut:
a. mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang diajukan
kepada pihak sekolah yakni SD Negeri 1 Cibogo,
b. melakukan diskusi dengan guru kelas, observer dan atau pihak sekolah
mengenai langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran,
c. menetapkan pokok bahasan/ materi yang akan digunakan dalam penelitian,
yaitu materi Kegiatan Ekonomi pada mata pelajaran IPS dikelas IV semester 2,
d. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS yang menerapkan
metode karyawisata dengan alokasi waktu yang disesuaikan dengan alokasi
waktu pada siklus yang telah ditetapkan,
e. mempersiapkan media, alat dan suber belajar yang akan digunakan untuk
mengaplikasikan metode karyawisata,
f. mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan
dikembangkan, yaitu lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria
penilaian mengenai pemahaman konsep siswa,
g. menyiapkan dan menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati
guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, berupa; lembar observasi
RPP, lembar observasi pelaksanaan metode karyawisata dalam pembelajaran
IPS materi kegiatan ekonomi, lembar observasi aktifitas siswa, lembar kerja
siswa berupa lembar kerja kelompok yang sudah disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, lembar tes pemahaman konsep dan lembar catatan lapangan
34
h. mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran,
i. melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh peneliti sendiri
sebagai praktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti
berkolaborasi dengan guru wali kelas IV SD Negeri 1 Cibogo dan teman seprofesi
sebagai observer. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan dengan
menerapkan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran IPS materi kegiatan
ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran kegiatan ekonomi dengan
menerapkan metode karyawisata dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut.
Siklus I
a. Memperbaiki data awal.
b. Berdiskusi dengan observer/ guru kelas IV mengenai tindakan yang akan
dilakukan serta menanyakan permasalahan yang mungkin timbul.
c. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran pemahaman konsep materi
kegiatan ekonomi dengan menerapkan metode karyawisata. Adapun secara
singkat langkah- langkah yang akan dilakukan yaitu.
1) Pertemuan ke 1 (1x35 menit)
Tahap Perencanaan/ Persiapan Karyawisata
b) Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
c) Guru menjelaskan karyawisata yang akan dilakukan (bentuk, tempat, dan
waktu).
d) Guru menjelaskan tujuan dan prosedur kegiatan yang akan dilakukan.
e) Siswa menyiapkan instrument wawancara dan observasi untuk digunakan
2) Petermuan ke 2 (2x35 menit)
Tahap Pelaksanaan Karyawisata
a) Siswa secara berkelompok dengan bimbingan guru melakukan kunjungan
karyawisata.
b) Siswa membuat laporan kelompok tentang kegiatan yang dilakukan.
Tahap Tindak Lanjut/ Akhir Karyawisata
c) Siswa per kelompok mempresentasikan laporan di depan kelas.
d) Siswa kelompok lain menganalisisnya.
e) Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan presentasi kelompok.
f) Guru bersama siswa menyimpulkan.
d. Melakukan observasi. Kegiatan ini dilakuakn oleh para observer sebagai tim
peneliti dan waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dalam rangka pengumpulan data selama kegiatan pembelajaran berlangsung
mulai dari pertemuan ke satu hingga akhir siklus I yakni pertemuan ke dua.
Hal-hal yang diobservasi adalah; pelaksanaan metode karyawisata, mengamati
aktifitas siswa, mencatat hal-hal lainnya di dalam lembar catatan lapangan
(field note).
e. Melakukan tes pada akhir siklus.
f. Bersama-sama dengan observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan hasil
tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara kualitatif dari proses pelaksanaaan tindakan. Hal
ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Sehingga hasil yang di dapat
dijadikan acuan untuk membuat perencanaan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan sesuai dengan perencanaan
perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Oleh sebab itu, untuk pelaksanaan tindakan
siklus II, peneliti harus benar-benar merumuskan serta merancang kembali
langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan pada siklus I dapat
36
a. Merancang rencana tindakan yang dilakukan dengan menekankan kepada hal
yang harus diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
b. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada materi kegiatan ekonomi dengan menggunakan
metode karyawisata.
c. Melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan oleh observer
selama pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti.
d. Hasil observasi data dianalisis, sehingga dapat diketahui secara optimal
penerapan metode karyawisata yang dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa pada materi kegiatan ekonomi.
3. Observasi
Observasi menurut Sanjaya (2010, hlm. 86) adalah “suatu teknik pengumpulan
data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau
diteliti”. Dari pengertian di atas dapat dijadikan acuan bahwa untuk mengetahui
kesesuaian rencana dengan pelaksanaannya pada saat pembelajaran serta
mengetahui seberapa jauh proses yang dilakukan menuju tujuan yang diharapkan.
4. Refleksi
Refleksi adalah melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama
tindakan. (Sanjaya, 2010, hlm. 80). Maksudnya, kegiatan refleksi yakni untuk
mengevaluasi kekurangan dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya.
Sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya mampu ditangani dan diperbaiki
pada siklus berikutnya.
G.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Agar masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik dan mendapatkan
kebenaran objektif dalam pengumpulan data, maka peneliti memerlukan adanya
instrumen yang tepat. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua
macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil
berupa informasi tentang pelaksanaan penerapan metode karyawisata, aktifitas
siswa meliputi perhatian, keaktifan dan kedisiplinan, serta informasi yang ada
dalam catatan lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar
observasi yang meliputi kegiatan guru dalam pelaksanaan metode karyawisata dan
aktifitas siswa, lembar tes pemahaman konsep/ tes siklus, lembar catatan
lapangan, dan dokumetasi berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran metode
karyawisata.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini merupakan catatan penting yang digunakan sebagai
pedoman untuk mengamati hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam penelitian ini lembar observasi difokuskan kepada proses pembelajaran
yang dilaksanakan dengan menerapkan metode karyawisata sebagai variable
utama dalam penelitian ini.
Observasi atau pengamatan sebagai “alat penelitian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan” (Sudjana,
2011, hlm. 84). Ini dapat diartikan bahwa observasi adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam mencari data yang diperlukan yang didalamnya
terdapat kegiatan mengukur dan menilai proses dan hasil belajar. Lembar
observasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengetahui berbagai respon, gejala
berupa fakta–fakta atau data yang muncul selama proses pembelajaran
berlangsung, yang nantinya digunakan sebagai alat refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis observasi langsung,
yakni “pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam
situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat atau observer”
(Sudjana, 2011, hlm. 85).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menggunakan observasi ini untuk
mengamati kegiatan guru dalam lembar pelaksanaan metode karyawisata dan
38
menerapkan metode karyawisata sebagai obat untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi.
a. Lembar Pelaksanaan Metode Karyawisata
Lembar observasi ini berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur tingkat
ketercapaian pelaksanaan metode karyawisata dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Bentuk lembar observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan
metode karyawisata lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.1.1.
b. Lembar Aktifitas Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktifitas siswa yang
meliputi perhatian, keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran. Adapun
lebih jelasnya bentuk lembar observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran
tersebut dapat dilihat pada lampiran A.1.2.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengambil data
awal mengenai hal-hal yang menjadi permasalahan dan sebagai penguat data awal
yang peneliti amati selama mengajar singkat, wawancara ini dilakukan langsung
oleh peneliti sendiri. Isi wawancara ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada
guru wali kelas IV untuk mengumpulkan informasi yang menjadi latar belakang
masalah pada pemahaman konsep siswa, lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran A.2.1. Wawancara sebelum pelaksanaan siklus dan sesudah siklus
dilakukan juga terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo, namun hanya secara
lisan.
3. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan Lapangan merupakan sumber informasi penting yang di dalamnya
berisi deskripsi atau paparan mengenai respon yang muncul karena adanya
interaksi guru dan siswa, gejala-gejala yang muncul selama proses pembelajaran
berlangsung, faktor kendala yang dihadapi guru maupun siswa, serta solusi untuk
menangi kendala yang muncul. Fungsi dari catatan ini sebagai pertimbangan
dilakukan oleh peneliti dan mitra penelitian (observer). Adapun catatan lapangan
dapat dilihat pada lampiran A.3.
4. Lembar Tes Pemahaman Konsep
Dalam penelitian ini menggunakan tes sebagai alat penilaian. Menurut Sudjana
(2011, hlm. 35) “tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan,
tulisan, atau perbuatan”. Masih dipaparkan oleh Sudjana bahwa “tes pada umumnya diguanakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama
hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan instruksional dan pendidikan”. Sungguhpun demikian, pernyataan
tersebut menguatkan penelitian ini dengan membuat instrumen yang diperlukan.
Adapun instrumen dalam penelitian ini berupa lembar tes pemahaman konsep
yang diberikan setelah pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok
yang disesuaikam dengan tujuan intruksional pembelajaran.
Lembar tes pemahaman ini dikerjakan atau diselesaikan secara individu, hal ini
untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diberikan
pengalaman pembelajaran. Sedangkan LKS kelompok, dibuat sebagai wahana
untuk siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi dan bersosialisasi dengan
teman kelompoknya untuk menyelesaikan tantangan yang disesuaikan dengan
tujuan intruksional yang dibuat. Harapannya, apabila siswa melaksanakan LKS
kelompok dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap proses dan hasil tes
pemahaman konsep yang siswa kerjakan. Tidak hanya itu saja, LKS kelompok
dibuat karena pada dasarnya metode karyawisata yang terapkan pada penelitian
ini menekankan pengalaman yang dibangun oleh sendirinya melalui kegiatan
wawancara dan pengamatan, dan kegiatan tersebut membutuhkan kerjasama yang
baik antar teman kelompok. Tes akhir siklus berupa tes pemahaman konsep ini
akan digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai hasil peningkatan pemahaman
konsep siswa pada materi kegiatan ekonomi yang dilakukan pada setiap siklus dan
disesuaikan dengan tujuan intruksional yang dibuat dalam perencanaan
40
memperoleh data mengenai pemahaman konsep siswa saat pembelajaran
berlangsung. Adapun instrumen lembar tes pemahaman pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada lampiran A.4.1 dan A.4.2.
5. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan bukti terlaksananya penelitian,
yang didalamnya memperlihatkan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
metode karyawisata. Dokumentasi ini berupa foto-foto dan video yang ada selama
kegiatan berlangsung. Adapun dokumentasi ini dapat dilihat pada lampiran E.
H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua
data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, dan catatan lapangan. Jenis data
atau informasi yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa data
kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang dapat
diharapkan. Sebagaimana menurut Sugiyono (2010, hlm. 293) “data yang telah
diperoleh dalam penelitian, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif”.
1. Kualitatif
Data-data yang terkumpul setelah dilaksanakannya penelitian, kemudian
data-data tersebut diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan
menyeluruh. Teknik analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi
pelaksanaan metode karyawisata, aktifitas siswa, dan catatan lapangan dengan
gabungan ketiganya atau triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang,
yakni “sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut
pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan” (Kunandar, 2008: 108).
a. Analisis Pengukuran Persentase Pelaksanaan Metode Karyawisata
Keterangan :
PPMK : Persentase Pelaksanaan Metode Karyawisata
X : Jumlah deskriptor yang muncul
Y : Jumlah seluruh deskriptor
b. Analisis Presentase Aktifitas Siswa
Keterangan:
% PAS : Persentase Aktifitas Siswa
∑x : Jumlah siswa yang memperoleh kualitas tertentu (baik/ cukup/ kurang)
y : Jumlah seluruh siswa
Aktivitas dalam analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui
seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah
inforasi bermakna.
b. Paparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan
mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan
lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil
tindakan lainnya.
c. Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan
bermakna. (http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/).
2. Kuantitatif
Data kuantitatif yang dihitung dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari hasil tes pemahaman konsep yang kemudian diolah menjadi data yang lebih
bermakna untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan pemahaman konsep
pada setiap siklus.
Adapun pedoman atau rumus yang digunakan untuk menghitung data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
42
Keterangan: � :Nilai rata-rata kelas
� :Total nilai yang diperoleh siswa � : Jumlah siswa
� = ��
Keterangan: ≥ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari
atau sama dengan 65
n : Banyak siswa
100 : Bilangan tetap
TB : Ketuntasan belajar
�= ≥� ×
a. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas
Sebelum menghitung nilai rata-rata kelas, terlebih dahulu dilakukan
penyekoran terhadap hasil tes pemahaman konsep yang diperoleh setiap siswa.
Gambaran penyekoran soal dari setiap siklus ada dalam lampiran pedoman
penyekoran soal pada RPP setiap siklus. Berikut rumus yang digunakan untuk
mengetahui nilai rata-rata kelas.
b. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Presentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dapat ditentukan dengan rumus:
c. Menghitung Peningkatan Pemahaman Konsep
Peningkatan pemahaman konsep yang diperoleh siswa, kemudian dihitung
selisih persentase pemahaman konsp yang diperoleh siswa pada siklus II dan I.
Jika selisihnya bertanda positif (+), maka terdapat peningkatan pemahaman siswa
melalui penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS pada materi
terbukti benar. Sebaliknya jika bertanda negatif (-), maka peningkatan
pemahaman konsep melalui penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran
IPS materi Kegiatan ekonomi tidak terjadi dan hipotesis terbukti keliru.
Selain data kuantitatif, juga terdapat data kualitatif yang dikumpulkan melalui
lembar observasi aktifitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas oleh
seorang pengamat berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga observer harus
menuliskan deskripsi hasil pengamatannya pada kolom yang telah disediakan
sesuai dengan item pertanyaan pada lembar observasi. Pengolahan data kualitatif
ini dilakukan dengan cara menyimpulkan deskripsi observer dari setiap item
pertanyaan. Jika observer menuliskan pengamatan yang positif terhadap
pembelajaran, maka aktifitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai
dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktifitas guru atau siswa
dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.
Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan apakah
penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai
penerapan metode karyawisata untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa,
maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan
penelitian ini.
A.Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
siswa kelas IV SD Negeri 1 Cibogo pada materi kegiatan ekonomi dapat
meningkat dengan menerapkan metode pembelajaran karyawisata. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa simpulan yang diperoleh,
yaitu sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pembelajaran kegiatan ekonomi dengan metode karyawisata
berjalan dengan lancar. Langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
karyawisata yaitu, (1) Tahap persiapan karyawisata yang meliputi, memberikan
penjelasan tujuan dan prosedur pelaksanaan karyawisata serta mempersiapkan
instrumen/ lembar kerja siswa yang akan dilakukan di lapangan. (2) Tahap
pelaksanaan karyawisata yang meliputi, mengkoordinir siswa secara
berkelompok untuk menyelesaikan tugas mencari informasi di tempat yang
dikunjungi, dan siswa dibimbing mampu membuat laporan/ kesimpulan. (3)
Tahap akhir karyawisata yang meliputi, membimbing siswa untuk mampu
mepresentasikan laporan atau kesimpulan secara berkelompok, mengarahkan
siswa lain untuk menyimak dan berdiskusi mengenai hasil presentasi kelompok
lain, serta guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. Adapun
aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran terlihat dinamis sebab
pembelajaran metode ini menciptakan pembelajaran yang berpusat/ terfokus
pada siswa. Dengan metode ini siswa diberikan pengalaman yang menarik dan
2. Pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi
mengalami peningkatan setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan metode karyawisata. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pemahaman konsep yang indikatornya meliputi menjelaskan, menggolongkan,
dan mencontohkan, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Nilai rata-rata
kelas pun meningkat seiring dengan peningkatan pemahaman konsep siswa,
yakni nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 65 kemudian meningkat pada
siklus II menjadi 80,42.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penelitian, berikut
ini dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SD, khususnya
dalam menerapkan dan mengembangkan metode karyawisata.
1. Bagi guru SD, penerapan metode pembelajaran karyawisata perlu dijadikan
alternatif dalam upaya memberikan pengalaman pembelajaran bermakna
khususnya pembelajaran pemahaman konsep.
2. Bagi peneliti lain selanjutnya, diharapkan metode karyawisata dapat diteliti
lebih lanjut dengan kelas yang berbeda dan mata pelajaran yang berbeda, agar
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Bahan 02 Pendidikan dan Pelatihan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Heni-Pujianti, R & Yulianti, U. (2008). Cerdas Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Heriawan, A., Darmajari., Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran: Kajian
Teoritis Praktis; Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Serang-Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru.
Hidiastuti, D. (2013). Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan
Deskripsi dengan Mengguanakan Metode Karyawisata pada Siswa Kelas V SDN Ciketrug I. Skripsi Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia UPI Kampus
Serang. [Online]. Tersedia di: http://repository.upi.edu/5956/. Diakses 23 Maret 2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. (2008). Pengertian Pemahaman. Jakarta: Depdiknas.
Kesuma, D. (2011). Perencanaan Pembelajaran (Bahan Ajar Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran Sekolah Dasar). Manuskrip.
Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Kunandar. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Grasindo.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas.
Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Natalia-Mega, M & Dewi-Islami, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Nurlaeli, S. L. (2013). Penggunaan Metode Karyawisata untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep tentang Jenis dan Persebaran Sumber Daya Alam serta Pemanfaatannya untuk Kegiatan Ekonomi di Lingkungan Setempat pada Pembelajaran IPS. Skripsi. Jurusan PGSD UNPAS. [Online]. Tersedia di:
http://digilib.unpas.ac.id/. Diakses 18 Maret 2014.
Nurlela, Y. (2011). Penggunaan Alat peraga kancing berwarna untuk
meningkatkan pemahaman matematika siswa tentang bilangan bulat (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VI