Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TAHUNAN 2008
1. Judul Penelitian: Pola Supresi Gelombang mu-EEG serta Kadar 5-HIAA dan Porfirin Urin sebagai Metode Deteksi Dini dan Prediksi Prognosis pada Autisme
2. Ketua Peneliti:
a.Nama: Dr.dr.Adnil Edwin Nurdin, SpKJ b.Jenis kelamin: laki-laki
c.NIP 140 119 314
d.Jabatan Fungsional: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
e.Jabatan Struktural: Ketua Program Studi S2 Biomedik Universitas Andalas f.Bidang Keahlian: Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
g.Fakultas/Jurusan: Fakultas Kedokteran/Bagian Psikiatri h.Perguruan Tinggi: Universitas Andalas
i. Tim Peneliti
______________________________________________________________ No. Na ma Bi d Ke a hl ia n Fa kul ta s/ Jur usa n Pe rgur ua n Ti nggi
1. dr. Da r wi n Ami r, SpS( K) Ne ur ol ogi FK- Una nd/ Ne ur ol ogi Una nd 2. dr. Na dj mi r, SpKJ( K) Psi ki at r i FK- Una nd/ Psi ki at r i Una nd 3. dr. Ja sl i nda Ya uni n SpKJ Psi kia t ri FK- Una nd/ Psi kia t ri Una nd
3.Pendanaan dan jangka waktu penelitian
a.Jangka waktu penelitian yang diusulkan: 2(dua)tahun (2008, 2009)
b.Biaya total yang diusulkan: Rp.90.000.000
c.Biaya yang disetujui tahun 2008: Rp. 45.000.000
Padang, 12 Desember 2008 Mengetahui, Ketua Peneliti,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Dr.dr.Adnil Edwin Nurdin, SpKJ NIP 130 119 314
Dr.dr.Masrul, MSc. SpGK
NIP 131 755 539
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Andalas
RINGKASAN
Pola Supresi gelombang mu-EEG serta Kadar 5-HIAA dan Porfirin Urin sebagai Metode Deteksi dini dan Prediksi Prognosis pada Autisme
Latar belakang penelitian
Etiologi kausal autisme sampai saat ini masih merupakan hipotesis. Salah satu hipotesis mengemukakan bahwa autisme dengan gejala patognomonik kendala interaksi sosial disebabkan defisit neuron cermin yang menyebabkan penyandang autisme tidak mampu memahami persepsi dari dunia luar yang menyebabkan ia berkonsentrasi hanya pada pikiran dan dorongan internal. Karena itu penyandang autisme tidak mampu melakukan interaksi sosial.
Tetapi disisi lain ketidakmampuan menerima persepsi dari dunia luar menyebabkan penyandang autis yang cerdas mampu berkonsentrasi penuh pada bidang yang diminatinya sehingga mampu meraih prestasi sangat tinggi. Karena itu sebagian tokoh ilmuwan dan seni ada yang penyandang autis, malahan ada yang meraih Nobel karena rekayasa genetik yang dilakukannya.
Hipotesis lain mengemukakan bahwa pada penderita autisme terjadi hiperserotoninergik yang dapat dideteksi melalui peningkatan kadar 5-HIAA urin diatas ambang normal, atau gangguan metallothionein yang dapat dideteksi melalui peningkatan kadar porphyrin urin melewati ambang normal. Kedua gangguan ini menyebabkan sering terjadinya letupan emosi pada anak autis yang makin memperburuk kendala interaksi sosial. Kedua hipotesis ini menjadi dasar dilakukannya terapi diet yang sangat restriktif pada anak autis yang mengurangi pasokan nutrin esensil sehingga dapat menyebabkan terganggunya perkembangan kecerdasan anak autis.
Rumusan masalah penelitian
Dari uraian diatas ini maka peneliti merumuskan masalah penelitian yang harus dipecahkan sebagai berikut:
1. Apakah pada anak autis terjadi gangguan supresi gelombang mu-EEG?
2. Apakah kadar 5-HIAA dan porphyrin urin pada anak autis lebih tinggi dari pada populasi normal?
Metode
Diagnosis autisme ditegakkan dengan menggunakan instrumen Kriteria Autis 3 Domain (KA3D). Intensitas letupan emosi pada anak autis dinilai dengan instrumen Assessment Intensitas Letupan Emosi (AILE).
Pola supresi gelombang mu-EEG diperiksa pada anak autis dengan kontrol normal menggunakan Computerized EEG.
Kadar 5-HIAA urin 24 jam diperiksa pada anak autis dan kontrol normal dengan metode Elisa dan porphyrin urin 24 jam diperiksa pada anak autis dan kontrol normal dengan chromatography.
Hasil penelitian
1. Semua kontrol anak normal tidak mengalami gangguan supresi gelombang mu-EEG baik pada saat makan maupun bila melihat orang lain makan. Pada kedua perilaku ini tetap terjadi supresi gelombang-mu EEG.
2. Semua anak autis mengalami gangguan supresi gelombang mu-EEG. Pada saat minum terjadi supresi gelombang-mu EEG yang tidak terjadi bila melihat orang lain minum. maupun bila melihat orang lain makan.
3. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar 5-HIAA dan pophyrin urin antara kontrol normal dengan anak autis
4. Kadar 5-HIAA dan pophyrin urin pada anak autis dengan letupan emosi (ADLE) lebih tinggi secara konsisten tetapi tidak bermakna secara statistik daripada anak autis tanpa letupan emosi (ATLE).
Kesimpulan
1. Gangguan supresi gelombang mu-EEG merupakan gejala patognomonik untuk autisme karena itu pemeriksaan pola supresi gelombang mu-EEG berpotensi digunakan sebagai metode deteksi dini autisme.
SUMMARY
The profile of EEG-mu wave suppression and urinary levels of 5-HIAA and Porphyrin as Methods for Early Detection and Prognoses Prediction on Autism
Background
The causal etiology of autism is still an unproven hypotheses. A current view on autism states that autism was caused by mirror neuron dysfunction. Mirror neuron dysfunction prevent stimulant from outside environment to be percepted. This deficit has a role in hampering social interaction but also enable an individual for maximum concentration to his inner drive. For an individuals with high intellectual capacity this ability for maximum concentration enable them to reach high performance in their spesific interest. Mirror neuron dysfunction can be detected using profiles of EEG-mu-wave supression.
Another hypotheses states that autism were caused by hyperserotoninergic which can be detected by higher than normal urinary level of 5-HIAA and by metallothionein defisit which can be detected by higher than normal urinary level of porphyrine. These hypotheses have resulted in a policy of restrictive diet that can decreases the intake of essensiel nutrient which will hamper growth and development in autistic child.
Research question
1. Do defisit in EEG-mu wave suppression is pathognomonic symptom in autism?
2. Do urinary level of 5-HIAA and porphyrine are higher in autistic child than in normal child?
3. Do urinary level of 5-HIAA and porphyrine are higher in emotionally explosive child than in emotionally unexplosive child?
To answer this research question a research was conducted in 15 autistic child with 15 normal child as control.
Method
profile of EEG-mu wave suppression were determined using Computerized EEG. Urinary level of 5-HIAA were determined using Elisa Method and urinary level of porphyrine by chromatography.
Result
1. Disturbance in suppression of EEG-mu wave were not detected in all normal child but detected in all of the 15 autistic childs
2. There are no significant differences in urinary 5-HIAA and porphyrine level between normal control and autistic childs
3. Although the differences are not statistically significant, the urinary levels of 5-HIAA and porphyrine are higher in emotionally explosive autistic child than in emotionally unexplosive autistic child.
Conclusion
1. Defisit in EEG-mu wave suppression seems pathognomonic for autism. It seems that examination of EEG-mu wave suppression can be used as an early detection method for autism.
PRAKATA
Abad ke-XXI ini adalah abad otak. Artinya organ seberat 3,7 kg ini mampu memperbaiki atau menghancurkan kemanusiaan, tergantung pilihan.
Tetapi ada sesama kita yang otaknya mungkin sangat cemerlang, tetapi ia terkendala untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin karena ketidaktahuan kita. Bila mereka mendapat kesempatan mungkin sebagian berhasil mencapai prestasi tertinggi untuk kemanusiaan. Beberapa pemenang Hadiah Nobel ilmu pengetahuan dan seni sastra berasal dari kalangan mereka. Merekalah yang kita sebut autis.
Penelitian Hibah Bersaing 2008 dengan judul ‘Pola supresi gelombang –mu EEG serta kadar 5-HIAA dan porfirin urin sebagai metode deteksi dini dan prediksi prognosis pada autisme’ dilakukan untuk berupaya menolong mereka. Dengan mencari metode deteksi dini yang akurat dan menentukan kaitan autisme dengan defisit metallothionein dan hiperserotonergik’
Klinik-klinik autis menjamur di Indonesia, tetapi sering anak autis fungsi tinggi dicampur dengan hiperaktif yang menjadi sumber stres bagi anak autis fungsi tinggi. Sangat sering autisme baru terdiagnosis setelah beberapa lama bersekolah di sekolah konvensional karena masalah interaksi sosial yang memperburuk prognosis autisme. Terdapat kecenderungan melakukan terapi diet restriktif yang mengurangi pasokan nutrien esensial pada anak autis yang berada dalam tumbuh kembang.
Mengacu pada masalah diatas, sangat penting untuk mendeteksi secara dini autisme sehingga dapat segera dilakukan program terapi yang lebih logik dan akurat.
Sangat merugikan bangsa, apabila anak-anak autis fungsi tinggi yang seharusnya mampu berprestasi, karena kegagalan deteksi dini dan salah penanganan, malahan menjadi beban bagi bangsa ini.
Inilah misi utama penelitian ini, supaya mereka yang potensial berprestasi dapat berprestasi maksimal demi kemajuan bangsa tercinta.
Padang, 12 Desember 2008 Ketua Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……… i
RINGKASAN DAN SUMMARY ………. ii
PRAKATA ……… vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang ... 1
1.2.Rumusan masalah ... 2
1.3.Urgensi penelitian ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1.Spektrum gangguan autistik ... 6
2.2.Manifest autisme berbeda pada setiap anak autis ... 6
2.3.Epidemiologi ………. 7
2.4.Anomali multipel struktur otak pada autisme ……… 8
2.5.Fungsi neuron cermin pada perilaku bertujuan ………….. 8
2.6.Fungsi neuron cermin pada manusia ... 9
2.7.Neuron cermin dan kemampuan inherent imitasi ... 9
2.8.Neuron cermin dan komunikasi bahasa serta kesadaran diri .. 9
2.9.Supresi gelombang-mu pada anak autis ... 10
2.10. Pola supresi gelombang-mu pada anak autis ... 10
2.11. Peran faktor genetik pada autisme... 10
2.12. Lokus gen kandidat determinan autisme... 11
2.13. Gangguan metallothionein dan autisme... 12
2.14. Penanggulangan autisme dengan Applied Behavorial Analysis (ABA) ... 13
3.1.Tujuan Penelitian
3.1.1.Tujuan Umum ... 14
3.1.2.Tujuan Khusus ... 14
3.2.Manfaat Penelitian 3.2.1.Aspek ilmiah ... 14
3.2.2.Aplikasi ... 15
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1.Jenis dan rancangan penelitian ... 17
4.2.Faktor yang dibandingkan ... 17
4.3.Persyaratan etik ... 17
4.4.Pengawasan penelitian ... 17 4.5.Populasi dan sampel penelitian ... 17
4.5.1.Populasi penelitian ... 17
4.5.2.Kriteria sampel ... 18
4.5.3.Metode pengambilan sampel ... 18
4.5.4.Besar sampel ... 18
4.5.5.Pengelompokan sampel ... 18
4.6.Instrumen penelitian ... 19
4.6.1.Instrumen pemeriksaan ... 19
4.6.2.Instrumen perlakuan ... 19
4.7.Variabel penelitian dan definisi operasional variabel ... 19
4.7.1.Klasifikasi variabel ... 19
4.7.2.Definisi operasional variabel ... 20
4.8.Perlakuan dan definisi operasional perlakuan ... 20
4.8.1.Perlakuan ... 20
4.8.2.Definisi operasional perlakuan ... 20
4.9.Prosedur penelitian ... 21
4.10.Prosedur pengambilan data ... 21 4.11.Data yang dikumpulkan ... 23
4.12.Komparasi data ... 23
4.13.1.Analysis of variance (Anova) ... 24
4.13.2. Uji-t ... 24
4.13.3.Uji korelasi Pearson ... 25
4.14. Tahapan operasional penelitian ... 26
4.14.1.Bagan alir penelitian ... 26
4.14.2.Tahapan penelitian dan luaran setiap tahap ... 27
4.15.Lama penelitian ... 28
4.16.Luaran keseluruhan penelitian ... 28
BAB V Hasil dan Pembahasan 5.1. Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 29
5.1.1. Administrasi/ etika/ hukum ... 29
5.1.2. Hasil pengambilan sampel kasus anak autis ... 29
5.1.3. Pola supresi gelombang mu-EEG pada anak autis ... 30
5.1.4.Pengukuran kadar 5-HIAA dan porphyrin urin pada anak autis ... 31
5.1.5.Pengambilan sampel kelola dan pemeriksaan supresi gelombang Mu-EEG ... 32
5.1.6.Kadar 5-HIAA dan porfirin dalam urin 24 jam pada anak normal Usia sekolah gender laki-laki ... 33
5.2.Pembahasan hasil penelitian 5.2.1.Perbedaan pola supresi gelombang mu-EEG antara anak autis Dengan anak normal ... 34
5.2.2.Kadar 5-HIAA urin pada anak normal dan anak autis tanpa Letupan emosi (ATLE) ... 35
5.2.3. Kadar 5-HIAA urin pada anak normal dan anak autis dengan letupan emosi (ADLE) ... 36
5.2.4.Kadar porphyrin urin pada anak normal dan anak autis tanpa letupan emosi (ATLE) ... 36
5.2.5.Kadar porphyrin urin pada anak normal dan anak autis dengan letupan emosi (ATLE) ... 37
BAB VI Kesimpulan dan Saran
6.1.Kesimpulan ... 39
6.2.Saran ... 40
6.3.Manfaat terhadap bangsa ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN ... 45
Draf artikel ilmiah... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Struktur otak yang berkaitan dengan gejala dalam spektrum gangguan Autisme ... 8 Grafik 2.1.Peningkatan dramatis kasus autisme yang dilaporkan selama satu
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Sampel anak autis yang diperoleh menggunakan instrumen KA3D dan AILE ... 30 Tabel 5.2 Sampel cadangan anak autis ATLE ... 30 Tabel 5.3 Pola supresi gelombang mu-EEG pada anak autis gender laki
Laki ... 31 Tabel 5.4 Kadar 5-HIAA dan porphyrin urin 24 jam pada anak autis .. 32 Tabel 5.5 Pola supresi gelombang mu-EEG pada anak normal usia sekolah laki
Laki ... 33 Tabel 5.6 Kadar 5-HIAA dan porphyrin urin pada anak normal usia sekolah laki
Laki ... 34 Tabel 5.7 Kadar 5-HIAA dan porphyrin urin pada anak normal dan autis tanpa
Letupan emosi ... 35 Tabel 5.8 Kadar 5-HIAA urin pada anak normal dan autis dengan letupan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed consent ……… 45
Lampiran 2. Tabel Induk Hasil Penelitian ... 46
Lampiran 3. Kriteria autis 3 domain (KA3D)(APA,1999) ... 47
Lampiran 4.Assessmen intensitasletupan emosi (AILE),( Adnil,2002) ... 48
Lampiran 5. Protokol Penilaian Supresi Gelombang –mu EEG ... 49
Lampiran 6. Protokol Applied Behavioral Analysis (ABA) Simplifikasi……….. 50
Lampiran 7. ………. 51 Lampiran 8. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasi ……… 52
DAFTAR SINGKATAN
5 HIAA 5 hidroxyindoaleicaxit
5HT 5 hidroxytryptamine
ABA Applied Behavioral Analysis
AILE Assessmen Intensitas Letupan Emosi
EEG Electroencephaloraph
ILE Intensitas Letupan Emosi
KIS Kendala Interaksi Sosial