• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Trust pada Konsumen Pengguna Online Shop Produk Kecantikan di Kalangan Mahasiswi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Trust pada Konsumen Pengguna Online Shop Produk Kecantikan di Kalangan Mahasiswi Universitas "X" Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trust propensity dan perceived trustworthiness yang membentuk trust konsumen terhadap online shop di kalangan mahasiswi. Perceived trustworthiness merupakan persepsi yang dimiliki oleh mahasiswi terhadap online shop sedangkan trust propensity merupakan kecenderungan dari dalam diri mahasiswi untuk percaya terhadap sesuatu. Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi di wilayah Bandung. Pemilihan Sampel menggunkan metode simple random sampling dan sample dalam penelitian ini berjumah 102 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif.

Penelitian ini bersifat kuantitatif, alat pengumpul data berupa kuesioner Trust Propensity dan Perceived Trustworthiness yang diturunkan dari teori Trust Mayer, Davis dan Schoorman (1995) yang masing-masing kuesioner terdiri dari 10 item trust propensity dan 42 item perceived trustworthiness yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan 4 aspek trust (Mayer, Davis dan Schoorman,1995. Data yang diperoleh diolah menggunakan person dengan program SPSS versi 16.0.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat validitas Trust Propensity nilai minimum 0,016 dan nilai maksimum 0,794 dengan rata-rata 0,453, sedangkan untuk Perceived Trustworthiness nilai minimum 0,017 dan nilai maksimum 0,408 dengan rata-rata 0,302. Reabilitas 0,903 dengan kriteria Guilford didapat reabilitas yang tinggi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah mahasiswi memiliki trust yang tinggi ketika berinteraksi dengan online shop karena persepsi mahasiswi atas resiko yang diberikan oleh online shop rendah. Mahasiswi memiliki Trust Propensity yang tinggi dan Perceived Trustworthiness yang tinggi.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha Abstract

This study aims to determine consumer’s trust propensity and perceived trustworthiness form Trust on online shop among college student. The study was conducted on students who are studying in universities arround Bandung with 102 people as the object of study. The design used in this research is descriptive research design.

This study is quantitative, data collection tool in the form of questionnaires and Perceived Trustworthiness Trust propensity derived from the theory of the Trust Mayer, Davis and Schoorman (1995). Each questionnaire consisted of 10 items and 42 items of trust propensity perceived trustworthiness are modified by the researchers based on four aspects of trust (Mayer, Davis and Schoorman, 1995. The data obtained were processed using a person with SPSS version 16.0

Based on statistical data processing, the importance of the validity of the Trust propensity minimum value maximum value of 0.016 and 0.794 with an average of 0.453, while for Perceived Trustworthiness minimum value of 0.017 and a maximum value of 0.408 with an average of 0.302. 0.903 with Guilford reliability criteria obtained high reliability.

The conclusion obtained is a student has a high trust when interacting with an online shop for student perception of risk provided by the online shop low. Student has a high propensity Trust and Perceived Trustworthiness high.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ... .ii

ABSTRAK ………... iii

ABSTRACT………...iv

KATA PENGANTAR ………... ..v

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ………. .. xii

DAFTAR BAGAN ……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……….. 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 10

1.3.1 Maksud Penelitian ………. 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ………... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis ………... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ………... 11

1.5 Kerangka Pemikiran ………... 12

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trust ……… 18

2.1.1 Pengertian Kepercayaan (Trust )…………… 18

2.1.2 Kepercayaan (trust) dalam Berbagai Disiplin Ilmu………. 20

2.1.3 Kepercayaan (trust) pada Online Store……….21

2.2 Trust Antecedents: Perceived Trustworthiness ………23

2.2.1 Perceived Trustworthiness ………...22

2.2.2 Risk Taking In Relationship………..27

2.2.3 Perceived Risk………...27

2.2.4 Outcome ………...28

2.3 Trustor’s propensity to trust or trusting disposition………29

2.4 Online Shopping………31

2.4.1 Karakter Konsumen di Indonesia………...34

2.5 Facebook ………..35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ………37

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ……….37

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian ………38

3.3.2 Definisi Operasional ………..38

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha 3.4.1 Kuesioner

3.4.1.1 Skala Trust Propensity………. 41

3.4.1.2 Skala Perceived Trustworthiness………. 42

3.4.2 Prosedur Pengisian……….. 44

3.4.3 Sistem Penilaian………. 44

3.4.4 Data Penunjang………... 45

3.4.5 Validitas Dan Reliabilitas 3.4.5.1 Validitas Alat Ukur……… 45

3.4.5.1 Reliabilitas………... 45

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ……….... 46

3.5.1 Populasi Sasaran ……….... 46

3.5.2 Karakteristik Populasi……….. 46

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………. 46

3.5.4 Ukuran Sampel………. 47

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Reponden ………..48

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ………..48

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan………49

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian………….50

4.2 Hasil Penelitian ………..50

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Developmental Experience……51

4.2.3 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Type Personality ………. 52

4.2.4 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Cultural Background…………..53

4.2.5 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Ability……….54.

4.2.6 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Benevolance………..55

4.2.7 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Integrity ……….56

4.3 Pembahasan ……… 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 63

5.2 Saran 5.2.1 Saran Teoritis ………. 63

5.2.2 Saran Praktis ……….. 64

DAFTAR PUSTAKA ……….... xv

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Trust Propensity

Tabel 3.2 Blue Print Skala Perceived Trustworthiness

Tabel 3.3 Skala respon untuk pernyataan favorable (+) dan unfavorable (-) Tabel 4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan seberapa sering membeli produk Tabel 4.2.1 Trust Total

Tabel 4.2.2 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Developmental Experience Tabel 4.2.3Tabulasi Silang Antara Trust Dan PersonalityType

Tabel 4.2.4 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Cultural Background Tabel 4.2.5 Tabulasi Silang Antara Trust Dan Ability

(8)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ………..……….. 16

(9)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Kuesioner

LAMPIRAN 2 : Validitas Dan Reabilitas

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Sejak diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat, internet mengalami perkembangan yang luar biasa. Apalagi dengan diperkenalkannya teknologi World Wide Web (WWW), maka semakin menambah sempurnanya teknologi tersebut (McLeod dan Schell, 2004). Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan komputer individual dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya ada enam alasan mengapa teknologi internet begitu populer. Keenam alasan tersebut adalah internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas, dapat mengurangi biaya komunikasi, biaya transaksi yang lebih rendah, dapat mengurangi biaya agency, interaktif, fleksibel, dan mudah, serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat (Laudon dan

Laudon, 2000). Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha bahkan berbelanja. Salah satu fenomena yang ramai saat ini adalah online shop.

Menurut Wasesa, seorang peneliti Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah melakukan perhitungan dan hasilnya terdapat sekitar 25 juta pengguna internet pada tahun 2007. Peningkatan pengguna internet terus meningkat sekitar 25 persen setiap tahunnya. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kemudahan dalam mengendalikan informasi yang berada di tangan publik. Tahun 2008 tercatat ada lebih dari 70 ribu situs, sementara tahun 2009 diperkirakan ada tambahan lima ribu pengguna baru (Antaranews, 2009).

Kemudian perusahaan-perusahaan baru-baru ini mengalami persaingan yang ketat dalam memperebutkan konsumen. Hal ini disebabkan oleh perkembangan information technology (IT) dan globalisasi yang terjadi secara serentak di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan tersebut saling berusaha agar konsumen mau membeli produk-produk yang dihasilkan. Untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan ini, perusahaan harus melakukan inovasi. Inovasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu inovasi terhadap produk yang dihasilkan misalkan menghasilkan produk yang dapat membuat konsumen tertarik dan inovasi dalam model pemasaran produk. Inovasi dalam hal pemasaran salah satu bentuknya adalah pemasaran melalui internet yang lazim disebut sebagai e-commerce atau online shop. Model pemasaran ini ditujukan untuk memudahkan transaksi dan meningkatkan peluang untuk memperoleh konsumen baru pada segmentasi yang lebih luas.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha Jurnal Women and Social Media Study (2009) yaitu sebuah penelitian di Amerika menjelaskan bahwa sebanyak 83 % wanita pada usia 18 – 26 tahun menggunakan media sosial seperti facebook bahkan dari handphone, salah satunya Blackberry. Dalam media sosial (facebook) tersebut mereka tidak hanya membicarakan tentang pendidikan, gosip, bisnis, gaya hidup, fashion, tetapi mereka juga membicarakan tentang shopping. Dua sampai tiga kali dalam seminggu mereka mengakses media sosial (facebook) tersebut.

Seringnya akses media sosial saat ini membuat para konsumen dapat dengan mudah berbelanja online melalui facebook ataupun situs lain yang dianggap sudah cukup efisien, mereka dapat dengan mudah membandingkan antara satu barang dengan barang yang lain dengan mudah seperti dengan album foto dan adanya testimoni pelanggan yang ditampilkan dibawah foto suatu produk. Hal ini akan meyakinkan konsumen terhadap produk yang Anda tawarkan. Semakin banyak testimoni yang memberikan respon positif. Kemudian mereka tidak perlu keluar dari rumah jika ingin membeli barang yang diinginkan serta didukung pula oleh komentar-komentar dari teman yang mengatakan bahwa online shop tersebut telah menjual barang yang berkualitas, sehingga memunculkan keinginan mahasiswa untuk mencoba membeli secara online.

Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti kecenderungan mahasiswa yang suka berbelanja online di facebook yang sebagian besar dikarenakan mahasiswa memiliki akses kecanggihan teknologi internet yang dapat diakses kapan saja melalui media handphone ataupun memakai fasilitas jaringan nirkable/ wi-fi yang dapat membuka berbagai situs jejaring sosial (Facebook,)

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha Jupiter (2006 dalam Swaid & Migand,2009) bahwa mahasiswi merupakan pengguna aktif internet, melihat banyak hiburan dan media dan lebih sering berhubungan dengan bisnis online dibanding pengguna yang lain. Terlebih lagi, mahasiswi oleh keinginan mereka untuk dapat berpenampilan menarik dan ingin menjadi pusat perhatian. Akses internet saat ini tentu meningkat sejalan dengan berlipat gandanya jumlah komputer yang terhubung dengan internet ditempat-tempat strategis, seperti di perguruan tinggi, bahkan saat ini smartphone atau handphone berteknologi canggih yang dapat mengakses internet dimana pun kita berada merupakan ponsel yang umum dipakai oleh mahasiswi. Hal ini tentu akan memudahkan kalangan mahasiswi untuk mengakses berbagai informasi melalui media ini dengan mudah, murah dan cepat.

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil survey awal yang pernah di lakukan melalui wawancara kepada 6 orang mahasiswi yang pernah melakukan pembelian produk kecantikan melalui online shop. Dapat diketahui bahwa 2 orang mahasiswi yang pernah melakukan pembelian produk kecantikan salah satunya ialah cream yang mengandung pemutih, anti aging dan berbagai fungsi lainnya, menyatakan bahwa setelah 2 minggu pemakaian terjadi perubahan sesuai dengan fungsi dari cream tetapi karena lamanya pengiriman, terjadi jeda waktu yang membuat mereka tidak menggunakan cream tersebut dan ternyata kulit mereka berubah menjadi penuh dengan jerawat dan menimbukan bekas-bekas. Untuk melakukan complain pada penjual pun tidak mendapat respon yang baik seperti menghindar ketika dihubungi, mengatakan bahwa efek tersebut adalah salah satu dari pengelupasan kulit dan mengatakan bahwa banyak orang yang cocok dengan penggunaan cream tersebut.

1 orang mahasiswi pernah mengkonsumsi obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan berat badan, berguna untuk kesehatan, kecantikan dan anti oxidant tinggi. Karena manfaat yang penting juga harganya lebih murah dibandingkan dengan membeli supplement di apotik. Akhirnya ia membeli secara online dan mengkonsumsi sesuai aturan yang tertera namun di hari ke 5 ia mengalami sulit tidur, jantung Berdebar, sedikit sesak napas, bibir kering dan cepat merasa haus, dan susah buang air besar.

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha setelah pemakaian produk ataupun barang yang diinginkan tidak sama dengan yang dipilih ketika melakukan pembelian.

Beragam merek dan harga kosmetik menjadi sangat mudah ditemukan di pasaran apalagi saat ini hanya dengan membuka internet kita dapat menemukan produk kecantikan yang dicari tanpa harus berkutat dengan kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi tak jarang juga terdengar cerita-cerita miring seputar produk kosmetik. Dari yang keluhan alergi, iritasi sampai terjadinya kerusakan jaringan kulit akibat pemakaian produk kosmetik apalagi jika membeli dengan cara online tentu saja membuat resiko semakin tinggi.

Oleh karena itu dalam berbelanja melalui online shop, kepercayaan (Trust) diangap penting untuk mengubah pengunjung menjadi pembeli. Hal ini dikarenakan proses interaksi antara penjual dan pembeli yang tidak bertemu secara langsung seperti halnya transaksi secara konvensional dan hanya diperantai oleh website (Fitzsimmons 2004). Ketika melakukan transaksi online. costumer harus mempercayai peraturan atau janji yang diberikan oleh penjual online. Contohnya konsumen tidak mengetahui apakah barang yang di order akan berubah atau persis seperti yang mereka inginkan (Garbarino dan Strahilevitz, 2004; Nitse et al, 2004).

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha hacker (Belanger et al, 2002;. Garbarino dan Strahilevitz, 2004;. Jarvenpaa et al, 2000) lingkungan online memiliki banyak kemungkinan untuk terjadinya penipuan (Grazioli dan Wang,2001) customer pada umumnya ingin mengetahui sebelum membeli apakah toko online tertentu dapat dipercaya atau tidak.

Jika ditinjau dari kelebihan-kelebihan dan kemudahan serta resiko-resiko yang diusung oleh online shop. Hal ini tentunya menimbulkan keragu-raguan dan rasa ketidakpercayaan dari konsumen untuk melakukan transaksi secara online. Beberapa hal resiko seperti yang telah dijelaskan sebelumnya akan mempengaruhi tingkat persepsi tentang kepercayaan konsumen khususnya mahasiswa terhadap online shop. Jika mahasiswa merasakan tingkat kepercayaan lebih tinggi dibandingkan dengan perasaan mereka atas resiko yang harus mereka tanggung maka mereka akan menjalin hubungan dengan online shop, terjalinnya hubungan mahasiswa dengan online shop bisa berupa ketertarikan, intesi dan perilaku pembelian secara online ( Amrose & Johnson, 1998).

Dengan adanya resiko yang harus diterima konsumen online shop maka kepercayaan didefinisikan secara umum sebagai kerelaan untuk bergantung pada situasi yang beresiko (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995; Rousseau, Sitkin, Burt, & Camerer, 1998), Mayer, Davis & Schoorman (1995) membedakan Trust menjadi dua macam yaitu trust sebagai “a situation state” yaitu Perceived Trustworthiness dan Trust sebagai

sebuah variabel personality (kepribadian) yaitu Trust propensity (dalam Colquitt et al, 2007). Trust propensity merupakan kecenderungan seseorang untuk percaya.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha penting terhadap trustor (orang yang mempercayai), terlepas dari kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan pihak lain tersebut. Trust dalam hal ini melekat dalam diri masing-masing individu dan tiap individu memiliki tingkat Trust Propensity yang berbeda-beda. Trust propensity tergantung pada developmental experience, personality type dan cultural background.

Berbeda hal nya jika Trust dikonseptualisasikan sebagai state. Dalam hal ini Trust berfokus pada atribut yang dimiliki oleh pihak yang dipercayai (trustee). Trust yang digambarkan oleh Mayer, Davis dan Schoorman (1995) sebagai fungsi dari empat faktor yaitu: ability (kemampuan), benevolence (kebaikan), integrity (integritas), dan the trustor’s propensity. Ability, benevolence dan integrity merupakan karakteristik persepsi

yang dimiliki oleh trustee, sementara trustor’s propensity merupakan karakteristik yang dimiliki oleh trustor. Karakteristik-karakteristik tersebut bukan level-level yang aktual (pasti),akan tetapi level tersebut merupakan hasil persepsi yang dirasakan oleh trustor.

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha membeli sedangkan 2 subjek wanita cukup dengan melihat produk yang diinginkan saja dan melihat kelebihan serta kekurangan produk.

Dilihat dari Trust Propensity 2 orang subjek wanita dari 5 subjek yang ada mengatakan mereka baru akan percaya jika sudah terbukti kemanan dan kemiripan dengan produk yang ada hal ini mereka lihat dari komentar orang yang pernah membeli di toko online tersebut (developemental experience dam cultural background) sedangkan untuk 3 orang subjek wanita lainnya mereka akan langsung percaya karena melihat produk serta komunikasi yang berjalan dengan pengusaha online shop (type personality).

Berdasarkan gambaran aspek trust propensity dan aspek perceived trustworthiness yang membentuk trust dapat dikatakan bahwa mahasiswi memiliki kecenderungan untuk percaya jika aspek-aspek yang ada dapat dipersepsi positif oleh mahasiswi dan mendukung kecenderungan dari dalam diri mahasiswi untuk percaya.

Melihat hasil survey yang bervariasi diatas, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai gambaran Trust kosumen online shop dikalangan mahasiswa berdasarkan teori Mayer, Davis dan Schoorman (1995), Dengan melihat permasalahan dan fakta-fakta yang ada maka, dapat diukur bagaimana tingkat trust mahasiswa terhadap online shop sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai perceived trustworthiness dan Trust Propensity konsumen online

1.2 Identifikasi Masalah

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud Dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Memperoleh gambaran Trust yang terdiri dari Perceived Trustworthiness dan Trust Propensity pada konsumen online shop di kalangan mahasiswa Universitas X Bandung yang merupakan konsumen pengguna online shop

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai trust propensity dan perceived trustworthiness konsumen terhadap online store di kalangan mahasiswa dan faktor- faktor yang mempengaruhi mahasiswa baik secara internal maupun eksternal.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Sebagai sumbangan usaha dalam mengembangkan teori psikologi khususnya yang terkait dengan Psikologi Industri dan Organisasi tentang perilaku konsumen

2. Sebagai infomasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai perceived trustworthiness

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Informasi dari penelitian ini dapat berguna bagi pengusaha yang bergerak dalam bidang online shop untuk menentukan strategi pemasaran

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi mahasiswi pengguna online shop untuk dapat mencegah kerugian dalam pembelian

seperti mengenali kedalam diri mahasiswi mengenai developmental experience, type personality dan cultural background ketika melakukan pembelian

1.5. Kerangka Pemikiran

Mahasiswi merupakan salah satu segmen yang potensial dalam pasar maya, kalangan mahasiswi merupakan pihak yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dikuatkan oleh keinginan mereka untuk dapat berpenampilan menarik dan ingin menjadi pusat perhatian. Terlebih lagi, mahasiswi merupakan generasi muda yang mempunyai energi, kemauan dan kemampuan untuk belajar sesuatu yang baru dan keinginan maju serta rasa ingin tahu yang sangat besar. Akses internet saat ini tentu meningkat sejalan dengan berlipat gandanya jumlah komputer yang terhubung dengan internet di tempat-tempat strategis seperti kantor, tempat hiburan dan perguruan tinggi bahkan saat ini smartphone atau handphone berteknologi canggih yang dapat mengakses internet dimana pun kita berada merupakan ponsel yang umum dipakai mahasiswi. Hal ini tentu akan memudahkan kalangan mahasiswi untuk mengakses berbagai informasi melalui media ini dengan mudah, murah dan cepat.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha lain. Trust ditentukan menjadi dua macam yaitu trust sebagai “a situation state” yaitu perceived trustworthiness dan trust sebagai sebuah variabel personality (kepribadian) yaitu trust propensity (Colquitt et al,2007).

Trust propensity merupakan suatu keinginan dari dalam diri untuk mempercayai orang lain. Trust propensity akan mempengaruhi seberapa besar kepercayaan seseorang terhadap pihak online shop sebelum melihat data yang yang tersedia dari online shop. Mayer et al,1995;Kim et al,2001 memperkenalkan konsep propensity to trust yaitu, “a stable within party factor that will affect the likehood the party will trust.” (salah satu faktor stabil yang mungkin mempengaruhi

suatu pihak untuk percaya). Trust Propensity tergantung pada Developmental Experience yaitu pengalaman yang didapat oleh konsumen yang melakukan interaksi dengan online shop, type personality yaitu penilaian mengenai kepercayaan diri sendiri terhadap seseorang atau suatu hal, Cultural Background yaitu penilaian dari dalam diri mengenai kepercayaan yang diberikan lingkungan yang akan berpengaruh terhadap individu tersebut untuk memberikan kepercayaan terhadap orang lain atau suatu hal. Ketiga hal tersebut akan bervariasi bagi setiap individu dan akan memiliki kecenderungan yang bervariasi pula dalam memberikan trust propensity (Mayer et al,1995;Kim et al,2001).

Kemudian trust sebagai “a situation state” yaitu perceived trustworthiness, dalam hal ini

perceived trustworthiness bukanlah sesuatu yang melekat dalam diri individu melainkan hasil persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap trustee (pihak yang dipercaya, dalam hal ini adalah online shop). Mayer, Davis dan Schoorman (1995) membagi karakteristik dari perceived trustworthiness menjadi tiga komponen yaitu: ability, benevolence dan integrity.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha atas kemampuan yang dimiliki oleh online shop berupa pengolahan data, keamanan data selama pengiriman dan penyimpanan data serta kemampuan dalam menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu.

Benevolance (kebajikan) merupakan sejauh mana penjual online shop diyakini atau dipersepsi ingin berbuat baik untuk konsumen, selain dari motif keuntungan antara lain kesetiaan, keterbukaan, kepedulian atau dukungan. Integrity (integritas) merupakan persepsi konsumen mengenai tingkat integritas dari penjual online shop secara umum dibentuk oleh pengetahuan dari pengalaman sebelumnya seperti konsistensi antara tindakan yang dijanjikan dan referensi dari pihak yang credible.

Trust bukan merupakan level yang aktual atau pasti, akan tetapi level tersebut merupakan hasil dari Perceived trustworthiness dan Trust Propensity. Trust dapat dipengaruhi oleh perceived risk yang dirasakan oleh mahasiswi terhadap online shop. Mengenai perceived risk, penelitian yang pernah dilakukan oleh (Akaah&Korganonkar,2006) mengidentifikasikan bahwa jika konsumen merasakan adanya resiko yang lebih besar ketika melakukan pembelian melalui internet. Khususnya jika konsumen memikirkan tentang kemungkinan terjadinya penipuan dan kehilangan serta konsekuensi ketika barang tersebut hilang. Konsumen juga khawatir mengenai kebenaran dari penawaran di dalam online shop dan ketidakmungkinan melakukan pengecekan barang secara langsung(Chaudhri&Holbrook,2006). Peter and Ryan (1976) berpendapat bahwa secara umum perceived riks terdiri dari 2 komponen yaitu terkait dengan ketidakpastian atau kemungkinan untuk hilangnya suatu barang dan konsekuensi ketika barang yang dianggap penting itu hilang yang akan mempengaruhi trust.

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha perasaan mereka atas resiko yang harus mereka tanggung maka mereka akan menjalin hubungan dengan pihak online shop. Sebaliknya jika konsumen merasakan tingkat kepercayaan lebih rendah (unfavorable) dibandingkan dengan perasaan mereka atas resiko yang harus mereka tanggung maka mereka tidak akan menjalin hubungan dengan pihak online shop dan akan kembali ke siklus sebelumnya untuk melihat kembali trust seperti apa yang dibutuhkan oleh konsumen agar memunculkan suatu perilakuMayer, Davis dan Schoorman (1995).

(24)

15

(25)

60 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dicantumkan peneliti pada bagian sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pada responden mahasiswi sebagian besar memiliki trust tinggi

2. Pada responden sebagian besar mahasiswi memiliki perceived trustworthiness dan trust propensity yang tinggi

3. Aspek perceived trustworthiness yang tinggi adalah ability dari online shop 4. Aspek trust propensity yang tinggi adalah Developmental Experience

5. Aspek-aspek perceived trustworthiness yang paling berkaitan adalah integrity artinya konsistensi antara tindakan yang diberikan dengan tindakan yang telah dijanjikan, dan referensi dari pihak lain yang kredibel (konsumen lain atau organisasi)

6. Sebagian besar mahasiswi yang mempersepsi trust tinggi akan memiliki resiko yang lebih rendah.

5.2 Saran Teoritis

(26)

61

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai Trust ada baiknya

memperhatikan waktu dalam pengambilan data seperti tidak melakukan pengambilan data sebelum liburan kuliah.

3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai Trust ada baiknya memasukan data penunjang seperti dalam 1 bulan berapa kali konsumen membeli produk

4. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai Trust ada baiknya memperluas kriteria penelitian tidak terbatas pada produk kecantikan saja tetapi produk-produk yang lain agar terlihat perbedaan trust antara satu produk dengan produk lainnya.

5.2.1 Saran Guna Laksana

1. Disarankan kepada pengusaha online shop yang sudah berkembang seperti memiliki pembeli tetap untuk meningkatkan aspek integrity yaitu kesamaan antara barang yang dijual dengan barang yang akan dibeli termasuk manfaatnya secara aktual.

(27)

62

Universitas Kristen Maranatha 3. Disarankan bagi pengusaha online shop untuk mentargetkan konsumen

(28)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Azy. B.2008. Theory,Reasearch,Application. Psychological Aspect of Cyberspace Buttner, B. O. & Goritz, A. S. (2008). Perceived Trustworthiness of Online Shops.

Journal of Consumer Behavior. Germany: John Wiley & Sons Ltd.

Colquitt, J.A., Scott, B.A. & LePine, J.A. (2007). Trust, trustworthiness, and trust propensity: A meta-analytic test of their unique relationships with risk taking and job performance. Journal of applied psychology. 92 (4), 909-927.

Diah, Meilanasari.2011. Analisis Deskriptif Trust Propensity Dan Perceived Trustworthiness Pada Konsumen Online Store Di Kalangan Mahasiswa. Skripsi. Surabaya:Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Wiedenfels.G.2008. An Analysis Of Trust Drivers, the Relevance for Purchase Intentions, and the Moderating Effect of Product or Service Qualities. Trust of Potential Buyer in New Entrepreneurial Ventures.

(29)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Cheung,Lee. 1999. An Integratif Model Of Consumer Trust In Internet Shopping. The Wall Street Journal Interactive . (Online).

(http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1229&bih=483&q=consumer+behavio

ur+consept+pada+Ecommerce&aq=o&aqi=&aql=&oq=&fp=426d6567f25aef eb, diakses 15 September 2011)

Christy,Matheww. Trust in Internet Shopping: A Proposed Model and Measurement Instrument. Department of Information Systems, City University of Hong

Kong.(Online).(http://www.google.co.idpaws.kettering.edu/~aborcher/article s/138.PDF. diakses 15 september 2011)

Gendis Tunjungsari, Harlina Nurtjahjanti, Imam Setyawan. Correlation between perception of fashion product quality and purchasing intention via website on the students of psychology faculty, diponegoro university (Studies on female student who have never bought fashion products via website)

(http://eprints.undip.ac.id/24656/1/jurnal_Gendis1.pdf diakses 20 februari

2011)

Kerianne Marshall. 2009. Online Product Presentation and Perceived

Trustworthiness: The Moderating Role of Gender. The thesis. Oregon State University.(Online).(www.google.co.idir.library.oregonstate.edu/.../MarshallKer ianne, diakses 15 september 2011)

Matthias,Axel,Eike,Liudmila,Stefani, Jan Marco. 2010.

Towards a Formative Measurement Model for Trust (Online).(domino.fov.uni-mb.si/...nsf/.../05_Sollner.pdf, diakses 15 September 2011)

Mayer,Davis,Schoorman.1995. Figure Proposed Model Trust.

Overzicht Modellen,715 (Online) (www. Google.com, diakses 15 september2011)

Nielsen Global Online Consumer Survey. (2009) Diakses pada tanggal 30 februari 2011 dari http://sg.nielsen.com/site/20090724.htm

(30)

xvii Universitas Kristen Maranatha Pakar bisnis online.(2010). Bisnis Online di Indonesia sangat Prospektif. Diakses

pada tanggal 20 September 2010 dari

http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/07/bisnis-online-di-indonesiasangat.html

Shahriar Akter, John D’Ambra, and Pradeep Ray.2003. Trustworthiness in mHealth Information Services:An Assessment of a Hierarchical Model with Mediating and Moderating Effects Using Partial Least Squares (PLS).(Online)

(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/asi.21442/full, diakses 15

september 2011)

Referensi

Dokumen terkait

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai/Staf di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Seperti terbatasnya infokus dan sumber belajar yang digunakan hanya LKS (Lembar Kerja Siswa) dan buku paket yang dimiliki oleh guru geografi saja. Dengan

Studi Daur Ulang Limbah Cair Fermentasi 1!:tanol yang Berbahan Baku Molase dengan Teknologi Membran. Yuliani Aisyah

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan salah satu pajak yang paling sering berhubungan langsung dengan masyarakat, khususnya para pegawai.Metode Gross Up adalah

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kemandirian belajar pada siswa kelas

Model sebaliknya ditunjukkan oleh model persamaan regresi antara jarak dengan pH air yang terjadi akibat penambahan larutan tawas, dimana semakin semakin jauh

Four gradient based nonlinear least squares methods (Trust region, Trust region dogleg algorithm, Levenberg-Marquardt, and Quasi-Newton line search method) and

biasa menarik napas tiga kali di