• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Sosial Cerebral Palsy.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Sosial Cerebral Palsy."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

iii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ………..……. iii

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR TABEL ………..…… viii DAFTAR ISTILAH ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah ……… 1

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup ……… 2

1.2.1 Permasalahan ………. 2

1.2.2 Ruang Lingkup ……….. 2

1.3 Tujuan Perancangan ………... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ………. 2

(2)

iv BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi ……… 5

2.1.1 Tujuan Komunikasi ………..……….……… 5

2.1.2. Model Komunikasi ……….……….. 6

2.2 Komunikasi Massa ……….………… 9

2.2.1 Proses Komunikasi ……… 9

2.3 Kampanye ………. 10

2.3.1 Jenis Kampanye ………... 10

2.3.2 Strategi Komunikasi dalam Kampanye ………... 11

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ……….. 12

3.1.1 Klinik Rehabilitasi Medik „Setia Medika‟……….. 12

3.1.2 Ikatan Dokter Indonesia ..……… 15

3.1.2 Data Kuesioner ……… 17

3.1.3 Data Mengenai Penderita Cerebral Palsy ………... 18

3.1.4 Hasil Wawancara ………. 19

3.1.4.1 Wawancara dengan dr. Yenny Lindoyo, SpRM (Klinik Rehabilitasi Medik „SETIA MEDIKA‟)……….. 19

3.1.4.2 Wawancara dengan SR. Theresia Paba Alma (Panti Asuhan Bhakti Luhur) ………... 20

3.1.4.3 Wawancara dengan dr. Hana Ratnawati, M.Kes ………... 21

3.1.4.4 Wawancara dengan Terapis di Bhinneka Inclusive School ………... 22

3.1.4.5 Wawancara dengan dr. Dedeh Supantini Jahja, Sp.S………….….… 23

3.1.4.6 Wawancara dengan dr. Sarah Suzanna ………... 23

3.1.5 Tinjauan terhadap Proyek Sejenis ………... 23

3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ………. 24

3.2.1 Data ……….……….... 24

(3)

v

3.2.1.2 Etiologi ………. 25

3.2.1.3 Gejala Klinis ………. 26

3.2.1.4 Klasifikasi ………. 31

3.2.1.5 Pengobatan ………... 32

3.2.1.6 Diagnosis ……….. 32

3.3 Fakta ……….. 33

3.3.1 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)……….. 34

3.3.2 Analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning) ………..…….. 34

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………. 36

(4)

vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..……….… 53

5.2 Saran ……….… 54

(5)

vii

DAFTAR TABEL

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Logo Klinik Rehabilitasi Medik Setia Medika ……….. 12

Gambar III.2 Logo IDI ………. 15

Gambar III.3 Hasil Kuesioner Pengetahuan masyarakat terhadap Cerebral Palsy …….. 17

Gambar III.4 Hasil Kuesioner seberapa pentingnya Cerebral Palsy disosialisasikan …. 18 Gambar III.5 Event yang diadakan KOACI……… 24

Gambar III.6 Seminar di Bandung ………...……… 24

Gambar III.7 Bentuk spastisitas pada jari ……… 27

Gambar III.8 Letak kelumpuhan ………..……… 27

Gambar III.9 Letak kelumpuhan ……….. 28

Gambar IV.1 Logo Kampanye ………. 41

Gambar IV.2 Serial Poster Tahap Awareness 1 ………... 42

Gambar IV.3 Serial Poster Tahap Awareness 2 ………... 43

Gambar IV.4 Serial Poster Tahap Awareness 3 ………... 44

Gambar IV.5 Serial Poster Tahap Awareness 4 ………... 45

Gambar IV.6 Poster dan iklan majalah sebelum tahap Informing ………... 46

Gambar IV.7 Poster pada tahap reminding ……….. 47

Gambar IV.8 X-banner pada tahap informing ………. 48

(7)

ix

DAFTAR ISTILAH

 Adduksi: gerakan mendekati tubuh

 Abduksi: gerakan menjauhi tubuh

 Anoksia: keadaan saat bayi tidak mendapatkan oksigen, yang dapat terjadi pada saat kelahiran bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelvik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan bedah caesar

 Asfiksia: keadaan saat bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.

 Benzodiazepine: obat penenang

 Bilirubin: zat yang terbentuk sebagai akibat dari proses pemecahan hemoglobin (zat merah darah) pada system RES dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi di liver, dan akhirnya diekskresi (dikeluarkan) oleh liver ke empedu, kemudian ke usus.

 Diazepam: biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan narkoba. Diazepam disebutkan termasuk dalam golongan psikotropika, nama dagangnya antara lain valium. Indikasinya sebagai obat anti cemas, sedatif-hipnotic, dan obat anti kejang. Efek sampingnya, pada pemakaian kronik dapat menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga, menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan reaksi.

 Diplegi: tipe dari cerebaral palsy yang mengenai tungkai dimana ektremitas atas lebih ringan dari pada ektremitas bawah.

(8)

x

 Distosia: persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu lambatnya kemajuan persalinan.

 Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan.

 Encephalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.

 Eksorotasi: gerakan rotasi ke luar.

 Endorotasi: gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi).

 Flaksid: keadaan lunglai

 Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan.

 Gerakan involunter (GI): suatu gerakan spontan yang tidak disadari, tidak bertujuan, tidak dapat diramalkan dan dikendalikan oleh kemauan, bertambah jelas waktu melakukan gerakan volunter atau dalam keadaan emosi dan menghilang waktu tidur.

 Gestasi: umur kehamilan

 Hemiparese spastik: gangguan pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis).

 Heterogen: terdiri atas berbagai unsur yg berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam

 Heuristik: seni dan ilmu pengetahuan dari penemuan. Kata ini berasal dari akar yang sama dalam bahasa Yunani dengan kata "eureka", berarti 'untuk menemukan'. Suatu heuristik untuk masalah yang diberi adalah cara menujukan perhatian secara berhasil sampai pemecahan.

 Hipoksia: kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.

(9)

xi

Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25-50% pada bayi yang lahir cukup bulan. Tapi juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain.

 Impramin: merupakan suatu senyawa derivat dari dibenzazepin yang karena struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik. Bersama Amitriptilin obat ini obat ini paling banyak digunakan untuk terapi depresi dan dianggap sebagai pengganti penghambat MAO (Monoamin Oksidase) yang tidak banyak digunakan lagi. Obat ini telah dibuktikan dapat mengurangi keadaan depresi, terutama depresi endogenik dan psikogenik.

 Isomorfisme: hubungan satu-satu antara unsur dan operasi suatu sistem di satu pihak dengan unsur dan operasi di satu pihak dengan unsur dan operasi sistem lainnya di lain pihak.

 Klonus: tanda fisik yang terjadi pada pergelangan kaki ketika terjadi pemeriksaan secara tiba-tiba melakukan dorsofleksi secara bergantian dan ritmis.

 Komprehensif: "lengkap" atau mencakup semua hal yang diperlukan.

 Neurologi: cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraf.

 Parsial: berhubungan atau merupakan bagian dari keseluruhan.

 Partus: janin

 Pengobatan kausatif: menggambarkan suatu upaya pengobatan yang berfokus pada ”sebab” seperti menemukan sumber infeksi pada gangguan medis ataupun menemukan sumber cemas pada gangguan emosional.

 Pengobatan simtomatik: berfokus pada “akibat” seperti menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada gangguan medis dan menghilangkan rasa cemas, gelisah ataupun takut pada gangguan emosional / hambatan pribadi.

(10)

xii

 Plasenta previa: plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). secara harfiah berarti plasenta yang implantasinya (nempelnya) tidak pada tempat yang seharusnya, yaitu dibagian atas rahim dan menajuhi jalan lahir.

 Postnatal: waktu penyembuhan untuk kembali kepada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru dari selesai persalinan sampai kira-kira 6 minggu tetapi alat genital baru pulih setelah 3 bulan persalinan.

 Pronasi: gerakan menelungkupkan.

 Redundansi adalah penggunaan unsur-unsur segmental secara berlebihan dalam suatu ujaran.

 Refraksi (atau pembiasan): dalam optika geometris didefinisikan sebagai perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya percepatan.

 Retardasi mental: keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.

 Strabismus: suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak searah. Strabismus merupakan suatu kelainan posisi bola mata dan bisa terjadi pada arah atau jauh penglihatan tertentu saja, atau terjadi pada semua arah dan jarak penglihatan.

 Supinasi: gerakan menengadahkan tangan.

(11)

1 gangguan neurologik kronik yang berwujud gangguan kontrol gerakan, muncul pada awal kehidupan dengan latar belakang penyakit yang non-progresif. Gangguan neurologik ini menyebabkan cacat menetap (Hartono, 2004).

Cerebral Palsy (CP) pertama kali diperkenalkan oleh William John Little pada tahun 1843. Di Indonesia, prevalensi penderita CP diperkirakan sekitar 1-5 per 1000 kelahiran hidup. Laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan seringkali terdapat pada anak pertama. (Soetjiningsih, 1995). CP belum banyak diketahui oleh masyarakat karena masih kurangnya sosialisasi penyakit ini sehingga orang tua yang memiliki anak Cerebral Palsy tidak tahu apa yang harus mereka lakukan terhadap anak Cerebral Palsy bahkan ada orang tua yang tidak tahu atau malu dengan anaknya yang Cerebral Palsy sehingga akhirnya orang tua tersebut hanya “menyimpan” anaknya di rumah saja tanpa melakukan upaya apapun.

Dengan melihat akibat yang ditimbulkan Cerebral Palsy, penulis merasa perlu mengangkat permasalahan ini karena CP tidak dapat disembuhkan dan akan diderita seumur hidup.

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Setelah mengetahui latar belakang dan melalui proses identifikasi masalah, disimpulkan sebagai berikut:

1.2.1 Permasalahan

1. Bagaimana menciptakan kampanye sosial yang efektif untuk menginformasikan Cerebral Palsy?

2. Bagaimana mengajak orang tua agar mau terus mendukung secara langsung anaknya yang Cerebral Palsy?

3. Bagaimana mengingatkan orang tua bahwa anak Cerebral Palsy

membutuhkan perhatian yang lebih dan menuntut kesabaran yang lebih dari orang tua?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas untuk masalah ini adalah dengan melakukan riset dan menciptakan karya visual yang bersifat informatif dan persuasif kepada masyarakat. Tujuannya adalah mengenalkan Cerebral Palsy dan menumbuhkan rasa kepedulian orang tua untuk selalu mendukung anaknya yang Cerebral Palsy. Pendekatan yang dilakukan mencakup wilayah Bandung dan sekitarnya dengan berfokus pada masyarakat yang berumur 25-35 tahun dari kalangan menengah ke atas dengan tingkat pendidikan sarjana.

1.3Tujuan Perancangan

1. Mengajak orang tua untuk mau mendukung anaknya yang Cerebral Palsy

secara langsung.

2. Mengingatkan orang tua bahwa anak Cerebral Palsy membutuhkan perhatian yang lebih dan menuntut orang tua untuk lebih bersabar dalam menghadapi anaknya yang Cerebral Palsy.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

Asuhan Alma di Jalan Kopo untuk melakukan observasi terhadap penderita

Cerebral Palsy. 2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi pada buku, jurnal dan internet. Referensi digunakan sebagai pedoman untuk memahami pokok permasalahan sehingga penulis dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah yang diangkat.

3. Wawancara

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan

Kampanye Sosial Cerebral Palsy

Latar Belakang

Cerebral Palsy adalah gangguan motorik yang tidak dapat disembuhkan dan akan diderita seumur hidup.

Permasalahan

Orang tua yang kurang terlibat untuk mengurus anaknya secara langsung dan perlunya kesabaran yang lebih

dalam menangani anak CP

Pemecahan Masalah

Merancang kampanye sosial mengenai Cerebral Palsy serta yang bersifat informatif dan persuasif.

Identifikasi Awal Kampanye

Strategi Komunikasi Strategi Kreatif

Target: orang tua dengan batasan usia Kampanye menggunakan perspektif anak

antara 25-35 tahun yang membutuhkan dukungan orang tua

Golongan: menengah ke atas untuk bisa menjalani masa depannya.

Tujuan Akhir

Masyarakat mendapat informasi mengenai Cerebral Palsy dan orang tua mau mendukung secara langsung

(15)

53

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setiap orang berhak untuk menciptakan sebuah harapan bahkan anak yang fisiknya tidak sempurna sekalipun dan menjadi kewajiban orang tualah untuk membantu anaknya meraih harapannya. Seorang anak CP sangat membutuhkan dukungan orang tuanya agar anak tersebut memiliki kehidupan yang lebih baik karena mereka tidak dapat berjuang sendirian. Anak yang terlahir dalam keadaan

CP bukanlah anak yang terkutuk. Mereka adalah karunia Tuhan yang wajib dijaga dan dirawat orang tua. Terkadang memang sulit ketika diperhadapkan dengan hal semacam ini. Tapi sudah banyak penderita CP yang dapat sukses walaupun dengan keadaan fisik yang tidak sempurna. Masa depan penderita CP dapat menjadi lebih baik jika orang tua tidak menyerah dengan keadaan anaknya. Perjuangan orang tua dan anak CP dapat menciptakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang dengan anak yang terlahir normal.

(16)

54

Universitas Kristen Maranatha

5.2Saran

Dalam Tugas Akhir ini, penulis masih harus berusaha lagi untuk mengkampanyekan Cerebral Palsy kepada masyarakat dengan status sosial menengah ke bawah. Ada banyak hal yang menjadi hambatan sehingga perlu pemikiran yang lebih baik lagi agar hal ini bisa terlaksana karena mengingat pendidikan pada masyarakat tersebut tidak tinggi sehingga konsep visual yang digunakan pun harus disesuaikan sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan dengan baik dan dapat mengubah pola pikir masyarakat. Inti dari kampanye ini adalah jangan pernah menganggap bahwa anak yang terlahir CP

(17)

KAMPANYE SOSIAL CEREBRAL PALSY

SG 402 | MDKV 6 | Tugas Akhir | Semester Genap 2010/2011

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Strata 1 (S1)

Oleh Jessica Adryani

(0764135)

Pembimbing

Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds Hendra Setiawan, BFA, MA.

S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(18)

LEMBAR PENGESAHAN

Kampanye Sosial Cerebral Palsy

Dengan ini, saya menyatakan bahwa isi CD-Rom Laporan Penelitian sama dengan hasil revisi akhir.

Bandung, 20 Juni 2011

(Jessica Adryani ) 0764135

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds Hendra Setiawan, BFA, MFA NIK: 640001 NIK: 640003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

(19)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini N a m a : Jessica Adryani

N R P : 0764135

Fakultas / Jurusan : Seni Rupa dan Desain / Desain Komunikasi Visual

menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya.

Demikianlah pernyataan ini saya buat.

Bandung, 20 Juni 2011

(20)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

N a m a : Jessica Adryani

N R P : 0764135

Fakultas / Jurusan : Seni Rupa dan Desain / Desain Komunikasi Visual

Dengan ini, saya menyatakan bahwa

1). Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti noneksklusif ( Non-Ekslusive Royalti-Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul

“Kampanye Sosial Cerebral Palsy”.

2). Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

3). Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandung, 20 Juni 2011 Yang menyatakan,

(21)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagai prasyarat kelulusan Program Studi S1 Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Banyak rintangan dan kendala yang cukup berarti selama pembuatan Tugas Akhir terutama pada saat pengumpulan data berupa observasi yang membutuhkan kesabaran dan kebesaran hati penulis dalam menghadapinya.

Dalam menghadapi masalah saat pembuatan Tugas Akhir penulis sangat bersyukur karena ada banyak pihak yang telah sangat membantu penulis. Karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Gai Suhardja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

2. Ibu Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds, selaku Kepala Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Maranatha sekaligus dosen pembimbing 1 penulis.

3. Bapak Hendra Setiawan, BFA, MA, selaku Koordinator Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Maranatha sekaligus dosen pembimbing 2 penulis.

4. dr. Yenny Lindoyo, SpRM, selaku pimpinan Klinik Rehabilitasi Medik Setia Medika yang telah sangat membantu penulis dalam hal pengumpulan data berupa studi pustaka dan observasi.

(22)

6. Orang Tua penderita Cerebral Pasly yang tidak dapat disebutkan namanya karena sudah mau diwawancarai dan mengijinkan penulis untuk melakukan dokumentasi terhadap anaknya serta mengajarkan penulis tentang arti sebuah penerimaan secara ikhlas terhadap karunia yang sudah diberikan oleh Tuhan.

7. Para responden yang sudah memberikan waktunya untuk mengisi kuesioner.

8. Keluarga penulis yang sudah sangat mendukung penulis dalam doa, tenaga, pikiran dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Yovina Kristiani, ST, dan Geinisa Piszarati sahabat yang sudah sangat mendukung penulis dalam banyak hal.

10.Albert Adryanto, ST, kakak penulis yang membantu penulis dalam hal dokumentasi dan pembuatan visual Tugas Akhir, serta teman-teman seperjuangan yang selalu saling memberikan semangat.

11.Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih ada kekurangan pada beberapa hal karena itu penulis dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran yang dapat membantu kesempurnaan laporan ini.

Harapan penulis semoga setiap orang yang membaca laporan ini mendapatkan informasi yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Bandung, 5 Juni 2011

(23)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Makam, Soemarmo. 1992. Penuntun Neurologi. Bina Rupa Aksara Tecklin, Jan S. Pediatric Physical Therapy. The Point

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu Kesehatan Anak.

Corwin, J Elizabeth. Patofisiologi. EGC Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. www.ayahbunda.co.id

www.detikhealth.com www.emedicine.com

www.news-medical.net/health/Cerebral-Palsy-Treatment.aspx www.pediatrik.com

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari sirsak dengan ekstrak daun sambung nyawa memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap aktivitas antioksidan, kadar abu,

Struktur APBD Kota Bandung sebagaimana mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri dari: (1) Pendapatan Daerah;

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa, dijelaskan peningkatan rata – rata

[r]

Pemilihan peroksida adalah berdasarkan beberapa perkara yang perlu diambil kira seperti, tekanan yang akan digunakan semasa proses penghasilan komposit, ketebalan dan saiz

Pembesaran pada kelenjar prostat yang dapat menyumbat aliran urin yang seringd. terjadi umumnya

Mereka orang-orang beriman (mukmin) yang kadar kecintaannya kepada Allah sangatlah besar melebihi dari segalanya (asyaddu ḥubbān lillāh), seperti mereka memberikan

Pendidikan kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas Tompaso sudah terlaksana lewat penyuluhan kesehatan (PHBS dan pencegahan penyalahgunaan Napza) kepada siswa SMP