• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PUSKESMAS PADA SMP NEGERI 2 TOMPASO DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PUSKESMAS PADA SMP NEGERI 2 TOMPASO DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PUSKESMAS PADA SMP NEGERI 2 TOMPASO DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Davit Tandayu*, Chreisye K. Mandagi*, Angela Kalesaran* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik mempunyai Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Perilaku siswa yang tidak sehat yang dapat menyebabkan keterjerumusan pada penggunaan Napza. Data dari Sulawesi Utara menunjukan bahwa kalangan yang paling mendominasi penggunaan Napza adalah pelajar SMP (37%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas program UKS Puskesmas pada SMP Negeri 2 Tompaso dengan tinjauan khusus pada pencegahan penyalahggunaan Napza.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Puskesmas Tompaso pada bulan Agustus - September 2016. Informan dalam penelitian ini diambil dari pihak puskesmas Tompaso berjumlah 2 orang dan 2 orang dari pihak sekolah yang terlibat dalam penyelenggaraan UKS. Pendidikan kesehatan yang dijalankan oleh puskesmas Tompaso berupa penyuluhan kesehatan mengenai PHBS dan pencegahan penyalahgunaan Napza, serta pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Kegiatan ini sudah terlaksana namun masih belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS. Dalam menciptakan lingkungan sekolah sehat, program UKS juga didukungoleh pihak-pihak terkait, namun masih terdapat keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah yang kurang memadai. Pelaksanaan program UKS Puskesmas Tompaso sudah berjalan namun belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS. Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga membuat pelaksanaan program UKS belum berjalan secara efektif.

Kata kunci: Program UKS Puskesmas, Pencegahan Penyalahgunaan Napza

ABSTRACT

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) as one of the means to increase the ability of healthy living and the health status of students, has Trias UKS which consists of health education, health services and healthy student life environment fostering. Unhealthy students behaviour can cause into drugs using. Data from North Sulawesi showed that junior high school students were predominant (37%) group for drug use. This research aims to know that effectiveness of the UKS program from Puskesmas on SMP Negeri 2 Tompaso with special review on prevention of drug abuse.

This is a qualitative research that was conducted at Puskesmas Tompaso on August to September 2016. Informants in this study were 2 staff from Puskesmas Tompaso and 2 staff from school whom were involved in UKS program.

Health education run by Puskesmas Tompaso includes health promotion about PHBS and drug prevention, also maintenance and health services. The program is already running but still not in accordance with the guidelines for the implementation of UKS. As for creating a healthy school environment, UKS program was supported by other stakeholders, but there were inadequate facilities and infrasturctures.

Program implementation of UKS Puskesmas Tompaso is already running but is still not in accordance with the guidelines for the implementation of the UKS. In addition, there were still inadequate facilities and infrastructure causing the implementation of the UKS program has not been running effectively.

(2)

PENDAHULUAN

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, oleh sebab itu program UKS menpunyai Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Effendy, 1998). Pembinaan dan pengembangan UKS sebagai upaya pendidikan kesehatan harus dilaksanankan secara terpadu, berencana, terarah dan bertanggungjawab serta membimbing,

menghayati, menyenangi dan

melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Depkes RI, 2004). Perilaku tidak sehat yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas sehingga terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan kriminal. Tantangan lain tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri.

Penyalahgunaan Napza kini merupakan salah satu masalah serius yang dirasakan baik tingkat lokal maupun

internasional (BNN 2010).

Penyalahgunaan Napza di Indonesia telah mencapai 4 juta jiwa dengan sebagian besar penyalahgunaan Napza

terjadi pada usia produktif dengan umur 10-59 tahun. Enam puluh koma tujuh persen penyalahgunaan Napza terjadi pada pendidikan tingkat SMA dan selebihnya

mahasiswa. Hal ini sangat

memprihatinkan karena menjadi ancaman bagi generasi yang akan datang, dimana generasi muda merupakan penerus cita-cita bangsa (BNN, 2015).

Data menunjukan bahwa pasien Napza di Sulawesi Utara berjumlah 737 orang, dengan laki-laki 594 (79,68%) pasien dan perempuan 143 (20,3%) pasien. Kalangan yang paling mendominasi adalah pelajar SMP (37%) dan SMA (32,5%). Data ini menunjukan bahwa mayoritas penggunaan Napza terjadi pada kalangan remaja, dengan jenis zat yang digunakan antaranya berupa ehabone, sabu-sabu, ganja sintetis, alkohol dan masrum (BNNP SULUT, 2015).

Data awal yang diperoleh dari Puskesmas Tompaso, pelaksanaan program Trias UKS telah terlaksana dengan baik. Salah satunya yaitu kegiatan penyuluhan pencegahan penggunaan Napza yang dilaksanakan pada akhir tahun 2015 yang bekerja sama dengan beberapa instansi pendidikan termasuk SMP Negeri 2 Tompaso yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tompaso. Namun untuk program pelayanan kesehatan di sekolah SMP Negeri 2 Tompaso belum terlaksana

(3)

sesuai dengan Pedoman UKS di Sekolah Tahun 2014.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Tompaso tentang efektivitas program UKS Puskesmas di SMP Negeri 2 Tompaso dengan tinjauan khusus pada pencegahan penyalahgunaan Napza.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Puskesmas Tompaso pada bulan Agustus - September 2016. Informan dalam penelitian ini diambil dari pihak puskesmas Tompaso berjumlah 2 orang dan dari pihak sekolah yang terlibat dalam penyelenggaraan UKS berjumlah 2 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan kesehatan

Puskesmas Tompaso memiliki beberapa program sesuai dengan Kemenkes tahun 2004 mengenai upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas salah satunya di dalamnya yaitu usaha kesehatan sekolah (UKS).

Berdasarkan hasil wawancara,

pelaksanaan pendidika kesehatan yang dijalankan oleh Pukesmas Tompaso terhadap SMP Negeri 2 Tompaso sudah berjalan dengan semestinya, antara lain dengan adanya penyuluhan PHBS dan

pencegahan penyalahgunaan Napza serta adanya peran aktif dari pihak sekolah dan pihak-pihak lainnya.

Sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 36 pasal 79 tahun 2009 tentang Kesehatan Sekolah menegaskan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pelaksana UKS adalah orang yang menjalankan kegiatan atau program dari UKS itu sendiri. Pelaksana UKS itu sendiri adalah roda yang menjalankan program UKS, dimana pelaksanaannya harus dilakukan dengan optimal dan penuh tanggung jawab agar program itu sendiri dapat terlaksana dengan baik. Keanggotaan Tim Pelaksana UKS terdiri dari kepala sekolah, guru pendidikan jesmani selaku pembina UKS, komite sekolah yaitu orang tua siswa serta puskesmas Tompaso yang menjadi pengerak pelaksanan UKS.

Penjelasan diatas lebih dipertegas

oleh Budiman (2015) bahwa

penyelenggaraan UKS dilakukan dengan peran aktif pemerintah pusat dan daerah, komite sekolah dan masyarakat. Hasil wawancara tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan, hampir semua informan mengetahui bentuk kegiatan

(4)

pendidikan kesehatan dan menjelaskan bahwa bentuk pelaksanaan pendidikan yang dijalankan oleh Puskesmas Tompaso adalah penyuluhan dan pelatihan kepada tenaga UKS dalam hal ini guru.

Pernyataan tersebut didukung oleh Saryono, dkk (2007) dalam penelitiannya tentang pelaksanaan trias usaha kesehatan sekolah di sekolah menegah pertama di

wilayah kecamatan Purwokerto

Kabupaten Banyumas menyimpulkan bahwa program pendidikan kesehatan di sekolah telah terlaksana di SMP wilayah Purwokerto Timur dan Barat. Sedangkan program pelayanan kesehatan di sekolah secara umum belum dilaksanakan, dan program pembinaan lingkungan sekolah sehat telah terlaksana di sekolah.

Pemeliharaan Dan Pelayanan Kesehatan

Hasil wawancara tentang bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan puskesmas Tompaso terhadap sekolah dalam hal ini SMP N 2 Tompaso, pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas berupa penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat serta pemeriksaan kesehatan secara fisik. PERMENKES RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada

masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.

Beberapa informan yang menjadi sumber triangulasi mengakui masih

terdapatnya kekurangan dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan, sehingga perlu dilakukan pembenahan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tidak

mengikuti pedoman dan teori

menyebabkan tidak efektifnya

pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini pelaksanaan program puskesmas harus memiliki pedoman sehingga mempermudah dalam pemeliharaan dan pelaksanaan kesehatan masyarakat sebagaimana dijelaskan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014 dalam buku Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan diperlukan kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai kebijakan apa yang diberikan dalam menunjang pelaksanaan program UKS dalam pemeliharaan dan pelayanan kesehatan disekolah semua informan hanya memberikan motivasi kepada tenaga kesehatan serta kerja sama lintas sektor. Budiman (2015) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program dan pengembangan UKS perlu

(5)

adanya kebijakan seperti optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Sehat

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan menyatakan bahwa dalam upaya untuk pembinaan lingkungan sekolah dilakukan dengan penyuluhan dan pembinaan agar dapat mengurangi masalah yang bisa timbul dari lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Bersama antar 4 Menteri RI no 6/X/PB/2014, No 73, 41, 81 tahun 2014 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik yang memperhatikan perilaku dan lingkungan hidup yang sehat, perlu pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah di setiap sekolah.

Menurut Kaddi SM (2014), beberapa upaya pemerintah dalam menanggulangi bahaya narkoba bagi remaja umumnya dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pre-emtif, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk menetralisir atau menghilangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan timbulnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang

seperti: a. melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada generasi muda khususnya remaja; b. melaksanakan penerangan, bimbingan, penyuluhan serta ceramah-ceramah kepada siswa, orang tua siswa, dan tokoh-tokoh masyarakat. 2. Preventif, yaitu kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan

kesempatan untuk terjadinya

penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang seperti kegiatan karang taruna. 3. Pepresif, yaitu kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengadakan penyidikan terhadap pelaku penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang sehingga dapat diajukan ke pengadilan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada puskesmas Tompaso menyatakan bahwa untuk sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah lengkap dan memenuhi standarisasi. Namun didapatkan pernyataan berbeda dari informan yang ada di SMP Negeri 2 Tompaso yang menyatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana yang memadai sehingga pelaksanaan program kurang berjalan dengan efektif karena sarana dan prasarana merupakan salah satu atribut atau pelengkap UKS, kurang sarana dan prasarana seperti alat-alat kesehatan dan obat-obatan, sebab keberhasilan suatu program tergantung pada sarana dan prasarana yang

(6)

mendukung. Notoadmodjo (2010) menejelaskan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, serta kebersihan pokok yang memadai contohnya seperti tersedianya tempat cuci tangan, tersedianya klinik atau sekurang-kurangnya ruang dan peralatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), adanya tenaga terlatih untuk P3K, serta tersedianya alat-alat medis sederhana seperti alat pengukur suhu badan, alat pengukur tekanan darah, timbangan badan dan sebagainya.

KESIMPULAN

1. Pendidikan kesehatan yang dijalankan oleh Puskesmas Tompaso sudah terlaksana lewat penyuluhan kesehatan (PHBS dan pencegahan penyalahgunaan Napza) kepada siswa SMP Negeri 2 Tompaso dan pelatihan kepada tenaga UKS, namun belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS di sekolah serta dibutuhkan peran aktif dari setiap lintas sektor.

2. Pemeliharan dan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Tompaso, belum sesuai dengan

pedoman pada pencegahan

penggunaan Napza. Serta

implementasinya di SMP Negeri 2

Tompaso khususnya pelaksanaan pelayanan kesehatan secara fisik pada bulan Januari sampai bulan Agustus tahun 2016 belum terealisasi.

3. Dalam menciptakan lingkungan sekolah sehat yang dijalankan oleh puskesmas Tompaso dan SMP Negeri 2 Tompaso terdapat intervensi dari pihak-pihak terkait dalam upaya pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Namun tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang belum memadai pada SMP Negeri 2 Tompaso berupa fasilitas pelayanan kesehatan contohnya ruang UKS, tempat cuci tangan, peralatan P3K, serta alat-alat medis dan sebagainya sehingga

membuat tidak efektifnya

pelaksanaan program.

SARAN

1. Puskesmas Tompaso, perlu memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), sumber daya manusia berupa tenaga pelaksana, pedoman dalam melaksanakan program UKS dan melengkapi sarana dan prasarana UKS yang memadai agar pelaksanaan program dapat berjalan efektif dan ada

(7)

baiknya pelaksanaan program UKS dilaksanakan triwulan.

2. SMP Negeri 2 Tompaso, perlu kiranya untuk terus meningkatkan pelaksanaan program Trias UKS sehingga kesehatan siswa lebih terjamin kualitasnya, serta lebih lagi meningkatkan koordinasi dengan pihak puskesmas dalam pelaksanaan program.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai efektivitas program UKS puskesmas pada sekolah menegah pertama dengan ditinjau khusus pada pencegahan penyalahgunaan Napza.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman. 2015. Isu Tataran Kesehatan Masyarakat. Refika Aditama. Bandung

Badan Narkotika Nasionl. 2010. Hasil Penelitian Jumlah Pasien Koban Penyalahguna Narkoba

Di Tempat Terapi dan

Rehabilitas Di 13 Provinsi Di Indonesia. (Online). diakses pada 5 agustus 2016.

Badan Narkotika Nasional. 2015. Laporan Akhir Survey Nasional P

erkembangan Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta

Badan Narkotika Nasional Provinsi SULUT. 2015. Data Rehabilitasi Penguna Napza di Sulut. Manado Depkes RI. 2004. Kualitas Sumber Daya

Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan. (Online). diakses tanggal 2 agustus 2016.

Effendy, N. 1998. Dasar -dasar Keperawat an Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC

Kemenkes, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun

2004, Kebijakan Dasar

Puskesmas. Jakarta

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan . 2014. Pedoman Pelaksanaan UKS Di Sekolah. Jakarta

Kaddi SM. 2014. Strategi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba di Kabupaten Bone. Jurnal Academica Fisip Untad, 6 (1): 1178-1185

Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta

Saryono, dkk. 2007. Pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Kecamatan Purwokerto

(8)

Kabupaten Banyumas. Jurnal

Keperawatan Soedirman (The

Soedirman Journal Of Nursing). Vol. 2. No. 2.

PERMENKES RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyara kat

Peraturan Bersama Antar 4 Menteri RI no 6/X/PB/2014, No 73, 41, 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan

Dan Pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah

Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli (Studi Korelasional tentang Pengaruh Strategi Penjualan Produk Fashion melalui

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai gambaran struktur navigasi, peta navigasi, rancangan setiap halaman, langkah-langkah

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan kulit buah naga merah dan ubi ungu jalar berpengaruh nyata terhadap atribut kekentalan sirup yang dihasilkan secara

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pada hari Rabu Tanggal Dua Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh, dimulai pukul 10.15 WIB bertempat di Portal LPSE Kementrian Keuangan Selaku Panitia Pengadaan Pekerjaan Rehabilitasi

(1993), dadih yang baik berwarna putih dengan konsistensi menyerupai susu asam. (yoghurt) dan beraroma khas susu

Karakteristik yang diamati: densitas, porositas, kekerasan (Hv), kuat patah, koesien ekspansi termal dan analisa struktur mikro dengan menggunakan XRD dan

Rangsangan yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam strategi pembelajaran ini diharapkan motivasi belajar siswa meningkat dan pada akhirnya siswa akan merasakan