• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Nutrisi Dadih Susu Kerbau Dan Susu Kambing Dengan Menggunakan Bambu Ampel (Bambusa Vulgaris) Dan Bambu Gombong (Gigantochloa Verticilata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Nutrisi Dadih Susu Kerbau Dan Susu Kambing Dengan Menggunakan Bambu Ampel (Bambusa Vulgaris) Dan Bambu Gombong (Gigantochloa Verticilata)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Susu Kerbau

Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari

pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa serta berbagai

jenis vitamin (Susilorini, 2006).

Susu mengandung berbagai macam nutrisi penting seperti protein, lemak,

karbohidrat, vitamin B, vitamin A dan vitamin D. Selain itu, susu juga merupakan

sumber mineral dan kalsium (Varnam dan Sutherland, 1994). Mineral yang

terdapat dalam air susu adalah Ca, P, Na, Zn, Mg, Cl, Fe, S, dan mineral essensial

lainnya (Rahman et al., 1991).

Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dibandingkan

susu sapi. Rasa susu kerbau lebih pekat karena mengandung lebih 16 % bahan

kering (total solid) dibandingkan susu sapi yang hanya 12-14 %. Kadar lemak

susu kerbau 50-60% lebih banyak dari susu sapi (6-8% vs 3-5%). Protein susu

kerbau lebih banyak mengandung kasein, sedikit lebih albumin, dan globulin dari

susu sapi (Sudono,1999).

Bahan-bahan dasar yang terdapat didalam susu kerbau antara lain protein,

lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Dari bahan dasar tersebut dapat

dikembangkan bermacam-macam produk olahan susu yang mendasarkan pada ciri

dan sifat bahan dasar tersebut. Selain hasil utama susu kerbau perah mempunyai

hasil samping lainnya yakni gudel (keturunannya), kotoran dan daging setelah

masa kehidupan produktifnya terlampaui (Mudgal, 1999).

Secara umum, komposisi susu kerbau sama dengan susu sapi dan ruminan

(2)

proporsi yang berbeda-beda. Susu kerbau umumnya lebih kaya lemak daripada

susu sapi, sedangkan komponen gizi lainnya relatif sama. Meskipun demikian,

susu kerbau memiliki ciri khas seperti ketiadaan karoten, sehingga membuat

warna susu lebih putih daripada susu sapi (Murti, 2002).

Susu kerbau jauh lebih banyak mengandung lemak susu (butterfat) dari

pada susu sapi, dimana kandungan lemaknya biasanya sampai 15 % dibawah

kondisi pengelolahan yang baik. Susu kerbau dipakai untuk membuat makanan

yang sama dengan makanan yang dibuat dari sapi seperti yogurht, manisan, ice

cream dan berbagai tipe keju (Wiliamson dan Payne, 1993).

Susu kerbau dapat diminum orang yang alergi minum susu sapi dan baik

untuk orang yang mengalami gangguan sistem pencernaan. Adapun komposisi

dari susu kerbau dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi dari susu kerbau

Komposisi Persentase Komposisi (%)

Lemak 7,4

Protein 3,8

Laktosa 4,9

Abu/Mineral 0,78

BKTL (Bahan Kering Tanpa Lemak) 9,8

Air 83,1

Sumber (Warner, 1976)

Susu Kambing

Susu kambing telah dikenal sejak dahulu tetapi ketenaranya masih kalah

dengan susu sapi. Jika dibandingkan susu sapi, susu kambing memiliki beberapa

perbedaan dalam segi warna dan bentuk globular lemak. Susu kambing memiliki

warna yang lebih putih dan globular lemak susu yang lebih kecil daripada susu

(3)

warna putih pada susu kambing berasal dari cahaya yang direfleksikan oleh

globla-globula lemak (Blakely dan Bade, 1991).

Susu kambing adalah susu yang memiliki aroma yang khas dengan nilai

gizi yang tinggi. Karakteristik susu kambing, yaitu warnanya lebih putih, globula

lemak susunya lebih kecil, lemak susu kambing lebih mudah dicerna serta

mengandung mineral, kalsium, vitamin A, E dan B kompleks yang lebih tinggi

sehingga dapat dikonsumsi bagi orang yang alergi terhadap susu sapi karena tidak

mengandung beta lactoglobulin yang bersifat allergen

(Budiana dan Susanto, 2005)

Susu kambing di kenal karena kandungan nutrisinya yang tinggi.

Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing memiliki perbedaan karakteristik,

yaitu warna lebih putih, lemaknya lebih mudah di cerna, card proteinnya lebih

lunak sehingga memungkinkan untuk dibuat keju yang spesial, mengandung

mineral (kalsium, fospor, vitamin A, dan vitamin B komplek) yang lebih tinggi,

dan dapat diminum oleh orang yang alergi susu sapi dan oleh orang yang

mengalami berbagai penyakit pencernaan (Blakely dan Bade, 1998).

Menurut Moelijanto et al., (2002), kandungan susu kambing lebih baik

daripada kandungan susu sapi, karena komposisi kimiawinya hampir setara

dengan air susu ibu (ASI). Susu kambing dalam 100 g mengandung protein 3,6 g,

lemak 3,8 g dan berbagai vitamin serta mineral.

(4)

No. Komposisi Kambing Sapi ASI

Sumber : I Ketut Sutama et al (1997), Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor

Teknologi pengolahan susu bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah,

keamanan pangan, preferensi konsumen dan kegiatan agroindustri dibidang susu.

Teknologi pengelolahan susu biasanya diawali dengan teknologi penanganan susu

yang baik, sejak dari proses pemerahan hingga susu siap diolah untuk menjadi

produk-produk yang bernilai gizi tinggi seperti olahan susu menjadi yoghurt atau

dadih (Abu Bakar, 2011).

Dadih

Di Sumatera Barat, susu kerbau diolah menjadi dadih yang dimakan

dengan gula aren. Cara membuat dadih adalah susu disimpan selama 2 hari dalam

tabung bambu sampai serum susu dan gumpalan bekuan susu (dadih) terpisah. Di

Aceh susu kerbau diolah menjadi minyak samin (mentega). Caranya susu

didiamkan selama 24 jam dalam ember atau belanga untuk memisahkan kepala

susu dengan serum susu. Kepala susu kemudian diuapkan airnya, sehingga

(5)

disaring untuk dipisahkan lemak (mentega, minyak samin) dengan bekuan protein

susu (Rukmana, 2003).

Dadih Sumatera Barat dibuat dengan bahan dasar susu kerbau dengan

mengandalkan jasad renik yang ada di alam sebagai inokulan tanpa menggunakan

starter tambahan. Para peternak melakukan pengolahan dadih seperti yang

dilakukan secara turun menurun tanpa mengalami perbaikan teknik

pengolahannya. Pada dasarnya dadih termasuk produk fermentasi seperti kefir dan

yoghurt (Sirait et al., 1994).

Dadih merupakan susu fermentasi asli dari daerah Sumatera Barat

berwarna putih dengan konsistensi agak kental menyerupai tahu. Dadih secara

tradisional dibuat dari susu kerbau yang ditempatkan dalam bambu dan ditutup

dengan daun pisang yang dilayukan dan dibiarkan terfermentasi secara alamiah

pada suhu ruang selama 48 jam (Sugitha, 1995).

Dadih merupakan gumpalan susu kerbau yang tidak berubah atau pecah

yang dihasilkan dengan memeram susu pada suhu kamar (27°C). Dadih berwarna

putih seperti tahu dan dikonsumsi dengan menggunakan sendok. Menurut Sirat

(1993), dadih yang baik berwarna putih dengan konsistensi menyerupai susu asam

(yoghurt) dan beraroma khas susu asam. Secara Umum dadih mempunyai cita

rasa yang khas asam dengan aroma perpaduan antara bambu dan susu, berwarna

putih kekuningan dengan tekstur kental. Dadih yang disukai konsumen adalah

berwarna putih, bertekstur lembut dengan aroma spesifik

(Sisriyenni dan Zurriyati, 2004).

Menurut Sirait dan Setiyanto (1995), dadih yang bermutu baik pada

(6)

(yogurt) serta mempunyai bau yang khas. Mengandung protein lebih tinggi

daripada Yoghurt. Protein merupakan salah satu komponen gizi yang tersusun

dari asam amino yang dirangkai dengan ikatan peptida, dibutuhkan untuk

pertumbuhan sel tubuh. Komponen yang komplek ini akan berdegradasi pada

kondisi lingkungan yang cocok menjadi asam amino terkecil yang diutamakan

(Fardiaz, 1992). Protein dalam dadih mempunyai daya cerna yang tinggi

dibandingkan susu segar, hal ini disebabkan telah terdegradsi akibat proses

fermentasi. Degradasi akan menyederhanakan molekul protein menjadi lebih

mudah dicerna (Sugitha dan Aidi, 1998).

Tabel 3. Komposisi Kimia Dadih dan Yoghurt

Komposisi Kimia Dadih Yoghurt

Kadar air (%) 84,35 90,78

Protein (%) 5,93 3,91

Lemak (%) 5,42 0,07

Karbohidrat (%) 3,34 4,32

Keasaman (Sebagai as.Laktat) 1,28 1,49

pH 4,10 3, 40

Sumber : Yudoamijoyo dkk., 1983.

Proses pembuatan dadih susu kerbau yang dilakukan oleh masyarakat di

Kabupaten Solok Sumatera Barat, ditemukan secara tidak sengaja. Masyarakat di

wilayah tersebut umumnya mengkonsumsi susu kerbau dan menyimpannya dalam

tempurung kelapa. Setelah dua hari susu menggumpal dan terdapat cairan

berwarna kehijauan yang memisah (Sayuti, 1992).

Pengelolahan dadih pada umumnya masih dilakukan secara tradisional

(Sirait,1993). Dadih yang diproduksi di Sumatera Barat menggunakan bahan

dasar susu kerbau dengan mengandalkan jasad renik yang ada di alam sebagai

(7)

Fermentasi Pada Dadih

Fermentasi terjadi dengan mengandalkan mikroba yang ada di alam atau

tanpa menggunakan starter tambahan (Rahman et al.,1992). Mikroba yang

diisolasi dari dadih diperkirakan berasal dari daun pisang sebagai penutup, susu

kerbau dan bambu pada saat disiapkan (Naiola, 1995).

Fermentasi dalam pembuatan dadih mengandalkan jasad renik yang ada di

alam sebagai inokulum. Mikroba tersebut diperkirakan berasal dari tabung bambu

sebagai wadah (Zakaria et al, 1998), dapat juga dari daun pisang penutup tabung

atau dari susu itu sendiri (Yudoamijoyo dkk., 1983). Proses pembuatannya secara

lengkap sebagai berikut pada Gambar 1:

Dadih berasal dari susu kerbau yang baru diperah langsung dimasukkan ke

dalam tabung bambu dan ditutup menggunakan daun pisang atau plastik. Susu

kerbau tersebut di fermentasi secara alami dalam suhu ruang selama 1-2 hari

sampai terbentuk gumpalan. Masyarakat Sumatera Barat beranggapan bahwa

(8)

dadih. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat sehubungan

dengan keterbatasan susu kerbau yang meningkatkan terbatasnya, produksi dadih

dan mahalnya harga dadih ( Surajudin, 2005).

Menurut Sirat (1993) dadih diperoleh dari susu kerbau yang

difermentasikan secara alami yang diperkirakan berasal dari daun pisang sebagai

penutup bambu dan susu itu sendiri (Yudoamijoyo et al., 1983), serta tabung

bambu yang digunakan (Zakaria et al., 1999).

Proses fermentasi dilakukan pada suhu kamar selama 24-48 jam. Dadih

berwarna putih dan bentuknya mirip tahu yang dapat dipotong. Dadih dikonsumsi

langsung dengan memakai sendok ataupun diolah. Pada umumnya dadih

dimanfaatkan sebagai lauk pauk, makanan selingan, pelengkap upacara adat dan

sebagai obat-obatan tradisional (Sughita dan Aidi, 1998).

Bambu Gombong (Gigantochioa verticilate) dan Bambu Ampel (Bambusa vulgaris)

Sayuti (1992) menyebutkan bahwa ada tiga hal pokok dalam proses

pembuatan dadih yaitu persiapan bambu, pemerahan dan proses terjadinya dadih.

Bambu yang digunakan adalah jenis bambu gombong (Gigantochioa verticilate)

dan bambu ampel (Bambusa vulgaris). Jenis bambu tersebut dipilih karena

rasanya pahit sehingga tidak disukai semut. Selanjutnya dadih ditutup daun talas,

daun pisang, plastik maupun tanpa penutup.

Bambu yang umum digunakan untuk pembuatan dadih adalah bambu

gombong (Gigantochloa verticillata) dan bambu ampel (Bambusa vulgaris)

(Azria, 1986). Jenis bambu ini memiliki rasa pahit sehingga tidak disukai semut.

(9)

bahkan dibiarkan tanpa penutup sesuai dengan kebiasaan masing-masing daerah

(Suryono, 2003).

Bambu gombong mempunyai buluh berwarna hijau kekuning-kuningan

dengan garis-garis kuning yang sejajar dengan buluhnya. Bambu ini memiliki

keunggulan yaitu daya serap airnya tinggi. Bambu ampel merupakan bambu yang

umumnya dimiliki oleh warga sehingga bambu ini juga sering dipakai dalam

pembuatan dadih karena tidak perlu membeli. Selain itu, keunggulan dari kedua

jenis bambu ini adalah keduanya memiliki rasa pahit sehingga dapat

menghindarkan semut (Sayuti, 1992).

Mikroorganisme diduga dari permukaan tabung bambu bagian dalam,

permukaan daun penutup, dan dari susu yang digunakan. Mikroorganisme tersebut

adalah bakteri asam laktat (BAL). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa dadih

mengandung bakteri baik yaitu asam laktat (Lactobacilus casei) yang potensial

sebagai probiotik. Asam laktat didalam dadih berperan dalam pembentukan

tekstur dan cita rasa (Usmiati et al, 2011).

Kandungan Nutrisi Dadih

Kandungan nutrisi dadih bervariasi, bergantung pada daerah produksinya.

Menurut Sirait dan Setiyanto (1995), dadih mengandung air 82,10 %, protein

6,99%, lemak 8,08%, keasaman 13,15°D, dan pH 4,99. Kandungan laktosa dadih

5,29%, pH 3,4 serta daya cerna protein cukup tinggi (86,4-97,7%). Dadih

mengandung 16 asam amino (13 asam amino esensial dan tiga asam amino

nonesensial) sehingga dapat menjadi makanan bergizi yang mudah diserap tubuh,

(10)

Menurut Pato (2003) dadih mengandung protein tinggi 39,8% dengan

kandungan asam amino esensial yang cukup lengkap, kalsium serta vitamin B dan

K yang terbentuk selama proses fermentasi. Secara umum dadih mengandung

protein dan lemak yang tinggi dengan kandungan protein rata-rata 6,75%.

Dadih asal Kabupaten Agam dan Solok, Sumbar mengandung protein dan

lemak relatif lebih tinggi dibanding yogurt susu sapi sapi sehingga kadar

proteinnya 4,08%, lemak 2,61 % (Sunarlim dan Setiyanto, 2001).

Tabel 4. Rata-rata zat gizi dadih dari Kabupaten Agam, Solok dan Sijunjung

Karakteristik Rata-rata nilai

Dadih mengandung 16 jenis asam amino dari 22 asam amino yang ada di

alam. Dengan demikian dadih mengandung berbagai jenis asam amino

(esensial dan non esensial dalam jumlah yang cukup banyak)

(Sughita dan Aidi, 1998).

Kadar Protein

Menurut Sumarlim (2009) salah satu komposisi susu yang paling berperan

dalam fermentasi adalah laktosa, terbentuknya asam laktat hasil fermentasi laktosa

susu dengan enzim laktase dari BAL.

Laktosa merupakan sumber karbon optimal bagi bakteri asam laktat yang

digunakan sehingga dapat menyebabkan protein meningkat. Semakin banyak

(11)

tinggi, sehingga semakin banyak nilai protein yang dihasilkan sebagai

metabolismenya (Yusmarini dan Raswen, 2004).

Menurut Karmana (2007), fermentasi pada susu biasanya dilakukan oleh

bakteri Streptococcus dan Lactobacillus, yang akan merombak laktosa menjadi

asam laktat. Berarti semakin lama pemeraman asam laktat yang terbentuk akan

semakin banyak dan pH akan turun karena suasana menjadi asam, yang akan

menyebabkan protein pada susu (kasein) menggumpal.

Kadar protein pada dadih selain berasal dari protein susu juga berasal dari

protein dalam bakteri itu sendiri yang dapat menyumbangkan sekitar 7% dari total

protein susu atau produk olahan susu (Gulo, 2006)

Kadar Lemak

Menurut Wahyuni (2009) yang menyatakan bahwa kadar lemak dapat

meningkat karena adanya aktivitas sejumlah bakteri dalam bambu terdapat bakteri

asam laktat yaitu Lactobacillus sp, sehingga kandungan lemak pada dadih pun

akan meningkat karena bakteri tersebut dapat membentuk asam lemak dan

gliserol.

Semakin banyaknya asam lemak yang dapat diuraikan oleh BAL maka

semakin tinggi kadar lemaknya. Kadar lemak pada dadih akan meningkat namun

dadih tidak berbahaya apabila dikonsumsi oleh penderita hiperkolesterol

(Winarno, 1993).

Peningkatan kadar lemak dadih dibandingkan kadar lemak susu bahan

baku dadih dipengaruhi oleh aktivitas BAL yang terdapat dalam bambu, terutama

produksi enzim triasilgliserol lipase yang dapat membentuk asam lemak dari

(12)

pH

Menurut Soeparno et al (2001) yang menyatakan bahwa perubahan pH

susu disebabkan karena terbentuknya asam laktat dari laktosa karena adanya

bakteri pembentuk asam laktat. Keasaman dadih selain tergantung pada

kandungan protein juga dipengaruhi oleh aktivitas bakteri yang merombak laktosa

menjadi asam laktat sehingga dadih menjadi asam.

Peningkatan kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan

kultur BAL terlihat selama 24 jam. Hal ini diduga karena bakteri-bakteri starter

menghasilkan asam laktat melalui persatuan waktu sehingga menyebabkan

Gambar

Tabel 3. Komposisi Kimia Dadih dan Yoghurt
Tabel 4. Rata-rata zat gizi dadih dari Kabupaten Agam, Solok dan Sijunjung

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya dalam membagun branding yang bisa mengangkat produk-produk bordir Pedurenan adalah pertama-tama menampilkan kembali Produk Bordir secara Tekstual

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan bentuk usaha ternak kambing PE pada analisis financial usaha, masalah yang dihadapi peternak kambing

Berdasarkan hasil ini dapat dilihat bahwa nilai t hitung > t tabel dengan nilai signifikansi < 0,05 yang artinya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap

Jelaskan secara rinci siapakah yang akan menjadi responden dalam penelitian ini apakah *anak usia 2 bulan sampai 15tahun” seperti yang di sebutkan di form etik atau juga

Based on the review of the revised development results, the following conclusions can be drawn: (1) the results of the development in this study are Student

[r]

Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pangan Menjadi Kelapa Sawit Di Bengkulu : Kasus Petani Di Desa Kungkai Baru.. Pengaruh Transformasi Lahan Pertanian

The Use of RAFT (Role, Audience, Format, Topic) Strategy to Improve Students’ Writing Ability of the Tenth Grade Students of SMAN 1 Getasan in the Academic Year of